Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu
abad lebih keberadaannya. Radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras
dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, kabel, electronic gamesdan personal casset
players.
Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Dimulai dari zaman Belanda, zaman Jepang, jaman Kemerdekaan, dan zaman
Orde Baru. Mulai dari radio yang segmentasinya luas, sampai yang mempersempit
diri dalam segementasi(fragmentasi). Sehingga radio yang dulunya bersifat umum,
sekarang dikenal dengan radio wanita, radio anak muda, radio untuk remaja, radio
khusus berita dan lain sebagainya.
Lembaga penyiaran dalam menjalankan fungsi penyiaran diatur oleh Undangundang No. 32 tahun 2002, dikatakan bahwa lembaga penyiaran merupakan media
komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya,
politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan
fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat
sosial.
Siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas,
memiliki pengaruh yang dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak,

maka penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral,
tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan kepada
keTuhanan Yang Maha Esa dan kemanusian yang adil dan beradab. Dalam pasal 5,
UU No.32 2002, disebutkan bahwa penyiaran diarahkan untuk :
a) Menjunjung tinggi pelaksanaan pancasila dan UUD RI 1945
b) Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa
c) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
d) Menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa

Universitas Sumatera Utara

e) Meningkatkan kesadaran kekuatan hukum dan disiplin nasional
Menyalurkan pendapat umum dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
pembangunan nasional dan daerah dan melestarikan lingkungan hidup
f) Mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di
bidang penyiaran
g) Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan
pemerataan, memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi
h) Memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab
i) Memajukan kebudayaan nasional.

Dengan adanya UU No.32 Tahun 2002 tersebut berdampak terhadap tumbuh
suburnya radio penyiaran di Indonesia, dalam hal ini di kota Kisaran. Sedikitnya
terdapat empat besar stasiun radio siaran di kota Kisaran, yaitu: Radio Suara Asahan
FM(SAS FM), KISS FM, Citra Kisarannada FM, dan BaSS (Bathara Suara Sakti)
FM.
SAS FM merupakan radio yang programnya mengedepankan etnik batak
seperti lagu-lagu yang diputarkan adalah lagu tradisional Batak. Radio SAS FM
memiliki sasaran pendengar yang berusia 20-45 tahun, kemudian radio KISS FM
yang memiliki program siaran yang lebih variatif, seperti lagu indonesia yang
persentasenya hingga 40%, lagu barat 30%, dangdut 20%, dan lagu daerah 10%. Lain
halnya dengan radio Citrakisarannada FM yang memutar 60% lagu daerah di samping
lagu Indonesia 20% dan lagu dangdut 5 dan juga memiliki sasaran pendengar yang
berusia 20-40 tahun. Yang menarik dari semua stasiun radio di Kisaran adalah radio
BaSS FM atau radio yang lebih akrab disapa dengan radio hits Kisaran. Radio BaSS
FM ini mengkhususkan siaran radio anak muda. Dengan demikian BaSS FM ini
dirancang khusus untuk anak muda. BaSS FM ini menyajikan hal-hal yang up to date
bagi anak muda masa kini. Misalnya saja musik yang sedang hits, gossip anak muda,
trend, hingga lifestyle. BaSS FM juga memiliki acara khusus untuk anak muda,
seperti nongkrong anak band dan acara curhat. Hal ini menjadi kelebihan sekaligus
menjdai daya tarik minat dengar khalayak , khususnya anak muda kota

Kisaran.(Redaksi BaSS FM)

Universitas Sumatera Utara

Persaingan stasiun radio siaran tersebut cukup keras karena populasi
penduduk Kisaran yang tidak begitu besar. Populasi yang hanya sebesar 66.272 jiwa
demikian program jiwa harus dibagi dengan setiap stasiun radio siaran tersebut,
belum termasuk dengan stasiun radio siaran pemula. Cukup sulit untuk menarik minat
dengar khalayak yang demikian. Untuk itu pemilik stasiun radio siaran harus
menentukan target pendengar agar dapat menentukan pola penyiaran. Masing-masing
stasiun radio memiliki pola penyiaran yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan untuk
menentukan target pendengarnya. Pola penyiaran yang disusun harus memiliki ciri
khas tersendiri agar dapat menjadi pilihan pendengar.
Dalam hal ini, khalayak dianggap sebagai individu yang aktif. Khalayak
selalu berusaha menentukan media apa yang paling tepat yang dapat memenuhi
kebutuhannya, seperti kebutuhan akan hiburan, informasi, pendidikan, dan
sebagainya. Untuk itu, Radio BaSS FM, membuat segmentasi radio anak muda yang
dikhususkan bagi anak muda kota Kisaran.
Yang dikatakan anak muda menurut Fitri R. Ghozally (Ghozally, 2007:18),
dalam bukunya “Psikologi Remaja” adalah seseorang yang berusia 17-22 tahun

merupakan masa perkembangan baik secara fisik Maupun pola pikir. Anak muda
membutuhkan banyak informasi tentang perkembangan anak muda seperti informasi
pendidikan, dan lifestyle. Anak muda juga membutuhkan hiburan dimana kita ketahui
bahwa anak muda identik dengan dunia musik. BaSS FM selalu menyiarkan musik
terbaru dari penyanyi solo maupun grup band pendatang baru dan yang sedang naik
daun, seperti grup band One Direction dan Isyana Sarasvati, dan lain-lain.
Dewasa ini nilai sebuah informasi tidaklah murah. Harga sebuah majalah juga
relatif mahal bagi anak muda yang pada umumnya pelajar dan mahasiswa yang
belum memiliki penghasilan. Browsing di internet juga membutuhkan biaya. Tetapi
informasi dari radio diperoleh dengan cuma-cuma atau gratis yang tentunya sangat
sesuai dengan kondisi anak muda.
Siaran radio juga cocok dikonsumsi oleh anak muda yang dinamis. Anak
muda dapat mendengarkan siaran radio sambil beraktifitas. Hanya saja siaran radio
tidak dapat diulang.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian dapat memudahkan pemilik stasiun radio siaran dalam
menentukan pola penyiaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan anak
muda kota Kisaran. Meskipun pada akhirnya BaSS FM tidak hanya dikomsumsi oleh

kalangan anak muda tetapi juga dikonsumsi oleh kalangan ibu rumah tangga, buruh,
dan lain-lain.
Dengan kespesifikan tersebut BaSS FM dapat terus diingat dan mendapat
tempat dihati khalayak Kisaran selama 25 tahun. Selain itu, BaSS FM memiliki ciri
khas lain yang dapat menarik minat dengar khalayak Kisaran, yaitu BaSS FM selalu
menyajikan informasi seputar tanah Asahan setiap paginya.
Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang pola penyiaran
BaSS FM yang berada pada frekuensi 93,2 MHz di kota Kisaran, dalam menarik
minat dengar anak muda kota Kisaran.

I.2 Perumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang masalah yang tertera diatas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti FM dalam menarik minat
dengar anak muda kota Kisaran?”

I.3 Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan tentang pola penyiaran
radio Bathara Suara Sakti FM(93,2 MHz), dalam menarik minat dengar
khalayak kota Kisaran.

2. Penelitian ini dilakukan dari November 2015, sampai dengan selesai.

I.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi penyusunan pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti
FM, Kisaran

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui minat dan motif pendengar siaran radio Bathara Suara Sakti
FM.
3. Untuk mengetahui manfaat dan kepuasan yang diperoleh pendengar Radio
Bathara Suara Sakti FM.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah penelitian di
bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai dunia penyiaran radio.
2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan

penulis mengenai ilmu komunikasi, khususnya di bidang media massa.
3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menyusun pola penyiaran radio.

1). Komunikasi
Menurut (Effendi, 2004:9) Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
Communication berasal dari kata latin Communication, dan bersumber dari kata
Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Akan
tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti
kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua
pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni
agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia
menerima suatu paham, melakukan sesuatu perbuatan, dan lain-lain.
Selanjutnya menurut Muhammad Arni (2005:5) dalam bukunya “Komunikasi
Organisasi“, disebutkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian
pesan atau pengoperan lambang-lambang dalam bentuk informasi, sehingga terjadi
perubahan pada diri si komunikan.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilangsungkan secara
efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan


Universitas Sumatera Utara

oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The structure And Function Of
Communication In Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut:
“ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect “.
Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:(Effendi, 2004:10).
a. Komunikator (Communicator, Source, Sender).
b. Pesan (Message)
c. Media (Channel)
d. Komunikan (Communicant, Communicate)
e. Efek (Impact, Influence)

2). Komunikasi Massa
Komunikasi Massa sebagai bagian dari komunikasi memiliki definisi sederhana
dikemukakan oleh Brittner, yakni; komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2004:3).
Definisi komunikasi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Komunikasi massa

adalah produksi dan distribusi yang berdasarkan teknologi dan lembaga dari arus
pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri
(Dalam Ardianto, 2004:4).
Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction To The
Study Of Communication, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa
dengan lebih tegas, yakni sebagai berikut: (Dalam Ardianto, 2004:3)
Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak
meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang mebaca atau semua orang yang
menonton TV, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak
sukar untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah

Universitas Sumatera Utara

dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: TV, radio, surat kabar, majalah,
film, buku, dan pita.
Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr, komunikasi massa adalah
keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi
massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan

jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang
disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut(Dalam
Effendi, 2004:22-25):
a

Komunikasi massa berlangsung satu arah
Berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang berlangsung dua arah (two-way
traffic communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way
communication). Ini berarti bahwa tidak tidak terdapat arus balik dari komunikan
kepada komunikator. Setidaknya komunikator tidak mengetahui tanggapan
komunikannya secara langsung.

b

Komunikator melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu
institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga.

c


Pesan yang bersifat umum
Pesan yang disalurkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan
kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada
perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.

d

Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang
disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri yang paling hakiki dibandingkan
dengan media komunikasi lainnya.

e

Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang

terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator
bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar dimana satu sama

Universitas Sumatera Utara

lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing
berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan,
pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan
sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang
komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap
individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi.
Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun
1920-an untuk mengistilahkan jenis media massa yang secara khusus didesain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas.dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini
sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan
kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan
tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media
massa, termasuk bertanya langsung pada sumber/ahli dibandingkan mengandalkan
informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

A. Media Massa
Media massa yang pertama kali muncul adalah surat kabar. Oleh sebab itu surat
kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media
massa lainnya. Untuk pertama kalinya surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada
tahun 1609. di Inggris juga terbit surat kabar pada tahun 1621. sedangkan di Amerika
Serikat terbit surat kabar Pensylvania Evening Post dan Daily Advertiser pada tahun
1783. Diikuti pula oleh surat kabar yang terbit di Indonesia yang ditandai dengan
perjalanan panjang melalui lima periode yakni pada masa penjajahan Belanda pada
tahun 1828, terbit Javasche Courant di Jakarta. Pada zaman Jepang, zaman
kemerdekaan, zaman orde lama, dan zaman orde baru. (Antonio Gramsci, 1992)
Untuk selanjutnya terbitlah media massa majalah. Edisi perdana majalah
diluncurkan di Amerika pada pertengahan 1930-an memperoleh kesuksesan besar.
Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan

Universitas Sumatera Utara

Amerika. Di Inggris terbit majalah review yang diterbitkan oleh Daniel Depoe pada
tahun 1704. Di Amerika, Benjamin Franklin telah mempelopori penerbitan majalah di
Amerika tahun 1740, yakni General Magazine dan Historical Chronicle. Tahun 1820an sampai 1840-an merupakan zamannya majalah (the age of magazines). Di
Indonesia keberadaan majalah sebagai media massa dimulai pada massa menjelang
dan awal kemerdekaan Indonesia. (a). Awal kemerdekaan, Soemanang, SH. yang
menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah
mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya
sudah mencapai ratusan. (b). Zaman Orde Lama, pada masa ini perkembangan
majalah tidak begitu baik, karena relatif sedikit majalah yang terbit. (c). Zaman Orde
Baru, awal orde baru (1966) banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenis,
diantaranya adalah majalah Selecta pimpinan Sjamsudin Lubis. (Efendi, 2004 : 10)
Setelah surat kabar dan majalah, berkembanglah radio siaran di Indonesia dimulai
dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman
Orde Baru. (a). Zaman Belanda, radio siaran yang pertama di Indonesia (Nederland
Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di Batavia
(Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat
Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. (b). Jaman Jepang, ketika
Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio
siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh
jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku.n (c). Jaman kemerdekaan, Dibuat
pemancar gelap dan berhasil berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call
“Radio Indonesia Merdeka” pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan
dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio siaran untuk mendirikan sebuah
organisasi radio siaran. (d). Jaman Orde Baru, sampai akhir tahun 1966 RRI adalah
satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah.
Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio
siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. (Ardianto, 2004 : 104145)

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya Televisi, pada tahun 1928 General Electronic Company mulai
menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden
Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di
Amerika dimulai pada tanggal 1 September 1940. Kegiatan penyiaran televisi di
Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962. (Ardianto, 2004:104)
Media massa film juga muncul pada tahun 1903. Film yang pertama kali
diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life of an American
Fireman dan film The Grent Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada
tahun 1903. Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar
berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David.
Pertumbuhan dan kelarisan internet juga perlu dipahami. Di satu sisi internet
dapat dibandingkan dengan perkembangan mesin faksimili pada akhir dasawarsa –an.
Sistem faksimili yang mendunia itu tidaklah dibangun dalam waktu semalam, ia
berkembang dari beberapa mesin faksimili di sini dan di sana.
Media massa terdiri dari media massa cetak, elektronik, dan media online seperti
dibawah ini (Ardianto, 2004 : 104-144):
(1). Surat Kabar
Secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi
sekunder. Fungsi utama media adalah : (1) to inform, (2) to Comment, dan (3) to
provide. Sedangkan fungsi sekunder media adalah : (1) untuk kampanye proyekproyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu
kondisi-kondisi tertentu, (2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian
cerita komik, kartun, dan cerita-cerita khusus, dan (3) melayani pembaca sebagai
konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.
Surat kabar sebagai media massa memiliki lima karakteristik, yaitu:
publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan dalam
(Suprapto, 2006 : 13)
(2). Majalah
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media
berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita lebih berfungsi sebagai media

Universitas Sumatera Utara

informasi. Majalah wanita lebih bersifat menghibur, majalah pertanian fungsi
utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam.
Majalah memiliki karakteristik tersendiri sebagai media cetak, yaitu: penyajian lebih
dalam, nilai aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak, dan cover sebagai daya
tarik.
(3). Radio siaran
Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja. Selain itu, radio memiliki
kemampuan menjual pada khalayak bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus
untuk khalayak tertentu.
Radio siaran juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu: imaginatif, auditori, dan
gaya percakapan yang akrab.
(4). Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberikan
informasi , mendidik, menghibur , dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih
dominan. Televisi memiliki beberapa karakteristik, yaitu: audiovisual, berpikir dalam
gambar, dan pengoperasian yang lebih kompleks.
(5). Film
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah
ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi
informatif, maupun edukatif, bahkan persuasif.
Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar,
pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan identifikasi psikologis.
(6). Komputer dan Internet
Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan
sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi menenai suatu peristiwa tertentu
dapat ditransisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi piranti meriah
yang sangat efektif.

Universitas Sumatera Utara

B. Fungsi Media Massa
a. Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (1)
warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) ; (2) instrumental
surveillance (pengawasan instrumental)
b. Interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap
kejadian-kejadian penting.
c. Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang
sesuatu.
d. Transmission
Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi kepada cara, di
mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
e. Entertainment
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media
menjalankan fungsi hiburan. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran
khalayak.

C. Proses Komunikasi Massa
Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalah bahwa proses
merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak diketahui kapan
mulainya dan kapan akan berakhirnya. Dalam operasionalnya, proses memerlukan
berbagai komponen (elemen) penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang
pada hakikatnya merupakan suatu proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti
memerlukan berbagai komponen (elemen). Pengertian komponen di sini adalah
bagian-bagian yang terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau
kesatuan. (Ardianto, 2004 : 32).

Universitas Sumatera Utara

Willbur Schramm, dimulai dengan komunikasi yang sederhana (1954) mengatakan
bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan tiga
komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan, komunikan.
Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak
dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat
komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen
tersebut tidak ada, maka tidak berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena
itu, komponen-komponen utama (komunikator – pesan – komunikan) mutlak harus
ada pada proses komunikasi.
Pengertian proses komunikasi massa pada hakikatnya merupakan proses pengoperan
lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran (channel), biasanya
dikenal dengan media printed (press), media auditif (radio), media visual (gambar,
lukisan) atau media audio visual (televisi dan film). Yang dimaksud dengan media di
sini adalah alat yang digunakan untuk mencapai massa (sejumlah orang yang tidak
terbatas). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan
suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi
media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak
untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. (Ardianto, 2004 : 32)
Harold D. Lasswell, seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu
ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa.
Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari
suatu proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut: who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa),
to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa)?
Masing –masing unsur dalam Formula Lasswell mengandung problema tertentu.
Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu mengorganisasikan
dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat
menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell sendiri
menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian
komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

3. Media Massa Radio
Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio
(Riswandi, 2009:2). Radio siaran adalah suatu media massa yang menyampaikan
pesan dalam bentuk modulasi berupa tanda-tanda (morse), suara (voice), kalimat
(talk), bunyi-bunyian (sounds), dan sebagainya, yang dipancarkan melalui gelombang
elektromagnetik dengan frekwensi tinggi ke udara melalui antena, yang kemudian
disebut dengan pemancar (transmiter). Sinyal-sinyal modulasi tersebut kemudian
diterima oleh suatu alat penerima yang disebut radio penerima (receive). (Djuroto,
2007 : 3).
Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan ke lima” atau “the fifth estate”
setelah pers dianggap sebagai kekuasaan ke empat. Radio dijuluki sebagai kekuasaan
ke lima karena tiga faktor yang mendukung. (Ardianto, 2004:119)
1. Radio Siaran Bersifat Langsung.
Sifat langsung radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat
dilakukan tanpa melalui proses yang rumit.
2. Radio Siaran Tidak Mengenal Jarak Dan Rintangan.
Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh penyiar pada
saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada pula jarak ruang.
Suatu pesan yang disiarkan dari satu tempat dapat sampai seketika dengan baik
3. Radio Siaran Memiliki Daya Tarik
Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya,
yakni:
a. Kata-kata lisan (Spoken Words)
b. Musik (music)
c. Efek suara (Sound Effect)
Dengan adanya musik ataupun sound effect, siaran radio dapat lebih hidup dan
menarik. Meskipun setelah munculnya TV, radio masih tetap diminati. Selain dari
segi ekonomis, khalayak juga dapat lebih santai, tidak seperti halnya ketika menonton
TV. Siaran radio dapat dinikmati sambil santai, bekerja, maupun saat mengemudi.

Universitas Sumatera Utara

A. Sejarah Perkembangan Radio
Sejarah ditemukannya radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat. Donald
Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa
terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan
ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana
berupa kawat beraliran listrik.
Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda, diantaranya
adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. ia dijuluki scientific
father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga
mewujudkan gelombang elegtromagnetik, yakni gelombang yang digunakan radio
dan televisi.
Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mula-mula
diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. kemudian Le De Forrest melalui
eksperimen siaran radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika
Serikat tahun 1916, sehingga Ia dikenal sebagai pelopor radio siaran.
Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda,
Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru. (Ardianto, 2004:117119)
a. Zaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie –
Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di Batavia, yang
resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, pada saat Indonesia masih dijajah
Belanda, dan berstatus swasta.
b. Zaman Jepang
Ketika Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, sebagai
konsekuensinya,

radio

siaran

yang tadinya berstatus

perkumpulan

swasta

dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku,
merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai
cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta,

Universitas Sumatera Utara

Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya
boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja
c. Zaman Kemerdekaan.
Dengan demikian, ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena
radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap
yang berhasil berkumandang di udara radio siaran denagn stasiun call “Radio
Indonesia Merdeka”.
d. Zaman Orde Baru
Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia
yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran
ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde
baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi.
Pada saat ini stasiun radio sudah sangat tumbuh pesat. Di kota Kisaran pun
telah terdapat tujuh stasiun radio, yaitu Radio Suara Asahan FM(SAS FM), KISS
FM, Citra Kisarannada FM, dan BaSS (Bathara Suara Sakti) FM.
BaSS FM atau Radio Bathara Suara Sakti FM sudah bersiaran selama 19
tahun. Radio ini sudah cukup dikenal dan diingat di hati pendengar di Tanah Kisaran
Asahan, dan sudah mempunyai bangsa pasar tersendiri. Radio Bathara Suara Sakti
memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan stasiun radio lainnya yang ada di tanah
Kisaran. Radio BaSS FM menghadirkan informasi seputar Asahan setiap pagi.

B. Keunggulan dan Kelemahan Radio
Radio memiliki keunggulan sebagai media penyiaran. Adapun keunggulannya
sebagai berikut: (Brandt, 2001:4-13)
1.Langsung
Radio

adalah

satu-satunya media

yang memiliki kemampuan untuk

menyampaikan isi/kandungan programnya secara langsung ke hadapan pendengar.
Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan mencernanya.
2. Cepat

Universitas Sumatera Utara

Radio juga memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media jenis lain.
Suatu peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, bisa dengan cepat disiarkan oleh
sebuah stasiun radio.
3. Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar
Radio makes pictures. Radio menciptakan gambar. Inilah salah satu ungkapan
paling terkenal mengenai radio. Tidak salah memang untuk mengatakan bahwa hanya
radiolah satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan
istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang imajinasi pendengarnya.
Memang, radio memiliki kekuranglengkapannya dibandingkan televisi, yaitu dari
aspek visualnya.
4. Tanpa Batas
Radio praktis tidak memiliki batas, baik batas geografis maupun batas-batas
usia, ras, tingkat ekonomi-sosial-pendidikan (ingat, orang buta huruf pun bisa
menikmati radio. Hanya orang tuna rungu yang tidak bisa menikmati radio.
5. Tak banyak pernik
Menurut Guglielmo Marconi& Karl Braun (1909) Radio adalah media yang tak
memerlukan banyak pernik, paling tidak jika dibandingkan dengan televisi. Untuk
meliput sebuah peristiwa, televisi memerlukan setidaknya dua orang kru, satu
kamerawan dan seorang reporter.
1. Murah
Radio jelaslah media yang relatif murah, dibandingkan dengan televisi dan
bahkan media cetak. Murah dari segi investasi awal (hanya butuh peralatan audio,
transmitter atau pemancar, menara dan antene), maupun dari segi biaya produksi.
2. Bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain
Radio bisa dinikmati sambil sang pendengar melakukan aktivitas lain, entah itu
membaca, menyetrika, memasak, menyusui anak, menyetir mobil, dan berbagai
kegiatan lainnya. Keistimewaan ini tidak dimiliki media cetak dan televisi.
3. Hangat dan dekat
Sampai saat ini, rasanya tidak ada media selain radio yang memiliki kemampuan
untuk selalu hangat dan dekat dengan penikmatnya. Suratkabar jelas tidak

Universitas Sumatera Utara

bisaberakrab-akrab dengan pembaca, karena yang hadir di hadapan pembaca adalah
benda mati, berupa tumpukan kertas dan deretan huruf.
4. Mendidik
Radio sangat efektif untuk dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika diingat
jangkauan pendengarnya yang luas dan sebagian besar pendengar radio di Indonesia
bermukim di wilayah-wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana
pendidikan formal yang memadai.
5. Tempat mendengar musik
Radio adalah media yang paling andal untuk menikmati musik. Hampir tidak ada
radio di dunia ini yang tidak menyiarkan musik sama sekali dalam programya. Radio
merupakan salah satu media yang memegang peran terpenting dalam perjalanan
musik dunia.
6. Memberi kejutan
Radio mampu menyuguhkan kejutan-kejutan lewat program-programnya.
Program musik, misalnya, bisa membawa kejutan-kejutan ini, karena perndengar
tidak tahu sebelumya musik apa yang disuguhkan oleh penyiar yang sedang bertugas
di studio pada saat itu.
7. Memberi manfaat bagi individu
Karena karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk
lekas diakrabi oleh pribadi-pribadi atau individu pendengarnya. Radio pun kemudian
menjadi tumpuan bagi pribadi-pribadi pendengarnya untuk mencari berbagai
informasi yang dapat berharga bagi mereka.
8. Memberi manfaat bagi masyarakat
Selain berfungsi sebagai media pribadi yang hangat dan intim, radio tetaplah
media yang menjangkau massa. Dengan demikian, radio juga memiliki potensi untuk
menyumbang manfaat bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Selain memiliki keunggulan, radio sebagai media penyiaran juga memiliki
kelemahan, yaitu: (Brandt, 2001:13-16)
1.Cepat hilang
Radio adalah media yang sifatnya “selintas”. Apa yang disiarkan menit ini, akan
gampang dilupakan orang pada menit berkutnya. Penyebabnya jelas. Pertama,
sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, pendengar radio biasanya mendengarkan
radio sambil mengerjakan kegiatan lain, sehingga konsentrasinya tidak penuh. Dan
kedua, siaran yang sudah berlalu, tak bisa dirujuk kembali. Karakter radio yang serba
selintas ini sering diibaratkan sebagai “tulisan di atas pasir pantai”.
2. Ruang yang relatif terbatas
Radio adalah medium dengan ruangan yang relatif terbatas. Sebuah stasiun radio
swasta rata-rata mengudara selama 18 jam setiap hari. Jumlah jam siaran maksimal
tentu saja hanya 24 jam, sebuah pembatas alamiah yang tak mungkin lagi diakali oleh
pengelola radio.
3. Beralur Liner
Kelemahan lainnya yang melekat pada karakter radio adalah sifatnya yang
liner. Maksudnya adalah: program yang disiarkan oleh radio mengikuti perjalanan
waktu, di mana program B yang disiarkan pukul 10.00 WIB misalnya, muncul setelah
program A yang disiarkan antara pukul 09.00-10.00 WIB. Ibarat urutan abjad,
pendengar radio hanya bisa mendengarkan program-program yang disuguhkan
dengan mengikuti program urutan A sampai Z.
Lembaga penyiaran radio di Indonesia sesuai Undang-undang No. 32 tahun
2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran
komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan.
a. Lembaga penyiaran Publik
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara,
bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan pelayanan
untuk kepentingan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

b. Lembaga Penyiaran Komersial
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang
usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio.
c. Lembaga Penyiaran Komunitas
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh
komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pencar
rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya.
d. Lembaga Penyiaran Berlangganan
Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang
bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit,
melalui kabel dan melalui terrestrial (Djuroto, 2007: 64-66).
Berdasarkan hal di atas BaSS FM termasuk ke dalam kategori lembaga
penyiaran komersial. Oleh karena itu BaSS FM juga menerima pemasangan iklan
guna mencari pemasukan guna mengembangkan BaSS FM agar dapat terus bersaing
dengan stasiun radio baru.
Siaran radio mempunyai tiga sasaran untuk membidik atau memancing
pendengar agar mendengarkan dengan seksama, mengerti, dan menyetujui. Ketiga
sasaran kesediaan pendengar ini disebut sebagai acceptance. Acceptance dalam
konteks komunikasi melalui radio, merupakan faktor terpenting. Karena jika faktor
itu bisa dicapai, maka pesan yang disampaikan oleh penyiar radio dapat berjalan
lancar. Ini biasanya mudah karena pendengar radio mempunyai rasa percaya diri dan
hormat sekali kepada penyiarnya. Sifat ini disebut mutual truth and respect. Jika
mutual truth and respect pendengar siaran radio amat tinggi, maka tingkat
acceptance-nya pun menjadi tebal, ini berarti mudah bagi penyiar unuk
menyampaikan pesan-pesan yang diinginkannya. Demikian juga sebaliknya,bila
mutual truth and respect-nya rendah, otomatis acceptance pendengarnya pun menjadi
tipis pula.

Universitas Sumatera Utara

4.Pola Penyiaran Radio
Radio merupakan media komunikasi massa periodik yang memiliki
kemampuan menjangkau khalayak yang luas dalam waktu bersamaan. Disamping itu,
harga pesawatnya yang relatif murah sehingga khalayak banyak yang memilikinya.
Berdasarkan data pemilikan radio, selama dua dasawarsa terakhir ini terus
berkembang.
Dengan jumlah yang cukup besar itu radio akan memiliki potensi yang besar dalam
menyebarluaskan

informasi.

Persoalannya

adalah

bagaimana

memanfaatkan

semaksimal mungkin kemampuan yang dimiliki radio, agar setiap program yang
disajikan memberikan manfaat.
Salah satu aspek yang dapat menentukan keberhasilan radio adalah berkaitan
dengan program-program acara yang disiarkan. Rangkaian acara yang menarik
diformulasikan kedalam program yang meliputi waktu pagi, siang dan malam.
Program tersebut merupakan suatu rangkaian yang dikemas dalam satu format. Setiap
stasiun pada pada dasarnya harus mempunyai format yang jelas. Format setiap stasiun
dapat menjadi ciri khas dari stasiun yang bersangkutan.
Dengan demikian format menjadi penting bagi suatu stasiun pemancar radio, karena
akan berkaitan juga dengan segmentasi khalayak. Dalam hal ini radio Bahana
Kusumamengkhususkan target pendengarnya pada anak muda, namun pada
prakteknya radio ini juga dikonsumsi oleh khalayak yang heterogen, yaitu:
a. Kalangan dunia usaha
b. Ibu rumah tangga
c. Mahasiswa/Pelajar
(Redaksi BaSS FM)
Dari pernyataan diatas, dalam upaya pencapaian target pendengar tersebut,
diperlukan suatu strategi penyusunan pola penyiaran radio. Adapun pola penyiaran
radio Bathara Suara Sakti FM adalah;
Pendidikan 25%
Hiburan 60%
Informasi 15%
(Redaksi BaSS FM)

Universitas Sumatera Utara

Acara Siaran Radio
Pendengar radio selektif memilih acara. Hanya acara yang menurut pilihannya baik
yang dinikmati, sementara acara yang menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu
saja.
Agar acara yang disiarkan menarik, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan
sebagai patokan yaitu (Munthe, 1996: 58-61):
1. Acara harus sesuai sasaran
Pastikanlah siapa sasaran yang akan dituju. Hal ini penting untuk memudahkan
pengelola siaran dalam mengolah bahan siaran. Acara-acara yang tidak mempinyai
sasaran yang konkrit tidak pernah populer dan biasanya akan turun dengan
sendirinya.
2. Acara harus spesifik
Isi acara hendaknya membahas materi yang khusus. Umpama saja bidang
masalahnya olahraga, maka isinya hanya mempersoalkan salah satu cabang
olahraga, misalnya sepakbola. Jadi hanya satu topik yang dibahas secara
menyeluruh. Artinya, dalam membahas harus diperhatikan aaspek yang terkait
dengan bidang olahraga sepakbola.
3. Acara harus utuh
Pembahasan materi harus terjaga. Tidak keluar dari konsep yang telah dipatok.
Mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan, dan penyelesaian masalah
secara sistematis.
4. Kemasan harus bervariasi
Acara dikemas dalam bentuk yang bervariasi. Variasi dapat ditampilkan dalam dua
bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam dialog dapat ditampilkan dua orang atau
lebih yang memiliki warna suara berbeda. Kontras warna suara ini sangat
mendukung acara karena radio merupakan media audio yang hanya mampu
menstimuli indera pendengaran. Dengan warna suara yang berbeda memudahkan
pendengar untk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog tersebut.
5. Acara harus ditempatkan pada waktu yang tepat

Universitas Sumatera Utara

Pengelola program harus yakin bahwa waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu
acara sudah tepat. Ketepatan ini didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak.
Dengan demikian, acara tersebut akan efektif.
6. Acara harus orisinil
Penyelenggara siaranharus menyajikan acara yang benar-benar hasilkerja tim
kreatif studio tersebut. Bukan tiruan, dalam arti acara seperti ini pernah disajikan
stasiun lain yang kemudian dimodifikasi di sana-sini sehingga tampaknya orisinil.
Bukan juga acara jiplakan. Acara tiruandan jiplakan tidak akan membawa banyak
keuntungan bagi stasiun penyelenggara, malahan sebaliknya, acapkali menjadi
bumerang.
7. Acara harus disajikan dengan kualitas baik
Mutu tekhnik suatu acara ikut menentukan sukses tidaknya acara di pasar.
Pendengar selalu menuntut hasil yang prima tanpa noise (gangguan). Sebab
pendengar sangat mendambakan kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara
siaran.
8. Acara harus disajikan dengan bahasa sederhana
Gunakan bahasa sederhana, artinya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa
pergaulan. Jangan disajikan acara dengan bahasa ilmiah, kata-kata asing, atau
kata-kata baru. Pendengar akan mengalami kesulitan mencerna isi acara. Sebab
tidak semua pendengar memiliki kemampuan yang merata sehingga kemudahan
menangkap isi acara berbeda-beda.
Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan bahan siaran yang dianut oleh
badan-badan radio siaran di dunia. Yang pertama adalah metode menurut “unsur
acara siaran”, yang kedua menurut “tujuan acara siaran”. (Effendy, 1990: 114117).
Katz, Blumler dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari Teori Uses
And Gratification, yaitu: (Ardianto, 2004:71)
1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak dianggap sebagai bagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

Universitas Sumatera Utara

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas, bergantung kepada
khalayak yang bersangkutan.
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus dipertangguhkan sebelum
diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Katz dan Dennis McQuail, menggambarkan logika yang mendasari kepentingan Uses
And Gratification sebagai berikut: (Dalam Ardianto, 2004:72)
Faktor
sosial
psikol
ogis
yang
meni
m
bulka
n (1)

Kebutu
han
yang
melahi
rkan
(2)

Harapanharapan
terhadap
media massa
atau sumber
lain yang
mengarah
pada (3-4)

Berbagai
pola
penghada
pan media
(5)

Menghasilkan
gratifikasi
kebutuhan (6)

Konsekuensi
lain yang tidak
diinginkan (7)

Setiap individu memilih media yang mampu memenuhi kebutuhannya. Adapun
yang menjadi kebutuhan individu atau individual needs adalah:
1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan,
dan pemahaman mengenai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan
dorongan penyelidikan.
2. Kebutuhan Afektif (Afektive Needs)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman
yang estetis, menyenangkan dan emosional.

Universitas Sumatera Utara

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif (Personal Integrative Needs)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat dan harga diri.
4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social Integrative Needs)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,
teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan upaya
menghindari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.(Effendy,
2004:294)

I.6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat
kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai. Untuk itu
kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru yang akan diuji atau pengembangan
teori-teori yang sudah ada dan bahkan berupa kemungkinan-kemungkinan
implementasi hasil penelitian bagi kehidupan nyata. Perumusan kerangka konsep itu
merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian.
(Nawawi, 2001:40)
Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang akan
dicapai, secara dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi (pengamatan) yang
dimiliki dan kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang
dicapai.

Agar

konsep-konsep

dapat

diteliti

secara

empiris,

maka

harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel, yaitu pola penyiaran Radio
Bathara Suara Sakti FM dalam menarik minat dengar khalayak Kisaran.
Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya maka ada
beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan:
1. Variabel bebas (X), merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu dari variabel lain (Rakhmat, 2004:12). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pola penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz).

Universitas Sumatera Utara

2. Variabel terikat (Y), variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh
variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah minat dengar anak muda kota Kisaran.
3. Variabel antara (Z), sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001:58).
Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.7 Model Teoritis

Pola Penyiaran Radio
Bahana Kusuma FM
(93,2)

.

Minat Dengar Anak
Muda Kota Kisaran

Karakteristik Responden

I.8 Operasional Variabel
Operasional variabel berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam
penelitian. Maka berdasarkan kerangka konsep dibuatlah operasionalisasi variabelvariabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian.
Komponen

Indikator

Pola

Fungsi Suara

Penyiaran

tujuan siaran

Radio

Program siaran

Bathara

Jadwal acara

Suara Sakti Target siaran
FM
MHz)

(93,2 Strategi siaran
Kekuatan siaran
Kelemahan siaran

Universitas Sumatera Utara

Minat

Motif

dengar Anak Manfaat bagi pendengar
Muda Kota Kepuasaan yang diperoleh
Kisaran

Frekuensi mendengarkan radio
Waktu mendengarkan
empat mendengarkan
Durasi/hari
Program yang didengarkan
Acara favorit
Penyiar favorit
Materi yang disukai

Karakteristik Umur
Responden

Pekerjaan
Jenis kelamin
Kepemilikan radio

I.9 Definisi Operasional
1. Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz)
a. Fungsi siaran : Informasi, hiburan, pendidikan
b. Tujuan Siaran : Menarik minat dengar anak muda kota Kabanjahe agar
menjadi pendengar setia.
c. Program Siaran : Acara yang disiarkan di BaSS FM, meliputi musik,
berita/informasi, iklan, dan acara khusus.
d. Jadwal Acara : waktu siaran suatu acara.
e. Target Siaran : Hasil yang ingin dicapai dari suatu acara.
f. Strategi Siaran : Pemilihan acara dan jadwal acara serta penyiarnya.
g. Kekuatan Siaran : Nilai lebih atau keistimewaan dari BaSS FM.
h. Kelemahan Siaran : Kekurangan dari BaSS FM.

Universitas Sumatera Utara

2. Minat Dengar Anak Muda kota Kisaran
a. Motif Bagi Pendengar : Kebutuhan anak muda kota Kisaran akan informasi
dan hiburan.
b. Manfaat Bagi Pendengar : Manfaat yang diperoleh anak muda dari
mendengarkan siaran radio.
c. Kepuasan yang Diperoleh : Kepuasan yang diperoleh anak muda setelah
mendengarkan BaSS FM.
d. Frekuensi Mendengarkan Radio : Berapa jam mendengarkan radio dalam
sehari.
e. Waktu Mendengarkan : waktu mendengarkan radio, apakah pagi, siang atau
malam
f. Tempat Mendengarkan : Tempat dimana pendengar mendengarkan siaran
radio BaSS.
g. Durasi/Hari : Lamanya mendengarkan siaran BaSS FM dalam sehari.
h. Program yang Didengarkan : Acara yang biasanya didengarkan oleh anak
muda.
i. Acara Favorit : Acara yang paling banyak disukai pendengar.
j. Penyiar Favorit : Penyiar yang paling disukai pendengar BaSS FM.
k. Materi yang Disukai : materi yang banyak diminati pendengar BaSS FM.

3. Karakteristik Responden
a. Umur : Usia responden.
b. Jenis Kelamin : Jenis kelamin responden.
c. Kepemilikan Radio : Kepemilikan responden atas radio.
d. Pekerjaan : Pekerjaan responden
e. Status Perkawinan : Menikah/Belum menikah.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus (Studi Kualitatif Opini Peserta Audisi Penyiar Tentang Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus)

0 37 133

Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM (99,5 MHz) Dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kabanjahe)

4 88 132

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 19 105

STRATEGI PENYIARAN PROGRAM ACARA “SEMARAKATA” DI RADIO SWARA SLENK FM 92,5MHZ Strategi Penyiaran Program Acara Semarakata Di Radio Swara Slenk FM 92,5 mhz (studi deskriptif kualitatif tentang strategi Penyiaran radio swara slenk fm dalam program acara se

0 0 12

PENDAHULUAN Strategi Penyiaran Program Acara Semarakata Di Radio Swara Slenk FM 92,5 mhz (studi deskriptif kualitatif tentang strategi Penyiaran radio swara slenk fm dalam program acara semarakata terhadap minat dengar masyarakat kota Solo).

0 4 50

STRATEGI PENYIARAN PROGRAM ACARA “SEMARAKATA” DI RADIO SWARA SLENK FM 92,5MHZ Strategi Penyiaran Program Acara Semarakata Di Radio Swara Slenk FM 92,5 mhz (studi deskriptif kualitatif tentang strategi Penyiaran radio swara slenk fm dalam program acara se

1 5 16

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 11

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 1

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 26

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 4