80 cara mengajar yang efektif dan seterusnya

80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF PEMBELAJARAN INOVATIF

  

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

GURU SECARA BERKELANJUTAN

  Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

  1. Pengajaran untuk apa?  kejelasan tujuan

  2. Apa yang diajarkan ?  mutu bahan ajar

  3. Pengajaran untuk siapa?  kesiapan siswa

  4. Jenis pengajaran?  jenis & bentuk pengajaran

  5. Siapa mengajar?  kompetensi pengajar

  6. Bagaimana cara mengajar?  cara mengajar yang cocok dengan bahan yang diajarkan dan tingkat perkembangan siswa

  7. Dengan apa mengajar?  media pengajaran yang sesuai

  8. Dimana mengajar?  tempat/kancah mengajar

  9. Bagaimana cara mengevaluasi?  evaluasi pembelajaran yang otentik

  

Dari banyaknya faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas pengajaran, cara

mengajar ( no 6) hanyalah merupakan salah

satunya sehingga kita tidak boleh

mendetotalisasi kalau cara mengajarnya

sudah efektif, otomatis hasil pengajarannya

juga efektif. Faktor-faktor lain juga harus

diperhitungkan, memadai atau tidak.

  

Namun demikian, cara mengajar yang

efektif memang memiliki kontribusi yang

lebih besar dibanding faktor-faktor lainnya.

80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF

  1. Metode ceramah dan tanya jawab

  2. Diskusi terarah

  3. Demonstrasi

  4. Ilustrasi/Memberi contoh

  5. Metode proyek

  6. Kunjungan lapangan/study tour

  7. Melakukan praktek

  8. Pemberian tugas

  9. Pekerjaan rumah

  10.Meringkas dan mengomentari buku

  11.Menggunakan nara sumber/guru tamu

  12. Diskusi panel

  13. Debat

  14. Curah pendapat

  15. Pembahasan kasus

  16. Bermain peran

  17. Sosio drama

  18. Lessons study

  19. Presentasi oleh siswa

  20. Bermain peran

  21. Diskusi kelompok

  22. Simulasi

  23. Mentoring kawan sejawat (antar siswa)

  24. Mengajar beregu (team teaching)

  26. Kejelasan dalam mengajar

  27. Variasi dlm penggunaan metode/media

  28. Motivasi/keantusiasan mengajar

  29. Kegiatan mengajar terarah pada tugas

  30. Pemberian kesempatan belajar kpd siswa

  31. Paket belajar mandiri

  32. Pemanfaatan ide-ide peserta didik

  33. Kritik yang konstruktif

  

34. Penggunaankomentar yg menyemangatkan

  35. Jenis pertanyaan yang kreatif

  36. Manajemen kelas dan disiplin

  37. Penguatan, penghargaan, dan hukuman

  38. Pemeriksaan terhadap hasil kerja siswa

  39. Pengembangan berfikir siswa

  

40. Pengajaran yang memperhatikan individual

  41. Pemberdayaan siswa

  42. Penggunaan waktu secara efektif & efisien

  43. Pengajaran PAKEM

  44. Penggunaan variasi alat bantu pengajaran

  45. Penggunaan prinsip-prinsip penghargaan terhadap berfikir kreatif

  46. Tingkat kesulitan pengajaran

  47. Pembelajaran kontekstual

49. Ekspektasi yang tinggi 50. Hubungan interpersonal yang hangat 51. Strategi pengajaran yang inovatif 52. Penggunaan prinsip-prinsip belajar yang kreatif dan inovatif 53. Metode inkuiri 54. Penggunaan slide foto 55. Penggunaan film 56. Belajar mandiri 57. Pengajaran terprogram 58. Pembelajaran berbantuan komputer

  60.Pemanfaatan televisi

  61.Pemanfaatan pameran, gambar-gambar, poster, papan flannel

  62.Mengarahkan siswa untuk mengajar siswa lainnya

  63.Penggunaan laboratorium

  64.Menggunakan teknik-teknik bertanya

  

65.Menyediakan program akselerasi bagi anak-

anak cerdas

  66.Menyediakan program remedi bagi siswa

  67. Metode demonstrasi untuk keterampilan kejujuran

  68. Metode demostrasi suatu konsep dan prinsip

  69. Menyampaikan informasi dengan audio- visual

  70. Menyampaikan informasi dengan model, benda nyata

  

71. Jaga keseimbangan daya pikir, daya hati

dan daya pisik

  

72. Jaga keseimbangan antara tujuan pribadi

dan tujuan sosial

  

73. Jaga keseimbangan antara kreativitas dan

disiplin

  

74. Jaga keseimbangan antara persaingan dan

solidaritas

  

75. Jaga keseimbangan antara antara tuntutan

dan prakarsa

  

76. Menganalisis, mensintesis, dan meng-

evaluasi

  77. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan

  78. Mengekspresikan ide dalam tulisan

  79. Penggunaan papan tulis dan flip chart

  Oleh:

Prof. Slamet PH. MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D.

  

KONDISI PEMBELAJARAN SAAT INI

KONDISI PEMBELAJARAN SAAT INI

  • Pembelajaran saat ini cenderung

  memberikan porsi guru aktif siswa pasif, guru memberi siswa menerima, dan guru menjelaskan siswa mendengarkan. Sedemikian lemahnya interaksi guru-siswa sehingga pembelajaran belum mampu menumbuhkan rasa keingintahuan, daya kritis, daya kreasi, daya inovasi, dan belum mampu mengaktualkan potensi siswa. Akibatnya, proses pemberdayaan potensi siswa tidak dapat dilakukan secara optimal.

  KONDISI …… (LANJUTAN) KONDISI …… (LANJUTAN)

  • Pembelajaran saat ini juga lebih

  mementingkan jawaban baku yang dianggap benar oleh guru, tidak ada keterbukaan dan demokrasi, tidak ada toleransi pada kekeliruan akibat kreativitas berpikir karena yang benar adalah apa yang dipersepsikan benar oleh guru. Itulah yang disebut sebagai memorisasi dan recall, yaitu tidak dihargainya kreativitas dan kemampuan inovasi peserta didik.

  KONDISI …… (LANJUTAN)

  • Pembelajaran saat ini juga lebih

  cenderung memberi dari pada memberdayakan, kurang mem-berikan peluang bagi peserta didik untuk mengaktualkan potensinya, baik intelektual, spiritual, emosional, estetikal, maupun pisikalnya.

  

ARTI PEMBELAJARAN INOVATIF

ARTI PEMBELAJARAN INOVATIF

Pembelajaran inovatif adalah proses interaksi yang pro-perubahan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang pro- perubahan adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, dan yang tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan pembelajaran yang lebih mementingkan memorisasi dan recall.

  

Karakteristik pembelajaran inovatif:

(1) mendorong keingintahuan, (2)

keterbukaan pada kemungkinan-

kemungkinan baru, (3) prioritas pada

fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas

dalam mencari jawaban atau

pengetahuan baru (meskipun jawaban

itu salah atau pengetahuan baru

dimaksud belum dapat digunakan, (4)

pendekatan yang diwarnai oleh

eksperimentasi untuk menemukan

kemungkinan-kemungkinan baru, dan

TUJUAN PEMBELAJARAN INOVATIF

  

Tujuan utama pembelajaran inovatif

adalah untuk memberdayakan potensi

peserta didik agar mampu menumbuh-

kan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar,

rasa keingintahuan, dan eksperimentasi-

nya untuk menemukan kemungkinan-

kemungkinan baru. Tujuan ini

mensyaratkan bahwa pendidik harus

lebih demokratis/egaliter dan mampu

membebaskan peserta didik dari

tekanan-tekanan kejiwaan.

  

Untuk itu, pembelajaran seharusnya

Untuk itu, pembelajaran seharusnya

dikembangkan melalui berbagai gaya dan

dikembangkan melalui berbagai gaya dan

selera agar mampu mengaktualkan

selera agar mampu mengaktualkan

potensi peserta didik, baik intelektual,

potensi peserta didik, baik intelektual,

emosional, spiritual, estetikal, maupun

emosional, spiritual, estetikal, maupun

pisikalnya. Selain itu, pembelajaran yang

pisikalnya. Selain itu, pembelajaran yang

bermatra individual-sosial-kultural perlu

bermatra individual-sosial-kultural perlu

dikembang-kan sekaligus agar sikap dan

dikembang-kan sekaligus agar sikap dan

perilaku peserta didik sebagai makhluk

perilaku peserta didik sebagai makhluk

individual tidak terlepas dari kaitannya

individual tidak terlepas dari kaitannya

dengan kehidupan masyarakat lokal,

dengan kehidupan masyarakat lokal,

nasional, regional, dan global. nasional, regional, dan global.

UPAYA-UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN INOVATIF

  Kembangkan dan laksanakan pendekatan pembelajaran yang mampu menggugah kreativitas dan inovasi peserta didik, misalnya PAKEM, pembelajaran kontekstual, dsb.; Selenggarakan pembelajaran yang memper- hatikan keselarasan dan keseimbangan antara: (a) kreativitas dan disiplin, (b) persaingan dan kerjasama, (c) berpikir holistik dan atomistik, (d) berpikir induktif dan deduktif, (e) tuntutan dan prakarsa

  

Kembangkan pembelajaran sebagai sistem

(Gambar 1);

Pembelajaran inovatif menghendaki

pembelajaran bergerak dari pemahaman, ke

penghayatan hingga sampai ke penerapan

(Gambar 2);

Bergeserlah pembelajaran dari abstrak ke

riil, dari tekstual ke aktual, dari verbal ke

konkret, dari artifisial ke realita, dan dari

maya ke nyata (Gambar 3);

Pilihlah strategi pembelajaran yang variatif

(Gambar 4);

Laksanakan penilaian pembelajaran yang

mencakup proses, tidak hanya hasil.

PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG IDEAL

  

Idealnya, penyelenggaraan pembelajaran pada

pendidikan dasar dan menengah mengikuti

prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) proses

belajar mengajar mampu mengakrabkan,

menghayatkan dan menerapkan nilai-nilai

(religi, teori, ekonomi, kuasa, seni, solidaritas

termasuk moral), norma-norma untuk meng-

konkretisasikan nilai-nilai tersebut, dan

standar-standar; (2) proses belajar mengajar

harus pro-perubahan yaitu yang mampu

menumbuhkan dan mengembang-kan daya

kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk

menemukan

  kemungkinan baru, “a joy of discovery”, yang tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan proses belajar di sekolah yang lebih mementingkan memorisasi dan recall; (3) penggunaan pendekatan proses belajar mengajar yang beragam agar mampu mengaktualkan potensi peserta didik, baik intelektual, emosional, spiritual, estetikal maupun kinestetikalnya; (4) proses belajar mengajar yang bermatra individual-sosial- kultural perlu dikembang-kan sekaligus agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk individual tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat

  

mengajar mampu membangun karakter peserta

didik yang berjati diri warga Negara Indonesia serta

berwawasan internasional; (6) penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

karakteristik peserta didik dan bahan ajarnya; (7)

proses belajar mengajar yang mendorong

keingintahuan (a sense of curiosity and wonder),

keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan baru,

prioritas pada fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas

dalam mencari jawaban atau pengetahuan baru

(meskipun jawaban itu salah atau pengetahuan baru

dimaksud belum dapat digunakan); dan (8)

penerapan pendekatan yang diwarnai oleh

eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-

kemungkinan baru.

  INPUT INPUT PROSES PROSES OUTPUT OUTPUT Tujuan Evaluasi Materi Pengajar Siswa Metode Media

  GAMBAR 1: PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM GAMBAR 1: PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM Waktu Lingkunga P.B.M P.B.M Perilaku Guru Perilaku Siswa HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR Peningkatan Daya Fikir Peningkatan Daya Kalbu Peningkatan Daya Fisik Penguasaan Ilmu

  LOGOS ETOS PATOS (Pengenalan Nilai) (Internalisasi Nilai) (Penerapan Nilai) Pengetahuan Penghayatan Perbuatan

  GAMBAR 3:

KONVENSIONAL VS INOVATIF

  Konvensional Abstrak Tekstual Verbal Artifisial Maya Inovatif Riil Aktual Konkret Realita Nyata

  

GAMBAR 4: STRATEGI PEMBELAJARAN

GAMBAR 4: STRATEGI PEMBELAJARAN

ASLI TIRUAN

JENIS REALITA R E T Praktik Simulasi • •

  • N K

  Bekerja Role Playing

  • O K

  Eksperimen Refektie N A M

  Pengamatan Film Fiksi LA G A

  • N

  Film Nyata Buku G A

  N D Peragaan Fiksi E N P

  • A P

  Study Tour

  VCD

  IS

  • Animasi

  N JE R A K S T Verbal (kata-kata)

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

  

YANG MENDUKUNG

PEMBELAJARAN INOVATIF

  

1. Anak didik belajar dengan baik jika siap

  belajar (law of readiness);

  2. Anak didik cenderung mengulang

  belajar jika hasilnya memuaskan (law of effect);

  3. Anak didik cenderung belajar terbaik

  jika sering latihan (law of exercise);

  4. Anak didik cenderung belajar terbaik

  jika motivasi belajarnya tinggi;

  5. Anak didik belajar terbaik jika tertarik;

  6. Anak didik belajar terbaik jika ada kebutuhan yang jelas;

  7. Anak didik belajar terbaik dengan melakukan;

  8. Anak didik belajar terbaik jika informasi/ pengetahuan baru dapat dihubungkan dengan pengalaman yang lalu;

  9. Anak didik belajar terbaik jika bagian- bagian bahan pelajaran diintegrasikan menjadi keseluruhan yang bermakna;

  11. Anak didik belajar terbaik jika tujuannya jelas;

  12. Anak didik belajar terbaik jika kondisi fisiknya sehat;

  13. Anak didik belajar terbaik jika mereka tahu kegunaan/nilai belajar;

  14. Anak didik belajar terbaik jika stimulus diterima lewat beberapa indera (katakan-tunjukkan-kerjakan);

  15. Pelajaran yang impresif akan teringat

  16. Setiap individu berbeda dalam minat,

  kemampuan dan pengalaman;

  17. Kebiasaan, keterampilan dan ide-ide

  dapat dikembangkan lewat pengulangan;

  18. Belajar dipengaruhi oleh pengalaman

  yang lalu, kerangka berfikir dan kecukupan pengajaran;

  19. Belajar membutuhkan aktivitas;

  

21. Sukses awal mempengaruhi belajar

  berikutnya;

  

22. Tantangan menggairahkan/merang-

  sang belajar;

  

23. Penghargaan (reward) mempengaruhi

  belajar yang positif;

  

24. Belajar akan lebih efektif jika segera

  diikuti aplikasinya;

  

25. Semakin hasil belajar itu jelas, dekat,

  realistik dan relevan, semakin efektif

  26. Tensi emosional menurunkan efisiensi belajar;

  27. Minat adalah indikator pertumbuhan dan pengembangan;

  28. Belajar yang memuaskan cenderung akan diulang;

  29. Partisipasi (keterlibatan) meningkat- kan belajar;

  30. Belajar dapat ditingkatkan lewat pemecahan masalah;

  31. Keefektifan belajar tergantung umpan balik; dan

  32. Belajar dapat ditingkatkan oleh atmosfir informal dan kebebasan untuk membuat kesalahan. Tugas guru adalah menciptakan kondisi agar prinsip-prinsip belajar dapat dicapai.

  INGAT

MOTO BERIKUT: “JIKA SISWA TIDAK

BELAJAR, GURU TIDAK MENGAJAR”.

  

PENGEMBANGAN

PROFESIONALISME GURU SECARA BERKELANJUTAN

  Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D.

  

1. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi

guru sesuai SNP melalui kuliah di perguruan tinggi dalam bidangnya bagi yang belum memiliki S1/D-IV; S2 bagi yang sudah S1

  

2. Mengikuti pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang ditunjuk oleh pemerintah

  

3. Mengikuti pelatihan dan lokakarya yang

sesuai dengan bidang keahliannya

  

4. Mengikuti pelatihan penelitian tindakan

kelas dan melaksanakannya di sekolah- nya untuk perbaikan proses belajar mengajar

  

5. Mengikuti pelatihan penulisan karya

ilmiah di profesinya

  

6. Mengikuti kegiatan-kegiatan forum

ilmiah (seminar, semiloka, diskusi panel, konferensi, konvensi, temu ilmiah, dll. pada tingkat nasional dan internasional

  

7. Belajar secara berkelompok melalui

pertemuan-pertemuan KKG, MGMP, dll.

  

8. Belajar secara mendiri yang dilakukan

secara terus menerus

  

9. Mempelajari modul-modul pendidikan

guru berbasis kompetensi

  

10. Belajar dari kesalahan dan melakukan

perbaikan atas kekurangannya

  

11. Berkunjung ke pusat-pusat kegiatan

ilmiah/pengembangan ilmu (LIPI, pusat- pusat penelitian di perguruan tinggi, laboratorium, perpustakaan, dll.

  

18. Mengunjungi pusat-pusat sumber

belajar, penerbit, dan tempat-tempat lain yang memiliki sumber belajar

  

19. Menjadi anggota organisasi profesi

domestik dan internasional serta berpartisipasi didalamnya

  

20. Menulis artikel yang dipublikasikan di

jurnal profesinya

  

21. Memanfaatkan internet (web-site) dan

membangun jaringan dengan pihak- pihak lain

  

22. Menghadiri ceramah-ceramah oleh para

  

12. Mengunjungi sekolah-sekolah yang

hebat (input, proses dan outputnya)

  

13. Mengunjungi dan berdialog dengan

guru-guru yang hebat

  

14. Melakukan pemagangan ke guru-guru

yang hebat

  

15. Membaca buku, jurnal, majalah, hasil

penelitian di profesinya

  

16. Mengunjungi dunia usaha dan industri

(bagi guru kewirausahaan)

  

17. Pengalaman kerja di dunia usaha dan

  

23. Membaca tulisan-tulisan di media masa

untuk mengetahui perkem-bangan mutakhir profesinya

  

24. Memiliki perpustakaan di rumahnya

(jika memungkinkan)

  

25. Mengikuti perlombaan karya tulis

ilmiah di profesinya

26. Detasering /pertukaran guru dengan

  guru dari sekolah lain (domestik dan internasional)

  

28. Membiasakan membaca 2 jam per hari

pada profesinya dan bacaan terkait

  

29. Menerapkan 9 kebiasaan perilaku orang

tangguh: proaktif, mulailah dengan mengacu pada tujuan akhir, dahulukan yang utama (buat prioritas), berfikir menang-menang (saling menghidupi), mendengar baru didengar, bersinergi (kerjasama kreatif yang memberi nilai tambah), pembaruan secara terus menerus (pro-perubahan), berjiwa kewirausahaan, dan spirit baru untuk

  

30. Berfikir, bersikap dan bertindak

secara sistem (utuh dan benar)

Input (I)

  • Proses (P)
  • Output (O)
  • I O

  

P

  

31. Kehidupan adalah perubahan sehingga

jika seseorang tidak membuat perubah- an berarti tidak ada kehidupan padanya. Jangan tertambat pada tradisi dan ke- biasaan masa lalu. Oleh karena itu, lakukanlah perubahan (peningkatan, pengembangan, dan modifikasi) sekecil apapun

  

32. Lakukan apa saja yang terbaik, jalan

menuju ke puncak akan terbuka

  

33. Milikilah spirit hidup yang hebat untuk

  

34. Berfikir, bersikap dan bertindak secara

profesional, tidak amatiran

  

35. Memiliki budaya yang berdaya preservatif

(melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia) dan berdaya progresif sekaligus (mengembangkan nilai-nilai moderen yang sesuai dengan konteks Indonesia)

  

36. Jaga keseimbangan tujuan antara daya

fikir, daya qolbu dan daya pisik; disiplin dan kreativitas, deduktif dan induktif, bersaing dan kerjasama, holistik dan atomistik, pribadi dan sosial, tuntutan dan

  37. Menjaga harmonisme nilai-nilai kehidupan antara nilai agama, teori/iptek, seni, ekonomi, solidaritas dan kuasa (agama menjadi penglimanya)

  38. Berwawasan lokal, nasional, regional dan global sekaligus di profesinya termasuk bahasa dan budayanya

  39. Menjaga integritas, kejujuran dan kebersihan, profesionalisme, berpusat pada anak didik, keunggulan, tanggungjawab, respek dan percaya kepada orang yang bisa dipercayai

  

40. Memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap

  keberhasilan anak didiknya

  41. Mempelajari ICT untuk media mengajar,

  e- learning, e-administration, internet, curriculum on-line, etc.

  

42. Mempelajari bahasa Inggris untuk

  kepentingan mengajar, komunikasi internasional, membaca buku, dsb.

  

43. Guru memahami, menyadari,

  berkewajiban, dan melaksanakan belajar secara mandiri dan terus menerus

  

44. Guru mau belajar dari kesalahan dan

  melakukan perbaikan atas kekurangan-nya

  

45. Guru mau berfikir, bersikap dan bertindak

Dokumen yang terkait

Kejenuhan di Kalangan Guru Bimbingan dan Konseling di SMAN Provinsi Riau

0 1 13

menggunakan teknik User Acceptance Testing (UAT) dengan hasil 100 sistem berjalan dengan baik, dengan metode pengembangan sistem menggunakan metode waterfall dan analisa sistem menggunakan metode PIECES. Hasil penelitian ini adalah sebuah sitem monitoring

1 4 8

Pemikiran Pendidikan al-Mawardi dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai Pendidikan Islam antara Batasan Guru dengan Murid

0 0 15

Optimalisasi Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Sikap Keimanan dan Akhlak Mulia pada Peserta Didik

1 2 16

Hubungan antara Komunikasi Keluarga dan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

0 0 8

10. Memp-raktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya 10.1. Mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama, kejujuran, me

0 2 15

PROSIDING LOKAKARYA PENINGKATAN KOMPETENSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI TELEMATIKA, SARANA KOMUNIKASI DAN DISEMINASI INFORMASI – Pustaka Puslitbang Aptika dan IKP

0 0 297

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI MapelKompetensi Keahlian : Bimbingan dan Konseling Jenjang : SMP, SMA, dan SMK Kompetensi Kompetensi Inti Konselor (Standar Kompetensi) Kompetensi Konselor (Kompetensi Dasar) Indikator Esensial Materi Pokok

0 1 13

Foam Bitumen (CMRFB) adalah sesuai Spesifikasi Khusus Daur Ulang Campuran Beraspal Dingin Lapis Pondasi dengan Foam Bitumen (Cold Mix Recycling Base by Foam Bitumen, CMRFB-Base) dengan nilai ITS minimal 300 kPa, nilai TSR minimal 80 dan

1 1 14

A3. Analisa Daerah Rawan Kemacetan di Ruas Jalan Nasional dan Provinsi Jawa Timur

0 0 6