Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Sektor Pertanian Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi
diwilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau
dimiliki oleh penduduk daerah tersebut, merupakan produk domestik daerah yang
bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut
merupakan pendapatan domestik. Yang dimaksud dengan wilayah domestik suatu
daerah adalah meliputi daratan dan lautan yang berada didalam batas-batas geografis
daerah tersebut.

Kenyataan menunjukan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan
dalam kegiatan produksi disuatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri,
demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk daerah tersebut
ikut serta dalam proses produksi didaerah lain atau diluar negeri . hal ini menyebabkan
nilai produk domestik yang timbul disuatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang
diterima penduduk daerah tersebut.


Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto
(NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan
PDRB, seluruh lapangan usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor ekonomi. Ini
sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk Domestik
Bruto (PDB) ditingkat nasional. Hal ini juga memudahkan para analis untuk
membandingkan PDRB antar provinsi dan antara PDRB dengan PDB. Sembilan
sektor yang dimaksud adalah:

1. Sektor Pertanian
a. Subsektor tanaman bahan makanan
b. Subsektor tanaman perkebunan
c. Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya
d. Subsektor kehutanan
e. Subsektor perikanan

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
a. Subsektor minyak dan gas
b. Subsektor pertambangan dan migas
c. Subsektor penggalian


3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
a. Subsektor perdagangan besar dan kecil
b. Subsektor hotel
c. Subsektor restoran

4. Sektor Industri Pengolahan
a. Subsektor industri besar dan sedang
b. Subsektor pengilangan minyak
c. Industri kecil rumah tangga

5. Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih
a. Subsektor listrik
b. Subsektor gas kota
c. Subsektor air bersih

6. Sektor Bangunan

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
a. Subsektor pengangkutan
1) Angkutan rel

2) Angkutan laut, sungai dan danau
3) Angkutan udara
4) Angkutan penunjang dan pengangkutan
b. Subsektor komunikasi

8. Sektor Jasa-jasa
a. Subsektor pemerintahan
b. Subsektor swasta
1) Sosial kemasyarakatan
2) Hiburan dan rekreasi

3) Perorangan dan rumah tangga

9. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
a. Subsektor bank
b. Subsektor lembaga keuangan bukan bank
c. Subsektor jasa penunjang keuangan
d. Subsektor sewa bangunan

2.2 Penghitungan Pendapatan PDRB


Penghitungan Pendapatan PDRB ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

2.2.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.

NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan Nilai Produksi
Bruto (NPB) dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku.
NTB menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan
tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor.

2.2.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan

DRB atas dasar harga konstan dapat mencerminkan perkembangan real ekonomi
secara keseluruhan dari tahun ke tahun yang digambarkan melalui laju pertumbuhan
ekonomi.


Nilai Tambah Bruto (NTB) atas harga konstan ini hanya menggambarkan
perubahan volume/kuantum produksi saja. Perhitungan atas dasar harga konstan ini
berguna untuk melihat perubahan ekonomi secara keseluruhan maupun secara
sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kota di provinsi
dari tahun ke tahun.

2.3 Pengertian Peramalan

Peramalan berasal dari kata ramalan yang artinya suatu situasi atau kondisi yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan peramalan adalah bentuk kegiatannya.
Peramalan adalah memperkirakan atau mengestimasikan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, tetapi belum tentu bisa dilaksanakan. Peramalan adalah suatu
usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di
masa lalu (Limif Rokhah, 2004:10).

Makridakis (1994: 39-40) menyatakan bahwa ada tiga sumber utama untuk
mengidentifikasi ketidakakuratan dalam peramalan, yaitu:
1. Kesalahan dalam identifikasi pola dan hubungan

Pola atau hubungan mungkin tidak teridentifikasi dengan benar karena informasi

tidak cukup tersedia, karena model dibuat dengan jumlah variabel yang terbatas.
2. Pola yang tidak tepat dan hubungan yang tidak pasti
Walaupun pola dan hubungan rata-rata dapat di identifikasi, fluktuasi di sekitarnya
terjadi pada hampir kasus. Dan tujuan dari model statistic ini adalah untuk
mengidentifikasi pola atau hubungan sedemikian rupa sehingga fluktuasi
diusahakan sekecil mungkin.
3. Perubahan pola atau hubungan
Perubahan pola atau hubungan tersebut tentu saja dapat menyebabkan kesalahan
peramalan yang tingkat kesalahannya tidak dapat ditetapkan sebelumnya.

Metode peramalan adalah cara untuk memperkitakan secara kuantitatif apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan dasar data relevan dengan masa
yang lalu. Jenis dari metode ramalan ini dapat dibagi menjadi beberapa metode,
diantaranya adalah metode Pemulusan (Smoothing), metode Box-Jenkins (Arima) dan
metode Regresi.

2.4 Manfaat Peramalan

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan
dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut.

Waktu tenggang merupakan suatu alasan untuk perencanaan dan peramalan. Bila
waktu tenggang ini besarnya nol atau sangat kecil, maka tidak dibutuhkan peramalan.
Bila waktu tenggang tersebut panjang dan hasil yang diperoleh membutuhkan faktor-

faktor yang menyatakan bahwa perencanaan dapat dibentuk memiliki peranan penting,
maka peramalan terjadi atau dibutuhkan sehingga tindakan yang tepat dapat
dilakukan.

Kegunaan dari suatu peramalan dapat dilihat pada saat pengambilan
keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan
apa yang terjadi pada saat pengambilan keputusan. Apabila keputusan yang diambil
kurang tepat, sebaiknya keputusan tersebut tidak dilaksanakan. Pengambilan
keputusan merupakan masalah yang selalu dihadapi karena peramalan berkaitan erat
dengan pengambilan suatu keputusan.

Baik tidaknya suatu peramalan sangat bergantung terhadap metode peramalan
yang digunakan. Oleh karena itu, ketepatan dari metode yang dipakai sangat penting
untuk dipertimbangkan. Walaupun demikian perlu diketahui bahwa suatu ramalan
selalu ada unsur kesalahannya. Baik kesalahan ketika pengumpulan data maupun
dalam pengolahan data. Sehingga yang penting adalah usaha bagaimana kesalahan itu

diminimalisir. Dan pada akhirnya keputusan atau ramalan yang diperoleh baik untuk
digunakan.

2.5 Jenis-jenis Peramalan

Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup, dan
metode yang digunakan. Jika ditinjau dari jangka waktu, peramalan dapar dibedakan
menjadi peramalan jangka pendek dan peramalan jangka panjang. Berdasarkan ruang

lingkupnya, peramalan dibedakan menjadi peramalan mikro dan peramalan makro.
Dan jika berdasarkan metode peramalan yang digunakan, peramalan dibedakan
menjadi metode kualitatif dan metode kuantitatif.

Menurut Makridakis (1999:19), peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila
terdapat tiga kondisi berikut:
1. Tersedia informasi tentang masa lalu
2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam data numerik
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut
dimasa yang akan datang.


Peramalan bertujuan mendapatkan peramalan atau prediksi yang bisa meminimumkan
kesalahan dalam meramal yang biasanya diukur dengan mean squared error.

2.6 Langkah-langkah Peramalan

Hampir semua metode peramalan formal dilakukan dengan cara mengekstrapolasi
kondisi masa lalu untuk masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi
kondisi masa lalu sama dengan kondisi masa yang akan datang. Berdasarkan
pemikiran ini, maka langkah-langkah dalam metode peramalan adalah:
1. Pengumpulan data
Langkah pertama ini merupakan langkah yang sangat penting. Karena apabila data
yang dikumpulkan kurang tepat, maka hasil dari peramalan akan kurang tepat.

2. Menyeleksi data
Pada langkah yag kedua ini, data yang kurang relevan harus dibuang supaya tidak
mengganggu akurasi peramalan.
3. Memilih model peramalan
Dalam pemilihan metode peramalan ini, salah satu yang sering dipakai adalah
kesalahan peramalan. Semakin kecil kesalahan peramalan, semakin baik metode
yang dipakai. Karena semakin mendekati data aktual.

4. Menggunakan model yang dipilih untuk dijadikan alat peramalan

2.7 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup
Pengambilan data dilakukan di BPS Sumatera Utara. Data yang diambil adalah data
PDRB Sektor Pertanian kota Padangsidimpuan tahun 2002-2010.

2. Variabel
Variabel yang diteliti adalah PDRB Sektor Pertanian Kota Padangsidimpuan tahun
2002-2010 sebagai dasar untuk meramalkan pada tahun 2013.

3. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang dilakukan adalah:

a. Pengumpulan Data
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang PDRB Sektor Pertanian
Kota Padangsidimpuan tahun 2002-2010. Data yang diambil merupakan data

sekunder karena diperoleh dari BPS Sumatera Utara.
b. Literatur
Penulis mengumpulkan dan memilih sumber bacaan (buku-buku) yang berkaitan
dengan Tugas Akhir ini.

4. Metode Analisa data

Metode analisa data yang dipakai adalah metode Pemulusan Eksponensial Ganda:
metode Linier Satu Parameter dari Brown digunakan untuk data runtut waktu yang
memiliki komponen trend yang linier. Peramalan dengan menggunakan metode
Exponensial Smoothing yang linier dapat dilakukan dengan perhitungan yang
hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai α.

Metode pemulusan eksponensial terkadang lebih efisien bila dibandingkan
dengan meode peramalan yang lainnya. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
menentukan ramalan ini adalah:

a. Menentukan pemulusan pertama ( S’t )
S’t

= α Xt + (1- α) S’t -1

b. Menentukan pemulusan kedua ( S’’t )
S”t

= α S’t + (1- α)S”t -1

c. Menentukan besarnya konstanta ( at )
at

= S’t + (S’t – S’’t) = 2S’t - S”t

d. Menentukan besarnya pemulusan ( bt )
bt

=

α
(S’t – S”t)
1−α

e. Menentukan besarnya peramalan ( Ft+m )
Ft+ m = at + bt m

Dengan:
m

= jumlah periode ke muka yang diramalkan

S’t

= nilai pemulusan eksponensial tunggal

S”t

= nilai pemulusan eksponensial ganda

α

= parameter pemulusan eksponensial besarnya adalah 0< α