PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh

NEVITA SAFUTRI WARGANEGARA

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan menjelaskan tentang Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 guru SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket dan teknik analisis data menggunakan persentase.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persepsi guru terhadap pelaksanaan UKG di SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada aspek pengalaman guru yaitu terdapat 29 guru (58%) masuk dalam kategori cukup baik. Persepsi guru terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) dalam aspek pendapat guru masuk pada kategori cukup baik yaitu sebanyak 26 Guru (52%). Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada aspek pengetahuan guru adalah sebanyak 23 guru (46%) masuk pada kategori baik.

Dengan demikinan dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan UKG yang dilakukan untuk pemetaan kompetensi dan sebagai dasar kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan berjalan cukup baik. Namun masih perlu disadari bahwa Uji Kompetensi Guru (UKG) belum berjalan dengan lancar dan masih terdapat beberapa kendala diantaranya, redaksi soal yang menggunakan kata yang berbelit dan sulit dimengerti serta dari sisi konten soal banyak yang terlalu tinggi, pada soal kompetensi sosial terdapat ketidaksesuaian antara pertanyaan soal dan jawaban serta kurangnya sosialisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung serta kurangnya koordinasi dan tanggungjawab dari organisasi pelaksana dan panitia pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun Pelajaran 2012/2013.


(2)

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

NEVITA SAFUTRI WARGANEGARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

NEVITA SAFUTRI WARGANEGARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Kegunaan Penelitian ... 12

1. Kegunaan Teoritis ... 12

2. Kegunaan Praktis ... 12

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 13

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 13

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 13

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 13

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 13

II. TINJUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 14

1. Tinjauan Umum Persepsi ... 14

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 17

1. Faktor Fungsional ... 17

2. Faktor-Faktor Struktural ... 17

3. Faktor-Faktor Situasional ... 18

4. Faktor Personal ... 18

3. Proses Terbentuknya Persepsi ... 19


(5)

2. Persepsi Bersifat Selektif ... 19

3. Persepsi Bersifat Dugaan ... 20

4. Persepsi Bersifat Evaluatif ... 20

5. Persepsi Bersifat Kontekstual ... 21

4. Pengertian Guru ... 21

5. Peran dan Fungsi Guru ... 24

1. Guru Sebagai Pendidik ... 24

2. Guru Sebagai Pengajar ... 25

3. Guru Sebagai Pembimbing ... 26

4. Guru Sebagai Pemimpin ... 26

5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran... 26

6. Guru Sebagai Model dan Teladan ... 27

7. Guru Sebagai Anggota Masyarakat ... 27

8. Guru Sebagai Administrator ... 28

9. Guru Sebagai Penasehat ... 28

10. Guru Sebagai Pembaharu (innovator) ... 29

11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas ... 29

12. Guru Sebagai Emansipator ... 30

13. Guru Sebagai Evaluator... 30

14. Guru Sebagai Kulminator ... 31

6. Kriteria Guru Yang Baik ... 32

7. Tinjauan Umum Uji Kompetensi Guru ... 35

a. Dasar Hukum Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun 2012 ... 35

8. Pengertian Uji Kompetensi Guru... 36

9. Kompetensi Guru ... 39

1. Kompetensi Pedagogik ... 39

2. Kompetensi Kepribadian ... 40

3. Kompetensi Sosial ... 40

4. Kompetensi Profesional ... 41

10. Organisasi Pelaksana Uji Kompetensi Guru 2012 ... 42

11. Panitia Penyelenggara Uji Kompetensi Guru 2012 ... 44

B. Kerangka Pikir ... 49

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 50

B. Populasi dan Sampel ... 50

1. Populasi ... 50

2. Sampel ... 50

C. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional Variabel... 51

1.Variabel Penelitian ... 51

2. Definisi Konseptual Variabel ... 51

3. Definisi Operasional Variabel ... 52

D. Rencana Pengukuran Variabel ... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 56


(6)

2. Reliabilitas ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah – Langkah Penelitian ... 60

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 60

2. Penelitian Pendahuluan ... 60

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 61

4. Pelaksanaan Penelitian ... 62

a. Persiapan Administrasi ... 62

b. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 62

B. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 63

1. Analisis Validitas Angket ... 63

2. Analisis Reliabilitas Angket ... 63

C. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Profil SMA Negeri 3 Bandar Lampung ... 67

2. Keadaan Dan Potensi Sekolah ... 70

A. Sejarah Singkat SMAN 3 Bandar Lampung ... 70

B. Keadaan Sekolah ... 72

1. Sarana dan Prasarana... 72

C. Personil Sekolah ... 74

D. Keadaan Peserta Didik ... 77

D. Analisis Data ... 79

1. Pengumpulan data ... 79

2. Penyajian data ... 79

E. Pembahasan ... 95

1. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Pada Aspek Pengalaman Guru... 95

2. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG)Pada Aspek Pendapat Guru ... 97

3. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG)Pada Aspek Pengetahuan Guru ... 99

1. Kompetensi Pedagogik ... 100

2. Kompetensi Kepribadian ... 100

3. Kompetensi Sosial ... 101

4. Kompetensi Profesional ... 102

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 103

B. SARAN ... 105 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Pikir ... 49


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penelitian Pendahuluan 2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Keterangan Pengantar Dekan

4. Surat Keterangan Balasan dari SMA Perintis 2 Bandar Lampung 5. Kisi-kisi Angket

6. Angket


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Nama-Nama Guru SMAN 3 Bandar Lampung Yang Tidak Lulus

Dalam Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru ... 8

Tabel 2. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada 10 Responden di Luar Responden Untuk Item Ganjil (X) ... 64

Tabel 3. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada 10 Responden di Luar Responden Untuk Item Genap (Y) ... 65

Tabel 4. Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y) ... 65

Tabel 5. Kepala Sekolah SMAN 3 Bandar Lampung ... 71

Tabel 6. Keadaan Gedung Sekolah SMA Negeri 3 Bandar Lampung ... 73

Tabel 7. Data Tenaga Guru SMA Negeri 3 Bandar Lampung ... 74

Tabel 8. Rekapitulasi Keadaan Guru ... 75

Tabel 9. Guru dan Kebutuhan Guru menurut status Kepegawaian Tiap Mata Pelajaran Yang Diajarakan ... 76

Tabel 10. Karyawan Tata Usaha dan Pegawai Honorer ... 77

Tabel 11. Jumlah Peserta Didik Tahun 2007 ... 77

Tabel 12. Prestasi Akademik TP. 2006/2007 ... 78

Tabel 13. Prestasi Non Akademik ... 78

Tabel 14. Distribusi skor angket dari Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Dalam Aspek Pengalaman Guru... 80


(10)

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Aspek Pengalaman Guru ... 82 Tabel 16. Distribusi Skor Hasil Angket dari Persepsi Guru Terhadap

Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Aspek

Pengalaman Guru ... 83 Tabel 17. Distribusi Skor Angket dari Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan

Uji Kompetensi Guru (UKG) Pada Aspek Pendapat Guru ... 85 Tabel 18. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji

Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Aspek Pendapat Guru ... 87 Tabel 19. Distribusi Skor Hasil Angket dari Persepsi Guru Terhadap

Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Aspek

Pendapat Guru ... 88

Tabel 20. Distribusi skor angket dari persepsi guru terhadap pelaksanaan

Uji Kompetensi Guru (UKG) Pada Aspek Pengetahuan Guru ... 90 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan

Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Aspek

Pengetahuan Guru... 92 Tabel 22. Distribusi Skor Hasil Angket dari Persepsi Guru Terhadap

Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Aspek


(11)

(12)

Motto

Dan Mintalah Pertolongan Kepada Allah SWT,

Dengan Cara Sabar dan Shalat

(Q.S Al-Baqarah: 45)

Senyum,Salam,Sapa,Syukur,Sabar,Sopan,Santun,Semangat,Sukses

dan Surga

(Nevita Safutri Warganegara)

Lakukan Hal Yang Dapat Kau Lakukan Pada Hari Ini Tanpa

Menunggu Hari Esok Tiba.

(Nevita Safutri Warganegara)


(13)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Berchah Pitoewas, M.H. ……….

Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. ………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(14)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama : Nevita Safutri Warganegara NPM : 0853032027

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013

Nevita Safutri Warganegara NPM. 0853032027


(15)

Persembahan

Berlandaskan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya, yang telah menghadirkan banyak warna dalam penyelesaian

skripsi ini. Selanjutnya karya kecil sederhana ini saya dedikasikan sebagai tanda bakti dan cinta kepada:

Kedua orangtuaku tercinta papi dan mami,

Nasrul Yan Helmi Warganegara dan Evi Mastuti Sanjaya yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi serta

semangat untuk keberhasilanku.

Adikku Tersayang, Ridho Oktaviansyah Warganegara yang selalu mendoakan dan menanti keberhasilanku.

Seluruh Keluarga besarku terkasih yang telah menantikan dan mendoakan keberhasilanku.

Seluruh guru-guruku dan dosen-dosenku tercinta yang telah mengarahkan dan membimbingku.

Sahabat-sahabatku yang tetap kompak dalam kebersamaan mencapai masa depan yang sukses.

Seluruh teman- teman angkatan 2008 yang selalu bersama dalam suka duka.


(16)

Judul Skripsi : PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Nevita Safutri Warganegara

No. Pokok Mahasiswa : 0853032027

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Berchah Pitoewas, M.H. Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.

NIP 196112141993031001 NIP 198207272006041002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nevita Safutri Warganegara dilahirkan di Bandar Lampung, pada 03 Januari 1991 yang merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Nasrul Yan Helmi Warganegara dan Ibu Evi Mastuti Sanjaya.

Penulis menyelesaikan pendidikan yang pertama pada jenjang Taman Kanak-Kanak di TK. Kartini Bandar Lampung pada tahun 1996, sekolah dasar di SDN 2 Rawalaut (teladan) diselesaikan pada tahun 2002, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 9 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005, dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(18)

SANWACANA

Assalamu’alaikumwarohmatullahiwabarokatu.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulPersepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru Di SMA

Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penulisan ini, peneliti banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H. selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik dan Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan,bimbingan serta masukan dan saran kepada penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(19)

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi.Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus Pembahas I, terima kasih atas saran dan kritikannya kepada penulis.

7. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd.,M.Pd. selaku Pembahas II, terimakasih atas masukan,saran dan kritikannya kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

9. Ibu Dra. Hj. Rospardewi, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

10.Bapak dan Ibu guruku serta staf di SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang telah membantu dalam penelitianku ini, terimakasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mengantarkanku hingga meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.

11.Teristimewa untuk keduaorang tuaku tercinta, papi dan mami yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku dan senantiasa memberikan doa dan semangat, serta selalu menanti keberhasilanku menjadi seorang sarjana.


(20)

12.Adikku tercinta Ridho Oktaviansyah Warganegara yang saat ini masih menduduki bangku sekolah menengah pertama jadilah kebanggaan untuk keluarga.

13.Untuk sitiku tercinta Hj. Setiyana Aziz yang masih menantikan keberhasilanku, untuk almarhum sidi-sidiku tercinta Hi. Abdul Aziz Warganegara dan A. Ghofar Sanjaya, untuk almarhumah sitiku tercinta Hj. Djannatiah terima kasih atas kasih sayang yang kalian berikan sejak kecil sampai saat ini dan kenangan-kenangan kecil yang indah.

14.Seluruh keluarga besarku,baik dari keluarga besar papi dan juga keluarga besar mami yang telah menanti keberhasilanku.

15.Sahabat-sahabat terbaikku Ria Andayani, Dessy Rosalinda, Ayu Rachmatami Amelia, Junia Vamela, Yuni Martha Nainggolan, Agustinus Tampubolon, Desy Restiana, Mira Dasnawati, Yunita Aryani, Tri Ambar Sari, Putri Nurul Fajri Rodja, Anggraini Suwinda, Ariyandi Kurniawan, terima kasih sahabat-sahabatku atas semua perhatian,dukungan dan doa yang kalian berikan untukku. Semangat,canda,tawa dan sedih yang kita lewati bersama-sama.

16.Sahabat-sahabat KKN dan PPL Desa Mataram Marga Kec. Sukadana. Sagita Markawira, Yeni Widi Astuti, Leni Puspita, Meita Sekar Sari, Anggraini Agfar, Wita Asiyah, Oktaria Nawala, Nurul Oktavia Ningrum JS, Fitri H, Aditya Murdani, Harvin Saputra dan Hanriki Dongoran, semoga masa-masa indah kita saat kita bersama dulu dapat terus terukir indah dihati.


(21)

17.Sahabat-sahabat sekolahku di SDN 2 Rawalaut (teladan),SMP Negeri 9 Bandar Lampung dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih selalu mendoakan dan menanti keberhasilanku.

18.Teman-teman seperjuangan Pkn 2008 Regular dan Mandiri yang telah memberikan canda tawa,duka dan sukacita.

19.Semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung dan tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,


(22)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa fungsi pendidikan di Negara Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 13 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hamzah (2009:9) “menambahkan bahwa pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang diharapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang cerdas, manusia berilmu dan berpengetahuan, serta


(23)

2

manusia terdidik. Pemberdayaan siswa, misalnya dilakukan melalui proses belajar, proses latihan, proses memperoleh pengalaman, atau melalui kegiatan lainnya”.

Melalui proses belajar mereka diharapkan memperoleh pengalaman memecahkan masalah, pengalaman etos kerja, dan ketuntasan bekerja dengan hasil yang baik. Melalui proses belajar, mereka juga diharapkan memperoleh pengalaman mengembangkan potensi mereka serta melakukan pekerjaan dengan baik, dan mampu bekerja sama dalam kemandirian.

Bupati Lampung Timur dalam Rakyat Lampung (Kamis,1 November 2012 hal. 8 ) “menerangkan bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda yang bekerja secara sungguh-sungguh untuk membangun sistem pengajaran yang inovatif, kreatif, aktif dan melibatkan komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik”. Selain itu, guru perlu meningkatkan kompetensi diri secara berkesinambungan, baik kompetensi pedagogik, kepribadian sosial maupun profesional.

Guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Persyaratan di atas menjelaskan bahwa guru yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Guru


(24)

3

merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.

Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai saai ini masih banyak diperbincangkan, baik di kalangan pendidikan maupun di luar pendidikan. Kendatipun berbagai pandangan tentang masalah tersebut telah banyak dikemukakan oleh pakar pendidikan, namun satu yang sudah pasti bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru.

Lembaga pendidikan guru yang khusus mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik. Implikasi dari gagasan tersebut ialah perlunya dikembangkan program pendidikan guru yang serasi dan memudahkan pembentukan guru yang berkualifikasi professional, serta dapat dilaksanakan secara efisien dalam kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia.

Kariman dalam Hamzah (2009:18) menambahkan bahwa “profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar”. Pengertian ini menjelaskan pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi professional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk


(25)

4

menggantikan cara mengajar di mana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.

Masalah kompetensi professional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Setiap guru profesional harus memenuhi syarat sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak lain juga mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan.

Guru selaku pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Dalam hal ini, pendidik berfungsi mencipta, memodifikasi dan mengkonstruksi nilai-nilai baru.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 dinyatakan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; kesempatan menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Selanjutnya Bafadal dalam Musfah (2011:10-11) menambahkan bahwa peningkatan kemampuan profesional guru dapat dikelompokkan menjadi dua macam pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan pegawai melalui supervisi pendidikan, program sertifikasi, dan tugas belajar. Kedua, pembinaan komitmen pegawai melalui pembinaan kesejahteraannya.


(26)

5

Pembinaan di atas sangat dibutuhkan oleh guru. Guru membutuhkan pelatihan profesional untuk menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan mereka. Pelatihan itu akan lebih bermanfaat jika guru memiliki semangat belajar seumur hidup. Semangat belajar harus melekat dalam diri setiap guru sehingga ia kaya ilmu dan terampil.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 7 mengamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Disamping itu, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Oleh karena itu, pemerintah dalam pernyataan Mendikbud M.Nuh (Lampung Post, Kamis, 31 Juli 2012 hal.19) menyatakan bahwa dalam rangka pemetaan kompetensi dan sebagai dasar kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan maka pemerintah melaksanakan suatu program pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG).

Uji Kompetensi Guru (UKG) merupakan sarana pembinaan bagi guru dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas guru. Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun


(27)

6

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional.

Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan menguasai empat kompetensi tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal sebagaimana tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut. Karena itu guru harus selalu belajar dengan tekun di sela-sela menjalankan tugasnya. Menjadi guru professional bukan pekerjaan yang mudah namun guru perlu belajar mencapai komptensi tersebut guna mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pelaksanaan UKG yang dilaksanakan pada bulan Juli oleh Dinas Pendidikan dan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) di masing—masing daerah banyak menemukan kendala yang dinilai sebagai bentuk ketidaksiapan pemerintah sebagai penyelenggara. Hal ini juga terjadi di Kota Bandar Lampung pada tanggal 30 Juli 2012 yang lalu. Berdasarkan penuturan Suprihatin, Ketua Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Kota Bandar

Lampung di Rubrik “Pendidikan” (Lampung Post, 31 Juli 2012) menyatakan

bahwa pada pelaksanaan hari pertama UKG di Bandar Lampung yang berlangsung kemarin (30-7), beberapa guru termasuk dirinya batal mengikuti UKG lantaran ketidaksikronan jadwal yang disosialisasikan antara Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).

Fakta di atas membuktikan bahwa pelaksanaan Uji Komptensi Guru perlu mendapatkan perhatian serius serta kematangan pada pelaksanaan proses dan program yang telah disusun dan dirancang oleh pemerintah guna meningkatkan


(28)

7

kualitas guru dan mutu pendidikan di Indonesia. Selain itu, pelaksanaan UKG berdasarkan fakta bahwa sebanyak 8.261 guru SD tak lulus UKG tahap 1 yang diikuti oleh 31.960 peserta.

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung Djuariati (Lampung Post, Kamis, 31 Juli 2012 hal.19) menyatakan bahwa pelaksanaan UKG dilaksanakan secara online dan seluruh peserta UKG akan dikelompokkan berdasarkan nilai dan diikutsertakan dalam Pendidikan Latihan (Diklat). Peserta yang memperoleh nilai di bawah 50 akan diikutsertakan dalam diklat dasar. Peserta dengan nilai 50-75 diikutsertakan dalam diklat lanjutan dan kemudian peserta yang memperoleh nilai 75-100 akan diikutsertakan dalam diklat pengembangan . Materi yang diberikan pada tiap-tiap diklat berbeda, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti ingin mengetahui dan menganalisis pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di Provinsi Lampung khususnya di SMAN 3 Bandar Lampung karena hampir dari seluruh guru yang menjadi peserta Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMAN 3 Bandar Lampung tidak lulus. Untuk mengetahui nama serta jumlah guru yang tidak lulus dapat di lihat pada tabel di bawah ini.


(29)

8

Tabel.1. Daftar Nama-Nama Guru SMAN 3 Bandar Lampung Yang Tidak Lulus Dalam Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru

No Nama Guru Bidang studi

1. Dra.Hj.Rospardewi,MM.Pd Bhs.Inggris/Kepsek 2. Drs.Hi.Maksum Matematika

3 Dra. Damriani Fisika 4 Sri Sukaesih,S.Pd Matematika 5 Dra. Hj.Budiwati Sani Kimia 6 Drs.Amir Syarifuddin Geografi 7 Drs. Budiono Pribadi,M.Pd Bhs.Indonesia

8 Drs. Dasmin Bimbingan Konseling 9 Dra.Suryatini Sejarah

10 Dra.Hj.Hartini Ekonomi 11 Dra.Indhiyati Sejarah 12 Dra.Hj.Nurbaiti PKn 13 Dra.Pentasti Bintari Kimia 14 Drs.Edward Hidayat,MM Bhs.Inggris 15 Dra.Hendrawati PKn 16 Dra. Yenny AR Geografi 17 Siti Noercholies,S.Pd Bhs.Inggris 18 Endra lely,S.Pd Ekonomi 19 Antara Sirait,S.Pd Matematika 20 K Ginting,S.Pd Biologi

21 Dra.Murni Serapa Bimb.Konseling 22 Dra.Yunaida Djalinas Bhs.indonesia


(30)

9

23 Dra.Hj.Marhamah Asnawi PKn 24 Djoko Priyanto,S.Pd Biologi 25 Susilowati,S.Pd Ekonomi 26 Dra.Yuniati,M.Pd PKn 27 Drs.Sartinem Fisika 28 Triaswatiningsih,S.Pd Sejarah 29 Dra.Muslicha Sosiologi 30 Arif Santoso,S.Pd Fisika 31 I Wayan Gatru,S.Pd Matematika 32 Dra.Hj Dewi Dalena Kimia 33 Wiwin Wiati,S.Pd Sosiologi 34 Drs.Yohanes DN Biologi 35 Endah Winarni,S.Pd Kimia

36 Zulkifli ,S.Pd Bhs.Indonesia 37 Drs.Syaifuddin Olahraga KES 38 Euis Waliah,S.Pd Fisika

39 Dra.Hestuti Utami Bimb.Konseling 40 Dra.Melyana Geografi 41 Iyan Ibrani,S.Pd Matematika 42 Zainal Abidin,S.Pd Fisika 43 Devi Perdinasari,S.Pd Kimia 44 Fera Novrizawati,S.Pd Fisika 45 Novi Hidayati,M.Kom TIK


(31)

10

46 Diana Ruswandari,S.Pd Sosiologi 47 Parida Sinambela,S.Pd Matematika 48 Darmayanti,S.Pd TIK

49 Rulisa Deltriana,S.Pd Bhs.Indonesia 50 Amrina,S.Pd Biologi Sumber: Data SMAN 3 Bandar Lampung

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru di SMAN 3 Bandar Lampung masih banyak kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru di Kota Bandar Lampung. Secara umum permasalahan tersebut meliputi soal yang disajikan kurang dapat dipahami terutama pada bagian pedagogik, serta ketidaksesuaian antara pertanyaan soal dan jawaban yang disediakan.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti untuk menganalisis penelitian tentang Persepsi Guru SMAN 3 Bandar Lampung Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Yang Dilakukan Oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung 2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Persepsi Guru terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG)


(32)

11

3. Fungsi pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) dalam meningkatkan mutu pendidikan

4. Pengaruh pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) dalam meningkatkan kualitas guru

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan kajian permasalahan, dan lebih sistematis serta terfokusnya penelitian, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Persepsi Guru SMAN 3 Bandar Lampung Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Yang Dilakukan Oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung 2012.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimanakah Persepsi Guru SMAN 3 Bandar Lampung Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Yang Dilakukan Oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung 2012?”.

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis tentang Persepsi Guru SMAN 3 Bandar Lampung Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Yang Dilakukan Oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung 2012.


(33)

12

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Penelitian teoritis ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan khususnya Ilmu Pendidikan, khususnya masalah hak dan kewajiban guru dalam melakukan tugas sebagai guru melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

b.Kegunaan Praktis

1. Sebagai informasi bagi Guru dan pihak sekolah SMAN 3 Bandar Lampung dalam meningkatkan kompetensi guru melalui UJi Kompetensi Guru (UKG).

2. Meningkatkan kompetensi guru yang berkaitan dengan ilmu pendidikan yang mengkaji upaya-upaya dinas pendidikan dalam melakukan peningkatan kualitas guru melalui Uji Kompetensi Guru (UKG).

3. Sebagai bahan masukan bagi dinas pendidikan agar dijadikan hasil penelitian dalam meningkatkan kompetensi guru di Kota Bandar Lampung khususnya SMAN 3 Bandar Lampung.


(34)

13

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup penelitian ini adalah ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan, karena mengkaji tentang masalah hak dan kewajiban guru dalam melakukan tugas sebagai guru melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah Persepsi Guru SMAN 3 Bandar Lampung.

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah Guru SMAN 3 Bandar Lampung Tahun 2012.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Bandar Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013 dan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(35)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Tinjauan Umum Persepsi

Persepsi merupakan sebuah pemahaman dan pengetahuan mengenai suatu hal. Manusia seringkali memiliki persepsi yang berbeda antara individu yang satu dan individu lainnya. Dalam setiap permasalahan yang timbul dalam kehidupan sosial maupun non sosial, manusia secara tidak sadar telah memberikan persepsi pada permasalahan tersebut.

Menurut Sobur (2003:445) secara etimologis, “persepsi berasal berasal dari kata perception (Inggris) berasal dari bahasa latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau mengambil. Pengertian ini menjelaskan bahwa ada sebuah respon yang dapat diterima dan diambil oleh manusia saat ia memberikan sebuah persepsi mengenai sesuatu”. Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi dalam Chaplin (2006: 35) adalah:

(1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera,

(2) Kesadaran dari proses-proses organis,

(3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu,

(4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang,


(36)

15

(5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu .

Pendapat di atas mengenai pengertian persepsi dijelaskan bahwa persepsi merupakan proses mengetahui atau menyadari dalam menyampaikan tanggapan mengenai kebenaran maupun sebaliknya mengenai sesuatu yang diperoleh berdasarkan pengalaman, kemampuan serta pengideraan yang dilakukan oleh manusia. Persepsi merupakan bagian dari stimulus respon manusia terhadap suatu hal yang merangsang kinerja pengetahuan mereka dalam menyadari suatu permasalahan baik setuju maupu tidak setuju.

Wikipedia menjelaskan bahwa persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Proses persepsi diartikan oleh Wikipedia sebagai sebuah proses diatur oleh individu itu sendiri dalam menterjemahkan atau mengartikan dan menyampaikan suatu pesan yang telah ia ketahui kepada orang lain dan didasari pada kenyataan yang ia alami bukan pada kenyataan yang ada.

Pendapat Wikipedia di atas, didukung oleh pendapat Desiderato dalam Rakhmat yang menjelaskan bahwa persepsi muncul akibat hubungan antara pengalaman serta kesan-kesan yang kemudian ditafsirkan sendiri oleh individu melalui stimulus inderawi.


(37)

16

Definisi persepsi yang diberikan oleh Desiderato dalam Rakhmat (1996:51) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.

Persepsi yang dimiliki oleh seseorang tentu akan berbeda dengan persepsi orang yang lain. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan, pengalaman serta penafsiran seseorang terhadap suatu hal bias saja berbeda, misalnya, persepsi orang dalam menafsirkan suatu benda contohnya handphone. Ada yang menjelaskan bahwa handphone digunakan untuk menelpon, tapi ada yang bilang bahwa handphone dapat digunakan untuk membuka jaringan internet atau untuk bermain game dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu hal dapat didasari oleh pengalaman, penafsiran serta pengetahuan mereka terhadap hal tersebut namun secara umum fungsi dan kegunaan dari benda atau hal tersebut menyimpulkan pada kesimpulan yang sama yaitu misalnya handphone sebagai alat komunikasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menjelaskan bahwa persepsi adalah proses terorganisasinya pengalaman, pengetahuan, penafsiran serta kenyataan yang dimiliki oleh seseorang guna menyampaikan pesan


(38)

17

rangsangan informasi atau komunikasi kepada orang lain melalui stimulus indera itu sendiri.

2. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Walgito (2003:55) agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang batas stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepsi oleh individu.

Menurut Krech dan Crutchfield (1975) dalam Rakhmat (1994: 55-59) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:

1. Faktor fungsional

Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang individu. Faktor kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau stimulant tetapi karakteristik seseorang yang memberikan respon pada stimulan itu.

2. Faktor-faktor struktural

Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu yang meliputi :

a. Kemampuan berpikir b. Daya tangkap duniawi


(39)

18

3. Faktor-faktor situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.

4. Faktor personal

Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian. Sholeh (2009:128) menjelaskan persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi:

1. Perhatian yang selektif, individu memusatkan perhatiannya pada

rangsang-rangsang tertentu saja.

2. Ciri-ciri rangsang, rangsang yang bergerak di antara rangsang yang

diam akan lebih menarik perhatian.

3. Nilai dan kebutuhan individu

4. Pengalaman dahulu, pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat berupa suasana hati (mood), sistem dan pertukaran zat dalam tubuh, pengalaman, nilai-nilai yang dianut oleh individu yang bersangkutan, serta bentuk-bentuk stimulus yang mempengaruhi proses selektif terhadap stimulus.


(40)

19

3. Proses Terbentuknya Persepsi

Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana ada informasi yang diperoleh lewat memory organisme yang hidup. Fakta ini memudahkan peningkatan persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi individu yang mencetus suatu pengalaman dari organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses perceptual merupakan proses yang paling tinggi.

Menurut Mulyana (2005) persepsi sosial adalah proses menangkap arti obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Prinsip penting yang menjadi pembenaran mengenai persepsi sosial adalah :

1. Persepsi berdasarkan pengalaman Pola-pola perilaku manusia

berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (social) yang telah dipelajari (pengalaman). Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu obyek jelas akan membuat seseorang menafsirkan obyek tersebut berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang mirip.

2. Persepsi bersifat selektif Alat indera kita bersifat lemah dan

selektif (selective attention). Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita


(41)

20

melihat apa yang kita lihat, kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Atensi kita pada suatu rangsangan merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas kita atas rangsangan tersebut. Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.

3. Persepsi bersifat dugaan Oleh karena data yang kita peroleh

mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yanng lengkap kelima indera kita. Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses pengorganisasian informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu yang memungkinkan kita memperoleh suatu makna lebih umum.

4. Persepsi bersifat evaluatif Tidak ada persepsi yang bersifat

obyektif, karena masing-masing melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman masa lalu dan kepentingannya. Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharapan persepsi bersifat pribadi dan subjektif yang digunakan untuk memaknai persepsi.


(42)

21

5. Persepsi bersifat kontekstual Konteks merupakan salah satu

pengaruh paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kogniif, pengharapan dan oleh karenanya juga persepsi kita. Interpretasi makna dalam konteksnya adalah suatu faktor penting dalam memahami komunikasi dan hubungan sosial. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan.

(http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/04/persepsi.html didownload pada tanggal 14 November 2012 pukul 5:18)

4. Pengertian Guru

Hamzah (2009:15) menjelaskan bahwa guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Peran guru dalam proses pembelajaran di kelas sangat penting dalam membina, membimbing siswa dengan menggunakan berbagai metode, teknik serta strategi yang menarik bagi siswa. Guru merupakan orang yang memfasilitator siswa agar dapat melewati proses pembelajaran di kelas dengan penuh gairah belajar.


(43)

22

Pengertian guru dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala BAKN

No. 57686)/MPK/1989 menyatakan bahwa “guru adalah pegawai negeri

sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah”. Sehingga pengertian pendidikan tersebut pada akhirnya menyangkut semua aspek kecerdasan.

Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 ayat 1). Dari pengertian di atas jelas bahwa guru itu memiliki peranan yang strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena guru adalah pengelola kegiatan belajar mengajar bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila tersedia guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah baik jumlah, kualifikasi maupun bidang keahliannya.

Pengertian selanjutnya mengenai definisi guru menurut Djamarah (2000: 36) menjelaskan bahwa:

pengertian guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa guru sebagai contoh yang ditiru oleh siswa memiliki tugas berat dalam membentuk jiwa dan watak pribadi


(44)

23

siswa. Guru harus mampu membimbing, mendidik dan memberikan contoh yang baik guna perkembangan moral siswa menuju cita-cita yang diharapkan dalam mencapai tujuan nasional pendidikan Indonesia.

Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan oleh orang tua anak didik dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan agar dapat dengan mudah memahami jiwa dan watak anak didik. Begitulah tugas guru sebagai orang tua kedua, setelah orang tua anak didik di dalam keluarga di rumah. Selanjutnya, Ametembun (1994 :33) mengemukakan bahwa “Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun

luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru, minimal harus memiliki

dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa kompetensi guru merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang di asuhnya,sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik dapat terlaksana dengan baik

Berdasarkan pendapat dan pengertian di atas, maka penulis menarik kesimpulan mengenai pengertian guru adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik sehingga memiliki watak dan kepribadian kuat serta kecerdasan yang berguna bagi siswa dalam


(45)

24

mengembangkan kreativitas dan inovatif baru sesuai dengan kemampuan dan bakatnya masing-masing.

5. Peran dan Fungsi Guru

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peranguru yang harus dilakoni. Peran guru (Perawat.2009.Persepsi. Http://perawatpskiatri.blogspot.com. Diunduh pada tanggal 14 November 2012) yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap


(46)

25

aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

2. Guru Sebagai Pengajar

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan.

Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.


(47)

26

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut.

Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru sebagai Pemimpin

Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.

5. Guru sebagai pengelola pembelajaran

Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu ,guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan


(48)

27

agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.

6. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum

Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

7. Sebagai anggota masyarakat

Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang


(49)

28

yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

8. Guru sebagai administrator

Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

9. Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.

Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat


(50)

29

menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.

Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak


(51)

30

ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

12. Guru Sebagai Emansipator

Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan

merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa

pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta

didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari

perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.

13. Guru Sebagai Evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.


(52)

31

Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

14. Guru Sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.

Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.

Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.


(53)

32

6. Kriteria Guru Yang Baik

Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching menyatakan bahwa

“guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria” (Hunt, 1999:15-16)

yaitu :

1. Sifat. Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat, berorientasi pada tugas dan bekerja keras, toleran, sopan, bijaksana dan bisa dipercaya, fleksibel dan mudah menyesuaikan diri, demokratis, penuh harapan bagi murid, tidak semata-mata mencari reputasi pribadi, mampu mengatasi stereotipe murid, bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar murid, mampu menyampaikan perasaannya dan memiliki pendengaran yang baik.

2. Pengetahuan. Guru yang baik memiliki pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran yang diampunya dan terus mengikuti kemajuan dalam bidang ilmunya itu.

3. Apa yang disampaikan. Guru yang baik juga memberi jaminan bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan yang diharapkan siswa secara maksimal.

4. Bagaimana mengajar. Guru yang baik menjelaskan berbagai informasi secara jelas dan terang, memberi layanan yang variatif, menciptakan dan memelihara momentum, mendorong siswa untuk berpartisipasi, memonitor dan bahkan sering mendatangi siswa, menghindari kesukaran yang kompleks dengan menyederhanakan sajian informasi, melibatkan murid dalam tutorial atau pengajaran sebaya.


(54)

33

5. Harapan. Guru yang baik mampu memberi harapan pada murid-murid nya, membuat murid akuntabel dan mendorong pertisipasi orang tua dalam memajukan kemampuan akademik muridnya.

6. Reaksi guru terhadap murid. Guru yang baik biasa menerima berbagai masukan, resiko dan tantangan, selalu memberikan dukungan pada muridnya, bijaksana terhadap kritik murid, menyesuaikan dengan kemajuan-kemajuan murid.

7. Managemen. Guru yang baik juga harus mampu menunjukkan keahlian dalam perencanaan, mengorganisasi kelas, mampu memelihara waktu bekerja serta menggunakannya secara efisien dan konsisten.

Sementara itu dengan mengadaptasi teori Peter G. Beidler dalam buku Inspiring Teaching yang diedit oleh John K. Roth, terdapat 10 kriteria guru yang baik (Beidler, 1999:3-10) yaitu :

1. Seorang guru yang baik harus benar-benar berkeinginan untuk

menjadi guru yang baik, harus mencoba dan terus mencoba. 2. Seorang guru yang baik berani mengambil resiko. Mereka berani

menyusun tujuan yang sangat muluk, lalu mereka berjuang untuk mencapainya.

3. Seorang guru yang baik memiliki sikap positif. Tidak boleh sinis

dengan pekerjaannya. Mereka harus bangga dengan profesinya sebagai guru.

4. Seorang guru yang baik selalu tidak punya waktu yang cukup.


(55)

34

hampir tidak punya waktu untuk bersantai. Waktunya habis untuk memberikan pelayanan terbaik bagi murid-muridnya.

5. Guru yang baik berpikir bahwa mengajar adalah sebuah tugas

menjadi orang tua murid yaitu bahwa guru punya tanggung jawab terhadap murid sama dengan tanggung jawab orang tua terhadap putra-putranya sendiri dalam batas-batas kompetensi keguruan yakni guru punya otoritas untuk mengarahkan muridnya sesuai basis kemampuannya.

7. Guru yang baik harus selalu mencoba membuat muridnya percaya diri, karena tidak semua murid memiliki rasa percaya diri yang seimbang dengan profesinya.

8. Guru yang baik juga selalu membuat posisi tidak seimbang antara murid dengan dirinya, yakni dia selalu menciptakan jarak antara kemampuannya dengan kemampuan muridnya, sehingga mereka senantiasa sadar bahwa perjalanan menggapai kompetensinya masih panjang dan membuat mereka terus berusaha untuk menutupi berbagai kelemahannya dengan melakukan berbagai kegiatan dan menambah pengalaman keilmuan.

9. Seorang guru yang baik selalu mencoba memotivasi murid-muridnya untuk hidup mandiri, lebih independen.

10.Seorang guru yang baik tidak percaya penuh dengan terhadap evaluasi yang diberikan muridnya, karena evaluasi mereka terhadap gurunya tidak bisa obyektif. Walaupun pernyataan-pernyataan mereka itu penting sebagai informasi. Namun tidak


(56)

35

sepenuhnya harus dijadikan patokan untuk mengukur kinerja keguruan.

11.Seorang guru yang baik senantiasa aspiratif mendengarkan dengan bijak permintaan-permintaan murid-muridnya, kritik, serta berbagai saran yang mereka sampaikan.

7. Tinjauan Umum Uji Kompetensi Guru

a. Dasar Hukum Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Tahun 2012

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010, Nomor 14 Tahun 2010


(57)

36

tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit.

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

8. Pengertian Uji Kompetensi Guru

Komptensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Musfah (2011: 27) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan , perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.

Menurut Mulyasa dalam Musfah (2011: 27), “kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas”.

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya


(58)

37

belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi professional akan menerapkan pembelajaran dengan melakukan untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.

Kemampuan individu dapat berkembang dengan cara pelatihan, praktik, kerja kelompok, dan belajar mandiri. Pelatihan menyediakan kesempatan seseorang mempelajari keterampilan khusus. Pengalaman kerja dapat membuat orang semakin kompeten di bidangnya. Littrell dalam Musfah (1984: 310) menjelaskan “hakikat kompetensi adalah, kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik. Penilaian kompetensi dapat dilakukan dengan dua cara, langsung dan tidak langsung; satu aspek dan banyak aspek (komprehensif) tergantung pada tujuan penilaiannya”.

Ketua PGRI Bandar Lampung Haryanto (Lampung Post,Kamis,2 Agustus 2012,19) menjelaskan bahwa

Tanpa UKG bagaimana bisa pemerintah melakukan pembinaan yang terarah. Bisa-bisa yang kompetensi profesionalnya rendah justru malah dibina pedagogiknya. Ataupun sebaliknya, guru yang kompetensi pedagogiknya baik justru diberikan pembinaan kompetensi sosial. Itu sebabnya pemetaan kompetensi guru perlu d ilakukan, agar arah kebijakan pemerintah jelas dan memiliki data yang tepat.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa melalui UKG, kompetensi yang diharapkan oleh pemerintah guna meningkatkan kompetensi guru dapat terarah dan diharapkan sesuai dengan profesi guru serta profesionalisme guru saat proses bembelajaran berlangsung di kelas.


(59)

38

Mendikbud M.Nuh dalam rubric Pendidikan (Lampung Post, 31 Juli 2012,19) menjelaskan pelaksanan Uji Kompetensi Guru (UKG) dilakukan untuk pemetaan kompetensi dan sebagai dasar kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Hamalik (2008: 35) “menjelaskan bahwa kompetensi guru sebagai alat seleksi penerimaan guru yang artinya bahwa perlu ditentukan secara umum jenis kompetensi apakah yang perlu dipenuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru”. Dengan adanya syarat sebagai criteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih mana guru yang diperlukan untuk satu sekolah.

Hamalik juga menambahkan bahwa kompetensi guru juga penting dalam rangka pembinaan guru. Ia menjelaskan bahwa para guru yang telah memiliki kompetensi penuh sudah tentu perlu dibina terus agar kompetensinya tetap mantap. Kalau terjadi perkembangan baru yang memberikan tuntutan baru terhadap sekolah, maka sebelumnya sudah dapat direncanakan jenis kompetensi apa kelak akan diberikan agar guru tersebut memiliki kompetensi yang serasi.

Berdasarkan pengertian dan pendapat di atas, maka Uji Kompetensi Guru (UKG) merupakan uji terhadap pemetaan kompetensi guru serta dasar pengembangan keprofesian berkelanjutan guru guna meningkatkan empat


(60)

39

kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan professional.

9. Kompetensi Guru

Perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan Profesional. Keempat kompetensi ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Bandar Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011: 30) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah: Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi :

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b) Pemahaman tentang peserta didik;

c) Pengembangan kurikulum/silabus; d) Perancangan pembelajaran;

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f) Evaluasi hasil belajar;

g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.


(61)

40

2. Kompetensi Kepribadian

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011: 43) menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang :

a) Berakhlak mulia;

b) Mantap, stabil, dan dewasa; c) Arief dan bijaksana;

d) Menjadi teladan;

e) Mengevaluasi kinerja sendiri; f) Mengembangkan diri; dan g) Religius

3. Kompetensi Sosial

Seorang guru sama seperti manusia lainnya adalah mahkluk sosial, yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru diharapkan memberikan contoh baik terhadap lingkungannya, dengan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya. Guru harus berjiwa sosial tinggi, mudah bergaul, dan suka menolong, buakn sebaliknya., yaitu individu yang tertutup dan tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011: 52-53) menjelaskan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk:

a) Berkomunikasi lisan dan tulisan;


(62)

41

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik;dan

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Menurut Sukmadinata dalam Musfah (2011: 53) Diantara kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar yang harus dikuasai guru adalah idealism, yaitu cita-cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan. Cita-cita semacam ini dapat diwujudkan dengan kesungguhannya mengajar dan mendidik para murid, pembelajaran masyarakat melalui interaksi atau komunikasi langsung dengan mereka di beberapa tempat seperti balai desa, dan lain-lain, guru menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan, baik dalam bentuk artikel, cerpen, novel, sajak maupun artikel ilmiah.

4. Kompetensi Profesional

Tugas guru adalah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak sekedar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam, Oleh karena itu, murid harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011: 54) menjelaskan bahwa kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

a) Konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar;


(63)

42

b) Materi ajar yanga ada dalam kurikulum sekolah; c) Hubungan konsep antarmata pelajaran terkait;

d)Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari;

e) Kompetisi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

10.Organisasi Pelaksana Uji Kompetensi Guru 2012

Pelaksanaan UKG 2012 Unit Kerja yang terkait dengannya adalah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK-PMP), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota. Masing-masing unit terkait memiliki peran dan tanggungjawab sebagai berikut:

1. Badan PSDMPK-PMP

Badan PSDMPK-PMP bertanggungjawab terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru tingkat nasional.

a. Mengembangkan perangkat kerja pelaksanaan UKG online dan manual

b. Mengembangkan sistem dan aplikasi UKG online.

c. Mensosialisasikan rancangan mekanisme pelaksanaan UKG kepada LPMP dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota.


(64)

43

2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

LPMP sebagai penanggung jawab pelaksanaan uji kompetensi guru di tingkat provinsi.

a. Mempersiapkan tempat UKG bersama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Mengidentifikasi lokasi yang tidak dapat memiliki perangkat online.

c. Melakukan validasi data peserta UKG baik guru bersertifikat pendidik maupun belum bersertifikat pendidik.

d. Melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan melakukan penjelasan tentang maksud dan tujuan UKG.

e. Melakukan pembekalan penggunaan aplikasi UKG kepada teknisi pada masing-masing TUK.

f. Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan UKG.

3. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Provinsi mengkoordinasikan pelaksanaan UKG dengan Dinas Pendidikan Kab/Kota. Sedangkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan beberapa hal sebagai berikut.

a. Menjelaskan maksud dan tujuan uji kompetensi guru kepada para guru di wilayah masing-masing.


(65)

44

b. Menyusun daftar guru yang memenuhi persyaratan ikut uji kompetensi guru.

c. Bersama LPMP menetapkan sekolah yang memenuhi syarat sebagai tempat UKG online.

d. Bersama LPMP menetapkan lokasi UKG bagi setiap guru peserta uji kompetensi online.

11. Panitia Penyelenggara Uji Kompetensi Guru 2012

Panitia penyelenggara UKG terdiri atas panitia tingkat nasional (Badan PSDMPK-PMP), panitia tingkat provinsi (LPMP), panitia tingkat kabupaten/kota (Dinas Pendidikan), koordinator kabupaten/kota, koordinator lokasi dan tim teknis.

1. Badan PSDMPK-PMP

Kepala Badan PSDMPK-PMP membentuk kepanitian tingkat nasional yang terdiri atas:

a. Kepala Badan PSDMPK-PMP sebagai Pengarah.

b. Sekretaris Badan PSDMPK-PMP sebagai Penanggung Jawab Pelaksanaan UKG.

c. Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik sebagai Penanggungjawab Instrumen UKG.


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru Di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada aspek pengalaman guru adalah cukup baik. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data dimana dari 50 guru terdapat 29 guru (58%) masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini menjelaskan persepsi guru berdasarkan pengalaman bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) belum berjalan dengan lancar dan masih terdapat beberapa kendala diantaranya, soal-soal yang disajikan kurang dapat dimengerti dengan baik, pada soal kompetensi sosial terdapat ketidaksesuaian antara pertanyaan soal dan jawaban serta kurangnya sosialisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung.

2. Persepsi guru terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam aspek pendapat guru masuk pada kategori cukup baik. Ada sebanyak 26 Guru (52%) masuk dalam kategori cukup baik.


(2)

104

Persepsi diatas menjelaskan bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) sebagai program pemetaan kompetensi sebagai dasar kegiatan pengembangan keprofesian guru mendapatkan respon yang cukup baik dari guru dalam meningkatkan kompetensi guru meskipun kendala yang terjadi merupakan bentuk ketidaksiapan pemerintah sebagai penyelenggaraan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) seperti redaksi soal yang menggunakan kata yang berbelit dan sulit dimengerti serta dari sisi konten soal banyak yang terlalu tinggi.

3. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada aspek pengetahuan guru di SMA Negeri 3 Bandar Lampung adalah baik. Hal ini menjelaskan bahwa pengetahuan guru terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) masuk pada kategori baik yaitu 24 guru (48%). Hal ini menjelaskan guru memiliki pengetahuan yang baik terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru dalam peningkatan kompetensi bagi dirinya sendiri. Peningkatan kompetensi tersebut antara lain kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional seperti pembuatan portofolio untuk mengumpulkan lembar kerja atau hasil karya peserta didik, memeriksa kembali lesson plan, handout, dan buku pelajaran sebelum mengajar di kelas, manfaat mengikuti seminar kependidikan serta menjalin hubungan kerja sama yang baik antar sesama warga sekolah.


(3)

B.Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

1. Kepada Guru dan Kepala Sekolah

Guru dan kepala sekolah harus lebih meningkatkan kompetensi seperti kompetensi pedagogik, kepribadian, sosialdan professional guna pengembangan kualitas dan mutu pendidikan melalui keikutsertaan dan aktif berpartisipasi dalam workshop, seminar dan pelatihan guna meningkatkan kompetensi diri.

2. Kepada Organisasi Pelaksana Uji Kompetensi Guru

Bagi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan dan Dinas Pendidikan hendaknya professional dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan Uji Kompetensi Guru untuk yang akan dating karena masih banyak kendala sebagai bentuk ketidaksiapan dalam menjalankan program kerja ini seperti kurangnya sarana dan prasarana, waktu pelaksanaan kegiatan dan kurangnya sosialisasi tentang maksud dan tujuan Uji Kompetensi Guru (UKG). Hendaknya dinas terkait melakukan analisis kebutuhan memetakan kondisi di lapangan serta mempersiapkan dengan baik untuk melaksanakan UKG maupun kegiatan sejenis. Selain itu, Dinas pendidikan perlu rajin mengadakan seminar, workshop dan pelatihan bagi guru-guru dan kepala sekolah.


(4)

106

3. KepadaPanitiaPenyelenggaraanUjiKompetensi Guru

Hendaknyapanitiapenyelenggaraanlebihmeningkatkankoordinasidantanggun gjawabdenganorganisasipelaksanadalampenyelenggaraanUjiKompetensi Guru (UKG).

Panitiahendaknyabertanggungjawabataskelancarankegiatanterutamapadaaks esibilitasperangkat online sertakepastianpeserta yang mengikutiujianapakahsesuaidenganaslinyaatautidaksertateknisikegiatan di lapangan.Panitiapenyelenggaraharusmeningkatkankoordinasidenganseluruh pihak agar kegiatan UKG di masamendatanglebihbaiklagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad.1984.Penelitian Prosedur dan Strategis.Angkasa.Bandung. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Suatu Penelitian Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bumi Aksara.

...,.1989.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta.Jakarta

Chaplin,J. P. 2006. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo

Djamarah, S.B., 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta.PT Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research. Djogjakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

……....,1987.Metode Research.Yayasan Fakultas Psikologi UGM.Yogyakarta. ……....,1989.Metode Penelitian Sosial.Jakarta.Kurnia.

Hamalik, Oemar.2008.Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta.PT. Bumi Aksara.

Definisi,Pengertian.2011.Pengertian Guru.http://www.pengertiandefinisi.com. 14 November 2012

Perawat.2009.Persepsi.Http://perawatpskiatri.blogspot.com. Diunduh pada tanggal 14 November 2012

Wikipedia.2012.Persepsi. Http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi Mulyana.2005.Metode Penelitian Sosial.Jakarta.Kurnia

Musfah,Jejen.2011.Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik.Jakarta.Kencana.

Purwadarmintly, W.J.S., 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.


(6)

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi kesepuluh. Bandung: Rosdakarya

Sardiman, 2001 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali Shaleh, Abdul Rahman & Wahab, Muhbib Abdul. 2004. Psikologi Suatu

Pengantar Dalam Persfektif Islam. Jakarta: Kencana

Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Unila. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Unila Uno, Hamzah,B.2009. Profesi Kependidikan.Jakarta.Bumi Aksara.

Usman. U.M, 2004.Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: C.V Andi Offset


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM, DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 106

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 9 110

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 78

PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 120

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI DI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 68

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 25 86

PENGARUH KESIAPAN SEKOLAH TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 12 62

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 38

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 11 73

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 73