9.Gulma rawa keragaman, manfaat dan cara pengolaannya0001
GULM.4 RAWA.: KERAG.4MAN,
MANFAATOAN
CARAPENGELOLAANNYA
R.
lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S. S im a tu p a n g , D . C a h y a n a , d a n E . Maftuah'
B a la i P e n e litia n
P e r ta n ia n
Lahan
Raw a
RINGKASAN
L
ahan raw a pasang surut maupun lahan rawa lebak merupakan tipologi lahan
yang menjadi tempat bagi kehidupan flora dan fauna. Keanekaragaman
hayati baik flora dan fauna merupakan sumberdaya hayati yang sangat penting
dan memberikan arti bagi kehidupan apabila dimanfaatkan, selain itu juga
dapat mendukung pembangunan pertanian. Lahan rawa pasang surut dengan
tipe dan tipologi lahan yang berbeda dan memiliki karakter kimia dan fisik
tanah yang spesifik yakni tingkat kemasaman tinggi akan mempengaruhi
kehidupan flora (tumbuhan), sehingga jenis dan spesies yang tumbuh dan
berkembang adalah yang memiliki daya adaptasi baik terhadap kondisi tanah.
Lahan rawa lebak yang merupakan lahan genangan dan hampir sepanjang
tahun mengalami genangan akan mempengaruhijenis tumbuhan yang tumbuh
dan berkembang. Tumbuhan yang tahan terendam dan genangan akan mampu
hidup dan berkembang yakni jenis tumbuhan air ( a q u a tic p la n t) . Pada lahan
sulfat masam memiliki jenis atau spesies yang beragam, sebanyak 181 spesies
gulma terdiri dari 125 genera dan 51 famili, meliputi sebanyak 110 spesies
gulma berdaun lebar, 40 spesies golongan rum put, dan 31 spesies golongan
teki dijumpai pada kawasan ini. Spesies gulma dominan di lahan potensial
adalah P s e u d o r a p h is s p in e s c e n s , M o n o c h o r ia v a g in a lis , M a r s ile a c r e n a ta ,
L u d w ig ia
adcendens,
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis ,
C yperus
ir ia ,
S p h a e r a n th u s
dan P is tia s tr a tio te s
merupakan gulma yang dominan, di lahan sulfat masam adalah E le o c h a r is
d u lc is , E le o c h a r is r e tr o fla x a , E le o c h a r is a c u ta n g u la dan C y p e r u s s p h a c e la tu s
di lahan sawah, sedangkan di lahan gambut/bergambut adalah S te n o c h la e n a
p a lu s tr is
pada lahan yang belum dimanfaatkan, C y p e r u s s p , E le o c h a r is
r e tr o la x a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah dan E le o c h a r is a c u ta n g a la ,
L e e r s ia h e x a n d r a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah yang diberakan. Oi
lahan rawa lebak, jenis dan spesies gulma yang dominan adalah E ic h o r n ia
a fr ic a n u s , H y d r o c e r a
98
tr iflo r a ,
P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r
BIODIVERSITI
RAWAaZYX
GULM A RAW A: KERAGAM AN,
M ANFAAT
DAN
CARAPENGELOLAANNYA
aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
R . lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S. S im a tu p a n g , D . C a h y a n a , d a n E . M a ftu a h
B a la i P e n e litia n P e r ta n ia n L a h a n R a w a MLKJIHGFEDCBA
.'
RINGKASAN
L
ahan rawa pasang surut maupun lahan rawa lebak merupakan tipologi lahan
yang menjadi tempat bagi kehidupan flora dan fauna. Keanekaragaman
hayati baik flora dan fauna merupakan sumberdaya hayati yang sangat penting
dan memberikan arti bagi kehidupan apabila dimanfaatkan, selain itu juga
dapat mendukung pembangunan pertanian. Lahan raw a pasang surut dengan
tipe dan tipologi lahan yang berbeda dan memiliki karakter kimia dan fisik
tanah yang spesifik yakni tingkat kemasaman tinggi akan mempengaruhi
kehidupan flora (tumbuhan), sehingga jenis dan spesies yang tumbuh dan
berkembang adalah yang memiliki daya adaptasi baik terhadap kondisi tanah.
Lahan raw a lebak yang merupakan lahan genangan dan hampir sepanjang
tahun mengalami genangan akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang tumbuh
dan berkembang. Tumbuhan yang tahan terendam dan genangan akan mampu
hidup dan berkembang yakni jenis tumbuhan air ( a q u a tic p la n t) . Pad a lahan
sulfat masam memiliki jenis atau spesies yang beragam, sebanyak 181 spesies
gulma terdiri dari 125 genera dan 51 famili, meliputi sebanyak 110 spesies
gulma berdaun lebar, 40 spesies golongan rum put, dan 31 spesies golongan
teki dijumpai pada kawasan ini. Spesies gulma dominan di 1ahan potensial
adalah P s e u d o r a p h is s p in e s c e n s , M o n o c h o r ia v a g in a lis , M a r s ile a c r e n a ta ,
L u d w ig ia
adcendens,
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis ,
C yperus
ir ia ,
S p h a e r a n th u s
dan P is tia s tr a tio te s
merupakan gulma yang dominan, di lahan sulfat masam adalah E le o c h a r is
d u lc is , E le o c h a r is r e tr o fla x a , E le o c h a r is a c u ta n g u la dan C y p e r u s s p h a c e la tu s
di lahan sawah, sedangkan di lahan gambutlbergambut adalah S te n o c h la e n a
p a lu s tr is
pada lahan yang belum dimanfaatkan, C y p e r u s s p , E le o c h a r is
r e tr o la x a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah dan E le o c h a r is a c u ta n g a la ,
L e e r s ia h e x a n d r a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah yang diberakan. Di
lahan rawa lebak, jenis dan spesies gulma yang dominan adalah E ic h o r n ia
a fr ic a n u s ,
98
H ydrocera
tr iflo r a ,
P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r
BIODIVERSlrl
RAW A
c r a s s ip e s lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dan P is tia s tr a tio te s pada saat kawasan lahan digenangi
oleh air
dan saat lahan kering dimusim kemarau spesies gulma yang tumbuh sangat
beragam. Gulma tidak saja merugikan tetapi bisa memberikan manfaat bagi
masyarakat dan pada sistem produksi. Pada sistem produksi gulma bermanfaat
sebagai bahan amelioran dan bahan organik sumber unsur hara, mulsa,
berfungsi sebagai biofilter (gulma E le o c h a r is d u lc is d a n E le o c h a r is r e tr o fla x a )
dan sebagai tanaman perangkap hama dan inang tempat bagi predator dan
parasitoid. Manfaat langsung bagi masyarakat ada spesies gulma di lahan rawa
yang bisa dijadikan bahan baku untuk kerajinan tangan seperti membuat topi,
bakul, tikar dan lainnya yakni gulma Purun kudung ( L e p ir o n e a a r tic u la ta )
serta sebagai bahan baku membuat kue yakni gulma Teratai ( N y m p h a e a s p )
seperti kue talipuk yang dijadikan sumber pendapatan bagi petani selain
usahatani. Pengelolaan gulma diperlukan untuk menghindari penurunan hasil
tanaman. Akibat persaingan gulma bisa menyebabkan penurunan hasil padi
sampai 74,2%, oleh karena gulma yang tumbuh diantara tanaman budidaya
harus dikendalikan. Cara pengendalian gulma yang ban yak digunakan oleh
petani dan perkembangannya sangat pesat adalah cara kimia dengan herbisida,
jenis herbisida yang digunakan adalah 2,4-D amina.
K a ta k u n c i: L a h a n r a w a , k e r a g a m a n
g u lm a , m a n fa a t
d a n c a r a p e n g e lo la a n
g u lm a
A.MLKJIHGFEDCBA
PENDAHULUAN
Keragaman flora berhubungan dengan keragaman iklim, tanah dan air.
Setiap spesies tumbuhan menghendaki lingkungan tumbuh atau habitat yang
sesuai agar bisa beradaptasi dan berkembang dengan baik (Kasasian, 1971;
Setyati, 1979), misalnya tumbuhan air ( a q u a tic p la n t) yang hanya dapattumbuh
dan berkembang pada habitat yang berair. Namun ada jenis tumbuhan yang
mampu hidup pada dua kondisi, yaitu kondisi berair dan kering. Kemudian
ada spesies yang adaptif pada lahan masam atau lahan marginal. Meskipun
demikian adajenis gulma yang bisa tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan
ekstrim yang disebut gulma jahat ( n o x io u s w e e d ) ( M e r c a d o , 1 9 7 9 - ) .
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh tidak pada
tempatnya, tidak dikehendaki atau dapat merugikan karena sebagai pesaing
bagi tanaman yang dibudidayakan atau inang bagi hama dan penyakit
(Kasasian, 1971). Meskipun demikian, gulma merupakan bagian integral
dari suatu ekosistem yang memberi manfaat bagi keseimbangan lingkungan,
antara lain sebagai (I) bahan amelioran atau bahan organik, (2) biofilter, (3)
biopestisida, (4) tempat berlindung musuh alami (predator dan parasitoid),
dan (5) bahan baku olahan atau industri.
B/ODIVERSIT/
RAWA
99
Keragaman dan kekhasanjenis gulma yang dapattumbuh dan berkembang
biak berhubungan erat dengan sifat-sifat tanah dan lingkungannya, seperti bahan
induk,jenis tanah, kemasaman dan kesuburan tanahnya. Untuk mengetahuijenisjenis gulma yang berkembang tersebut perlu dilakukan identifikasi sehingga
dapat diketahui jenis dan spesies gulma yang dapat memberi manfaat maupun
kerugian pada sistem produksi.Tulisan ini mengemukakan tentang keragaman
spesies gulma di lahan rawa dan kegunaannya sebagai bioamelioran, biofilter,
biopestisida .9an bahan baku industri.
B. KERAGAM AN
GULM A
1. L ah an R aw a P asan g
RAW A
S u r u t lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pada awalnya lahan raw a pasang surut merupakan kawasan hutan,
yang kemudian oleh penduduk setempat dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
Setelah dibuka sebagian lahan menjadi hutan sekunder yang mengalami
suksesi karena tidak diusahakan (Syawal, 1999). Umumnya lahan tersebut
ditumbuhi oleh gelam aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( M e la le u c a s p ) dan gulma yang didominasi oleh purun
tikus ( E le o c h a r is d u lc is ) , kelakai ( S te n o c h la e n a p a lu s tr is ) , dan purun kudung
( L e p r o n e a a r tic u la ta ) di kawasan lahan sulfat masam bagian bawah dan
perupuk ( P h r a g m ite s k a r k a ) pada lahan bagian atas (Gambar 43).
Gambar 43. Perupuk dan gulma purun tikus di lahan sulfat masam
Dari hasil identifikasi gulma di lahan pasang surut Banjarmasin, Handil
Manarap, Barambai, Balandean, Belawang, dan Sakalagun (Kalsel); Unit
Tatas dan Pangkoh (Kalteng), diketahui 181 spesies yang termasuk kedalam
125 genus dan 51 famili, yang dikelompokan ke dalam gulma berdaun lebar
(110 spesies), golongan rumput (40 spesies), dan golongan teki (31 spesies)
100
BIODIVERSITI
RAWA
(Tabel Lampiran I). Berdasarkan habitatnya gulma dikelompokkan menjadi
lima, yaitu (1) tumbuh mengapung di atas airaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( flo a tin g ) , (2) perakarannya di
bawah air, tetapi daun dan bunganya berada di atas permukaan air ( e m e r g e n t) ;
(3) seluruh tanaman berada di bawah permukaan air, perakarannya di dasar
tanah atau mengapung ( s u b m e r g e d ) , (4) tumbuh di pinggir sungai atau saluran
dengan akar mengapung di dalam air ( m a r g in a l) , dan (5) tumbuh di daerah
kering seperti di pematang, tepijalan, atau sawah ( n o n a q u a tic ) . Spesies gulma
yang tumbuh dan berkembang di lahan rawa pasang surut dapat dibedakan
berdasarkan tipologi lahan, yaitu (I) lahan potensial, (2) lahan sulfat masam,
dan (3) lahan gambutlbergambut.
a.MLKJIHGFEDCBA
L a h a n potensial
Lahan potensial umumnya memiliki kemasaman tanah yang masam
sampai agak masam (pH tanah 4,0-5,0). Gulma yang berkembang pada
lahan ini sangat luas dan beragam, pada lahan sawah maupun lahan
bagian atas yang kondisinya lembab sampai kering adalah: P s e u d o r a p h is
s p in e s c e n s , M o n o c h o r ia
v a g in a li,
C y p e r u s h a lp a n , C y p e r u s
F im b r is ty lis litto r a lis ,
a u b e r ti, H y d r illa
E ic h o r n ia
z e y la n ic a ,
L y m n o c h a r is
v e r tic u lla ta ,
c r a s s ip e s ,
S p h a e r a n th u s
a fr ic a n u s ,
B r a c h ia r ia
a m a r u s s , H e lio tr o p iu m
A lte r n a n th e r a
ir ia , L u d w ig ia
fla v a ,
C e r a to p te r is
P o ly g o n u m
m illifo r m is ,
C o m m e lin a
P is tia
P o ly g o n u m
hexandra,
b e n g h a le n s is ,
in v is a ,
M im o s a
c r e n a ta ,
h y s s o p ifo lia ,
janggut B la x a
aurea,
th a lic tr o id e s ,
tr ifio r a , L e e r s ia
M im o s a
M a r s ile a
L u d w ig ia
U tr ic u la r ia
d ic h o to m u m ,
H ydrocera
in d ic u m ,
s e s s ilis ,
adcendens,
s tr a tio te s ,
h y d r o p ip e r ,
S p h e n o c le a
P h y lla n th u s
v ig r a ,
M im o s a
n a ta n s , P a n ic u m r e p e n s dan G ig ita r ia c ilia r is (Budiman e t
1988; Simatupang e t a l., 1 9 9 5 )
Dominasi gulma yang tumbuh pada tipologi lahan ini tergantung kepada
kondisi lahan, yakni saat ada tanaman dan saat tidak ada tanaman. Spesies
gulma dikatakan dominan adalah apabila nilai nisbah jumlah dominasinya
(NJD-nya) lebih tinggi dibanding dengan nilai NJD spesies gulma yang
lainnya (Pablico dan Moody, 1983). Saat lahan ditanami padi, lahan didominasi
oleh spesies gulma: P s e u d o r a p h is
s p in e s c e n s ,
M o n o c h o r ia
v a g in a lis ,
p u d ic a , N e p tu n ia
a l,
M a r s ile a c r e n a ta , L u d w ig ia
adcendens,
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis , C y p e r u s
ir ia ,
dan saat lahan sedang mengalami
bera oleh spesies gulma: S p h a e r a n th u s
a fr ic a n u s .H y d r o c e r a tr iflo r a , P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r dan P is tia s tr a tio te s .
Pada lahan atas di galangan atau pad a lahan dengan kondisi lembab sampai
kering didominasi oleh gulma L e e r s ia h e x a n d r a , P a s p a lu m c o n ju g a tu m , dan
P a n ic u m r e p e n s (Simatupang e t a l., 2001).
BIODIVERSITI RAWA
101
b . L a h a n s u lfa t m a s a m
lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Lahan sui fat masam dicirikan dengan karakteristik tanah yang masam
sampai sangat masam (pH tanah < 4,0). Gulma yang mendominasi di lahan
sulfat masam, pada lahan bawah (sawah) adalah aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE
E le o c h a r is d u lc is , E le o c h a r is
r e tr o fla x a , E le o c h a r is
a c u ta n g u la ,
dan C y p e r u s s p h a c e la tu s , lahan atas
(galangan) adalah P h r a g m ite s k a r k a , dan lahan yang mengandung lapisan
gambut adalah S te n o c h la e n a p a lu s tr is . Keragaman dan dominasi gulma pada
lahan sawah yang diusahakan dan saat bera ditunjukan pada Tabel 17.
c. L ahan
g a m b u tlb e r g a m b u t
Pada lahan gambutlbergambut
yang masih belum dimanfaatkan
setelah dibuka, umumnya didominasi oleh tumbuhan pakis terutama kelakai
( S te n o c h la e n a p a lu s tr is ) (Gambar 44). Gulma ini dapat berkembang maksimal
dengan penutupan lahan mencapai 100%. Dalam jangka waktu yang lama,
gulma ini menghasilkan biomassa yang sangat banyak dan membentuk
lapisan bahan organik yang sangat tebal atau disebut g u m b a b (Bahasa Banjar).
Lapisan g u m b a b (bahan organik yang masih mentah atau kemis-fibris) menjadi
masalah dalam penyiapan lahan.
'.
Gambar 44. Kelakai ( S te n o c h la e n a
p a lu s tr is i
pada lahan gambutlbergambut
Hasil identifikasi gulma pada lahan sawah bergambut yang intensif
diusahakan diketahui spesies gulma yang dominan adalah C y p e r u s s p ,
E le o c h a r is r e tr o la x a dan P a n ic u m r e p e n s , sedangkan pada lahan sawah yang
diberakan adalah E le o c h a r is a c u ta n g a la , L e e r s ia h e x a n d r a dan P a n ic u m
r e p e n s (Tabel 18).
102
BIODIVERS/TI
RAWA
Tabel 17. Keragaman dan dominasi gulma di lahan sulfat masam, Kab. Barito Kuala
(Kalsel)
Nisbah Jumlah Dominasi (%)
Lokasi Tarantang
Spesies Gulma
A lte r n a n th e r a
Sawah
diusahakan
Lokasi Danda Jaya
Sawah bera
s e s ilis
3,91
25,29**
B r a c h ia n a p a s p a lo id e s
Rottb
Emdl
C y p e r u s s p h a c e la tu s
C y p e r u s k y llin g ia
1,88
C y p e r u s s a n g u in a la tu s
RBR
Eragrotis unioloides
Eleocharis dulcis
Eleocharis acutangula
Eleocharis retroflaxa
Echinocloa colonum
F im b r is ty lis graffithii B
Fimbristylis miliacea
F u ir e n a u m b e l/a la Rottb
F u lr e n a c ilia r is L
H y d io tis d e ffu s a WILL
Leersia hexandra
Lindernia crustacea
Ludwegia octavalis
C y p e r u s p la ty r y lis
20,58*
10,83*
11,09*
1,45
7,09
5,68
0,61
1,24
0,36
29,32**
27,80**
10,94*
2,41
Sawah
diusahakan
Sawah
bera aZYXWVUTSRQPO
0,60
1,19
26,25**
•
1,52
9,21
8,23
15,87*
0,61
12,98*
1,79
0,80
2,38
3,81
7,16
1,88
0,80
6,56
3,83
0,54
L
P a n ic u m p a lu d o s u m
P a s p a lu m c o m m e r s o n ii
corym bosa
L
3,8
6,72
3,88
3,11
7, II
5,79
S a c c io le p is in d ic a
X y r is in d ic a
1,93
0,74
M e la s to m a a ffa in e
R hynchospora
1,87
32,24**
27,23**
11,01 *
0,83
L y g o d iu m le x m a s u m
P a n ic u m r e p e n s
11,73*
L Var Indica
Total nilai NJD
0,92
100,00
100,00
1,97
1,42
0,93
0,66
100,00
0,75
1,32
0,84
5,89
0,82
100,00
Keterangan :
- tanda *)menunjukkan species gulma yang lebih dominan
- Kriteria dominan apabila nilai NJD-nya > dari nilai NJD spesies gulma yang lain
S u m b e r : S im a tu p a n g
BIODIVERSITI
RAWA
e t a l. ( 2 0 0 1 )
103
Tabel
18.
Keragaan
dan dominasi
lahan bergambut,
spesies
Kolam
gulma
Makmur,
di sawah
Kab. Batola
Nisbah
pasang
surut pada tipologi
(Kalsel)
Jumlah
Dominasi
(%)
Spesies gulma
Sawah diusahakan
Sawah bera aZYXWVU
C y p e r u s s p h a c e la tu s Rottb
E le o c h a r is a c u ta n g a la (Purun)
E le o c h a r is r e tr o fla x a (Bulu babi)
E c h in o c h lo a c o lo n u m
F im b r is ty lis g r a ffith ii B
F u ir e n a u m b e lla ta Rottb
H y d io tis d e ffu s a WILL
L e e r s ia h e x a n d r a (Banta)
L in d e r n ia c r u s ta c e a
L u d w ig ia o c ta v a lv is
P a n ic u m r e p e n s L (Bura-bura)
P a s p a lu m c o m m e r s o n ii
P a s p a lu m c o n y u g a tu m
S a c c io le p is in d ic a
S p h a e r a n th u s a fr ic o n u s
X y r is in d ic a L Var Indica
22,32**
7,36
14,56*
1,35
8,97
4,99
5,28
2,67
2,55
3,29
11,69*
9,79
1,95
9,44
21,17**
7,29
3,62
2,76
2,50
0,73
12,02
Total nilai NJD
100,00
100,00
3,37
10,75*
17,68*
9,62
2,28
Ketarangan :
menunjukkan species gulma yang lebih dominan
- tanda
- Kriteria dominan apabila nilai NJD-nya > dari nilai NJD spesies gulma yang lain
*
Sum ber:
I n d r a y a ti
d a n S im a tu p a n g ,
(2 0 0 2 )
2.MLKJIHGFEDCBA
L ahan R aw a L ebak
Hasil identifikasi yang dilakukan di lahan rawa lebak, diketahui
sebanyak 16 spesies termasuk gulma berdaun lebar, 5 spesies gulma golongan
rumput dan 3 spesies gulma golongan tepi (Tabel 18). Namun, hasil survei
yang dilakukan di lahan rawa lebak ini masih belum mencerminkan keragaman
jenis dan spesies gulma yang tumbuh dan berkembang secara keseluruhan
karena survei yang dilakukan hanya pada kawasan areal yang terbatas.
104
BIODIVERSITI
RAWA
Tabel 19.
Keragaman
Selatan.
spesies
gulma
Spesies gulma
yang dijumpai
di lahan rawa lebak Kalimantan
Namaumum
Golongan
berdaun
E ic h o r n ia
c r a s s ip e s
lebaraZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Eceng Gondok
C u lc u m is s p
P o ly g o n u m
b a r b a tu m
G r a n g e a m a d e r a s p a ta m a
L u d w ig ia p e r e n n is
I p o m e a a q u a tic a
L u d w e g ia
o c to v o lv is
C le o m e r u tid o s p e r m a
C le o m e v is c o s a l
I p o m e a tr ila ta
S a lv in ia c u c u la ta
P is tia s tr a tio te s
A lte n a n th e r a
s e s s ilis
L u d w e g ia h y s s o p ifo lia
Jukut carang
Kembang paku konde
Cacabean
Cleome viscosal
Papisangan
Enceng-enceng
Enceng-enceng
Kangkung
Kayambang
Kayapu
Bayam kremeh
Godong puser, Kakuluman
H e p tis b r e v ip is
A g e r a tu m
c o n y z o id e s
Babadotan
H y d r o le a z e y la n ie a
NJD (%)
9,17
1,57
6,26
2,40
4,91
4,68
2, II
5,62
0,82
0,63
3,93
5, II
3,88
I, II
4,60
4,60
4,08
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Gulma golongan MLKJIHGFEDCBA
rum put
P a s p a lid iu m
p u n c ta tu m
E ic h o n o c h lo a
c r u s g a lli
L e p to c h lo a
c h in e n s is
S a c c io le p is
in te r u p ta
L e e r s ia h e x a n d r a
Gulma golongan
Kumpai Babulu
Jajagoan
Suket timunan
Utulan
Banta
9,06
1,51
7,29
9,21
2,70
Teki rawa
Papayungan
Teki
2,44
1,32
1,12
*
*
*
teki
C y p e r u s d is ta n
C y p e r u s h a lp a n
C y p e r u s r o tu n d u s
Total
100
K e te r a n g a n :
*
tanda menunjukkan species gulma yang lebih dominan;
Kriteria dominan apabila nilai NJD-nya > dari nilai NJD spesies gulma yang lain
S u m b e r : N a z e m i e t a I ., ( 2 0 0 4 )
Gulma yang dominan di lahan rawa lebak yang tergenang adalah jenis
gulma air ( a q u a tic p la n t/w e e d ) , terutama enceng gondok ( E ic h o r n ia c r a s s ip e s )
dan kayapu iP is tia s tr a tio te s ) (Gambar 45). Gulma kayapu ban yak digunakan
oleh masyarakat sebagai mulsa pada tanaman budidaya di lahan raw a lebak.
B/ODIVERSITI
RAWA
105
Gambar 45. Gulma enceng gondok (kiri) dan kayapu (kanan)
Pada musim kemarau gulma kumpai babulu aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
( P a s p a lid iu m p u n c ta tu m )
mendominasi rawa lebak tengahan yang digunakan sebagai rnulsa dalam
budidaya semangka dan ubi jalar (ubi nagara). Umumnya petani menanam
jenis gulma ini menjelang musim hujan, kemudian menjelang musim kemarau
gulma tersebut d ih a m p a r (disebar merata) untuk tanaman semangka atau
d ig u lu n g
(dibuat gundukan) untuk tanaman ubi nagara. Gulma tersebut
berfungsi sebagai alas bagi buah semangka atau ubi nagara sehingga dihasilkan
buah atau umbi yang besar.
C.MLKJIHGFEDCBA
M ANFAAT GULM A
-.
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh tidak pada
tempatnya, tumbuhan yang tidak dikehendaki atau tumbuhan yang dapat
merugikan karena tumbuhan ini akan menjadi saingan utama bagi tanaman
pokok dalam hal keperluan unsur hara, air, sinar matahari dan ruang/tempat
tumbuh ( s p a c e ) . Gulma juga menjadi inang bagi hama dan penyakit yang
dapat merusak dan merugikan tanaman (Kasasian, 1971). Bagi petani, gulma
dipandang sebagai musuh karena bisa menurunkan hasil dan menambah
biaya produksi. Namun demikian, selain merugikan kehadiran gulma juga
. bisa memberikan manfaat dalam sistem pertanian maupun bagi kehidupan
masyarakat karena gulma merupakan bagian dari ekosistem.
Dalam konsep ekologi, kehadiran gulma berfungsi sebagai sumberdaya
alam yang dapat menciptakan keseimbangan lingkungan, pada sistem produksi
bisa dimanfaatkan sebagai bahan amelioran, bahan organik sumber unsur hara
yang bisa memperbaiki kesuburan tanah serta meningkatkan produktivitas
lahan dan tanaman, bagi perekonomian masyarakat di pedesaan khususnya
ada spesies gulma yang bisa digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan
atau keterampilan yang bernilai ekonomis sehingga bisa menjadi sumber dan
menambah pendapatan petani.
106
B/ODIVERSITI
RAWA
1 . M a n fa a t
C u lm a
a . A m e lio r a n
P a d a S is te m
dan B ahan
P rod u k si
P e r ta n ia n
O r g a n i k lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Secara tradisional di lahan rawa pasang surut pada sistem pertanian,
pemanfaatan biomassa gulma telah dilakukan oleh petani suku Banjar dan
Bugis selama ratusan tahun yang merupakan pengetahuan localaZYXWVUTSRQPONM
tin d e g e n iu s
k n o w le d g e ) dan sebagai kearifan lokal ( lo c a l w is d o m ) . Biasanya, pemanfaatan
biomassa gulma ini terutama digunakan sebagai bahan organik sumber un sur
hara dikaitkan dengan sistem penyiapan lahan (Noor dan Watson, 1984;
Anwarhan, 1989).
Di lahan rawa pasang surut gulma tumbuh cepat dan sangat subur
bisa menghasilkan biomassa sekitar 3,0-3,5 tlha bahan kering di lahan sulfat
masam dan 1,66-2,04 tlha di lahan bergambut (Simatupang e t a l., 2001).
Biomassa gulma tersebut bisa dimanfaatkan dan dikembalikan ke dalam baik
secara in - s itu maupun e k s - s itu akan bermanfaat untuk meningkatkan bahan
organik tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
Hasil analisis terhadap biomassa gulma yang dijumpai di kawasan
lahan raw a pasang surut, diperoleh bahwa dari beberapa spesies gulma
yang biomassanya dikomposkan dapat memberikan sumbangan unsur' hara
N, P dan K yang berarti bagi tanaman apabila kompos tersebut diberikan ke
dalam tanah (Tabel 20). Pemberian kompos gulma sebagai bahan organik atau
bahan amelioran dosisnya setara dengan pemberian 150 kg N/ha memberikan
pengaruh yang baik dan dapat meningkatkan hasil padi (Simatupang e t a l.,
2002).
Pemberian kompos gulma E . a c u ta n g u la , P r e p e n s , R . c o r y m b o s a L
di lahan sulfat masam sebanyak 6,0 tlha dapat menghasilkan padi 3,85 tlha
gabah kering giling, disamping itu memberikan efek residu untuk pertanaman
musim selanjutnya karena pemberian kompos gulma meningkatkan C-organik
tanah dan meningkatkan P tersedia tanah (Simatupang dan Indrayati, 2003;
Simatupang, 2003). Aribawa, (2002) melaporkan
bahwa pemanfaatan
biomassa gulma purun tikus iE le o c h a r is d u lc is ) dalam bentuk bokashi
sebagai bahan amelioran yang diberikan ke dalam tanah dapat meningkatkan
C-organik, P-tersedia, K-dd, Ca-dd dan Mg-dd serta dapat menurunkan AI-dd
dan Fe-total. Menurut Noor e t a l., (2005) penggunaan kompos purun tikus
( E . d u lc is ) sebagai bahan amelioran memberikan prospek yang baik, karena
kompos purun tikus mengandung Fe yang cukup tinggi sehingga dapat
berfungsi untuk mengkelat asam-asam organik dan menekan kemasaman
tanah gambut.
BIODIVERSITI RAWA
107
Tabel 20.
Kandungan un sur hara N, P, K dan C-organik pada beberapa spesies gulma
yang tumbuh di lahan sui fat masam, Kab. Barito Kuala, Kalsel
Kandungan hara (%)
Spesies gulma
N
1.aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C y p e r u s s p h a c e la tu s Rottb
0,39
0,28
a c u ta n g u la (Purun)
0,34
3 . E le o c h a r is d u lc is (Purun Tikus)
4 . E le o c h a r is c o n g e s ta (Papurunan)
0,39
5. E le o c h a r is r e tr o fla x a (Bulu Babi)
0,41
6. R hynchosphora
c o r y n b o s a L (Kerisan)
0,84
0,56
7 . P a n ic u m r e p e n s (Puyangan/Bura-Bura)
2,35
8 . F y m b r is tilis litto la r is
2 . E le o c h a r is
Kompos gulma
Sum ber
-.
(S p
: S im a tu p a n g
2,5,6,7,8
+ PK)
2,13
P
K
C-Organik
0,09
0,09
0,09
0,41
0,45
1,22
0,21
0,32
1,49
0,91
0,91
1,04
0,97
1,22
0,80
0,89
30,17
30,78
39,00
32,29
30,34
55,32
43,99
27,06
0,20
0,64
29,40
e t a l .. ( 2 0 0 2 )
Gulma-gulma di lahan rawa lebak secara tradisional telah dimanfaatkan
oleh petani sebagai mulsa dan bahan organik sumber un sur hara pada
budidaya tanaman padi dan sayur-sayuran pada musim kemarau.Pemberian
mulsa dari biomassa gulma, bertujuan untuk mengurangi penguapan air dan
mempertahankan
kelembaban tanah sehingga tanaman tidak kekeringan
dan suplai air bagi tanaman terpenuhi. Selain itu, bertujuan untuk menekan
pertumbuhan gulma dan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman budidaya
setelah biomassa gulma tersebut membusuk. Pemanfaatan biomassa gulma
sebagai mulsa pada budidaya tanaman pertanian adalah sebagai pengetahuan
masyarakat ( in d ig e n o u s k n o w le d g e ) yang secara turun temurun diwariskan
pada generasi berikutnya. Salah satu diantaranya adalah, untuk menghindari
kekeringan tanaman padi pada budidaya padi rintak petani menggunakan
gulma Kayapu ( P is tia s tr a tio te s ) sebagai mulsa. Selain sebagai mulsa, gulma
kayapu yang diberikan akan bermanfaat untuk meningkatkan bahan organik
tanah dan kesuburan tanah (Gambar 46a). Pemberian mulsa biomassa gulma
Kayapu in - s itu sebanyak 6,0 tlha pada tanaman cabai di lahan rawa lebak
tengahan pada MK. 2009 berpengaruh baik terhadap pertumbuhan, komponen
"hasil dan memberikan hasil yang tinggi (13,90 t/ha buah segar) dibanding
dengan cara budidaya tradisional ( e x is tin g ) hasil cabai yang didapat hanya
9,46 tlha buah segar (Simatupang e t a l., 2 0 1 1 ) .
Selain pada tanaman padi biomassa gulma juga digunakan sebagai
mulsa pada tanaman sayuran seperti tanaman cabai (Gambar 46b) maupun
tanaman tomat dan lainnya. Pemberian mulsa biomassa gulma Kayapu in - s itu
pada pada pertanaman cabai dapat menekan laju penguapan air sehingga dapat
mempertahankan kadar air tanah serta menciptakan iklim mikro yang dapat
108
BIODIVERSITI
RAWA
mendukung
pertumbuhan
tanaman
cabai
secara
optimal
dan
memberikan
hasil yang cukup tinggi (MukhlisaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a l., 2 0 0 9 ) .
Gulma
berdaun
teki mempunyai
dan 2,58%.
lebar I p o m e a a q u a tic a , C y p e r u s d is ta n s dari golongan
kandungan
Persentase
hara K yang cukup
kandungan
itu lebih
kotoran sapi, kotoran
ayam,
kompos
yang masing-masing
hanya
1,03%, 2,46%,
spesies gulma
ini dapat
hara bagi tanarnan
jerami
dimanfaatkan
(Nazemi
tinggi
tinggi
yaitu
sebesar
3,00%
dibandingkan
K pada
padi, S e s b a n ia s p , F le m in g ia
0,91 %, 2,75%,
sebagai
bahan
sp
1,45%, sehingga
organik
sumber
un sur
e t a l., 2 0 0 4 ) .
Gambar 46. Gulma P is tia s tr a tio te s sebagai mulsa pad a padi dan cabai di lahan rawa lebak MLKJIHG
b . B io filte r
Tumbuhan
tertentu,
yang
artinya
terhadap
tumbuhan
keadaan
E le o c h a r is
d u lc is ,
E le o c h a r is
dominan
karakter
berkembang
bisa
tersebut
a c u ta n g u la ,
di lahan
pad a Gambar
mendominasi
lahan
sulfat
di dalamnya.
47a,
biofilter untuk
memperbaiki
RAWA
diketahui
lainnya.
tumbuh
dan
lapisan
bahwa
Hal ini memberi
isyarat
gulma
bahwa
sebagai
untuk memperbaiki
E le o c h a r is
kualitas
et
gulma
baik di lahan sulfat masam juga mampu
bisa difungsikan
biofilter.
kualitas
air dengan
besi (Fe) dan Sulfat (S04) yang terkandung
masam.Gulrna
BIOD/VERSITI
spesies
gulma
273,4 ppm Fe dan 598,0 ppm Al (Mulyanto
suatu teknologi
di lahan sulfat
C yperus
spesies
ini dijumpai
jaringan
seperti
r e tr o fla x a ,
artinya
lahan
baik
gulma
d u lc is
analisis
beradaptasi
adalah
beradaptasi
dibanding
Melalui
E le o c h a r is d u lc is , selain
konsentrasi
lingkungan
E le o c h a r is
pada
e t a l., 1998).
Biofilter
tinggi
gulma
a l., 1998 d a la m Jumberi
mengurangi
masam,
dimana
Fe dan Al sehingga
dan
E le o c h a r is
sulfat
suatu
baik.Spesies
masam
E le o c h a r is d u lc is mengandung
menyerap
pada
berassosiasi
secara
dan daya adaptasinya
Sebagaimana
pirit (FeS)
dan
tersebut
lingkungan
s p h a c e la tu s tumbuh
ini memiliki
tumbuh
d u lc is dapat
air pada
musim
dimanfaatkan
kemarau
dalam air
sebagai
dengan
cara
109
menyerap senyawa toksik terlarut seperti Fe dan S04 dalam saluran air masuk
(irigasi) dan saluran air keluar (drainase ).Sebagai biofi Iter, gulma aZYXWVUTSRQP
E le o c h a r is
d u lc is ditanam pada saluran yang mengelilingi petakan sawah (Gambar 47a)
dan difungsikan sebagai filter untuk menyaring air buangan/airyang keluar dari
areal sawah sehingga konsentrasi Fe 2+danSO/di dalam air buangan tersebut
menurun dan kualitasnya menjadi lebih baik. Selain gulma E le o c h a r is d u lc is ,
gulma E le o c h a r is r e tr o fla x a (Gambar 47b) juga memiliki kemampuan yang
hampir sama dalam menyerap dan menyaring konsentrasi besi (Fe) dan Sulfat
(S04) sehingga gulma ini bisa digunakan sebagai tanaman biofilter.
Gambar 47. Gulma E le o c h a r is d u lc is (kiri) dan E le o c h a r is r e tr o fla x a (kanan)
Tabel 21.
Pengaruh filterisasi terhadap air buangan yang keluar dari petak sawah di
lahan sulfat masam, di KP. Balandean, MK. 2005
Kualitas air buangan
pH air
Fe=me/l
sot
me/I
Filterisasi menggunakan
Saluran air
Masuk
E . d u llc is
E . r e tr o fla x a
Kapur
Kontrol
Kontrol
3,86
3.57
3,76
3,43
Kapur
3,97
3,86
3,93
3,65
Purun tikus
3,99
3,62
3,94
3,53
Kontrol
0,059
0,092
0,175
Kapur
0,034
0,087
0,071
0,068
0,106
Purun tikus
0,041
0,088
0,098
Kontrol
0,816
0,929
0,069
0,874
Kapur
0,681
0,693
0,821
1,005
1,136
Purun tikus
Sum ber:
I n d r a y a ti
e t a l., ( 2 0 0 5 )
Hasil fiIterisasi menggunakan biofilter dari gulma E le o c h a r is d u lc is
dan E le o c h a r is r e tr o fla x a tersebut, menunjukkan bahwa kualitas air buangan
110
BIOD/VERSITI
RAWA
(air yang keluar dari sawah) menjadi semakin lebih baik dibanding dengan
air buangan yang tidak melalui biofilter ditandai dengan meningkatnya pH
air dan menurunnya konsentrasi Fe 2+ dan sot (TabeI21). Hasil penelitian ini
menggambarkan peran dan manfaat filterisasi untuk memperbaiki kualitas air
buangan sehingga air yang keluar dari areal sawah bisa memberikan pengaruh
baik bagi kehidupan fauna yang hidup pada saluran-saluran drainase.
c. Biopestisida
Melalui kegiatan koleksi dan identifikasi, ditemukan beragam jenis
gulma lahan rawa yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku biopestidida
(Tabel 22). Salah satu diantaranya gulma aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E le o c h a r is
d u lc is telah diteliti
manfaatnya untuk pengendalian hama penggerek batang putih palsu. Gulma
E le o c h a r is d u lc is mempunyai daya tarik khusus atau karena ada sejenis zat/
senyawa tertentu sehingga memiliki daya tarik untuk mengundang salah satu
jenis hama untuk singgah dan meletakkan telurnya, yakni hama penggerek
batang putih padi (PBPP). Zat yang terdapat pada gulma ini mendorong
hama PBPP dapat berassosiasi dengan baik dengan gulma E le o c h a r is d u lc is
(Thamrin e t a l., 2005). Hasil penelitian, ekstrak dari gulma purun tikus yang
disemprotkan ke tanaman lain sebagai tanaman perangkap juga menarik
bagi hama PBPP untuk singgah dan menempatkan telurnya. Artinya gulma
E le o c h a r is d u lc is maupun ekstraknya dapat digunakan sebagai media dalam
pengendalian hama, yakni tumbuhannya dan ekstrak yang disemprotkan ke
tumbuhan lain sebagai tanaman perangkap bagi hama PBPP.
Pada persawahan dimana di sepanjang tepi sungai, saluran dan tepi
pematang banyak ditumbuhi oleh gulma purun tikus, kerusakan padi yang
disebabkannya hama PBPP hanya berkisar 0, I-I ,0%. Rendahnya kerusakan
tanaman padi ini adalah disebabkan gulma purun tikus dapat memerangkap
hama penggerek batang putih padi, dan ini terbukti dari penempatan telur
hama PBPP pada gulma purun tikus mencapai 5646,1 pada musim kemarau
dan 6179,4 pada musim hujan (Thamrin e t a l., 2 0 0 2 ) .
Penggunaan ekstrak gulma E le o c h a r is d u lc is yang terbuat dari bahan
segar dan bahan kering kemudian disemprotkan pada tanaman perangkap dapat
memerangkap kelompok telur hama PBPP. Hasil penelitian ..-rnenunjukkan
bahwa tanaman perangkap yang disemprot dengan ekstrak bahan segar lebih
banyak dari pad a tanaman yang disemprot dengan ekstrak bahan kering (Tabel
23). Artinya ekstrak bahan segar yang disemprotkan pada tumbuhan sebagai
tanaman perangkap lebih efektif dan lebih menarik bagi hama PBPP untuk
. singgah dan menempatkan telumya.
B/ODIVERSITI
RAWA
111
Tabel 22. Beberapa spesies gulma yang berpotensi sebagai bahan baku biopestisida
Jenis Gulma
Nama Daerah
Bagian
Tanaman
Nama IImiah
Babadotan aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A g e r a tu m c o n y z o id e s
Daun
Daun,
Bakung rawa
C r y n u m a s ia tic u m
umbi
Binderang
Daun
Bundung
Cambai Karuk
..
Gadung
Gelam
C a s s ia
sp
Kacang parang
Kelakai
Karamunting
jawa
•
Insektisida
Daun
C e n te lla a s ia tic a
Kakambat
Kalalayu
Daun
Umbi
Jeruju
Jalukap/pegagan
Daun
Daun
sp
Gadung
Gulinggang
Daun
Umbi
M e la le u c a
Ulat grayak, plutella
Insektisida
Ulat grayak, ulat
jengkal
Tan.perangkap
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, ulatjengkal
dan ulat plutella
Tikus dan Ulat grayak
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, dan ulat
plutella
Tikus dan Ulat grayak
Pestisida (Ulat
grayak) dan Fungisida
(Antraknuse)
Ulat grayak
S c ir p u s g r o s u s
P ip e r s a r m e n to s u m
Keterangan/ Kegunaan
Daun
Ulat grayak
E r io g io s u m
r u b ig in u s u m
Daun
Insektisida
C a n a v a lis
Biji
lnsektisida:
S te n o c h la e n a
p a lu s tr is
Daun
Tan.perangkap
M e la s to m a
Daun
Insektisida
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, ulat plutella
dnn kutu d~un
U at graya ,ulat
plutella
Insektisida
sp
sp
Krinyu
C r o m o la e n a
Kujajing
P ic u s s p p
Daun
Lua
F ic u s g lo m e r a ta
Daun
Mamali putih
Leea
Maya
A m o r p h o p h a llu s
c a m p a n u la tu s
Purun tikus
E le o c h a r is
Purun kudung
L epronea
Perupuk
P h r a g m ite s k a r k a
Tan.perangkap
Ribu-ribu
L y c o d iu m fle x u o s u m
Tan.penolak
Simpur
D ille n ia s u ffr u tic o s a
112
o d o r a ta
sp
Daun
Daun
Seluruh
tanaman
Insektisida
Insektisida
d u lc is
Tan.perangkap
a r tic u la ta
Tan.perangkap
Daun
Insektisida
BIODIVERSITI
RAWA
Sarigading aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N y c ta n th e s a b o r tr itis
Daun
Tawar
Daun
C o s tu s s p e c
Daun
Tapak liman
Daun dan
akar
Daun dan
Tuba
Usar
K e te r a n g a n :
bllab
Sum ber;
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, dan ulat
plutella
Ulat grayak
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, dan ulat
plutella
Ulat grayak
A s ik in e t a l, ( 2 0 /2 )
Tabel 23, Hasil tangkap kelompok telur hama penggerek batang putih padi, di KP.
Handil Manarap, Kalimantan Selatan, MK. 2002.
Perlakuan
Jumlah kelompok telur
Ekstrak bahan segar
langsung diaplikasi
ekstrak disimpan I hari
Ekstrak bahan kering
langsung diaplikasi
ekstrak disimpan I hari
Kontrol
K e te r a n g a n : S u m b e r :
T h a m r in
d . T e m p a t B e r lin d u n g
32
13
12
6
0-1
e t a l., ( 2 0 0 2 )
(shelter)
MLKJIHGFEDCBA
M u s u h A la m i
Tumbuhan memiliki daya tarik yang berbeda terhadap serangga, dan
bagian dari tumbuhan yang paling menarik bagi serangga adalah bunga. Bunga
mengeluarkan aroma yang menarik dan pada bunga ditemukan nektar yang
menjadi makanan serangga.Adanya nektar pada bunga tumbuhan menarik
perhatian dan mengundang serangga singgah untuk memakan dan menikmati
nektar sebagai makanannya, dan menyebabkan sebagian dari serangga senang
singgah dan dapat berassosiasi dengan tumbuhan tersebut. Banyak spesies
gulma yang ditemukan di kawasan lahan rawa pasang surut yang menarik dan
disenangi oleh serangga. Oaya tarik dari gulma mengundang sehingga serangga
mampu berassosiasi dengan baik pada spesies gulma tersebut. Gulma-gulma
tersebut, diantaranya adalah spesies E ie o c h a r is d u ic is ,L e p ir o n e a a r tic u la te ,
S c ir p u s g r o s s u s , S te n o c h ia e n a p a lu tr is , P h r a g m ite s k a r k a dan spesies gulma
lainnya (Thamrin e t a i., 2002; Asikin e t a l., 2 0 0 5 ) .
Serangga-serangga yang dapat berassosiasi baik dengan g u lm a P a n ic u m
r e p e n s L adalah serangga termasuk sebagai hama, predator dan parasitoid.
Hasil penelitian diketahui bahwa yang termasuk sebagai hama, predator dan
BIODIVERSITI RAWA
113
parasitoid, masing-masing sebesar 22,6%,64,5% dan 12,9% parasitoid (Tabel
24). Melalui penelitian ini memberi isyarat bahwa gulma aZYXWVUTSRQPON
P a n ic u m re p e n s
ini cocok sebagai tempat persinggahan, tempat berlindung bagi seranggaserangga yang dijumpai di kawasan lahan raw a pasang surut sehingga juga
bisa difungsikan sebagai tanaman perangkap (Asikin e t a l., 2 0 0 5 ) .
Tabel24.
Keanekaragaman
( P a n ic u m
repens
serangga
yang
berassosiasi
pada
gulma
Bura-Bura
L) di lahan rawa pasang surut
Famili
Ordo
Hama/Musuh alami
Acrididae
Orthoptera
Pemakan daun
Argiope sp
Araneidae
Arachnida
Predator
Apanteles sp
Braconidae
Hymenoptera
Parasitoid larva
Agriocnemis femina femina
Agrionidae
Odonata
Predator
Anatrichus sp
Chloropidae
Diptera
Predator
Conocephalus longipennis
Tettigoniidae
Orthoptera
Predator
Cofana spectra
Cicadellidae
Homoptera
Pengisap daun
Cnaphalocrosis medinalis
Pyralidae
Lepidoptera
D o lic h o d e r u s
Formicidae
Hymenoptera
Spesies
sp
A ttr a c to m o r p h a
sp
sp
F aederus
sp
H a p a lo c h r o s
L o c u s ta
sp
Staphylinidae
Coleoptera
Penggulung daun
Predator telur/
larva
Predator
Malachiidae
Coleoptera
Predator
Acrididae
Orthoptera
Pemakan daun
Alydidae
Hemiptera
Pengisap malai
Lycosidae
Arachnida
Predator
Gryllidae
Orthoptera
Predator
Cicadellidae
Homoptera
Pengisap daun
N ezara sp
Pentatomidae
Hemiptera
Pengisap polong
Ophionea ishii ishii
Carabidae
Coleoptera
Predator
Acrididae
Orthoptera
Pemakan daun
Oxyopidae
Arachnida
Predator
L e p to c o r is a
sp
Lycosa sp
M e th io c e
sp
N e p h o te ttix
O xya
sp
sp
c
O xyopessp
O r th e tr u m
s a b in a s a b in a
Phidippus sp
P ip u n c u lu s
sp
S c ir p o p h a g a
S o le n o p s is
in n o ta ta
sp
S y n h a r m o n ia
T e tr a g n a th a
sp
m a n d ib u la ta
T e tr a g n a th a ja p a n ic a
114
Libellulidae
Odonata
Predator
Salticidae
Arachnida
Predator
Pipunculidae
Diptera
Parasitoid
Pyralidae
Lepidoptera
Penggerek batang
Formicidae
Hymenoptera
Predator
Coccinellidae
Coleoptera
Predator
Tetragnathidae
Arachnida
Predator
Tetragnathidae
Arachnida
Predator
BIOD/VERSITI
RAWA
T e le n o m u sr o w a n i lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Scelionidae
Hymenoptera
Parasitoid
telur
Xanthopimpla punctata
larva
Ichneumonidae
Hymenoptera
Parasitoid
S u m b e r : A s ik in e t a l., ( 2 0 0 5 ) . MLKJIHGFEDCBA
2 . M a n fa a t G u lm a
a. Bahan
se b a g a i B a h a n B a k u In d u str i
B io fa r m a k a
-.
Melalui kegiatan koleksi dan identifikasi, ditemukan beragam jenis
gulma lahan rawa yang potensial sebagai bahan baku obat-obatan (Tabel 25).
Tabel 25.
Jenis
gulma
Kalimantan
lahan
rawa
yang
berpotensi
Selatan dan Kalimantan
Jenis gulma
sebagai
bahan
biofarmaka,
Tengah
Nama daerah
Nama I1miah
Bagian
Tumbuhan
Akar kuning
A r c a n g e lis ia fla v a
Akar
Balangkasua putih
L a p is a n th e s
Daun
Ilipertentis, periya.
Kuning*
Kosmetik*
Balangkasua
habang
Bakung rawa
L a p is a n th e s
Daun
Kosmetik*
C rynum
Daun, umbi
Obat bius*
Cambai karuk
P ip e r s a r m e n to s u m
Daun
Ciplukan
P h y s a lis a n g u la ta
Buah dan daun
Dadangkak
H y d r o le a s p in o s a
Daun
Duhat
E u g e n ia p o ly a n th a
Daun
Obat ginjal dan
mag*
Obat hipertensi,
batuk*
Rasa gatal pad a
kulit
Obat hipertensi*
Daun Kentut
P a e d e r ia
Daun
Obat
Gagali
L a s ia s p in o s a
Daun, umbi
Obat disentri*
BIODIVERSITI
RAWA
a la ta
a s ia tic u m
scandens
Ket./kegunaan
115
Daun
Gulinggang aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C a s s ia s p
Obat kulit*
Seluruh bagian
Obat-obatan
A r e n g a p in n a ta
Daun
Obat malaria*
Hambin buah ganal
P h y lla n th u s
Seluruh bagian
Jalukap/pegagan
C e n te lla
Obat kencing
batu*
Obat kulit-obat
Jambu hutan
E u g e n ia s p
Daun, akar
Obat ginjal*
Jelatang nyiru
T o x ic o d e n d r o n
r a d ia c a n s
Daun
Gatal pada kulit
Kakamalan
M a r s e lia
Daun
Bau menyengat
Kakuluman
H y p tis b r e v ip e s
Daun
Obat"
E r io g io s u m
Daun
obat diare*
Daun
Obat gatal*
Daun, umbi
Rasa gatal pada
kulit
Hambin buah
P h y lla n th u s
Hanau
am arus
am arus
Daun
a s ia tic a
panas, TBC*
Kalalayu
c r e n a ta
r u b ig in u s u m
Karamunting
jawa
Keladi rawa
C a la d iu m
Kujajing biji
F ic u s s p
Daun, buah
Obat kanker*
Kembang pukul 4
M e r a b ilis s p
Daun
Kepayang
P a n g iu m
Kumandrah
C r o to n tig liu m
Seluruh bagian
t
Daun/Buah
Untuk kutu
daun- obat*
Obat cacing*
Obat perut*
Lua
F ic u s g lo m e r a ta
Daun
Obat batuk*
Mamali habang
L e e a in d ic a
Daun
Obat-obatan"
Mamali putih
L eea sp
Daun
Obat-obatan"
Minjangan
C h r o m o le n a
o d o r a ta
Daun
Obat luka*
Paku-pakuan
N o p h r o le p is
sp
Daun
Obat kurang
darah*
Papulut bayi
U r e n a lo b a ta
Daun
Obat panas*
Daun
Obat batuk*
Daun
Gbat-obatan*
Daun
Obat bersalin*
M e la s to m a
sp
sp
e d u le
Papulut bunga
coklat
Pasak bumi
E u r iy c o m a
Patah kamudi
S p h a e r a n th u s
Pinang habang
P ty c h o s p e r m a
sp
Akar
Obat ginjal*
Pinang sindawar
P ty c h o s p e r m a
spp
Akar
Obat sakit
pinggang*
116
lo n g ifo lia
a fr ic a n u s
SIODIVERSIT1
RAWA
Putat
Daun
Raja binalu
L o r a n th u s
Raja bangun
K a la n c h e
Rengas/Jingah
G lu th a s p
Rumbia habang
M e tr o x y llo n
Sapang
Seluruh
sp
bagian
Obat gatal*/
Insektisida
Obat hipertensi*
Daun
Obat sakit gigi dan
kepala*
Rasa gatal pad a
kulit, pengawet
ikan*
Daun
Obat disentri*
A b r u s p r e c a to r iu s
Kulit batang,
dan buah
Obat-obatan*
Sarang samut
M e r m e c o d ia
Buah
Obat penyakit
dalam*
Sasambung
B lu m e a b a ls a m ife r a
Daun
Obat asma*
Sarigading
N y c ta n th e s
a b o r tr itis
Daun
Jamu*
Sasandukan
P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r
Daun
Obat*
Seluang belum
Luvunga
Daun
Obat kebugaran*
Daun
Obat mata, sakit
kepala*
Obat sakit perut,
patah tulang*
Simpur
. D ille n ia
Daun
p in n a ta
sagu
sp
e le u th e a n d r a
s u ffr u tic o s a
Seluruh bagian
tanaman
Daun
Suli tulang
Sulur daging
Tabat Barito
F ic u s d e lto id e a
Daun
Tambura
A g e r a th u m
Daun
c o n y z o id e s
Tatunjuk langit
Obat luka*
Obat-obatan
(jamu)"
Obat bersalin*
Daun
Obat-obatan
(jamu)"
Obat KB*
Daun
C o s tu s s p
TawaraZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K e te r a n g a n :
• in fo r m a s i m a s y a r a k a t
s e te m p a t
S u m b e r :A s ik in , ( 2 0 /3 )
2.MLKJIHGFEDCBA
B a h a n B a k u In d u str i
Beberapa
jenis
gulma
gondok dapat
dimanfaatkan
bentuk lainnya
(Gambar
dipasarkan
secara
R um ah
lokal,
T angga
antara
lain purun
sebagai
48).
Hasil
tetapi
juga
bahan
industri
ke
kudung,
baku
tikar,
rumah
beberapa
bundung
topi,
tangga
daerah
dan enceng
bakul,
tas dan
ini tidak
lainnya,
saja
bahkan
diekspor ke luar negeri.
BIODIVERSITI RAWA
117
Gambar 48.
Hasil olahan kerajinan tangan berupa topi (a), bakul tempat buah (b) dan tikar(c)
menggunakan bahan baku gulma purun kudung MLKJIHGFEDCBA
D . K E S IM P U L A N
Keragaman hayati gulma di lahan rawa pasang surut dan lebak
teridentifikasi masing-masing sebanyak 181 dan 25 spesies. Spesies gulma
yang dominan di lahan rawa pasang surut potensial antara lain aZYXWVUTSRQPO
P s e u d o r a p h is
s p in e s c e n s ,
M o n o c h o r ia
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis ,
tr iflo r a , P o ly g o n u m
c o n ju g a tu m ,
d u lc is ,
v a g in a lis ,
C yperus
M a r s ile a
ir ia ,
c r e n a ta ,
S p h a e r a n th u s
antara
C yperus
lain
a fr ic a n u s ,
H ydrocera
h y d r o p ip e r , P is tia s tr a tio te s , L e e r s ia h e x a n d r a , P a s p a lu m
r e tr o fla x a ,
E le o c h a r is
a c u ta n g u la ,
dan P h r a g m ite s k a r k a ; dan lahan garnbut/bergambut
a c u ta n g a la ,
adcendens,
dan P a n ic u m r e p e n s ; lahan sulfat masam antara lain E le o c h a r is
E le o c h a r is
p a lu s tr is .
L u d w ig ia
s p , E le o c h a r is
r e tr o la x a ,
C yperus
s p h a c e la tu s
antara lain S te n o c h la e n a
P a n ic u m
repens,
E le o c h a r is
dan L e e r s ia h e x a n d r a . Di lahan rawa lebak, gulma yang dominan
E ic h o r n ia
c r a s s ip e s ,
P a s p a lid iu m
p u n c ta tu m ,
P o ly g o n u m
a q u a tic a , C le o m e r u tid o s p e r m a dan P is tia stratiotes.
Manfaat gulma antara lain sebagai (1) bahan amelioran atau bahan
organik, (2) biofilter, (3) biopestisida, (4) tempat berlindung musuh alami
(predator dan parasitoid), dan (5) bahan baku olahan atau industri.
b a r b a tu m , I p o m e a
118
BIODIVERS/TI
RAWA
D A F T A R P U S T A K A lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Anwarhan, H. 1989. Bercocok tanam padi pasang surut dan aZYXWVUTSRQPONMLK
r a w a .D a la m
lsmunadji, M. Syam, dan yuswandi (Eds). Padi Buku 2. Badan Litbang
Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. HIm. 551-577.
Aribawa, I.B. 2002. Pengaruh kapur dan bokashi purun tikus terhadap tampilan
tanaman padi dan perubahan beberapa sifat kimia tanah sulfat masam,
Tesis Pasca Sarjana Program Studi Agronomi, Unlam, Banjarbaru.
Asikin, S., M. Thamrin., dan M.Z. Hamijaya. 2005. Serangga penting yang
berassosiasi pada P a n ic u m r e p e n s disekitar pertanaman padi di lahan
rawa pasang surut. D a /a m Prosiding Konf.Nasional XVII Himpunan
I1mu Gulma Indonesia. HIGI, Yogyakarta. HIm. VII-15- VII-19
Asikin, S. 2012. Uji efikasi ekstrak tumbuhan rawa untuk mengendalikan
hama ulat grayak skala laboratorium.
Jurnal I1miah I1mu-lImu
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Agroscientiae. Vol 19 No
3 Desem ber 2013
Asikin, S. 2013. Biopestisida rawa. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,
Badan Litbang Pertanian, Banjarbaru. 43 Hal. (Dalam proses publikasi)
BIODIVERSITI
RAWA
119
Budiman, A., M. Thamrin., dan S. Asikin. 1988. Beberapa jenis gulma di
lahan pasang surut Kalimantan Selatan dan Tengah dengan tingkat
kemasaman tanah yang berbeda. D a la m Prosiding Konferensi Ke IX
Himpunan I1mu Gulma Indonesia Jilid II, Bogor 22-24 Desember 1988.
HIGI. HIm. 87-92.
Bangun, P., dan Wiroatmodjo. 1986. Dominant weeds and its control in
Indonesia food crops. Symposium
in Weed Science, Biotrop, Spec.
Public. No. 24. Bogor. Indonesia.
Indrayati, L., dan R. S. Simatupang. 2002. lndentifikasi species gulma padi
sawah di lahan bergambut Kalimantan Selatan. D a la m Prosiding
Seminar Nasional Agronomi dan Pameran Pertanian 2002.Perhimpunan
Agronomi Indonesia (PERAGI), Bogor. HIm. 346-353.
Indrayati, L., Kosrini., I. Khairullah., dan A. Fahmi. 2005. Teknologi
peningkatan produktivitas lahan sulfat masam aktual. Laporan Akhir
Hasil Pnelitian. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Pustlitbangtan,
Bsdan Litbang Pertanian, Deptan. 60 Hal.
Jumberi. A., A. Supriyo., dan H. S. Raihan. 1998. Penggunaan bahan
amelioran untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan di lahan
pasang surut. D a /a m Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Menunjang Akselerasi Pengembangan Lahan Pasang Surut. Badan
Litbang, Pus1itbangtan, Balittra, Banjarbaru. Hlm.245-255.
Kasasian, L. 1971. Weed Control in the Tropics. Leonard Hill Books London.
P.3-4.
Mercado, B.C. 1979. Introduction
Laguna, Philppines. 292p.
to Weed Science.
SEARCA
College,
Mukhlis., N. Fauziati., R.S. Simatupang., dan M. Saleh. 2009. Pengembangan
teknologi konservasi tanah, dan air untuk mengatasi cekaman air,
meningkatkan IP (~ 200) dan produktivitas (> 25%) pada lahan rawa
lebak. Laporan Hasil Penelitian TA. 2009. Balai Penelitian Pertanian
Lahan Rawa, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
Deptan. 33 Hal.
Nazemi. D., I. Ar-Riza., dan A. Budiman. 2004. Kandungan nitrogen, fosfor,
kalium dan karbon dari berbagai jenis gulma di lahan lebak.aZYXWVU
D a la m
Agroscientiae.
Jurnal Ilmu-I1mu Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat. Vol. II No.2 Agustus 2004. HIm. 140-145.
120
BIODIVERSITI
RAWA
Noor, H. D., and G. A. Watson. 1984. Farmer management of weed in tidal
swamps rice cultivation in South and Central Kalimantan. Bogor,
Indonesia. April 1984.
Noor, M., Y. Lestari., dan M. Alwi. 2005. Teknologi peningkatan proiduktivitas
dan konservasi lahan gambut.aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D a la m Laporan Akhir Hasil Penelitian
T.A. 2005. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru.
Nugroho, K. Alkasuma, Paidi, Wahyu Wahdini, Abdurachman, H. Suhardjo,
dan IPG. Widjaja-Adhi. 1992. Petaareal potensial untuk pengem
MANFAATOAN
CARAPENGELOLAANNYA
R.
lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S. S im a tu p a n g , D . C a h y a n a , d a n E . Maftuah'
B a la i P e n e litia n
P e r ta n ia n
Lahan
Raw a
RINGKASAN
L
ahan raw a pasang surut maupun lahan rawa lebak merupakan tipologi lahan
yang menjadi tempat bagi kehidupan flora dan fauna. Keanekaragaman
hayati baik flora dan fauna merupakan sumberdaya hayati yang sangat penting
dan memberikan arti bagi kehidupan apabila dimanfaatkan, selain itu juga
dapat mendukung pembangunan pertanian. Lahan rawa pasang surut dengan
tipe dan tipologi lahan yang berbeda dan memiliki karakter kimia dan fisik
tanah yang spesifik yakni tingkat kemasaman tinggi akan mempengaruhi
kehidupan flora (tumbuhan), sehingga jenis dan spesies yang tumbuh dan
berkembang adalah yang memiliki daya adaptasi baik terhadap kondisi tanah.
Lahan rawa lebak yang merupakan lahan genangan dan hampir sepanjang
tahun mengalami genangan akan mempengaruhijenis tumbuhan yang tumbuh
dan berkembang. Tumbuhan yang tahan terendam dan genangan akan mampu
hidup dan berkembang yakni jenis tumbuhan air ( a q u a tic p la n t) . Pada lahan
sulfat masam memiliki jenis atau spesies yang beragam, sebanyak 181 spesies
gulma terdiri dari 125 genera dan 51 famili, meliputi sebanyak 110 spesies
gulma berdaun lebar, 40 spesies golongan rum put, dan 31 spesies golongan
teki dijumpai pada kawasan ini. Spesies gulma dominan di lahan potensial
adalah P s e u d o r a p h is s p in e s c e n s , M o n o c h o r ia v a g in a lis , M a r s ile a c r e n a ta ,
L u d w ig ia
adcendens,
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis ,
C yperus
ir ia ,
S p h a e r a n th u s
dan P is tia s tr a tio te s
merupakan gulma yang dominan, di lahan sulfat masam adalah E le o c h a r is
d u lc is , E le o c h a r is r e tr o fla x a , E le o c h a r is a c u ta n g u la dan C y p e r u s s p h a c e la tu s
di lahan sawah, sedangkan di lahan gambut/bergambut adalah S te n o c h la e n a
p a lu s tr is
pada lahan yang belum dimanfaatkan, C y p e r u s s p , E le o c h a r is
r e tr o la x a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah dan E le o c h a r is a c u ta n g a la ,
L e e r s ia h e x a n d r a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah yang diberakan. Oi
lahan rawa lebak, jenis dan spesies gulma yang dominan adalah E ic h o r n ia
a fr ic a n u s , H y d r o c e r a
98
tr iflo r a ,
P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r
BIODIVERSITI
RAWAaZYX
GULM A RAW A: KERAGAM AN,
M ANFAAT
DAN
CARAPENGELOLAANNYA
aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
R . lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S. S im a tu p a n g , D . C a h y a n a , d a n E . M a ftu a h
B a la i P e n e litia n P e r ta n ia n L a h a n R a w a MLKJIHGFEDCBA
.'
RINGKASAN
L
ahan rawa pasang surut maupun lahan rawa lebak merupakan tipologi lahan
yang menjadi tempat bagi kehidupan flora dan fauna. Keanekaragaman
hayati baik flora dan fauna merupakan sumberdaya hayati yang sangat penting
dan memberikan arti bagi kehidupan apabila dimanfaatkan, selain itu juga
dapat mendukung pembangunan pertanian. Lahan raw a pasang surut dengan
tipe dan tipologi lahan yang berbeda dan memiliki karakter kimia dan fisik
tanah yang spesifik yakni tingkat kemasaman tinggi akan mempengaruhi
kehidupan flora (tumbuhan), sehingga jenis dan spesies yang tumbuh dan
berkembang adalah yang memiliki daya adaptasi baik terhadap kondisi tanah.
Lahan raw a lebak yang merupakan lahan genangan dan hampir sepanjang
tahun mengalami genangan akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang tumbuh
dan berkembang. Tumbuhan yang tahan terendam dan genangan akan mampu
hidup dan berkembang yakni jenis tumbuhan air ( a q u a tic p la n t) . Pad a lahan
sulfat masam memiliki jenis atau spesies yang beragam, sebanyak 181 spesies
gulma terdiri dari 125 genera dan 51 famili, meliputi sebanyak 110 spesies
gulma berdaun lebar, 40 spesies golongan rum put, dan 31 spesies golongan
teki dijumpai pada kawasan ini. Spesies gulma dominan di 1ahan potensial
adalah P s e u d o r a p h is s p in e s c e n s , M o n o c h o r ia v a g in a lis , M a r s ile a c r e n a ta ,
L u d w ig ia
adcendens,
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis ,
C yperus
ir ia ,
S p h a e r a n th u s
dan P is tia s tr a tio te s
merupakan gulma yang dominan, di lahan sulfat masam adalah E le o c h a r is
d u lc is , E le o c h a r is r e tr o fla x a , E le o c h a r is a c u ta n g u la dan C y p e r u s s p h a c e la tu s
di lahan sawah, sedangkan di lahan gambutlbergambut adalah S te n o c h la e n a
p a lu s tr is
pada lahan yang belum dimanfaatkan, C y p e r u s s p , E le o c h a r is
r e tr o la x a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah dan E le o c h a r is a c u ta n g a la ,
L e e r s ia h e x a n d r a dan P a n ic u m r e p e n s pada lahan sawah yang diberakan. Di
lahan rawa lebak, jenis dan spesies gulma yang dominan adalah E ic h o r n ia
a fr ic a n u s ,
98
H ydrocera
tr iflo r a ,
P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r
BIODIVERSlrl
RAW A
c r a s s ip e s lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dan P is tia s tr a tio te s pada saat kawasan lahan digenangi
oleh air
dan saat lahan kering dimusim kemarau spesies gulma yang tumbuh sangat
beragam. Gulma tidak saja merugikan tetapi bisa memberikan manfaat bagi
masyarakat dan pada sistem produksi. Pada sistem produksi gulma bermanfaat
sebagai bahan amelioran dan bahan organik sumber unsur hara, mulsa,
berfungsi sebagai biofilter (gulma E le o c h a r is d u lc is d a n E le o c h a r is r e tr o fla x a )
dan sebagai tanaman perangkap hama dan inang tempat bagi predator dan
parasitoid. Manfaat langsung bagi masyarakat ada spesies gulma di lahan rawa
yang bisa dijadikan bahan baku untuk kerajinan tangan seperti membuat topi,
bakul, tikar dan lainnya yakni gulma Purun kudung ( L e p ir o n e a a r tic u la ta )
serta sebagai bahan baku membuat kue yakni gulma Teratai ( N y m p h a e a s p )
seperti kue talipuk yang dijadikan sumber pendapatan bagi petani selain
usahatani. Pengelolaan gulma diperlukan untuk menghindari penurunan hasil
tanaman. Akibat persaingan gulma bisa menyebabkan penurunan hasil padi
sampai 74,2%, oleh karena gulma yang tumbuh diantara tanaman budidaya
harus dikendalikan. Cara pengendalian gulma yang ban yak digunakan oleh
petani dan perkembangannya sangat pesat adalah cara kimia dengan herbisida,
jenis herbisida yang digunakan adalah 2,4-D amina.
K a ta k u n c i: L a h a n r a w a , k e r a g a m a n
g u lm a , m a n fa a t
d a n c a r a p e n g e lo la a n
g u lm a
A.MLKJIHGFEDCBA
PENDAHULUAN
Keragaman flora berhubungan dengan keragaman iklim, tanah dan air.
Setiap spesies tumbuhan menghendaki lingkungan tumbuh atau habitat yang
sesuai agar bisa beradaptasi dan berkembang dengan baik (Kasasian, 1971;
Setyati, 1979), misalnya tumbuhan air ( a q u a tic p la n t) yang hanya dapattumbuh
dan berkembang pada habitat yang berair. Namun ada jenis tumbuhan yang
mampu hidup pada dua kondisi, yaitu kondisi berair dan kering. Kemudian
ada spesies yang adaptif pada lahan masam atau lahan marginal. Meskipun
demikian adajenis gulma yang bisa tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan
ekstrim yang disebut gulma jahat ( n o x io u s w e e d ) ( M e r c a d o , 1 9 7 9 - ) .
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh tidak pada
tempatnya, tidak dikehendaki atau dapat merugikan karena sebagai pesaing
bagi tanaman yang dibudidayakan atau inang bagi hama dan penyakit
(Kasasian, 1971). Meskipun demikian, gulma merupakan bagian integral
dari suatu ekosistem yang memberi manfaat bagi keseimbangan lingkungan,
antara lain sebagai (I) bahan amelioran atau bahan organik, (2) biofilter, (3)
biopestisida, (4) tempat berlindung musuh alami (predator dan parasitoid),
dan (5) bahan baku olahan atau industri.
B/ODIVERSIT/
RAWA
99
Keragaman dan kekhasanjenis gulma yang dapattumbuh dan berkembang
biak berhubungan erat dengan sifat-sifat tanah dan lingkungannya, seperti bahan
induk,jenis tanah, kemasaman dan kesuburan tanahnya. Untuk mengetahuijenisjenis gulma yang berkembang tersebut perlu dilakukan identifikasi sehingga
dapat diketahui jenis dan spesies gulma yang dapat memberi manfaat maupun
kerugian pada sistem produksi.Tulisan ini mengemukakan tentang keragaman
spesies gulma di lahan rawa dan kegunaannya sebagai bioamelioran, biofilter,
biopestisida .9an bahan baku industri.
B. KERAGAM AN
GULM A
1. L ah an R aw a P asan g
RAW A
S u r u t lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pada awalnya lahan raw a pasang surut merupakan kawasan hutan,
yang kemudian oleh penduduk setempat dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
Setelah dibuka sebagian lahan menjadi hutan sekunder yang mengalami
suksesi karena tidak diusahakan (Syawal, 1999). Umumnya lahan tersebut
ditumbuhi oleh gelam aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( M e la le u c a s p ) dan gulma yang didominasi oleh purun
tikus ( E le o c h a r is d u lc is ) , kelakai ( S te n o c h la e n a p a lu s tr is ) , dan purun kudung
( L e p r o n e a a r tic u la ta ) di kawasan lahan sulfat masam bagian bawah dan
perupuk ( P h r a g m ite s k a r k a ) pada lahan bagian atas (Gambar 43).
Gambar 43. Perupuk dan gulma purun tikus di lahan sulfat masam
Dari hasil identifikasi gulma di lahan pasang surut Banjarmasin, Handil
Manarap, Barambai, Balandean, Belawang, dan Sakalagun (Kalsel); Unit
Tatas dan Pangkoh (Kalteng), diketahui 181 spesies yang termasuk kedalam
125 genus dan 51 famili, yang dikelompokan ke dalam gulma berdaun lebar
(110 spesies), golongan rumput (40 spesies), dan golongan teki (31 spesies)
100
BIODIVERSITI
RAWA
(Tabel Lampiran I). Berdasarkan habitatnya gulma dikelompokkan menjadi
lima, yaitu (1) tumbuh mengapung di atas airaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( flo a tin g ) , (2) perakarannya di
bawah air, tetapi daun dan bunganya berada di atas permukaan air ( e m e r g e n t) ;
(3) seluruh tanaman berada di bawah permukaan air, perakarannya di dasar
tanah atau mengapung ( s u b m e r g e d ) , (4) tumbuh di pinggir sungai atau saluran
dengan akar mengapung di dalam air ( m a r g in a l) , dan (5) tumbuh di daerah
kering seperti di pematang, tepijalan, atau sawah ( n o n a q u a tic ) . Spesies gulma
yang tumbuh dan berkembang di lahan rawa pasang surut dapat dibedakan
berdasarkan tipologi lahan, yaitu (I) lahan potensial, (2) lahan sulfat masam,
dan (3) lahan gambutlbergambut.
a.MLKJIHGFEDCBA
L a h a n potensial
Lahan potensial umumnya memiliki kemasaman tanah yang masam
sampai agak masam (pH tanah 4,0-5,0). Gulma yang berkembang pada
lahan ini sangat luas dan beragam, pada lahan sawah maupun lahan
bagian atas yang kondisinya lembab sampai kering adalah: P s e u d o r a p h is
s p in e s c e n s , M o n o c h o r ia
v a g in a li,
C y p e r u s h a lp a n , C y p e r u s
F im b r is ty lis litto r a lis ,
a u b e r ti, H y d r illa
E ic h o r n ia
z e y la n ic a ,
L y m n o c h a r is
v e r tic u lla ta ,
c r a s s ip e s ,
S p h a e r a n th u s
a fr ic a n u s ,
B r a c h ia r ia
a m a r u s s , H e lio tr o p iu m
A lte r n a n th e r a
ir ia , L u d w ig ia
fla v a ,
C e r a to p te r is
P o ly g o n u m
m illifo r m is ,
C o m m e lin a
P is tia
P o ly g o n u m
hexandra,
b e n g h a le n s is ,
in v is a ,
M im o s a
c r e n a ta ,
h y s s o p ifo lia ,
janggut B la x a
aurea,
th a lic tr o id e s ,
tr ifio r a , L e e r s ia
M im o s a
M a r s ile a
L u d w ig ia
U tr ic u la r ia
d ic h o to m u m ,
H ydrocera
in d ic u m ,
s e s s ilis ,
adcendens,
s tr a tio te s ,
h y d r o p ip e r ,
S p h e n o c le a
P h y lla n th u s
v ig r a ,
M im o s a
n a ta n s , P a n ic u m r e p e n s dan G ig ita r ia c ilia r is (Budiman e t
1988; Simatupang e t a l., 1 9 9 5 )
Dominasi gulma yang tumbuh pada tipologi lahan ini tergantung kepada
kondisi lahan, yakni saat ada tanaman dan saat tidak ada tanaman. Spesies
gulma dikatakan dominan adalah apabila nilai nisbah jumlah dominasinya
(NJD-nya) lebih tinggi dibanding dengan nilai NJD spesies gulma yang
lainnya (Pablico dan Moody, 1983). Saat lahan ditanami padi, lahan didominasi
oleh spesies gulma: P s e u d o r a p h is
s p in e s c e n s ,
M o n o c h o r ia
v a g in a lis ,
p u d ic a , N e p tu n ia
a l,
M a r s ile a c r e n a ta , L u d w ig ia
adcendens,
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis , C y p e r u s
ir ia ,
dan saat lahan sedang mengalami
bera oleh spesies gulma: S p h a e r a n th u s
a fr ic a n u s .H y d r o c e r a tr iflo r a , P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r dan P is tia s tr a tio te s .
Pada lahan atas di galangan atau pad a lahan dengan kondisi lembab sampai
kering didominasi oleh gulma L e e r s ia h e x a n d r a , P a s p a lu m c o n ju g a tu m , dan
P a n ic u m r e p e n s (Simatupang e t a l., 2001).
BIODIVERSITI RAWA
101
b . L a h a n s u lfa t m a s a m
lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Lahan sui fat masam dicirikan dengan karakteristik tanah yang masam
sampai sangat masam (pH tanah < 4,0). Gulma yang mendominasi di lahan
sulfat masam, pada lahan bawah (sawah) adalah aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE
E le o c h a r is d u lc is , E le o c h a r is
r e tr o fla x a , E le o c h a r is
a c u ta n g u la ,
dan C y p e r u s s p h a c e la tu s , lahan atas
(galangan) adalah P h r a g m ite s k a r k a , dan lahan yang mengandung lapisan
gambut adalah S te n o c h la e n a p a lu s tr is . Keragaman dan dominasi gulma pada
lahan sawah yang diusahakan dan saat bera ditunjukan pada Tabel 17.
c. L ahan
g a m b u tlb e r g a m b u t
Pada lahan gambutlbergambut
yang masih belum dimanfaatkan
setelah dibuka, umumnya didominasi oleh tumbuhan pakis terutama kelakai
( S te n o c h la e n a p a lu s tr is ) (Gambar 44). Gulma ini dapat berkembang maksimal
dengan penutupan lahan mencapai 100%. Dalam jangka waktu yang lama,
gulma ini menghasilkan biomassa yang sangat banyak dan membentuk
lapisan bahan organik yang sangat tebal atau disebut g u m b a b (Bahasa Banjar).
Lapisan g u m b a b (bahan organik yang masih mentah atau kemis-fibris) menjadi
masalah dalam penyiapan lahan.
'.
Gambar 44. Kelakai ( S te n o c h la e n a
p a lu s tr is i
pada lahan gambutlbergambut
Hasil identifikasi gulma pada lahan sawah bergambut yang intensif
diusahakan diketahui spesies gulma yang dominan adalah C y p e r u s s p ,
E le o c h a r is r e tr o la x a dan P a n ic u m r e p e n s , sedangkan pada lahan sawah yang
diberakan adalah E le o c h a r is a c u ta n g a la , L e e r s ia h e x a n d r a dan P a n ic u m
r e p e n s (Tabel 18).
102
BIODIVERS/TI
RAWA
Tabel 17. Keragaman dan dominasi gulma di lahan sulfat masam, Kab. Barito Kuala
(Kalsel)
Nisbah Jumlah Dominasi (%)
Lokasi Tarantang
Spesies Gulma
A lte r n a n th e r a
Sawah
diusahakan
Lokasi Danda Jaya
Sawah bera
s e s ilis
3,91
25,29**
B r a c h ia n a p a s p a lo id e s
Rottb
Emdl
C y p e r u s s p h a c e la tu s
C y p e r u s k y llin g ia
1,88
C y p e r u s s a n g u in a la tu s
RBR
Eragrotis unioloides
Eleocharis dulcis
Eleocharis acutangula
Eleocharis retroflaxa
Echinocloa colonum
F im b r is ty lis graffithii B
Fimbristylis miliacea
F u ir e n a u m b e l/a la Rottb
F u lr e n a c ilia r is L
H y d io tis d e ffu s a WILL
Leersia hexandra
Lindernia crustacea
Ludwegia octavalis
C y p e r u s p la ty r y lis
20,58*
10,83*
11,09*
1,45
7,09
5,68
0,61
1,24
0,36
29,32**
27,80**
10,94*
2,41
Sawah
diusahakan
Sawah
bera aZYXWVUTSRQPO
0,60
1,19
26,25**
•
1,52
9,21
8,23
15,87*
0,61
12,98*
1,79
0,80
2,38
3,81
7,16
1,88
0,80
6,56
3,83
0,54
L
P a n ic u m p a lu d o s u m
P a s p a lu m c o m m e r s o n ii
corym bosa
L
3,8
6,72
3,88
3,11
7, II
5,79
S a c c io le p is in d ic a
X y r is in d ic a
1,93
0,74
M e la s to m a a ffa in e
R hynchospora
1,87
32,24**
27,23**
11,01 *
0,83
L y g o d iu m le x m a s u m
P a n ic u m r e p e n s
11,73*
L Var Indica
Total nilai NJD
0,92
100,00
100,00
1,97
1,42
0,93
0,66
100,00
0,75
1,32
0,84
5,89
0,82
100,00
Keterangan :
- tanda *)menunjukkan species gulma yang lebih dominan
- Kriteria dominan apabila nilai NJD-nya > dari nilai NJD spesies gulma yang lain
S u m b e r : S im a tu p a n g
BIODIVERSITI
RAWA
e t a l. ( 2 0 0 1 )
103
Tabel
18.
Keragaan
dan dominasi
lahan bergambut,
spesies
Kolam
gulma
Makmur,
di sawah
Kab. Batola
Nisbah
pasang
surut pada tipologi
(Kalsel)
Jumlah
Dominasi
(%)
Spesies gulma
Sawah diusahakan
Sawah bera aZYXWVU
C y p e r u s s p h a c e la tu s Rottb
E le o c h a r is a c u ta n g a la (Purun)
E le o c h a r is r e tr o fla x a (Bulu babi)
E c h in o c h lo a c o lo n u m
F im b r is ty lis g r a ffith ii B
F u ir e n a u m b e lla ta Rottb
H y d io tis d e ffu s a WILL
L e e r s ia h e x a n d r a (Banta)
L in d e r n ia c r u s ta c e a
L u d w ig ia o c ta v a lv is
P a n ic u m r e p e n s L (Bura-bura)
P a s p a lu m c o m m e r s o n ii
P a s p a lu m c o n y u g a tu m
S a c c io le p is in d ic a
S p h a e r a n th u s a fr ic o n u s
X y r is in d ic a L Var Indica
22,32**
7,36
14,56*
1,35
8,97
4,99
5,28
2,67
2,55
3,29
11,69*
9,79
1,95
9,44
21,17**
7,29
3,62
2,76
2,50
0,73
12,02
Total nilai NJD
100,00
100,00
3,37
10,75*
17,68*
9,62
2,28
Ketarangan :
menunjukkan species gulma yang lebih dominan
- tanda
- Kriteria dominan apabila nilai NJD-nya > dari nilai NJD spesies gulma yang lain
*
Sum ber:
I n d r a y a ti
d a n S im a tu p a n g ,
(2 0 0 2 )
2.MLKJIHGFEDCBA
L ahan R aw a L ebak
Hasil identifikasi yang dilakukan di lahan rawa lebak, diketahui
sebanyak 16 spesies termasuk gulma berdaun lebar, 5 spesies gulma golongan
rumput dan 3 spesies gulma golongan tepi (Tabel 18). Namun, hasil survei
yang dilakukan di lahan rawa lebak ini masih belum mencerminkan keragaman
jenis dan spesies gulma yang tumbuh dan berkembang secara keseluruhan
karena survei yang dilakukan hanya pada kawasan areal yang terbatas.
104
BIODIVERSITI
RAWA
Tabel 19.
Keragaman
Selatan.
spesies
gulma
Spesies gulma
yang dijumpai
di lahan rawa lebak Kalimantan
Namaumum
Golongan
berdaun
E ic h o r n ia
c r a s s ip e s
lebaraZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Eceng Gondok
C u lc u m is s p
P o ly g o n u m
b a r b a tu m
G r a n g e a m a d e r a s p a ta m a
L u d w ig ia p e r e n n is
I p o m e a a q u a tic a
L u d w e g ia
o c to v o lv is
C le o m e r u tid o s p e r m a
C le o m e v is c o s a l
I p o m e a tr ila ta
S a lv in ia c u c u la ta
P is tia s tr a tio te s
A lte n a n th e r a
s e s s ilis
L u d w e g ia h y s s o p ifo lia
Jukut carang
Kembang paku konde
Cacabean
Cleome viscosal
Papisangan
Enceng-enceng
Enceng-enceng
Kangkung
Kayambang
Kayapu
Bayam kremeh
Godong puser, Kakuluman
H e p tis b r e v ip is
A g e r a tu m
c o n y z o id e s
Babadotan
H y d r o le a z e y la n ie a
NJD (%)
9,17
1,57
6,26
2,40
4,91
4,68
2, II
5,62
0,82
0,63
3,93
5, II
3,88
I, II
4,60
4,60
4,08
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Gulma golongan MLKJIHGFEDCBA
rum put
P a s p a lid iu m
p u n c ta tu m
E ic h o n o c h lo a
c r u s g a lli
L e p to c h lo a
c h in e n s is
S a c c io le p is
in te r u p ta
L e e r s ia h e x a n d r a
Gulma golongan
Kumpai Babulu
Jajagoan
Suket timunan
Utulan
Banta
9,06
1,51
7,29
9,21
2,70
Teki rawa
Papayungan
Teki
2,44
1,32
1,12
*
*
*
teki
C y p e r u s d is ta n
C y p e r u s h a lp a n
C y p e r u s r o tu n d u s
Total
100
K e te r a n g a n :
*
tanda menunjukkan species gulma yang lebih dominan;
Kriteria dominan apabila nilai NJD-nya > dari nilai NJD spesies gulma yang lain
S u m b e r : N a z e m i e t a I ., ( 2 0 0 4 )
Gulma yang dominan di lahan rawa lebak yang tergenang adalah jenis
gulma air ( a q u a tic p la n t/w e e d ) , terutama enceng gondok ( E ic h o r n ia c r a s s ip e s )
dan kayapu iP is tia s tr a tio te s ) (Gambar 45). Gulma kayapu ban yak digunakan
oleh masyarakat sebagai mulsa pada tanaman budidaya di lahan raw a lebak.
B/ODIVERSITI
RAWA
105
Gambar 45. Gulma enceng gondok (kiri) dan kayapu (kanan)
Pada musim kemarau gulma kumpai babulu aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
( P a s p a lid iu m p u n c ta tu m )
mendominasi rawa lebak tengahan yang digunakan sebagai rnulsa dalam
budidaya semangka dan ubi jalar (ubi nagara). Umumnya petani menanam
jenis gulma ini menjelang musim hujan, kemudian menjelang musim kemarau
gulma tersebut d ih a m p a r (disebar merata) untuk tanaman semangka atau
d ig u lu n g
(dibuat gundukan) untuk tanaman ubi nagara. Gulma tersebut
berfungsi sebagai alas bagi buah semangka atau ubi nagara sehingga dihasilkan
buah atau umbi yang besar.
C.MLKJIHGFEDCBA
M ANFAAT GULM A
-.
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh tidak pada
tempatnya, tumbuhan yang tidak dikehendaki atau tumbuhan yang dapat
merugikan karena tumbuhan ini akan menjadi saingan utama bagi tanaman
pokok dalam hal keperluan unsur hara, air, sinar matahari dan ruang/tempat
tumbuh ( s p a c e ) . Gulma juga menjadi inang bagi hama dan penyakit yang
dapat merusak dan merugikan tanaman (Kasasian, 1971). Bagi petani, gulma
dipandang sebagai musuh karena bisa menurunkan hasil dan menambah
biaya produksi. Namun demikian, selain merugikan kehadiran gulma juga
. bisa memberikan manfaat dalam sistem pertanian maupun bagi kehidupan
masyarakat karena gulma merupakan bagian dari ekosistem.
Dalam konsep ekologi, kehadiran gulma berfungsi sebagai sumberdaya
alam yang dapat menciptakan keseimbangan lingkungan, pada sistem produksi
bisa dimanfaatkan sebagai bahan amelioran, bahan organik sumber unsur hara
yang bisa memperbaiki kesuburan tanah serta meningkatkan produktivitas
lahan dan tanaman, bagi perekonomian masyarakat di pedesaan khususnya
ada spesies gulma yang bisa digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan
atau keterampilan yang bernilai ekonomis sehingga bisa menjadi sumber dan
menambah pendapatan petani.
106
B/ODIVERSITI
RAWA
1 . M a n fa a t
C u lm a
a . A m e lio r a n
P a d a S is te m
dan B ahan
P rod u k si
P e r ta n ia n
O r g a n i k lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Secara tradisional di lahan rawa pasang surut pada sistem pertanian,
pemanfaatan biomassa gulma telah dilakukan oleh petani suku Banjar dan
Bugis selama ratusan tahun yang merupakan pengetahuan localaZYXWVUTSRQPONM
tin d e g e n iu s
k n o w le d g e ) dan sebagai kearifan lokal ( lo c a l w is d o m ) . Biasanya, pemanfaatan
biomassa gulma ini terutama digunakan sebagai bahan organik sumber un sur
hara dikaitkan dengan sistem penyiapan lahan (Noor dan Watson, 1984;
Anwarhan, 1989).
Di lahan rawa pasang surut gulma tumbuh cepat dan sangat subur
bisa menghasilkan biomassa sekitar 3,0-3,5 tlha bahan kering di lahan sulfat
masam dan 1,66-2,04 tlha di lahan bergambut (Simatupang e t a l., 2001).
Biomassa gulma tersebut bisa dimanfaatkan dan dikembalikan ke dalam baik
secara in - s itu maupun e k s - s itu akan bermanfaat untuk meningkatkan bahan
organik tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
Hasil analisis terhadap biomassa gulma yang dijumpai di kawasan
lahan raw a pasang surut, diperoleh bahwa dari beberapa spesies gulma
yang biomassanya dikomposkan dapat memberikan sumbangan unsur' hara
N, P dan K yang berarti bagi tanaman apabila kompos tersebut diberikan ke
dalam tanah (Tabel 20). Pemberian kompos gulma sebagai bahan organik atau
bahan amelioran dosisnya setara dengan pemberian 150 kg N/ha memberikan
pengaruh yang baik dan dapat meningkatkan hasil padi (Simatupang e t a l.,
2002).
Pemberian kompos gulma E . a c u ta n g u la , P r e p e n s , R . c o r y m b o s a L
di lahan sulfat masam sebanyak 6,0 tlha dapat menghasilkan padi 3,85 tlha
gabah kering giling, disamping itu memberikan efek residu untuk pertanaman
musim selanjutnya karena pemberian kompos gulma meningkatkan C-organik
tanah dan meningkatkan P tersedia tanah (Simatupang dan Indrayati, 2003;
Simatupang, 2003). Aribawa, (2002) melaporkan
bahwa pemanfaatan
biomassa gulma purun tikus iE le o c h a r is d u lc is ) dalam bentuk bokashi
sebagai bahan amelioran yang diberikan ke dalam tanah dapat meningkatkan
C-organik, P-tersedia, K-dd, Ca-dd dan Mg-dd serta dapat menurunkan AI-dd
dan Fe-total. Menurut Noor e t a l., (2005) penggunaan kompos purun tikus
( E . d u lc is ) sebagai bahan amelioran memberikan prospek yang baik, karena
kompos purun tikus mengandung Fe yang cukup tinggi sehingga dapat
berfungsi untuk mengkelat asam-asam organik dan menekan kemasaman
tanah gambut.
BIODIVERSITI RAWA
107
Tabel 20.
Kandungan un sur hara N, P, K dan C-organik pada beberapa spesies gulma
yang tumbuh di lahan sui fat masam, Kab. Barito Kuala, Kalsel
Kandungan hara (%)
Spesies gulma
N
1.aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C y p e r u s s p h a c e la tu s Rottb
0,39
0,28
a c u ta n g u la (Purun)
0,34
3 . E le o c h a r is d u lc is (Purun Tikus)
4 . E le o c h a r is c o n g e s ta (Papurunan)
0,39
5. E le o c h a r is r e tr o fla x a (Bulu Babi)
0,41
6. R hynchosphora
c o r y n b o s a L (Kerisan)
0,84
0,56
7 . P a n ic u m r e p e n s (Puyangan/Bura-Bura)
2,35
8 . F y m b r is tilis litto la r is
2 . E le o c h a r is
Kompos gulma
Sum ber
-.
(S p
: S im a tu p a n g
2,5,6,7,8
+ PK)
2,13
P
K
C-Organik
0,09
0,09
0,09
0,41
0,45
1,22
0,21
0,32
1,49
0,91
0,91
1,04
0,97
1,22
0,80
0,89
30,17
30,78
39,00
32,29
30,34
55,32
43,99
27,06
0,20
0,64
29,40
e t a l .. ( 2 0 0 2 )
Gulma-gulma di lahan rawa lebak secara tradisional telah dimanfaatkan
oleh petani sebagai mulsa dan bahan organik sumber un sur hara pada
budidaya tanaman padi dan sayur-sayuran pada musim kemarau.Pemberian
mulsa dari biomassa gulma, bertujuan untuk mengurangi penguapan air dan
mempertahankan
kelembaban tanah sehingga tanaman tidak kekeringan
dan suplai air bagi tanaman terpenuhi. Selain itu, bertujuan untuk menekan
pertumbuhan gulma dan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman budidaya
setelah biomassa gulma tersebut membusuk. Pemanfaatan biomassa gulma
sebagai mulsa pada budidaya tanaman pertanian adalah sebagai pengetahuan
masyarakat ( in d ig e n o u s k n o w le d g e ) yang secara turun temurun diwariskan
pada generasi berikutnya. Salah satu diantaranya adalah, untuk menghindari
kekeringan tanaman padi pada budidaya padi rintak petani menggunakan
gulma Kayapu ( P is tia s tr a tio te s ) sebagai mulsa. Selain sebagai mulsa, gulma
kayapu yang diberikan akan bermanfaat untuk meningkatkan bahan organik
tanah dan kesuburan tanah (Gambar 46a). Pemberian mulsa biomassa gulma
Kayapu in - s itu sebanyak 6,0 tlha pada tanaman cabai di lahan rawa lebak
tengahan pada MK. 2009 berpengaruh baik terhadap pertumbuhan, komponen
"hasil dan memberikan hasil yang tinggi (13,90 t/ha buah segar) dibanding
dengan cara budidaya tradisional ( e x is tin g ) hasil cabai yang didapat hanya
9,46 tlha buah segar (Simatupang e t a l., 2 0 1 1 ) .
Selain pada tanaman padi biomassa gulma juga digunakan sebagai
mulsa pada tanaman sayuran seperti tanaman cabai (Gambar 46b) maupun
tanaman tomat dan lainnya. Pemberian mulsa biomassa gulma Kayapu in - s itu
pada pada pertanaman cabai dapat menekan laju penguapan air sehingga dapat
mempertahankan kadar air tanah serta menciptakan iklim mikro yang dapat
108
BIODIVERSITI
RAWA
mendukung
pertumbuhan
tanaman
cabai
secara
optimal
dan
memberikan
hasil yang cukup tinggi (MukhlisaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a l., 2 0 0 9 ) .
Gulma
berdaun
teki mempunyai
dan 2,58%.
lebar I p o m e a a q u a tic a , C y p e r u s d is ta n s dari golongan
kandungan
Persentase
hara K yang cukup
kandungan
itu lebih
kotoran sapi, kotoran
ayam,
kompos
yang masing-masing
hanya
1,03%, 2,46%,
spesies gulma
ini dapat
hara bagi tanarnan
jerami
dimanfaatkan
(Nazemi
tinggi
tinggi
yaitu
sebesar
3,00%
dibandingkan
K pada
padi, S e s b a n ia s p , F le m in g ia
0,91 %, 2,75%,
sebagai
bahan
sp
1,45%, sehingga
organik
sumber
un sur
e t a l., 2 0 0 4 ) .
Gambar 46. Gulma P is tia s tr a tio te s sebagai mulsa pad a padi dan cabai di lahan rawa lebak MLKJIHG
b . B io filte r
Tumbuhan
tertentu,
yang
artinya
terhadap
tumbuhan
keadaan
E le o c h a r is
d u lc is ,
E le o c h a r is
dominan
karakter
berkembang
bisa
tersebut
a c u ta n g u la ,
di lahan
pad a Gambar
mendominasi
lahan
sulfat
di dalamnya.
47a,
biofilter untuk
memperbaiki
RAWA
diketahui
lainnya.
tumbuh
dan
lapisan
bahwa
Hal ini memberi
isyarat
gulma
bahwa
sebagai
untuk memperbaiki
E le o c h a r is
kualitas
et
gulma
baik di lahan sulfat masam juga mampu
bisa difungsikan
biofilter.
kualitas
air dengan
besi (Fe) dan Sulfat (S04) yang terkandung
masam.Gulrna
BIOD/VERSITI
spesies
gulma
273,4 ppm Fe dan 598,0 ppm Al (Mulyanto
suatu teknologi
di lahan sulfat
C yperus
spesies
ini dijumpai
jaringan
seperti
r e tr o fla x a ,
artinya
lahan
baik
gulma
d u lc is
analisis
beradaptasi
adalah
beradaptasi
dibanding
Melalui
E le o c h a r is d u lc is , selain
konsentrasi
lingkungan
E le o c h a r is
pada
e t a l., 1998).
Biofilter
tinggi
gulma
a l., 1998 d a la m Jumberi
mengurangi
masam,
dimana
Fe dan Al sehingga
dan
E le o c h a r is
sulfat
suatu
baik.Spesies
masam
E le o c h a r is d u lc is mengandung
menyerap
pada
berassosiasi
secara
dan daya adaptasinya
Sebagaimana
pirit (FeS)
dan
tersebut
lingkungan
s p h a c e la tu s tumbuh
ini memiliki
tumbuh
d u lc is dapat
air pada
musim
dimanfaatkan
kemarau
dalam air
sebagai
dengan
cara
109
menyerap senyawa toksik terlarut seperti Fe dan S04 dalam saluran air masuk
(irigasi) dan saluran air keluar (drainase ).Sebagai biofi Iter, gulma aZYXWVUTSRQP
E le o c h a r is
d u lc is ditanam pada saluran yang mengelilingi petakan sawah (Gambar 47a)
dan difungsikan sebagai filter untuk menyaring air buangan/airyang keluar dari
areal sawah sehingga konsentrasi Fe 2+danSO/di dalam air buangan tersebut
menurun dan kualitasnya menjadi lebih baik. Selain gulma E le o c h a r is d u lc is ,
gulma E le o c h a r is r e tr o fla x a (Gambar 47b) juga memiliki kemampuan yang
hampir sama dalam menyerap dan menyaring konsentrasi besi (Fe) dan Sulfat
(S04) sehingga gulma ini bisa digunakan sebagai tanaman biofilter.
Gambar 47. Gulma E le o c h a r is d u lc is (kiri) dan E le o c h a r is r e tr o fla x a (kanan)
Tabel 21.
Pengaruh filterisasi terhadap air buangan yang keluar dari petak sawah di
lahan sulfat masam, di KP. Balandean, MK. 2005
Kualitas air buangan
pH air
Fe=me/l
sot
me/I
Filterisasi menggunakan
Saluran air
Masuk
E . d u llc is
E . r e tr o fla x a
Kapur
Kontrol
Kontrol
3,86
3.57
3,76
3,43
Kapur
3,97
3,86
3,93
3,65
Purun tikus
3,99
3,62
3,94
3,53
Kontrol
0,059
0,092
0,175
Kapur
0,034
0,087
0,071
0,068
0,106
Purun tikus
0,041
0,088
0,098
Kontrol
0,816
0,929
0,069
0,874
Kapur
0,681
0,693
0,821
1,005
1,136
Purun tikus
Sum ber:
I n d r a y a ti
e t a l., ( 2 0 0 5 )
Hasil fiIterisasi menggunakan biofilter dari gulma E le o c h a r is d u lc is
dan E le o c h a r is r e tr o fla x a tersebut, menunjukkan bahwa kualitas air buangan
110
BIOD/VERSITI
RAWA
(air yang keluar dari sawah) menjadi semakin lebih baik dibanding dengan
air buangan yang tidak melalui biofilter ditandai dengan meningkatnya pH
air dan menurunnya konsentrasi Fe 2+ dan sot (TabeI21). Hasil penelitian ini
menggambarkan peran dan manfaat filterisasi untuk memperbaiki kualitas air
buangan sehingga air yang keluar dari areal sawah bisa memberikan pengaruh
baik bagi kehidupan fauna yang hidup pada saluran-saluran drainase.
c. Biopestisida
Melalui kegiatan koleksi dan identifikasi, ditemukan beragam jenis
gulma lahan rawa yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku biopestidida
(Tabel 22). Salah satu diantaranya gulma aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E le o c h a r is
d u lc is telah diteliti
manfaatnya untuk pengendalian hama penggerek batang putih palsu. Gulma
E le o c h a r is d u lc is mempunyai daya tarik khusus atau karena ada sejenis zat/
senyawa tertentu sehingga memiliki daya tarik untuk mengundang salah satu
jenis hama untuk singgah dan meletakkan telurnya, yakni hama penggerek
batang putih padi (PBPP). Zat yang terdapat pada gulma ini mendorong
hama PBPP dapat berassosiasi dengan baik dengan gulma E le o c h a r is d u lc is
(Thamrin e t a l., 2005). Hasil penelitian, ekstrak dari gulma purun tikus yang
disemprotkan ke tanaman lain sebagai tanaman perangkap juga menarik
bagi hama PBPP untuk singgah dan menempatkan telurnya. Artinya gulma
E le o c h a r is d u lc is maupun ekstraknya dapat digunakan sebagai media dalam
pengendalian hama, yakni tumbuhannya dan ekstrak yang disemprotkan ke
tumbuhan lain sebagai tanaman perangkap bagi hama PBPP.
Pada persawahan dimana di sepanjang tepi sungai, saluran dan tepi
pematang banyak ditumbuhi oleh gulma purun tikus, kerusakan padi yang
disebabkannya hama PBPP hanya berkisar 0, I-I ,0%. Rendahnya kerusakan
tanaman padi ini adalah disebabkan gulma purun tikus dapat memerangkap
hama penggerek batang putih padi, dan ini terbukti dari penempatan telur
hama PBPP pada gulma purun tikus mencapai 5646,1 pada musim kemarau
dan 6179,4 pada musim hujan (Thamrin e t a l., 2 0 0 2 ) .
Penggunaan ekstrak gulma E le o c h a r is d u lc is yang terbuat dari bahan
segar dan bahan kering kemudian disemprotkan pada tanaman perangkap dapat
memerangkap kelompok telur hama PBPP. Hasil penelitian ..-rnenunjukkan
bahwa tanaman perangkap yang disemprot dengan ekstrak bahan segar lebih
banyak dari pad a tanaman yang disemprot dengan ekstrak bahan kering (Tabel
23). Artinya ekstrak bahan segar yang disemprotkan pada tumbuhan sebagai
tanaman perangkap lebih efektif dan lebih menarik bagi hama PBPP untuk
. singgah dan menempatkan telumya.
B/ODIVERSITI
RAWA
111
Tabel 22. Beberapa spesies gulma yang berpotensi sebagai bahan baku biopestisida
Jenis Gulma
Nama Daerah
Bagian
Tanaman
Nama IImiah
Babadotan aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A g e r a tu m c o n y z o id e s
Daun
Daun,
Bakung rawa
C r y n u m a s ia tic u m
umbi
Binderang
Daun
Bundung
Cambai Karuk
..
Gadung
Gelam
C a s s ia
sp
Kacang parang
Kelakai
Karamunting
jawa
•
Insektisida
Daun
C e n te lla a s ia tic a
Kakambat
Kalalayu
Daun
Umbi
Jeruju
Jalukap/pegagan
Daun
Daun
sp
Gadung
Gulinggang
Daun
Umbi
M e la le u c a
Ulat grayak, plutella
Insektisida
Ulat grayak, ulat
jengkal
Tan.perangkap
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, ulatjengkal
dan ulat plutella
Tikus dan Ulat grayak
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, dan ulat
plutella
Tikus dan Ulat grayak
Pestisida (Ulat
grayak) dan Fungisida
(Antraknuse)
Ulat grayak
S c ir p u s g r o s u s
P ip e r s a r m e n to s u m
Keterangan/ Kegunaan
Daun
Ulat grayak
E r io g io s u m
r u b ig in u s u m
Daun
Insektisida
C a n a v a lis
Biji
lnsektisida:
S te n o c h la e n a
p a lu s tr is
Daun
Tan.perangkap
M e la s to m a
Daun
Insektisida
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, ulat plutella
dnn kutu d~un
U at graya ,ulat
plutella
Insektisida
sp
sp
Krinyu
C r o m o la e n a
Kujajing
P ic u s s p p
Daun
Lua
F ic u s g lo m e r a ta
Daun
Mamali putih
Leea
Maya
A m o r p h o p h a llu s
c a m p a n u la tu s
Purun tikus
E le o c h a r is
Purun kudung
L epronea
Perupuk
P h r a g m ite s k a r k a
Tan.perangkap
Ribu-ribu
L y c o d iu m fle x u o s u m
Tan.penolak
Simpur
D ille n ia s u ffr u tic o s a
112
o d o r a ta
sp
Daun
Daun
Seluruh
tanaman
Insektisida
Insektisida
d u lc is
Tan.perangkap
a r tic u la ta
Tan.perangkap
Daun
Insektisida
BIODIVERSITI
RAWA
Sarigading aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N y c ta n th e s a b o r tr itis
Daun
Tawar
Daun
C o s tu s s p e c
Daun
Tapak liman
Daun dan
akar
Daun dan
Tuba
Usar
K e te r a n g a n :
bllab
Sum ber;
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, dan ulat
plutella
Ulat grayak
Ulat grayak, Jengkal,
ulat buah, dan ulat
plutella
Ulat grayak
A s ik in e t a l, ( 2 0 /2 )
Tabel 23, Hasil tangkap kelompok telur hama penggerek batang putih padi, di KP.
Handil Manarap, Kalimantan Selatan, MK. 2002.
Perlakuan
Jumlah kelompok telur
Ekstrak bahan segar
langsung diaplikasi
ekstrak disimpan I hari
Ekstrak bahan kering
langsung diaplikasi
ekstrak disimpan I hari
Kontrol
K e te r a n g a n : S u m b e r :
T h a m r in
d . T e m p a t B e r lin d u n g
32
13
12
6
0-1
e t a l., ( 2 0 0 2 )
(shelter)
MLKJIHGFEDCBA
M u s u h A la m i
Tumbuhan memiliki daya tarik yang berbeda terhadap serangga, dan
bagian dari tumbuhan yang paling menarik bagi serangga adalah bunga. Bunga
mengeluarkan aroma yang menarik dan pada bunga ditemukan nektar yang
menjadi makanan serangga.Adanya nektar pada bunga tumbuhan menarik
perhatian dan mengundang serangga singgah untuk memakan dan menikmati
nektar sebagai makanannya, dan menyebabkan sebagian dari serangga senang
singgah dan dapat berassosiasi dengan tumbuhan tersebut. Banyak spesies
gulma yang ditemukan di kawasan lahan rawa pasang surut yang menarik dan
disenangi oleh serangga. Oaya tarik dari gulma mengundang sehingga serangga
mampu berassosiasi dengan baik pada spesies gulma tersebut. Gulma-gulma
tersebut, diantaranya adalah spesies E ie o c h a r is d u ic is ,L e p ir o n e a a r tic u la te ,
S c ir p u s g r o s s u s , S te n o c h ia e n a p a lu tr is , P h r a g m ite s k a r k a dan spesies gulma
lainnya (Thamrin e t a i., 2002; Asikin e t a l., 2 0 0 5 ) .
Serangga-serangga yang dapat berassosiasi baik dengan g u lm a P a n ic u m
r e p e n s L adalah serangga termasuk sebagai hama, predator dan parasitoid.
Hasil penelitian diketahui bahwa yang termasuk sebagai hama, predator dan
BIODIVERSITI RAWA
113
parasitoid, masing-masing sebesar 22,6%,64,5% dan 12,9% parasitoid (Tabel
24). Melalui penelitian ini memberi isyarat bahwa gulma aZYXWVUTSRQPON
P a n ic u m re p e n s
ini cocok sebagai tempat persinggahan, tempat berlindung bagi seranggaserangga yang dijumpai di kawasan lahan raw a pasang surut sehingga juga
bisa difungsikan sebagai tanaman perangkap (Asikin e t a l., 2 0 0 5 ) .
Tabel24.
Keanekaragaman
( P a n ic u m
repens
serangga
yang
berassosiasi
pada
gulma
Bura-Bura
L) di lahan rawa pasang surut
Famili
Ordo
Hama/Musuh alami
Acrididae
Orthoptera
Pemakan daun
Argiope sp
Araneidae
Arachnida
Predator
Apanteles sp
Braconidae
Hymenoptera
Parasitoid larva
Agriocnemis femina femina
Agrionidae
Odonata
Predator
Anatrichus sp
Chloropidae
Diptera
Predator
Conocephalus longipennis
Tettigoniidae
Orthoptera
Predator
Cofana spectra
Cicadellidae
Homoptera
Pengisap daun
Cnaphalocrosis medinalis
Pyralidae
Lepidoptera
D o lic h o d e r u s
Formicidae
Hymenoptera
Spesies
sp
A ttr a c to m o r p h a
sp
sp
F aederus
sp
H a p a lo c h r o s
L o c u s ta
sp
Staphylinidae
Coleoptera
Penggulung daun
Predator telur/
larva
Predator
Malachiidae
Coleoptera
Predator
Acrididae
Orthoptera
Pemakan daun
Alydidae
Hemiptera
Pengisap malai
Lycosidae
Arachnida
Predator
Gryllidae
Orthoptera
Predator
Cicadellidae
Homoptera
Pengisap daun
N ezara sp
Pentatomidae
Hemiptera
Pengisap polong
Ophionea ishii ishii
Carabidae
Coleoptera
Predator
Acrididae
Orthoptera
Pemakan daun
Oxyopidae
Arachnida
Predator
L e p to c o r is a
sp
Lycosa sp
M e th io c e
sp
N e p h o te ttix
O xya
sp
sp
c
O xyopessp
O r th e tr u m
s a b in a s a b in a
Phidippus sp
P ip u n c u lu s
sp
S c ir p o p h a g a
S o le n o p s is
in n o ta ta
sp
S y n h a r m o n ia
T e tr a g n a th a
sp
m a n d ib u la ta
T e tr a g n a th a ja p a n ic a
114
Libellulidae
Odonata
Predator
Salticidae
Arachnida
Predator
Pipunculidae
Diptera
Parasitoid
Pyralidae
Lepidoptera
Penggerek batang
Formicidae
Hymenoptera
Predator
Coccinellidae
Coleoptera
Predator
Tetragnathidae
Arachnida
Predator
Tetragnathidae
Arachnida
Predator
BIOD/VERSITI
RAWA
T e le n o m u sr o w a n i lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Scelionidae
Hymenoptera
Parasitoid
telur
Xanthopimpla punctata
larva
Ichneumonidae
Hymenoptera
Parasitoid
S u m b e r : A s ik in e t a l., ( 2 0 0 5 ) . MLKJIHGFEDCBA
2 . M a n fa a t G u lm a
a. Bahan
se b a g a i B a h a n B a k u In d u str i
B io fa r m a k a
-.
Melalui kegiatan koleksi dan identifikasi, ditemukan beragam jenis
gulma lahan rawa yang potensial sebagai bahan baku obat-obatan (Tabel 25).
Tabel 25.
Jenis
gulma
Kalimantan
lahan
rawa
yang
berpotensi
Selatan dan Kalimantan
Jenis gulma
sebagai
bahan
biofarmaka,
Tengah
Nama daerah
Nama I1miah
Bagian
Tumbuhan
Akar kuning
A r c a n g e lis ia fla v a
Akar
Balangkasua putih
L a p is a n th e s
Daun
Ilipertentis, periya.
Kuning*
Kosmetik*
Balangkasua
habang
Bakung rawa
L a p is a n th e s
Daun
Kosmetik*
C rynum
Daun, umbi
Obat bius*
Cambai karuk
P ip e r s a r m e n to s u m
Daun
Ciplukan
P h y s a lis a n g u la ta
Buah dan daun
Dadangkak
H y d r o le a s p in o s a
Daun
Duhat
E u g e n ia p o ly a n th a
Daun
Obat ginjal dan
mag*
Obat hipertensi,
batuk*
Rasa gatal pad a
kulit
Obat hipertensi*
Daun Kentut
P a e d e r ia
Daun
Obat
Gagali
L a s ia s p in o s a
Daun, umbi
Obat disentri*
BIODIVERSITI
RAWA
a la ta
a s ia tic u m
scandens
Ket./kegunaan
115
Daun
Gulinggang aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C a s s ia s p
Obat kulit*
Seluruh bagian
Obat-obatan
A r e n g a p in n a ta
Daun
Obat malaria*
Hambin buah ganal
P h y lla n th u s
Seluruh bagian
Jalukap/pegagan
C e n te lla
Obat kencing
batu*
Obat kulit-obat
Jambu hutan
E u g e n ia s p
Daun, akar
Obat ginjal*
Jelatang nyiru
T o x ic o d e n d r o n
r a d ia c a n s
Daun
Gatal pada kulit
Kakamalan
M a r s e lia
Daun
Bau menyengat
Kakuluman
H y p tis b r e v ip e s
Daun
Obat"
E r io g io s u m
Daun
obat diare*
Daun
Obat gatal*
Daun, umbi
Rasa gatal pada
kulit
Hambin buah
P h y lla n th u s
Hanau
am arus
am arus
Daun
a s ia tic a
panas, TBC*
Kalalayu
c r e n a ta
r u b ig in u s u m
Karamunting
jawa
Keladi rawa
C a la d iu m
Kujajing biji
F ic u s s p
Daun, buah
Obat kanker*
Kembang pukul 4
M e r a b ilis s p
Daun
Kepayang
P a n g iu m
Kumandrah
C r o to n tig liu m
Seluruh bagian
t
Daun/Buah
Untuk kutu
daun- obat*
Obat cacing*
Obat perut*
Lua
F ic u s g lo m e r a ta
Daun
Obat batuk*
Mamali habang
L e e a in d ic a
Daun
Obat-obatan"
Mamali putih
L eea sp
Daun
Obat-obatan"
Minjangan
C h r o m o le n a
o d o r a ta
Daun
Obat luka*
Paku-pakuan
N o p h r o le p is
sp
Daun
Obat kurang
darah*
Papulut bayi
U r e n a lo b a ta
Daun
Obat panas*
Daun
Obat batuk*
Daun
Gbat-obatan*
Daun
Obat bersalin*
M e la s to m a
sp
sp
e d u le
Papulut bunga
coklat
Pasak bumi
E u r iy c o m a
Patah kamudi
S p h a e r a n th u s
Pinang habang
P ty c h o s p e r m a
sp
Akar
Obat ginjal*
Pinang sindawar
P ty c h o s p e r m a
spp
Akar
Obat sakit
pinggang*
116
lo n g ifo lia
a fr ic a n u s
SIODIVERSIT1
RAWA
Putat
Daun
Raja binalu
L o r a n th u s
Raja bangun
K a la n c h e
Rengas/Jingah
G lu th a s p
Rumbia habang
M e tr o x y llo n
Sapang
Seluruh
sp
bagian
Obat gatal*/
Insektisida
Obat hipertensi*
Daun
Obat sakit gigi dan
kepala*
Rasa gatal pad a
kulit, pengawet
ikan*
Daun
Obat disentri*
A b r u s p r e c a to r iu s
Kulit batang,
dan buah
Obat-obatan*
Sarang samut
M e r m e c o d ia
Buah
Obat penyakit
dalam*
Sasambung
B lu m e a b a ls a m ife r a
Daun
Obat asma*
Sarigading
N y c ta n th e s
a b o r tr itis
Daun
Jamu*
Sasandukan
P o ly g o n u m
h y d r o p ip e r
Daun
Obat*
Seluang belum
Luvunga
Daun
Obat kebugaran*
Daun
Obat mata, sakit
kepala*
Obat sakit perut,
patah tulang*
Simpur
. D ille n ia
Daun
p in n a ta
sagu
sp
e le u th e a n d r a
s u ffr u tic o s a
Seluruh bagian
tanaman
Daun
Suli tulang
Sulur daging
Tabat Barito
F ic u s d e lto id e a
Daun
Tambura
A g e r a th u m
Daun
c o n y z o id e s
Tatunjuk langit
Obat luka*
Obat-obatan
(jamu)"
Obat bersalin*
Daun
Obat-obatan
(jamu)"
Obat KB*
Daun
C o s tu s s p
TawaraZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K e te r a n g a n :
• in fo r m a s i m a s y a r a k a t
s e te m p a t
S u m b e r :A s ik in , ( 2 0 /3 )
2.MLKJIHGFEDCBA
B a h a n B a k u In d u str i
Beberapa
jenis
gulma
gondok dapat
dimanfaatkan
bentuk lainnya
(Gambar
dipasarkan
secara
R um ah
lokal,
T angga
antara
lain purun
sebagai
48).
Hasil
tetapi
juga
bahan
industri
ke
kudung,
baku
tikar,
rumah
beberapa
bundung
topi,
tangga
daerah
dan enceng
bakul,
tas dan
ini tidak
lainnya,
saja
bahkan
diekspor ke luar negeri.
BIODIVERSITI RAWA
117
Gambar 48.
Hasil olahan kerajinan tangan berupa topi (a), bakul tempat buah (b) dan tikar(c)
menggunakan bahan baku gulma purun kudung MLKJIHGFEDCBA
D . K E S IM P U L A N
Keragaman hayati gulma di lahan rawa pasang surut dan lebak
teridentifikasi masing-masing sebanyak 181 dan 25 spesies. Spesies gulma
yang dominan di lahan rawa pasang surut potensial antara lain aZYXWVUTSRQPO
P s e u d o r a p h is
s p in e s c e n s ,
M o n o c h o r ia
A lte r n a n th e r a
s e s s ilis ,
tr iflo r a , P o ly g o n u m
c o n ju g a tu m ,
d u lc is ,
v a g in a lis ,
C yperus
M a r s ile a
ir ia ,
c r e n a ta ,
S p h a e r a n th u s
antara
C yperus
lain
a fr ic a n u s ,
H ydrocera
h y d r o p ip e r , P is tia s tr a tio te s , L e e r s ia h e x a n d r a , P a s p a lu m
r e tr o fla x a ,
E le o c h a r is
a c u ta n g u la ,
dan P h r a g m ite s k a r k a ; dan lahan garnbut/bergambut
a c u ta n g a la ,
adcendens,
dan P a n ic u m r e p e n s ; lahan sulfat masam antara lain E le o c h a r is
E le o c h a r is
p a lu s tr is .
L u d w ig ia
s p , E le o c h a r is
r e tr o la x a ,
C yperus
s p h a c e la tu s
antara lain S te n o c h la e n a
P a n ic u m
repens,
E le o c h a r is
dan L e e r s ia h e x a n d r a . Di lahan rawa lebak, gulma yang dominan
E ic h o r n ia
c r a s s ip e s ,
P a s p a lid iu m
p u n c ta tu m ,
P o ly g o n u m
a q u a tic a , C le o m e r u tid o s p e r m a dan P is tia stratiotes.
Manfaat gulma antara lain sebagai (1) bahan amelioran atau bahan
organik, (2) biofilter, (3) biopestisida, (4) tempat berlindung musuh alami
(predator dan parasitoid), dan (5) bahan baku olahan atau industri.
b a r b a tu m , I p o m e a
118
BIODIVERS/TI
RAWA
D A F T A R P U S T A K A lkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Anwarhan, H. 1989. Bercocok tanam padi pasang surut dan aZYXWVUTSRQPONMLK
r a w a .D a la m
lsmunadji, M. Syam, dan yuswandi (Eds). Padi Buku 2. Badan Litbang
Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. HIm. 551-577.
Aribawa, I.B. 2002. Pengaruh kapur dan bokashi purun tikus terhadap tampilan
tanaman padi dan perubahan beberapa sifat kimia tanah sulfat masam,
Tesis Pasca Sarjana Program Studi Agronomi, Unlam, Banjarbaru.
Asikin, S., M. Thamrin., dan M.Z. Hamijaya. 2005. Serangga penting yang
berassosiasi pada P a n ic u m r e p e n s disekitar pertanaman padi di lahan
rawa pasang surut. D a /a m Prosiding Konf.Nasional XVII Himpunan
I1mu Gulma Indonesia. HIGI, Yogyakarta. HIm. VII-15- VII-19
Asikin, S. 2012. Uji efikasi ekstrak tumbuhan rawa untuk mengendalikan
hama ulat grayak skala laboratorium.
Jurnal I1miah I1mu-lImu
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Agroscientiae. Vol 19 No
3 Desem ber 2013
Asikin, S. 2013. Biopestisida rawa. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,
Badan Litbang Pertanian, Banjarbaru. 43 Hal. (Dalam proses publikasi)
BIODIVERSITI
RAWA
119
Budiman, A., M. Thamrin., dan S. Asikin. 1988. Beberapa jenis gulma di
lahan pasang surut Kalimantan Selatan dan Tengah dengan tingkat
kemasaman tanah yang berbeda. D a la m Prosiding Konferensi Ke IX
Himpunan I1mu Gulma Indonesia Jilid II, Bogor 22-24 Desember 1988.
HIGI. HIm. 87-92.
Bangun, P., dan Wiroatmodjo. 1986. Dominant weeds and its control in
Indonesia food crops. Symposium
in Weed Science, Biotrop, Spec.
Public. No. 24. Bogor. Indonesia.
Indrayati, L., dan R. S. Simatupang. 2002. lndentifikasi species gulma padi
sawah di lahan bergambut Kalimantan Selatan. D a la m Prosiding
Seminar Nasional Agronomi dan Pameran Pertanian 2002.Perhimpunan
Agronomi Indonesia (PERAGI), Bogor. HIm. 346-353.
Indrayati, L., Kosrini., I. Khairullah., dan A. Fahmi. 2005. Teknologi
peningkatan produktivitas lahan sulfat masam aktual. Laporan Akhir
Hasil Pnelitian. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Pustlitbangtan,
Bsdan Litbang Pertanian, Deptan. 60 Hal.
Jumberi. A., A. Supriyo., dan H. S. Raihan. 1998. Penggunaan bahan
amelioran untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan di lahan
pasang surut. D a /a m Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Menunjang Akselerasi Pengembangan Lahan Pasang Surut. Badan
Litbang, Pus1itbangtan, Balittra, Banjarbaru. Hlm.245-255.
Kasasian, L. 1971. Weed Control in the Tropics. Leonard Hill Books London.
P.3-4.
Mercado, B.C. 1979. Introduction
Laguna, Philppines. 292p.
to Weed Science.
SEARCA
College,
Mukhlis., N. Fauziati., R.S. Simatupang., dan M. Saleh. 2009. Pengembangan
teknologi konservasi tanah, dan air untuk mengatasi cekaman air,
meningkatkan IP (~ 200) dan produktivitas (> 25%) pada lahan rawa
lebak. Laporan Hasil Penelitian TA. 2009. Balai Penelitian Pertanian
Lahan Rawa, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
Deptan. 33 Hal.
Nazemi. D., I. Ar-Riza., dan A. Budiman. 2004. Kandungan nitrogen, fosfor,
kalium dan karbon dari berbagai jenis gulma di lahan lebak.aZYXWVU
D a la m
Agroscientiae.
Jurnal Ilmu-I1mu Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat. Vol. II No.2 Agustus 2004. HIm. 140-145.
120
BIODIVERSITI
RAWA
Noor, H. D., and G. A. Watson. 1984. Farmer management of weed in tidal
swamps rice cultivation in South and Central Kalimantan. Bogor,
Indonesia. April 1984.
Noor, M., Y. Lestari., dan M. Alwi. 2005. Teknologi peningkatan proiduktivitas
dan konservasi lahan gambut.aZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D a la m Laporan Akhir Hasil Penelitian
T.A. 2005. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru.
Nugroho, K. Alkasuma, Paidi, Wahyu Wahdini, Abdurachman, H. Suhardjo,
dan IPG. Widjaja-Adhi. 1992. Petaareal potensial untuk pengem