PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL

  

PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI

MAHASISWA PPL

  Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA dan SMK di Kabupaten Sleman

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh :

  

EPIFANIA PRABANINGRUM

021334 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki yang kamu inginkan,

Seandainya Sudah, apalagi yang harus diinginkan.

Bersyukurlah bahwa kamu tidak tahu sesuatu karena itu memberimu kesempatan

untuk belajar.

  

Bersyukurlah untuk masa sulit karena di masa itulah kamu tumbuh

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu karena itu memberi kesempatan untuk

berkembang

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru karena itu yang akan membangun

kekuatan dan kepribadianmu

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat karena itu merupakan pelajaran

yang amat berharga

Bersyukurlah karena rasa syukur dapat mengubah hal-hal negatif menjadi

positif

(Cak Nurchabib SCTV 2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini aku persembahkan untuk : Bapakku tercinta Antonius Suradjiya Ibuku tercinta Purwatiningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL

  Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA dan SMK di Kabupaten Sleman Epifania Prabaningrum

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (2) perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (4) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan; (5) perbedaaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau pengalaman membimbing; (6) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan; (7) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (8) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan

  Penelitian dilaksanakan di SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Sleman pada bulan Mei 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 110 guru. Sampel penelitian berjumlah 91 guru. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji Oneway Anova dan T-test .

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing (F hitung = 3,470> F tabel = 3,101); (2) ada perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t

  =7,902> t =1,990); (3) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap

  hitung tabel

  kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing (F hitung = 3,324> F tabel = 3,101); (4) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =3,202> t tabel =1,990);(5) ada perbedaaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing (F =3,757> F = 3,101);

  hitung tabel

  (6) ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =3,329> t tabel =1,990); (7) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (F = 3,239> F = 3,101) (8) ada

  hitung tabel

  perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =2,702 > t tabel =1,990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF SUPERVISOR TOWARDS THE COMPETENCE OF

STUDENTS TEACHING PRACTICE

  A Case Study on SMA and SMK teacher’s in Sleman Regency Epifania Prabanimgrum

  Sanata Dharma University 2007

  The purposes of this research are to know: (1) the difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (2) the difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the level education; (3) the difference of the supervisor’s perception toward students personal competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (4) the difference of the supervisor’s perception toward students competence the personal based on the level education; (5) the difference of the supervisor’s perception toward students social competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (6) the difference of the supervisor’s perception toward students competence social competence based on the level education; (7) the difference of the supervisor’s perception toward students profesional competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (8) the difference of the supervisor’s perception toward students profesional competence based on the level education.

  This research was conducted on most of SMA and SMK in Sleman Regency during Mei 2007. The method of data collection was questionnaire. The population of this research was 110 teachers. The samples of this research were 91 teachers. The technique of sampling taking samples was purposive sampling. The technique of data analysis was anova and t-test.

  The results of the research are: (1) there is difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the exprerience in guiding teaching practice (F account = 3,470> F table = 3,101); (2) there is difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the level education (t account =7,902> t table = 1,990); (3) there is difference of the supervisor’s perception toward students personal competence based on the exprerience in guiding teaching practice (F = 3,324> F = 3,101); (4) there is difference of the

  account table

  supervisor’s perception toward students competence the personal based on the level education (t account =3,202> t table = 1,990); (5) there is difference of the supervisor’s perception toward students social competence based on the exprerience in guiding teaching practice (F account = 3,757> F table = 3,101); (6) there is difference of the supervisor’s perception toward students competence social competence based on the level education (t account =3,329> t table = 1,990;(7) there is difference of the supervisor’s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Drama, Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  4. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Ibu Cornelio Purwantini, Spd., MSi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skipsi ini.

  6. Ibu B. Indah Nugraheni, S. Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  7. Bapak Ibu guru di SMA,SMK negeri dan swasta se Kabupaten Sleman yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Kedua orang tuaku (Babe Anton Suradjiya dan ibu Purwatiningsih) yang dengan sabar memberikan dorongan, nasehat dan selalu berdoa untuk penulis.

  9. Kakakku (Cek may) dan adikku ( Tole)

  10. Temen-temen di bulan oktober Lusi, Kriwol, Bowo, Boim, Mumun, Erma, Yuni akhirnya kita dapat melewati semuanya

  11. Sobat-sobatku She’ska, Tea-us, Kris-sum, Elly, Dhita, Dina

  12. Temen-temen PAK 2002, Wiwin, Iin, Bulan, Indri, Imas, Dewa, April, Goris, Eri, Yoyok, Duwi, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa kalian dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung

  Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

  Yogyakarta, Oktober 2007 Penulis Epifania.P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  D. PPL…….………………………………………………… E. Mahasiswa PPL…….…………………………………….

  H. Kerangka Berpikir…….………………………………….

  31 G. Pengalaman Membimbing…….………………………….

  28

  26

  25

  24

  14

  13

  6

  9

  F. Tingkat Pendidikan…….………………………………...

  Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….

  HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. i ii iii iv v MOTTO…………………………………………………………………...

  B. Guru Pamong…….……………………………………….

  A. Pengertian Persepsi ……………………………………...

  7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………...

  6

  5

  1

  1

  BAB I A. Latar Belakang Masalah…………………………………. B. Rumusan masalah…….………………………………….. C. Tujuan Penelitian………………………………………… D. Manfaat Penelitian………………………………………..

  DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… PENDAHULUAN……………………………………………

  DAFTAR ISI……………………………………………………………… DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi xviii

  KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi vii viii ix xi

  ABSTRACT………………………………………………………………..

  HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….. ABSTRAK………………………………………………………………..

  C. Kompetensi Guru…….…………………………………..

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….

  41

  41 A. Jenis Penelitian…………….……………………………..

  41 B. Subjek dan Objek Penelitian……………….…………….

  41 C. Waktu dan Tempat Penelitian…….……………………...

  42 D. Populasi dan Sampel…….……………………………….

  44

  45 E. Variabel penelitian dan Pengukuran…….……………….

  48 F. Kisi-kisi kuesioner………………………………………..

  51 G. Uji Instrumen penelitian…..……………………………...

  51 H. Teknik Pengumpulan Data……………………………….

  52 I. Teknik Analisis Data……………………………………..

  53 1. Pengujian Normalitas dan Homogenitas…………….

  2. Pengujian Hipotesis………………………………… BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………….

  57 A. Deskripsi Data…………………………………....

  58 1. Deskripsi Responden Penelitian……………...

  58 a. Tingkat Pendidikan Guru………………...

  58 b. Pengalaman Membimbing……………......

  59

  2. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pedagogik…………….................

  60

  3. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap

  64 kompetensi pribadi…………….......................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  71

  5. Persentase Guru Pamong terhadap kompetensi professional……………...............

  75 B. Analisis Data……………………………………..

  75

  1. Pengujian Prasyarat Analisis…………………

  75 a. Uji Normalitas…………………………...

  76 b. Uji Homogenitas………………………...

  78 2. Pengujian Hipotesis…………………………..

  a. Hipotesis Pertama (perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman

  78 membimbing)…………………………….

  b. Hipotesis Kedua (perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik ditinjau 79 dari tingkat pendidikan)

  ……………………………………………

  c. Hipotesis Ketiga (perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi 80 ditinjau dari pengalaman membimbing)

  ……………………………………………

  d. Hipotesis Keempat (perbedaan persepsi

  81 guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan)

  ……………………………………………

  e. Hipotesis kelima (perbedaaan persepsi

  83 guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing)…………………………….

  84

  f. Hipotesis Keenam (perbedaan persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  85

  g. Hipotesis Ketujuh (perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing)

  86

  h. Hipotesis Kedelapan (Perbedaan perbedaan persepsi guru pamong PPL 88 terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan………………………………..

  88 C. Pembahasan……………………………………… 1. persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman

  91 membimbing………………………………… 2. persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik

  94 ditinjau dari tingkat pendidikan)

  ……………………………………………….

  3. persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari pengalaman 97 membimbing)………………………………..

  4. persepsi guru pamong terhadap kompetensi

  99 pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan

  ………………………………………………..

  5. persepsi guru pamong terhadap kompetensi 101 sosial ditinjau pengalaman membimbing………………………………….

  6. persepsi guru pamong PPL terhadap 104 kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan……………...

  7. persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa 106 praktikan ditinjau dari pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing………………………………….

  BAB V PENUTUP…………………………………………………… 110 A. Kesimpulan ……………………………………………… 111 B. Saran-saran………………………………………………. 111 112 C. Keterbatasan……………………………………………... DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….............. 113 LAMPIRAN……………………………………………............................. 115

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Tempat penelitian…………………………………...

  65

  Terhadap Kompetensi Pedagogik ditinjau dari Pengalaman Membimbing……………………………………………….

  43

  49

  58

  58

  59

  61

  61

  62

  65

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Homogenitas Pengalaman Membimbing……………………………………………….

  66

  69

  69

  70

  72

  73

  74

  76

  77

  77

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru PamongTabel 4.16 Hasil Pengujian Homogenitas Tingkat Pendidikan………...Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Validitas………………………………...Tabel 4.7 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan…..Tabel 4.0 Sebaran Responden Penelitian……………………………..Tabel 4.1 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan………..Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Pengalaman Membimbing...Tabel 4.3 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogoik mahasiswa PPL………………………………..Tabel 4.4 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat

  pendidikan……….………………………….……………...

Tabel 4.5 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau pengalaman

  membimbing………………………….……………………

Tabel 4.6 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL…………………………………….Tabel 4.8 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalamanTabel 4.15 Hasil Pengujian Normalitas………………………………...

  membimbing……………………………………………….

Tabel 4.9 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL……………………………………...Tabel 4.10 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan……Tabel 4.11 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman

  membimbing………………………………………………..

Tabel 4.12 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL………………………………..Tabel 4.13 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat

  pendidikan………………………………………………….

Tabel 4.14 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman

  membimbing………………………………………………..

  79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong

  Terhadap Kompetensi Pedagogik ditinjau dari Tingkat Pendidikan…………………………………………………

  80 Tabel 4.20 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi ditinjau dari Pengalaman Membimbing……………………………………………….

  81 Tabel 4.21 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi ditinjau dari Tingkat Pendidikan………………………………………………….

  82 Tabel 4.22 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial ditinjau dari Pengalaman Membimbing……………………………………………….

  83 Tabel 4.23 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial ditinjau dari Tingkat Pendidikan………………………………………………….

  84 Tabel 4.24 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesional ditinjau Pengalaman Membimbing……………………………………………….

  85 Tabel 4.25 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesional ditinjau dari Tingkat Pendidikan………………………………………………….

  86 Tabel 4.26 Kesimpulan Hasil Uji Hipótesis menggunakan Anova…….

  87 Tabel 4.27 Kesimpulan Hasil Uji Hipótesis menggunakan T-test……..

  88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  LAMPIRAN 1: Kuesioner LAMPIRAN 2: Pengujian Instrumen Penelitian LAMPIRAN 3: Data Mentah Peneltian LAMPIRAN 4: Pengujian Prasayarat Analis LAMPIRAN 5: Tabel F,Tabel T, Tabel R LAMPIRAN 6: Hasil Pengujian hipotesis LAMPIRAN 7: Surat Izin Penelitian dan Surat Keterangan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan penentu keberhasilan

  pembangunan nasional. Oleh sebab itu, pengembangan sumber daya manusia harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dengan perencanaan yang berorientasi pada masa depan. Salah satu hal yang dilakukan dalam pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan.

  Ada banyak faktor yang berkaitan dengan penentuan kualitas pendidikan yaitu siswa, sarana dan prasarana, kurikulum dan profesionalitas guru. Pada penelitian ini faktor yang menjadi pusat perhatian adalah profesionalitas guru. Guru ialah pendidik yang dalam kesehariannya berinterakasi dan beraktivitas memotivasi, membimbing dan mengarahkan kemajuan siswa sebagai peserta didiknya. Tidak heran kalau kualitas pendidikan di tanah air kita rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas atau sering dikenal dengan kompetensi guru.

  Guru kurang menguasai 4 kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional seperti yang tercantum dalam UU 14 tahun 2005.

  Cukup banyak bukti yang dapat mendukung kesimpulan bahwa mutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pada rentangan 5 sampai 7 saja (kompas, 10 Januari 2005). Hasil ujian akhir menyebabkan pertanyaan besar tentang kualitas guru saat ini.

  Ketidakmampuan guru dalam menguasai kompetensi dasar khususnya tentang kualifikasi guru. Kualifikasi yang diminta oleh SLTP/SLTA tidak cocok dengan kualifikasi yang telah tersedia. Jika dilihat dari kebutuhan bidang studi distribusi penugasan yang tidak merata sehingga mutu akademik guru yang rendah dan aktifitas ilmiah yang jauh dari membanggakan serta kelayakan mengajar yang tidak memadai yang mengakibatkan pada rendahnya profesional guru.

  Menurut sumber kompas, 2 Desember 2004 Input guru di Indonesia sangat memprihatinkan kualitasnya. Data Balitbang Depdiknas (1999) menunjukkan dari puluhan ribu tes calon guru PNS menunjukkan rata-rata skor tes seleksinya sangat rendah dan mutu akademik guru juga memprihatinkan. Data Balitbang Depdiknas (2001) menunjukkan rendahnya mutu akdemik guru SD, SMP, SMA dan SMK di Indonesia.

  Penerapan pada kompetensi yang lain di sekolah guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga pendidik yang harus menerapkan nilai-nilai kependidikan. Di sekolah dan masyarakat seorang guru merupakan tokoh yang pantas diteladani, namun pada kenyataannya masih banyak guru berperan ganda dalam profesinya masih ada guru menjadi makelar, tukang ojek dan lain-lain. Hal ini mempengaruhi kinerja guru. Dan akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan). Dalam proses pembelajaran di LPTK, para calon guru di didik agar bisa menguasai 4 kompetensi dasar sebagai syarat menjadi guru yang profesional.

  Salah satu usaha yang ditempuh oleh LPTK mempersiapkan calon guru yang profesional dengan mata kuliah ajar PPL (Program Pengalaman Lapangan) sebagai pembekalan seperangkat kompetensi yang diperlukan calon guru.

  Program pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukkan profesi kependidikan (Hamalik,2002:171).

  Pelaksanaan PPL, sebagai seorang calon guru tidak hanya dituntut untuk menguasai teori melalui mata kuliah prasyarat saja, tapi calon guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan di dalam dirinya sendiri. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan PPL, perlu diadakan latihan yang bertahap untuk melatih calon guru menjadi guru. Pada awalnya mahasiswa praktikan dipersiapkan melalui PPL I yang meliputi pembelajaran beberapa keterampilan di hadapan teman sendiri dan PPL II mahasiswa belajar di sekolah-sekolah. Pelaksanaan PPL II merupakan mata kuliah wajib. Harapannya adalah untuk menghasilkan calon guru yang profesional di masa mendatang dapat terwujud.

  Mahasiswa praktikan melaksanakan kegiatan program pengalaman lapangan di sekolah kurang lebih selama tiga bulan. Kegiatan PPL II ini dipusatkan pada praktek/latihan lapangan, mulai dari observasi sampai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pembimbing tidak selalu dapat membimbing mahasiswa selama praktek di sekolah dalam kesehariannya sedang guru pamong yang selalu memperhatikan perkembangan mahasiswa praktikan. PPL II ini sebagai sarana bagi mahasiswa yang manfaatnya untuk mengetahui seberapa kemampuan mereka dalam menerapkan teori maupun praktek PPL I yang telah dilaksanakan.

  Dalam penelitian ini, peneliti hanya menyoroti dari sisi guru pamong saja. Alasannya adalah guru pamong sebagai tenaga pendidik dalam sekolah yang paling banyak berhubungan langsung dengan mahasiswa praktikan selama melakukan latihan terbimbing dan latihan mandiri. Guru pamong yang diberi kewenangan untuk menilai, mengkritik, memberikan saran kemampuan mengajar mahasiswa praktikan. Dalam perkembangannya kemampuan mengajar mahasiswa praktikan dalam kesehariannya dipantau, ditentukan dari guru pamong tersebut dengan demikian penilaian yang dilakukan oleh guru pamong berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan mengajar mahasiswa praktikan.

  Mahasiswa praktikan yang sudah diperkenankan untuk melakukan praktek di sekolah dianggap sudah mampu dan berkompeten untuk mendidik, mengajarkan, melakukan tugas-tugas di sekolah selayaknya guru. Menurut guru pamong, para mahasiswa yang memiliki kesiapan terutama dalam segi ketrampilan dan sikap mental, akan dapat tampil secara mantap dan menyakinkan. Begitu pula sebaliknya pada mahasiswa yang tidak memiliki kesiapan baik dari segi keterampilan dan mental akan terlihat pada kondisi kelas saat itu. Kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  gambaran di atas untuk mengetahui kompetensi mengajar mahasiswa praktikan perlu diadakan penilaian berdasar PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP

  

KOMPETENSI MAHASISWA PPL”. Hasil dari penelitian dapat dijadikan bahan

evaluasi guna meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa praktikan.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing?

  4. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan?

  5. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing ?

  6. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing?

  8. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan ?

  C.Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing.

  2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

  3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing.

  4. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

  5. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

  7. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing.

  8. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Mahasiswa PPL Hasil penelitian memberi gambaran tingkat keberhasilan dalam pencapaian kompetensi dasar keguruan dan digunakan sebagai pembelajaran ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.

  2. Bagi Guru Untuk dapat lebih banyak memberikan pendampingan, pembelajarannya dan kritik bagi mahasiswa PPL II agar pelaksanaan sesuai yang diharapkannya.

  3. Bagi LPTK Dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas pelaksanaan PPL secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Bagi penulis Dapat digunakan sebagai informasi seberapa besar kompetensi yang dapat dicapai oleh mahasiswa PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar,

  sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati Mahfudh (1991:73). Sementara menurut Winkel (1998:10) persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang obyek belum berbeda satu dengan yang lain atau kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain, bedasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu (misal ukuran, warna, bentuk). Pendapat lain diungkapkan oleh Walgito (1994:53) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.

  Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Rahmat (1985:64). Sementara Davidoff (1988:232) mengartikan persepsi adalah sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan alat-alat indera kita (penginderaan) untuk ditimbangkan sedemikian rupa sehingga kita menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu. Persepsi itu adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari lainnya (baru ada proses”memiliki” tanggapan). Persepsi diterimanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sarwono (1992:44) persepsi berasal dari pengalaman itu sendiri yang diawali oleh penginderaan yaitu ditangkapnya rangsang-rangsang dari lingkungan oleh alat- alat indera manusia. Selanjutnya, hasil penginderaan yang berupa impuls-impuls disalurkan melalui syaraf-syaraf penginderaan ke sistem syaraf pusat di otak.

  Menurut Walgito (1994:54) bahwa terjadinya proses persepsi adalah jika seseorang melihat objek akan menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik) stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian, taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi merupakan proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu yang diterimanya dengan menggunakan alat indera yang dimilikinya kemudian memberikan gambaran mengenai obyek yang diamati dengan cara pandang bersifat subyektif tergantung pada pengetahuan yang ada pada diri masing-masing sehingga hasil yang ditafsirkan seseorang berbeda satu dengan yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi menurut Irwanto (1988:76) adalah :

  1. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Dengan keadaaan tersebut manusia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu, individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Ada banyak hal dalam diri praktikan yang dapat diterima oleh guru pamong, tetapi tidak semuanya diterima oleh guru pamong dan dari perhatian inilah kemudian guru pamong membuat penilaian terhadap praktikan.

  2. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat. Seperti halnya dalam kedisiplinan praktikan harus datang tepat waktu sepuluh menit sebelum kegiatan belajar-mengajar. Semua praktikan yang mengikuti PPL II di sekolah menaati peraturan, kecuali ada salah satu praktikan yang hadir tidak tepat waktu dengan berbagai alasan. Misalnya letak rumahnya yang jauh, kesibukannya di kampus, macet di jalan dan lain-lain. Praktikan tampak tidak disiplin terhadap waktu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Nilai-nilai dan kebutuhan Individu Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibandingkan seorang yang bukan seniman. Sama halnya penilaian pada guru pamong dengan guru lainya berbeda-beda pada kemampuan praktikan dalam menjalankan tugasnya sekolah.

  4. Pengalaman Terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Pengalaman yang diterima guru pamong selama berinteraksi dengan praktikan akan mempengaruhi persepsi guru pamong terhadap praktikan. Berdasarkan pengalaman, guru pamong mengharapkan kemampuan mengajar praktikan lebih baik daripada tahun lalu, atau bahkan mempertahankan jika praktikan tahun lalu mendapat kesan baik dan penilaian kemampuan mengajar yang baik pula. Harapannya adalah praktikan sebagai pendidik atau mengajar dapat memiliki profesionalisme keguruan.

  5. Belajar atau Pengetahuan Persepsi terhadap rangsang berbeda antara satu individu dengan individu lain. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor belajar atau pengetahuan individu terhadap suatu rangsang tersebut. Pemahaman guru pamong diukur dari tingkat pendidikan terakhirnya maka pandangan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diskusi kelompok. Pada saat itu juga kondisi kelas ramai sehingga menganggu kelas lain, karena tidak tahu atau tidak mengetahui dengan tepat maksud praktikan bahwa ia sedang melakukan diskusi, maka guru akan menilai kurang baik bahkan buruk terhadap praktikan dalam mengelola interaksi belajar mengajar.

B. Guru Pamong

  Guru pamong merupakan tenaga supervisor yang paling banyak berhubungan langsung dengan mahasiswa calon guru (Suparno, Suyadi& Wardani,1990:38). Tugas-tugas bimbingan yang harus diberikan oleh guru pamong antara lain meliputi:

  1. memberikan tugas mengajar pada waktu latihan terbimbing dan mandiri 2. membantu mahasiswa calon guru dalam mengembangkan satuan pelajaran 3. menerapkan supervisi klinis dalam pemberian bimbingan kepada mahasiswa calon guru selama latihan mengajar 4. membimbing mahasiswa calon guru dalam mengerjakan tugas memberikan bimbingan belajar para murid, administrasi kelas, serta tugas ko dan ekstrakurikuler serta bersama-sama dengan kepala sekolah dan dosen pembimbing menetapkan mahasiswa yang sudah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian PPL. Buku III tentang Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan menyebutkan