HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Nama : Arny Pramadianti NIM : 011114020 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Jangan pernah membiarkan seseorang pergi darimu tanpa merasa lebih
baik dan lebih bahagia. Jadilah ekspresi hidup dari kebaikan Tuhan :
kebaikan pada wajahmu, kebaikan pada matamu, dan kebaikan pada
senyummu”
(Ibu Teresa)Ku p e rs e m ba h ka n karya in i u n tu k : v Oran gtu aku te rcin ta, v Adikku , tan te ku , ke du a ke p o n a ka n ku , v Se s e o ran g yan g te lah m e n d u ku n gku . v Sah abatku yan g s e lalu s e tia m e n e m a n iku .
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Arny Pramadianti011114020 Nomor Mahasiswa :
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN
2007/2008beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun
memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Maret 2008 Yang menyatakan (Arny Pramadianti)
ABSTRAK
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG
TAHUN AJARAN 2007/2008
Arny Pramadianti
Universitas Sanata Dharma,2008
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan korelasi. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara konsep diri dan hasil
belajar dalam mata pelajaran matematika. Masalah penelitian ini adalah
bagaimanakah konsep diri para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran
2007/2008 dan apakah ada hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar
matematika para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran 2007/2008.Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun
ajaran 2007/2008 sebanyak 114 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner yang terdiri dari 60 item pertanyaan, terbagi menjadi lima aspek konsep
diri, yaitu fisik, sosial, moral, psikis dan keluarga yang masing-masing yang terdiri
dari 12 item.Teknik analisis da ta yang digunakan adalah melakukan skoring dan tabulasi
data, menghitung total skor kuesioner konsep diri, menghitung total skor hasil belajar
matematika, dan menghitung hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika
dengan rumus korelasi serial dengan 3 kategori, yaitu ”tinggi”, ”sedang”, dan
”rendah”.Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep diri yang dimiliki siswa kelas III
SMK Adipura Magelang tahun ajaran 2007/2008 berdasarkan aspek fisik, sosial,
moral, psikis dan keluarga sebagian besar adalah tinggi. Hasil ini ditujukan oleh
perhitungan persentase, yaitu sebanyak 98siswa atau 86% berada pada kategori
tinggi, sebanyak 13 siswa atau 11% berada pada kategori sedang, dan sebanyak 3
siswa atau 3% berada pada kategori rendah. Aspek konsep diri yang paling rendah
adalah aspek moral (1129). Hasil belajar matematika tinggi nilai 8, hasil belajar
matematika sedang nilai 7, dan hasil belajar matematika rendah nilai 6.
ABSTRACT
THE RELATION OF SELF-CONCEPT AND THE LEARNING RESULT
OF MATHEMATIC ON III GRADE STUDENTS
IN VOCATIONAL SCHOOL ADIPURA MAGELANG
ACADEMIC PERIOD OF 2007/2008
Arny Pramadianti
Sanata Dharma University
2008
This research was descriptive research by correlation. This researchpurposed to gain a description on the relation between self-concept and learning
result in mathematics lesson. The problem case of this research were how the self-
concept of III grade of Vocational Scool Adipura Magelang is in academic period
of 2007/2008 and whether there is any positive relaiti’on between the self-concept
and the result of mathematic learning of the III grade students in Vocational
School Adipura Magelang in academic period of 2007/2008.The sample in this research was III grade students in Vocational School
Adipura Magelang in academic period of 2007/2008 as much 114 students. The
instrument in this research used questioners which comprised of 60 items of
questions, dividied into five aspects of self -concepts, i.e. physic, social, moral,
psychic, and family which each of them comprises of 12 items.The technique of data analysis used was by conducting scoring and data
tabulation, calculating the total score of questioners on self-concept, calculating
the total score of the learning result in mathematic, and calculating the relation of
self-concept with the learning result of mathematic by the formulation of serial
correlation by 3 categories, i.e. “high”, “moderate”, and “low”.The result of this research revealed that the self-concept which was had by
the III grade students in Vocational School Adipura Magelang in academic year of
2007/2008 based on the aspect of physic, social, moral, psychic and family mostly
was high. This results was shown by the calculating of percentage, I.e. as muc h of
98 students or 86% on the high category, as much of 13 students or 11% on yhe
moderate category, and as much of 3 students or 3% on the low category. The
aspect of self -concept which was the lowest is moral aspects (1129). The high
learning result of mathematic had value 8, the moderate learning result of
mathematic has value 7 and the result of low leraning result of mathematic ha d
value 6.KATA PENGANTAR
Penulis sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena melalui
Kuasa-Nya skripsi yang merupakan salah satu syarat kelulusan dan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma telah peneliti
selesaikan.Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu secara khusus peneliti menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan kerelaan dan kerendahan hati telah memberikan masukan, bimbingan, saran, dan perbaikan skripsi ini.
2. Ibu. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan selama kuliah.
3. Kepala Sekolah SMK Adipura Magelang, yang telah memberikan Ijin ujicoba dan penelitian skipsi ini.
4. Kedua Orangtuaku tersayang, yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skpripsi ini.
5. Teman-teman kos Arimbo 6 D : Nita, Noer, Monic, Vila , kalian selalu dalam kenanganku.
6. Teman-teman BK 2001, terimakasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan kebahagiaan selama kuliah.
7. Temanku (Sipri, Nur, Bety, Deny, Mala) terimakasih kalian sahabatku yang paling baik.
8. Seseorang yang pernah mengisi hatiku, terimakasih atas kasih sayang yang diberikan selama ini.
9. Bang Mayear dan Bang Aries di Saumlaki, terimakasih semuanya.
10. Teman-teman ku : Emil, Nanik, Fajar, Widi, Budi, Cris, terimakasih semuanya kalian sahabatku yang baik.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.
Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Terima kasih.Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i HALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii HALAMAN PENEGASAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA . . . . . . . . . v ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xDAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1 A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1 B. Perumusan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 E. Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3 F. Hipotesis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3 BAB II KAJIAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4 A. Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
1. Pengertian Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
2. Aspek-aspek Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
3. Penggolongan Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
4. Perkembangan Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8 B. Belajar Matematika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
1. Pengertian Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
2. Faktor-faktor yang Mampengaruhi Belajar . . . . . . . . .
10
3. Pelajaran Matematika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13
4. Hasil Belajar Matematika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
14
5. Hubungan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika . .
14 C. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16 A. Jenis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16 B. Populasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16 C. Sampel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16 D. Instrumen Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
1. Kuesioner Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
2. Dokumen Hasil Akademik Siswa dalam Mata Pelajaran
Matematika kelas II SMK Adipura Magelang Tahun A jaran 2006/2007 semester II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .19
3. Validitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
4. Reliabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
20
E. Prosedur Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
22 F. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . .
25 A. Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25 B. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
31 BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
36 A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
36 B. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
37 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
39 LAMPIRAN-LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
40
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2007/2008 . . . . . . . . .
17 Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
18 Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas . . . . . . . . .
21 Tabel 4. K lasifikasi Koefisien reliabilitas dan Validitas Suatu Tes . . .
22 Tabel 5. Urutan Peringkat Keseluruhan Aspek-aspek Konsep Diri
Siswa Kelas III SMK Adipura Magelang . . . . . . . . . . . . . . .
26 Tabel 6. Pengelompokan Konsep Diri Siswa Kelas III SMK Adipura
Magelang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kuesioner Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
40 Lampiran 2. Data hasil Tryout . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
45 Lampiran 3. Hasil Uji Realibilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
50 Lampiran 4. Hasil Perhitungan Ujicoba (Tryout) Validitas Item Angket Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
55 Lampiran 5. Data Skor Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
59 Lampiran 6. Data Hasil Penelitian Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . .
62 Lampiran 7. Data Konsep Diri dan Hasil Belajar Matematika . . .
80 Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
83
BAB I LATAR BELAKANG Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis. A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika hampir selalu menjadi momok bagi siswa dari
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena pelajaran
matematika dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan rumit sehingga lebih
banyak memberikan pengalaman negatif bagi siswa. Materi pelajaran ini sangat
membutuhkan ketekunan dan ketelitian.Pembelajaran matematika sering kali membangun konsep diri yang negatif
pada siswa. Untuk materi pelajaran yang rumit seperti halnya mata pelajaran
matematika pembelajaran yang membangun konsep diri positif sangat penting.
Konsep diri menjadi penentu yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar.
Siswa yang mempunyai konsep diri yang tinggi akan menunjukan hasil belajar
yang baik, sebaliknya siswa yang mempunyai konsep diri yang rendah akan
menunjukan hasil belajar yang kurang baik.Peningkatan konsep diri supaya hasil belajar meningkat, siswa
membutuhkan pendampingan yang penuh kesabaran, penuh ketelatenan dan
kreativitas guru dalam menciptakan suasana belajar di kelas. Suasana belajar yang
sehat dan kondusif untuk materi terutama mata pelajaran matematika dibutuhkan
suasana belajar tanpa tekanan, penuh kesabaran dan penuh kehangatan.Bila guru maupun siswa mampu menciptakan suasana tersebut besar
kemungkinan konsep diri siswa terhadap pelajaran matematika menjadi positif.
Dengan demikian diharapkan jika konsep diri siswa terhadap pelajaran
matematika positif maka hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika juga
meningkat.Pentingnya meneliti konsep diri dengan hasil belajar matematika adalah
untuk mengetahui apakah siswa yang memiliki konsep diri positif maka hasil
belajar matematika baik atau sebaliknya bila siswa memiliki konsep diri negatif
maka hasil belajar matematika akan buruk.B. Perumusan Masalah Ada dua masalah penelitian ini dan dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep diri para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran 2007/2008 ?
2. Apakah ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan hasil belajar matematika para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran 2007/2008 ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang hubungan antara konsep diri dan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitan ini dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk
mengembangkan program bimbingan belajar siswa dalam rangka hasil belajar
siswa dan konsep diri siswa.E. Definisi Operasional
a. Konsep Diri Menurut Sinurat (Handout 2002) konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan penghargaan, perasaan seseorang tentang dirinya.
b. Pelajaran Matematika Pelajaran matematika adalah pelajaran yang bertujuan melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan.
c. Belajar Menurut Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
d. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap siswa dalam menyelesaikan tugas dalam mata pelajaran tertentu.
F. Hipotesis Hipotesis penelitian adalah “Ada hubungan yang positif antara konsep diri
siswa dengan hasil belajar matematika siswa kelas III SMK Adipura Magelang
tahun ajaran 2007/2008 .BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memuat kajian pustaka mengenai masalah yang akan diteliti, dalam bab ini meliputi konsep diri, belajar matematika, hipotesa. A. Konsep Diri
1. Pengertian
Konsep diri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, mengenai siapa dia, apa peranannya dalam lingkungan dan apa yang ia inginkan (Mulyati, 1999). Sinurat (1991) mengemukakan bahwa konsep diri diartikan sebagai sikap terhadap diri sendiri. Sikap adalah kecenderungan atau kesiapan seseorang untuk bereaksi atau bertindak menurut cara tertentu terhadap suatu objek. Menurut Paul. J. Centi (1993) konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Menurut Saad (1999) konsep diri adalah kesadaran atau pengertian tentang diri sendiri, yang mencakup pandangan tentang dunia, kepuasan tentang kehidupan, dapat menghargai, mampu mengevaluasi kemampuan sendiri dan persepsi mengenai diri sendiri.
Perkembangan konsep diri ditentukan juga oleh interaksi yang
dibelikan orang-orang di lingkungannya menunjukan penolakan, maka akan
membentuk konsep diri yang negatif. Sebaliknya jika umpan balik yang
diberikan orang-orang di lingkungannya menujukan penerimaan, maka akan
membentuk konsep diri yang positif.Konsep diri positif adalah keyakinan atau pandangan kita tentang diri
sendiri yang baik dan menyenagkan. Konsep diri positif membuat kita
cenderung memusatkan perhatian pada yang positif-positif pada diri kita.
Untuk memperoleh konsep diri positif siswa membutuhkan kasih sayang,
penghargaan, penerimaan diri dan penerimaan dalam hidupnya.Konsep diri negatif adalah keyakinan atau pandangan kita tentang diri
sendiri yang negatif dan tidak menyenagkan. Konsep diri negatif membuat
kita peka terhadap apa saja yang mengungkit atau mengangkat ketidak
berhargaan kita.2. Aspek-aspek Konsep Diri
Aspek-aspek konsep diri yaitu:
a. Aspek Fisik
Menurut Hurlock aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang
penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam
hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya dimata orang lain. b. Aspek Sosial
Menurut Benzonsky (Indraningsih, 1987) aspek sosial meliputi bagaimana
peran sosial yang dimainkan individu dan penilaian individu terhadap peran
tersebut.c. Aspek Moral
Menurut Benzonsky (Indraningsih, 1987) aspek moral meliputi nilai dan
prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang.d. Aspek Psikis
Menurut Hurlock aspek psikis terdiri dari konsep individu tentang
kemampuan dan ketidak mampuan, harga dirinya dan hubungan dengan orang
lain. Aspek psikis mencakup pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki
individu terhadap dirinya sendiri.e. Aspek Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang menanggapi perilaku individu, baik
orangtua, saudara kandung, orang lain yang tinggal satu atap dengan individu.
3. Penggolongan Konsep Diri
Konsep diri dapat digolongkan atas beberapa cara sejalan dengan
banyaknya gambaran atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan, atau
sikap orang terhadap dirinya.Konsep diri dapat digolongkan menjadi dua yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. a. Konsep Diri Positif Burns (1993) mengartikan konsep diri positif sebagai evaluasi diri yang
positif, penghargaan diri yang positif dan penerimaan diri yang positif. Oleh
karena itu, konsep diri positif sama artinya dengan gambaran diri yang
menyenangkan, konsep diri yang baik atau harga diri yang tinggi.Seseorang memiliki konsep diri yang positif jika seseorang itu
mempunyai penilaian, penghargaan, dan penerimaan diri yang positif pada diri
sendiri. Seseorang memiliki konsep diri positif jika mampu mengembangkan
kemampuan-kemampuannya, ide-idenya, tidak mencemaskan banyak hal,
berpenampilan menarik dan bertingkah laku yang sesuai dengan harapan
dirinya dan harapan orang lain.Orang yang mempunyai konsep diri positif mampu mengembangkan
kelebihan yang dimilikinya dan tetap menerima kelemahan dalam dirinya.
Orang yang mempunyai konsep diri positif lebih mudah menjalin relasi dengan
orang lain dan bersikap optimis dalam kompetisi.b. Konsep Diri Negatif Konsep diri negatif dianggap sama artinya dengan konsep diri yang
rendah, gambaran diri yang rendah, harga diri yang rendah. Burns (1993)
mengartikan konsep diri yang negatif sebagai evaluasi diri negatif, membenci
diri, perasaan rendah diri dan penolakan diri.Seseorang memiliki konsep diri negatif jika seseorang mempunyai
penilaian, penghargaan, dan penerimaan diri yang negatif pada dirinya sendiri.
Seseorang memiliki konsep diri negatif jika seseorang tidak mampu
mengembangkan kemampuan-kemapuannya, ide-idenya, mencemaskan
banyak hal, berpenampilan kurang menarik dan bertingkah laku tidak sesuai
dengan harapan dirinya dan harapan orang lain.Orang yang memiliki konsep diri yang negatif cenderung hanya melihat
kelemahan dirinya sehingga selalu merasa diri rendah, tidak berguna, dan
kurang memberikan perhatian terhadap kelebihan dirinya, sehingga cara
pandang dirinya menjadi rendah.4. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri ditentukan oleh interaksi yang dibentuk
antara individu dengan lingkungan sekitarnya yang terbentuk melalui proses
belajar selama masa pertumbuhan sejak kecil. Umpan balik yang diberikan
orang-orang di lingkungannya, pengalaman dan pola asuh orang tua atau orang
dewasa lain akan mempengaruhi konsep diri anak.Anak mulai belajar tentang sikap dan peran yang menuntut tanggung
jawab sesuai dengan usianya di dalam keluarga, oleh karena itu setiap anggota
keluarga mempunyai peran yang sangat pentin g untuk proses belajar tersebut.
Pola asuh orang tua yang keliru dan negatif, atau anak yang tumbuh dan
dibesarkan dalam lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai
konsep diri yang negatif. Bila orang tua atau pendamping anak suka bersikap
tidak adil, menghina, melecehkan, suka menghukum jika berbuat salah atau
bertingak bodoh, maka anak akan cenderung menilai dirinya negatif, tidak
berharga berdasarkan apa yang dialami dalam lingkungannya.Perkembangan konsep diri dibagi menjadi dua yaitu; konsep diri primer dan konsep diri sekunder (Hurlock,1996).
1. Konsep diri primer: Konsep diri primer dibentuk dalam hubungan anak dalam keluarga.
2. Konsep diri sekunder:
a. Konsep diri sekunder dibentuk melalui pengalamannya dengan teman sebaya.
b. Konsep diri sekunder dibentuk melalui pengalamannya di sekolah (guru dan hasil belajar).
Konsep diri anak terbentuk melalui bagaimana perlakuan orang-orang
sekeliling (keluarga, teman, guru) terhadap anak. Bila perlakuan orang-orang
sekeliling menghargai akan menghasilkan konsep diri positif, dan bila
perlakuan orang-orang sekeliling tidak menghargai akan menghasilkan konsep
diri negatif.Pengalaman pendidikan, pergaulan dengan teman sebaya, guru serta
orang dewasa lainnya, akan memberikan kesempatan kepada anak untuk
melihat konsep diri yang telah dibentuk dalam keluarganya. Dengan demikian
anak akan memperoleh konsep dirinya atau anak dapat mengubah konsep
dirinya karena meningkatnya pergaulan anak dengan orang di luar
keluarganya.B. Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Belajar oleh Sudarmanto (1993) diartikan sebagai usaha menggunakan setiap sarana dan sumber, baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Menurut James. O. Whittaker (Soemanto, 1983) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Winkel (1983) belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Muhibbin (1995) ada tiga faktor yang mempengaruhi belajar
yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan factor pendekatan belajar. Masing-
masing faktor diuraikan sebagai berikut ini:a. Faktor Internal Siswa Faktor internal siswa (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmania h) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
1) Aspek Pisiologis Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ
tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. 2) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun
di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih
esensial itu adalah: tingkat kecerdasan/inteligensi siswa (kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat), sikap siswa (sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dengan cara yang reaktif tetap terhadap objek orang, barang, dan se bagainya,
baik secara positif maupun negatif), bakat siswa (bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang), minat siswa (minat adalah kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu), motivasi siswa
(motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu). b. Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor dari luar siswa terdiri atas dua macam, yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperhatikan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktik pengolahan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 3) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Contohnya: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak me miliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan
voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang
sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti
itu jelas berpengaruk buruk terhadap kegiatan belajar siswa.c. Faktor Pendekatan Belajar Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang
meliputu stategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran. Stategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.3. Pelajaran Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan alam. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang bertujuan
supaya siswa mampu menghadapi perubahan keadaan kehidupan dalam dunia
yang selalu berkembang, melalui bertindak cermat, jujur, efisien dan efektif
atas dasar pemikiran secara logis, kritis.Tujuan pengajaran matematika di Sekolah Menengah (SMU) adalah
siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke
pendidikan tinggi, siswa memiliki keterampilan matematika sebagai
peningkatan matematika pendidikan dasar untuk dapat digunakan dalam
kehidupan yang lebih luas (di dunia kerja) maupun dalam kehidupan sehari-
hari, siswa mempunyai pandangan yang luas serta memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika, sikap kritis, logis, obyektif, terbuka, kreatif, serta
inovatif, siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika di SMU (Depdikbud, 1995).4. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar merupakan tingkat pencapaian atau penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dalam kurun waktu tertentu
dalam suatu program pelajaran atau mata pelajaran tertentu. Hasil belajar
matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran
matematika berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.Keberhasilan siswa dalam belajar pada mata pelajaran matematika
diketahui dengan cara mengadakan evaluasi. Evaluasi belajar ini bertujuan
untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa sehingga dapat diketahui kemajuan
siswa dalam bidang studi yang ditempuh.5. Hubungan Konsep Diri Dengan Hasil belajar Matematika Konsep diri yang positif dan sehat merupakan faktor penting bagi
seorang siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru terutama
pelajaran yang membutuhkan kemampuan berpikir kompleks seperti halnya
pelajaran matematika.Konsep diri menjadi penentu yang sangat penting dalam menentukan
hasil belajar. Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan memandang
pelajaran matematika sebagai pelajaran yang tidak menakutkan, pelajaran yang
mudah dan mengasyikan. Dengan konsep diri yang positif dan sehat itu, siswa
akan menjadi rajin membaca buku matematika, sela lu memantapkan pelajaran
matematika setelah sampai di rumah, tenang dalam menghadapi ulangan
matematik, dan akan memperoleh hasil belajar yang sangat memuaskan.Siswa yang memiliki konsep diri yang rendah akan memandang pelajaran
matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, pelajaran yang sulit. Dengan
konsep diri yang negatif dan rendah itu, siswa akan menjadi malas belajar, dan
akan memperoleh hasil belajar yang sangat tidak memuaskan.C. Hipotesa
Sejalan dengan masalah penelitian tentang Hubungan Kons ep Diri dengan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SMK Adipura Magelang Tahun
Ajaran 2007/2008, hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: “A da
hubungan ang positif antara konsep diri siswa dengan hasil belajar
matematika”.BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, populasi penelitian, alat pengumpulan data, dan teknik analisa data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode studi korelasi. Studi korelasi ini bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan variabel-
variabel. Studi korelasi memungkinkan seorang peneliti memastikan sejauh mana
satu variabel berhubungan dengan variabel yang lain. “Besarnya hubungan itu
ditetapkan melalui koefisien korelasi” (Furchan,1982). Penelitian ini
menggambarkan hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika siswa
para siswa kelas III SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2007/2008.B. Populasi Penelitian “Populasi adalah semua anggota sekelompok orang, kejadian atau obyek
yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan,1982). Populasi penelitian ini
adalah semua siswa kelas III SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2007/2008
yang berjumlah :156 orang siswa.C. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dite liti, jika hanya
akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian ini disebut penelitian
sampel (Arikunto, 1997). Sampel penelitian diambil dari jumlah populasi
penelitian yang ada di SMK Adipura Magelang. Sampel penelitian berjumlah 114
siswa yang terdiri dari siswa kelas III / E, III / OA, III/ OB, dan III / OC yang
diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sedangkan
sisanya kelas III M sebagai uji coba yang berjumlah 37 siswa. Jumlah siswa
masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2007/2008 Kelas Jumlah siswa
III / M
37 III / E
21 III / OA
35 III / OB
29 III / OC
34 Total 156 Siswa
D. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Konsep Diri
Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat yang memuat pernyataan yang menunjukkan gambaran akan aspek fisik, aspek sosial, aspek moral, aspek psikis, dan aspek keluarga yang sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Responden siswa kelas III SMK diminta untuk mengungkapkan penghayatannya melalui kuesioner ini bagaimana ia memandang dirinya selama ini dan bagaimana tanggapan orang lain terhadap dirinya seperti yang mereka alami saat ini. Kuesioner konsep diri diambil dari alat yang digunakan Laurentia Vonny Tunjung Sari dalam rangka penelit iannya mengenai hubungan pola pengasuhan orang tua dengan konsep diri siswa.
Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu : (1) Bagian penjelasan dan pedoman pengisian, dan (2) Pernyataan tentang Konsep Diri.
Adapun kuesioner aspek konsep diri dan nomer pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner Aspek Pernyataan positif Pernyataan negatif Jumlah positif Jumlah negatif Jumlah
6
60 Kuesioner dapa t dilihat pada lampiran 1.
30
30
30
30
12 Jumlah total
6
6
55, 56, 57, 58, 59, 60
12 Aspek Keluarga 49, 50, 51, 52, 53, 54
6
Aspek Fisik 1, 2, 3, 4, 5,
12 Aspek Psikis 37, 38, 39, 40, 41, 42 43, 44, 45, 46, 47, 48
6
6
12 Aspek Moral 25, 26, 27, 28, 29, 30 31, 32, 33, 34, 35, 36
6
6
12 Aspek Sosial 13, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22, 23, 24
6
6
6 7, 8, 9, 10, 11,12
Skoring item Kuesioner penelitian memakai Skala Likert. Item Kuesioner menggunakan opsi jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skoring item kuesioner dilakukan sebagai berikut: untuk penskoran pernyataan positif dengan jawaban sangat setuju: 4; skor jawaban setuju: 3; skor jawaban tidak setuju 2; skor jawaban sangat tidak setuju : 1. Sebaliknya untuk penskoran pernyataan negatif dengan jawaban sangat setuju: 1; skor jawaban setuju: 2; skor jawaban tidak setuju 3; skor jawaban sangat tidak setuju : 4.
2. Dokumen Hasil Akademik Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
Kelas II SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2006/2007 Semester II Alat pengumpulan data yang digunakan adalah pencatatan dokumen.Data diperoleh dari dokumen sekolah yang bersangkutan. Data yang diperoleh
adalah nilai rapor semester II mata pelajaran matematika para siswa kelas II
SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2006/2007. dokumen hasil akademik
siswa dapat dilihat dalam lampiran 2.3. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap obyek yang
diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.Validitas
adalah sejauh suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh
alat tersebut (Furchan,1982). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan
adalah validitas konstruk atau konsep yaitu validitas yang menunjukan
sampai dimana isi suatu konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau
konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukuran
tersebut.Teknik yang di gunakan untuk menganalisis item-item dari penelitian
ana adalah teknik karelasi Product Moment Pearson (Arikunto,2002).
Dengan rumus sebagai berikut: N
XY ( X )( Y ) −
∑ ∑ ∑ r = xy
2
2
2