Hubungan migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja

(1)

 

HUBUNGAN MIGREN TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA

TESIS LINA WATY 087103004/IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIS – SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

 

Judul Tesis : Hubungan migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja

Nama Mahasiswa : Lina Waty Nomor Induk Mahasiswa : 087103004 Program Magister : Magister klinis

Konsentrasi : Ilmu Kesehatan Anak Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Prof. dr. Bistok Saing, SpA(K) Ketua

dr. Supriatmo, SpA(K)

Anggota

Ketua Program Magister, Ketua TKP PPDS


(3)

Telah diuji pada

Tanggal: 20 September 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Bistok Saing, Sp.A(K) ……….

Anggota: 1. dr. Supriatmo, Sp.A(K) ……….

2. Prof. dr. H. Aznan Lelo,PhD,Sp.FK ………. 3. Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A(K) ………. 4. dr. Hj. Melda deliana, Sp.A(K) ……….


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama Prof. dr. Bistok Saing, Sp.A(K) dan dr. Supriatmo, Sp.A(K),yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, Sp.A(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK-USU, dan dr. Hj. Melda


(5)

Deliana, Sp.A(K), sebagai Sekretaris Program Studi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

3. dr. H. Ridwan M. Daulay, Sp.A(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

4. Prof. dr.H. Aznan Lelo, PhD, Sp.FK, Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A(K) dan dr. Hj. Melda Deliana, Sp.A(K) yang sudah membimbing saya dalam penyelesaian tesis ini.

5. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan dan RS. dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan yang telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, kak Yanti, bang Hendri, kak Ifo, kak Windya, kak Ade, kak Lisye, kak Nash, kak Nuraini, kak Meirina, Hafaz, Arida, Winra, Yuni, kak Naomi, kak Popi, kak Fastralina, Karina, Fitriyanti, Ade Rahmat dan bang Ade Saifan . Terimakasih untuk kebersamaan kita dalam menjalani pendidikan selama ini.


(6)

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Kepada yang sangat saya cintai dan hormati, orangtua saya Alm. Mawardi Tan dan Rusnah atas pengertian serta dukungan yang sangat besar, terima kasih karena selalu mendoakan saya dan memberikan bantuan moril dan materil. Begitu juga abang, kakak dan adik saya yang selalu mendo’akan dan memberikan dorongan selama mengikuti pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 10 Juni 2010


(7)

 

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan Tesis ii

Ucapan Terima Kasih iv

Daftar Isi vii

Daftar tabel ix

Daftar gambar x

Daftar Singkatan dan Lambang xi

Abstrak xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Hipotesis 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Migren 4

2.2. Gangguan Tidur 4

2.3. Hubungan Migren dengan Gangguan Tidur 6

2.4. Kerangka Konseptual 8

BAB 3. METODE 3.1. Desain 9 3.2. Tempat dan Waktu 9

3.3. Populasi dan Sampel 9

3.4. Besar Sampel 10

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 10 3.6. Persetujuan/Informed Consent 11

3.7. Etika Penelitian 11

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 11

3.9. Identifikasi Variabel 13

3.10. Definisi Operasional 13

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data 16

BAB 4. HASIL 17

BAB 5. PEMBAHASAN 25


(8)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 29

6.2 Saran 29

Ringkasan 30

DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

2. Personil Penelitian

3. Perkiraan Biaya

4. Lembar Penjelasan pada Orangtua

5. Lembar Persetujuan

6. Kuesioner nyeri kepala 7. Kuesioner Evaluasi Tidur pada Anak 8. Persetujuan Komite Etik


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Sampel Penelitian 18

Tabel 4.2. Hubungan Migren dengan Insomnia 19

Tabel 4.3. Hubungan Migren dengan Sleep Apnoe 19

Tabel 4.4. Hubungan Migren dengan Restlessness 20

Tabel 4.5. Hubungan Migren dengan Parasomnia 20

Tabel 4.6. Hubungan Migren dengan Narkolepsi 21

Tabel 4.7. Hubungan Migren dengan Excessive Daytime

Sleepiness 21 Tabel 4.8. Hubungan Migren dengan Gangguan Tidur 22


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Profil Penelitian 17

Gambar 4.2. Grafik Perbedaan Skor Gangguan Tidur pada Kelompok Responden Migren dan Kelompok Responden Sehat 23


(11)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

EEG : Elektroensefalogram

CT- scan : Computed tomografi scanning

MRI : Magnetic resonance imaging

REM : Rapid eye movement

NREM : Non rapid eye movement

SWS : Slow wave sleep

5-HIAA : 5- hydroxyindoleacetic acid

SMP : Sekolah menengah pertama

SMU : Sekolah menegah atas

ICHD-II : International Classification of headache disorders edisi ke-II

dkk : dan kawan-kawan

z : Deviat baku normal untuk 

z : Deviat baku normal untuk 

n : Jumlah subjek / sampel

Sd : Standar deviasi gabungan

d : Perbedaan klinis ( presisi )

α : Kesalahan tipe I

β : Kesalahan tipe II

P : Besarnya peluang untuk hasil yang diobservasi

bila hipotesis nol benar


(12)

ABSTRAK

Latar belakang. Migren merupakan tipe nyeri kepala yang paling sering ditemukan pada anak dengan prevalensi pada anak usia 7 tahun dan 15 tahun yaitu berkisar 8% sampai 23%. Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan masalah yang sering pada anak. Hubungan antara keduanya belum diketahui sepenuhnya dan penelitian mengenai hubungan antara keduanya juga masih sedikit, padahal dengan menemukan hubungan antara keduanya memungkinkan untuk dilakukan deteksi dini serta pengobatan yang dini terhadap kedua masalah tersebut.

Metode. Cross sectional pada bulan Desember 2009 di SMP dan SMU di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Dilakukan skrining migren pada anak sekolah kemudian diberikan kuesioner dan dilakukan wawancara mengenai pola tidur pada kelompok kasus dan kontrol.

Hasil. Besar sampel pada kelompok remaja dengan migren dan remaja tanpa migren masing-masing 50 anak. Remaja penderita migren lebih sering mengalami gangguan tidur dibandingkan remaja sehat. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai pada remaja migren adalah parasomnia. Kesimpulan. Migren terbukti mempunyai hubungan terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja.


(13)

ABSTRACT

Background. Migraine is the most common headache in children. The prevalence of migraine ranges from 8% to 23% in children aged 7 and 15 years old. Both headache and sleep disorders are common problem in children, Although it is common thinking that headache and sleep disorders are related, there has been little research in this area. By finding this relation, early diagnosis and treatment could be done.

Methods. A cross sectional on December 2009 was carried out in junior and senior high school in Secanggang district, Langkat regency, North Sumatera. Migraine screening was done to the students. Students who fulfilled criteria divided into 2 groups, students who suffer from migrain as case group and healthy students as control group. Questionnaires were given to the both group. Interview was also done.

Results. 50 students were enrolled in case group and 50 students in control group. Students who suffer from migraine complain more frequently of sleep disorders. The most common sleep disorders in adolescents who experience migraine is parasomnia.

Conclusions. Migraine headache in adolescents were associated with sleep disorders.

Keywords: Headache, migraine, sleep disorders


(14)

ABSTRAK

Latar belakang. Migren merupakan tipe nyeri kepala yang paling sering ditemukan pada anak dengan prevalensi pada anak usia 7 tahun dan 15 tahun yaitu berkisar 8% sampai 23%. Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan masalah yang sering pada anak. Hubungan antara keduanya belum diketahui sepenuhnya dan penelitian mengenai hubungan antara keduanya juga masih sedikit, padahal dengan menemukan hubungan antara keduanya memungkinkan untuk dilakukan deteksi dini serta pengobatan yang dini terhadap kedua masalah tersebut.

Metode. Cross sectional pada bulan Desember 2009 di SMP dan SMU di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Dilakukan skrining migren pada anak sekolah kemudian diberikan kuesioner dan dilakukan wawancara mengenai pola tidur pada kelompok kasus dan kontrol.

Hasil. Besar sampel pada kelompok remaja dengan migren dan remaja tanpa migren masing-masing 50 anak. Remaja penderita migren lebih sering mengalami gangguan tidur dibandingkan remaja sehat. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai pada remaja migren adalah parasomnia. Kesimpulan. Migren terbukti mempunyai hubungan terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja.


(15)

ABSTRACT

Background. Migraine is the most common headache in children. The prevalence of migraine ranges from 8% to 23% in children aged 7 and 15 years old. Both headache and sleep disorders are common problem in children, Although it is common thinking that headache and sleep disorders are related, there has been little research in this area. By finding this relation, early diagnosis and treatment could be done.

Methods. A cross sectional on December 2009 was carried out in junior and senior high school in Secanggang district, Langkat regency, North Sumatera. Migraine screening was done to the students. Students who fulfilled criteria divided into 2 groups, students who suffer from migrain as case group and healthy students as control group. Questionnaires were given to the both group. Interview was also done.

Results. 50 students were enrolled in case group and 50 students in control group. Students who suffer from migraine complain more frequently of sleep disorders. The most common sleep disorders in adolescents who experience migraine is parasomnia.

Conclusions. Migraine headache in adolescents were associated with sleep disorders.

Keywords: Headache, migraine, sleep disorders


(16)

 

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri kepala merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak-anak.1,2 Nyeri kepala dapat mempengaruhi akademik, kepribadian, ingatan dan hubungan interpersonal seperti kehadiran disekolah. Hal ini bergantung pada etiologi, frekuensi dan intensitas nyeri kepala.1

Dikatakan sekitar 70% anak pernah mengalami nyeri kepala minimal satu kali dan 20% anak usia 15 tahun mengalami nyeri kepala yang berulang.2 Migren merupakan tipe nyeri kepala yang paling sering ditemukan pada anak dengan prevalensi pada anak usia 7 tahun dan 15 tahun yaitu berkisar 8% sampai 23%.3 Anak yang pernah mengalami nyeri kepala pada masa kanak-kanak cenderung akan berlanjut hingga dewasa, dimana anak tersebut berisiko mengalami nyeri kepala saat dewasa 2,2 kali lebih sering dibanding anak yang tidak mengalami nyeri kepala pada masa kecilnya.4

Tidur merupakan suatu fenomena yang umum dimana terjadi keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan fisiologik aktif yang ditandai dengan adanya fluktuasi yang dinamik pada parameter susunan saraf pusat, hemodinamik, ventilasi dan metabolik. Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur


(17)

2

merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan serta proses penyembuhan.5

Hampir 25% anak mengalami gangguan tidur, bervariasi mulai dari kesulitan untuk tidur, terbangun tengah malam sampai dengan gangguan tidur primer yang serius seperti obstuctive sleep apnea.6 Gangguan tidur sering dijumpai pada anak dan remaja yang memakai obat medis berlama-lama, gangguan perkembangan neurologis dan masalah psikiatrik.6,7 Gangguan tidur menyebabkan morbiditas yang berarti serta mengganggu akademik, sistim kardiovaskular dan endokrin serta memperberat persepsi nyeri.8

Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan masalah yang sering pada anak-anak. Hubungan antara keduanya belum diketahui sepenuhnya dan penelitian mengenai hubungan antara keduanya juga masih sedikit, padahal dengan menemukan adanya hubungan antara keduanya memungkinkan untuk dilakukan deteksi dini serta pengobatan yang dini terhadap kedua masalah tersebut.9,10

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja?


(18)

3

1.3. Hipotesis

Ada hubungan antara migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja

1.4. Tujuan Penelitian

1.Mengetahui hubungan migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja

2.Membandingkan kejadian gangguan tidur pada remaja penderita migren dengan remaja sehat

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Dibidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan mengenai adanya hubungan antara gangguan tidur pada remaja dengan migren sehingga memungkinkan deteksi dini dan pengobatan dini 1.5.2. Dibidang pelayanan masyarakat : meningkatkan pelayanan

kesehatan pada remaja dengan migren dan gangguan tidur

1.5.3. Dibidang pengembangan penelitian : memberikan masukan mengenai hubungan terjadinya gangguan tidur pada remaja dengan migren


(19)

 

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Migren

Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja.11 Nyeri kepala merupakan penyebab tersering anak-anak dirujuk ke ahli neurologi anak.12 Nyeri kepala yang sering terjadi pada anak adalah migren.13,14 Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya migren adalah genetik (riwayat keluarga), usia (lebih sering pada pubertas), menstruasi, makanan, terlambat makan, adanya rangsangan yang berlebihan (sorotan cahaya, bau yang menyengat), perubahan cuaca, terlalu banyak atau kurang tidur dan stres.11,15

Diagnostik diperoleh dengan anamnesa yang tepat, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan psikologik. Pemeriksaan laboratorium, elektroensefalogram (EEG), CT-scan kepala dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa diferensial dan bila dicurigai adanya nyeri kepala sekunder.11,14,16

2.2. Gangguan tidur

Lamanya kebutuhan tidur adalah bervariasi antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi optimal. Pada suatu penelitian membuktikan bahwa tidur


(20)

5

kurang dari 6 jam dapat menyebabkan defisit kognitif, juga dilaporkan remaja dengan gangguan tidur mengalami gangguan emosi, defisit akademik, kehadiran sekolah, defisit penampilan sosial.5,6

Tahapan bangun dan tidur dikarakteristikkan oleh pengukuran fisiologik yang dinilai dengan polisomnografi. Tidur terdiri dari fase rapid eye movement (REM) dan non rapid eye movement (NREM), fase NREM dibagi menjadi empat tingkat dimana tingkat 1 dan 2 merupakan tidur NREM ringan sedangkan tingkat 3 dan 4 merupakan tidur NREM yang dalam, disebut juga delta atau slow wave sleep (SWS). Siklus tidur yang normal dimulai dari tingkat 1 diikuti tingkat 2 kemudian SWS dan kembali dengan cepat ketingkat 2 dan kemudian tidur REM dimulai.11,17

Pola tidur akan berubah sejalan dengan pertambahan usia. Bayi baru lahir mengalami tidur REM yang lebih panjang dibanding anak-anak dan dewasa. Bayi cukup bulan akan menghabiskan sekitar 50% total waktu tidurnya pada tidur REM. Pada usia 10 tahun, total tidur REM akan menyerupai proporsi pada orang dewasa yaitu 20 sampai 25% waktu tidur.5,18,19

Terjadinya gangguan tidur pada anak ada empat mekanisme yaitu : lama tidur yang tidak adekuat berdasarkan usia dan kebutuhan tidur ( kuantitas tidur yang insufisien ), gangguan dan fragmentasi tidur (kualitas tidur yang jelek), primary excessive daytime sleepiness dan gangguan


(21)

6

Gangguan tidur dapat berupa sleep apnea, insomnia, parasomnia,

restless leg syndrome, narkolepsi, excessive daytime sleepines.9,21

2.3. Hubungan migren dengan gangguan tidur

Hubungan antara tidur dengan nyeri kepala telah lama diketahui.17 Ada tiga kemungkinan hubungan antara nyeri kepala dan gangguan tidur yaitu nyeri kepala menyebabkan gangguan tidur, gangguan tidur menyebabkan nyeri kepala dan keduanya disebabkan oleh faktor intrinsik. Nyeri kepala primer belum diamati sebagai penyebab langsung gangguan tidur mayor kecuali depresi pada nyeri kepala atau penggunaan analgetik berlebihan. Gangguan tidur yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri kepala umumnya terjadi pada obstructive sleep apnea.9,17,22 Keduanya disebabkan oleh faktor intrinsik yaitu dipacu oleh perubahan neurotransmiter , mungkin karena dipengaruhi oleh obat yang mempengaruhi neurotransmiter atau karena perubahan cuaca.9,23

Kadar serotonin mempengaruhi tidur REM dan migren, dimana serotonin bekerja mengatur tidur REM. Selama serangan migren terjadi pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA), maka akan terjadi gangguan tidur.9,24

Anatomi dan fisiologi hipotalamus mempengaruhi nyeri kepala dan mekanisme tidur, dimana hipotalamus mengandung hypocretin synthesizing cell yang jika fungsinya terganggu dapat menyebabkan


(22)

7

terjadinya narkolepsi. Hipotalamus juga berhubungan dengan

periaqueductal gray matter, spinal noriceptive neuron dan sistem retikular yang berperan dalam pengaturan rasa sakit dan nyeri kepala.25,26

Pada penelitian yang dilakukan oleh Michael dkk untuk melihat prevalensi gangguan tidur dan gejala-gejalanya pada 64 anak dengan nyeri kepala didapati bahwa anak dengan nyeri kepala lebih sering mengalami gangguan tidur berupa mengantuk yang berlebihan di siang hari, narkolepsi dan insomnia bila dibandingkan dengan anak tanpa nyeri kepala tetapi tidak ditemukan prevalensi yang tinggi untuk gejala sleep apnoe, restlessness dan parasomnia.9

Pada penelitian yang dilakukan oleh Miller dkk pada 1 008 anak usia 2 sampai 12 tahun ditemukan bahwa anak dengan nyeri kepala migren lebih sering mengalami gangguan tidur dibandingkan pada anak normal. Gangguan tidur yang sering dialami anak dengan migren adalah keterlambatan onset tidur, lebih banyaknya resistensi jam tidur, durasi waktu tidur lebih pendek, sering mengantuk di siang hari, sering terbangun malam, kecemasan saat akan tidur, parasomnia dan gangguan nafas saat tidur.27


(23)

2.4. Kerangka Konsep

Migren

Gangguan tidur -Excessive daytime sleepiness

-Narcolepsy -Insomnia -Sleep apnea -Restlessness -Parasomnia

- Ketidakhadiran disekolah - Gangguan emosi

- Defisit akademik

- Defisit penampilan sosial

Genetik

Perubahan cuaca Pola makan

8

Rangsangan luar ( cahaya, bau ) stres


(24)

 

BAB 3. METODE

3.1. Desain

Desain penelitian cross sectional digunakan untuk melihat hubungan antara migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja penderitanya dibandingkan dengan remaja sehat.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP dan SMU di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dengan waktu penelitian bulan Desember 2009.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah remaja yang mengalami migren dan remaja sehat tanpa migren.

Populasi terjangkau adalah remaja penderita migren dan remaja sehat tanpa migren di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


(25)

3.4. Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sampel untuk uji hipotesis 2 populasi independen, yaitu:28

2 n1= n2= (Zα + Zβ ) Sd

10

d

n = jumlah subjek

Zα = nilai batas normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai α yang ditentukan, untuk α = 0,05 maka Zα = 1,96

Zβ = nilai batas normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai β yang ditentukan, untuk β = 0,10 maka Zβ = 1,282

Sd = standar deviasi gabungan antara skor gangguan tidur pada kelompok kasus dan kontrol = 6,49

d = perbedaan klinis yang diinginkan ( presisi ) = 3

Dengan menggunakan rumus di atas maka didapat jumlah sampel untuk masing-masing kelompok sebanyak 50 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan eksklusi 3.5.1. Kriteria inklusi

1. Remaja yang mengalami migren berdasarkan kriteria The international classification of headache disorders edisi kedua dan remaja sehat tanpa migren


(26)

11

3.5.2 Kriteria Eksklusi

1.Remaja yang menderita trauma atau mempunyai kelainan pada sistim saraf pusat dan kelainan psikiatri

2.Menderita penyakit sistemik lainnya seperti keganasan, sinusitis dan infeksi virus seperti demam berdarah

3.6. Persetujuan/informed consent

Semua subyek penelitian telah diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu. Formulir penjelasan terlampir dalam usulan penelitian

3.7. Etika penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3.8. Cara Kerja dan alur penelitian 3.8.1. Cara kerja

3.8.1.1. Data dasar diperoleh dari wawancara dan kuesioner

3.8.1.2. Remaja yang memenuhi kriteria diagnostik migren sebagai kelompok kasus serta remaja sehat tanpa migren yang disesuaikan umur dan jenis kelaminnya sebagai kelompok kontrol kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan neurologis yang


(27)

12

dilakukan oleh dokter anak yang telah mendapat pendidikan tambahan neurologi anak kemudian dimasukkan ke dalam penelitian dengan diberi penjelasan (inform consent) sebelumnya dan persetujuan mengikuti penelitian

3.8.1.3. Masing – masing remaja dan orangtua diberi kuesioner dan dijelaskan. Orangtua disuruh mengamati pola tidur anak selama seminggu, setelah itu kuesioner dikembalikan dan dilakukan wawancara terhadap orangtua dan remaja

3.8.1.4. Dokter PPDS dan dokter spesialis neurologi anak menilai terjadinya gangguan tidur pada kelompok kasus dan kontrol 3.8.1.5. Data dimasukkan dalam tabel dan kemudian dianalisis lebih lanjut

3.8.2. Alur penelitian

Kuesioner , wawancara Kuesioner, wawancara

Remaja dengan migren Remaja tanpa migren

Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi

Gangguan tidur (+)

Gangguan tidur (-)

Gangguan tidur (+)

Gangguan tidur (-)


(28)

1 3

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Migren Nominal

Variabel tergantung

Gangguan tidur Nominal

3.10. Definisi Operasional

-Migren menurut The international classification of headache disorders

edisi kedua (ICHD-II)12 : Migren

Migren tanpa aura pada anak:

A. Sekurang-kurangnya terjadi 5x serangan yang memenuhi kriteria B-D B.Serangan nyeri kepala berlangsung 1 – 72 jam

C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut: 1.Lokasi unilateral, mungkin bilateral, frontotemporal ( tanpa oksipital )

2. Kualitas berdenyut

3. Intensitas nyeri sedang atau berat

4. Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin ( seperti berjalan atau naik tangga )


(29)

14

D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini : 1. Nausea dan atau muntah

2. Fotofobia dan fonofobia

E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain Migren dengan aura pada anak :

A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B B. Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan

1. Gangguan visual yang reversibel termasuk : positif atau negatif ( seperti cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis)

2. Gangguan sensoris yang reversibel termasuk positif ( seperti diuji dengan peniti dan jarum ) atau negatif (hilang rasa/kebas ) 3. Gangguan bicara disfasia yang reversibel sempurna

C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:

1. Gejala visual homonim atau gejala sensoris unilateral

2. Sedikitnya timbul satu macam aura secara gradual ≥ 5 menit atau aura yang lainnya ≥ 5 menit

3. Tiap gejala berlangsung ≥ 5 menit dan ≤ 60 menit D. Tidak berkaitan dengan kelainan lain

-Gangguan tidur adalah gangguan dalam keadaan hilangnya persepsi sementara dan respon terhadap lingkungan luar yang normal. Gangguan


(30)

15

tidur dinilai dengan menggunakan kuesioner evaluasi tidur pada anak yang mencakup lima aspek yaitu insomnia ( empat pertanyaan ), sleep apnoe ( empat pertanyaan ), restlessness ( 12 pertanyaan ), narkolepsi ( dua pertanyaan ), excessive daytime sleepiness ( empat pertanyaan ). Pertanyaan pada aspek insomnia mempunyai dua tingkatan penilaian yaitu 0 ( tidak ada ) dan 1 ( ya ). Pertanyaan dalam keempat aspek lainnya mempunyai lima tingkatan penilaian terhadap gangguan tidur dimana 0 = tidak pernah, 1 = tidak sering ( < 1 hari dalam seminggu ), 2 = kadang-kadang ( 1 sampai 2 hari dalam seminggu ), 3 = sering ( 3 sampai 5 hari dalam seminggu ), 4 = sangat sering ( 6 sampai 7 hari dalam seminggu ).15 Selanjutnya nilai tersebut dijumlahkan dan diambil nilai rata-ratanya. Dikatakan mempunyai gangguan tidur bila nilai rata-ratanya lebih tinggi.

-Excessive daytime sleepiness adalah suatu keadaan yang secara langsung disebabkan karena tidur yang kurang atau kualitas tidur yang terganggu dimana keadaan ini mengganggu pekerjaan sehari-hari, sekolah ataupun aktivitas sosial.29

-Narcolepsy adalah suatu keadaan yang ditandai dengan mengantuk yang berlebihan, katapleksi, halusinasi hipnogogik dan paralisis saat tidur.5

-Insomnia adalah suatu keadaan sangat sukar dalam memulai atau mempertahankan tidur.30


(31)

16

otak berkurang sehingga terbangun dari tidur dengan gejala berupa mengorok keras, henti nafas, perasaan tercekik, nokturia.5,8

-Restlessness adalah suatu dorongan yang berlebihan untuk menggerakkan kaki atau kadang-kadang tangan yang biasanya disertai sensasi tidak nyaman atau dorongan mendesak untuk menggerakkan kaki, memburuk pada sore hari atau malam dan sering mengganggu saat akan memulai tidur.8

-Parasomnia adalah suatu kejadian fisik yang tidak dikehendaki yang terjadi secara predominan atau eksklusif saat akan tidur dan saat akan bangun tidur, contohnya seperti hentakan lokal pada tungkai dan bagian lain.31

-Remaja adalah anak berusia 12 sampai 17 tahun.

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data :

Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis dan disajikan dengan menggunakan program komputer. Untuk menilai perbedaan skor gangguan tidur antara kelompok remaja dengan migren dan kelompok remaja sehat digunakan uji X2 dengan tingkat kemaknaan P < 0,05.


(32)

BAB 4. HASIL

Selama proses penelitian didapatkan jumlah remaja SMP sebanyak 457 orang dan remaja yang menderita migren yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 50 remaja dan sebanyak 50 remaja tanpa migren. Semua remaja dan orangtua diberi kuesioner dan dijelaskan, kemudian orangtua disuruh mengamati pola tidur anak selama satu minggu. Setelah itu kuesioner dikembalikan dan dilakukan wawancara terhadap remaja dan orangtuanya. (Gambar 4.1).

Remaja dengan migren (n = 50) Remaja tanpa migren (n = 50)

Remaja SLTP di 3 sekolah (n=457)

Pembagian kuesioner dan kuesioner dikembalikan 1 minggu kemudian dan juga dilakukan wawancara

Skrining nyeri kepala migren


(33)

18

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik

Kelompok Migren

n=50

Kelompok Sehat

n=50

Jenis kelamin, n (%)

Laki-laki 25 (50) 26 (52)

Perempuan 25 (50) 24 (48)

Umur (tahun), rerata (SD) 13.08 (0.92) 13.22 (1.05) Berat badan (kg), rerata (SD) 41.24 (7.22) 36.82 (6.54) Tinggi badan (cm), rerata (SD) 148.54 (7.92) 145.84 (7.88) Indeks massa tubuh, rerata (SD) 18.65 (2.78) 17.27 (2.52) Dalam tabel 4.1 ditampilkan karakteristik responden yang mengikuti penelitian ini. Pada kelompok responden yang mengalami migren jumlah laki-laki dan perempuan sama yaitu sebanyak 25 orang dengan rentang usia 12 sampai 16 tahun, rentang berat badan 29 sampai 56 kg, dan rentang tinggi badan 135 sampai 164 cm. Responden dalam kelompok yang tidak mengalami migren memiliki rentang usia yang sama dengan kelompok migren, rentang berat badan 25 sampai 50 kg dan rentang tinggi badan 132 sampai 165 cm. Indeks massa tubuh untuk kedua kelompok responden tidak jauh berbeda.


(34)

19

Tabel 4.2. Hubungan migren dengan insomnia Insomnia Ya

(skor > 1)

Tidak (skor ≤ 1)

Total

n % N % n %

P

Migren ya 31 62 19 38 50 100

Tidak 15 30 35 70 50 100

Total 46 46 54 54 100 100

0.003

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan terjadinya insomnia (nilai P = 0,003)

Tabel 4.3. Hubungan migren dengan sleep apnoe

Sleep Apnoe Ya

(skor > 1)

Tidak (skor ≤ 1)

Total

n % N % n %

P

Migren ya 28 56 22 44 50 100

Tidak 8 16 42 84 50 100

Total 36 36 64 64 100 100

0.0001

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan terjadinya sleep apnoe (nilai P = 0,0001)


(35)

20

Tabel 4.4. Hubungan migren dengan restlessness

Restlessness Ya

(skor > 1)

Tidak (skor ≤ 1)

Total

n % N % n %

P

Migren ya 28 56 22 44 50 100

Tidak 9 18 41 82 50 100

Total 37 37 63 63 100 100

0.0001

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan terjadinya restlessness (nilai P = 0,0001)

Tabel 4.5. Hubungan migren dengan parasomnia Parasomnia Ya

(skor > 6)

Tidak (skor ≤ 6)

Total

n % N % n %

P

Migren ya 38 76 12 24 50 100

Tidak 5 10 45 90 50 100

Total 43 43 57 57 100 100

0.0001

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan terjadinya parasomnia (nilai P = 0,0001)


(36)

21

Tabel 4.6. Hubungan migren dengan narkolepsi Narkolepsi Ya

(skor > 1)

Tidak (skor ≤ 1)

Total

n % N % n %

P

Migren ya 21 48 29 58 50 100

Tidak 8 16 42 84 50 100

Total 29 29 71 71 100 100

0.008

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan terjadinya narkolepsi (nilai P = 0,008)

Tabel 4.7. Hubungan migren dengan excessive daytime sleepiness

Excessive daytime sleepiness Ya

(skor > 3)

Tidak (skor ≤ 3)

Total

n % N % n %

P

Migren ya 25 50 25 50 50 100

Tidak 13 26 37 74 50 100

Total 38 38 62 62 100 100

0.023

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan terjadinya excessive daytime sleepiness (nilai P = 0,023)


(37)

22

Tabel 4.8. Hubungan migren dengan gangguan tidur Gangguan Tidur

Ya Tidak Total

n % N % n %

P

Migren ya 35 70 15 30 50 100

Tidak 7 14 43 86 50 100

Total 42 42 58 58 100 100

0,0001

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ada tidaknya migren dengan adanya gangguan tidur (nilai P = 0,0001)


(38)

23

Tabel.4.9. Distribusi Frekuensi Gangguan Tidur pada Kelompok Responden

Penderita Migren

Karakteristik

Kelompok Migren n=50

n(%)

Insomnia

Ya 31 (62)

Tidak 19 (38)

Sleep apnoe

Ya 28 (56)

Tidak 22 (44)

Restlesness

Ya 28 (56)

Tidak 22 (44)

Parasomnia

Ya 38 (76)

Tidak 12 (24)

Narkolepsi

Ya 21 (42)

Tidak 29 (58)

Exccessive daytime sleepiness

Ya 25 (50)

Tidak 25 (50)

Manifestasi gangguan tidur yang dialami oleh kelompok responden pendeita migren adalah parasomnia yaitu sebanyak 38 orang (76%), insomnia sebanyak 31 orang (62%), diikuti oleh sleep apnoe dan restlesness masing-masing sebanyak 28 orang (56 %).


(39)

24

Gambar 4.2. Grafik perbedaan skor gangguan tidur pada kelompok responden migren dan kelompok responden sehat


(40)

 

BAB 5. Pembahasan

Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan gangguan yang umum dijumpai dalam populasi dan sering terjadi bersamaan pada seseorang. Kedua gangguan ini saling berhubungan dimana nyeri kepala dapat terjadi selama dan setelah tidur serta berhubungan dengan tahapan-tahapan tidur.32,33 Nyeri kepala migren mempunyai sifat khas yaitu bersifat unilateral, berdenyut, intensitas sedang sampai berat dan diperberat oleh aktivitas fisik serta diikuti rasa mual dan / atau muntah, fotofobia dan fonofobia.32 Pada penelitian ini kriteria migren yang digunakan juga berdasarkan kriteria ICHD-II.

Prevalensi migren meningkat sesuai usia. Migren predominan pada anak laki-laki pada masa prepubertal dan meningkat prevalensinya pada anak perempuan pada masa pubertal.11,34 Puncak insidensi migren pada anak perempuan sekitar usia 14 sampai 17 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia kurang dari 13 tahun.11 Pada penelitian ini, didapatkan 50 remaja dengan migren berusia sekitar 12 sampai 16 tahun dengan jumlah yang sama antara anak laki-laki dan perempuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja serta membandingkan kejadian gangguan tidur pada remaja penderita migren dengan remaja


(41)

26

Penelitian yang dilakukan oleh Isik dkk pada tahun 2006 yang bertujuan untuk melihat prevalensi migren pada anak usia sekolah serta melihat hubungan antara nyeri kepala dan gangguan tidur pada anak migren dan anak dengan nyeri kepala non migren didapatkan bahwa gangguan tidur lebih sering dijumpai pada anak migren dibandingkan dengan anak tanpa migren dan anak tanpa nyeri kepala.11 Penelitian ini juga mendapatkan hubungan yang tinggi antara migren dengan terjadinya parasomnia. Kejadian parasomnia lebih rendah pada populasi umum dibandingkan anak dengan kelainan neurologik.11,35

Anak-anak dengan nyeri kepala biasanya mengalami gangguan tidur seperti tidur yang kurang, tidur harus ditemani oreangtua, sulit tertidur, restless, sering terbangun dan mimpi buruk.2,36 Suatu penelitian yang dilakukan pada populasi anak dalam jumlah besar mendapatkan hubungan yang kuat antara nyeri kepala dan gangguan tidur seperti parasomnia, insomnia dan mengantuk yang berlebihan.9

Penelitian yang dilakukan oleh Heng dkk pada tahun 2006 didapatkan bahwa anak dengan migren lebih cenderung mengalami gangguan tidur dan tingkah laku dibandingkan pada anak tanpa nyeri kepala. Gangguan tidur yang terjadi terutama keterlambatan tidur dan mengantuk yang berlebihan pada sianghari.37 Ada juga penelitian yang menduga adanya peranan faktor kronobiologikal pada migren yaitu kemungkinan berhubungan dengan hipotalamus. Migren dipengaruhi


(42)

27

musim, menstruasi, waktu sirkadian sehingga diduga ada peranan kronobiologikal.27,37

Penelitian lain yang dilakukan oleh Bruni dkk pada tahun 2008 yang meneliti hubungan antara nyeri kepala dan kualitas tidur pada anak dan remaja serta hubungan antara nyeri kepala dan irama sirkadian didapatkan bahwa tidur dan nyeri kepala adalah berhubungan.2

Pada penelitian ini, pola tidur remaja diamati orangtua selama satu minggu kemudian baru dilakukan pengisian kuesioner dan wawancara. Dalam penelitian ini juga didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara migren dengan terjadinya gangguan tidur. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa gangguan tidur yang lebih sering terjadi pada remaja dengan migren adalah parasomnia dan excessive daytime sleepiness.

Penelitian lain yang dilakukan di Amerika tahun 2008 juga mendapatkan hubungan yang kuat antara migren dengan gangguan tidur dimana anak dengan migren mengalami gangguan tidur tiga kali lebih sering dibandingkan anak tanpa migren.34

Penderita migren sering mengalami mimpi buruk yang menetap.11 Serangan migren pada malam hari paling sering terjadi pada tidur tahap lambat dan transisi dari periode REM yang mengatur mimpi. Bahkan tanpa serangan migren pada malam hari , penderita migren juga lebih cenderung mengingat mimpinya walaupun sering terbangun.38,39


(43)

28

Ada beberapa alasan yang mendasari penderita migren berisiko untuk mengalami gangguan tidur, diantaranya nyeri kepala yang sering akan mencegah anak untuk cepat tertidur atau meyebabkan sering terbangun. Alasan lainnya bahwa banyak anak migren mengantuk jika serangan datang siang hari dan hal ini akan mengganggu siklus tidur bangun yang normal sehingga terjadi gangguan tidur pada anak. Perasaan khawatir atau cemas anak atau keluarga bahwa nyeri kepala merupakan indikasi adanya suatu penyakit serius juga akan mengganggu tidur. Berapa obat profilaksis migren mempunyai efek samping sedasi sehingga anak dapat mengalami somnolen pada siang hari.27

Penelitian ini masih dijumpai beberapa kekurangan antara lain desain penelitian yang bersifat cross sectional. Penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk menilai secara langsung hubungan antara migren dengan gangguan tidur. Penelitian longitudinal dapat menerangkan hubungan migren dengan perubahan pola tidur. Pada penelitian ini, pola tidur juga bersifat subjektif yaitu hanya berdasarkan keterangan orangtua dan hanya satu kali penilaian.


(44)

 

BAB 6. KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

Migren terbukti mempunyai hubungan terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja. Kejadian gangguan tidur lebih tinggi pada remaja penderita migren dibandingkan remaja sehat. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai pada remaja migren adalah parasomnia dan excessive daytime sleepiness. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan dimasa yang akan datang untuk mendukung hasil studi ini.

6.2. Saran

Disarankan juga penelitian lanjutan dengan mengamati pola tidur lebih lama, seperti tiga kali pembagian kuesioner dan masing-masing diamati selama satu minggu, kemudian ketiga kuesioner dinilai dan diambil rata-ratanya, sehingga penilaian gangguan tidur akan lebih baik.

Diharapkan kepada dokter spesialis anak dan neurologi anak untuk menanyakan pola tidur anak sebagai standar tata laksana nyeri kepala.


(45)

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Haslam RH. Headache. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders;2007.h.2479-83

2. Bruni O, Russo PM, Ferri R, Novelli R, Galli F, Guidetti V. Relationships between headache and sleep in a non-clinical population of children and adolescents. J Sleep Medicine. 2007; 9:542-8

3. Poduri A. Headache. Dalam: Zaoutis LB, Chiang VW, penyunting. Comprehensive pediatric hospital medicine. Edisi ke-1. Philadelphia : Mosby Inc;2007.h.801-6

4. Samaz T, Bugdayci R, Ozge A, Karakelle A, Kurt O, Kaleagasi H. Are parents aware of their school children’s headaches?. Eur J Public Health. 2004; 14:366-8

5. Bae CJ, Schaefer NF. Normal human sleep. Dalam: Carney PR, Berry RB, Geyer JD, penyunting. Clinical sleep disorders. Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;2005.h.29-37

6. Owens J. Classification and epidemiology of childhood sleep disorders. J Pop. 2008; 06:532-46

7. Tibbitts GM. Sleep disorders: causes, effects, and solutions. J Pop. 2008; 07:818-37

8. Panossian LA, Avidan AY. Review of sleep disorders. J Mcna. 2008; 09:408-25

9. Luc ME, Gupta A, Birnberg JM, Reddick D, Kohrman MH. Characterization of symptoms of sleep disorders in children with headache. J Pediatrneurol. 2005; 06:7-12

10. Isik U, Hamutcu E, Ay P, Save D, Arman AR, Karakoc F, et al. Prevalence of headache and its association with sleep disorders in children. J pediatrneurol. 2006;11:146-51

11. Rothner D, Menkes JH. Headaches and nonepileptic episodic disorders. Dalam : Menkes JH, penyunting. Child neurology. Edisi ke-7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;2006.h.943-64

12. Lewis DW. Headaches in infants and children. Dalam: Swaiman KF, Ashwal S, Ferriero DM, penyunting. Pediatric neurology principles & practice. Edisi ke-4. Philadelphia: Mosby Inc; 2006.h.1183-99

13. Milovanovic M, Jarebinski M, Martinovic Z. Prevalence of primary headaches in children from Belgrade, Serbia. J Ejpn. 2006; 11:136-41

14. Anttila P. Long-term trends in the incidence of headache in finnish school children. Pediatrics.2006; 117:1197-201


(46)

34

15. Weiss HD. Headache and facial pain. Dalam: Johnson RT, Griffin JW, McArthur JC, penyunting. Current therapy in neurologic disease, Edisi ke-7. St.Louis: Mosby Inc;2002.h.81-6

16. Bockowski L, Sobanec W, Smigielska KJ, Kulak W, Solowiej E. The pattern-reversal visual evoked potentials in children with migraine with aura and without aura. Headache. 2005;48:154-7

17. Dodick DW, Eross EJ, Parish JM. Clinical, anatomical, and physiologic relationship between sleep and headache. Headache. 2003;4 3:282-92

18. Owens JA. Pediatric insomnia. Sleep Med Clin. 2006; 06:423-35 19. Grebb JA. Tidur normal dan gangguan tidur. Dalam: Kaplan HI,

Sadock BJ, Grebb JA, penyunting. Sinopsis psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: Binarupa aksara;2010.h.210-35

20. Owens JA. Sleep medicine. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders;2007.h.91-100

21. Halbower AC, Marcus CL. Sleep disorders in children. Curr Opin Pulm Med.2005;09:471-6

22. Rains JC, Poceta JS. Sleep and headache. Headache. 2010; 12:1-15 23. Okawa M, Uchiyama M. Circadian rhythm sleep disorders:

characteristics and entrainment pathology in delayed sleep phase and non-24 sleep-wake syndrome. Jsmrv. 2007; 11:485-96

24. Pakalnis A, Splaingard M, Splaingard D, Kring Dm Colvin A. Serotonin effects on sleep and emotional disorders in adolescent migraine. Headache. 2009; 17:1486-92

25. Poceta JS, Rains JC. Sleep and headache syndromes. Sleep Med Clin. 2008; 03:427-41

26. Overeem S, Vliet JA, Lammers GJ, Zitman FG, Swaab DF, Ferrari MD. The hypothalamus in episodic brain disorders. Lancet Neurology. 2002; 01:437-44

27. Miller VA, Palermo TM, Powers SW, Scher MS, Hershey AD. Migraine headaches and sleep disturbances in children. Headache. 2002;43:362-8

28. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-2. Jakarta: CV Agung Seto;2002.h.259-86

29. Blunden S, Hoban TF, Chervin RD. Sleepiness in children. Sleep Med Clin. 2005; 11:105-18

30. Mai E, Buysse DJ. Insomnia : Prevalence, impact, pathogenesis, differential diagnosis, and evaluation. Jsmc. 2008; 02:167-74


(47)

35

32. Alberti A. Headache and sleep. Jsmrv. 2006; 10: 431-7

33. Marca DG, Vollono C, Rubino M, Trapani GD, Mariotti P, Tonali PA. Dysfunction of arousal systems in sleep related migraine without aura. Cephalalgia. 2006; 26:857-64

34. Hershey AD. Current approaches to the diagnosis and management of paediatric migraine. Jneurol. 2010; 9:190-204

35. Archbold KH, Pituch KJ, Panahi P, Chervin RD. Symptoms of sleep disturbances among children at two general pediatric clinics. Pediatrics. 2005; 140:97-102

36. Gori S, Morelli N, Maestri M, Fabbrini M, Bonanni E, Murri L. Sleep quality, chronotypes and preferential timing of attacks in migraine without aura. J headache pain. 2005;6:258-60

37. Heng K, WirrellE. Sleep disturbances in children with migraine. J child neurol. 2006; 21:761-6

38. Soriani S, Fiumana E, Manfredini R. Circadian and seasonal variation of migraine attacks in children, Headache. 2006; 46:1571-4

39. Vgontzas A, Cui LH, Merkangas KR. Are sleep difficulties associated with migraine attributable to anxiety and depression?. Headache. 2008; 48:1451-9

40. Mindell JA, Owens JA, penyunting. A clinical guide to pediatric sleep: diagnosis and management of sleep problems. Philadelphia: Lippincott Williams & wilkins; 2006


(48)

 

LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

Kegiatan/ Waktu November 2009

Desember 2009

Januari 2010

Februari 2010 Persiapan

Pelaksanaan Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

2. Personil penelitian 1. Ketua Penelitian

Nama : dr. Lina Waty

Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/ RSHAM

2. Anggota Penelitian

1. Prof. dr. Bistok Saing, SpA(K) 2. dr. Supriatmo, Sp.A(K)

3. dr. Yazid Dimyati, Sp.A 4. dr. Johannes H Saing SpA 5. dr. Naomi Riahta

3. Perkiraan biaya

1. Akomodasi dan Transportasi : Rp. 5.000.000 2. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp. 3.000.000 3. Seminar hasil penelitian : Rp. 2.000.000


(49)

4 Lembar Penjelasan Kepada Yth Bapak/ Ibu…

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter ……, bertugas di Divisi Neurologi Departemen Ilmu kesehatan Anak FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.

Bersama ini kami ingin menyampaikan kepada Bapak/ Ibu bahwa Divisi Neurologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RSHAM Medan, bermaksud mengadakan penelitian mengenai migren, karena migren penting dan sering pada remaja serta penyebab umum ketidakhadiran remaja di sekolah.

Selain itu migren juga berhubungan dengan terjadinya gangguan tidur pada remaja, gangguan tidur akan menyebabkan remaja mengalami defisit kognitif serta penampilan sosial. Tetapi penelitian mengenai hubungan hal ini masih sangat sedikit, oleh karena itu kami akan meneliti hubungan antara migren dan gangguan tidur pada remaja.

Jika Bapak/ Ibu bersedia maka kami mengharapkan bapak/ibu menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan. Demikianlah kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Bapak/ Ibu dapat menghubungi peneliti setiap waktu bila ingin menanyakan masalah kesehatan putra / putri anda atau masalah lain seputar penelitian ini yang belum Anda pahami melalui:

Dr. Lina Waty

Divisi Neurologi - Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RS H.Adam Malik Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Telp. 8365663

Atau Kompleks Asia Mega Mas BB no 33 Medan Hand Phone : 061 76875899


(50)

5. Lembar

Persetujuan Setelah Penjelasan Penelitian Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat : Orang tua dari :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitan “Hubungan migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja “. Dengan kesadaran serta kerelaan sendiri saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan siapapun.

Medan, ………


(51)

Lampiran

Divisi Neurologi

Dept. Ilmu Kesehatan Anak FK USU – RSHAM Medan

KUESIONER PENELITIAN

Tanggal : Pencatat :

1. Nama Anak :

2. Tanggal Lahir : Umur ( ) tahun , ( ) bulan

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. Urutan anak dalam keluarga:

5. Jumlah bersaudara:

6. Alamat :

7. Nama SMP/SMA :

8. Kelas :

9. Orangtua : Ayah Ibu

Nama :

Umur(tahun) :

Agama :

10. Mengalami nyeri kepala : Ya( ) Tidak ( )

JIka mengalami nyeri kepala, jawablah pertanyaan dibawah dan pilih yang sesuai dengan memberI tanda benar

A Lokasi nyeri kepala:

( ) Sebelah kepala saja ( ) Dua sisi kepala ( ) Seluruh kepala B. Sifat nyeri :

( ) Berdenyut ( ) Tidak berdenyut

C. Lama nyeri dalam sekali serangan: ( ) < 1 jam

( ) ≥ 1 jam D. Frekuensi serangan:

______kali dalam sehari ______hari dalam sebulan ______bulan dalam setahun E. Nyeri kepala telah dialami


(52)

Ya Tidak F. Dicetuskan oleh stres/makanan ( ) ( ) /menstruasi

G. Nyeri bertambah jika belajar ( ) ( )

H. Disertai rasa mual ( ) ( )

I. Disertai muntah

J. Sebelum nyeri, tidak tahan

cahaya terang atau suara yang keras ( ) ( ) K. Disertai hidung tersumbat atau berair ( ) ( )

L. Disertai mata merah atau berair ( ) ( )

M. Disertai kelopak mata yang bengkak ( ) ( ) N. Disertai keringat pada dahi atau wajah( ) ( )

O. Merasa kurang istirahat ( ) ( )

11. Apakah anak anda pernah mengalami trauma atau cedera pada kepala?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ______________________

12. Tulislah gangguan psikologik, psikiatri, gangguan emosi dan tingkah laku pada anak anda jika ada.

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ _________________________________

13. Jika anak anda mengalami masalah kesehatan dalam jangka panjang, tulislah 3 masalah yang anda anggap penting,

___________________________________________________________ ___________________________________________________________


(53)

6.KUESIONER EVALUASI TIDUR PADA ANAK40

Petunjuk: Jawablah setiap pertanyaan dengan menulis atau memilih jawaban yang paling tepat. Hal ini akan membantu dalam mengetahui keluarga dan anak anda.

Nama anak :

Apakah pendapat anda mengenai tidur anak anda?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ _________________________________

Apa yang telah anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ RIWAYAT TIDUR

Jadwal tidur hari biasa

Jumlah tidur anak selama 24 jam(tambahkan tidur siang dan malam hari):__jam__menit

Jam berapa anak biasanya tidur malam hari

____:______

Jam berapa anak biasanya bangun pagi hari

____:_______

Jadwal tidur saat liburan (akhir minggu/ malam minggu)

Jumlah tidur anak selama 24 jam(tambahkan tidur siang dan malam hari):__jam__menit

Jam berapa anak biasanya tidur malam hari

____:______

Jam berapa anak biasanya bangun pagi hari

____:_______ Jadwal tidur siang

Berapa hari dalam seminggu anak tidur siang 0 1 2 3 4 5

Jika tidur siang, jadwal tidur siang :

Dari pukul ___:___ sampai pukul ___:___ Tidur secara umum

Apakah anak memiliki jadwal tidur rutin yang teratur? Ya Tidak Apakah anak tidur sendiri dikamar? Ya Tidak Apakah anak tidur sendiri di satu tempat tidur? Ya Tidak Apakah orangtua datang ketika anak sudah tertidur ? Ya Tidak


(54)

Untuk pertanyaan dibawah, berilah tanda lingkar pada pilihan yang sesuai Masalah tidur sekarang

Insomnia

Lama waktu anak untuk tertidur : (0) ≤ 30 menit

(1) > 30 menit

Anak sering menolak tidur ( takut untuk tidur ) (0) Tidak

(1) Ya

Jadwal tidur setiaphari berubah-ubah: (0) Tidak

(1) Ya

Sering terbangun tiba – tiba setelah tertidur dan sulit untuk tertidur kembali (0) Tidak

(1) Ya

Keterangan untuk pertanyaan dibawah:

0= Tidak pernah 1= Tidak sering ( < 1 hari dalam seminggu) 2= kadang-kadang ( 1 sampai 2 hari dalam seminggu) 3= sering (3 sampai 5 hari dalam seminggu) 4= sangat sering ( 6 sampai 7 hari dalam seminggu)

Sleep apnoe

1 Sulit bernafas ketika tidur 0 1 2 3 4

2 Henti nafas ketika tidur 0 1 2 3 4

3 Mengorok 0 1 2 3 4

4 Merasa lemah atau kehilangan kontrol terhadap otot tubuh, sangat emosi

0 1 2 3 4 Restlessness

5 Tidur tidak nyaman, resah 0 1 2 3 4

Parasomnia

6 Berkeringat ketika tidur 0 1 2 3 4

7 Mimpi buruk 0 1 2 3 4

8 Berjalan saat tidur 0 1 2 3 4

9 Mengingau 0 1 2 3 4

10 Menjerit ketika tidur 0 1 2 3 4

11 Terjaga semalaman 0 1 2 3 4

12 Sulit menetap di tempat tidurnya 0 1 2 3 4

13 Menggelutuk gigi 0 1 2 3 4

14 Rasa tidak nyaman pada kaki, 0 1 2 3 4


(55)

tertidur atau terbangun Narkolepsi

17 Tidak dapat bergerak ketika tertidur atau saat akan terbangun

0 1 2 3 4

18 Menendang saat tidur 0 1 2 3 4

Excessive daytime sleepiness

19 Sulit bangun pagi hari 0 1 2 3 4

20 Tertidur di kelas 0 1 2 3 4

21 Tidur siang setelah pulang sekolah 0 1 2 3 4

22 Mengantuk disiang hari 0 1 2 3 4

Tulislah nama obat yang sekarang ini digunakan anak:

Nama obat Dosis Seberapa sering?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________

Penampilan sekolah

Penampilan sekolah sekarang (jika usia sekolah)

Kelas______________________________________________________ ___________

Pernahkah anak tidak naik kelas? Pernah Tidak pernah

Apakah anak anda ikut dalam kelas pendidikan khusus? Ya Tidak Berapa hari anak absen sekolah dalam 1 tahun ini?_____________________________

Berapa hari anak absen sekolah tahun lalu?________________________________

Prestasi anak tahun ini : Sangat bagus Bagus Cukup Kurang Jelek

Prestasi anak tahun lalu : Sangat bagus Bagus Cukup Kurang Jelek


(1)

5. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Penelitian

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat : Orang tua dari :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitan “Hubungan migren terhadap terjadinya gangguan tidur pada remaja “. Dengan kesadaran serta kerelaan sendiri saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan siapapun.

Medan, ………


(2)

Lampiran

Divisi Neurologi

Dept. Ilmu Kesehatan Anak FK USU – RSHAM Medan

KUESIONER PENELITIAN

Tanggal : Pencatat :

1. Nama Anak :

2. Tanggal Lahir : Umur ( ) tahun , ( ) bulan

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. Urutan anak dalam keluarga:

5. Jumlah bersaudara:

6. Alamat :

7. Nama SMP/SMA :

8. Kelas :

9. Orangtua : Ayah Ibu

Nama :

Umur(tahun) :

Agama :

10. Mengalami nyeri kepala : Ya( ) Tidak ( )

JIka mengalami nyeri kepala, jawablah pertanyaan dibawah dan pilih yang sesuai dengan memberI tanda benar

A Lokasi nyeri kepala:

( ) Sebelah kepala saja ( ) Dua sisi kepala ( ) Seluruh kepala B. Sifat nyeri :

( ) Berdenyut ( ) Tidak berdenyut

C. Lama nyeri dalam sekali serangan: ( ) < 1 jam

( ) ≥ 1 jam D. Frekuensi serangan:

______kali dalam sehari ______hari dalam sebulan ______bulan dalam setahun E. Nyeri kepala telah dialami


(3)

Ya Tidak F. Dicetuskan oleh stres/makanan ( ) ( ) /menstruasi

G. Nyeri bertambah jika belajar ( ) ( )

H. Disertai rasa mual ( ) ( )

I. Disertai muntah

J. Sebelum nyeri, tidak tahan

cahaya terang atau suara yang keras ( ) ( ) K. Disertai hidung tersumbat atau berair ( ) ( ) L. Disertai mata merah atau berair ( ) ( ) M. Disertai kelopak mata yang bengkak ( ) ( ) N. Disertai keringat pada dahi atau wajah( ) ( )

O. Merasa kurang istirahat ( ) ( )

11. Apakah anak anda pernah mengalami trauma atau cedera pada kepala?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ______________________

12. Tulislah gangguan psikologik, psikiatri, gangguan emosi dan tingkah laku pada anak anda jika ada.

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ _________________________________

13. Jika anak anda mengalami masalah kesehatan dalam jangka panjang, tulislah 3 masalah yang anda anggap penting,

___________________________________________________________ ___________________________________________________________


(4)

6.KUESIONER EVALUASI TIDUR PADA ANAK40

Petunjuk: Jawablah setiap pertanyaan dengan menulis atau memilih jawaban yang paling tepat. Hal ini akan membantu dalam mengetahui keluarga dan anak anda.

Nama anak :

Apakah pendapat anda mengenai tidur anak anda?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ _________________________________

Apa yang telah anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ RIWAYAT TIDUR

Jadwal tidur hari biasa

Jumlah tidur anak selama 24 jam(tambahkan tidur siang dan malam hari):__jam__menit

Jam berapa anak biasanya tidur malam hari ____:______

Jam berapa anak biasanya bangun pagi hari ____:_______

Jadwal tidur saat liburan (akhir minggu/ malam minggu)

Jumlah tidur anak selama 24 jam(tambahkan tidur siang dan malam hari):__jam__menit

Jam berapa anak biasanya tidur malam hari ____:______

Jam berapa anak biasanya bangun pagi hari ____:_______

Jadwal tidur siang

Berapa hari dalam seminggu anak tidur siang 0 1 2 3 4 5

Jika tidur siang, jadwal tidur siang :

Dari pukul ___:___ sampai pukul ___:___ Tidur secara umum

Apakah anak memiliki jadwal tidur rutin yang teratur? Ya Tidak Apakah anak tidur sendiri dikamar? Ya Tidak Apakah anak tidur sendiri di satu tempat tidur? Ya Tidak Apakah orangtua datang ketika anak sudah tertidur ? Ya Tidak


(5)

Untuk pertanyaan dibawah, berilah tanda lingkar pada pilihan yang sesuai Masalah tidur sekarang

Insomnia

Lama waktu anak untuk tertidur : (0) ≤ 30 menit

(1) > 30 menit

Anak sering menolak tidur ( takut untuk tidur ) (0) Tidak

(1) Ya

Jadwal tidur setiaphari berubah-ubah: (0) Tidak

(1) Ya

Sering terbangun tiba – tiba setelah tertidur dan sulit untuk tertidur kembali (0) Tidak

(1) Ya

Keterangan untuk pertanyaan dibawah:

0= Tidak pernah 1= Tidak sering ( < 1 hari dalam seminggu) 2= kadang-kadang ( 1 sampai 2 hari dalam seminggu) 3= sering (3 sampai 5 hari dalam seminggu) 4= sangat sering ( 6 sampai 7 hari dalam seminggu)

Sleep apnoe

1 Sulit bernafas ketika tidur 0 1 2 3 4

2 Henti nafas ketika tidur 0 1 2 3 4

3 Mengorok 0 1 2 3 4

4 Merasa lemah atau kehilangan kontrol terhadap otot tubuh, sangat emosi

0 1 2 3 4 Restlessness

5 Tidur tidak nyaman, resah 0 1 2 3 4

Parasomnia

6 Berkeringat ketika tidur 0 1 2 3 4

7 Mimpi buruk 0 1 2 3 4

8 Berjalan saat tidur 0 1 2 3 4

9 Mengingau 0 1 2 3 4

10 Menjerit ketika tidur 0 1 2 3 4

11 Terjaga semalaman 0 1 2 3 4

12 Sulit menetap di tempat tidurnya 0 1 2 3 4

13 Menggelutuk gigi 0 1 2 3 4

14 Rasa tidak nyaman pada kaki, 0 1 2 3 4

15 Ngompol 0 1 2 3 4


(6)

tertidur atau terbangun Narkolepsi

17 Tidak dapat bergerak ketika tertidur atau saat akan terbangun

0 1 2 3 4

18 Menendang saat tidur 0 1 2 3 4

Excessive daytime sleepiness

19 Sulit bangun pagi hari 0 1 2 3 4

20 Tertidur di kelas 0 1 2 3 4

21 Tidur siang setelah pulang sekolah 0 1 2 3 4

22 Mengantuk disiang hari 0 1 2 3 4

Tulislah nama obat yang sekarang ini digunakan anak:

Nama obat Dosis Seberapa sering?

___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________

Penampilan sekolah

Penampilan sekolah sekarang (jika usia sekolah)

Kelas______________________________________________________ ___________

Pernahkah anak tidak naik kelas? Pernah Tidak pernah

Apakah anak anda ikut dalam kelas pendidikan khusus? Ya Tidak Berapa hari anak absen sekolah dalam 1 tahun ini?_____________________________

Berapa hari anak absen sekolah tahun lalu?________________________________

Prestasi anak tahun ini : Sangat bagus Bagus Cukup Kurang Jelek

Prestasi anak tahun lalu : Sangat bagus Bagus Cukup Kurang Jelek