ANALISIS HUKUM TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN MODEL PENYELESAIANNYA
15 ANALISIS HUKUM TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN
DAN MODEL PENYELESAIANNYA
Muhaimin
Fakult as Hukum Universit as Mat aram E-mail:
Abst r act
The gover nment has done many ef f or t s i n managi ng pover t y pr obl em, but t he pover t y pr obl ems
wer e st i l l unsol ved and i t di dn’ t have any r eal compr ehensi ve sol ut ions yet . The r esul t s wer e, f i r st :
t he i mplement at ion of gover nment pol i cy was st i l l i nef f ect i ve, because of int er nal f act or s namel y
cul t ur e and l ow educat ional level and t he ext er nal f act or s l i ke t her e wer en’ t any val i d dat a and
mappi ng about pover t y pr of i l e, and specif i c compr ehensive gover ment pol i cy and l aw. Secondl y, t he
mai n pr obl ems r egar di ng t o t he pover t y management wer e educat ion, ski l l , and gover nment pol i cy
t hat st i l l usi ng “ pr oj ect ” par adi gm and ai d, t her e was no exact r egul at ion and i nst it ut ion f ocused i n
managi ng pover t y pr obl ems and cul t ur e. Thi r dl y, t he ef f ect ive Pemda pol i cy model s by cr eat e Per da
and make composed speci f i c r egul at i on and i nst i t ut ion empower i ng pr ogr amme. Keywor ds: gover nment pol i cy, pover t y, pr obl em sol ving model s.
Abst rak
Berbagai kebij akan t elah dilakukan pemerint ah, namun masalah kemiskinan masih belum menunj uk- kan perbaikan dan solusi yang komprehensif . Hasil penelit ian ini menunj ukkan: Pert ama, pelaksanaan kebij akan pemerint ah masih kurang ef ekt if , karena f akt or int ernal yait u budaya dan rendahnya t ingkat pendidikan sedangkan f akt or ekst ernal yakni belum adanya dat a yang valid dan pemet aan t ent ang prof il kemiskinan, t idak adanya at uran dan kebij akan pemerint ah yang komprehensif . Kedua, akar pemasalahannya adalah pendidikan, ket erampilan, kebij akan pemerint ah yang menggunakan paradigma ” proyek” dan bant uan, dan budaya masyarakat yang senang menerima bant uan. Ket iga, model kebij akan Pemda yang ef ekt if dengan membuat Perda dan membent uk lembaga khusus yang menit ikberat kan pada program pemberdayaan masyarakat . Kat a Kunci: kebij akan pemerint ah, kemiskinan, model penyelesaian.
Pendahuluan Maret 2007 sebesar 37, 17 j ut a orang, pada ak-
Permasalahan kemiskinan yang membe- hir 2008 mencapai 30 j ut a orang dan pada 2009 lenggu negara-negara di dunia t ermasuk Indo- mencapai 32, 53 j ut a orang. Angka kemiskinan nesia dewasa ini masih menj adi masalah serius dalam dua t ahun t erakhir t erus mengalami pe- yang akan dihadapi dan perlu dicarikan solusi. nurunan. Dari t ahun ke t ahun j umlah angka kemiskinan Berdasarkan dat a Badan Pusat St at ist ik masih t et ap t inggi, berdasarkan dat a Bank Du- (BPS), j umlah penduduk miskin (penduduk de- nia pada 2007 t erdapat 109 j ut a j iwa penduduk ngan pengeluaran per kapit a per bulan di ba- miskin yang ada di Indonesia, sement ara menu- wah garis kemiskinan) di Indonesia pada Maret rut BPS j umlah penduduk miskin pada bulan 2010 mencapai 31, 02 j ut a (13, 33 persen), t u- Maret 2006 mencapai 39, 30 j ut a orang dan run 1, 51 j ut a dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang sebesar 32, 53 j u-
Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel it ian yang
t a (14, 15 persen). Selama periode Maret 2009-
di bi ayai dari Dana DIPA Uni versit as Mat ar am, dengan
Maret 2010, penduduk miskin di daerah perko-
Kont rak No. 0164. 0/ 023-04. 0/ XXI/ 2010 Tanggal 31
16 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 1 Januari 2012
Maret 2009 menj adi 11, 10 j ut a pada Maret 2010), sement ara di daerah pedesaan berku- rang 0, 69 j ut a orang (dari 20, 62 j ut a pada Ma- ret 2009 menj adi 19, 93 j ut a pada Maret 2010). Kemudian, pada Maret 2011, j umlah penduduk miskin di Indonesia berkurang menj adi 30, 02 j ut a orang (12, 49 persen), t urun menj adi 1, 00 j ut a orang (0, 84 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2010 yang sebesar 31, 02 j ut a orang (13, 33 persen). Selama perio- de Maret 2010 hingga Maret 2011, penduduk miskin di daerah perkot aan berkurang sekit ar 0, 05 j ut a orang (dari 11, 10 j ut a orang pada Ma- ret 2010 menj adi 11, 05 j ut a orang pada Maret 2011), sement ara di daerah pedesaan berku- rang sekit ar 0, 95 j ut a orang (dari 19, 93 j ut a orang pada Maret 2010 menj adi 18, 97 j ut a orang pada Maret 2011)
1 .
Berdasarkan dat a dari BPS Propinsi NTB, 1. 080. 613, t ahun 2009 sebanyak 1. 050. 948, dan pada t ahun 2010 sebanyak 1. 009. 353 at au 21, 55 % dari j umlah penduduk. Berdasarkan da- t a yang dipublikasikan BPS Provinsi NTB, dari t ahun 2010–Maret 2011, angka kemiskinan di NTB mengalami percepat an penurunan sebesar 1, 82%. Tahun 2010 j umlah penduduk miskin di NTB sebesar 21, 55% dari t ot al penduduk NTB, sampai dengan Maret 2011 t urun sebesar 1, 82% at au set ara dengan 114. 582 orang. Sekarang menj adi 19, 73%, at au sama dengan 894. 770 orang penduduk NTB yang masih di bawah garis kemiskinan
2 .
Berbagai upaya t elah dilakukan oleh pe- merint ah unt uk mengurangi angka kemiskinan, ant ara lain melalui penyediaan kebut uhan pa- ngan, layanan kesehat an dan pendidikan, per- luasan kesempat an kerj a, pembangunan per- t anian, pemberian dana bergulir, pembangun- 1 Ment er i Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepal a Bappenas, Armida S. Al i sj ahbana, 2011,
ant ar anew s. com/ ber it a/ 270012/ chi na-j adikan-i ndone- si a-acuan-at asi-kemiski nan, diakses t anggal 7/ 8/ 2011. 2 Badrul Munir, 2011, Pendat aan Pr ogr am Per l i ndungan Sosi al (PPLS) 2011, Hasi l Dat a Har us Val i d dan Tet ap di Val i dasi , - 706, diakses 7 Agust us 2011. Bandi ngkan dengan Sam- subar Shal eh, “ Fakt or -Fakt or Penent u Tingkat Kemiski - nan Regional Indonesi a” ,
Jur nal Ekonomi Pembangun- an, Vol 7, No. 2, 2002 87.
an sarana dan prasarana, dan pendampingan melalui berbagai program/ proyek ant ara lain: PDM-DKE, IDT, P3DT, Program JPS, Dana Kom- pensasi Kenaikan Harga BBM, Jamkesmas, Ras- kin PNPM-Mandiri, maupun melalui BLT dan lain-lain, namun angka kemiskinan it u masih t et ap t inggi. Oleh karena it u perlu dicarikan model kebij akan yang ef ekt if unt uk mengent as- kan masalah kemiskinan.
Permasalahan
Permasalahan yang menj adi f okus st udi dalam penelit ian ini adalah t erlet ak pada 3 (t i- ga) masalah yang mendasar. Per t ama, menge- nai ef ekt if it as pelaksanaan kebij akan pemerin- t ah dalam pengent asan masalah kemiskinan di Nusa Tenggara Barat ; kedua, mengenai f akt or yang menyebabkan kurang ef ekt if nya kebij akan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Nusa kebij akan Pemerint ah Daerah yang ef ekt if da- lam menangani masalah kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat .
Met ode Penelitian
Penelit ian ini merupakan penelit ian so-
si o-l egal r esear ch, dengan menggunakan met o-
de penelit ian kualit at if , yang diharapkan dapat dit emukan makna yang t ersembunyi di balik permasalahan yang akan dit elit i. Dat a yang di- gunakan dalam penelit ian ini adalah dat a pri- mer dan sekunder. Dat a primer diperoleh dari responden dan inf orman, yang t erdiri dari 240 orang responden dan 28 orang inf orman. Da- lam penent uan responden dan inf orman dila- kukan secara pur posive sampl i ng, sesuai de- ngan kepent ingan dan keperluan dalam meng- analisis inf ormasi maupun sumbernya yang dila- kukan dengan met ode snowbal l . Adapun dat a sekunder yang digunakan dalam penelit ian ini adalah: perat uran perundang-undangan, kepus- t akaan, buku, j urnal dan makalah t ent ang ke- miskinan; sert a sumber lain yang diperlukan dalam penelit ian ini. Pengumpulan dat a dilaku- kan melalui 3 (t iga) cara yait u, obser vasi , in-
t er vew dan st udi kepust akaan, kemudian dila- kukan analisis secara kualit at if . Anal isis Hukum t er hadap Ef ekt ivi t as Pel aksanaan Kebij akan Pemer int ah dal am Pengent asan Kemiskinan … 17 Pembahasan Dat a Kemiskinan di Provinsi NTB
Menurut dat a yang dipublikasikan oleh Ba- dan Pusat St at ist ik (BPS), Jumlah penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih cukup t inggi, dat a ini j auh lebih banyak dari dat a dan f akt a riil di lapangan. Berikut ini a- kan diuraikan j umlah dan prosent ase pen- duduk miskin berdasarkan t ahun di Provinsi Nusa Tenggara Barat , sebagaimana diuraikan dalam t abel berikut ini.
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Miskin Berdasar- kan Tahun di NTB TAHUN JUMLAH PENDUDUK MISKIN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
2000 1. 070. 430 28, 13 2001 1. 175. 500 30, 43 2002 1. 145. 081 27, 75 2003 1. 054. 740 26, 34 2004 1. 031. 905 25, 26 2005 1. 136. 524 25, 92 2006 1. 156. 144 27, 17 2007 1. 118. 452 24, 99 2008 1. 080. 613 23, 81 2009 1. 050. 948 22, 78 2010 1. 009. 352 21, 55
Sumber : BPS Pr ovi nsi Nusa Tenggar a Bar at
Berdasarkan dat a pada t abel di at as, wa- lau t erlihat angka kemiskinan mengalami pe- nurunan dari t ahun ke t ahun, t et api angka ke- miskinan masih cukup t inggi, pemerint ah pro- vinsi NTB t elah menyusun rencana penurunan angka kemiskinan sampai pada t ahun 2013 se- besar 14 % dari angka 24, 99 % pada t ahun 2008, t arget ini merupakan t arget yang prest isius, t e- t api langkah-langkah dan t ahapan unt uk men- capai t arget t ersebut belum t erlihat dengan j elas secara konkrit dalam implement asi prog- ramnya. Lebih j elas penurunan angka kemiski- nan dapat dilihat pada t abel berikut ini.
Tabel 2 : Present ase Target Penurunan Pen- duduk Miskin di NTB NO TAHUN PENDUDUK MISKIN 1 2007/ 2008 24, 99
2 2009 22, 10 3 2010 20, 00 4 2011 18, 00 5 2012 16, 00 6 2013 14, 00 Sumber : RPJMD Pr ovi nsi NTB, 2009-2013.
Sement ara it u, menurut hasil PPLS t ahun 2008, j umlah penduduk miskin dapat diperinci dalam diagram berikut ini.
Diagram 1: Jumlah Penduduk Miskin di NTB KEM ISKINAN NTB (PPLS 2008)
SANGAT M ISKIN 472.371 jw/ 96.444 RTS M ISKIN 874.250 jw / 255.728 RTS HAM PIR M ISKIN 487.501 jw/ 207.108 RTS 605.887 RTS (52%) GAK M ISKIN 559.280 RTS (48%) 2,35 JW/ RTS 3,42 JW/ RTS 4,90 JW/ RTS
Berdasarkan dat a pada diagram di at as, j umlah penduduk miskin (angka kemiskinan) di NTB mencapai angka 48% yait u sebanyak 1. 843. 121 j iwa at au 559. 280 RTS. Mengacu pada hasil Susenas t ahun 2010, secara nasional NTB t er- masuk provinsi paling progresif dalam menu- runkan angka kemiskinan, yakni berada di po- sisi keenam dari t uj uh provinsi yang mampu menurunkan j umlah penduduk miskin di at as sat u persen, yait u 1, 23%. Kepala BPS NTB, Soe- garenda menj elaskan bahwa j umlah penduduk miskin di NTB pada t ahun 2010 menurun diban- dingkan dengan t ahun 2009 sebanyak 1. 050. 948 at au sebesar 22, 78 %. Penurunan ini disebabkan oleh karena penurunan angka pengangguran.
Pengurangan j umlah penduduk miskin dan pengangguran t erbuka di NTB merupakan salah sat u t arget pencapaian kinerj a yang harus di capai dalam kurun wakt u 2009-2013. Present a- se penduduk miskin dit arget kan t erus menerus menurun dari 24, 99% pada t ahun 2007/ 2008 menj adi sekit ar 14% pada t ahun 2013. Target ini disusun dengan memperhit ungkan pot ensi dan upaya akselerasi lint as sekt or yang diprog- ramkan, sert a memperhat ikan kesepakat an dan amanat pencapaian ” Mi l l eni um Development
18 Jurnal Dinamika Hukum
6
Pel uang Kul t ural ” , Jur nal Ket ahanan Nasi onal XIII (2) Agust us 2008. Bandingkan dengan Qodari yat un, Sri Nur- hayat i , “ Eval uasi Kebij akan Pemenuhan Hak Masyarakat
2 Maret 2008; Noor, M. Tamrin, ” Fakt or-f akor yang Ber- pengaruh Terhadap Kemiskinan” , Jur nal Apl i kasi Mana- j emen, Vol 3 No 2 Agust us Tahun 2005. 8 Irwan Abdul l ah, “ Kemiskinan: Tant angan St rukt ur al dan
Jur nal i ca, Vol ume 4 No. 3 Agust us 2007. Bandingkan dengan Har di ant o, “ Opi ni Publ ik Terhadap Program Pengent asan Kemiskinan” , Jur nal Penel i t i an Vol VIII No
8 . 5 Abdul Hami d, “ Penegakan Hukum dal am Kait annya de- ngan Pol it ik Hukum di Indonesi a” , Jur nal Hukum Jat i - swar a, Vol . 25 No. 3 November 2010. 6 Budi Wi narno, Impl ement asi Konsep Reinvent ing Go- vernment dal am Pel aksanaan Ot onomi Daer ah ht t p: / / eprint s. undip. ac. i d/ 984/ 1/ Art ikel _Budi _Wi narno_edit . p df . Yust i t i a, Jur nal Kebi j akan Publ i k, 2011, di akses t anggal 25 November 2011. Lihat j uga Sunarno DS, “ Bi - rokrasi Dan Kepemimpi nan Modern” RESPUBLICA, Jur nal Hukum dan Kebi j akan Publ i k, Vol 1 No. 1 Sept ember 2007 7 Yeni Sal man Barl int i, “ Kebij akan-Kebij akan Pemerin- t ah Dal am Penanggul angan Kemi skinan” , Jur nal Lex
cara j elas dan t erencana dengan baik oleh pe- merint ah baik pemerint ah pusat maupun pe- merint ah daerah yang ada di Provinsi maupun di Kabupat en Kot a. Terlebih lagi set elah ber- lakunya ot onomi daerah, kurang adanya koor- dinasi ant ara pemerint ah provinsi dengan pe- merint ah kabupat en kot a, dan kurangnya koor- dinasi ant ar sekt or yang menangani masalah kemiskinan di masing-masing dinas dan ins- t ansi yang t erkait
7 Demikian halnya dengan evaluasi program
. Kalaupun ada hanya kebij akan yang bersi- f at sesaat dan program penanggulangan kemis- kinan yang ” dit it ipkan” pada beberapa program di dinas sosial, pendidikan, kesehat an, Peker- j aan Umum dan dinas lainnya.
Vol . 12 No. 1 Januari 2012 Efekt ivit as Kebij akan Pemerint ah dalam Pe- ngent asan Masalah Kemiskinan
Set elah era ot onomi daerah di NTB belum ada kebij akan penanggulangan kemiskinan yang bersif at khusus, yang ada adalah kebij akan makro dalam perat uran daerah yang mengat ur t ent ang Rencana Pembangunan Jangka panj ang dan Rencana pembangunan Jangka Menengah Provinsi NTB, demikian j uga di Kabupat en Lom- bok Barat , Kabupat en Lombok Timur dan Kot a Mat aram, sehingga sulit unt uk menent ukan ef ekt if it as dalam pelaksanaannya. Dari 240 res- ponden yang diwawancarai oleh penelit i yang t erdiri dari Kab. Lombok Timur; 80 orang, Kab. Lombok Barat ; 80 orang dan Kot a Mat aram 80 orang, sedangkan inf orman yang diwawancarai berj umlah 28 orang, inf orman meliput i: inf or- man Provinsi NTB 10 orang, inf orman Kab. Lombok Timur; 6 orang, Kab. Lombok Barat ; 7 wancarai oleh penelit i,
5 Set elah berlakunya ot onomi daerah di
berf ungsi dalam masyarakat yakni; kaidah hu- kum/ perat uran it u sendiri, pet ugas/ penegak hukum, sarana yang digunakan oleh penegak hukum, dan kesadaran masyarakat .
Jur nal Hukum dan Kebi j akan Publ i k, Vol 1 No. 1 Sept ember
Nopember 2010 dil akukan l angsung di Kabupat en Lobar, Lot im dan Kot a Mat aram, sedangkan inf or man dil aku- kan di Provi nsi dengan Wakil Gubernur (Ket ua Ti m Pe- nanggul angan Kemi skinan), Wakil Ket ua (Kepal a BPM- PD), Sekret ari s (Kepal a Bappeda), Bagi an Hukum, Bagi - an Kesr a Provinsi, Wakil Ket ua DPRD dan Anggot a DPRD NTB, Ket ua Bappeda, Sekret aris Bappeda, Bagian Hu- kum, Dinas Sosial , dan BPMD, Anggot a DPRD Kabupa- t en/ Kot a, Kepal a Desa, Sekret ar is Desa dan St af Desa, Kepal a Lingkungan, Ket ua RT, dengan menggunakan met ode snow bal l . 4 Khudzaif ah Dimyat i, “ Hukum dan Kebij akan Kemi skin- an” , Jur nal Il mu Hukum, Vol . 9 (No. 1) Maret 2006. Su- rant o dan Ishar yant o, “ Pengembangan Invest asi Daerah Mel al ui Pemberdayaan Birokrasi yang Responsif ” ,
, semen- t ara it u dalam kait an dengan penegakan hukum ada 4 f akt or yang mempengaruhi hukum agar 3 Wawancar a dengan Responden, t anggal 10 Agust us - 5
4
dit emukan bahwa kebi- j akan pemerint ah dalam penanggulangan ke- miskinan t idak ef ekt if unt uk menyelesaikan masalah kemiskinan, j ust ru yang t erj adi adalah sebaliknya dengan munculnya masyarakat mis- kin baru, di mana ada masyarakat yang t idak miskin t et api karena menginginkan bant uan da- ri pemerint ah, akhir-nya dia mengaku menj adi orang miskin. Hal ini sej alan t eori hukum se- bagaimana yang dij elaskan oleh Friedman, bah- wa hal ini t erj adi karena f akt or subst ansi hu- kumnya ( st uct ur e), aparat penegak hukumnya ( pr ocedur e) dan masyarakat (cul t ur e)
3
NTB, Kab. Lombok Barat , Lombok Timur dan Kot a Mat aram belum ada program dan dana yang secara khusus yang berkait an dengan pe- nyelesaian masalah kemiskinan yang ada adalah pelaksanaan kebij akan pemerint ah pusat seper- t i BLT, Raskin, PNMP Mandiri, KUBE, KUR, Pi- sau, dan lain-lain. Sement ara it u, inovasi dari daerah belum t erlihat dengan j elas sampai saat ini Anal isis Hukum t er hadap Ef ekt ivi t as Pel aksanaan Kebij akan Pemer int ah dal am Pengent asan Kemiskinan … 19
Hasil penelit ian ini menunj ukkan bahwa, pelaksanaan kebij akan pemerint ah dalam me- ngent askan masalah kemiskinan di NTB kurang ef ekt if , disebabkan oleh beberapa f akt or, yak- ni f akt or int ernal dan f akt or ekst ernal. Per t a-
ma, f akt or int ernal adalah adanya budaya ma-
syarakat yang suka menerima bant uan dan t ing- kat pendidikan masyarakat miskin yang sangat rendah. Kedua, f akt or ekst ernal adalah belum adanya payung hukum dan kebij akan pemerin- t ah yang komprehensif unt uk menyelesaikan masalah kemiskinan sert a ment al birokrat yang masih memandang masalah kemiskinan sebagai ” proyek” dan bant uan,
9
sehingga belum ada st rat egi yang j elas dalam menyelesaikan masa- lah kemiskinan.
Berdasarkan hasil wawancara penelit i de- ngan responden dan inf orman kemudian di-ana- lisis bahwa akar masalah kemiskinan di Provinsi berikut . Fakt or budaya, yakni adanya budaya di masyarakat yang t urun t emurun, sebagai ke- luarga miskin, sehingga anak ket urunannya ke- banyakan menj adi miskin, yang disebabkan oleh rendahnya penget ahuan dan pendidikan masyarakat miskin. Fakt or pendidikan, rendah- nya kualit as Sumber Daya Manusia masyarakat miskin. Rat a-rat a penduduk miskin hanya ber- pendidikan SD bahkan t idak pernah sekolah sa- ma sekali, hal ini dit andai dengan masih t inggi- nya angka but a aksara di Nusa Tenggara Barat . Tingginya angka but a aksara memberikan kon- t ribusi pent ing bagi t ingginya angka kemiskinan dan sulit nya penyelesaian masalah kemiskinan. Fakt or ekonomi, masih t erbat asnya lapangan kerj a dan lapangan kerj a bert umpu pada sek- t or pert anian, hal ini didukung oleh rendahnya ket rampilan yang dimiliki oleh masyarakat mis- kin sebagai akibat rendahnya kwalit as pen- didikan mereka.
Fakt or moral, ment al pej abat dan biro- krat yang memandang masalah kemiskinan se- bagai “ proyek” dan bant uan, sehingga dana t ent ang kemiskinan t idak sampai pada sasaran secara ut uh dan salah sasaran. Fakt or polit ik 9 Sadj ij ono, “ Penyimpangan dal am Penegakan Hukum di
Indonesi a” , Yur i di ka, Maj al ah Il mu Hukum, Vol 20, No 2
dan kebij akan. Kebij akan Pemerint ah baik pe- merint ah pusat maupun pemerint ah daerah be- lum t erint egrasi dan komprehensif baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pemant auan mau pun dalam evaluasi program pengent asan ke- miskinan. Kebij akan pemerint ah lebih bersif at sesaat , spo-radis dan t idak unt uk menyelesai- kan kemiskinan dalam j angka panj ang sepert i BLT dan Raskin, sehingga dalam pelaksanaanya masih t erdapat yang salah sasaran sepert i da- lam penyaluran Raskin dan BLT. Pol it i cal wi l l pemerint ah masih kurang dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. Pol it i cal wi l l pemerint ah masih rendah dengan belum adanya Pemerint ah Daerah sebagai payung hukum dalam penanggu- langan masalah kemiskinan.
Oleh karena it u, berdasarkan uraian di at as, f akor ut ama yang menj adi akar masalah kemiskinan di NTB disebabkan oleh karena; f ak- mang sej ak awal miskin, dan sulit unt uk keluar dari kemiskinannya, kedua adalah f akt or pendi- dikan dan ket iga f akt or kebij akan pemerint ah yang kurang t epat sasaran dan belum adanya kemauan yang serius dari pemerint ah unt uk menyelesaikan masalah kemiskinan.
Model Kebij akan Pemerint ah Daerah dalam Menangani Masalah Kemiskinan
Beberapa perat uran perundang-undangan yang dibuat oleh pemerint ah baik pemerint ah pusat maupun pemerint ah daerah belum se- cara khusus mengat ur masalah kemiskinan da- lam suat u UU. Oleh karena it u, UU yang secara khusus mengat ur keberpihakan secara riil un- t uk menyelesaikan masalah kemiskinan baik dari aspek anggaran, perencanaan, evaluasi da- lam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan, yang ada baru Perat uran Presiden t ent ang Per- cepat an Penanggulangan Kemiskinan. Sement a- ra it u, di Provinsi Nusa Tenggara Barat belum ada Perda yang secara khusus mengat ur t en- t ang Penanggulangan Kemiskinan. Pemerint ah Daerah baru membent uk t im koordinasi pe- nanggulangan kemiskinan, berdasarkan amanat dari pemerint ah pusat melalui Perat uran Pre- siden dan Perat uran Ment eri Dalam Negeri.
20 Jurnal Dinamika Hukum
empo-wer ment at au t o empower dit erj emah-
Pember dayaan, Konsep, Kebi j akan dan Impl ement asi ,
Berdasarkan beberapa pengert ian pem- berdayaan di at as, dapat disimpulan bahwa pemberdayaan (empower ment ) adalah suat u upaya membuat sesuat u (subyek at au obyek) yang t idak berdaya menj adi berdaya dalam menghadapi at au melaksanakan sesuat u hal t ert ent u. Kat a pemberdayaan (empower ment ) adalah upaya unt uk membangun daya (ma- syarakat ) dengan mendorong, memot ivasi dan 10 A. M. W. Pranarka dan Vi dhyandika Moel j ar t o, 1996,
unt uk menggambarkan keadaan sepert i yang diinginkan individu. Dalam keadaan t ersebut , masing-masing individu mempunyai pilihan dan kont rol di semua aspek kehidupan sehari-hari- nya sepert i pekerj aan mereka, akses t erhadap sumber daya, part isipasi dalam proses pem- buat an keput usan sosial dan lain sebagainya.
be having or bei ng given power t o inf l uence or cont r ol …” . Ist ilah pemberdayaan sering dipakai
dalam t ulisannya t ent ang Pemberda- pa pengert ian pemberdayaan dengan menset ir beberapa pendapat sebagai berikut . Pemberda- yaan sering disamakan dengan perolehan ke- kuat an dan akses t erhadap sumber daya. Ro- bert Dahl, kekuat an menyangkut kemampuan pelaku unt uk mempengaruhi pelaku kedua. Oleh karena it u pemberdayaan, “ … woul d have
10
A. M. W. Pranarka dan Vidhyandika Moel- j art o
kan sebagai pemberdayaan dan memberdaya- kan.
Vol . 12 No. 1 Januari 2012
Sebagai upaya percepat an penanggulang- an kemiskinan dan pengangguran, pada 2009, Pemerint ah menerbit kan Perpres Nomor 13 Ta- hun 2009 t ent ang Koordinasi Pe-nanggulangan Kemiskinan. Dalam perpres t ersebut , t elah di- t et apkan kebij akan penanggulangan kemiskinan yang dikonsolidasikan menj adi 3 kelompok pro- gram penanggulangan kemiskinan, kemudian di keluarkan Perat uran Presiden Nomor 15 Tahun 2010 t ent ang Percepat an Penanggulangan Ke- miskinan.
ment , yang mengandung art i perbuat an at au
diart ikan sebagai memberi kekuasaan, meng- alihkan kekuat an at au mengalihkan ot orit as ke pihak lain. Sedangkan dalam pengert ian kedua, diart ikan sebagai upaya unt uk memberi ke- mampuan at au keberdayaan. Kat a pemberda- yaan dalam Bahasa Inggris adalah empower -
abi l t y t o or enabl e. Dalam pengert ian pert ama
yang pert ama adalah t o give power or aut ho-
wer ” mengandung dua pengert ian, pengert ian
Konsep di at as sej alan dengan konsep dan t erori pemberdayaan, menurut Meriam Webst er dalam Oxf or d Engl i sh Di ct ionar y kat a “ empo-
an kemiskinan berbasis pemberdayaan masya- rakat yang t erdiri at as program-program yang bert uj uan unt uk mengembangkan pot ensi dan memperkuat kapasit as kelompok masyarakat miskin unt uk t erlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat . Ket i ga, Kelompok program pe- nanggulangan kemiskinan berbasis pemberda- yaan usaha ekonomi mikro dan kecil t erdiri at as program-program yang bert uj uan unt uk mem- berikan akses dan penguat an ekonomi bagi pe- laku usaha berskala mikro dan kecil.
Kedua, Kelompok program penanggulang-
Sebagai suat u langkah kinerj a dari proses percepat an penanggulangan kemiskinan, Tim Nasional Percepat an Penanggulangan Kemiski- nan (TNP2K) berupaya mengembangkan para- digma dalam proses penanganan penanggula- ngan kemiskinan yang sif at nya sekt oral, guna mengarah pada pola penanganan yang bersif at mult isekt oral. Proses koordinasi yang dibangun ram penanggulangan kemiskinan t ersebut ber- dasarkan segment asi masyarakat miskin peneri- ma program sebagai berikut . Per t ama, Kelom- pok Program Penanggulangan kemiskinan ber- basis bant uan dan perlindungan sosial yang t er- diri at as program yang bert uj uan unt uk melaku- kan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, sert a perbaikan kualit as hidup masyara- kat miskin.
akt if it as yang menj adikan sesuat u mampu un- t uk memiliki kekuat an at au daya, yait u me- ngandung art i kekuat an, berdaya, t enaga. Di sinilah let ak isi kandungan art i yang dimaksud adalah dari t i-dak berdaya at au kurang berdaya menj adi berdaya. Dalam bahasa Indonesia, kat a Anal isis Hukum t er hadap Ef ekt ivi t as Pel aksanaan Kebij akan Pemer int ah dal am Pengent asan Kemiskinan … 21
membangkit kan kesadaran akan pot ensi yang dimilikinya sert a berupaya unt uk mengembang- kannya. Memberdayakan masyarakat berart i upaya unt uk meningkat kan harkat dan mart a- bat lapisan masyarakat yang dalam kondisi t i- dak mampu unt uk melepaskan diri dari perang- kat kemiskinan dan ket erbelakangan. Dengan kat a lain memberdayakan adalah memampu- kan dan memandirikan masyarakat .
. Roscoe Pound menggunakan ist ilah “ soci al engi -neer ing dengan ist ilah rekayasa so- sial. Sepert i halnya semua j enis engi neer i ng, “ soci al engi neer i ng harus memperhat ikan ham- bat an-hambat an yang mungkin dit umbuh-kan oleh mat eri yang digarap, kesulit an unt uk me- ngubah kebiasaan yang sudah berakar secara mendalam biasanya adalah disebabkan karena dana yang t ersedia t erbat as unt uk membiayai sesuat u program yang t erencana.
Sement ara it u, j umlah prosent asi orang yang but a aksara sekit ar 19, 9% at au 20%, dari penduduk sebanyak 3 j ut a yang berusia 15 t a- hun ke at as at au sekit ar 600. 000 orang but a aksara dari j umlah penduduk yang ada. Pada wakt u pendat aan but a aksara t ernyat a sekit ar 417. 000 yang but a aksara” . Berdasarkan In- deks Pembangunan Manusia (IPM), NTB masuk ke dalam urut an ke-32 dari 33 provinsi. Ren- dahnya IPM salah sat unya disebabkan oleh ka- rena angka but a aksaranya yang sangat t ing- gi’ ’ . Apabila dilihat dari dari ukuran lain, mi- salnya ukuran ekonomi secara nasional NTB menduduki urut an ke-9, bahkan NTB pernah 13 Wawancar a dengan Soedaryant o, dan l ihat j uga, Soe-
Soedaryant o di at as, t erlihat bahwa pemerin- t ah daerah belum melakukan evaluasi yang me- nyeluruh t ent ang penyelesaian masalah ke- miskinan.
13 Apa yang dij elaskan oleh
mengurangi angka kemiskinan. Di ant aranya de- ngan pencanangan gerakan 3 A, yait u angka ke- mat ian ibu nol (Akino), angka but a aksara nol (Absano) dan angka dropout nol (Adono). Pada t ahun 2009, angka kemiskinan di NTB sekit ar 22, 78% dari j umlah penduduk sekit ar 4. 000. 300 penduduk. Jadi ada sekit ar 1. 009. 352 penduduk miskin di NTB. Terkait dengan st rat egi penuru- nan angka kemiskinan Soedaryant o menj elas- kan bahwa “ Bila rat a-rat a keluarga isinya 4 orang, maka ada 250. 000 KK miskin di NTB. Sement ara di NTB sendiri t erdapat 955 desa, apabila dibulat kan 1000 desa. Maka diset iap desa ada sekit ar 250 KK miskin dengan pemba- gian 250. 000 dibagi 1000. “ Keinginan mengura- ngi kemiskinan sekit ar 2%/ t ahun belum t erca- pai, baru dilakukan penurunan sekit ar 1%” . Le- bih lanj ut Soedaryant o menj elaskan bahwa apabila 250 KK dihabiskan dalam wakt u 10 t a- dapat dilakukan 25 KK/ t ahun/ desa, ” Sayang it u belum bisa t ercapai” Timbul pert anyaan, ke- napa 25 KK yang miskin dan diket ahui nama sert a alamat nya, belum bisa dit unt askan? “ Ini yang sedang menj adi permasalahan dan akan dicari solusinya, ” .
Impl ikasi Kesadaran HAM, Kaj ian dal am Pr espekt i f Gl obal )” , Masal ah-Masal ah Hukum, Edi si IV/ Januari - Maret 1999. 12 Ruhadi , dan Adam, “ Penanggul angan Kemi skinan Me- l al ui Pemberdayaan Masyar akat ” , Jur nal Pendi di kan Se- r ambi , Maret 2008 Vol 5 No 2. Sadj ij ono, op. ci t , Dyah Wij ani ngsih, “ Perubahan Sosi al dan Hukum (Dal am An- cangan dan Pemikiran)” , Jur nal Hukum, Vol ume 14 No.
Unt uk mengurangi angka kemiskinan Di NTB, ada berbagai upaya t elah dan akan dilaku- kan oleh Pemerint ah Daerah Provinsi NTB unt uk 11 FX. Adj i Samekt o, “ Pemberdayaan Masyar akat Sebagai
12
Pemberdayaan hukum t idak dapat dile- paskan dari f ungsi hukum sebagi inst rumen un- t uk melakukan rekayasa sosial ( soci al engineer -
yang demikian ini hukum hanya mempert ahan- kan saj a apa yang t elah menj adi sesuat u yang t et ap dan dit erima dalam masyarakat at au hu- kum sebagai penj aga st at us quo, t et api di luar it u hukum masih dapat menj alankan f ungsinya yang lain, yait u dengan t uj uan unt uk meng- adakan perubahan-perubahan di dalam masya- rakat ,
11
sebagai sarana unt uk melakukan rekayasa so- sial. Sebagai sarana kont rol sosial, hukum ber- t ugas unt uk menj aga agar masyarakat t et ap berada di dalam pola t ingkah laku yang t elah
t ama sebagai sarana kont rol sosial dan kedua
rankan oleh hukum di dalam masyarakat . Per -
i ng). Ada dua f ungsi ut ama yang dapat dipe-
daryant o, KPM Ibar at Berl ian June 2, 2010, Beri t aRead More, di ak-
22 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 1 Januari 2012
menduduki urut an ke-4. Sement ara unt uk umur harapan hidup NTB masih menduduki urut an ke-33, t et api t ingkat kenaikan harapan hidup sekit ar 0, 04%/ t ahun dari t rend yang dicat at BPS. Saat ini, NTB berupaya menggenj ot angka but a aksara dari 80% menj adi 90-95% dalam wakt u yang cepat , karena t anpa it u, NTB t et ap diurut an ke-32 at au 33.
14 Guna menyelesaikan berbagai masalah
kemiskinan di at as, pemerint ah provinsi NTB saat ini mengeluarkan kebij akan ant ara lain: kebij akan pembangunan yang pro pert umbu- han, sepert i pengembangan agribisnis sapi me- lalui Bumi Sej ut a Sapi, agribisnis j agung, dan pengembangan kawasan agropolit an rumput laut yang mana ket iga program it u disebut de- ngan program PIJAR. Ada j uga program pencip- t aan 100. 000 wirausaha baru dan 2000 koperasi berkualit as dan kebij akan pro rakyat miskin dikan dan pelayanan kesehat an grat is bagi masyarakat miskin dengan memberikan beasis- wa bagi siswa miskin dan j aminan kesehat an masyarakat miskin. Target penurunan angka kemiskinan dalam RPJM NTB t ahun 2009-2013 dari 23, 40% pada 2008 menj adi 14% t ahun 2013. Secara angka j umlah bant uan sosial dalam AP- BD Tahun 2008 men-capai Rp. 112. 518. 967. 784, t ahun 2009 sebesar Rp. 91. 480. 480. 742, dan pa- da 2010 sebesar Rp. 113. 201. 381. 153. 91.
t idak berart i seluruhnya merupakan anggaran unt uk kemiskinan karena kebanyakan berupa anggaran bant uan kepada lembaga, dan belum ada evaluasi korelasi j umlah anggaran bant uan sosial dengan penurunan j umlah penduduk mis- kin. Tingginya angka kemiskinan, penganggur- an dan kesenj angan sosial menj adi salah sat u isu st rat egis yang harus diselesaikan oleh Pe- merint ah Provinsi NTB, sehingga salah sat u t erobosannya adalah dengan melakukan cost
shar i ng anggaran Jaminan Kesehat aan Masya-
rakat (Jamkesmas) di Provinsi NTB mencapai Rp. 9. 035. 280. 000, dengan sasaran 301. 176 j i- wa. Sement ara dana alokasi unt uk beasiswa kepada siswa miskin pada t ahun 2009, dengan 14 Ibi d. alokasi siswa SD/ MI=Rp. 30. 000/ orang/ bulan kepada 246. 687 orang siswa miskin, SMP/ MTs= Rp. 48. 000/ orang sej umlah 44. 322. 624 kepada 76. 949 siswa miskin, SMA/ MA sebanyak Rp.
40. 563. 900. dengan sasaran 52. 005 siswa mis- kin. Sehingga t ot al dana beasiswa mencapai Rp. 86. 731. 092. 000. Pada t ahun 2011, Pemerin- t ah Provinsi NTB t elah menyusun rencana Prog- ram Penanggulangan Kemiskinan dalam bent uk program Absano (Angka But a Aksara Nol) de- ngan biaya 10. 000. 000000 (sepuluh milyar ru- piah) dengan sasaran 25. 000 orang warga but a aksara di 50 kecamat an di Provinsi NTB, prog- ram Bumi Sej ut a Sapi dengan alokasi dana 5. 000. 000. 000 (lima milyar rupiah) dengan sa- saran 400 orang unt uk peningkat an pendapat - an dan membuka lapangan kerj a baru, program Wirausaha baru di 10 Kabupat en dengan angga- ran 2. 500. 000. 000 unt uk membuka lapangan ram j alan poros desa di kecamat an Wera 2. 000. 000. 000 (dua milyar rupiah) unt uk aksesibilit as barang dan j asa di kecamat an Wera.
Beberapa model kebij akan yang ef ekif yang dit awarkan sebagai solusi dalam me-ye- lesaikan masalah kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut . Per t a-
ma, dalam menyelesaikan masalah kemiskinan
secara komprehensif Pemerint ah Daerah dan pihak t erkait harus memulai dari memahami akar masalah masyarakat miskin sesuai dengan karakt er dan segmen masing-masing dengan didasarkan pada dat a dan pemet aan yang valid t ent ang kemiskinan. Kedua, Pemerint ah Daerah harus menyusun st rat egi penanganan masalah kemiskinan secara komprehensif sesuai dengan
15 Jumlah anggaran bant uan sosial t ersebut
cl ust er masalah kemiskinan yang dihadapi oleh
masyarakat miskin. Ket i ga, paradigma pena- nganan masalah kemiskinan oleh pemerint ah t idak lagi berparadigma ” proyek” dan bant uan harus di-rubah dalam bent uk paradigma pem- berdayaan, karena sesungguhnya masyarakat miskin merupakan masyarakat yang t idak ber- daya unt uk dapat keluar dari kungkungan ke- miskinannya. Hal ini kemudian perlu didukung oleh paradigma memanusiakan manusia ma- Anal isis Hukum t er hadap Ef ekt ivi t as Pel aksanaan Kebij akan Pemer int ah dal am Pengent asan Kemiskinan … 23
syarakat miskin agar dapat keluar dari kemis- kinannya.
pemerint ah t ermasuk pemerint ah daerah. Se- bagai cont oh dapat digambarkan dalam diag- ram berikut ini.
16 Keempat , unt uk menunj ang paradigma
harus mampu merespon kebut uhan dan menj a- wab permasalahan masyarakat miskin sebagai- mana diungkapkan oleh Nonet dan Selznik t en- t ang hukum yang responsif .
13 Tahun 2009 dibagi dalam 3 klust er. Kl ust er
Sumber : Makal ah Soedar yant o, Kepal a BPM Pr ovi nsi NTB
nan Di NTB, berit a =434, 7 Agust us 2011. Bandi ngkan dengan Kani a Damayant i, “ Kebij akan Asuransi Kesehat an Unt uk Rak- yat Mi skin” , Jur nal Il mu Admi ni st r asi Vol V No 1 Maret
masyarakat unt uk meningkat kan kemampuan dan pendapat an masyarakat miskin dengan 17 Badrul Munir , 2011, St r at egi Penanggul angan Kemi ski -
Kl ust er 2: dit uj ukan kepada kelompok
pengeluaran bagi masyarakat miskin, sepert i penyaluran beras bersubsidi (raskin), bant uan langsung t unai (BLT), program keluarga hara- pan (PKH), dan Jamkesmas.
1: dit uj ukan t erut ama unt uk mengurangi beban
Upaya penanggulangan kemiskinan di at as, sesuai dengan Keput usan Presiden Nomor
Berdasarkan hasil kaj ian ini muncul ha- rapan agar dapat mengubah keadaan masya- rakat miskin dan memut uskan rant ai kemis- kinan, yait u ant ara lain dengan pendidikan gra- t is bagi anak-anak dari keluarga miskin, ke- mudian memberikan pelat ihan sesuai dengan kebut uhan dan sumber daya yang ada pada ma- syarakat miskin. Di samping it u j uga dengan memberikan bant uan modal unt uk usaha, ban- t uan pendampingan bagi set iap program dan bant uan yang diberikan oleh pemerint ah. Khu- sus bagi masyarakat yang sudah lansia dan t i- dak produkt if pemerint ah harus memberikan j aminan sosial yang permanen, sebagaimana amanat konst it usi UUD 1945, dan t idak dibiar- kan menj adi penyakit masyarakat t et api harus menj adi t anggung j awab negara dalam hal ini 16 Lincol i n Arsyad, “ Memahami Masal ah Kemi skinan di In-
memaparkan 4 (Empat ) pilar st rat e- gis penanggulangan kemiskinan di NTB dengan menggunakan model klast er. St rat egi t ersebut meliput i; perlindungan dan bant uan sosial ber- basis rumah t angga; pemberdayaan masyarakat berbasis Kelompok masyarakat (POKMAS); Pe- ngembangan Usaha UMKM berbasis unit usaha: sert a Program Pendukung berbasis wilayah, se- lanj ut nya dapat diuraikan pada diagram berikut ini.
memanusiakan manusia dan memberikan hak yang layak kepada masyarakat miskin, maka dalam pelaksanaannya harus dit angani secara khusus oleh orang at au lembaga yang memiliki kapasit as khusus dan t idak lagi dilakukan oleh dinas at au lembaga yang sudah ada dan ber- sif at rut init as. Kel ima, perlu perubahan para- digma kepada masyarakat miskin yang mene- rima bant uan, dengan memberikan pemahaman dan pe-nyadaran bahwa bant uan pemerint ah hanya bersif at st imulus, bukan unt uk menyele- saikan masalah kemiskinan secara menyeluruh, karena hakekat penyelesaian masalah ada pada masyarakat miskin it u sendiri. Keenam, st rat egi kebij akan hukum dengan membuat Perda yang khusus menangani masalah kemiskinan, agar luruh, bert ahap, t erencana dan t idak sporadis. Hal ini dilakukan sej alan dengan konsep hukum sebagai alat unt uk merubah masyarakat (a t ool
Sement ara it u, Wakil Gubernur NTB, Bad- rul Munir
INTERVENSI
Diagram 2 : Model Int ervensi Penanganan Ma- salah Kemiskinan di NTB Berda- sarkan Klust er SANGAT M ISKIN 472.371 jw/ 96.444 RTS M ISKIN 874.250 jw / 255.728 RTS HAM PIR M ISKIN 487.501 jw/ 207.108 RTS 605.887 RTS (52%) GAK M ISKIN Cluster II: PEM BERDA YAAN Cluster III:PR EKONOM I PODUKTIF Cluster I : BANSOS & JAM SOS X X
of soci al enginer i ng) dan hukum yang dibuat
donesia” , Jur nal Ekonomi dan Bi sni s Indonesi a No. 1 Ta-
17
24 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 1 Januari 2012
yang cukup berhasil adalah DASI NTB. Program
St rat egi Penanggulangan Kemiskinan
pemberdayaan ini perlu dicont oh oleh Peme-
Peme-
rint ah baik pemerint ah pusat maupun peme-
rint ah
rint ah daerah unt uk memberdayakan dan me- nyelesaikan masalah kemiskinan secara menye-
Pemenuhan hak dasar Duni a Masya- Per lindung-
19 Usaha rakat luruh . an Sosial beban hidup an & Bant u- Pengur angan
Klaster
Unt uk mempercepat pelaksanaan pe-
AKTOR
1 (Ber basis r u- Peningkat an mah t angga kualit as hidup masyar akat nanggulangan kemiskinan di Provinsi NTB, Gu- bernur t elah mengeluarkan Keput usan Guber- Pember da Pengembang-an syar akat yaan Ma- pot ensi nur Nomor 358 Tahun 2010 t ent ang Pembent uk- PENURUNAN Penguat an ka-
2 (Ber basis an Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan pasit as Pokmas POKMAS) TINGKAT
(TKPK) Provinsi Nusa Tenggara Barat . Keput us- Pengemban Penguat an akses KEMISKINAN gan Usaha modal Pengembangan an Gubernur ini didasari dengan pert imbangan
3 UMKM (Ber-
Usaha) basis Unit Per luasan akses indust r i olahan bahwa penanggulangan kemiskinan melalui pasar bant uan sosial, pemberdayaan masyarakat ser-
DANA Por gr am t a pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan Pendu- Peningkat an 4 ekososbud kung kecil perlu dilakukan secara sist emat is, t eren-
APBN, APBD (Ber basis Pemaduser asi an wilayah CSR, Wilayah) cana dan bersinergi ant ara pemerint ah, dunia
20 Dana Masyarkat usaha dan masyarakat .
ret arisnya Kepala Bappeda dan anggot anya da- lam berbagai kelompok kerj a yang berisi SKPD
Sumber : Pusat Dat a dan Inf or masi Pr ovi nsi NTB
dan st akeholder t erkait . Menurut penulis, t im ini akan sulit berj alan secara opt imal unt uk mengopt imalkan pot ensi yang mereka miliki menyelesaikan masalah kemiskinan, mengingat melalui inst rumen PNMP mandiri, yait u PNPM- personel at au pej abat yang t erlibat adalah pe- Mandiri Pedesaan, P2SPP, Perkot aan, PISEW, j abat Eselon II dan Eselon III di Provinsi Nusa Daerah Tert inggal dan Khusus, PUAP, Kelaut an
Tenggara yang memiliki kesibukan yang luar dan Perikanan, dan Generasi. Kl ust er 3: dit uj u- biasa. Mest inya Tim ini harus dibuat secara kan bagi mereka yang sudah memiliki mat a khusus yang t ugas dan f ungsinya j uga khusus pencaharian at au usaha yang cukup unt uk da- dengan diisi oleh orang-orang yang kompet en, pat membiayai kebut uhan dasar mereka, pe- prof esional, dan memiliki j iwa dan nurani un- nyediaan modal at aupun peningkat an kapasit as t uk mengat asi masalah kemiskinan secara j u- melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat ) yang dikoor- j ur. dinir oleh LKM (Lembaga Keuangan Mikro) se-
Tim dapat dibuat secara permanen at au pert i Bumdes, Koperasi, Lumbung Desa, dan
18