Kajian penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul tahun 2004 - USD Repository

KAJIAN PENATALAKSANAAN

  

GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI EMPAT SMU

DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2004

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  

Program Studi Ilmu Farmasi

oleh

Martha Noviana Wulandari

NIM : 008114081

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  PERSEMBAHANKU “Jika aku dapat meminta agar hidupku sempurna, itu merupakan godaan yang menggiurkan namun aku akan terpaksa menolak, karena dengan begitu aku tidak dapat lagi menarik pelajaran dari kehidupan”.

  ”Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya”.

  “Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.

  ! " " # # # # " #$ % " & # ! # #

  # # " # ' # # " # # ! #

  

INTISARI

Gangguan menstruasi adalah keluhan yang dialami wanita ketika

menstruasi, antara lain berupa nyeri haid (dysmenorrhea) dan sindrom pra

menstruasi. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah menstruasi yang disertai rasa

sakit, merupakan keluhan yang paling sering dialami wanita. Dysmenorrhea

dibagi menjadi 2, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.

  Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang

mendasarinya dan paling sering ditemukan pada wanita. Sindrom pra

menstruasi adalah gangguan siklus menstruasi berupa kombinasi perubahan

fisik dan emosional yang terjadi sebelum menstruasi dan membaik saat terjadi

menstruasi. Penatalaksanaan gangguan menstruasi dapat dilakukan dengan

pengobatan mandiri menggunakan obat tanpa resep dan tanpa menggunakan

obat.

  Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan

penelitian survei deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa

kuesioner. Pemilihan tempat dan subyek penelitian dilakukan secara non

random convenience sampling

  . Data yang diperoleh diolah secara analisis

deskriptif. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui penatalaksanaan

gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul

dengan dan tanpa menggunakan obat.

  Hasil penelitian berdasarkan pada 379 subyek penelitian, diketahui

bahwa 64,6% responden mengalami nyeri haid. Responden yang menunjukkan

gejala sindrom pra menstruasi berupa peningkatan emosi sebesar 64,9%, food

craving sebesar 39,3%. Penatalaksanaan gangguan menstruasi oleh responden

yang menggunakan obat tradisional sebesar 81,5% dengan alasan dapat

mengurangi keluhan (19,4%) dan obat modern sebesar 12,1% dengan alasan

cepat sembuh (32,6%). Merek obat modern yang paling banyak digunakan

responden adalah Feminax (66,7%) dan obat tradisional yang banyak

digunakan adalah kunyit asam (93,8%). Penatalaksanaan tanpa menggunakan

obat sebagian besar responden memilih istirahat yang cukup (59,3%). Kata kunci : Gangguan menstruasi, penatalaksanaan

  

ABSTRACT

Menstruation disorders is a complaint that occurred in women when

they have menstruation i.e., dysmenorrhea and premenstrual syndrome.

Dysmenorrhea is menstruation accompanying with pain, which most occurred

in woman. Dysmenorrhea is divided into primary and secondary disease.

Primary dysmenorrhea occurred when the cause is unknown and mostly found

in women. Premenstrual syndrome can be defined as a cyclic disorder

composed from the combination of a physical and emotional changes, that

occured before the menstruation and improve within the menstrual flow.

Treatment of the menstruation disorders can be done with self care medication

using the over the counter products and non pharmacology therapy.

  This is an observational research with descriptive survey design. The

research instrument was questionnaire. The location and subject of the research

was selected with non random convenience sampling method. Data obtained

was analyzed using the descriptive analysis. The goals of this research is

knowing the treatment of menstruation disorders in adolescent girls at four

high schools in Kabupaten Bantul by using over the counter products or not.

  According to the result of 379 subjects, 64,6% respondent having

dysmenorrhea in their menstrual flow. The symptom of premenstrual

syndrome as a mood swing is represented by 64,9% of respondent and 39,3%

as a food craving. The treatment of menstruation disorders by the respondent

who was using the traditional drugs is 81,5% for the reason of decrease the

symptom (19,4%) and 12,1% using the modern drugs for the same reason

(32,6%). Feminax (66,7%) is the modern drug trademark that mostly used by

the respondent and kunyit asam (93,8%) is the traditional drug that mostly used

by the respondent. Mostly respondent (59,3%) choose to take a rest for

treatment of the menstruation disorders with non pharmacology therapy.

  Key words: menstruation disorders, treatment

  

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap

berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

berjudul “Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di

Empat SMU di Kabupaten Bantul pada Tahun 2004”. Skripsi ini disusun dan

diajukan guna melengkapi salah satu syarat menyelesaikan program Strata

Satu (S1) di Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari dorongan dan

bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan rendah hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama, atas segala bimbingan dan sarannya serta kesempatan, kesabaran dan keramahan yang diberikan kepada penulis.

  3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

  5. Kepala BAPPEDA Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, atas ijin yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

  6. Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas ijin yang telah diberikan

kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

  7. Adik-adik siswi SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas bantuannya mengisi kuesioner.

  8. Bapak dan Mamaku tercinta (Pak Ayub dan Bu Yanti), atas kasih sayang, pengertian, kesabaran, kesempatan, dan kerja kerasnya selama ini demi keberhasilanku. Semua ini tidak ada artinya tanpa kasih sayang dan doa dari Bapak dan Mama.

  9. Adikku Ruth Triana (Nongki) tersayang atas cinta, doa dan dukungannya setiap hari, yang selalu membantuku dan menemaniku selama ini.

  10. Keluarga di Yogyakata, Wates, Tg. Uban, dan Jakarta atas perhatian dukungannya.

  11. Yossie ”mas ku” atas cinta, doa dan perhatiannya selama ini.

  12. Nur dan Ndrew atas kebaikannya meminjamkan laptop 13.

  Sahabat terbaikku Dewi ”dewok” dan Yayuk ”gelok” atas doa, dukungan, kritik dan sarannya serta pertemanan kita selama ini.

  14. Para anggota PABELI : Betha, Dewi, Tri, Wanda, dan Yayuk atas cinta kasih, doa, dukungan serta persahabatan yang indah.

  15. Raul dan Lisa atas pertemanan, semangat, dan bantuannya.

  16. Para penghuni ”Canna”: Maya ”monchu”, Yessi, Cahya, Laura, Nur, Ina “butet”, Nana, Siska, dan Tara atas pertemanan dan kebersamaan kita selama ini. Senang rasanya bisa kenal kalian semua.

  17. Teman-teman persekutuan GKJ Madukismo: Risma ”butet”, Ester ”es-teh”, mbak Atik, Aan, Andri, Krisna, dan lain-lain atas kebersamaan dan pertemanan kita dalam persekutuan, juga atas doa dan dukungannya.

  18. Mbak Enny ”mbak ku” di Solo atas perhatian, doa dan dukungannya, juga

saran-sarannya. Terima kasih sudah mau mendengarkan keluh kesahku.

  19. Maya ”monchu” salah satu penghuni ”Canna” atas kesediaannya menghiburku. Terima kasih sudah mau jadi bulan-bulananku untuk menghibur saat jenuh.

  20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karenanya saran dan kritik akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya,

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, November 2007 Penulis Martha Noviana Wulandari

  

DAFTAR ISI

Halaman

  

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... v

  

INTISARI ...................................................................................................... vi

ABSTRACT

  .................................................................................................... vii

PRAKATA .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

  

BAB I PENGANTAR .....................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................1 1. Permasalahan.............................................................................6 2. Keaslian penelitian ....................................................................7 3. Manfaat Penelitian.....................................................................7 B. Tujuan Penelitian ............................................................................8

  

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................9

A. Menstruasi .......................................................................................9

  1. Pengertian..................................................................................9 2.

  Siklus Menstruasi ......................................................................10 3. Fisiologi Siklus Menstruasi.......................................................12 B. Karakteristik Usia Responden.........................................................13 C. Dysmenorrhea .................................................................................15 1.

  Pengertian..................................................................................15 2. Penggolongan ............................................................................16 3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer..........................................16 4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer....................................17 5. Dysmenorrhea Sekunder ...........................................................19 D. Sindrom Pra Menstruasi..................................................................20 1.

  Pengertian..................................................................................20 2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi............................................21 3. Gejala Klinis..............................................................................22 4. Penatalaksanaan Sindrom Pra Menstruasi.................................23 E. Sakit, Kesakitan, dan Perilaku Kesehatan.......................................27 F. Obat dan Pengobatan Sendiri..........................................................29 G.

  Analgesik.........................................................................................31 H. Keterangan Empiris yang Diharapkan ............................................33

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................34

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................34 B. Definisi Operasional........................................................................34 C. Subyek Penelitian............................................................................36 D. Tempat Penelitian............................................................................36 E. Instrumen Penelitian........................................................................36 F. Tata Cara Penelitian ........................................................................37 G. Tata Cara Pengolahan Hasil ............................................................39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................42

A. Karakteristik Responden .................................................................42 1. Usia Responden.........................................................................42 2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi ................................43 3. Keteraturan Waktu Menstruasi..................................................44 B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden ............................45 1. Keluhan pada Tahun Pertama Menstruasi.................................46 2. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden di SMU.........48 3. Pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas Responden................52 C. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi oleh Responden ...............53 1. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Menggunakan Obat Tanpa Resep ..............................................................................54 2. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan Obat ..........................................................................................66

  D.

  Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang Dilakukan oleh Astuti (2004) ...................................................................................68

  

1. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami oleh

Responden .................................................................................69

  2. Perbedaan Penatalaksanaan Nyeri Haid yang Dialami oleh Responden .................................................................................70 E.

  Rangkuman .....................................................................................72

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................74

A. Kesimpulan .....................................................................................74 B. Saran................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................76

LAMPIRAN ....................................................................................................79

BIOGRAFI ......................................................................................................93

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep .........................18

  

Tabel II. Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra Menstruasi ....22

Tabel III. Gejala-gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi...............................23

Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten

Bantul Tahun 2004 .........................................................................43

Tabel V. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten

Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi ........................44

Tabel VI. Keluhan yang Dialami Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 pada Tahun Pertama

Menstruasi ......................................................................................47

Tabel VII. Jenis Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di

Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................54

Tabel VIII. Gambaran Jenis Obat Tradisional yang Digunakan Usia Remaja

Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004................57

Tabel IX. Alasan Pemilihan Obat Tradisional oleh Remaja Putri di

Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................58

Tabel X. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Tradisional pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 .....................................................................................59

  

Tabel XI. Merek Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di Empat

SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 ........................................61

Tabel XII. Alasan Pemilihan Obat Modern oleh Remaja Putri di

Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................64

Tabel XIII. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Modern pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 ....................................................................................65

Tabel XIV. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan Obat pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten

Bantul Tahun 2004 .........................................................................68

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita ............................................................10

  

Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi ...........................................................13

Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat

SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 .........................................45

Gambar 4. Keteraturan Keluhan Menstruasi Setiap Bulan pada Remaja

Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004.................48

Gambar 5. Gambaran Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 yang Sama Seperti

Tahun Pertama Menstruasi setelah Berada di SMU.......................49

Gambar 6. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 yang Mengalami Peningkatan Emosi........................49

Gambar 7. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 yang Mengalami Food Craving ................................50

Gambar 8. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 yang Mengalami Keluhan Lain .................................50

Gambar 9. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 yang Mengalami Dysmenorrhea ...............................51

Gambar 10. Pengaruh Gangguan Menstruasi terhadap Aktivitas Remaja

Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004...............52

  Gambar 11. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Tradisional pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 ...................................................................................60

Gambar 12. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Modern pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004...................................................................................66

Gambar 13. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di

Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004............................70

Gambar 14. Perbedaan Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004 ...................................................................................71

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Kuesioner ............................................................................ 79

  

Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden..................................................... 85

Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA DIY......................................................... 91

Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA Bantul ..................................................... 92

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Menstruasi merupakan kejadian yang umumnya dialami oleh setiap

  wanita, dimulai dari masa remaja dan biasanya berlanjut sampai akhir paruh baya. Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita akan mengalami menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi sperma. Peristiwa ini begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita normal akan mengalaminya. Walaupun demikian, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami gangguan menstruasi baik sebelum maupun ketika menstruasi. Gangguan menstruasi yang dialami oleh kebanyakan wanita antara lain adalah gangguan sebelum menstruasi/sindrom pra menstruasi dan nyeri haid/dysmenorrhea (Shimp, 2000).

  Nyeri haid paling sering terjadi pada remaja yang berusia antara duabelas tahun hingga sekitar duapuluh tahun. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa sebagian wanita yang mengalami nyeri haid akan kehilangan aktivitas hari-hari kerja mereka dalam sebulan karena gejala yang ditimbulkan tidak dapat ditoleransi. Pada kebanyakan wanita yang mengalami nyeri haid, membutuhkan waktu sementara untuk beristirahat di rumah dan bila perlu menggunakan obat pengurang nyeri haid (Shimp, 2000).

  Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50 persen wanita dalam usia reproduksi di setiap negara mengalaminya. Di Amerika, angka persentase wanita yang mengalami nyeri haid sekitar 60 persen. Di Swedia, angka persentasenya sekitar 72 persen dan diperkirakan di Indonesia 55 persen wanita wanita usia produktif tersiksa nyeri selama haid. Untuk mengantisipasi nyeri haid, ada beberapa terapi yang ditawarkan. Terapi tersebut antara lain terapi dengan obat dan pola hidup sehat (Anonim, 2004).

  Pada umumnya yang terjadi pada masyarakat, untuk mengatasi nyeri haid, mereka banyak melakukan pengobatan mandiri. Namun, pengobatan mandiri yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya bila mereka tidak mengerti dengan jelas mengenai informasi obat yang benar. Kasus seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat yang menggunakan obat tanpa resep yang beredar di pasaran (Shimp, 2000). Hal ini dikarenakan dalam menggunakan obat tersebut, mereka tidak didampingi oleh tenaga kesehatan. Selain itu, dari penderita sendiri juga dituntut mampu melakukan perawatan sendiri dalam mencegah dan menyembuhkan rasa sakit dengan obat modern ataupun obat tradisional (Holt dan Hall, 1990).

  Penelitian mengenai nyeri haid pernah dilakukan oleh Astuti pada penggunaan obat pengurang nyeri haid pada siswi SMU. Menilik dari penelitian tersebut, peneliti pada penelitian ini tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang gambaran umum menstruasi seperti yang digambarkan oleh peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, gambaran umum menstruasi yang akan diteliti tidak hanya gangguan menstruasi yang berupa nyeri haid saja, tetapi juga mengenai sindrom pra menstruasi. Selain itu, peneliti juga tertarik untuk melihat bagaimana penatalaksanaan gangguan menstruasi yang berupa nyeri haid dan sindrom pra menstruasi tersebut. Jadi, penelitian ini ingin mengetahui apakah responden juga mengalami gangguan menstruasi lain selain nyeri haid, yaitu sindrom pra menstruasi. Penelitian ini mengambil tempat penelitian yang sama dengan sebelumnya, yaitu Kabupaten Bantul, namun subyek penelitian yang digunakan berbeda.

  Seperti halnya nyeri haid, sindrom pra menstruasi dewasa ini juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pendapat para ahli di dunia bahwa sekitar 40 persen wanita di dunia menghadapi sindrom pra menstruasi. Biasanya sindrom pra menstruasi ini dialami oleh mereka yang berumur 14 sampai 50 tahunan. Sindrom pra menstruasi mulai pada 7 sampai 14 hari sebelum menstruasi dan akan lebih membaik ketika mulai menstruasi. Ditandai dengan tingginya perubahan emosional dan fisik yang biasanya meningkat pada hari-hari sebelum menstruasi, sakit kepala dan nafsu makan yang meningkat, perasaan murung dan gelisah.

  Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid umumnya dianggap hal yang wajar bagi wanita usia produktif. Penelitian berdasarkan survey tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan sindrom pra menstruasi dialami 50 persen wanita dengan sosio ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. Sindrom pra menstruasi memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan menstruasi. Sindrom ini akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi (Karyadi, 1999).

  Banyak wanita yang mengalami gangguan menstruasi mengatakan bahwa mereka dapat sedikit mengatasinya dengan olah raga teratur atau dengan mengkonsumsi vitamin. Bagi mereka yang mengalami gejala lebih parah, akan sangat membantu bila mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti misalnya obat pengurang nyeri haid. Kenyataan yang terlihat, tidak semua wanita yang mengalami gangguan menstruasi mampu mengatasinya dengan mudah. Untuk mengatasi gangguan menstruasi ini terkadang dilakukan dengan cara yang kurang benar, misalnya pada sindrom pra menstruasi, pelampiasan emosi yang meningkat secara berlebihan atau dengan makan makanan yang berlebihan ketika rasa lapar muncul. Padahal, gangguan menstruasi dapat diatasi dengan cara yang lebih baik. Contohnya, yang dialaminya dengan istirahat cukup, bila rasa lapar berlebihan muncul dapat mengkonsumsi makanan sehat, buah dan air mineral (Agustini, 2007).

  Di Negara maju seperti Amerika Serikat, diperkirakan dalam waktu satu tahun penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit sebanyak 75% dari jumlah penduduknya. Dari jumlah tersebut, 10% tidak berbuat apa-apa, 25% pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, dan sisanya sebanyak 65% melakukan pengobatan sendiri. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa di Indonesia yang pergi ke dokter kurang dari 25%, sedangkan yang melakukan pengobatan sendiri lebih dari 65% jumlah penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit dalam setahun.

  Pengobatan sendiri di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional atau jamu dan obat-obat paten, seperti golongan obat bebas.

  Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau obat paten untuk pengobatan sendiri adalah pengalamam menggunakan jamu atau obat tertentu pada waktu yang lalu atau informasi dari orang lain (Sartono, 1993).

  Berdasarkan hal tersebut, penelitian tentang kajian penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul menarik untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pengobatan sendiri yang dilakukan oleh remaja putri usia SMU dalam mengatasi gangguan menstruasi yang dialaminya.

  Penelitian ini menggunakan remaja usia SMU sebagai sampel karena diperkirakan pada usia tersebut keseluruhan siswi sudah mengalami menstruasi, dan tentu saja yang mengalami gangguan menstruasi adalah wanita yang sudah menstruasi. Penelitian menggunakan 4 sekolah karena observasi di tempat yang berlainan akan lebih representatif. Selain itu, tidak ada alasan khusus mengapa penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul.

1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini.

  a.

  Seperti apakah karakteristik remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul yang mengalami gangguan menstruasi? b. Gangguan menstruasi apa saja yang dialami oleh remaja putri di 4

  SMU di Kabupaten Bantul? c. Bagaimanakah penatalaksanaan gangguan menstruasi yang dilakukan oleh remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul ketika mengalami gangguan menstruasi? d. Apakah perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Astuti pada tahun 2004?

  2. Keaslian Penelitian

  Penulis menemukan penelitian yang sejenis dengan judul “Pola Pemilihan dan Penggunaan Obat Pengurang Nyeri Haid oleh Siswi di 5 SMU Kabupaten Bantul Tahun 2004” (Astuti, 2004). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sebagian siswi pernah mengalami nyeri haid.

  Penelitian tersebut dilakukan di 5 SMU di Kabupaten Bantul dan menyajikan pola pemilihan dan penggunaan obat nyeri haid. Sejauh pengamatan penulis, belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul “Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Astuti adalah penelitian ini juga dilakukan di Kabupaten Bantul tetapi pada empat SMU yang berbeda. Di samping itu, penelitian ini menyajikan perbandingan hasil yang diperoleh dengan penelitian yang dilakukan Astuti. Penelitian ini juga membahas mengenai sindrom pra menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul.

  3. Manfaat penelitian a. Manfaat praktis

  Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemberian informasi tentang penggunaan obat bebas secara rasional sehingga dapat mencegah atau mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat-obat tersebut.

b. Manfaat teoritis

  Memberikan gambaran yang jelas tentang penatalaksanaan gangguan menstruasi oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul.

2. Tujuan Khusus

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: a. karakteristik remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul yang mengalami gangguan menstruasi.

  b. gangguan menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul.

  c. penatalaksanaan gangguan menstruasi yang dilakukan oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul ketika mengalami gangguan menstruasi.

  d. perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Astuti pada tahun 2004.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah yang terjadi

  secara periodik. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi (Kasdu, 2005). Menstruasi merupakan kondisi fisiologis berupa pelepasan sel telur (ovum) yang tidak dibuahi oleh sperma. Sel telur yang tidak dibuahi akan mati sesudah ± 20 jam. Kemudian setelah ± 14 hari (10-16) selaput lendir yang tidak terpakai itu mengelupas dan dikeluarkan (Sohn dan Korberly, 1990).

  Proses menstruasi berlangsung terus sampai berakhirnya masa produktif wanita, yaitu saat menstruasi berhenti secara permanen (Kasdu, 2005). Masa produktif wanita dimulai saat usia remaja, ketika mengalami fase pubertas. Pubertas (puberty) adalah suatu periode kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja.

  Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan- perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristics). Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Pada wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang wanita. Perubahan ciri- ciri seks sekunder yang dialami oleh wanita ditandai dengan membesarnya payudara dan pinggul, suara menjadi halus, dan tumbuhnya rambut pada beberapa bagian tubuh (Desmita, 2005).

  

Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita

Sumber: www.web-books.com/.../Reproductive/uterus.jpg

2.

   Siklus Menstruasi

  Siklus menstruasi secara fisiologis biasanya dialami oleh wanita, dimulai dari masa remaja dan berlanjut sampai menopause (Shimp, 2000).

  Menopause sering diartikan sebagai titik awal menurunnya fungsi seorang wanita. Menstruasi tidak muncul dan fungsi reproduksi juga tidak terjadi lagi (Indarti, 2004). Menstruasi terjadi karena pengaruh siklus bulanan dari hormon-hormon reproduktif wanita. Menstruasi dialami pertama kali oleh wanita antara umur 9 sampai 17 tahun. Usia umum dimana seorang wanita mengalami menstruasi pertama kali (menarche) adalah antara 12-14 tahun.

  Namun, ditemukan juga wanita dimana mengalami kematangan seksual lebih cepat pada usia kurang dari 12 tahun dan lebih lambat kematangan seksualnya, yaitu pada usia > 14 tahun. Hal tersebut terjadi karena berbagai faktor seperti nutrisi dan faktor keturunan (Cherry, 1999). Sementara itu Sarwono (2005) mengatakan bahwa keadaan gizi yang semakin baik dapat mempecepat pertumbuhan organ-organ seksual manusia. Peneliti lain juga berpendapat bahwa usia menarche yang semakin cepat disebabkan oleh hubungan antar jenis yang serba boleh (permisif) sehingga mempercepat kematangan tubuhnya. Selain itu, terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ras, faktor gen, status nutrisi, intensitas latihan (olah raga), dan faktor psikologi (Shimp, 2000).

  Lamanya siklus menstruasi yang normal dihitung dari jarak antara tanggal mulainya menstruasi sebelumnya dengan mulainya menstruasi berikutnya, yaitu berkisar antara 25 sampai 32 hari (Indarti, 2004). Menurut Guyton (1991), lama siklus menstruasi rata-rata 28 hari, dapat juga sependek 20 hari atau selama 45 hari, bahkan pada wanita yang normal.

3. Fisiologi Siklus Menstruasi

  Siklus menstruasi terjadi karena aktivitas hormon-hormon di hipotalamus, kelenjar pituitary, dan ovarium. Kelenjar pituitari adalah kelenjar di bawah otak yang mempengaruhi fungsi dan pertumbuhan badan. Sel-sel dalam hipotalamus berperan penting pada pengaturan siklus menstruasi dengan memproduksi Gonadotropin – Releasing Hormon (GnRH). Hormon GnRH mendorong sel-sel gonadotrop pituitari untuk mensintesis dan mengsekresi Luitenizing Hormon (LH) dan Follicle

  

Stimulating Hormon (FSH). Hormon FSH kemudian merangsang folikel

dalam ovarium agar cepat matang (Shimp, 2000).

  Folikel yang matang karena rangsangan dari Follicle Stimulating

  

Hormon (FSH), akan dikeluarkan dari ovum. Kemudian folikel ini akan

  menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh

  

Luteinizing Hormon (LH). Korpus luteum akan mengeluarkan hormon

estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin tinggi kadarnya.

  Estrogen dan progesteron berguna untuk membentuk dan mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesteron akan terus dipertahankan selama trimester awal (tiga bulan) kehamilan sampai fungsiya digantikan oleh plasenta (Guyton, 1991).

  Apabila pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami degenerasi. Akibat degenerasi korpus luteum, maka kadar estrogen dan berhenti. Hal ini menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi. Keadaan seperti ini meyebabkan pelepasan lapisan endometrium dan pendarahan yang disebut menstruasi (Manuaba, 1998).

  

Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi

Sumber: http://www.nordica.org/reproductive

B.

   Karakteristik Usia Remaja

  Masa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Batasan usia remaja yang ditetapkan berusia 10-14 tahun dan usia 15-20 tahun digolongkan pada remaja akhir (Sarwono, 2005).

  Usia 14-19 tahun termasuk kategori usia remaja. Remaja dikenal sebagai tahap perkembangan fisik ketika organ reproduksi manusia mencapai kematangannya dan berfungsi secara sempurna. Kematangan organ reproduksi pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi setiap bulannya.

  Tidak hanya kematangan fisik saja yang terjadi pada usia remaja, tetapi juga kematangan perilaku dan pola pikir remaja itu sendiri.

  Responden yang tidak lain adalah remaja, sudah selayaknya mengalami kematangan perilaku dan pola pikir, dapat mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil. Seorang remaja memiliki kebebasan untuk memilih apa yang seharusnya dilakukan ketika menghadapi sesuatu.

  Didalam kebebasan memilih menurut Covey (1990) yang dituliskan oleh Desmita (2005) , terkandung unsur-unsur: a.

  Self-awareness (kesadaran diri), yaitu kemampuan untuk melihat, memikirkan, menenangkan dan menilai diri sendiri.

  b.

  Imagination (imajinasi), yaitu kemampuan untuk membayangkan sesuatu melampaui realitas yang dimungkinkan manusia untuk menciptakan sesuatu dalam pikirannya yang tidak dibatasi oleh dunia c.

  Concience (kata hati), yaitu kesadaran batin yang mendalam tentang benar-salah, baik-buruk, yang diharapkan-tidak diharapkan, sebagai prinsip yang mengatur perilaku manusia sehingga ia dapat menyelaraskan pikiran, perasaan dan tindakannya.

  d.

  Independent-will (kehendak bebas), yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran dirinya dan bebas dari segala pengaruh lain.

C. Dysmenorrhea 1. Pengertian

  Dysmenorrhea (nyeri haid) adalah nyeri yang timbul akibat

  kontraksi yang tidak teratur ketika peluruhan dinding endometrium. Nyeri yang dirasakan mulai dari nyeri ringan sampai berat pada perut bagian bawah. Pada keadaan yang berat dapat disertai berbagai gejala dan tanda, mulai dari mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala bahkan sampai pingsan (Anonim, 2004; Cherry, 1999).

  Rasa nyeri ketika menstruasi yang demikian hebat seringkali memerlukan obat pereda sakit. Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari sebelum menstruasi berlangsung, selama hari pertama dan kedua menstruasi, dan jarang terjadi setelah itu. Nyeri terasa hilang timbul, tajam dan bergelombang, biasanya mengikuti gerak rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang bagian belakang. Selain rasa nyeri, dapat pula disertai

  2. Penggolongan

  Berdasarkan penyebabnya, dikenal dua jenis dysmenorrhea (nyeri haid) yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.

  

Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang

  mendasarinya dan dysmenorrhea sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.

  3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer Dysmenorrhea primer hanya terjadi saat siklus ovulatori. Oleh

  karena itu, angka kejadiannya lebih tinggi pada wanita diawal masa remajanya (awal menstruasi) dan ketika menginjak dewasa. Karena pada masa ini, keteraturan ovulasi meningkat (Shimp, 2000).

  Penyebab terjadinya dysmenorrhea primer adalah kontraksi pada uterus, yang berhubungan dengan kadar prostaglandin. Endometrium dan miometrium pada uterus memegang peranan atau mempunyai kapasitas pada sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin dalam endometrium dan cairan menstruasi pada wanita dengan dysmenorrhea primer ditemukan mempunyai kadar yang tinggi. Perbandingannya adalah 5-13 kali lebih besar prostaglandin yang ditemukan pada wanita dengan dysmenorrhea primer dibandingkan yang tidak mengalami dysmenorrhea primer.

  Kadar prostaglandin yang meningkat, menyebabkan turunnya kadar prostacyclin juga mengalami penurunan. Kondisi ini dapat memicu terjadinya kontraksi uterin yang kuat dan mengalami vasokonstriksi.

  Akibatnya, terjadi defisiensi oksigen untuk mencapai jaringan dan menyebabkan atau menimbulkan rasa sakit pada beberapa wanita.

  Pada menstruasi yang normal, tekanan kontraksi berkisar antara 50- 80 mmHg dan berlangsung selama 15-30 detik setiap 10 menit. Sedangkan pada kasus dysmenorrhea primer, tekanan kontraksinya mencapai 400 mmHg, waktu kontraksi dapat lebih dari 90 detik dan jarak antar kontraksi bisa kurang dari 15 detik (Shimp, 2000).

4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer

  Untuk mengatasi dysmenorrhea primer, perlu dipahami mengenai sasaran terapi, strategi terapi serta pemilihan obat untuk dysmenorrhea primer. Tujuannya agar terapi yang dilakukan benar-benar efektif dalam mengatasi nyeri haid (dysmenorrhea primer).

  a. Tujuan Terapi