Hak Asasi Manusia (HAM) Tugas Kliping

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HAM adalah hak-hak mendasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Dalam
pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. Dimana anak juga termasuk salah bagian dari
manusia yang mempunyai hak-nya.
Anak merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaannya merupakan anugerah yang
harus dijaga, dirawat dan dilindungi. Setiap anak secara kodrati memiliki harkat, martabat dan
hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun. Hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara,hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu pengakuan dan penghargaan terhadap keberadaan anak dilakukan dengan
memberikan perlindungan terhadap kepentingan anak. Perlindungan terhadap anak merupakan
hal yang penting untuk diwujudkan karena anak merupakan tunas, potensi, dan generasi muda
penerus cita cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat

khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan.
Berkaitan dengan eksistensi anak sesungguhnya pembangunan anak terdiri dari 3 kegiatan
utama, yaitu : pembinaan, pengembangan dan perlindungan. Pembinaan anak berusaha untuk
memberikan anak yang terbaik bagi pertumbuhannya, sedangkan pengembangan adalah
menumbuhkan segala kemampuan dan bakat yang terkandung dalam diri anak. Perlindungan
anak ditujukan pada segala kegiatan untuk menjaga agar anak dapat tumbuh dengan wajar, secara
lahir dan batin dan bebas dari segala bentuk ancaman, hambatan dan gangguan. Upaya
pemeliharan, pengasuhan dan perlindungan merupakan suatu hak yang paling asasi yang harus
diterima oleh setiap anak tanpa terkecuali.
Upaya perlindungan dan pengakuan terhadap keberadaan anak yang dalam kedudukannya yang
memiliki hak asasi yang sama dengan individu lainnya seringkali mengalami kendala.
Hal ini dikarenakan keberadaan anak sendiri yang rentan dan tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan pembelaan atas perlakuan yang tidak sesuai dengan kondisinya sebagai anak. Selain
itu, system nilai masyarakat maupun budaya kurang mendukung terwujudnya perlindungan

terhadap hak anak. Dalam pandangan masyarakat keseluruhan (dari semua etnis) anak adalah
milik keluarga. Patron hubungan fungsional yang selalu berlangsung adalah anak yang harus
menghormati, berbakti dan membalas budi orang tua atau keluarga. Sehingga menurut Konvensi
Hak-Hak Anak di Jenewa (Convention On The Right of The Child) , hak asasi anak dapat
dijabarkan sebagai berikut :

(1) Setiap anak berhak mendapat jaminan perlindungan dan perawatan yang dibutuhkan untuk
kesejahteraan anak;
(2) Setiap anak memiliki hak yang merupakan kodrat hidup:
(3) Negara menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan anak;
(4) Bagi anak yang terpisah dari orangtuanya, berhak mempertahankan hubungan pribadi dan
kontak langsung secara tetap;
(5) Setiap anak berhak mengembangkan diri, menyatakan pendapatnya secara bebas,
kemerdekaan berpikir dan beragama;
(6) Setiap anak berhak mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental,
perlakuan salah, termasuk penyalahgunaan seksual:
(7) Setiap anak berhak mendapat pelayanan kesehatan, perawatan dan pemulihan kesehatan,
dengan sarana yang sebaik-baiknya:
(8) Setiap anak berhak mendapat pendidikan dasar secara Cuma-cuma, yang dilanjutkan
pendidikan menengah, umum, kejuruan, pendidikan tinggi sesuai sarana dan kemampuan,
(9) Setiap anak berhak mendapat pemeliharaan, perlindungan atau perawatan kesehatan rohani
dan jasmani secara berkala dan semaksimal mungkin;
(10) Setiap anak berhak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam rekreasi
yang sesuai dengan usia anak.
Dalam makalah ini kami membahas lebih dalam hak asasi anak pada poin ke-enam tentang
hak perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, perlakuan salah

khususnnya pencabulan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlindungan anak terhadap kasus pencabulan?
2. Bagaimana tinjauan teologis etis Kristen tentang hak perlindungan anak terhadap
pencabulan?
3. Apa kesimpulan dan saran yang dapat diambil mengenai hak perlindungan anak
terhadap pencabulan?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kumpulan kliping

2.2 Rangkuman kliping

BAB III
TINJAUAN TEOLOGIS ETIS KRISTEN TENTANG PERLINDUNGAN HAK
ANAK TERHADAP PENCABULAN

Alkitab menjelaskan bahwa pelecehan seksual merupakan dosa. Bahkan
mengutuk segala bentuk pelecehan seksual. Kita diperintahkan untuk tidak melanggar

hak-hak orang lain dengan melanggar batas-batas susila. “Karena inilah kehendak
Allah:pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi pencabulan, supaya kamu
masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup
didalam pengudusan dan penghormatan, bukan didalam keinginan hawa nafsu,
seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam
hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau
memperdayakanny. Karena Tuhan adalah pembalasan dari semua ini
(1Tesalonika4:3-6) Sebenarnya, pemuda-pemuda diperintahkan secara khusus untuk
memperlakukan wanita-wanita yang lebih muda seperti saudara perempuan dengan
segala kemurniannya. (1 Timotius 5: 1,2) .
Menurut Shawn Corkery pelecehan seksual adalah setiap tindakan seksual secara
terang-terangan atau sembunyi-sembunyi yang dipaksakan atas orang anak dibawah
umur.

BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan pada kumpulan kliping dapat disimpilkan sebagai

berikut :




Faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan mempengaruhi terjadinya tindak
pidana pencabulan terhadap anak dibawah umur, yaitu: factor rendahnya
pendidikan dan ekonomi, factor lingkungan atau tempat tinggal, factor
teknologi dan factor peranan korban dalam rana etiologi triminologi
Alkitab juga menentang pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur
karena bertentangan dengan ajaran-ajaran dan hukum taurat



4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan Melalui makalah ini adalah :







Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan mentalitas, moralitas, serta
keimanan dan ketaqwaan yang bertujuan untuk pengendalian diri yang kuat
sehingga tidak mudah tergoda untuk melakukan sesuatu yang tidak baik, dab
juga untuk mencegah agar dapat menghindari pikiran dan niat yang kurang
baik di dalam hati serta pikiran.
Pemerintah
Diharapkan pemerintah dapat memberantas film-film atau bacaan yang
mengandung unsur pornografi karena pornografi merupakan salah satu contoh
penyebab terjadinya tindak pidana pencabulan. Tindakan ini diharapkan dapat
mencegah atau mengurangi terjadinya tindakan pencabulan terhadap anak
dibawa umur
Kepolisian
Kepolisian diharapkan dapat mewujudkan perlindungan hukum terhadap
korban dengan memberikan pendampingan psikiater untuk menjaga kejiwaan
dari rasa trauma akibat dari tindak pindana pencabulan tersebut.






Orang Tua
Agar kiranya para orang tua lebih memberi pembekalan-pembekalan kepada
anak-anak mereka, tentang hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan orang lain
kepada mereka.
Mahasiswa
Bagi mahasiswa kiranya janganlah kita terpancing akan tindakan pencabulan
kepada anak, agar kiranya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Pelajar SLTP Korban Pencabulan Kakek Satu Marganya, Dapat Bantuan dari Dinas
Kesehatan Tobasa.SIB.23Agustus2014
Anak Yang Diperkosa Ayahnya Pada Umumnya Takut Mengadu.SIB .
11September2014
Seorang Ayah Cabuli Putri Kandungnya Di Simalungun.SIB.26Juli2014
Bocah 9 Tahun Dilaporkan Ke Polisi Karena Cabulin
Tetangganya.SIB.18Agustus2014
Ayah Bejat Perkosa Putrinya hingga Hamil 7 Bulan.SIB.7September2014

Sepucuk Surat Ungkap Ayah Perkosa Putri Kandung selama 8 Tahun.SIB.18Juli2014
Cabuli Korban 17 Kali Terdakwa Dihukum 4 Tahun.SIB.23 Mei 2014
Cabuli Gadis Keterbelakangan Mental Seorang Pria ditahan di
Poldasu.SIB.07September2014
Sidang Dugaan Cabul Oknum Kepsek Warga Korban Teriaki Saksi.SIB.18Juli2014
ABG Dijual Rp.300 Ribu Ke Hidung Belang.SIB7Maret2014
Cabuli Putri Kandungnya Ayah Ditangkap.SIB28Agustus2014
Hegen,Carolyn.2011.Pelecehan Seksual Dalam Keluarga Kristen Dan
Gereja.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia
Yantzi, Mark.2008.Kekerasan Seksual Dan Pemulihan.Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia