BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK (Studi Kasus Rehabilitasi Jaringan Irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat) - Repository utu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengolahan Data

  Dari hasil penyebaran kuisoner diperoleh data berupa nilai atau skala untuk masing-masing variabel yang di ajukan. Analisis data menggunakan metode statistik dengan menggunakan skala Likert untuk skala pengukuran. Input data adalah hasil penyebaran kuisioner yang dianalisis ke dalam rumusan melalui program Microsoft

  

Excel 2007. Output yang dihasilkan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya

  keterlambatan dalam pelaksanaan proyek yang ditinjau berdasarkan jawaban dari responden.

4.1.1 Karakteristik responden

  Responden dalam penelitian ini berasal daripihak Owner dan pihak kontraktor, hal ini dipilih karena untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dilakukan dibawah pengawasan atau pelaksaan dari pihak tersebut. Jumlah responden yang diambil adalah berjumlah 32 responden yang dikelompokkan atas jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, lamanya mengelola proyek yang serupa dan proyek yang pernah terlibat. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase dari masing-masing karakter responden sehingga para responden dapat lebih dikenal melalui ciri-ciri yang telah disebut di atas. Identitas 32 responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.1 tersebut maka dapat dilihat dari 32 kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, diperoleh informasi bahwa pada tingkat jenis kelamin terbagi atas 26 orang laki-laki (81,25%) dan 6 orang wanita serupa dan proyek yang pernah terlibat untuk presentase responden dapat dilihat seperti pada Tabel 4.1 Karakteristik Responden yang telah disajikan.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

  PNS 14 43,75 Karyawan Kontrak 2 6,25

  Gedung/rumah - - Irigasi 32 100

  Tidak pernah - - Jalan - -

  Proyek yang pernah terlibat

  1-5 tahun 14 43,75 Lebih dari 5 tahun 15 46,87

  Tidak pernah - - Kurang dari 1 tahun 3 9,375

  proyek serupa

  50 Lamanya mengelola

  16

  Kontraktor Lainnya

  Pekerjaan Tetap

  Demografi Frekuensi Persentase (%)

  Lainnya - -

  Diploma 10 31,25 S1 12 37,5 S2 1 3,12

  SMP - - SMA 9 28,12

  3. Pendidikan

  6 18,75 51 - 60 tahun 3 9,37

  20 - 30 tahun 11 34,37 31 - 40 tahun 12 37,51 41 - 50 tahun

  2. Usia

  Laki-laki 26 81,25 Wanita 6 18,75

  1. Jenis Kelamin

  Lainnya - -

4.1.2 Analisis deskriptif

  Untuk mendapatkan nilai mean maka tahapan yang selanjutnya dilakukan adalah tahapan analisis deskriptif dari keseluruhan penilaian yang telah diberikan oleh para responden atas variabel yang telah diberikan. Teknik penyajian data yang didapat dalam memberikan gambaran mean dan peringkat masing-masing parameter yang dibahas disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hasil dari pengolahan data kuisioner melalui program Microsoft Excel 2007 terhadap variabel-variabel bebas (independent

  

variabel) yaitu aspek-aspek yang menyebabkan keterlambatan pada proyek

  Pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat adalah sebagai berikut :

  1. Aspek perencanaan dan penjadwalan Besarnya nilai mean dari hasil pengolahan data terhadap Aspek perencanaan dan penjadwalan dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.2, halaman 42.

  Histogram hasil output Aspek perencanaan dan penjadwalan dapat dilihat pada

Gambar 4.1 berikut :

  4

  3.34

  3.5

  2.9

  3

  2.5

  

2.09

  2

  1.53

  1.46

  1.5

  1

0.5 Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5

Gambar 4.1 Histogram output Aspek perencanaan dan penjadwalan

  Berdasarkan Gambar 4.1 Histogram Output Aspek perencanaan dan penjadwalan maka variabel 4 atau variabel penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama merupakan variabel yang berpengaruh paling besar terhadap keterlambatan pelaksanaan proyek, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pilihan responden (mean) sebesar 3,34.

  2. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) Berdasarkan jawaban dari responden pada pada aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) maka diperoleh nilai rata-rata variabel seperti yang dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.3 halaman 43. Histogram hasil output Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut :

  2.5

  1.91

  2

  1.71

  1.5

  1.37

  1.37

  1.37

  1.34

  1.34

  1.28

  1

  0.5 l 1 l 2 l 3 l 4 l 5 l 6 l 7 l 8

be be be be be be be be

ria ria ria ria ria ria ria ria

Va Va Va Va Va Va Va Va

Gambar 4.2 Histogram output aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak)

  Berdasarkan Gambar 4.2 Histogram output aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak), rata-rata (mean) tertinggi adalah variabel 2 yaitu adanya permintaan tambahan pekerjaan setelah pekerjaan selesai dengan nilai mean 1,91 dan mean terendah pada variabel 1 yaitu lambatnya proses penyelesaian jika terjadi perubahan desain/detail pekerjaan. Pada pelaksanaan pekerjaan pada umumnya pekerjaan saluran sangat sering terjadi permintaan tambahan pekerjaan setelah pekerjaan yang direncanakan telah selesai. Penambahan pekerjaan ini dapat terjadi oleh beberapa faktor seperti kekurang puasan pemilik terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, terjadinya perubahan pekerjaan akibat beberapa hal seperti kondisi lapangan yang mengharuskan adanya penambahan pekerjaan untuk menyempurnakan pekerjaan, tidak lengkapnya data survey awal akibat kesalahan survey seperti data survey yang tidak sesuai realisasi dan juga oleh beberapa faktor lainnya. Lambatnya proses penyelesaian perubahan desain/ detail pekerjaan akibat adanya penambahan atau perubahan pekerjaan ini tentunya akan membutuhkan lagi waktu tunggu dan waktu pelaksanaan penambahan atau perubahan pekerjaan sehingga terjadi penundaan terhadap pekerjaan yang telah direncanakan. Dengan adanya penambahan pekerjaan baru tentunya tidak hanya akan terjadi penambhan waktu tetapi juga akan terjadi penambahan biaya kembali.

  3. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi Nilai rata-rata variabel untuk aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi diperoleh berdasarkan jawaban dari para responden pada dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.4 halaman 44. Histogram hasil output aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

  3.31

  3.5

  2.93

  3

  2.62

  2.28

  2.28

  2.5

  2

  1.5

  1.06

  1.03

  1.03

  1.03

  1

  0.5 Gambar 4.3 Histogram output Aspek sistim organisasi,

  koordinasi dan komunikasi Berdasarkan Gambar 4.3 Histogram output variabel koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor memperoleh nilai rata-rata (mean) tertinggi dan kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan agak sulit karena lokasi yang banyak, kegagalan pemilik mengkoordinasi fungsi lahan serta keterlambatan pembebasan lahan oleh pemilik untuk nilai mean terendah sebagai faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek. Variabel kualitas personil yang kurang profesional pada saat pelaksanaan pekerjaan dilapangan seperti tidak mampu mengambil segera keputusan pada hal-hal yang tidak terlalu primer dan cara pengawasan pekerjaan yang kurang teliti pada saat pelaksanaan dilapangan akibat kurangnya pengalaman kerja, tingkat pendidikan serta kurangnya komunikasi dan pembahasan pekerjaan yang sedang dilaksanakan ini. Kualitas profesionalisme dan ketelitian pengawasan pekerjaan yang kurang akan sangat berdampak pada penyelesaian pekerjaan dilapangan karena hal ini berkaitan dengan personil/pekerja yang melaksanakan pekerjaan proyek.

  4. Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya Pada aspek kesiapan /penyiapan sumber daya berdasarkan analisis yang telah dilakukan, nilai rata-rata variabel untuk aspek tersebut yang diperoleh berdasarkan jawaban dari para responden dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.5 halaman 45. Histogram hasil output aspek kesiapan /penyiapan sumber daya dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut :

  4

  3.5

  3.5

  3

  2.59

  2.5

  2

  1.78

  1.62

  1.56

  1.5

  1.5

  1.37

  1.5

  1

  0.5 Gambar 4.4 Histogram output aspek kesiapan /penyiapan

  sumber daya Berdasarkan Gambar 4.4 Histogram output pada variabel 6 yaitu kelalaian/ keterlambatan oleh sub kontraktor memperoleh nilai rata-rata (mean) tertinggi dan tidak tersedianya peralatan kerja yang cukup memadai untuk alat kerja merupakan variabel dengan nilai mean terendah pada aspek yang ditinjau sebagai faktor penyebab keterlambatan. Pada variabel keterlambatan yang dilakukan oleh sub kontraktor diantaranya di akibatkan dari pemakaian tenaga setempat, kurangnya kedisiplinan pekerja terhadap waktu kerja dan foktor budaya seperti terlalu banyaknya kegiatan sosial. Untuk keterlambatan yang berhubungan dengan peralatan kerja, jauhnya lokasi kerja sehingga sulit untuk dijangkau untuk menyediakan peralatan, kurangnya pengetahuan tentang pemakaian alat kerja yang tepat. Kesemua variabel ini sangat berkaitan dalam menyebabkan keterlambatan penyelesain proyek sehingga seperti pemilihan tenaga dan pemakaian alat kerja sangat perlu diperhatikan.

  5. Aspek sistim insfeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan Nilai rata-rata (mean) variabel untuk skala pemahaman pada aspek sistim yang telah dilakukan evaluasi dapat dilihat pada Tabel B.4.6 halaman 46. Histogram hasil output aspek sistim insfeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut :

  5

  4.62

  4.62

  4.5

  4.5

  4.25

  4

  3.5

  3

  2.5

  1.87

  2

  1.5

  1.31

  1.5

  1

  0.5 Gambar 4.5 Histogram output Aspek sistim insfeksi, control

  dan evaluasi pekerjaan Berdasarkan Gambar 4.5 Histogram output aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan, dapat dilihat bahwa variabel banyak hasil pekerjaan yang harus difinishing ulang dan Variabel proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati adalah variabel yang bernilai nilai rata-rata (mean) tertinggi. Pemilihan waktu kerja yang salah pada suatu pekerjaan seperti dilakukannya pekerjaan galian pada musim hujan tentunya akan menyebabkan terganggunya pelaksanaan pekerjaan seperti tidak keringnya saluran yang akan dilakukan pengecoran.

  6. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) Pada aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), nilai rata-rata (mean) variabel dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.7 halaman 47.

  Histogram hasil output terhadap Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan

  3

  2.78

  2.5

  2

  1.59

  1.5

  1.28

  1.25

  1.21

  1.18

  1

0.5 Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Variabel 6

Gambar 4.6 Histogram output terhadap aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor)

  Berdasarkan Gambar 4.6 Histogram output aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), pada skala pengukuran faktor tertinggi penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan dengan nilai rata-rata (mean) adalah variable perubahan situasi atau kebijakan politik dan variabel dengan nilai mean terendah adalah variable adanya penghentian pekerjaan. Adanya tarik ulur dari pihak-pihak tertentu yang berencana memulai pekerjaan setelah bulan ramadhan pada tahun tersebut menjadi salah satu faktor terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek. Ada pihak yang beranggapan bahwa ini bukan menjadi masalah, namun jadwal pekerjaan tetap akan menjadi terlambat dan banyak item- item pekerjaan yang akhirnya dilakukan secara terburu-buru sehingga menimbulkan permasalahan. Untuk nilai rata-rata (mean) dan peringkat masing-masing dari parameter yang dibahas pada analisis deskriptif ini disajikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan analisis yang dilakukan nilai rata-rata (mean) keseluruhan pada kajian penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek (studi kasus Pembangunan Rehabilitasi

  Jaringan Irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat) dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.8 halaman 44 Berdasarkan analisis pada tiap-tiap aspek maka dapat dilihat bahwa nilai rata- rata (mean) tertinggi terdapat pada aspek sistim infeksi, control dan evaluasi pekerjaan dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan variabel yang telah dianalisis berdasarkan jawaban dari pada para responden. Hal ini menunjukkan bahwa aspek tersebut berdasarkan pilihan responden merupakan aspek yang sangat berpotensial menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek, khususnya pada proyek yang ditinjau.

4.2 Pembahasan

  Dari hasil wawancara terhadap responden untuk mengukur keandalan kuisioner pada faktor-faktor pertimbangan yang digunakan untuk pengukuran penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek khususnya pada Pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat menunjukkan bahwa para responden mengerti dan memahami maksud dan tujuan pengisian kuisioner tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengisian kuisioner yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

   Histogram hasil output aspek-aspek penyebab keterlambatan proyek dapat dilihat pada Gambar 4.7.

  22

  25

  20

  16.59

  15.43

  

11.71

  15

  11.34

  9.31

  10

  5 Gambar 4.7 Histogram output aspek-aspek penyebab

  keterlambatan proyek Berdasarkan analisis keseluruhan aspek-aspek penyebab keterlambatan proyek dapat dilihat pada Tabel 4.10 Analisis aspek-aspek penyebab keterlambatan proyek pembangunan rehabilitasi jaringan irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 4.10 Analisis Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek

  No Pernyataan Mean

A. Aspek perencanaan dan penjadwalan

  1 Penetapan jadwal proyek yang kurang ketat oleh pemilik 1,53

  2 Tidak lengkapnya gambar bestek dilapangan 1,46

  3 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik 2,09

  4 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama 3,34

  5 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah 2,90

B. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak)

  1 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang kurang lengkap 1,28

  2 Apabila terjadi perubahan desain/detail pekerjaan, 1,90 prosesnya lambat

  3 Perubahan lingkup pekrjaan pada waktu pelaksanaan 1,71

  4 Proses pembuatan gambar oleh kontraktor lambat 1,34

  5 Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh 1,37 pemilik

  6 Pembuatan gambar kerja kurang lengkap 1,34

  7 Adanya pekerjaan tambah 1,37

  8 Adanya permintaan tambahan pekerjaan setelah pekerjaan 1,37 selesai

C. Aspek sistim organisasi,koordinasi dan komunikasi

  1 Keterbatasan wewenang personil dalam pengambilan keputusan 2,93

  2 Kualitas personil yang kurang professional 2,62

  6 Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik 2,78

  5 Terjadinya kerusakan dan pengrusakan akibat kurangnya harmonis dengan masyarakat 1,25

  4 Adanya penghentian pekerjaan 1,18

  3 Terjadi hal-hal tak terduga seperti tanah longsor dan banjir 1,21

  2 Transportasi kelokasi proyek yang sulit 1,28

  1 Kondisi lapngan diluar dugaan 1,59

  7 Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati 4,62

  6 Banyak hasil pekerjaan yang harus difinishing ulang 4,62

  5 Kurang tepat waktu melaksanakan pekerjaan oleh kontraktor 4,5

  4 Proses ijin yang yang bertele-tele 4,25

  3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan 1,5

  2 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama 1,31

  1 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang kurang tepat 1,18

  8 Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya ( kesulitan pembayaran oleh pemilik ) 1,56

  7 Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di kontraktor ) 2,59

  6 Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekrjaan 3,5

  7 Kualitas teknik dan manajemerial kurang baik dari pihak kontraktor 2,28

  3 Cara pengawasan pekerjaan kurang teliti 2,28

  4 Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan agak sulit karena lokasi banyak 1,03

  5 Kegagalan pemilik mengkoordinasi fungsi lahan

  1.03

  6 Keterlambatan pembebasan lahan oleh pemilik 1,03

  8 Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian- bagian dalam organisasi kerja kontraktor 2,31

  5 Tidak tersedianya alat /peralatan kerja yang cukup memadai untuk alat kerja 1,5

  9 Terjadinya kecelakaan kerja

  1.06 D. Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya

  1 Mobilisasi sumber daya (bahan ,alat,tenaga kerja) yang lambat 1,5

  2 Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja 1,78

  3 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada 1,37

  4 Tidak tersedianya bahan secara cukupsesuai kebutuhan 1,62

E. Aspek sistim insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan

F. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor)

  Analisis aspek-aspek penyebab keterlambatan proyek pembangunan rehabilitasi jaringan irigasi Alue Peudeng Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.15 halaman 79.

  Nilai rata-rata (mean) tertinggi pada tingkat aspek sistim infeksi, control dan evaluasi pekerjaan merupakan aspek atau faktor yang sangat berpengaruh dalam terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Hal ini terjadi karena kurang tepatnya waktu melaksanakan pekerjaan oleh kontraktor, proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang telah disepakati sehingga banyak hasil pekerjaan yang harus di finishing ulang akibat banyak pekerjaan yang dengan buru-buru dilaksanakan dan tidak sesuai rencana.

  Faktor aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi dengan variabel antara lain keterbatasan wewenang personil dalam pengambilan keputusan, cara pengawasan pekerjaan kurang teliti dan kualitas teknik dan manajemerial kurang baik dari pihak kontraktor juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

  Pada aspek Aspek kesiapan / penyiapan sumber daya, variabel yang sangat berpengaruh terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah kelalaian / keterlambatan oleh sub kontraktor. Hal ini terjadi karena pada saat memulai pekerjaan proyek tepat sebelum bulan ramadahan pada tahun pekerjaan tersebut, sehingga ada pihak yang berencana memulai pekerjaan setelah hari raya idul fitri sehingga jadwal jadi tidak berjalan dengan baik dan terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek

  Untuk faktor-faktor lainnya seperti Aspek perencanaan dan penjadwalan, aspek lingku dan dokumen pekerjaan (kontrak) dan aspek lain-lainmemiliki nilai

  

mean yang hampir sama menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai

  pengaruh yang hampir sama sebagai penyebab keterlambatan setelah 3 faktor yang sangat berpengaruh diatas.