Komposisi biaya kualitas dan hubungannya dengan kinerja keuangan perusahaan : studi kasus pada PT Madubaru - USD Repository
KOMPOSISI BIAYA KUALITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PT Madubaru
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Rosalia Lina Hastuti
NIM: 092114014 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
KOMPOSISI BIAYA KUALITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN
Studi Kasus Pada PT Madubaru
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh : Rosalia Lina Hastuti
NIM: 092114014
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
Orang yang berpikiran positif, dalam kondisi apapun juga selalu memacu dirinya sendiri kearah yang lebih baik, tanpa terpengaruh oleh kondisi luar, selalu berusaha melihat dari segi positif, dan menjadikan halangan sebagai tantangan untuk maju.
Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Bunda Maria Bapakku Y. Paijo dan Ibuku Th. Suryanti UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
KOMPOSISI BIAYA KUALITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PT Madubaru dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 20 September 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penilis asli.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyataka menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Rosalia Lina Hastuti Nomor Mahasiswa : 092114014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : KOMPOSISI BIAYA KUALITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUDI KASUS PADA PT MADUBARU beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem- berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 September 2013
Yang menyatakan (Rosalia Lina Hastuti)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, Dr., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, Msi., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Universitas Sanata Dharma
6. Bapak Gatot Wibowo selaku kepala bagian keuangan di PT Madubaru Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data yang dibutuhkan penulis.
7. Dosen-dosen dan seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak, ibu dan adikku tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabatku Pipit, Puput, Putri dan Grace yang menjadi tempat bercerita dan berbagi suka dan duka.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL …….………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………… iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................. v HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………………………… vi HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………………… viii HALAMAN DAFTAR TABEL ………………………………………………….... x HALAMAN DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xi HALAMAN DAFTAR GRAFIK …………………………………………………. xii ABSTRAK …………………………………………………………………………. xii BAB I PENDAHULUAN ……………..………….…………………………….
1 A. Latar Belakang Masalah …………………….………………………..
1 B. Rumusan Masalah ……………………..……………………………..
4 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..
4 D. Manfaat penelitian ………………………..….……………………….
4 E. Sistematika Penulisan ………………………..……………………….
5 BAB II LANDASAN TEORI ……………………..……………………………
6 A. Kualitas ……………………………………………………………….
6 B. Biaya Kualitas ………………..………………………………………
9 C. Kinerja Keuangan ………………….…………………………………
13 D. Laba …………………….……………………………………………
15 F. Variabel Penelitian ……………………………………………………
22 G. Teknik Analisis Data …………………………………………………
22 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………………………..
26 A. Sejarah Perusahaan …………………………………………………
26 B. Lokasi Perusahaan ……………………………………………………
27 C. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………...……………….
27 D. Produksi Perusahaan …………………..……………………………..
28 E. Personalia ……………………………………………………………..
29 F. Sumber Modal Perusahaan ……………………………………………
30 G. Pemasaran Produk …………………………………..……………….
31 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………………..
32 A. Deskripsi Data ………………….…………………………………….
32 B. Analisis Data ………………………………………………………….
39 C. Pembahasan …………………………………………………………..
50 BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………….
52 A. Kesimpulan ……………………………………..……………………
52 B. Keterbatan ……………………………………..……………………..
53 C. Saran…………………………………………...……………………...
53 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………
56 LAMPIRAN ………………………………………………………………………..
57
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 5.1 : Laporan Biaya Kualitas ……………………………………………....
33 Tabel 5.2 : Data Penjualan Bersih ………………………………………………..
38 Tabel 5.3 : Data Laba Operasional ………………………………………………..
38 Tabel 5.4 : Total Biaya Kualitas ………………………………………………….
39 Tabel 5.5 : Komposisi Biaya Pencegahan ………………………………………..
41 Tabel 5.6 : Komposisi Biaya Penilaian …………………………………………...
41 Tabel 5.7 : Persentase Biaya Kualitas dari Penjualan Bersih ……………………..
45 Tabel 5.8 : Persentase Biaya Pencegahan dari Penjualan Bersih …………………
45 Tabel 5.9 : Persentase Biaya Penilaian dari Penjualan ……………………………
45 Tabel 5.10 : Data Hubungan Biaya Kualitas dengan Laba Operasianal……………
45 Tabel 5.11 : Hubungan Biaya Kualitas dengan Laba Bersih …………………….
49
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1: Grafik Biaya Kualitas AQL …………………………………………..
12 Gambar 2.2: Grafik Biaya Kualitas Kontemporer ………………………………….
13 Gambar 3.1: Pengujian Dua Sisi (Hipotesis Tidak Berarah) ……………………….
25 Gambar 4.1: Struktur Organisasi …………………………………………………...
28
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 5.1 : Biaya Pencegahan dan Biaya Penilaian ………………………………… 43 Grafik 5.2 : Tren Biaya Pencegahan …………………………………………………. 43 Grafik 5.3 : Persentase Biaya Kualitas dari Penjualan ………………………………. 46
ABSTRAK
KOMPOSISI BIAYA KUALITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Studi Kasus pada PT Madubaru
Rosalia Lina Hastuti NIM : 092114014
Universitas Sanata Dharma 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi biaya kualitas pada perusahaan serta mengetahui hubungan biaya terhadap kinerja keuangan perusahaan PT Madubaru. Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya biaya kualitas untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan laba operasional untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu menghitung komposisi biaya kualitas dan korelasi Product
Moment .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pengendalian yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian. Biaya kegagalan tidak ditemukan pada perusahaan. Komposisi biaya pencegahan lebih besar dibanding biaya penilaian. Persentase biaya kulitas terhadap penjualan masih terlalu besar yaitu diatas 2,5%. Berdasarkan uji korelasi
ABSTRACT COMPOSITION OF THE QUALITY COSTS AND ITS RELATIONSHIP WITH COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE A Case Study at PT Madubaru
Rosalia Lina Hastuti NIM : 092114014
Sanata Dharma University 2013
The aims of this study are to determine the composition of the company's cost of quality and to determine the relationship between this costs to the financial performance at PT Madubaru. Analysis of quality costs is important to improve the quality of products produced by the company. Thus the company can improve its financial performance. This study uses operating earnings to measure the financial performance of the company.
This study is a case study. Data was obtained by interview and documentation. This study employs descriptive analysis technique to measure the cost of quality and product moment correlation to test hypothesis that the cost of quality is related with firm financial performance.
Result showed that the costs of quality consists of the prevention costs and appraisal costs. Failure cost of in this study can not be measured. Composition of prevention costs was greater than appraisal cost. The percentage of quality cost to
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi ini sebuah organisasi bisnis tidak hanya
mementingkan mendapatkan keuntungan tapi juga kualitas produk atau jasa yang baik. Kualitas produk atau jasa yang baik dapat membuat konsumen merasa puas.
Untuk mendapatkan kualitas produk atau jasa yang baik, perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih karena dengan biaya tersebut perusahaan dapat berupaya dalam meningkatkan kualitas produk atau jasanya. Biaya yang dikeluarkan dapat disebut biaya kualitas. Menurut Hansen dan Mowen (2009:272), biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:272), biaya kualitas berhubungan dengan dua kegiatan yaitu kegiatan pengendalian dan kegagalan. Kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan pencegahan dan penilaian. Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk dilakukan oleh perusahaan atau pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memang telah terjadi).
Biaya kualitas dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa perusahaan agar dapat mencapai kepuasan pelanggan sehingga perusahaan dapat mencapai keuntungan yang diharapkan. Dengan adanya peningkatan kualitas produk perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dan keunggulan kompetitifnya.
Apabila perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan maka perusahaan dapat meningkatkan laba yang diharapkan perusahaan. Dengan kualitas produk atau jasa yang baik, maka perusahaan akan menarik banyak konsumen. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba operasi. Perusahaan seharusnya memperhatikan kualitas produk atau jasa supaya dapat memperoleh posisi bersaing yang baik.
Begitu pentingnya kualitas bagi perusahaan, mendorong PT Madubaru untuk selalu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. PT Madubaru adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri gula pasir dan alkohol/spiritus. Produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan pada proses produksinya. Untuk itu perusahaan ini selalu berinovasi dan mengembangkan kemampuannya agar dapat menciptakan
Laba yang didapatkan perusahaan pada periode tertentu menggambarkan prestasi perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan. Bagi pihak eksternal, laba digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum memberikan kredit atau menanamkan modal pada perusahaan. Bagi pihak intemal, laba dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis yang berguna bagi kemajuan perusahaan. Laba juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keberhasilan manajemen tersebut dapat disebut juga dengan pencapaian kinerja perusahaan .
Penilaian terhadap kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan menggunakan kinerja keuangan. Menurut Fahmi (2011), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan dengan baik. Hasil penilaian kinerja keuangan tersebut dapat dijadikan alat evaluasi bagi manajemen. Salah satunya menggunakan laba sebagai indikatornya. Namun dalam hal ini tidak semua komponen biaya kualitas dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Jika biaya pencegahan dan biaya penilaian naik maka akan meningkatkan laba perusahaan, perusahaan akan turun, sehingga kinerja perusahaan akan menurun dan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul “Komposisi Biaya Kualitas dan Hubungannya dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT Madubaru)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana komposisi biaya kualitas perusahaan?
2. Bagaimana hubungan biaya kualitas dengan kinerja keuangan perusahaan? C.
Batasan Masalah Biaya kualitas yang terdapat pada perusahaan hanya biaya pengendalian.
Hal ini dikarenakan perusahaan tidak mengungkapkan biaya kegagalan yang terjadi.
D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui komposisi biaya kualitas pada perusahaan PT Madubaru.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan Sebagai masukan bagi manajer untuk pengambilan keputusan perusahaan dalam hal biaya kualitas dan meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi Universitas Diharapkan dapat berguna bagi universitas sebagai tambahan pustaka dan tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang berminat pada topik biaya kualitas terhadap kinerja perusahaan.
3. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapat di bangku kuliah pada objek yang sesungguhnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah didirikannya perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, produksi perusahaan, personalia perusahaan, sumber modal perusahaan dan pemasaran perusahaan.
BAB V : ANALISIS DATA Pada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Kualitas Kualitas merupakan hal penting dalam menghasilkan produk yang harus
diusahakan oleh setiap perusahaan jika ingin produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Hansen & Mowen (2009:269), kualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut-atribut kualitas atau yang sering disebut “dimensi kualitas”.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:269-271), produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi, yaitu :
1. Kinerja (performance) Mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk.
Dimensi kinerja untuk jasa yaitu sebagai atribut daya tangkap, kepastian, dan empati.
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability) Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4. Fitur (features) Dapat disebut juga dengan kualitas desain yaitu karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama. Kualitas desain yang lebih baik biasanya tercermin pada biaya produksi yang lebih tinggi dan harga jual yang juga lebih tinggi. Kualitas desain membantu perusahaan menentukan pasarnya.
5. Keandalan (reliability) Probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
6. Tahan lama (durability) Jangka waktu produk dapat berfungsi.
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) Ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
8. Kecocokan penggunaan (fitness for use) Kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana
Menurut Hansen dan Mowen dalam Supriyono (1994:377), ada dua jenis kualitas yang diakui, yaitu :
1. Kualitas Rancangan (Quality of Design) Kualitas rancangan adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk.
Tingginya kualitas rancangan dapat dilihat dari tingginya biaya pemanufakturan dan tingginya harga jual. Kualitas desain harus dipenuhi karena desain yang bagus merupakan daya tarik bagi konsumen. Misalnya, kualitas desain dari sebuah topi, yaitu mempunyai bentuk yang khas tersendiri dan berbeda dari topi biasanya, bahannya tahan air dan tidak mudah rusak, gambarnya menarik dan sebagainya.
2. Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance) Kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran mengenai bagaimana suatu produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi. Suatu produk atau jasa dapat dikatakan cocok digunakan bila suatu produk dapat memenuhi semua spesifikasi rancangan. Kualitas kesesuaian harus dipenuhi karena mencakup fungsi, daya tahan, dan kecocokan seperti apa yang diharapkan konsumen. Misalnya kualitas kesesuaian dari sebuah topi yaitu cocok untuk berbagai acara baik formal maupun nonformal dan
B. Biaya Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen (2009), biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas berhubungan dengan kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan. Kegiatan pengendalian dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Kegiatan karena kegagalan dilakukan oleh perusahaan atau pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memang telah terjadi).
1. Jenis-Jenis Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2009), biaya kualitas dapat digolongkan menjadi : a. Biaya pengendalian
Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Biaya pengendalian terdiri dari : 1) Biaya Pencegahan
Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kualitas yang buruk pada
2) Biaya Penilaian Biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk dan jasa yang telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.
Contoh biaya penilaian adalah biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemeriksaan dan pengujian), dan pengesahan dari pihak luar.
b. Biaya Kegagalan Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah terjadi kegagalan dalam kegiatan. Biaya kegagalan terdiri dari : 1) Biaya Kegagalan Internal
Biaya yang dikeluarkan karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Contoh biaya kegagalan internal adalah sisa bahan, pengarjaan ulang, penghentian mesin (karena ada produk yang cacat), pemeriksaan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain
2) Biaya Kegagalan Eksternal Biaya yang dikeluarkan karena produk atau jasa yang dihasilkan gagal buruk, biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab hokum yang timbul, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan.
2. Pelaporan Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2009), pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut ketegori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori.
3. Fungsi Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2009), terdapat 2 fungsi biaya kualitas : lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan atau yang biasa disebut tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level/ AQL).
Total Biaya Biaya Kualitas
Biaya Kegagalan Biaya Pengendalian 100% AQL
Persentase Produk Cacat
Gambar 2.1: Grafik Biaya Kualitas AQL Sumber : Hansen & Mowen 2009 menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan penggunaan model AQL tradisional.
Total Biaya
Biaya
Kualitas
Biaya Kegagalan Biaya Pengendalian100
Persentase Produk Cacat
Gambar 2.2 : Grafik Biaya Kualitas KontemporerSumber : Hansen & Mowen 2009 C.
Kinerja Keuangan perilaku yang diharapkan (Mulyadi, 2007:337). Keberhasilan pencapaian sasaran strategik perlu diukur. Sasaran strategik beserta ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan target yang akan dijadikan basis penilaian kinerja, untuk menentukan penghargaan yang akan diberikan kepada personel, tim, atau unit organisasi.
a. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Generally Accepted Accounting Principle (GAAP), dan lainnya.
b. Pengukuran Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan dipakai oleh manajemen perusahaan perusahaan manajemen atau para stakeholder akan dengan mudah menilai kinerja keuangan perusahaan. Dengan membandingkan laba dari tahun ke tahun maka akan diketahui peningkatan atau penurunan dari kinerja keuangan perusahaan.
D. Laba
1. Pengertian Menurut Suwardjono (2005:453) laba adalah kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Kenaikan aset dalam suatu perioda akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak dan deviden) tanpa mempengaruhi kebutuhan ekuitas pemegang saham semula. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa).
2. Tujuan Pelaporan Laba Menurut Suwardjono (2005:456). laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai: c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.
f. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. i. Dasar pembagian dividen.
3. Jenis-Jenis Laba Jenis-jenis laba berdasarkan perhitungan laba (Soemarso,
2002;226-227) terdiri dari :
a. Laba bruto Laba bruto yaitu selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.
b. Laba usaha c. Laba bersih Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net profit).
Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss).
4. Pengukur Kinerja Investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan keuangan keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek perusahaan di masa datang (Suwardjono, 2005:458). Tujuan tersebut mengisyaratkan laba perioda dimaknai sebagai informasi sebagai kinerja masa lalu yang meliputi daya melaba, akuntabilitas, dan efisiensi. Kinerja perusahaan merupakan manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi sebagai pengukur keefektifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola
Produk yang memiliki kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan selalu diminati oleh konsumen. Dengan demikian perusahaan diharapkan dapat menghasilkan produk sesuai kebutuhan konsumen. Untuk menghasilkan laba operasional sesuai dengan tujuan perusahaan maka perusahaan diharapkan dapat membuat produk atau jasa yang unik dan berkualitas sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif (Bayu, 2003). Menurut Adi (2003), terdapat elemen yang berkaitan dengan biaya kualitas, antara lain :
1. Pengaruh biaya pengendalian terhadap laba, jika biaya pengendalian naik maka akan menaikkan laba dan jika biaya pengendalian turun maka akan menurunkan laba. Jika biaya pengendaliannya tinggi maka produk yang dihasilkan akan menjadi lebih baik dan berkualitas, maka penjualannya akan meningkat dan laba yang dihasilkan juga akan meningkat.
2. Pengaruh biaya kegagalan terhadap laba, jika biaya kegagalan naik maka akan menurunkan laba dan jika biaya kegagalan turun maka akan menaikkan laba. Jika biaya kegagalan naik maka dapat diartikan bahwa banyak produk yang dihasilkan mengalami kerusakan, sehingga penjualan akan menurun dan laba yang dihasilkan perusahaan juga mengalami penurunan. dan penurunan biaya kegagalan besar, hal ini akan berpengaruh terhadap penurunan total biaya kualitas, dengan adanya penurunan biaya kualitas akan berpengaruh terhadap laba.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesisnya yaitu : Ho: Tidak terdapat hubungan antara biaya kualitas dan laba operasional perusahaan Ha: Terdapat hubungan antara biaya kualitas dan laba operasional perusahaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini studi kasus, yaitu dengan mengadakan suatu penelitian
secara langsung terhadap perusahaan dengan mengambil data yang berhubungan dengan biaya kualitas. Penelitian dilakukan pada PT Madubaru, dengan tujuan untuk mengetahui komposisi biaya kualitas dan hubungannya dengan kinerja keuangan perusahaan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian di PT Madubaru Padokan, Tirta Nirmala, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan gula pasir.
2. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2013.
C. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
2. Obyek Penelitian
a. Biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal) pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.
b. Laba operasional perusahaan pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.
D. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan Data yang diambil meliputi sejarah perusahaan, tujuan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, produksi, proses produksi, karakteristik produk, penanganan produk, pengendalian proses dan kualitas, personalia, sumber modal perusahaan serta pemasaran.
2. Biaya kualitas pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 dalam rupiah.
3. Penjualan neto pada tahun 2007,2008, 2009, 2010 dan 2011 dalam rupiah.
4. Laba bersih perusahaan pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 dalam rupiah.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Dengan teknik ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan usaha peningkatan kualitas dan peningkatan laba operasional perusahaan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum perusahaan, proses produksi, besarnya biaya kualitas yang dikeluarkan untuk meningkatkan/ mempertahankan kualitas produk dan laba operasional perusahaan.
2. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah suatu metode dimana peneliti mengumpulkan data-data dari perusahaan terkait masalah yang diteliti.
Dilakukan juga untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan laporan keuangan perusahaan.
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
G. Teknik Analisis Data
1. Permasalahan yang pertama akan dijawab dengan menggunakan langkah :
a. Menghitung biaya kualitas Dalam menghitung biaya kualitas yang terdiri dari biaya pengendalian (biaya pencegahan dan biaya penilaian) dan biaya kegagalan (biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal), menggunakan rumus:
Total Biaya Kualitas = Biaya Pengendalian + Biaya Kegagalan
b. Menghitung komposisi biaya kualitas Dengan cara memprosentasekan elemen-elemen biaya kualitas terhadap total biaya kualitas.
c. Menggambarkan grafik masing-masing elemen biaya kualitas
d. Membuat tren untuk masing-masing elemen biaya kualitas
e. Menganalisis bagaimana kenaikan dan penurunan masing-masing elemen biaya kualitas dari tahun ke tahun f. Menghitung dan menjabarkan persentase biaya kualitas dari penjualan bersih
2. Permasalahan kedua dijawab dengan pengujian hipotesis. Langkah- langkahnya yaitu : a. Menyatakan hipotesis
Ho : r ≤ 0 Ha : r > 0
b. Pengujian statistik Pengujian ini menggunakan pengujian asosiasi nonparametrik.
Dalam hal ini tipe data yang digunakan adalah data nominal (Jogiyanto, 2010:190).
c. Menentukan tingkat keyakinan Menurut Jogiyanto (2010:189), koefisien keyakinan (confidence
coefficient ) menunjukkan besarnya interval keyakinan dikurva normal.
Koefisien keyakinan menunjukkan probabilitas keyakinan bahwa suatu nilai yang diuji akan masuk didalam interval keyakinan (confidence
interval ). Koefisien keyakinan 95%. d. Menghitung nilai statistik Pengujian statistik menggunakan korelasi Product Moment.
Mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian.
e. Mendapatkan nilai uji kritis Menurut Jogiyanto (2010:169), nilai uji kritis tergantung dari dua hal, yaitu besarnya koefisien keyakinan dan arah dari hipotesisnya. Arah dari hipotesis dalam penelitian ini menggunakan two-tail.
Ho Ho ditolak ditolak Ho tidak ditolak
Daerah Daerah penolakan penolakan 0,025 (2,5%) 0,025 (2,5%) daerah penerimaan
- Za = -1,96 Za = 1,96
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT. Madubaru adalah perusahaan yang mempunyai dua unit produksi
yaitu Pabrik Gula (PG Madukismo) dan Pabrik Alkohol/Spiritus (PS Madukismo). Perusahaan ini memiliki potensi dan peluang pengembangan usaha yang potensial, serta memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan Agro Industri. Industri pada perusahaan ini berbasis bahan baku tebu dan dikelola secara profesional dan inovatif untuk menghadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati.
PG Madukismo adalah satu-satunya pabrik gula di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional, khususnya gula pasir. Sebagai perusahaan padat karya, perusahaan ini banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perusahaan ini dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Perusahaan ini diresmikan tanggal 29 Mei 1958 oleh
B. Lokasi Perusahaan
PT Madubaru berlokasi di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta C.
Stuktur Organisasi Perusahaan
1. Susunan Pengurus PT Madubaru
a. Komisaris Utama GKR Pembayun
b. Komisaris 1) Drs. H. Sumargono Kusumohadiningrat 2) Ir. Agus Purnomo, M.Si.
c. Direktur Ir. Rachmad Edi Cahyono, M.Si.
2. Stuktur Organisasi PT Madubaru
DEWAN PENASEHAT KOMISARIS SEK. DEKOM DIREKTUR KEPALA SPI TANAMAN KHUSUS KABAG STAF KABAG KABAG KEPALA KABA KABAG KABAG TLD SI SI SPIRITUS & KEU UMUM INSTALA- PABRIKA- PABRIK G AKT SDM & PEMASARAN
Gambar 4.1 Struktur OrganisasiSumber: PT Madu Baru D.
Produksi Perusahaan
Produksi yang dilakukan oleh PT Madubaru mencakup dua produksi yaitu produksi utama yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan produksi sampingan memiliki kadar minimal 95% dan spiritus bakar yang memiliki kadar 94%. Mutu dipantau oleh Balai Penelitian Kimia Departemen Perindustrian dan PT.
Sucoffindo Indonesia.
Bahan baku yang digunakan dalam produksi gula pasir adalah tebu 400.000-500.000 ton per tahun. Dengan bahan baku tersebut dapat dihasilkan gula SHS ± 35.000 ton per tahun dengan rendemen antara 7,0% - 8,5%. Bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi adalah batu gamping dan belerang. Bahan baku yang digunakan dalam produksi spiritus adalah tetes dari PG. Madukismo ± 30.000 ton per tahun. Alkohol yang dihasilkan ± 8 juta liter per tahun. Alkohol ini dipasarkan sebagai alkohol murni dan spiritus bakar. Bahan pembantu yang digunakan dalam produksi spiritus yaitu pupuk urea, NPK dan asam sulfat.
Masa produksi untuk gula pasir sekitar 5 sampai 6 bulan per tahun (24 jam/hari). Produksi dilakukan terus menerus, antara bulan Mei s/d Oktober.
Selain bulan tersebut digunakan untuk memelihara mesin pabrik (servis, revisi, perbaikan, penggantian, dll). Sedangkan masa produksi untuk spiritus sekitar 9 sampai 11 bulan per tahun (24 jam/hari). digolongkan menjadi dua yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Karyawan tidak tetap digolongkan menjadi dua yaitu karyawan kerja waktu tertentu (KKWT) yang hanya bekerja pada masa produksi serta karyawan borongan yang hanya bekerja bila ada pekerjaan borongan.