Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Sosio-Teologis terhadap Peran Gereja dalam Menyikapi Persoalan Anak-Anak Putus Sekolah di Jemaat GPM Saparua-Tiouw
ABSTRAK
Anak putus sekolah merupakan masalah yang harus diperhatikan karena putus sekolah
adalah salah satu masalah pendidikan yang tidak pernah ada akhirnya.Bahkan masalah ini
tidak dapat dipecahkan karena sudah menjadi akar. Putus sekolah bukan saja terjadi karena
faktor ekonomi keluarga, tetapi keluarga yang broken home merupakan faktor dari anak
putus sekolah. Hal ini dialami oleh anak-anak yang berada di jemaat Sapti. Masalah anak
putus sekolah bukanlah hal yang baru diketahui oleh gereja. Anak-anak yang merupakan
bagian dari gereja juga perlu diperhatikan oleh gereja sendiri. Oleh karena itu tulisan ini
bertujuan untuk mengetahui peran gereja serta faktor-faktor yang mempengaruhi gereja
dalam menyikapi persoalan anak putus sekolah. Metode yang dipakai dalam tulisan ini adalah
metode kepustakaan dan metode lapangan. Metode lapangan dilakukan dalam bentuk
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa selama ini yang
dilakukan oleh pihak gereja terhadap anak-anak putus sekolah adalah pelayanan pastoral saja
dan tidak ada tindakan yang dapat memberdayakan. Gereja sudah mengetahuinya, akan tetapi
belum ditangani dengan sungguh-sungguh. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berhenti
sekolah selain ekonomi keluarga yang melemah, faktor internal seperti malas juga sebagai
pemicu anak putus sekolah. Anak yang sering dimarahi oleh guru di sekolah, hamil, akibat
dari konflik Maluku, keluarga yang tidak harmonis, IQ lemah, salah penempatan ruang
belajar oleh guru, diskors, membuat sehingga anak harus berhenti sekolah sebelum
dinyatakan lulus.
Kata Kunci: Peran Gereja, Anak Putus Sekolah, Diakonia.
x
Anak putus sekolah merupakan masalah yang harus diperhatikan karena putus sekolah
adalah salah satu masalah pendidikan yang tidak pernah ada akhirnya.Bahkan masalah ini
tidak dapat dipecahkan karena sudah menjadi akar. Putus sekolah bukan saja terjadi karena
faktor ekonomi keluarga, tetapi keluarga yang broken home merupakan faktor dari anak
putus sekolah. Hal ini dialami oleh anak-anak yang berada di jemaat Sapti. Masalah anak
putus sekolah bukanlah hal yang baru diketahui oleh gereja. Anak-anak yang merupakan
bagian dari gereja juga perlu diperhatikan oleh gereja sendiri. Oleh karena itu tulisan ini
bertujuan untuk mengetahui peran gereja serta faktor-faktor yang mempengaruhi gereja
dalam menyikapi persoalan anak putus sekolah. Metode yang dipakai dalam tulisan ini adalah
metode kepustakaan dan metode lapangan. Metode lapangan dilakukan dalam bentuk
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa selama ini yang
dilakukan oleh pihak gereja terhadap anak-anak putus sekolah adalah pelayanan pastoral saja
dan tidak ada tindakan yang dapat memberdayakan. Gereja sudah mengetahuinya, akan tetapi
belum ditangani dengan sungguh-sungguh. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berhenti
sekolah selain ekonomi keluarga yang melemah, faktor internal seperti malas juga sebagai
pemicu anak putus sekolah. Anak yang sering dimarahi oleh guru di sekolah, hamil, akibat
dari konflik Maluku, keluarga yang tidak harmonis, IQ lemah, salah penempatan ruang
belajar oleh guru, diskors, membuat sehingga anak harus berhenti sekolah sebelum
dinyatakan lulus.
Kata Kunci: Peran Gereja, Anak Putus Sekolah, Diakonia.
x