Karakteristik pasien multi drug resistant tuberculosis yang mengalami simptom depresi dan kecemasan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan analitik berpasangan
dengan studi prospektif.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poliklinik rawat jalan dan rawat inap di bagian
paru Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan selama kurun waktu 3
bulan.

3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua pasien MDR-TB yang berobat jalan dan
rawat inap di bagian paru Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria Inklusi.
• Pasien MDR-TB, yaitu : MDR-TB dengan hasil GeneXpert mtb

positif rifampisin resistance.
• Semua pasien MDR-TB yang belum mengkonsumsi OAT MDR.
• Semua pasien MDR-TB yang mengkonsumsi OAT MDR secara
teratur pada 3 bulan awal pengobatan.
• Umur > 17 tahun dan < 70 tahun.
• Bersedia ikut penelitian dan telah menandatangani inform consent.
• Tidak disertai penyakit paru yang lain.
b. Kriteria Eksklusi


Pasien yang memiliki riwayat skizofrenia.

36
Universitas Sumatera Utara



Menderita penyakit kronis lain.




Semua pasien MDR-TB yang putus pengobatan OAT MDR pada 3
bulan awal pengobatan.

3.3.3. Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus :
n=
Berdasarkan penelitian Vega et al (2004), diperoleh proporsi depresi pada =
n=
n = 1,57 / 0,04
n = 39,25 ≈ 40 sampel
Keterangan :
= Nilai deviat baku normal pada α = 5% (1.96)
α = tingkat kemaknaan (5%)
Z = Nilai deviat baku normal untuk tingkat akurasi 80% = 0.84
β

= Tingkat kemaknaan (20%)

d


= Perbedaan proporsi depresi dan/atau kecemasan sebelum dan
sesudah pengobatan MDR. Proporsi depresi sebelum pengobatan =
29% (Vega et al, 2004)

f

= Diskordan (diasumsikan perbedaan proporsi sebesar 20%)

3.4. Definisi operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien MDR-TB, usia,
jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, riwayat merokok, riwayat
pekerjaan, riwayat pengobatan, simptom depresi dan kecemasan.

37
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Variabel Penelitian
NO. VARIABEL
1.


MDR-TB

DEFINISI

CARA UKUR/

OPERASIONAL

INSTRUMEN

HASIL UKUR

KATEGORI



Mtb negatif

Nominal


disebabkan oleh kuman



Mtb rif sus

tuberkulosis yang



Mtb rif res

Penyakit yang

Gene-Xpert

resisten paling sedikit
terhadap rifampicin dan
isoniazid dengan atau

tanpa resisten terhadap
obat lain.
2.

Depresi

Gejala – gejala adalah

HADS

Penilaian

merasa sedih dan

dengan HADS

bersalah, merasa cemas

ditentukan


dan kosong, merasa tidak

klasifikasi total

ada harapan, merasa

skor :

tidak berguna dan



0-7 : Normal

gelisah, merasa mudah



>8 : Depresi


Ordinal

tersinggung dan tidak
ada yang peduli,
gangguan berkosentrasi,
membuat keputusan,
gangguan pola tidur,
kehilangan nafsu makan
atau makan terlalu
banyak, kekurangan
energi dan adanya
pikiran untuk bunuh diri
3.

Kecemasan

Gejala- gejala
kecemasan meliputi rasa

HADS


Penilaian

Ordinal

dengan HADS

38
Universitas Sumatera Utara

khawatir, tidak tenang,

:

ragu, was-was, kurang



0-7 : Normal


percaya diri, gugup,



>8 :

sering merasa tidak

Kecemasan

bersalah dan
menyalahkan orang lain,
tidak mudah mengalah,
tidak tenang bila duduk,
sering kali mengeluh,
khawatir berlebihan
terhadap penyakit,
mudah tersinggung, suka
membesarkan masalah
yang kecil

4.

Jenis

Jenis Kelamin responden

kelamin

baik laki-laki dan

Rekam medik •

Laki-laki



Perempuan

Rekam medik •

0-17 tahun

Nominal

perempuan.
5.

Usia

Usia responden saat
pengambilan data.

6.

Pendidikan

Tingkat pendidikan



18-65 tahun



66-79 tahun



80-99 tahun



>100 tahun

Rekam medik •

SD

responden berdasarkan



SMP

proses belajar pada



SMA

tempat pendidikan



D3

formal terakhir pada



S1

Ordinal

Ordinal

saat pengambilan data.
7.

Pekerjaan

Profesi responden yang
dilakukan pada

Rekam medik •

Tidak ada

Nominal

pekerjaan

39
Universitas Sumatera Utara



PNS



Swasta

Rekam medik •

Belum

keseharian-nya.

8.

Status

Status hubungan

perkawinan

pernikahan responden

menikah


dengan pasangan

9.

10.

11.

Nominal

Menikah /

hidupnya saat dilakukan

pernah

penelitian.

menikah

OAT MDR

Pasien yang belum

Rekam medik

sebelum

pernah mendapat

HADS

pengobatan

pengobatan OAT MDR

Bulan - 0

OAT MDR

Pasien yang sudah

setelah satu

mendapat pengobatan

HADS

bulan

OAT MDR selama satu

Bulan -1

pengobatan

bulan (30 hari)

OAT MDR

Pasien yang sudah

setelah

mendapatkan

HADS

pengobatan

pengobatan OAT MDR

Bulan -3

tiga bulan

selama tiga bulan (90

Rekam medik

Rekam medik

Evaluasi

Evaluasi

Evaluasi

Numerik

Numerik

Numerik

hari)

40
Universitas Sumatera Utara

3.5. Cara Kerja Penelitian
3.5.1. Persiapan alat


Kuesioner

3.5.2. Persiapan pasien


Persetujuan dan menandatangani informed consent oleh pasien sebagai
bukti persetujuan untuk mengikuti penelitian ini.

3.5.3. Cara kerja kuesioner
1. Kuesioner disebarkan yang kemudian diisi oleh responden pada saat
sebelum mendapatkan pengobatan OAT MDR, bulan pertama pengobatan
dan bulan ketiga pengobatan OAT MDR.
2. Kuesioner terdiri atas 14 pertanyaan.
3. Setelah kuesioner diisi oleh responden kemudian diserahkan langsung ke
peneliti untuk dikumpulkan.

41
Universitas Sumatera Utara

3.6. Alur penelitian
Pasien dengan MDR-TB dari hasil pemeriksaan Gene-Xpert yang
tercantum pada status dan memenuhi kriteria inklusi
Informed consent kepada pasien dan keluarga

Sebelum mendapat OAT MDR
Penilaian oleh peneliti
Prosedur menjawab kuesioner yaitu
Hospital Anxiety and Depression
Scale (HADS) oleh pasien MDR-TB

dari hasil kuesioner
MDR-TB yaitu
Hospital Anxiety and
Depression Scale
(HADS)

Sudah mendapat
OAT MDR bulan
Penilaian oleh peneliti

ke-1

dari hasil kuesioner
Prosedur menjawab kuesioner yaitu

MDR-TB yaitu

Hospital Anxiety and Depression

Hospital Anxiety and

Scale (HADS) oleh pasien MDR-TB

Depression Scale
(HADS)

Sudah mendapat OAT
MDR bulan ke-3

Penilaian oleh peneliti
dari hasil kuesioner
MDR-TB yaitu

Prosedur menjawab kuesioner yaitu
Hospital Anxiety and Depression
Scale (HADS) oleh pasien MDR-TB

Hospital Anxiety and
Depression Scale
(HADS)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

42
Universitas Sumatera Utara

3.7. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Coding, yaitu data diberi kode yang sesuai dengan kriteria masing-masing
variabel.
b. Entry, yaitu memasukkan data ke dalam program komputer.
c. Editing, yaitu koreksi meliputi kelengkapan jawaban dan tulisan yang jelas.
d. Analyzing: pengolahan dan analisis statistik dari data yang diperoleh
dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu program
Statistical Package for Social Sciences (SPSS).

3.8. Analisis data
Data hasil merupakan kuesioner. Data yang berhasil dikumpulkan diolah dan
dianalisis dengan mempergunakan program komputer dengan menggunakan
perangkat lunak statistic SPSS. Data akan dianalisis secara deskriptif untuk
melihat distribusi frekuensi variabel serta karakteristik. Kemudian dilanjutkan
dengan analisis uji hipotesis melalui uji X2 Mc Nemar.

3.9. Etika Penelitian
Sebelum dilakukan pengumpulan data terhadap subjek penelitian, peneliti
mengajukan ethical clearance terlebih dahulu kepada Komisi Etik Penelitian
Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran USU, Medan.

43
Universitas Sumatera Utara

3.10. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Jadwal
Uraian

Bulan
Jun

Jul

Agus

Sep

Okt

No

Des

Jan Feb

16

16

16

16

16

v

16

17

17











16
Persiapan



Pengumpulan data













Analisis data
Penulisan laporan



Seminar



3.11. Perkiraan Biaya Penelitian
a. Pengumpulan kepustakaan

Rp. 1.000.000,-

b. Pembuatan proposal

Rp. 1.000.000,-

c. Seminar proposal

Rp. 1.500.000,-

d. Bahan dan alat pendukung penelitian

Rp. 4.000.000,-

e. Seminar hasil penelitian

Rp. 1.500.000,-

Jumlah

NB

Rp. 9.000.000,

: Seluruh biaya penelitian ditanggung oleh peneliti

44
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini melibatkan 40 orang pasien MDR-TB yang mendapatkan
regimen pengobatan MDR-TB dan dilakukan follow up selama 3 bulan yang
dimulai sejak awal sebelum pasien memulai pengobatan MDR-TB, bulan pertama
dan bulan ketiga sesudah minum OAT MDR secara teratur selama periode 9
bulan dimulai dari Juni 2016 - Februari 2017. Pasien dinyatakan sebagai pasien
MDR-TB jika hasil pemeriksaan GeneXpert Mtb Rif menunjukkan hasil MTb (+)
Rif Res (Rifampicin Resistance).
Karateristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin menunjukan data
bahwa sebanyak 22 orang (55%) adalah laki laki, dan sisanya sebanyak 18 orang
(45%) adalah perempuan.
Adapun karakteristik sampel berdasarkan usia dijumpai bahwa usia termuda
pasien yang menderita MDR-TB adalah 19 tahun dan usia tertua adalah 65 tahun.
Sampel yang berada dalam kisaran usia < 30 tahun adalah sebanyak 4 orang. Usia
30 - 39 tahun sebanyak 8 orang, usia 40 - 49 tahun sebanyak 12 orang, dan
sisanya sampel yang berada dalam rentang usia lebih atau sama dengan 50 tahun
adalah sebanyak 16 orang. Rata - rata usia responden dalam penelitian ini adalah
45,1 +/- 11,47 tahun. Sementara itu, karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan
didapati bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 37,5% bekerja sebagai ibu
rumah tangga dan 32,5% bekerja sebagai wiraswasta.
Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir
tamatan SMA (67.5%) dan 95% responden sudah menikah. Dari ke 40 sampel
penelitian, 35% diantaranya tidak merokok, dan 30% diantaranya adalah perokok
dengan indeks brinkman (IB) sedang.

45
Universitas Sumatera Utara

Berikut adalah tabel karaktersitik sampel dalam penelitian ini :
Tabel 4.1. Karakteristisik Sampel Penelitian
Karakteristik

N

Jumlah
%

Jenis Kelamin
Perempuan

18

45.0

Laki laki

22

55.0

0.05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi depresi

53
Universitas Sumatera Utara

dan kecemasan antara laki - laki maupun perempuan setelah 3 bulan menjalani
pengobatan MDR-TB.

4.7. Pembahasan
Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analitik yang mencoba
mengidentifikasi kejadian simptom depresi dan kecemasan pada 40 orang pasien
MDR-TB yang tidak memiliki komorbid penyakit lain. Dengan melakukan follow
up selama 3 bulan, dilakukan penilaian gejala depresi dan kecemasan pada pasien
MDR-TB dengan menggunakan kuesioner HADS.
Laporan dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa
penyakit MDR-TB memiliki kaitan dengan economic lost yaitu kehilangan
pendapatan rumah tangga. Seseorang yang menderita tuberculosis biasa
diperkirakan akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 3-4 bulan
(Depkes RI, 2012) dan tentunya angka ini akan meningkat pada pasien MDR-TB
mengingat durasi pengobatan yang lebih lama. Pasien tuberkulosis yang
kehilangan pekerjaan akan stres. Selain itu pasien juga stres karena pengobatan
penyakit MDR-TB yang lama.
Salah satu dari tujuh peristiwa hidup yang paling menimbulkan stres dalam
skala Family Inventory of Live Events (FILE) adalah stres karena sakit kronik.
Jika salah satu anggota keluarga mangalami penyakit tuberkulosis maka pasien
akan stres karena penyakit yang dideritanya dan perannya dalam keluarga juga
terganggu. Stres tersebut pada akhirnya akan menimbulkan kecemasan (Friedman,
2010).
Clark (2011) dalam studinya yang mengidentifikasi perbedaan proporsi
kecemasan antara perempuan dengan laki-laki dan mendapati bahwa perempuan
dua kali lebih rentan terhadap kecemasan daripada laki-laki dan juga menegaskan
bahwa perempuan secara signifikan lebih cenderung ke arah emosi negatif, kritik
diri, dan menggerutu tentang masalah. Beberapa studi menyebutkan bahwa
perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan mungkin memainkan peranan
yang dapat menjelaskan mengapa perempuan secara biologis cenderung ke arah
kecemasan dibandingkan laki-laki (Clark, 2011).

54
Universitas Sumatera Utara

Hal ini sedikit berbeda dengan data yang didapat dari penelitian ini yang
menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian depresi ataupun kecemasan pada pasien MDR-TB. Meski demikian,
perlu dilakukan studi lanjutan yang melihat perubahan proporsi depresi dan
kecemasan pada laki laki dan perempuan seiring perjalanan waktu pengobatan
yang dilakukan follow up hingga akhir pengobatan.
Secara umum, terdapat beberapa penyebab yang mendasari munculnya
gejala depresi dan kecemasan pada pasien MDR-TB. Pertama, maraknya
informasi yang beredar mengenai MDR-TB tak jarang membuat pasiennya yang
baru didiagnosis menderita MDR-TB berasumsi buruk mengenai dirinya sendiri.
Mereka menganggap penyakit MDR-TB memiliki peluang yang sangat kecil
untuk dapat bertahan hidup. Kerap kali pasien mengkhawatirkan tentang berapa
lama dia bisa sembuh, dan bagaimana dia akan beradaptasi dengan keluarga dan
masyarakat. Hal ini yang pada akhirnya membuat pasien menjadi depresi (Pachi et
al, 2013).
Kedua, perubahan pola hidup pada pasien MDR-TB juga menjadi pemicu
terjadinya depresi. Banyak yang harus diubah ketika seseorang telah terdiagnosis
MDR-TB, antara lain pola makan, pola tidur, aktivitas sehari-hari dan lain-lain.
Pasien MDR-TB juga akan mengalami perubahan pola tidur yang dikarenakan
gejala klinis seperti sesak napas, batuk yang semakin berat dirasakan pada malam
hari sehingga mengganggu pola tidur pasien.
Ketiga, kenyataan bahwa dirinya harus mengkonsumsi obat setiap hari
secara tepat waktu dapat menjadi beban bagi pasien. Sebagian obat MDR-TB
diberikan melalui jalur suntikan yang mengakibatkan munculnya rasa nyeri di
bekas tempat suntikan, dan ini berlangsung setiap hari selama beberapa bulan,
menyebakan keluhan pasien yang semakin bertambah. Belum lagi ditambah
dengan efek samping beberapa obat MDR-TB yang memang dapat mencetuskan
gejala depresi dan kecemasan.
Keempat, adalah anggapan dalam diri pasien yang merasa bahwa dirinya
menjadi beban bagi orang lain terutama anggota keluarganya. Terlebih bagi laki laki yang selama ini menjadi tulang punggung dalam menafkahi keluarga,

55
Universitas Sumatera Utara

kejadian MDR-TB sedikit banyak tentu akan membatasi peranannya sebagai
pencari nafkah keluarga.
Untuk mengatasi masalah psikososial yang dihadapi oleh pasien TB paru,
seyogyanya dilakukan psikoedukasi (psikoedukasi aktif dan pasif). Psikoedukasi
merupakan pendidikan kesehatan untuk mengatasi masalah psikososial bagi
pasien baik yang mengalami penyakit fisik maupun gangguan jiwa (Donker et al,
2009). Psikoedukasi ini terdiri dari psikoedukasi aktif dan pasif. Psikoedukasi
aktif dilakukan dengan melakukan konseling bagi pasien yang mengalami
masalah psikososial terkait penyakit yang dialaminya sedangkan psikoedukasi
pasif dilakukan dengan memberikan booklet, pamflet, website atau video tentang
bagaimana mengatasi masalah psikososial yang biasanya dialami oleh pasien TB.
Terapi psikoedukasi yang dilakukan kepada kelompok pasien dapat pula
berupa gabungan dari psikoedukasi aktif dan psikoedukasi aktif. Pemberian terapi
gabungan (aktif dan pasif) ini didasarkan pada temuan sebelumnya oleh Moult et
al (2004) bahwa informasi kesehatan yang diterima oleh seorang pasien bisa
terlupakan dalam beberapa menit setelah mereka mendapatkan informasi, karena
itu diperlukan booklet supaya pasien bisa mengulang di rumah apa yang telah
dibicarakan sebelumnya dengan dokter. Pasien TB diberikan konseling tentang
masalah psikososial yang mereka hadapi, kemudian diberikan booklet yang berisi
tentang cara - cara mengatasi masalah psikososial yang biasa dialami pasien TB.
Kombinasi kedua pendekatan psikoedukasi (pasif dan aktif) ini sangatlah efektif
dalam mengatasi masalah psikososial pasien TB, terbukti dengan hasil penelitian
yang signifikan dimana terdapat perbedaan yang bermakna dari tingkat depresi,
cemas dan stres kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Beberapa hal yang masih menjadi kelemahan dalam penelitian ini antara,
lain adalah jumlah sampel yang masih sangat sedikit yaitu sebesar 40 orang.
Selain itu, observasi gejala depresi dan kecemasan hanya dilakukan melalui
follow up selama 3 bulan. Untuk itu perlu dikembangkan penelitian lanjutan yang
mengidentifikasi gejala depresi dan kecemasan ini dengan melibatkan jumlah
sampel yang lebih besar dan dengan durasi follow up yang lebih lama. Hal ini

56
Universitas Sumatera Utara

guna melihat perbedaan kejadian depresi dan kecemasan di awal pengobatan,
selama pengobatan berlangsung, dan di akhir pengobatan.
Selain itu, perlu juga diidentifikasi apakah kejadian depresi dan kecemasan
yang terjadi pada pasien MDR-TB berhubungan dengan faktor demografis seperti
tingkat ekonomi, suku dan sosio-kultur ataupun tempat tinggal. Hal ini diperlukan
mengingat bahwa gejala depresi dan kecemasan tentunya sangat dipengaruhi oleh
dukungan dari lingkungan dan persepsi dari masyarakat sekitar.

57
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan simptom depresi pada pasien MDR-TB dari sebelum
pengobatan (40%), bulan ke-1 (60%) hingga bulan ke-3 sesudah
mendapatkan pengobatan MDR-TB (82,5%).
2. Terdapat peebedaan simptom kecemasan pada pasien MDR-TB

dari

sebelum pengobatan (10%), bulan ke-1 (22,5%) hingga bulan ke-3
pengobatan MDR-TB (52,5%).
3. Terdapat hubungan antara waktu pengobatan dengan kejadian simptom
depresi dan kecemasan pada pasien MDR-TB.
4. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian simptom
depresi dan kecemasan pada pasien MDR-TB.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :
1. Diperlukan penelitian lanjutan yang mengidentifikasi gejala depresi dan
kecemasan pada pasien MDR-TB dengan melibatkan lebih banyak sampel
penelitian dan dalam durasi follow up yang lebih lama.
2. Diperlukan penelitian lanjutan yang mengidentifikasi pengaruh faktor
demografis seperti suku, tingkat pendidikan, tempat tinggal serta persepsi
lingkungan sekitar dan tingkat ekonomi terhadap kejadian depresi dan
kecemasan pada pasien MDR-TB.
3. Terapi psikoedukasi baik aktif maupun pasif dapat dijadikan salah satu
elemen dalam protokol pengobatan pasien MDR-TB, khususnya yang
tekah menunjukkan gejala depresi dan kecemasan.
4. Diperlukan adanya hubungan kerjasama antara divisi paru dan psikiatri
dalam penanganan pasien dengan gejala depresi dan kecemasan guna

58
Universitas Sumatera Utara

memaksimalkan pengobatan MDR-TB dan meningkatkan kualitas hidup
pasien MDR-TB.
5. Diharapkan agar penerapan kuesioner HADS dapat dipakai pada pasien
MDR-TB

untuk mendeteksi dini terhadap simptom depresi dan

kecemasan sebelum memulai pengobatan MDR-TB dan follow up setiap
bulan setelah mendapatkan pengobatan MDR-TB.

59
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan proporsi simptom depresi dan kecemasan pada pasien multi drug resistant tuberculosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 7 17

Perbedaan proporsi simptom depresi dan kecemasan pada pasien multi drug resistant tuberculosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 1

Perbedaan proporsi simptom depresi dan kecemasan pada pasien multi drug resistant tuberculosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 5

Perbedaan proporsi simptom depresi dan kecemasan pada pasien multi drug resistant tuberculosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 30

Perbedaan proporsi simptom depresi dan kecemasan pada pasien multi drug resistant tuberculosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Chapter III V

0 1 24

Perbedaan proporsi simptom depresi dan kecemasan pada pasien multi drug resistant tuberculosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 5 5

Karakteristik pasien multi drug resistant tuberculosis yang mengalami simptom depresi dan kecemasan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 17

Karakteristik pasien multi drug resistant tuberculosis yang mengalami simptom depresi dan kecemasan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 1

Karakteristik pasien multi drug resistant tuberculosis yang mengalami simptom depresi dan kecemasan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 5

Karakteristik pasien multi drug resistant tuberculosis yang mengalami simptom depresi dan kecemasan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 30