Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa Dalam Pelayanan Pertolongan Persalinan di Kabupaten Batubaru Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang didapat oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Seodarmayanti,2004.)
Menurut Moehariono (2009), kinerja atau performance merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi oganisasi yang dituangkan
melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Ilyas (2002), menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil karya
personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan
kerja personel tidak terbatas pada personel yang memangku jabatan fungsional
maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel yang ada
dalam organisasi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa kinerja
adalah hasil pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan
pengorganisasian seseorang diukur berdasarkan standar yang berlaku untuk suatu
pekerjaan.


Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kinerja
Menurut Gibson (1995), ada 3 variabel yang berpengaruh terhadap kinerja:
1) Variabel individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja tingkat sosial dan demografi seseorang.
2) Variabel psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja
3) Variabel organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan (reward system). Sub variabel individu merupakan faktor
utama yang memengaruhi kinerja individu, karena seorang individu masuk
dan bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang sosial
budaya, dalam hal ini status perkawinan dan tempat tinggal serta
keterampilan yang berbeda satu sama lainnya. Sementara sub variabel
psikologis seperti persepsi peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan
kerja merupakan hal yang komplet dan sulit diukur. Sedangkan variable
organisasi berefek tidak langsung terhadap kinerja individu
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1


Gambar 1.1. Diagram skematis teori dan kinerja Gibson.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal), adalah suatu proses yang
digunakan pimpinan untuk menetukan apakah seorang tenaga erja melakukan
pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya (Mangkunegara, 2009).
Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan
sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi
pengembangannya. Menurut Simamora (2004), penilaian kinerjaadalah proses
yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
tenaga kerja.
Menurut Moehariono (2009), penilaian kinerja sangat penting memfokuskan
dan mengarah karyawan terhadap tujuan strategis pada penempatan, penggantian,
perencanaan dan tujuan perencanaan pengembangan sumber daya manusia. Dapat
disimpulkan penilaian kinerja merupakan :
1. Sebagai alat yang baik untuk menentukan apakah karyawan telah
memberikan hasil kerja yang memadai dan sudah melaksanakan aktifitas
kinerja sesuai dengan standar kerja yang telah di tetapkan organisasi

2. Sebagai cara untuk menilai kineja karyawan dengan melakukan penelitian
tentang kekuatan dan kelemahan karyawan.
3. Sebagai alat baik untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat
rekomendasi perbaikan dan pengembangan selanjutnya.
2.1.4

Indikator Pengukuran Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu

ada enam macam, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) Kualitas kerja, yaitu kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan
tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2) Kuantitas,yaitu jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3) Ketepatan waktu,merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang dilihat dari hasil output dengan memanfaatkan waktu yang tersedia.
4) Efektivitas,yaitu tingkat penggunaan sumber daya organisasi dengan maksud

meningkatkan hasil kerja (produktifitas).
5) Kemandirian, yaitu tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya.
6) Komitmen kerja, yaitu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
2.1.5

Metode Pengukuran Kinerja
Terdapat beberapa metode untuk mengukur kinerja karyawan, salah satu

metode yang dirasakan cukup efektif adalah metode 360 derajat (360 degree
feedback). Seperti namanya, proses ini mencakup penilaian dari beragam titik,
yakni penilaian dari diri sendiri, dari atasannya, kemudian dari rekan kerjanya,
serta juga penilaian dari bawahan (bagi karyawan yang punya bawahan). Dalam
metode 360 derajat, terdapat beberapa cara penilaian kinerja yang secara strategis
dapat mengungkap kinerja bawahan secara lebih komprehensif, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) Penilaian atasan

Banyak organisasi yang menganggap atasan lebih mengetahui pekerjaan dan
kinerja bawahan daripada siapapun dan karena itu organisasi memberikan seluruh
tanggung jawab penilaian kepada atasan.
2) Penilaian diri sendiri
Penilaian diri sendiri dilakukan oleh bawahan, terutama melalui
partisipasinya dalam menetapkan tujuan. Bawahan yang berpartisipasi dalam
penilaian mungkin akan lebih terlibat dan punya komitmen pada tujuan.
Partisipasi bawahan mungkin juga akan membantu menjelaskan peran karayawan
dan mengurangi konflik peran.
3) Penilaian rekan sejawat atau anggota tim
Penilaian kinerja oleh anggota tim mulai populer dan meningkat saat
memasuki abad ke-21. Alasan penggunaan cara ini adalah bahwa penilaian rekan
sejawat terlihat sebagai alat prediksi kinerja masa mendatang yang bermanfaat.
4) Penilaian ke atas atau terbalik
Cara ini merupakan penilaian yang dilakukan oleh karyawan untuk melihat
dan bagaimana opininya tentang manajemen organisasi. Meskipun karyawan tidak
punya akses ke informasi tentang dimensi kinerja penyeliaan, tetapi mereka sering
punya akses ke informasi tentang interaksi penyelia bawahan.
5) Penilaian pelanggan
Cara ini merupakan penilian yang dilakukan oleh pelanggan untuk menilai

kinerja karyawan dan pimpinan organisasi melalui kualitas pelayanan yang
diberikan dan kualitas produk jasa atau barang yang ditawarkan oleh organisasi.

Universitas Sumatera Utara

2.2. Bidan
2.2.1 Pengertian Bidan
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas penting
dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas, dan
menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir (prenatal care). Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan,
deteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan
melaksanakan tindakan kedaruratan dimana tidak ada tenaga bantuan medik.
Bidan mempunyai tugas penting dalam pendidikan dan konseling, tidak hanya
untuk klien tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1990).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/ Menkes/Per/IX/1989
tentang wewenang bidan, bidan ialah seseorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
Bidan juga dinamakan midwife atau pendamping istri. Kata bidan berasal

dari bahasa Sansekerta yaitu wirdhan yang artinya wanita bijaksana, namun ada
juga yang mengartikan bahwa bidan adalah dukun yang terdidik. Pada saat ini
pengertian bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan
kebidanan yang diakui dan mendapatkan lisensi untuk melaksanakan praktek
kebidanan (Sofyan et.al, 2006)
2.2.2 Pengertian Bidan Desa
Bidan desa ialah bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa,
mempunyai wilayah kerja 1 desa dalam melaksanakan tugas pelayanan medis,

Universitas Sumatera Utara

baik di dalam maupun di luar jam kerjanya. Bidan desa harus tetap bertanggung
jawab kepada Puskesmas di wilayah Kecamatan, ditempatkannya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak (Depkes RI, 1994).
Dasar pelaksanaan penempatan bidan di desa ini sesuai dengan
kebijaksanaan Departemen Kesehatan yang telah disebarluaskan keseluruh
propinsi dengan surat edaran Direktur Jenderal Pembina Kesehatan Masyarakat
No. 429/Binkesmas/DJ/ III/89 pada tanggal 29 Maret 1989.
2.2.3 Tujuan Penempatan Bidan Desa
Tujuan penempatan bidan di desa secara umum adalah untuk

meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan
posyandu dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan
menurunkan angka kelahiran, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
berprilaku hidup sehat.
Secara khusus tujuan penempatan bidan di desa adalah:
a

Mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

b

Menurunkan tingkat fertilitas, sehingga menurunnya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan meneruskan penurunan angka kematian bayi yang pada lima tahun
terakhir sudah mengalami penurunan cukup besar

c

Merupakan upaya untuk memperluas jangkauan kualitaspelayanan kesehatan
ibu dan anak disamping untuk mendekatkan pelayanan kesehatan lainnya.


2.2.4 Tugas Pokok Bidan Desa
Dalam buku panduan bidan di tingkat desa yang dikeluarkan oleh Depkes
RI (1996), tugas pokok bidan desa adalah :

Universitas Sumatera Utara

1.) Melaksanakan pelayanan KIA, khususnya dalam mendukung pelayanan
kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas, pelayanan kesehatan bayi dan anak
balita serta pelayanan KB.
2.) Mengelola program KIA di wilayah kerjanya dan memantau pelayanan KIA di
wilayah desa berdasarkan data riil sasaran dengan menggunakan PWS-KIA.
3.) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung pelaksanaan
pelayanan KIA, termasuk pembinaan dukun bayi dan kader. Pembinaan
wahana/forum peran serta masyarakat yang terkait melalui pendekatan kepada
pamong dan tokoh setempat.
Dalam menjalankan fungsinya bidan di desa sebagai pemberi pelayanan
kesehatan diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah
kerjanya serta melakukan pelayanan secara aktif artinya selain menetap atau
menunggu pasien
di tempat pelayanan/polindes, namun juga melakukan kegiatan pelayanan keliling

dan kunjungan rumah sesuai kebutuhan (Depkes RI, 1996).
2.2.5 Fungsi Bidan Desa
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,
menangani persalinan, pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis
kontrasepsi.
2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan,
yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
4. Membina kelompok dasa wisma dibidang kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

5. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya
masyarakat.
6. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada puskesmas
kecuali dalam keadaan darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
7. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian
kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit dan berusaha mengatasi sesuai dengan
kemampuan.
2.2.6 Kegiatan Pelayanan Kesehatan oleh Bidan Desa

Pelayanan adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk memberikan
pertolongan, bimbingan, pendidikan, perlindungan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik
Secara luas pelayanan mencakup fungsi pengembangan menyangkut bidan
pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, perumahan maupun bentuk - bentuk
pelayanan umum lainnya.
Sesuai dengan kewenangan bidan yang diatur oleh Peraturan Menteri
Kesehatan No.363/Menkes/Per/IX/1989, maka kegiatan bidan Puskesmas yang
ditempatkan di desa adalah sebagai berikut:
a. Mengenal wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta
sistem pemerintahannya.
b. Merencanakan dan menganalisa data serta mengidentifikasikan masalah
kesehatan untuk merencanakan penanggulangannya.
c. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan
melaksanakan Pertemuan Tingkat Desa (PTD), Survei Mawas Diri (SMD) dan

Universitas Sumatera Utara

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang diikuti dengan menghimpun dan
melatih kader sesuai dengan kebutuhan.
d. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan
langsung dimeja lima pada saat kegiatan Posyandu dalam wilayah kerjanya,
terutama pelayanan KIA dan KB serta membantu pelaksanaan imunisasi.
e. Memberikan pertolongan persalinan.
f.

Memberikan pertolongan kepada pasien (orang sakit), kecelakaan dan
kedaruratan.

g. Kunjungan rumah dan perawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja bidan.
h. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan dan
membantu deteksi ibu hamil risiko tinggi.
i. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah
kerjanya.
j. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala kepada
Puskesmas sesuai dengan ketentuan.
k. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan/pengobatan tindak
lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk oleh Puskesmas.
(Depkes.1990)
Dari hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh bidan desa cenderung dalam pelayanan tingkat dasar pertama.
Selain membantu penurunan angka kematian dan peningkatan kesehatan ibu dan
anak termasuk keluarga berencana. Bidan desa juga membantu memberikan
pengobatan pertama pada desa juga membantu memberikan pengobatan pertama

Universitas Sumatera Utara

pada masyarakat yang membutuhkan pertolongan dalam pelayanan kesehatan
sebelum pasien mendapat pertolongan yang lebih efisien di rumah sakit
2.3.Kinerja Bidan Di Desa
2.3.1 Pengertian Kinerja Bidan Desa
Beberapa pengertian kinerja atau prestasi kerja atau unjuk kerja
dikemukakan oleh sejumlah penulis buku Manajemen Sumber Daya Manusia di
antaranya pendapat Ilyas menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil kerja
personal baik secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan hasil personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada
pemangku jabatan struktural ataupun fungsional semata (Ilyas, 2002).
Istilah kinerja menurutpakar pendidikan Indonesia didefinisikan adalah
ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan
motivasi dalam menghasilkan sesuatu (Ardana, 2008). Istilah kinerja atau prestasi
kerja merupakan istilah yang berhubungan dengan kualitas dan produktivitas di
luar hasil (output) pekerjaan seseorang atau sekelompok orang sehingga untuk
memperbaiki prestasi kerja seseorang/kelompok merupakan bagian yang penting
dengan seluruh tingkat manajemen (Akmad, 2004).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) berupa produk atau
jasa yang dicapai seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugasnya, baik
kualitas maupun kuantitas melalui sumber daya manusia dalam melaksanakan
tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian kinerja bidan adalah sesuatu yang dicapai oleh seorang
bidan dalam melaksanakan kegiatannya baik tugas pokok maupun kegiatan
administrasi,kegiatan pembinaan serta kegiatan lain-lain yang dapat mendukung
keberhasilan tugas-tugasnya. Jadi kinerja merupakan prestasi yang diperlihatkan
oleh bidan tersebut serta hal ini tentu menunjukkan kemampuan kerja pada bidan
tersebut yang dapat dilihat dari cakupan pertolongan persalinan.
Tujuan evaluasi kinerja secara umum adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja individu melalui peningkatan kinerja dalam upaya
peningkatan produktivitas organisasi. Secara khusus dilakukan dalam kaitannya
dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan promosi,
kenaikan gaji pendidikan dan latihan, sehingga penilaian kinerja dapat menjadi
landasan untuk penilaian sejauh mana kegiatan dilaksanakan (Hariandja, 2005)
2.3.2. Asuhan kebidanan selama persalinan normal
Persalinan membutuhkan usaha total ibu secara fisik dan emosional,
karena itu dukungan moril dan upaya untuk menimbulkan rasa nyaman bagi ibu
bersalin sangatlah penting. Ibu mungkin berada dalam tahapan persalinan dan
kondisi yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga kebutuhan masing-masing
pun berbeda. Perawatan yang diberikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing ibu.Peranan petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama
dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik segi emosi, perasaan
maupun fisiknya (IBI,2006).

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Pertolongan Persalinan
Definisi dan Tujuan Persalinan dan kelahiran merupaan kejadian fisiologi
yang normal, kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu
dan keluarganya nantikan selama sembilan bulan. Ketika persalinan dimulai
peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya dan peran petugas kesehatan (bidan)
adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi disamping
bersama

keluarga

memberikan

bantuan

dan

dukungan

pada

ibu

bersalin.Persalinan adalah proses membuka dan menepisnya serviks,dan janin
turun ke dalam jalan lahir, kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada masa kehamilan cukup bulan (37 -42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin. Tahapan proses persalinan dibagi dalam 4
(empat) kala yaitu :
a. Kala I : berlangsung sejak timbulnya his yang teratur sampai pembukaan
serviks lengkap (serviks berdiameter 10 cm), kala I terbagi dalam :
1) Fase laten : terjadi perubahan serviks menjadi tipis dan mulai membuka dari
0 – 2 cm ; pada keadaan normal lamanya tak lebih dari 8 jam.
2) Fase aktif : serviks semakin menipis dan dengan makin sering dan makin
kuatnya his, maka pembukaan serviks semakin cepat (3 – 10
cm). Kecepatan pembukaan serviks pada keadaan normal
sedikitnya 1 cm per jam .

Universitas Sumatera Utara

b. Kala II : dimulai bila pembukaan serviks telah lengkap (10 cm), his mendorong
bayi untuk keluar. Secara repleks ibu akan mulai menekan ketika his berlangsung
untuk mengeluarkan bayi. Hal ini akan mempercepat lahirnya bayi.Proses ini
biasanyaberlangsung 2 jam pad primi dan 1 jam pada multi, kala II berkahir
dengan lahirnya bayi
c. Kala III : dimulai sejak lahir nya bayi sampai lahirnya plasenta, biasanya
berlangsung kurang dari 30 menit.
d. Kala IV : dimulai sejak lahirnya plasenta sampai dua jam sesudahnya
Tujuan asuhan persalinan adalah untuk memberikan asuhan yang memadai
selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih serta
aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Kebijakan
pelayanan asuhan persalinan Berdasarkan buku acuan Nasional pelayanan
kesehatan
maternal dan neonatal bahwa kebijakan pelayanan asuhan persalinan adalah
sebagai berikut :
a. Semua persalinan harus dihadiri dan dipantau oleh perugas kesehatan terlatih.
b. Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas memadai untuk menangani
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal harus tersedia 24 jam.
c. Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia
bagi seluruh petugas terlatih.
Menurut buku acuan Nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
ada beberapa kebijakan teknis asuhan persalinan dan kelahiran yang harus
diperhatikan diantaranya :

Universitas Sumatera Utara

a

Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi harus dimasukan sebagai bagian dari
persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang
yang memberi dukungan bagi ibu.

b

Partograf harus dipergunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi
sebagai suatu catatan/rekam medik untuk persalinan.

c

Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar
dibutuhkan. Prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi atau penyulit.

d

Manajemen aktif kala III, termasuk melakukan penjepitan dan pemotongan
tali pusat secara dini, memberikan suntikan oksitoksin IM, melakukan
penegangan tali pusat terkendali (PTT) dan segera melakukan masase fundus,
harus dilakukan pada semua persalinan normal.

e

Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi setidaktidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu sudah dalam
keadaan stabil. Fundus harus diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua. Masase fundus harus dilakukan sesuai
kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik, perdarahan minimal dan
pencegahan perdarahan.

f

Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering diperiksa dan
masase sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga dapat diajarkan
melakukan hal ini.

g

Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera
diselimuti dan bayi dikeringkan serta dijaga kehangatannya untuk mencegah
terjadinya hipotermi.

Universitas Sumatera Utara

h

Obat-obaatan esensial, bahan dan perlengkapan harus disediakan oleh petugas
dan keluarga

2.3.4. Prosedur Tetap Persalinan
Menurut Buku acuan Asuhan Persalinan Normal Prosedur tetap persalinan
yang harus dilaksanakan oleh bidan adalah sebagai berikut:
a

Bidan

menyiapkan

pertolongan

peralatan

persalinan

partus,

termasuk

memastikan

mematahkan

kelengkapan

ampul

oksitosin

alat
dan

memasukan satu buah alat suntik sekali pakai.
b

Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinandengan memakai
celemek, memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun dan airmengalir, memakai sarung tangan DTT pada
tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam dan mengambil
alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan isi dengan
oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set. Apabila ketuban
belum pecah pinggirkan setengah kocher pada partus set.

c

Pastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik bersihkan vulva dan
perineum dengan menggunakan kapas basah dengan gerakan dari vulva ke
perineum, lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah. Periksa denyut jantung janin
setelah kontraksi uterus selesai --- DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).

d

Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran apabila
telah terjadi his dan ibu merasa ingin meneran.

Universitas Sumatera Utara

e

Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.

f

Lakukan pemasangan handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut
ibu saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 -6 cm.

g

Untuk lahir kepala, saat sub occiput tampak dibawah simfisis tangan kanan
melindungi perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong ibu
sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleks dan
usapkan kasa/kain bersih untuk membersihan muka janin dari lendir dan
darah.

h

Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong, kemudian letakan
bayi diatas perut ibu dengan posisi lebih rendah dari badan.

i

Lakukan pemeriksaan fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal,
beritahu ibu akan disuntik dengan oksitosin 10 unit secara intramuskuler pada
bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
untuk memastikan ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.

j

Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan
letakan tangan kiri diatas simpisis ntuk menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat dengan menggunakan klem atau
kain kasa dengan jarak 5 – 10 cm dari vulva, pada saat uterus kontraksi,
menegangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati ke arah dorsokranial.

Universitas Sumatera Utara

k

Keluarkan plasenta jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasentas minta ibu untuk
meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah
kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak
pada pulva.

l

Segera setelah plasenta lahir lakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari kiri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).

m Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengantangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap
sehingga tidak terjadi kemungkinan adanya perdarahan pasca persalinan.
n

Pasca tindakan, periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya
perdarahan pervaginam pastikan kontraksi uterus baik.

o

Ikat tali pusat lebih kurang 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati, ikat
balik tali pusat untuk kedua kali, membungkus bayi dan berikan kepada ibu
untuk disusui.

p

Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu : 2 – 3 kali dalam 10 menit pertama, setiap 15
menit pada satu jam pertama, setiap 20 – 30 menit pada jam kedua.

q

Evaluasi jumlah perdarahan yang terjadi dan periksa nadi ibu apabila terdapat
robekan jalan lahir yang memerlukan penjahitan lakukan penjahitan.

Jaga kebersihan dan keamanan ibu dengan cara : redam semua peralatan bekas
pakai dalam larutan klorin 0,5, buang bahan-bahan yang terkontaminasi,

Universitas Sumatera Utara

bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, gantilah pakaiannya dengan
yang bersih/kering, pastikan ibu merasa aman, dekontaminasi tempat persalinan
dengan larutan klorin 0,5%, cuci tangan dengan sabun dan mengalir serta lengkapi
partograf dan periksa tekanan darah.
2.3.5

Rujukan

Pada kasus-kasus kegawatdaruratan dari kasus penyulit yang melebihi tingkat
ketrampilan dan kemampuan petugas kesehatan dalam mengelola, maka harus
dirujuk ke pasilitas kesehatan terdekat yang memiliki kemampuan menangani
kegawatdaruratan obstetrik.Bantuan awal untuk menstabilkan kondisi ibu harus
diberikan sesuai kebutuhan, partograf atau rekam medik harus dikirim bersama
ibu dan anggota keluarga dianjurkan untuk menemani, petugas harus membawa
peralatan obat-obatan yang diperlukan.
2.4.Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja
2.4.1. Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2003) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan
hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhdap sesuatu hal yang
didapat melalui panca indera yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
serta rasa dan raba terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terdiri dari 6
tingkatan yaitu : Tahu (Know), Memahami (Comprehension), Aplikasi
(Aplication), Analisa (Analisys), Sintesa (Synthesis), dan Evaluasi (Evaluation).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau
angket yang menyatakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

Universitas Sumatera Utara

responden .pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari
pendidikan (Notoadmodjo. 2003)
2.4.2 Pengalaman
Siagian (2004) berpendapat bahwa pengalaman seseorang dalam
melakukan tugas tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama
dapat meningkatkan kedewasaan teknisnya. Contohnya apabila awalnya seorang
bidan mampu menolong persalinan dalam satu hari satu orang ibu, semakin lama
bidan tersebut melakukan tugasnya, kemampuan untuk menolong persalinan akan
semakin tinggi. Dalam artian akan semakin kemampuan bidan dalam menolong
persalianan, asumsi yang sama berlaku untuk semua jenis pekerjaan. Hal ini
dikarenakan salah satu kelebihan dari sifat manusia dibandingkan dengan mahluk
lain adalah kemampuan belajar dari pengalaman yang telah didapat terutama
didalam pengalaman yang berakhir pada kesalahan.
Pengalaman bidan desa dalam memberikan pertolongan persalinan
merupakan hal yang sangat penting, semakin banyak pengalaman yang diperoleh
semakin mudah dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Artinya sejauh mana
kreativitas, keterampilan serta kualitas kerja bidan dalam melaksanakan
pertolongan persalinan sangat bergantung kepada sejauh mana pengalaman bidan
desa dalam memberikan pelayanan. Berapa jumlah fartus yang pernah ditolong,
bagaimana mutu pertolongan yang dilakukan bidan, apakah bidan bisa menolong
persalinan dengan penyulit atau apakah bidan dapat menolong persalinan pada
kondisi ibu melahirkan dengan resiko dan apakah bidan dapat dengan cepat
melakukan tindakan rujukan apabila diperlukan

Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Pelatihan
Menurut

Gomes

(2003),

“Pelatihan

adalah

setiap

usaha

untuk

memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan
tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan –
tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas
yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena
melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih terampil dan karenanya akan
lebih produktif sekalipun manfaat – manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan
waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih
1. Alasan Pentingnya Diadakan Pelatihan
Menurut Hariandja (2005), ada beberapa alasan penting untuk mengadakan
pelatihan,yaitu:
a. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar
bagaimana melakukan pekerjaan.
b. Perubahan – perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan –
perubahan disini meliputi perubahan – perubahan dalam teknologi proses
seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru.
Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja
yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap yang berbeda yang
memerlukan
pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap
pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

c. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Saat
ini daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset
berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus sumber daya manusia yang
menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan daya saing sebab
sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang
langgeng.
d. Menyesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada, misalnya standar
pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan
pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan
kesehatan kerja.
2.4.4.Motivasi
Motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah
laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Fitri, 2008).
Menurut Moenir (2006) motivasi adalah rangsangan dari luar dalam bentuk benda
atau bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan pada orang untuk
memiliki, menikmati, menguasai, atau mencapai benda/bukan benda tersebut.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Mc.
Donald dalam Ariyanto). Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
diharapkan organisasi dapat memberikan andil positif terhadap semua kegiatan
perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki

Universitas Sumatera Utara

motivasi kerja yang tinggi yang diharapkan nantinya akan meningkatkan disiplin
kerja yang tinggi. Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan
oleh pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap karyawan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan, karena
dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
A. Macam-macam Motivasi
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud
dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di
dalam perbuatan belajar itu sendiri
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsangan dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya,

Universitas Sumatera Utara

tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Metode
Simulasi. Dengan metode ini karyawan peserta latihan representasi tiruan
(artificial). Suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti
dalam keadaan sebenarnya.
2.4.5. Sarana
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala
sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sementara
pelayanan kesehatan merupakan sarana yang menyediakan bentuk pelayanan yang
sifatnya lebih luas dibidang kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif. Fasilitas
kesehatanmerupakan alat atau tempat yang digunankan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh

pemerintah, pemerintah

daerahdan masyarakat.
Gibson dkk (1995) yang menyatakan ada pengaruh sumber daya
organisasi (Suberdaya Manusia, sarana, dan metode) terhadap kinerja bidan desa.
Sarana merupakan faktor penunjang yang sangat penting dan kelengkapan saran
dan prasarana akan berpengaruh terhadap proses kerja seorang bidan di desa
dalam melayani masyarakat.
Dalam menolong persalinan kit bidan dapat dibawa-bawa dan peralatan
pendukung lainnya bisa dimanfaatkan peralatan rumah tangga. Notoatmodjo
(2003) juga menyatakan dalam pengamatannya di lapangan bahwa peralatan dan
fasilitas yang terdapat pada pondok bersalin (polindes) sangatlah sederhana
ditambah dengan kondisi bangunan pemondokan yang kualitasnya sangat
sederhana.

Universitas Sumatera Utara

2.4.6. Supervisi
Menurut Azwar (2006), secara umum mengemukakan supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan
masalah, segera diberikan pentunjuk atau bantuan yang bersifat langsung untuk
mengatasi.
Tujuan supervisi adalah mengorientasi, melatih kerja, memimpin,
memberi arahan dan mengembangkan kemampuan personil. Sedangkan fungsinya
untuk mengatur dan mengorganisir proses atau pelaksanaan kebijaksanaan
deskripsi standar kerja. Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, pada supervise modern diharapkan supervisor terlibat dalam
kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan perintah.
Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan saat supervisi.Supervisi dapat juga
dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui laporan baik tertulis maupun lisan,
supervisor tidak dapat melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis
Menurut Azwar (2006) apabila supervise dilakukan dengan baik akan
diperoleh manfaat. Manfaat yang dimaksud apabila ditinjau dari sudut manajemen
yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan efektifitas kerja
erat kaitanya dengan makin meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
staf, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih
harmonis antara atasan dan bawahan.

Universitas Sumatera Utara

b. Dapat lebih meningkatkan efisensi kerja, peningkatan efisiensi kerja erat
hubungannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan oleh
bawahan, sehingga pemakaian yang sia sia akan dicegah.
2.5 Landasan Teori
Menurut Gibson (1995), ada 3 variabel yang berpengaruh terhadap kinerja
: (1) variabel individu, (2) variabel psikologis dan (3) variabel organisasi , seperti
pada skema di bawah ini.

Sumber: Gibson, Ivoncevich dan Donnelly (1996)
2.6. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan keterbatasan peneliti maka kerangka konsep
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Independen

Variabel Dependen

Pengetahuan
Pengalaman
Pelatihan

Kinerja Bidan

Motivasi
Sarana
Supervisi

Universitas Sumatera Utara

2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka konsep di atas,
maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten
Batubara tahun 2016
2. Ada pengaruh pengalaman terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten
Batubara tahun 2016
3. Ada pengaruh pelatihan terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten
Batubara tahun 2016
4. Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Batubara
tahun 2016
5. Ada pengaruh sarana terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Batubara
tahun 2016
6. Ada pengaruh supervisi terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten
Batubara tahun 2016

Universitas Sumatera Utara