Deskripsi kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan belajar - USD Repository
DESKRIPSI KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Priska Nawang Retna Wulandari
NIM : 041114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: Untuk segala sesuatu ada masanya............. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya..............(Pengkhotbah 3: 1. 11) ................. Hari ini disebut the present (hadiah). Hadiah yang diberikan Tuhan ke kita. Cara terbaik berterima kasih atas hadiah ini adalah mengisinya dengan hal- hal bermakna, sekaligus bersyukur terhadap apapun yang terjadi sekarang.
(Gede Prama) PERSEMBAHAN:
Bapak YM. Soeprantoko dan Ibu Lucia Katarina Kadarilah tercinta Kedua adikku (Pius Novrin A dan Alexander Pandu F) tercinta Bulik JF. Kadarini tercinta
ABSTRAK
DESKRIPSI KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
Priska Nawang Retna Wulandari
Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kebiasaan belajarsiswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Masalah
pertama yang diteliti adalah “Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?”. Masalah yang kedua adalah
“Topik bimbingan belajar apa sajakah yang tepat untuk mengembangkan kebiasaan
belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?”.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan metode survei. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta yang berjumlah 106 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah
kuesioner kebiasaan belajar siswa. Kuesioner tersebut terdiri dari pernyataan-pernyataan
tentang kebiasaan belajar antara lain belajar secara teratur, membaca dan membuat
catatan, mengulangi mempelajari bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas.
Jumlah seluruh item yang digunakan sebanyak 50 butir item. Teknik analisis data yang
digunakan adalah cara kategorisasi berdasar model distribusi normal dengan kategorisasi
jenjang.Hasil penelitian menunjukkan deskripsi kebiasaan belajar siswa kelas VIII
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta sebagai berikut: (1) 5 siswa memiliki kebiasaan belajar
sangat baik, (2) 31 siswa memiliki kebiasaan belajar baik, (3) 65 siswa memiliki
kebiasaan belajar cukup baik, (4) 5 siswa memiliki kebiasaan belajar kurang baik, dan (5)
tidak ada siswa yang memiliki kebiasaan belajar sangat kurang baik. Topik bimbingan
belajar untuk mengembangkan kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta tahun pelaran 2008/2009 adalah prioritas kegiatan, pengaturan waktu, belajar
dalam kelompok, belajar mandiri, dan konsentrasi.
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF STUDY HABIT OF STUDENTS IN EIGHTH CLASS
BOPKRI 3 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN ACADEMIC YEAR
2008/2009 AND THE IMPLICATION FOR SUGGESTIONS OF STUDY HABIT
TOPICS
Priska Nawang Retna Wulandari
Sanata Dharma University
2009
This research is held to get a description about study habit of student in eighthclass BOPKRI 3 Junior High School Yogyakarta in academic year 2008/2009. The first
problem is “How are their study habit?”. The second problem is “what happen are topics
to develop their study habit? The kind of research which uses in this is descriptive research with surveymethod. The subject of research is all of student in eighth class BOPKRI 3 Junior High
School Yogyakarta in academic year 2008/2009, they are 106 students. The equipment
which is used to collect the data is questioner of student study habit. The questioner
consists of some statement about study habit for example routine studying, reading and
making notes, repeating material study, consentrating and doing tasks. The item which
uses are 50 items. The technique of analyzing data is categoritating based on normal
distributive model with step categorization.The research’s result shows the description of student study habit is: (1) 5
student have very good study habit, (2) 31 student have good study habit, (3) 65 student
have enough study habit, (4) 5 student have bad study habit, (5) no student have very bad
study habit. The study habit topics to develop eight student at BOPKRI 3 Junior High
School Yogyakarta in academic year 2008/2009 are giving priority for activities,
magging the time, studying in group, studying byself, and consentrating.KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat karunia dan bimbingan-
Nya yang melimpah, skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana.
Penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar karena dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan tulus hati, diucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
mendampingi, membimbing, memberikan banyak kritik dan saran dengan sabar
selama pembuatan skripsi.3. Drs. Y. B. Adimassana M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2004
kelas A yang telah mendorong dan memberikan semangat dari awal kuliah sampai
penyelesaian skripsi.4. Paryadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
5. Dra. Tri Nurjayanti selaku koordinator BK SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dan
Catur Suryo Nugroho, S.Psi selaku staf BK SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang
telah memberikan bantuan dan mendampingi dalam pelaksanaan pengumpulan
data.
6. Siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
yang telah bersedia untuk mengisi kuesioner.
7. Orang tua (Bapak dan Ibu Y. M. Soeprantoko) serta adik- adik (Novrin dan Alex)
tercinta yang sudah memberikan dukungan materi, doa dan semangat dalam penyelesaian skripsi. Keluarga Emak Dasai yang selalu mendoakan.
8. Suster Elizabeth, Fch atas selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Bulik JF. Kadarini yang telah memberikan perhatian, dukungan, dan semangat
dalam penyelesaikan skripsi.
10. Aca, Ocha, Sr Lina yang telah mendukung dan menguatkan untuk melewati
kesulitan. Teman-teman BK kelas A dan B angkatan 2004 (Anting, Ardi, Sigit, Kristiadi, Sepri, Sr Yus, Sr Eva, Rm Agus, Pikal, Pim-pom, Yasinta, Lia, Dita, Leni, Irna, Tian, Mbak Ratna, Hana, Maria) yang telah memberikan keceriaan, kerjasama, persaudaraan, dukungan selama kuliah di BK sampai penyelesaian skripsi ini. Mas Martin dan keluarga yang telah mengingatkan dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Reya, Widhi, Jalu, Dewi yang memberikan keceriaan dan memberikan dukungan
untuk selalu bersemangat dalam menghadapi kesulitan. Pak Ari dan Pak Alif yang memberi dukungan dan memberikan ijin saat bimbingan skripsi. Rekan kerja di Promosi Andi Offset yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungan, perhatian, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, terutama dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya yang berminat dalam bimbingan dan konseling.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... v ABSTRAK .................................................................................................. vi ABSTRACT .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1 B. Rumusan Masalah .....................................................................
3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................
4 D. Manfaat Penelitian .....................................................................
4 E. Batasan Istilah ............................................................................
5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kebiasaan Belajar ......................................................................
6 B. Pembentukkan Kebiasaan ..........................................................
9 1. Pembentukan Kebiasaan menurut Teori Thorndike ..........
11 a. Law of Effect .................................................................
12
b. Law of Exercise ............................................................
13 2. Pembentukan Kebiasaan menurut Teori Covey ................
14 C. Macam-macam Kebiasaan Belajar .............................................
15
1. Belajar secara teratur ................................................... 16 2. Membaca dan Membuat Catatan ....................................
17 3. Konsentrasi ....................................................................
18
4. Mengerjakan Tugas ....................................................... 19 5. Mengulangi Mempelajari Bahan Pelajaran ....................
20 D. Bimbingan Belajar .....................................................................
21
1. Pengertian Bimbingan Belajar ....................................... 21
2. Tujuan Bimbingan Belajar ............................................. 22
3. Pelaksanaan Bimbingan Belajar ..................................... 22
4. Fungsi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling .............. 24
E. Peranan Guru Pembimbing dalam Mengembangkan Kebiasaan Belajar Siswa ..............................................................................
25 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...........................................................................
28 B. Subjek Penelitian ........................................................................
28
C. Instrumen Penelitian ..................................................................
29
1. Alat Pengumpulan Data .................................................... 29 2. Uji Coba Alat Penelitian ...................................................
31 3. Validitas dan Reliabilitas ..................................................
32
a. Validitas ...................................................................... 32
b. Reliabilitas .................................................................. 35
D. Tahap Pengumpulan Data .........................................................
37 1. Persiapan ...........................................................................
37 2. Pelaksanaan .......................................................................
37 E. Analisis Data..............................................................................
38 Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..........................................................................
43 B. Pembahasan ................................................................................
46 BAB V. USULAN TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 .............................................
51 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
62 B. Saran .........................................................................................
63 C. Keterbatasan ............................................................................
64 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
65
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rincian Populasi Subjek ........................................................
29 Tabel 2. Komposisi Kuesioner Kebiasaan Belajar ...............................
31 Tabel 3. Komposisi Kuesioner Kebiasaan Belajar setelah Uji coba yang digunakan dalam penelitian ...........................................
35 Tabel 4. Daftar Indeks Kualifikasi Reliabilitas ....................................
36 Tabel 5. Rumus Norma Kategorisasi Jenjang ......................................
39 Tabel 6. Norma Kategorisasi untuk Mengelompokkan Skor Kebiasaan Belajar Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ................................................ 40 Tabel 7. Norma Kategorisasi untuk Mengelompokkan Skor Item Kebiasaan Belajar sebagai Dasar dalam Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar ............................................
42 Tabel 8. Kategorisasi Kebiasaan Belajar Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ....
44 Tabel 9. Kategorisasi Item Kebiasaan Belajar sebagai Dasar Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar .......................
45 Tabel 10. Item yang Digunakan sebgai Dasar Penyusunan Topik Bimbingan Belajar ............................................................... 51 Tabel 11. Usulan Topik Bimbingan Untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ................................
59
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Validitas ......................................................................68 Lampiran 2 : Reliabilitas ..................................................................
70 Lampiran 3 : Hasil Analisis Data Penelitian .....................................
71 Lampiran 4 : Kuesioner Kebiasaan Belajar uji coba ........................
75 Lampiran 5 : Kuesioner Kebiasaan Belajar Penelitian …….............
79 Lampiran 6 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................
82
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, memuat beberapa hal yang berkaitan dengan pendahuluan,
antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Belajar bertujuan supaya siswa mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan belajar, siswa diharapkan belajar dengan perilaku belajar yang tepat. Perilaku belajar yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang menjadi kebiasaan dalam belajar siswa.
Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada dalam diri siswa yang bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan lahir, melainkan dapat dibentuk oleh siswa melalui proses yang diulang-ulang (Gie, 1995). Proses pembentukan kebiasaan dalam belajar dapat membuat siswa sudah memiliki kebiasaan dalam belajar yang baik atau belum memiliki kebiasaan dalam belajar yang baik.
Kebiasaan belajar mempunyai peranan yang besar dalam perolehan prestasi belajar (Gie, 1995). Siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik akan memperoleh prestasi belajar optimal. Sebaliknya, siswa yang belum optimal. Kebiasaan dalam belajar pada siswa, antara lain tampak melalui cara belajar secara teratur, cara membaca dan cara membuat catatan, cara mengulangi bahan pelajaran, cara berkonsentrasi, dan cara mengerjakan tugas (Slameto, 1988).
Siswa belajar baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah, siswa belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan oleh sekolah. Di rumah, belum tentu siswa mampu untuk belajar secara teratur. Siswa dapat terbantu dalam mengatur waktu dengan memiliki jadwal belajar yang dibuat sendiri dan dilaksanakan dengan fleksibel. Pengaturan waktu bertujuan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat mengurangi kebiasaan menunda-nunda untuk belajar atau malas belajar.
Siswa belajar dengan baik apabila mampu untuk konsentrasi terhadap bahan pelajaran yang sedang dipelajari. Konsentrasi membantu
siswa agar mengesampingkan hal-hal yang mengganggu pikiran dan
hal-hal yang tidak berhubungan dengan bahan pelajaran yang dipelajari.Siswa mampu memahami bahan pelajaran dan memperkuat daya ingat dalam jangka waktu yang lama dengan membaca, mengulangi bahan pelajaran, membuat catatan, dan mengerjakan tugas sehingga lebih mudah dalam mempersiapkan diri untuk ulangan/ujian akhir.
Berdasarkan wawaancara penulis dengan guru bimbingan konseling di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta, siswa SMP kelas VIII sudah memiliki kebiasaan dalam belajar sendiri. Namun, belum tentu kebiasaan
pembimbing dalam bimbingan belajar. Bimbingan belajar bertujuan
membantu siswa mengatasi masalah-masalah seputar kegiatan akademik.
Guru pembimbing perlu mengetahui kebiasaan siswa dalam belajar
supaya siswa yang sudah memiliki kebiasaan belajar baik dibimbing untuk
mengembangkannya sehingga prestasi belajar lebih baik lagi melalui
bimbingan belajar di kelas. Bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing
mesti tepat sasaran, sehingga perlu dibuat topik bimbingan sebelum
melaksanakan bimbingan di dalam kelas.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kebiasaan
belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran
2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan belajar.
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi guru pembimbing untuk
mengembangkan kebiasaan belajar siswa.B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?
2. Topik bimbingan belajar apa saja yang sesuai untuk mengembangkan
kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Menyusun usulan topik bimbingan belajar yang sesuai untuk mengembangkan kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Pembimbing Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing SMP BOPKRI 3 Yogyakarta untuk mengembangkan program bimbingan belajar dalam rangka mengembangkan kebiasaan dalam belajar siswa.
2. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan tambahan informasi mengenai kebiasaan belajar siswa dan semakin memperkaya materi-materi layanan Bimbingan Konseling.
E. Batasan Istilah
1. Kebiasaan belajar adalah perilaku yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan teratur dalam melaksanakan kegiatan belajar secara teratur, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas.
2. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa secara kelompok dan individual, untuk membantu siswa dalam menemukan cara belajar yang tepat sehingga siswa memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini, memuat beberapa hal yang berkaitan dengan kajian pustaka,
antara lain teori-teori kebiasaan belajar, pembentukan kebiasaan belajar, macam-
macam kebiasaan belajar, dan peranan guru pembimbing dalam mengembangkan
kebiasaan belajar siswa.A. Kebiasaan Belajar
Siswa diharapkan melakukan kegiatan belajar, baik di sekolah atau di rumah setiap hari. Siswa perlu menyadari bahwa kegiatan belajar yang dilakukan setiap hari akan menjadi kebiasaan, yang dinamakan kebiasaan belajar.
Witherington mengartikan kebiasaan belajar merupakan cara bertindak yag diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis (Djaali, 2007:128). Wedge (1996:9) mengatakan kebiasaan merupakan suatu tindakan atau sikap yang selalu dilakukan dengan cara yang sama. Kebiasaan adalah perilaku yang dipelajari dan dilakukan begitu sering (Cohen & Cummins, 2004).
Kebiasaan terjadi karena melakukan tindakan yang sering diulang-ulang sehingga merupakan pola yang terjadi secara otomatis. Kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dan setiap hari akan membentuk kualitas
hidup seseorang yaitu seseorang akan berhasil atau gagal dalam hidupnya
(Covey, 1997).Berdasarkan pengertian kebiasaan dari beberapa ahli, disimpulkan bahwa
kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan dengan cara yang sama secara
berulang-ulang dan teratur sehingga membentuk pola bertindak yang
otomatis.Belajar menurut Morgan adalah “setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku sebagai akibat dari latihan atau pengalaman” (Purwanto,
1996). Menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah
laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan
(Ahmadi & Supriono, 1991:120). Cronbach mendefinisikan belajar adalah
perubahan yag ditunjukkan melalui tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman (Suryabrata, 2001:231).Berdasarkan penjelasan pengertian menurut beberapa ahli, disimpulkan
bahwa belajar adalah proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh
perubahan tingkah laku (dari siswa yang memiliki kebiasaan belajar kurang
baik menjadi memiliki kebiasan belajar yang baik) melalui latihan di sekolah
maupun di rumah.Djaali (2007:128) mendefinisikan “kebiasaan belajar sebagai cara atau
teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran,
membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan”. Menurut Gie (1995:192), “Kebiasaan belajar adalah waktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah”. Gie menambahkan bahwa siswa dapat memiliki kebiasaan belajar dengan melakukan latihan dalam kegiatan belajar secara berulang-ulang dan konsisten.
Ralph dan Bolel mendefinisikan kebiasaan belajar adalah rutinitas yang dilakukan siswa dengan tugas membaca, belajar di tempat dan waktu yang sama, belajar mandiri (Gie,1995:193).
Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan kelahiran yang dimiliki siswa sejak kecil, melainkan dibentuk oleh siswa selama waktu-waktu yang lalu, karena selalu diulang-ulang sehingga terbiasa,
akhirnya terlaksana dengan spontan dan otomatis dalam belajar
(Gie, 1995:192).Kebiasaan belajar yang sudah ada dalam diri siswa akan membentuk siswa yang berhasil dalam belajar atau tidak. Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Henry Clay Lindgren terhadap mahasiswa di San Fransisco State College mengenai alasan sukses dalam belajar, menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan belajar yang baik sebanyak 33 %, minat sebanyak 25 %, kecerdasan sebanyak 15 %, pengaruh keluarga sebanyak 5 %, lain-lain sebanyak 22 % (Gie, 1995:194).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, disimpulkan bahwa kebiasaan belajar adalah perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan teratur dalam melaksanakan kegiatan belajar baik di sekolah atau di rumah oleh siswa.
B. Pembentukan Kebiasaan
Kebiasaan pada siswa terbentuk melalui proses, pertama saat siswa hanya menuruti kemauannya dengan melakukan apa yang dianggap terbaik bagi dirinya. Kedua, siswa terus-menerus mempraktekkan perilaku sama yang telah dipelajari sampai titik dimana ia mampu melakukannya tanpa harus banyak berpikir lagi karena terbiasa melakukannya (Cohen & Cummins, 2004). Dapat dikatakan bahwa kebiasaan pada siswa terbentuk karena melakukan perilaku sama yang diulang secara teratur sampai terbiasa untuk mempraktekkannya secara otomatis. Wedge (1996) juga menegaskan bahwa kebiasaan terbentuk melalui pengulangan-pengulangan, maka perilaku yang sudah menjadi kebiasaan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, tanpa harus banyak berfikir.
Pembentukan kebiasaan dalam penelitian ini, dijelaskan melalui dua macam teori yaitu pertama, pembentukan kebiasaan melalui teori Thorndike dan kedua, pembentukan kebiasaan menurut teori Stephen Covey. Pertama, pembentukan kebiasaan melalui teori Thorndike, Thorndike melakukan eksperimen terhadap seekor kucing dan menghasilkan tiga macam hukum
yaitu law of effect, law of exercice, dan law of readiness (Suryabrata, 2001).
Thorndike mengatakan bahwa dasar belajar adalah asosiasi (gabungan) antara stimulus (kesan pancaindera) dengan respon (impuls untuk bertindak).
Gabungan ini disebut connection. Koneksi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya kebiasaan (Suryabrata, 2001).
Alasan menggunakan teori Thorndike dalam menjelaskan pembentukkan kebiasaan adalah pertama, sebuah perilaku yang menyenangkan cenderung untuk diulangi, sedangkan perilaku yang tidak menyenangkan cenderung untuk dilupakan atau dihilangkan, jika perilaku tersebut diulang secara teratur maka terbentuk kebiasaan. Kedua, sebuah perilaku dapat menjadi kebiasaan apabila dilatih secara terus-menerus secara teratur, sedangkan apabila latihannya dikurangi maka kebiasaan tidak muncul.
Kedua, pembentukan kebiasaan menurut teori Stephen Covey, Stephen Covey menjelaskan bahwa kebiasaan dapat terbentuk karena pertemuan antara pengetahuan, keinginan, dan keahlian (Covey, 1997). Pengetahuan yaitu paradigma yang bersifat teoritis mengenai sesuatu yang ingin di kerjakan. Keinginan yaitu adanya motivasi atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu. Keahlian yaitu kemampuan untuk melakukannya.
Apabila ada salah satu tidak terpenuhi maka perilaku seseorang tidak dapat dikatakan sebagai kebiasaan.
Alasan menggunakan teori Stephen Covey dalam menjelaskan pembentukkan kebiasaan, adalah untuk melakukan sebuah perilaku, seseorang perlu untuk menyadari tujuan yang ingin dicapai dan perlu untuk memiliki keyakinan dalam diri sehingga ia mempunyai dorongan yang kuat
dalam diri serta mampu untuk mencapai tujuan.
Di bawah ini dijelaskan secara lebih lengkap mengenai pembentukan kebiasaan menurut teori Thorndike dan pembentukan kebiasaan menurut teori
1. Pembentukan kebiasaan menurut Teori Thorndike Thorndike melakukan eksperimen pada hewan yaitu kucing.
Kucing dibiarkan lapar lalu dimasukkan ke dalam kurungan. Kurungan tersebut dapat terbuka apabila kucing menyentuh tombol pada pintu, sehingga dapat keluar dan dapat mengambil makanan (Suryabrata, 2001).
Eksperimen ini menghasilkan teori trial and error. Usaha (trial) yang dilakukan kucing bermacam-macam supaya dapat menyentuh tombol pada pintu dan pintu terbuka. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha ini cukup lama. Percobaan yang sama dilakukan secara berulang-ulang, dan pada usaha berikutnya waktu yang dibutuhkan kucing agar dapat menyentuh tombol pada pintu dan keluar semakin singkat. Thorndike menafsirkan bahwa kucing sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan diri dari kurungan, tetapi kucing melakukan berulang-ulang terhadap respon yang tepat untuk keluar dari kurungan dan menghilangkan respon yang kurang tepat (Suryabrata, 2001).
Melalui eksperimen Thorndike pada kucing, dapat disimpulkan proses pembentukan kebiasaan berlangsung menurut tiga macam hukum pokok yaitu law of effect, law of exercice, dan law of readiness. Akan tetapi dalam pembentukkan kebiasaan ini, tidak menjelaskan tentang law of readiness, dikarenakan siswa melakukan perilakunya. Sehingga apabila seseorang siap melakukan akan tetapi tidak melakukannya maka tidak dapat dikatakan sebagai kebiasaan.
a. Law of Effect
Law of effect menunjukkan adanya hubungan stimulus-respons, semakin kuat atau semakin lemah
hubungan sebagai akibat dari hasil respons yang dilakukan
(Suryabrata, 2001). Apabila hubungan antara stimulus-
respons menimbulkan rasa yang menyenangkan, maka
tingkatan penguatannya semakin besar. Sebaliknya, jika
hubungan stimulus-respons menimbulkan rasa yang tidak
menyenangkan, maka tingkatan penguatannya semakin lemah
(Suryabrata, 2001).Dari penjelasan mengenai law of effect, dapat dikatakan
proses pembentukan kebiasaan melalui kecenderungan yang
dilakukan siswa untuk mengulang sesuatu yang memberikan
respon menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak
memberikan respon menyenangkan.Proses pembentukan kebiasaan dalam belajar dapat disimpulkan dari kenyataan bahwa apabila siswa
menganggap belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan,
maka siswa tersebut cenderung melakukannya secara
sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, maka akan
cenderung menghindari belajar.b.
Law of Exercise Law of exercise menunjukkan bahwa hubungan stimulus
dan respon akan menjadi kuat jika ada latihan yang segera
diulangi, dan sebaliknya hubungan stimulus dan respon akan
bertambah lemah atau terlupa kalau latihan dihentikan/ditunda (Suryabrata, 2001). Revisi pendapatThorndike yaitu pengulangan akan membawa hasil kalau
diikuti oleh reward (hadiah) atau punishment (hukuman)
bukan karena diulang semata-mata (Suryabrata, 2001).Dari penjelasan mengenai law of exercise, dapat
dikatakan bahwa proses pembentukan kebiasaan melalui
latihan. Apabila siswa melakukan latihan secara berulang dan
teratur yang diikuti oleh reward atau punisment maka ia akan
melakukan latihan kembali. Sebaliknya jika seseorang tidak
melakukan latihan secara berulang dan teratur maka latihan
akan dilupakan.Proses pembentukan kebiasaan dalam belajar yaitu
melalui ada reward atau punishment dalam belajar. Siswa
yang mengetahui bahwa dalam belajarnya ada reward atau
punishment maka siswa cenderung mengulang-ulang latihan belajarnya tidak ada reward atau punishment maka siswa cenderung untuk tidak melakukan latihan.
2. Pembentukan Kebiasaan menurut Teori Stephen Covey
Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dilakukan. Stephen Covey mendefinisikan kebiasaan sebagai pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan (Covey, 1997).
a.
Pengetahuan yaitu paradigma yang bersifat teoritis mengenai sesuatu yang ingin di kerjakan. Paradigma adalah cara kita memandang sesuatu bukan berkenaan dengan pengertian visual melainkan berkenaan dengan menafsirkan, mengerti.
b. Keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukannya.
c.
Keinginan yaitu adanya motivasi atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu. Motivasi berperan dalam memberikan
semangat dan rasa senang untuk melakukan sesuatu.
Seseorang dapat membentuk kebiasaan dengan cara berusaha mencari pengetahuan tentang sesuatu yang akan dilakukan dan memiliki keyakinan dalam diri. Melatih diri secara berulang-ulang sehingga terampil untuk melakukannya dan diteruskan dengan upaya membangkitkan keinginan melakukannya. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut tidak ada maka tingkah laku tidak dapat dikatakan
Dari penjelasan Stephen Covey, dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan kebiasaan belajar, siswa perlu untuk mengetahui tujuan dari belajar/manfaat belajar bagi dirinya. Dengan menyadari tujuan belajarnya, siswa diharapkan belajar dengan baik sehingga tujuan belajar tercapai secara maksimal. Siswa perlu untuk mengetahui cara belajar misalnya dengan cara membaca buku pelajaran, mencatat pelajaran, konsentrasi dalam belajar, dan sebagainya. sehingga mampu untuk menggunakan cara belajar dengan tepat. Siswa perlu memiliki keinginan belajar yang muncul dari diri sendiri agar ia merasa senang untuk belajar. Maka dengan adanya ketiga hal tersebut yaitu pengetahuan, keterampilan, dan keinginan, siswa dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik.
C. Macam-macam Kebiasaan Belajar
Siswa yang belajar dengan menggunakan cara belajar yang tepat, baik di sekolah atau di rumah dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
Cara yang dipakai siswa secara berulang dan teratur dapat menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar pada siswa, tampak melalui cara belajar secara teratur, cara membaca dan cara membuat catatan, cara berkonsentrasi, cara mengulangi bahan pelajaran, dan cara mengerjakan tugas (Slameto, 1988).
1. Belajar secara teratur Menurut Slameto (1988), “jadwal adalah pembagian waktu
untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap
hari”. Siswa perlu membuat jadwal dalam belajar supaya mampu
memprioritaskan belajar dan membagi waktu untuk kegiatan yang
lain. Gie (1995) menambahkan, siswa yang mampu membagiwaktu untuk belajar dan dilaksanakan secara teratur dan disiplin
akan berhasil dalam belajar. Setelah membuat jadwal dalam belajar,
siswa perlu untuk melaksanakannya dengan teratur berdasarkan kesadaran sendiri bukan karena paksaan dari orang lain.Slameto (1988) mengatakan cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut: a.
Memperhitungkan waktu setiap hari untuk berbagai kegiatan.
b.
Menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
c. Merencanakan penggunaan belajar dengan cara menetapkan jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
d. Menentukan waktu-waktu yang tepat untuk digunakan belajar dengan hasil terbaik.
2. Membaca dan membuat catatan Siswa dapat belajar dengan baik jika membaca buku pelajaran dengan baik juga. Membaca buku pelajaran sangat diperlukan untuk memperoleh pengetahuan dan mengerti benar-benar apa yang dibaca. Tujuan membaca yaitu memahami apa isi buku
tersebut, bukan hanya dimengerti kata demi kata atau kalimat demi
kalimat (Purwanto, 1996).Ahmadi & Supriyono (1991) mengatakan bahwa dalam
membaca perlu dimulai dengan memperhatikan judul-judul bab,
topik-topik utama sehingga bahan pelajaran yang dibaca mudah
dipelajari. Hal senada juga dikatakan oleh DePorter & Hernacki
(2004), dalam membaca perlu dimulai dengan memperhatikandaftar isi, judul-judul bab, huruf-huruf yang dicetak tebal/miring,
grafik/gambar-gambar.Siswa perlu membaca buku pelajaran secara berulang dan
teratur agar memiliki kebiasaan belajar yang baik. Menurut Gie (1995), membaca buku pelajaran yang baik adalah dengan memperhatikan kesehatan mata, membuat tanda/catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca buku pelajaran untuk
setiap mata pelajaran dengan sungguh-sungguh sampai memahami
isinya. Membaca buku pelajaran yang buruk antara lain membaca sambil bersuara, membaca mundur kembali, membaca sambil tiduran, membaca sambil mendengarkan radio atau televisi, membaca sambil melamun, dan lain-lain.
Selain membaca buku pelajaran, siswa juga dapat membuat catatan. Membuat catatan mempunyai pengaruh terhadap membaca, yaitu catatan yang rapi, lengkap, baik akan menambah semangat dalam belajar sehingga tidak bosan membaca. Catatan yang tidak lengkap, tidak jelas antara materi yang satu dengan yang lain akan menimbulkan kebosanan dalam membaca.
Menurut Ahmadi & Supriyono (1991), catatan dibutuhkan untuk merangsang ingatan kembali apa yang dipelajari. Catatan yang dibuat hendaknya singkat tapi mencakup hal-hal yang penting.
Hal senada juga dijelaskan oleh DePorter & Hernacki (2004), tujuan membuat catatan ialah untuk membantu siswa mengingat pokok-pokok yang penting dan siswa akan mengingat dengan baik saat menuliskan dalam catatan tanpa mencatat siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang dibaca/didengar. Maka siswa sebaiknya tidak membuat catatan dengan menulis semua perkataan guru, tetapi diambil intinya.
3. Konsentrasi Slameto (1988) mengatakan “konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap suatu bahan pelajaran dengan dengan pelajaran”. Hal senada juga dikatakan oleh DePorter & Hernacki (2004) “konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap pelajaran/sesuatu hal yang dipelajari dengan mengesampingkan segala hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran/sesuatu hal yang dipelajari”.
Konsentrasi muncul akibat adanya perhatian. Siswa dapat
berkonsentrasi jika ada perhatian terhadap bahan pelajaran yang
dipelajari (Suryabrata, 2001:14).Siswa yang memiliki konsentrasi dengan baik saat belajar mampu untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan
sebaliknya tanpa konsentrasi, siswa kurang dapat belajar dengan
baik sehingga kurang memperoleh hasil belajar yang maksimal.Konsentrasi dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang
mempengaruhi konsentrasi dalam belajar adalah lingkungan fisik
(suara, temperatur, desain belajar, alat-alat belajar, dan lain-lain) dan
lingkungan sosial (keluarga, teman, guru, dan lain-lain).4. Mengerjakan tugas Mengerjakan tugas mencakup mengerjakan pekerjaan/tugas
rumah (PR), menjawab soal latihan di buku pelajaran, tugas di kelas (Slameto, 1988). Kebiasaan dalam belajar dapat dengan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas atau di rumah mengerjakan tugas secara kelompok, jika mengalami mengatasi kesulitan saat mengerjakan tugas dapat bertanya atau berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa juga dapat bertanya dengan orang tua, kakak, dan sebagainya saat mengalami kesulitan mengerjakan tugas di rumah. Namun, akan lebih baik jika siswa mengerjakan tugasnya sendiri terlebih dahulu.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bisa dengan mencari referensi dari buku pelajaran, majalah, koran, televisi, radio, dan internet.
5. Mengulangi mempelajari bahan pelajaran Kebiasaan dalam belajar dengan mengulangi bahan pelajaran mempunyai pengaruh dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan, bahan pelajaran yang belum dimengerti dan mudah dilupakan akan tetap diingat dan dimengerti. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan meringkas bahan pelajaran yang dipelajari. Ringkasan membantu siswa dalam mengingat isi bahan pelajaran yang dipelajari sehingga siswa dapat membedakan hal-hal penting dan hal-hal kurang penting.
Siswa perlu untuk meringkas informasi dan gagasan penting dan berarti yang perlu diingat saat akan mempelajari materi pelajaran kembali (DePorter & Hernacki, 2004). Siswa yang membuat ringkasan secara berulang-ulang akan mempermudah dirinya dalam belajar.
Siswa juga dapat mengulangi bahan pelajaran dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri dan menjawabnya berdasarkan apa yang telah dipelajari. Hal ini dapat membantu siswa mengingat kembali apa yang telah dipelajari atau dapat memperluas pengetahuannya.
D. Bimbingan Belajar
1. Pengertian bimbingan belajar Menurut Winkel & Hastuti (2004:115), bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Dunsmoor dan Miller mengatakan “bimbingan belajar adalah pertolongan yang diberikan kepada siswa untuk mencapai sukses dalam belajar” (Gunawan,1992). Nurihsan, Juntika & Sudianto (2005:12) mengatakan “bimbingan belajar adalah untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar, misalnya cara belajar”.
2. Tujuan bimbingan belajar Ahmadi & Supriyono (1991) mengemukakan tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mengembangkan diri.
Tujuan bimbingan belajar dapat dirinci sebagai berikut (Ahmadi & Supriyono, 1991):
a. Menunjukkan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa.
b.
Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.
c.
Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan.
d.
Memberikan informasi mengenai pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
3. Pelaksanaan bimbingan belajar Bimbingan belajar dapat dilakukan secara kelompok atau individual oleh guru pembimbing kepada siswa. Dengan bimbingan belajar dalam kelompok, guru pembimbing dapat memberikan pelayanan bimbingan belajar kepada sekelompok siswa pada waktu
Djumhur & Surya (1975) mengatakan bahwa bimbingan belajar
dalam kelompok adalah teknik yang dilakukan guru pembimbing
dalam membantu siswa atau sekelompok siswa memecahkan
masalah-masalah belajar dengan memberikan informasi mengenai
cara belajar yang baik sehingga siswa dapat mengembangkan