Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pedophilia Menurut UU No. 23 Tahun 2002 Tetang Perlindungan Anak Dikaitkan Dengan Psikologi Kriminal

11

ABSTRAK
Meilinda Theresia 1
Liza Erwina 2
Marlina 3
Seiring dengan perkembangan jaman, jenis-jenis kejahatan terhadap
anak semakin berkembang.Salah satunya adalah kejahatan seksual yang saat ini
marak terjadi, yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak atau lebih
sering dikenal dengan istilah pedophilia. Tindak pidana pedophilia ditinjau dari
segi psikologis jelas menitik beratkan sejauh manakah pengaruh kejiwaan yang
dapat menimbulkan tingkah keabnormalan individu dalam tingkah lakunya
tersebut. Perbuatan cabul yang dialami seorang anak secara terus menerus, akan
memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan fisik maupun psikis anak,
serta tidak menutup kemungkinan anak korban pedofil juga akan menjadi seorang
pedofil di masa yang akan datang. Sehingga, adapun permasalahan hukum yang
diteliti dan dibahas terkait dengan hal tersebut adalah bagaimanakah ketentuan
hukum serta tinjauan psikologi kriminal terhadap pelaku tindak pidana pedophilia
dan bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap tindak pidana pedophilia
menurut Putusan Pengadilan Negeri.
Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang dilakukan dengan

mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder dan tersier melalui studi
kepustakaan. Bahan hukum yang dikaji adalah UU No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Jo. UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU
Perlindungan Anak dan KUHP. Bahan hukum tersebut kemudian dianalisis secara
kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif analitis.
Hasil dari penelitian ini bahwa,ketentuan hukum terhadap pelaku tindak
pidana pedophilia adalah ancaman hukuman pidana penjara maksimal 15 (lima
belas) tahun dan minimal 3 (tiga) tahun, serta pidana denda maksimal sebanyak
Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sebagaimana yang ditetapkan dalam
ketentuan pasal 82 UU Perlindungan Anak.Sedangkan dalam UU No. 35 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas UU Perlindungan Anak diubah dengan ancaman
pidana maksimal 15 (lima belas) tahun, minimal 5 (lima) tahun dan denda
maksimal sebanyak Rp5.000.000.000,- (lima milyar rupiah). Tindak pidana
pedophilia merupakan salah satu bentuk penyakit jiwa kelainan ketertarikan
seksual yang menjadi suatu tindakan anti sosial yang menimbulkan kerugian dan
ketidakpatutan dalam masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdapat
kegelisahan dan ketakutan. Pengalaman masa kecil yang tidak mendukung proses
pendewasaan dan trauma karena pernah mengalami kekerasan seksual dan non
seksual dari orang dewasa merupakan faktor penyebab terjadinya tindak pidana
pedophilia, yang berakibat pada munculnya trauma fisik, trauma psikis dan

disorientasi moral pada anak sebagai korban tindak pidana pedophilia, sehingga
perlu adanya langkah antisipatif dan korelatif sebagai upaya penanggulangannya.
1

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Departemen Hukum Pidana
Dosen Pembimbing I
3
Dosen Pembimbing II
2

ix
Universitas Sumatera Utara