BAB X - DOCRPIJM 1495089798BAB 10 ASPEK KELEMBAGAAN LAHAT Ok

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN

10.1. Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Dengan telah ditetapkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, m aka untuk menunjang kelancaran dan efektifitas kerja pemerintahan di Kabupaten Lahat, dibentuk perangkat pemerintahan kabupaten sebagai berikut:

A. BUPATI DAN WAKIL BUPATI

  Bupati dan Wakil Bupati dalam menjalan tugas pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;

  A.1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh dua orang Asisten, yaitu; A.1.1. Asisten Tata Pemerintahan dan Administrasi, membawahi 4 orang

  Kepala Bagian, yaitu; A.1.1.1. Bagian Tata Pemerintahan A.1.1.2. Bagian Hukum dan Ortala A.1.1.3. Bagian Umum A.1.1.4. Bagian Perlengkapan

  A.1.2. Asisten Ekobang, Keuangan Kesra dan Pemberdayaan Perempuan, membawahi 4 orang Kepala bagian, yaitu;

  A.1.2.1. Bagian Perekonomian A.1.2.2. Bagian Administrasi Pembangunan A.1.2.3. Bagian Keuangan A.1.2.4. Bagian Kesradan Pemberdayaan Perempuan

  A.1.3. Dinas-Dinas, sebanyak 12 dinas yang dipimpin oleh seorang kepala

  dinas, yaitu; A.1.3.1. Dinas Pekerjaan Umum A.1.3.2. Dinas Kesehatan A.1.3.3. Dinas Perhubungan A.1.3.4. Dinas Naker dan Transduk

  A.1.3.5. Dinas Pendapatan Daerah A.1.3.6. Dinas Pertambangan & Energi A.1.3.7. Dinas Kehutanan dan Perkebunan A.1.3.8. Dinas Pendidikan Nasional A.1.3.9. Dinas Pertanian, Peter-nakan, Perikanan dan Pangan A.1.3.10. Dinas Koperasi, Per-industrian, Perdagangan, UKM dan PM A.1.3.11. Dinas Kesos dan PMD A.1.3.12. Dinas Pasar, Kebersihan dan Ketertiban

  A.1.4. Badan-Badan, sebanyak 3 badan, yang dipimpin oleh seorang kepala

  badan, yaitu : A.1.4.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) A.1.4.2. Badan Kepegawaian dan Diklat A.1.4.3 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

  (Bapedalda)

  A.1.5. Kantor, sebanyak dua kantor, dipimpin seorang kepala kantor, yaitu:

  A.1.5.1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja A.1.5.2. Kantor Kesbang Linmas

  A.1.6. Inspektorat, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang

  inspektur, yaitu; A.1.6.1. Inspektorat Daerah

10.2. Kondisi Kelembagaan Bidang PU. CiptaKarya

  (1) Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Daerah di bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dan/ atau Pemerintah Provinsi. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas

  Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

  a. Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tataruang.

  b. Pengelolaan dan fasilitasi di bidang pekerjaan umum keciptakaryaan dan tata ruang.

  c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang pekerjaan umum kecipta karyaan dan tata ruang d. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum keciptakaryaan dan tata ruang.

  e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya. (3) Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :

  • Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas 

  Unsur Pembantu Pimpinan yaitu Sekretaris, terdiri dari :

  1. Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan

  2. Sub. Bagian Kepegawaian

  3. Sub. Bagian Keuangan

  • Unsur Pelaksana terdiri dari 4 (empat) Bidang yaitu :

  1. Bidang Bina Program terdiri dari :

  a. Seksi Data dan Statistik

  b. Seksi Penyusunan Program

  c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

  2. Bidang Bangunan Perumahan dan Pemukiman terdiri dari :

  a. Seksi Perencanaan Bangunan Perumahan Pemukiman dan Tata Kota

  b. Seksi Bangunan Perumahan dan Pemukiman

  c. Seksi Tata Kota

  3. Bidang Penyehatan Lingkungan terdiri dari :

  a. Seksi Perencanaan Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih

  b. Seksi Penyehatan Lingkungan

  c. Seksi Air Bersih

  4. Bidang Tata Ruang terdiri dari :

  a. Seksi Perencanaan Tata Ruang

  b. Seksi Survey, Pemetaan dan Amdal

  c. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Tata Ruang (4) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :

  

Gambar 10. 1.

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Lahat

KEPALA DINAS SEKRETARIS SUB. BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN SUB. BAGIAN PERLENGKAPAN KEPEGAWAIAN

  BIDANG BANGUNAN KEUANGAN BIDANG BIDANG PERUM & PERMUKIMAN BIDANG BINA PROGRAM TATA RUANG PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI SEKSI SEKSI PERENC. BANG.PERUM SEKSI PERENC. DATA DAN STATISTIK PERENCANAAN PERKIM PENYEHATAN LINKUNGAN TATA RUANG DAN TATA KOTA DAN AIR BERSIH SEKSI SEKSI SURVEY SEKSI BANGUNAN SEKSI PENYUSUNAN PROGRAM PEMETAAN PENGUJIAN & PERUM& PERMUKIMAN PENYEHATAN LINKUNGAN AMDAL SEKSI SEKSI PEMANTAUAN & SEKSI SEKSI EVALUASI & PELAPORAN EVALUASI TATA RUANG TATA KOTA AIR BERSIH KELOMPOK FUNGSIONAL UPTD CABANG DINAS PENGAWAS

  Rencana Program Investasi Infrastuktur Jangka Menengah 2016-2020

  X- 4

  10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktural, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang CiptaKarya.

  Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang ciptakarya, informasi yang perlu disaji kan antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktural Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.

  2. Gambaran struktural organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.

  3. Gambaran struktural organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini.

  4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktural Organisasi Pemerintah kabupaten/Kota.

  10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang /seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota, khusunya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan.

  Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya , yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya

Tabel 10.1 Komposisi Pegawai dalam unit Kerja Bidang Cipta Karya

  Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Pendidikan Jabatan Fungsional Dinas PU Gol I : 0… orang Gol II : 15… orang

  Gol III : 43… orang Gol IV: .4.. orang Pria : 43 Orang Wanita : 19 Orang < SMA : … orang

  SMA : 25… orang D3 : 2… orang S1 : 27 orang S2 : 8… orang S3 : … orang Jafung TBP : … orang Jafung TPL : … Orang Bappeda

  Dinas ………. Dinas ………. Dst.

  Dapat dilampirkan juga tambahan informasi data kepegawaian lainnya bila tersedia.

10.3. Masalah dan Analisis Kelembagaan Masalah yang Dihadapi 1.

  Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Lahat Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

  Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

2. Analisis Permasalahan

  Pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Lahat sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.

  Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Lahat sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Depa rtemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Lahat masih sangat dibutuhkan.

  10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang ciptakarya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini :

  1. Apakah struktural organisasi perangkat kerja daer ah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku?

  2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?

  3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi?

  4. Apa saja p ermasalahan yang ditemui dalam keorganisasian perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang Cipta Karya? Salah satu cara yang dapat di pergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antara anggota Tim RPI2-JM.

  10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut :

  1. Apakah Perda penetapan organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota telah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada?

  2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

  3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan dalam PP 41 Tahun 2007? Juga perlu dicermati apakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?

  4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang Cipta Karya?

  5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat di ja wab adalah sebagai berikut :

  1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?

  2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

  3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Tabel 10.2 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

  No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai yang ada Jumlah Pegawai yang Diperlukan

  1. Bappeda SMA/sederajat Diploma D3 Teknik - D3 Sekretaris

  • - Dst - S1 Sederajat S1 Teknik - S1 Ekonomi - Dst - S2

  S3 ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang

  ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang

  2. Dinas PU SMA/sederajat Diploma D3 Teknik - D3 Sekretaris

  • - Dst - S1 Sederajat S1 Teknik - S1 Ekonomi - Dst - S2

  S3 ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang

  ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang ……………… orang

  3. Dinas …………

  4. Dinas …………

10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths), kelemahan ( weaknesses), Analisis peluang ( opportunities), dan ancaman ( threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkan dalam matriks SWOT.

  Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan

  b.

  Faktor External Faktor Internal PELUANG (O) a.

  Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tatalaksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan startegi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

  

Tabel10.3

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

  mampu menghadapi ancaman yang ada (S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

  b.

c. ANCAMAN (T) a.

  b. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari faktor-faktor analisis SWOT, yaitu sebagai berikut.

  (internal), peluang (eksternal) dan ancaman (eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya.

  Berdasarkan tabel SWOT di atas, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mengiventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan (internal), kelemahan

  c.

  KEKUATAN (S) a.

  b.

  c.

  Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2) KELEMAHAN (W) a.

  b.

  c.

  Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran 4)

  • Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar kekuatan yang dimiliki organisasi mampu menga mbil keuntungan dari peluang yang ada dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi.
  • Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatan yang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi.
  • Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki kelemahan- kelemahan organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada.

  Mengembangkan strategi WT (kuadran IV), Untuk strategi ini maka diper lukan - upaya yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman- ancamanyang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.

10.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan

  Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity

  building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Lahat ditekankan pada pelatihan dan kursus

  singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan selama 5 (lima ) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Cipta Karya ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.

  10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

  Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efesiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

  Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

  10.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain di perlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

  10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

  Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan.Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada table 10.4.

  Tabel 10.4

Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

  Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan 1. timur serta sertifikasi PengelolaTeknis

  2. Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

  3. Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

  4. Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangungan dan Lingkungan Training of Trainers (TOT) SosialisasiPeraturanPerundang-undangan Bangunan Gedung

  5. dan Lingkungan

  6. Pelatihan Pengadaan barang dan jasa Dit. PBL Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi

  7. dan Pelatihan Konstruksi

  8. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

  9. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur

  10. Publik Bidang Kecipta karyaan Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat

  11. Bencana

  12. Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

  13. Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

  14. Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

  15. Pembinaan Teknis Pengembangan Pemetaan Kompetensi Pegawai

  16. Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

  17. Diklat jabatan Fungsional