Evaluasi kinerja investasi penambahan modal kerja yang telah dilaksanakan berdasarkan kinerja keuangan perusahaan : studi kasus pada PT Astra International Tbk - USD Repository

  EVALUASI KINERJA INVESTASI PENAMBAHAN MODAL KERJA YANG TELAH DILAKSANAKAN BERDASARKAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PT Astra International Tbk. SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Manajemen

  Oleh : BENEDIKTUS PAHAWA NIM : 022214114 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku,

  Terhadap siapakah aku harus gemetar?” MAZMUR 27:1 “ Winners never quit and quitters never win. Success . . . seems to be connected with action. Successful men keep moving. They make mistakes, but they don't quit. " Conrad Hilton Serva Ordinem et Ordo Servabit Te

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: My LORD JESUS CHRIST Papa dan Mama Tercinta Adikku tersayang Tatik Amor Me (Enu molas one nai)

  

ABSTRAK

EVALUASI KINERJA INVESTASI PENAMBAHAN MODAL KERJA

YANG TELAH DILAKSANAKAN BERDASARKAN

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Studi Kasus Pada PT Astra International Tbk

Benediktus Pahawa

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investasi berupa penambahan modal kerja meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini didasarkan pada Laporan Keuangan PT Astra International

  Tbk dan Anak Perusahaan, yang terdiri dari Laporan Neraca Konsolidasian dan Laporan Rugi Laba Konsolidasian periode 2000-2005. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis kinerja investasi penambahan modal kerja dan analisis rasio keuangan yang terdiri atas rasio likuiditas, solvabilitas, provitabilitas dan aktivitas.

  Hasil analisis data menunjukkan bahwa investasi penambahan modal kerja yang dilakukan PT Astra International Tbk dan Anak Perusahaan secara umum telah meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Nilai-nilai rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan, walaupun secara umum mengalami fluktuasi, tetapi dibandingkan tahun dasar (2000) memperlihatkan hasil yang lebih baik.

  

ABSTRACT

THE EVALUATION ON THE PERFORMANCE OF THE ADDITIONAL

  

INVESTMENT ON WORKING CAPITAL BASED ON THE

CORPORATION FINANCIAL PERFORMANCE

A Case Study at PT Astra International Tbk and Subsidiaries

Benediktus Pahawa

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2007

  The purpose of this research is to know whether the additional investment on working capital increases the corporation financial performance. This research is conducted based on the Financial Statements of PT Astra

  International Tbk and Subsidiaries, which include the Consolidated Statements of Balance Sheet and Consolidated Statements of Income of the years of 2000-2005. The data technique analyses used are the analysis on the performance of the additional working capital and the analysis of financial ratios, such as liquidity, solvability, profitability, and activity.

  The result of the analysis shows that the additional investment on the working capital has generally enhanced the corporation financial performance. The figures of liquidity, solvability, profitability and activity ratio of the corporation, while generally fluctuate, are better than those of the basic year’s (2000).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Evaluasi Kinerja Investasi Penambahan Modal Kerja Yang Telah Dilaksanakan Berdasarkan Kinerja Keuangan Perusahaan”, Studi Kasus Pada PT Astra International Tbk.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang memberikan bimbingan, nasihat, dorongan, dan saran dari permulaan sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Ibu Dra. B. R. Diah Utari, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah sabar dan menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, dorongan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 4. Bapak Drs. A. Triwanggono , M.S, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah sabar dan menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat,

  5. Para dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

  6. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  7. Papa dan Mama tercinta, terima kasih untuk doa, perhatian dan dukungan baik secara materiil dan moril kepada penulis.

  8. Kakakku tersayang Edel, Nona Illent, K’Tian, Om Pit Harum, Om Sipri, Yotam sekeluarga, Om Zidus, Umbang, Upeng Roman, Jo, Fr Jefri OFM (thanks buat doa dan jadi pendengar yang setia) dan Fandy “Kula” H, kalian adalah sumber inspirasiku selamanya. “God Bless You

  9. Adik tersayang Tatik, Eren, Ito Jilo, Yophan, Upheng, Vy, Melty, Hanna, Tetik, Narti, Otok, kehadiran kalian sungguh memberikan makna tersendiri bagi kelangsungan kuliaku di Jogja. “Hasta la Victoriam sempre

  10. Keluarga Besar Manggarai di Jogja, khususnya di kontrakan Arimbi 10, Amang Sanny, Jim&Inchik, Ajax, Elyn, Nenik, Oncik,Anye, Irma, Echa, kopi dan Gudang Garam yang kalian selalu tawarkan adalah bekal yang menghantar aku menuju cita-citaku, “Tabe Momang Neka Rabo.” 11. Teman seperjuanganku, Aphenk Becksmith, Renold, Anselo, Etuck Milano,

  Rio Nidji-vevhe, Roy-Ema, Erick, Eduard, Amang Ancis, Mr Rony “Bravo

  Manchester,” Eka Jomblo, dan semua alumni Sanpio Jogja, terima kasih atas

  bimbingan dan kebersamaan yang telah diberikan selama ini; “Ubi Amicus, Ibi Opes”.

  12. Teman-temanku Manajemen 2002, khususnya my best friend Benny, Cj, Juan, Tevez-andre, Atot, Ade, Christin, Mimin, kehadiran teman sekalian telah memberi warna akan makna persahabatan sesungguhnya di tengah lika-liku kehidupan kota Jogja, “ We’ll never walk alone”.

  13. Denpasar’s family dan semua sahabat yang jauh dari penulis (Hendra “bogul”, K’Alex, Santy, Albert, Flory, Ivony,Yul, Erlyn, Betty, Verra, Tini, Lasty, Any-Kupang, terima kasih telah memberi masukan-masukan dan dukungan kepada penulis, “Thank you for loving me”.

  14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.

  Yogyakarta,Mei 2007 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………….... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………. v ABSTRAK………………...………………………………………………. vi ABTRACT

  ………………………………………………………………… vii

  KATA PENGANTAR..............................………………………………… viii DAFTAR ISI………………...……………………………………………. xi DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………..................

  1 B.

  3 Rumusan Masalah ...................................................................................

  C. Batasan Masalah .....................................................................................

  3 D. Tujuan Penelitian… ................................................................................

  4 A.

  4 Manfaat Penelitian………………………………………………………

  BAB II LANDASAN TEORI A. Investasi………….. ………………………………………………......... 5 B. Laporan Keuangan ................................................................................. .

  8

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……………………………………………….................. 27 B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………....…………….. 27 C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian .............................................. …

  27 D. Variabel Penelitian ..................................................................... .............

  28 E. Jenis dan Sumber Data .................................................................... …....

  29 F. Teknik Analisis Data....................................................................... …....

  30 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  A. Sejarah Berdirinya PT Astra International Tbk ………………………… 36

  B. Perkembangan PT Astra International Tbk................... . . . ..................... 37

  C. Struktur Organisasi .................................................................................... 39

  D. Sistem Manajemen Astra............................................................................. 40

  E. Tata Kelola Perusahaan ............................................................................... 41

  F. Falsafah Astra ............................................................................................. 47

  G. Long Term Policy Astra ............................................................................ 48

  H. Sumber Daya Manusia ............................................................................... 49

  I. Lingkungan Hidup, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.............................. 48 J. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan............................................................ 52 K. Astra Awards.............................................................................................. 57

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data....……………………………….........................................

  60 B. Pembahasan................................................................................................ 74

  BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan………………………………………………........................... 80 B. Saran...…………………………………………………………………….. 80 C. Keterbatasan Penelitian…...……………………………………………….. 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan dipandang dari sudut ekonomi adalah untuk memperoleh keuntungan yang memuaskan, menciptakan pelanggan dan memperluas pangsa pasar. Tercapai tidaknya tujuan perusahaan sangat tergantung dari kemampuan perusahaan

  dan hal itu sekaligus menjadi ukuran tingkat prestasi perusahaan. Dengan demikian prestasi perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola kekayaan yang dimiliki perusahaan dari sumber dana tertentu untuk menghasilkan keuntungan.

  Prestasi perusahaan bisa dikaji dari kinerja keuangan perusahaan yang diolah dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Kinerja keuangan yang lebih fundamental dalam menjelaskan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan adalah rasio keuangan perusahaan dari waku ke waktu. Hal itu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang terjadi.

  Untuk meningkatkan keuntungan, menciptakan pelanggan, dan memperluas pangsa pasar, perusahaan harus mampu meningkatkan nilai (value) produk yang diproduksi dengan meningkatkan kualitasnya, memberikan pelayanan baik pada saat pembelian maupun purna jual atau menyesuaikan produk yang diproduksi dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan menciptakan produk yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan produk pesaing mengakibatkan konsumen bersedia membeli produk tersebut walaupun dengan harga yang lebih mahal.

  Proses penciptaan nilai dari suatu produk harus dilakukan dengan strategi biaya rendah. Dengan perkataan lain perusahaan dalam melakukan proses penciptaan nilai harus dilakukan secara lebih efisien dibandingkan pesaing. Strategi biaya rendah juga dapat dicapai dengan berproduksi dalam kapasitas produksi yang optimal, sehingga biaya per unit menurun.

  Untuk melaksanakan itu semua diperlukan tambahan biaya bahkan tambahan modal kerja. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya perusahaan melakukan investasi, yang oleh James Van Horne (2005:56) didefinisikan sebagai kegiatan yang dilangsungkan dengan memanfaatkan pengeluaran kas pada waktu sekarang untuk tujuan menghasilkan laba yang diharapkan pada masa mendatang.

  Keputusan untuk melakukan investasi merupakan keputusan yang strategis, karena menyangkut masa depan yang tidak pasti. Apa yang diharapkan, diprediksikan belum tentu tercapai. Oleh karena itu setiap keputusan investasi bahkan yang telah dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu perlu dievaluasi sejauh mana hal itu menguntungkan atau merugikan perusahaan, sejauh mana kinerja investasi yang telah dilaksanakan perlu dipertahankan ataukah diganti, ataukah investasi yang dilakukan perlu ditambah atau cukup dengan yang ada.

  Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kinerja investasi yang telah dilaksanakan perusahaan selama ini, dalam hal ini dengan berdasarkan pada kinerja laporan keuangan perusahaan. Studi kasus ini dilaksanakan di PT Astra International Tbk Jakarta. Investasi yang dilaksanakan berupa penambahan modal kerja.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti di atas maka rumusan masalahnya adalah: “Apakah investasi baru berupa penambahan modal kerja meningkatkan kinerja keuangan perusahaan?” C.

   Batasan Masalah

  Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, penulis memberikan batasan masalah penelitian, yaitu:

  1. Perusahaan dianggap telah melakukan investasi selama periode yang diteliti yaitu pada enam tahun terakhir.

  2. Jenis investasi diasumsikan dalam bentuk penambahan modal kerja.

  3. Penelitian hanya berdasarkan kinerja keuangan perusahaan.

  4. Kinerja keuangan perusahaan dihitung berdasarkan nilai rasio likuiditas, solvabilitas,rentabilitas, dan aktivitas. Rasio likuiditas berupa rasio cepat dan rasio lancar.Rasio solvabilitas meliputi rasio hutang atas aktiva dan rasio modal atas hutang. Rasio rentabilitas meliputi rentabilitas ekonomi, rentabilitas modal sendiri, rasio keuangan bersih atas aktiva, margin laba usaha, dan margin laba sendiri. Sedangkan rasio aktivitas meliputi perputaran persediaan dan perputaran piutang.

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investasi berupa penambahan modal kerja meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

  E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam mengevaluasi kinerja investasi penambahan modal kerja yang telah dilakukan selama ini menguntungkan atau tidak sehingga bisa diambil langkah-langkah lebih lanjut.

  2. Bagi USD Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang investasi, khususnya dalam mengevaluasi kinerja investasi yang telah dilakukan selama ini ditinjau dari kinerja keuangan perusahaan..

  3. Bagi peneliti Sebagai media pelatihan untuk melakukan penelitian ilmiah dan menambah wawasan dalam hal mengevaluasi kinerja investasi yang telah dilaksanakan ditinjau dari kinerja keuangan perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi adalah pemilikan sumber-sumber dalam jangka panjang

  yang akan bermanfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang sehingga pemilikan atau komitmen tersebut harus didasarkan kepada tujuan perusahaan serta akibat-akibat ekonomi terhadap laba perusahaan dalam jangka panjang (Supriyono, 1989: 30).

  James C. Van Horne mendefinisikan investasi sebagai pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.

  Jadi investasi adalah salah satu bentuk penambahan modal atau sumber-sumber dalam rangkah menghasilkan laba di masa yang akan datang. Idealnya setiap penambahan modal akan menghasilkan laba yang semakin besar pula.

2. Jenis Investasi

  Riyanto (1993: 122) membagi penanaman modal atau investasi menjadi empat jenis, yaitu: a.

  Penggantian (Replacement) adalah investasi berupa penggantian mesin atau peralatan, misalnya aktiva yang sudah aus (wear out) atau usang

  (obselete ). Tujuannya adalah untuk melanjutkan atau meningkatkan produksi.

  b.

  Perluasan (Expansion) adalah investasi yang bertujuan menambah kapasitas produksi atau operasi sehingga menjadi lebih besar dari sebelumnya. Misalnya, mesin yang sudah habis umur ekonomisnya akan lebih baik jika diganti dengan mesin baru yang lebih besar kapasitasnya dan lebih efisien.

  c.

  Diversifikasi (Diversification) adalah investasi untuk menghasilkan produk baru di samping mempertahankan produk yang telah ada.

  Tujuan diversifikasi adalah mengurangi kemungkinan kegagalan karena hanya menjual produk tunggal.

  d.

  Penelitian dan pengembangan (Research and development) adalah perusahaan- perusahaan yang memasuki industri tertentu di mana teknologi cepat berubah akan banyak memerlukan dana untuk keperluan penelitian dan pengembangan.

3. Modal Kerja

  Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz,JR.(2005: 308), terdapat dua konsep utama modal kerja (working capital) yaitu modal kerja bersih (net working capital) dan modal kerja kotor (gross

  working capital) . Secara umum bila membahas mengenai modal kerja,

  orang menganggap hal itu merujuk pada modal kerja bersih, yang merupakan selisih/perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan kewajiban sejauh mana perusahaan terlindung dari masalah likuiditas. Masalahnya tidaklah logis untuk berbicara mengenai usaha untuk secara aktif mengelola perbedaan bersih antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek, terutama jika perbedaan tersebut terus berubah-ubah.

  Oleh karena itu banyak pihak lebih suka menggunakan konsep modal kerja kotor; jadi menyangkut keseluruhan aktiva lancar. Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin.

  Jadi, menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan jangka pendek.

  Munawir (1983: 117) menegaskan bahwa tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah modal kerja yang harus tersedia, yang pasti jumlahnya harus cukup agar mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang tersedia minimum harus memungkinkan operasinya dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan. Selain itu, jumlah modal kerja harus cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien.

  Masih menurut Munawir (1983: 116-117) tersedianya modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan antara lain: a.

  Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

  b.

  Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban c.

  Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya- bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

  d.

  Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.

  e.

  Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya.

  f.

  Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

B. Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan obyek dari penelitian. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.

1. Tujuan Laporan Keuangan

  Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

  Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kepastian perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

  Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut.

2. Pemakai dan Kebutuhan Informasi

  Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor, kreditor, pemasok, pelanggan, pemerintah, karyawan, dan masyarakat.

  Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal beresiko, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka,

  3. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu cara untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.

  Leopold A. Bernstein, mendefenisikan analisis laporan keuangan sebagai berikut: ( Prastowo, 2002:52)

  

Financial statement analysis is the judgemental process that aims to

evaluate the currernt and past financial positions and results of

operationof an enterprise, with primary objective of determining the

best possible estimates and predictions about future conditions and

performance.”

  Dari defenisi diketahui bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

  4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: a.

  Metode analisis horizontal (dinamis) Metode analisi horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk kecendrungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda.

  Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahu ke tahun (periode). Teknik-teknik analisis yang termasuk metode ini antara lain analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, serta analisis perubahan laba kotor.

  b. Metode analisis vertikal ( statis) Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metode vertikal. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada metode ini antara lain analisis prosentase per-komponen (common-size), analisis rasio, dan analisis impas.

5. Analisis Rasio Keuangan

  Analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kinerja perusahaan pada saat ini dan masa mendatang. Langkah-langkah dalam analisis rasio didahului menghitung nilai rasio likuiditas, solvabilitas, perhitungan rasio-rasio yang sama untuk melihat perkembangan apakah menunjukan naik, turun atau konstan.

  a.

  Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek tepat pada waktunya. Ada tiga macam rasio untuk mengukur likuiditas perusahaan, yaitu: 1)

  Rasio Lancar (Current Ratio)

  Current Ratio membandingkan total aktiva lancar dengan

  total utang lancarnya. Aktiva lancar umumnya terdiri dari kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan sedangkan utang lancar terdiri dari utang dagang, utang wesel jangka pendek, utang wesel jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun ini, utang pajak dan utang lainnya (terutama utang gaji atau upah).

  Current ratio merupakan ukuran yang paling umum

  digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan periode jatuh tempo utang.

  Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang baik, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan mendatangkan laba.

  Rumusnya adalah: aktiva lancar Current ratio = hutang lancar

  2) Rasio Cepat (Quick ratio)

  Quick ratio yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi

  kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang paling likuid tetapi tidak memperhitungkan persediaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena karena perusahaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk merealisasikannya sebagai kas, walaupun mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Rumusnya adalah: aktiva - lancar persediaan

  Quick ratio =

  hutang lancar 3)

  Rasio kas (cash ratio)

  Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

  melunasi utang lancarnya dengan kas yang tersedia dalam perusahaan.

  Rumusnya adalah:

  • Kas surat berharga Cash Ratio = x 100 %
b.

  Rasio Solvabilitas Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

  Suatu perusahaan yang solvable berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya tetapi tidak dengan sendirinya berarti perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvabel (tidak solvable) tidak dengan sendirinya berarti perusahaan tersebut juga tidak likuid. Hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada 4 kemungkinan yang dapat dialami perusahaan, yaitu (Riyanto,1993;33):

  1) Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel

  2) Perusahaan yang likuid dan solvabel

  3) Perusahaan yang solvabel tetapi lilikuid

  4) Perusahaan yang insolvabel dan lilikuid

  Perusahaan yang solvabel tidak dengan sendirinya likuid, demikian juga perusahaan yang insolvabel tidak dengan sendirinya likuid. Baik perusahaan yang insolvabel maupun likuid, kedua-duanya pada suatu waktu akan mengalami kesulitan keuangan, yaitu pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi kewajibannya. Pengukuran tingkat solvabilitas perusahaan ada beberapa cara yaitu:

  1) Rasio hutang atas aktiva (total debt to total assets)

  Rasio jumlah hutang dibanding dengan jumlah aktiva (total debt to

  total assets ) adalah perbandingan jumlah seluruh hutang

  perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki perusahaan.

  Rumusan rasio hutang atas aktiva: jumlah hutang Rasio hutang atas aktiva = jumlah aktiva

  2) Rasio modal atas hutang (Net worth to total debt)

  Rasio modal atas hutang adalah perbandingan antara modal sendiri perusahaan (Net worth) dengan jumlah seluruh utang (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Dari hasil perhitungan Net worth

  to total debt akan diketahui kemampuan perusahaan untuk menjamin hutang-hutangnya dengan menggunakan modal sendiri.

  Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:

  Total Modal Sendiri Net worth to total debt =

  Total Hutang c.

  Rasio Rentabilitas dan Profitabilitas Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya. Bila yang digunakan adalah seluruh modal yang tertanam di dalamnya, dalam hal ini seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan; maka disebut Rentabilitas Ekonomi. Sedangkan bila hanya dikelompokkan menjadi satu dengan profitabilitas atau kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya. 1)

  Imbalan Modal Perusahaan Rentabilitas ekonomi (ROA = return on total assets atau earning

  

power of total investment ) adalah perbandingan antara keuntungan

  sebelum biaya bunga dan pajak dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada untuk menghasilkan keuntungan. Rumusnya adalah: Rentabilitas Ekonomi (imbalan modal perusahaan) =

  Laba sebelum biaya bunga dan pajak Jumlah aktiva perusahaan

  2) Imbalan modal sendiri

  Rentabilitas modal sendiri (Return on net worth atau ROE = return

  on equity ) adalah perbandingan antara keuntungan bersih

  perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari (atau menjadi hak) modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian dari pemilik).

  Rumusnya adalah: Rentabilitas modal sendiri =

  Laba bersih

  3) Rasio keuntungan bersih atas aktiva

  Rasio keuntungan bersih terhadap jumlah aktiva (net profit to

  assets atau ROI = rate of return on investment) adalah

  perbandingan antar keuntungan bersih perusahaan dengan seluruh aktiva perusahaan.

  Rumusnya adalah:

  

Keuntungan Bersih Atas Jumlah Aktiva (imbalan atas modal tertanam)

= Keuntungan bersih Total Aktiva

  4) Marjin Laba Usaha

  Marjin laba usaha (Operating profit margin atau operating income

  

ratio ) adalah perbandingan antara laba usaha (penjualan dikurangi

  harga pokok penjualan, dikurangi biaya administrasi dan umum) dengan penjualan bersih.

  Rumusnya: Laba Usaha

  Marjin Laba Usaha = Penjualan Bersih

  5) Marjin laba bersih

  Marjin laba bersih (net profit margin) adalah perbandingan antara laba bersih (laba sesudah biaya bunga dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan. Margin keuntungan digunakan untuk mengetahui efisiensi tidaknya perusahaan yaitu dengan melihat

  Margin keuntungan tinggi apabila kenaikan penjualan relatif lebih besar daripada kenaikan biaya usaha.

  Rumus margin laba bersih: bersih penjualan bersih laba

  Margin bersih laba = Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri meliputi laba bersih sesudah bunga dan pajak serta modal sendiri. Laba bersih dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu penjualan dan biaya.

  Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi perusahaan tersebut. Penurunan rentabilitas menunjukkan (S. Munawir,1979:89): 1)

  Adanya investasi yang berlebihan (over investment) dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut. 2)

  Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan biaya- biaya yang dikeluarkan

3) Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian dan pemasaran.

  d.

  Rasio Aktivitas 1)

  Perputaran Persediaan Perputaran persediaan (inventory turnover) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata jumlah persedian selama

  Rumusnya: Jumlah Penjualan

  Perputaran Persediaan = rata - rata persediaan 2)

  Periode rata-rata perputaran persediaan Periode rata-rata perputaran persediaan adalah lamanya dana yang tertanam dalam persediaan selama satu periode perputaran.

  360 hari Periode rata - rata perputaran persediaan

  = perputaran persediaan 3)

  Perputaran piutang Perputaran piutang adalah perbandingan antara jumlah penjualan selama satu tahun dengan rata-rata jumlah piutang selama setahun.

  Penjualan Perputaran piutang = rata - rata piutang

  4) Peiode rata-rata pengumpulan piutang

  Periode rata-rata pengumpulan piutang adalah piutang kali jumlah hari dalam satu tahun dengan perputaran piutang.

  360 hari Periode rata rata - pengumpula n piutang = perputaran piutang

  Untuk mengetahui sejauh mana investasi baru meningkatkan atau menurunkan kinerja keuangan perusahaan, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1.

  Hitunglah kinerja keuangan perusahaan tersebut sebelum dilakukan investasi (+ 3 tahun). Berdasarkan laporan keuangan pada tahun-tahun tersebut hitunglah rasio solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas perusahaan

  2. Hitunglah pula kinerja keuangan perusahaan tersebut setelah dilakukan investasi (+ 3 tahun). Berdasarkan laporan keuangan pada tahun-tahun tersebut hitunglah rasio solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas perusahaan tersebut.

  3. Perbandingkanlah antara rasio-rasio keuangan pertahun. Jika untuk setiap rasio meningkat berarti keberadaan investasi baru tersebut menguntungkan perusahaan, karenanya perlu dipertahankan. Sebaliknya jika kinerja keuangan tersebut menurun, berarti keberadaan investasi baru tidak menguntungkan, karenanya perlu dievaluasi kembali.

C. Kriteria Penilaian Investasi 1.

  Metode-metode Penilaian Investasi Pada umumnya ada 5 (lima) metode yang biasa dipertimbangkan untuk digunakan dalam penilaian investasi. Metode-metode tersebut adalah: a.

  Metode ”Average Rate of Return” Metode ini mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total investasi atau average

  investment . Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam presentasi. Angkah

  ini kemudian diperbandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Apabila lebih besar daripada tingkat yang disyaratkan, maka investasi tersebut menguntungkan (perlu dipertahankan), sebaliknya apabila lebih kecil dari tingkat yang disyaratkan maka investasi tersebut rugi (perlu diganti).

  Metode ini sangat sederhana, sehingga mudah dalam pengoperasiannya. Namun ada kelemahan yaitu diabaikannya nilai waktu uang, pada hal ini sangat penting. Kedua, yang digunakan adalah konsep laba menurut akuntansi bukan kas, pada hal yang paling penting bukan laba tetapi kas.

  b.

  Metode Payback Metode ini dimaksud untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Satuan hasilnya adalah satuan waktu. Kalau periode

  payback ini lebih pendek dari yang disyaratkan maka investasi ini

  dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama dari yang disyaratkan berarti tidak menguntungkan, karenanya perlu ditolak.

  Problem utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan peride payback maksimum yang disyaratkan, untuk digunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif, memang tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini. Dalam praktiknya yang dipergunakan adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan yang sejenis. Kelemahan-kelemahan lain dari metode ini adalah

  1) Diabaikannya nilai waktu uang 2) Diabaikannya aliran kas setelah periode payback.

  Untuk mengatasi kelemahan yang pertama ada yang menggunakan discount payback, dimana aliran kas operasional tersebut dan juga terminal cashflow di-discount-kan dengan tingkat bunga yang dianggap relevan.

  Meskipun diakui adanya kelemahan-kelemahan dalam praktiknya masih banyak organisasi yang menggunakan metode

  payback sebagai pelengkap penilaian investasi. Cara ini terutama

  dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang menghadapi problem likuiditas atau kelancaran keuangan jangka pendek.

  c.

  Metode Net Present Value Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cashflow) yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Ada beberapa konsep untuk menghitung tingkat bunga yang dianggap relevan ini. Pada dasarnya tingkat bunga tersebut adalah tingkat bunga pada saat kita menganggap keputusan investasi masih terpisah dari keputusan pembelanjaan ataupun waktu kita mulai mengaitkan keputusan investasi dengan keputusan pembelanjaan. Jika NPV positif maka investasi layak dipertahankan, sebaliknya jika NPV negatif maka investasi tersebut harus ditolak. d.

  Metode Internal Rate of Return Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.

  Internal Rate of Return untuk suatu investasi adalah tingkat

  bunga yang menyamakan present value dari aliran kas keluar dan present value dari aliran kas masuk.

  e.

   Metode Profitability Index

  Metode ini menghitung perbandingan antara nilai penerimaan- penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai investasi sekarang.

  Kalau profitability Index(PI)-nya lebih besar dari 1, maka investasi dikatakan menguntungkan sehingga layak dipertahankan. Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan dipergunakan.

2. Perbandingan Metode-Metode Tersebut

  Pertanyaan pertama yang timbul dengan adanya berbagai metode untuk menilai investasi adalah apakah metode-metode tersebut akan selalu memberikan keputusan yang sama, baik dalam masalah penilaian suatu investasi maupun pemilihannya. Sebagai contoh, kalau ada suatu proyek,

  

return menguntungkan, berarti juga menguntungkan kalau dinilai dengan

  metode payback, NPV, IRR,dan PI. Kalau jawabannya selalu ya, maka sebenarnya kita boleh saja memakai metode manapun.

  Untuk menguji apakah sama atau tidak perlu membandingkan metode-metode tersebut. Dua metode yang pertama, yaitu average rate of

  

return dan payback mempunyai kelemahan yang sama yaitu diabaikannya

  nilai waktu uang. Padahal nilai waktu uang sangat penting bagi investasi yang memberikan manfaat jangka panjang. Kalaupun metode payback tersebut di-discounted-kan maka ada kelemahan yaitu diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Kelemahan utama dari payback sebenarnya adalah tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan berapa payback maksimum yang diperkenankan.

  Karena alasan-alasan itul, maka hanya 3 metode yang layak dipakai yaitu NPV, IRR, dan PI. Ketiga metode ini mempunyai kesamaan yaitu diperhatikannya nilai waktu uang dan menggunakan dasar aliran kas.

  Metode NPV dan PI dalam menilai suatu investasi perdefinisi, hasilnya akan selalu konsisten. Maksudnya, kalau NPV mengatakan menguntungkan, maka PI juga akan mengatakan yang sama; demikian pula sebaliknya. Hal ini akan tampak jelas kalau mengamati mekanisme kedua metode tersebut. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan bersih kas di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka berarti NPV-nya positif (menguntungkan). Dengan penerimaan kas di masa mendatang dengan nilai sekarang investasi, akan lebih dari satu ( PI lebih besar dari satu) yang berarti proyek menguntungkan. Tetapi kalau kedua metode ini dipakai untuk menilai investasi maka hasilnya bisa tidak konsisten.

  Demikian pula untuk metode NPV dan IRR, memerlukan prosedur yang sama. Antara NPV dan IRR memiliki hasil penilaian yang sama untuk menilai suatu investasi, meskipun tidak selalu sama karena pola aliran kas yang tidak normal.

  Meningkat atau menurunnya kinerja keuangan perusahaan hampir pasti terjadi karena adanya investasi baru, tetapi dalam hal ini masih bersama dengan investasi lama. Untuk mengetahui sejauh mana yang merupakan pengaruh investasi baru maka harus dipisahkan secara jelas dan tegas biaya-biaya dan pendapatan-pendapatan yang disebabkan oleh investasi baru dengan yang disebabkan oleh investasi secara keseluruhan (baik investasi baru maupun investasi lama). Jika tidak diketahui mana biaya dan pendapatan dari investasi baru maka dihitung berdasarkan prosentasi kenaikan biaya dan pendapatan. Prosentasi kenaikan biaya dan pendapatan merupakan pengaruh dari investasi baru.

  Selanjutnya diperbandingkan antara kinerja keuangan keseluruhan (dengan investasi baru) dengan kinerja keuangan (tanpa investasi baru).