FAKTOR-FAKTOR KEBIASAAN BELAJAR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN SETIA PUTUSSIBAU TAHUN AJARAN 20112012 DALAM MATA PELAJARAN FISIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prog

  FAKTOR-FAKTOR KEBIASAAN BELAJAR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN SETIA PUTUSSIBAU TAHUN AJARAN 2011/2012 DALAM MATA PELAJARAN FISIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh Fransiskus Ramba Agus NIM: 051424022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

2012

FAKTOR-FAKTOR KEBIASAAN BELAJAR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA KRISTEN SETIA

  

PUTUSSIBAU TAHUN AJARAN 2011/2012 DALAM MATA PELAJARAN

FISIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh Fransiskus Ramba Agus NIM: 051424022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

  

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. Pengkhotbah 11: 6 ...sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami. Yesaya 26:12 Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhanku Yesus Kristus & Bunda Maria

  Ayah & Ibuku tercinta Adikku Beata Eno Ririen Kekasihku Margareta Pamela Terima kasih atas seluruh dukungan, doa, dan cinta yang selalu menyertaiku.

  

ABSTRAK

Ramba Agus, Fransiskus. 2012. Faktor-Faktor Kebiasaan Belajar Yang

Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika. Skripsi S-1. Yogyakarta : Pendidikan Fisika.

  JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan korelasi yang bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika; (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika.

  Penelitian dilaksanakan di SMA Kristen Setia Putussibau pada pada akhir oktober 2011 dengan sampel sebanyak 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner kebiasaan belajar dan nilai tengah semester. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif menggunakan teknik

  

regresi linier berganda . Teknik regresi linier berganda digunakan untuk

  mengetahui faktor-faktor kebiasaan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang mencakup kebiasaan belajar di sekolah dan kebiasaan belajar di rumah.

  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi siswa SMA Kristen Setia Putussibau memiliki hubungan yang positif. Dari variabel-variabel kebiasaan belajar yang mempunyai pengaruh yaitu belajar di rumah dengan koefisien korelasi sebesar 0,344 dan level signifikan sebesar 0,021. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh perbandingan nilai statistik T hasil perhitungan dari masing-masing variabel kebiasaan belajar yaitu belajar di sekolah sebesar 1,054 dan belajar di rumah sebesar 1,666. Nilai T hitung lebih kecil dari nilai T dalam tabel distribusi T sebesar 2,042. Nilai T dalam tabel distribusi T menggunakan df = 30 dan α = 0.05. Ini berarti bahwa variabel kebiasaan belajar di rumah dan variabel kebiasaan belajar di sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012. Faktor-faktor dari kebiasaan belajar siswa XI IPA SMA Kristen Setia yang dianggap sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang cenderung kurang seperti malu bertanya kepada guru, tidak mendengarkan penjelasan guru, tidak mencocokan jawaban dengan jawaban yang benar setelah ujian, serta tidak menyusun karangan.

  

ABSTRACT

Ramba Agus, Fransiskus. 2012. Habits of Learning Factors Influencing

Student Achievement Eleventh Grade Sciences SMA Kristen Setia Putussibau Academic Year 2011/2012 In Physics Lesson. S-1 Thesis. Yogyakarta: Physics Education. JPMIPA. FKIP. Sanata Dharma University.

  This research is a quantitative descriptive and correlative research which is aimed to (1) knowing relationship between habit of learning and students achievement eleventh grade sciences SMA Kristen Setia Putussibau academic year 2011/2012 in physics lesson; (2) knowing factors influencing the students achievement eleventh grade sciences SMA Kristen Setia Putussibau academic year 2011/2012 in physics lesson.

  The research was conducted at SMA Kristen Setia Putussibau in end of October 2011 with a sample size of 35 students. The instruments used in data gathering is a questionnaire habit of learning and value of mid-term. The obtained data were is quantitative analyzed using multiple linier regression technique. Multiple linier regression technique are used to knowing habit of learning factors influencing the student achievement, that includes habit of learning at school and habit of learning at home.

  The research showed that relation between habit of learning to student achievement of SMA Kristen Setia Putussibau own the relation which are positive. From habit of learning variable having influence that is learn at home with the correlation coefficient equal to 0,344 and significant level equal to 0,021. Based on the hypothesis test obtained a statistical value comparison of T result of calculation from each habit of learning variable that is learn at school equal to 1,054 and learn at home equal to 1,666. The value of T count smaller than value T in tables of distribution T equal to 2,042. The value of T in the T distribution table used df = 30 and α = 0.05. It means that habit of learning at home variable and habit of learning at school variable didn’t significant influence on student achievement eleventh grade sciences SMA Kristen Setia Putussibau academic year 2011/2012. The factors habits of student learning that are considered a very influential on student achievement that less inclined such as embarrassed to ask the teacher, didn’t listening to explanations of teachers, didn’t match the answer with the correct answers after the test, and didn’t make essays.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat-Nya atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan, sehingga skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Kebiasaan Belajar Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Rohandi, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

  2. Henokh, MA selaku Kepala Sekolah SMA Kristen Setia Putussibau yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

  3. Henokh, MA selaku Guru Bidang Studi Fisika kelas XI Jurusan Ilmu Alam SMA Kristen Setia Putussibau yang telah memberikan kemudahan dan membantu dalam melaksanakan penelitian.

  4. Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengajaran yang berguna dalam perkuliahan.

  5. Ayah, Ibu, Adikku serta Keluargaku yang selalu memberikan dukungan, bantuan, doa dan kasih yang tiada habisnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. “Cinta kalian adalah Semangatku.”

  6. Kekasihku Margareta Pamela yang selalu memberikan cinta, dukungan, semangat dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kesetiaan dan pengertiannya.

  7. Seluruh Teman-Teman Pendidikan Fisika yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama kuliah.

  8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 23 Agustus 2012 Penulis

  Fransiskus Ramba Agus

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..... ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .... ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ... ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v ABSTRAK .... ................................................................................................... vi ABSTRACT ..... ................................................................................................ vii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ................................................................... ........viii KATA PENGANTAR .... .................................................................................. ix DAFTAR ISI ………………………………………………...................... .......... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................. ...... 4 D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ . 6

  G. Variabel Penelitian Beserta Definisi Operasionalnya ..................... 6

  BAB II LANDASAN TEORI ............... ............................................................ 8 A. Definisi Belajar ............................................................................ 9 B. Hakikat Fisika .............................................................................. 11

  1. Pengertian Fisika ................................................................... 11

  2. Pembelajaran Fisika ............................................................... 12

  C. Kebiasaan Belajar .......................................................................... 14

  1. Pengertian Kebiasaan Belajar ................................................. 14

  2. Faktor-faktor Pembentuk Kebiasaan Belajar Siswa ................. 15

  D. Prestasi Belajar .............................................................................. 33

  1. Pengertian Prestasi Belajar...................................................... 33

  2. Fungsi Prestasi Belajar............................................................ 34

  a. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Siswa.................... 34

  b. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Guru ..................... 35

  c. Fungsi Penentuan Prestasi Belajar Bagi Pihak Sekolah ....... 36

  3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa ...... 36

  E. Hubungan Kebiasaan Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa .............. 39

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 41 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 41 B. Subyek Penelitian .......................................................................... 41 C. Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................... 42 D. Metode Penelitian ......................................................................... 42 E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43

  1. Kuesioner Kebiasaan Belajar .................................................. 43

  2. Dokumen Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika .................... 44

  F. Validitas Instrumen ...................... ................................................. 45

  G. Metode Analisis Data .................................................................... 45

  1. Data Hasil Kuesioner Kebiasaan Belajar ................................. 45

  2. Data Dokumen Prestasi Belajar Fisika .................................... 47

  3. Perhitungan Statistik ............................................................... 47

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 49 A. Sajian Data Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar ...................... 49

  1. Kebiasaan Belajar ................................................................... 49

  2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika .................................... 50

  B. Hasil Analisis Korelasi serta Analisis Regresi Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Fisika .............. 51

  C. Deskripsi Hasil Korelasi dan Hasil Regresi Variabel Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa ....................................... 54

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 70 A. Kesimpulan .................................................................................. 70 B. Implikasi ............................................................................... .......... 71 C. Saran ............................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA ............................................ ............................................. 74 LAMPIRAN .................................................................................. ...................... 76

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ............................... 44

  Tabel 2. Analisis Rerata Persentase Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 .............................. 50

  Tabel 3. Analisis Rerata Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ................................................... 51

  Tabel 4. Analisis Korelasi Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

  IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ............... 52

  2 Tabel 5. Analisis Regresi dan Koefisien Determinasi (R ) Kebiasaan Belajar dan

  Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 ..................................................................... 53 ......... Tabel 6. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Rumah Yang Cenderung Baik

  57 Tabel 7. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Rumah Yang Cenderung Kurang ... 60 Tabel 8. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah Yang Cenderung Baik ...... 63 Tabel 9. Rerata Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah Yang Cenderung Kurang .. 66

  

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................................ 77

  2. Surat Keterangan Sudah Penelitian ............................................................. 78

  3. Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa ........................................................... 79

  4. Hasil Validitas Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa ................................... 83

  5. Daftar Nilai Tengah Semester ..................................................................... 84

  6. Daftar Hasil Analisis Kuesioner dan Nilai .................................................. 85

  7. Hasil Analisis Regresi dengan SPSS .......................................................... 86

  8. Sampel kuesioner yang telah diisi siswa (2 responden) .............................. 87

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah pendidikan merupakan suatu masalah yang

  diutamakan di Indonesia karena pendidikan merupakan modal utama untuk memajukan kecerdasan, kesejahteraan dan kehidupan bangsa. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang sistem pendidikan nasional pasal 3 dikatakan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003).

  Untuk mencapai tujuan tersebut maka berdasarkan Undang-Undang sistem pendidikan nasional pasal 13 ayat (1) bahwa pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional pasal 1 jalur pendidikan formal, nonformal dan informal dijelaskan sebagai berikut (UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003) :

  1. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

  3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

  Masyarakat umum sampai saat ini masih mempercayakan kaum muda mereka untuk dididik di sekolah. Sekolah dipercaya sebagai tempat yang dapat membantu kaum muda mempersiapkan dirinya menghadapi tantangan dunia modern yang penuh dengan persaingan.

  Delors (1999) menguraikan bahwa di sekolah para guru berperan penting untuk membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian, mendorong ketepatan logika intelektual, dan menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam pendidikan formal dan berkelanjutan bagi peserta didiknya. Sejalan dengan uraian tersebut, Winkel (1996) berpendapat bahwa sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di kelas kegiatan itu bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif di dalam diri anak yang sedang menuju ke kedewasaan, sejauh perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar. Dengan belajar yang terarah dan terpimpin, anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang mengantarnya ke kedewasaan.

  Pencapaian prestasi belajar oleh para siswa berkaitan dengan perilaku mereka dalam mengikuti proses kegiatan belajar di sekolah. Perilaku para siswa yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan yang merupakan perilaku berpola. Harapan para pendidik adalah para siswa dapat belajar secara terarah sehingga dapat membentuk kebiasaan positif dalam belajar demi pencapaian prestasi belajar secara wajar, sehingga siswa memiliki kesiapan memasuki dunia yang penuh persaingan ini.

  Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Pak Henokh (guru mata pelajaran fisika di SMA Kristen Setia) diketahui bahwa berdasarkan hasil rapor, pihak sekolah melihat ada gejala penurunan prestasi belajar para siswa kelas XI IPA dalam mata pelajaran fisika. Pak Henokh menduga bahwa menurunnya prestasi belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah cara belajar siswa yang kurang tepat. Atau dengan kata lain kebiasaan belajar siswa yang kurang baik. Berdasarkan dugaan tersebut peneliti berusaha memperoleh informasi mengenai kebiasaan belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia sekaligus ingin membuktikan apakah dugaan guru tersebut tepat mengenai kebiasaan belajar siswa yang kurang baik ini berhubungan atau berkorelasi dengan menurunnya prestasi belajar siswa. Dengan mengetahui informasi keadaan kebiasaan belajar siswa, peneliti berharap pihak sekolah akan dapat dengan cepat mengadakan perubahan untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya.

  Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini dapat dirumuskan dalam judul: “Faktor-faktor Kebiasaan Belajar Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika”. Dan menurut penulis untuk menjawab permasalahan tersebut dapat diketahui melalui studi korelasi antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran fisika, yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara variabel-variabel. Studi korelasi antara kebiasaan belajar siswa dan prestasi belajar fisika, akan berguna sebagai masukan empirik untuk mendesain pengembangan pengajaran bagi para siswa.

B. Rumusan Masalah.

  Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah ada korelasi antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika?

  2. Faktor-faktor apa saja dalam kebiasaan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika? C. Pembatasan Masalah.

  Kebiasaan belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi antara lain motivasi, lingkungan, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti tentang kebiasaan belajar siswa, sehubungan dengan masih rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.

  D. Tujuan Penelitian.

  Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  1. Mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika.

  2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran fisika.

  E. Manfaat Penelitian.

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

  1. Bagi calon guru dan guru secara umumnya sebagai gambaran untuk mereka tentang kondisi siswa berkaitan dengan kegiatan belajarnya, sehingga baik bagi calon guru yang pada akhirnya akan terjun di dunia pendidikan maupun bagi guru yang sudah berkiprah di dunia pendidikan akan menyadari arti penting dari kegiatan belajar yang positif bagi para siswanya. Kemudian dari jauh-jauh hari mereka mampu mengupayakan penanggulangannya sehingga menghasilkan prestasi yang memuaskan bagi anak didiknya.

  2. Bagi kepala sekolah beserta staf pengajar SMA Kristen Setia Putussibau sebagai masukan untuk mendesain pengembangan program dan bimbingan akademik bagi siswa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMA Kristen Setia Putussibau.

  F. Hipotesis Penelitian.

  Sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya “Faktor-faktor Kebiasaan Belajar Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika”, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

  Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika.

  Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Mata Pelajaran Fisika.

  Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan statistik dan dengan data-data yang terkumpul.

  G. Variabel Penelitian Beserta Definisi Operasionalnya.

  1. Kebiasaan belajar adalah tindakan/perilaku siswa dalam pelaksanaan rutinitas sehari-hari yang sudah menjadi pola sehingga mempengaruhi kegiatan belajar baik di rumah maupun kegiatan belajar di sekolah yang dimiliki siswa seperti yang ditunjukkan oleh item-item dalam lembar kuesioner.

  2. Prestasi belajar adalah nilai yang diambil dari nilai mata pelajaran fisika yang tercantum dalam hasil ujian tengah semester yang dimiliki siswa tersebut pada saat duduk di kelas XI IPA. Jadi nilai ujian tengah semester tersebut kemudian diambil rata-ratanya pada siswa kelas XI

  IPA SMA Kristen Setia Putussibau Tahun Ajaran 2011/2012.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam kehidupan sehari-hari, dari bangun tidur sampai akan berangkat tidur

  lagi orang melakukan banyak kegiatan. Biasanya setiap hari orang melakukan kegiatan yang hampir sama. Oleh karena kegiatan-kegiatan itu dilakukan setiap hari, lama-kelamaan menjadi kegiatan yang bersifat rutin. Disadari atau tidak disadari akhirnya rutinitas itu menjadi kebiasaan bagi diri orang tersebut.

  Hal di atas juga dialami oleh para siswa. Dari pagi hari sampai siang mereka belajar di sekolah. Di rumah pada sore atau malam hari mereka belajar lagi untuk menyiapkan pelajaran hari berikutnya atau menyelesaikan tugas-tugas pelajaran siang harinya. Pada umumnya, para siswa tidak menyadari bahwa kegiatan belajar yang dilakukannya setiap hari telah membentuk kebiasaan belajar di dalam dirinya.

  Tiap orang mempunyai kebiasaan belajarnya sendiri-sendiri. Ada yang biasa belajar pada malam hari dan ada juga yang biasa belajar pada siang hari. Ada yang suka mencoret-coret buku dengan pensil atau dengan tanda-tanda tertentu, tetapi ada juga yang lebih suka membuat catatan-catatan kecil dari keseluruhan isi buku.

  Memang kebiasaan belajar ini bersifat individual, tak bisa ditentukan sama rata untuk setiap orang. Namun demikian kita tentu saja tidak boleh terlalu terikat pada kebiasaan-kebiasaan tersebut, dan juga tidak boleh menganut kebiasaan belajar yang tidak teratur, tidak menentu. Akan tetapi setiap kali kita harus berusaha memperbaiki kebiasaan belajar yang baik, berencana, dan efisien (Hamalik, 1983: 114).

  Kebiasaan belajar yang dimiliki oleh siswa dapat berupa kebiasaan belajar yang positif atau negatif. Kebiasaan belajar yang positif tentunya akan membawa siswa pada keberhasilan studinya dan sebaliknya kebiasaan belajar yang negatif akan membawa siswa pada kegagalan studinya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, mereka diharapkan semakin menyadari dan memahami kebiasaan belajarnya, kemudian bila ingin berhasil dalam studi, mereka haruslah mengupayakan kebiasaan belajar yang positif untuk tumbuh dan terpelihara dalam dirinya.

A. Definisi Belajar.

  Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tidak menyadari kalau sedang melakukan kegiatan. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Artinya berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan dari pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia sedang berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

  Dalam mengkaji hakekat belajar Muhibbin (1995: 89) mengulas pendapat Hintzman yang mengatakan bahwa “Learning is a change in

  organism due to experience which can affect the organism’s behavior”.

  Selanjutnya Muhibbin (1995: 89) menegaskan bahwa hal tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

  Muhibbin (1995: 90) juga mengulas pendapat dari Wittig untuk mengkaji hakekat belajar yang didefinisikan sebagai: any relatively

  permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Yang berarti belajar ialah perubahan yang relatif

  menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme (manusia atau hewan) sebagai hasil pengalaman.

  Selanjutnya Muhibbin (1995: 90-91) mengulas pendapat Biggs tentang Teaching for Learning yang mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan kualitatif. Ketiga macam rumusan tersebut adalah sebagai berikut: a. Rumusan kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, dalam hal ini belajar dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

  b. Rumusan institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.

  c. Rumusan kualitatif (tinjauan mutu), belajar merupakan proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

  Berpedoman dari berbagai definisi belajar yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

B. Hakikat Fisika.

  Untuk memahami apa itu fisika, pada bagian ini penulis akan menguraikan pengertian fisika dan pembelajaran fisika.

1. Pengertian Fisika.

  Fisika adalah cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam (sains). Fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan peristiwa alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan pendekatan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri.

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2003, mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri (Depdiknas, 2003).

2. Pembelajaran Fisika.

  Sesuai dengan hakekatnya, pembelajaran fisika meliputi tiga aspek yakni (1) pengetahuan yang meliputi; pemahaman konsep, hukum, dan teori serta penerapannya, (2) kemampuan melakukan proses meliputi; pengukuran, melakukan percobaan, bernalar melalui diskusi di dalamnya, (3) sikap keilmuan meliputi; berpikir kritis dan analitis, perhatian pada masalah-masalah sains, dan penghargaan pada hal-hal yang bersikap sains (Kartika Budi, 1998: 166). Tujuan pembelajaran IPA sebagai proses untuk meningkatkan keterampilan berpikir anak sehingga anak tidak hanya terampil dalam bidang psikomotorik dan sekedar ahli menghafal saja. Berdasarkan aspek-aspek, tujuan pembelajaran fisika dapat dijelaskan sebagai berikut:

  Dari aspek pengetahuan, tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa dapat memahami dan menerapkan ilmunya sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat pendidikannya, dari aspek kemampuan melakukan proses tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa terampil dan menguasai proses sains, sedangkan dari aspek sikap tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa mempunyai sikap keilmuan (Sarkim, 1998: 129-135).

  Adapun bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran fisika dalam pelaksanaannya di sekolah, yaitu: a. Belajar tatap muka.

  Belajar tatap muka disekolah merupakan kegiatan belajar yang dalam mempelajari bahan pelajarannya di dalam kelas siswa dituntun langsung oleh guru.

  b. Belajar terstruktur.

  Belajar terstruktur merupakan kegiatan belajar dimana siswa mempelajari bahan pelajarannya dengan menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh guru tanpa kehadiran guru. Tugas-tugas yang diberikan guru tersebut biasanya disebut tugas rumah atau pekerjaan rumah.

  c. Belajar mandiri.

  Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar yang dilakukan sendiri oleh siswa dengan cara mempelajari sendiri bahan-bahan pelajaran yang termuat dalam program sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru. Kegiatan belajar mandiri ini dilaksanakan oleh siswa dengan kesadarannya sendiri, tanpa paksaan dari orang lain. Les mata pelajaran tertentu dilembaga pendidikan informal juga merupakan kegiatan belajar mandiri.

C. Kebiasaan Belajar.

  Untuk memahami apa itu kebiasaan belajar, pada bagian ini penulis akan mengulas pengertian kebiasaan belajar, faktor-faktor pembentuk kebiasaan belajar dan bagaimana mengungkap kebiasaan belajar siswa.

1. Pengertian Kebiasaan Belajar.

  Prestasi belajar siswa hanya dapat diperoleh kalau siswa melakukan kegiatan belajar. Setiap hari siswa melakukan kegiatan belajar, baik di sekolah, di rumah atau di tempat-tempat yang lain. Tanpa disadari kegiatan belajar yang dilakukan setiap hari akhirnya menjadi suatu kebiasaan bagi siswa yaitu kebiasaan belajar.

  Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau bawaan sejak lahir, melainkan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun secara tidak sadar selama waktu-waktu yang lalu. Kebiasaan belajar disini merupakan kebiasaan yang baik, yaitu kebiasaan belajar yang berpedoman pada aturan-aturan yang baik (tepat).

  Menurut Covey (1994: 35), kebiasaan adalah faktor yang kuat di dalam diri kita. Karena konsisten dan sering merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan terus-menerus, setiap hari, mengekspresikan karakter kita dan menghasilkan keefektifan kita atau ketidak efektifan kita. Lebih lanjut Covey menegaskan bahwa kebiasaan merupakan titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Jadi, untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi suatu kebiasaan haruslah dilandasi pengetahuan, keterampilan dan keinginan.

  Menurut Muhibbin (1995: 89), belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

  Berdasarkan hal diatas The Liang Gie (1994: 192) menekankan bahwa kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditunjukan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Lebih lanjut The Liang Gie menyatakan bahwa kebiasaan belajar bukanlah faktor bawaan atau bakat ilmiah yang dimiliki siswa, oleh sebab itu kebiasaan belajar dapat dimiliki siswa, maka setiap hari, setiap saat siswa harus selalu berlatih melakukan kegiatan belajarnya secara rutin.

  Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai tindakan/perilaku siswa dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu hal atau penguasaan kecakapan dalam hal atau bidang tertentu dengan menggunakan berbagai sarana atau sumber secara konsisten, terus- menerus, setiap hari dengan dilandasi pengetahuan, keterampilan dan keinginan.

2. Faktor-faktor Pembentuk Kebiasaan Belajar Siswa.

  Ada beberapa faktor dari kebiasaan belajar siswa antara lain cara belajar, motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti akan mengambil salah satu faktor yaitu cara belajar siswa.

  Intelegensi siswa sangat mempengaruhi cara belajar siswa karena setiap siswa memiliki intelegensi yang berbeda-beda yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa sesuai dengan intelegensi mereka. Dalam mengkaji intelegensi siswa, Suparno (2004) mengulas kesembilan intelegensi yang diutarakan oleh Gardner. Kesembilan inteligensi itu adalah inteligensi linguistik (linguistic intelligence), inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence), inteligensi ruang (spatial intelligence), inteligensi kinestetik-badani

  (bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi musikal (musical intelligence), inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence),

  inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist intelligence), inteligensi eksistensial

  (existential intelligence).

  Inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang menonjol terkait dengan inteligensi ganda mereka masing-masing. Baik disadari ataupun tidak hal ini sangat berpengaruh dengan cara belajar siswa tersebut. Ada kemampuan siswa yang menonjol terkait dengan mengerti urutan dan arti kata-kata, menjelaskan, mengajar, bercerita, berdebat, humor, mengingat dan menghafal, analisis linguistik, menulis dan berbicara, main drama, berpuisi, berpidato serta mahir dalam perbendaharaan kata, maka siswa tersebut dikatakan memiliki inteligensi linguistik.

  Kecenderungan siswa yang berpikir dengan menggunakan logika, reasoning, pola sebab akibat serta berkemampuan menonjol terkait klasifikasi dan ketegorisasi, abstraksi, simbolisasi, pemikiran induktif dan deduktif, menghitung dan bermain angka, pemikiran ilmiah, problem solving dan silogisme merupakan kemampuan siswa yang menonjol dalam inteligensi matematis-logis.

  Untuk siswa yang memiliki inteligensi ruang-visual mempunyai kemampuan-kemampuan yang menonjol terkait mengenai relasi benda- benda dalam ruang dengan tepat, punya persepsi yang tepat dari berbagai sudut, representasi grafik, manipulasi gambar, menggambar, mudah menemukan jalan dalam ruang, imajinasinya aktif, peka terhadap warna, garis dan bentuk.

  Ada juga siswa yang memiliki kemampuan menonjol yang terkait pada main drama, main peran, mudah berekspresi dengan tubuh, mengkaitkan pikiran dan tubuh, kemampuan mimik, aktif bergerak, berolahraga, menari, kemampuan koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi, kemampuan tersebut biasanya dimiliki siswa yang memiliki inteligensi kinestetik-badani. Sedangkan untuk inteligensi musikal cenderung dimiliki oleh siswa yang peka terhadap suara dan musik, mengerti struktur musik dengan baik, mudah menangkap musik, senang mencipta melodi, peka dengan intonasi, ritmik, menyanyi, pentas musik, senang mencipta musik, pemain alat musik.

  Jika ada siswa yang mudah bekerja sama dengan teman, mudah mengenal dan membedakan perasaan pribadi teman, menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal, peka terhadap teman dan empati serta suka memberi feedback maka siswa ini mempunyai kemampuan yang menonjol terkait inteligensi interpersonal. Sedangkan inteligensi intrapersonal dimiliki oleh siswa yang dapat berkonsentrasi dengan baik, kesadaran dan ekspresi perasaan-perasaan yang berbeda, pengenalan diri yang dalam, keseimbangan diri, kesadaran akan realitas spiritual, reflektif, suka kerja sendiri.

  Ada tipe siswa yang senang pada alam misalnya mengenal flora dan fauna, mengklasifikasi dan identifikasi tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup menyatu dengan alam di luar rumah maka siswa tersebut digolongkan siswa yang memiliki inteligensi lingkungan atau biasa disebut inteligensi naturalis. Inteligensi yang kesembilan yaitu inteligensi eksistensial, yaitu kemampuan siswa yang cenderung peka dan mampu untuk menjawab persoalan eksistensi manusia, apa makna hidup ini, mengapa kita lahir dan mati (Paul Suparno, 2004: 19-48).

  Kesembilan inteligensi ini sangat mampengaruhi cara belajar siswa karena setiap siswa mempunyai inteligensi yang berbeda-beda sehingga berpengaruh dengan kemampuan yang menonjol terkait dengan inteligensi ganda tiap-tiap siswa. Cara belajar adalah aktivitas-aktivitas belajar yang ditempuh oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar. Aktivitas-aktivitas belajar yang biasa dilakukan adalah membaca, mendengarkan, menulis dan mencatat, membuat ihktisar atau ringkasan, menghafal, berpikir, mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan, menyusun karangan, latihan atau praktek, mempelajari ulang isi pelajaran dikelas, bertanya, menggunakan perpustakaan dan menempuh ujian. Aktivitas-aktivitas ini akan dijelaskan satu per satu di bawah ini: 1) Kebiasaan membaca.

  The Liang Gie (1979: 85-86) mengulas buku Reading Skill yang ditulis oleh William D. Baker yang mengungkapkan kira-kira 85% dari seluruh materi studinya meliputi membaca. Oleh karena itu metode, kemahiran dan segi-segi lainnya yang berhubungan dengan aktivitas membaca perlu sekali dipelajari oleh para siswa. Membaca asal membaca saja tidaklah sukar jika seseorang sudah mengenal huruf. Tapi membaca buku sehingga pembacaan mendapatkan manfaat dari buku tersebut adalah suatu kecakapan yang harus sungguh-sungguh diusahakan, terutama bagi para siswa yang harus membaca buku-buku pelajaran yang tebal dan sulit, mereka harus mempunyai kemampuan sebagai pembaca yang efisien. Setiap siswa hendaknya berusaha agar menjadi pembaca yang efisien.

  Ciri-ciri pembaca yang efisien ialah:  Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca.

   Mengerti betul isi buku yang dibacanya.

   Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar atau pokok- pokok dari apa yang dibacanya.

   Dapat membaca dengan cepat.

  Tampaknya ada hubungan yang pasti dan penting antara kesanggupan membaca dan angka hasil ujian para siswa pada sekolah-sekolah di Indonesia. Siswa yang sanggup (yang mau dan mampu) secara efisien membaca buku-buku yang diwajibkan dan dianjurkan biasanya memperoleh angka yang baik dan akhirnya sukses dalam studinya.

  Dengan membaca literatur wajib maka seorang siswa: 1) Telah menyiapkan diri dengan bahan-bahan pelajaran seluruhnya sehingga kalau ditanya soal-soal ujian dari buku dapat menghadapinya. 2) Dapat lebih mengerti bahan-bahan pelajaran. 3) Mempunyai pengetahuan yang lebih luas sehingga dapat menyusun jawaban-jawaban ujian yang teratur.

  Untuk menjadi seorang pembaca yang baik disamping menguasai segenap metodenya, setiap siswa perlu pula mengembangkan dan memiliki kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan-kebiasaan dapat timbul dari sikap mental yang tepat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas pembaca. Disiplin pribadi diperlukan pula untuk mengembangkan kebiasaan- kebiasaan baik itu sehingga kelak dapat terlaksana secara otomatis tanpa banyak kesulitan.