Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.
Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan
ini, manusia selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti, yang
mungkin menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. 1
Sesuai dengan sifatnya yang fana dan tidak kekal, kehidupan ini
diliputi oleh ketidakpastian, semua yang ada dan yang terjadi pada
hakikatnya tidak akan tetap pada suatu posisi yang sama. Ia akan bergerak
ke arah dan kedudukan yang tidak dapat diketahui lebih dahulu
sebelumnya. 2
Manusia mengharapkan keamanan atas harta benda mereka,
mengharapkan kesehatan dan kesejahteraan tidak kurang sesuatu apa pun,
namun hanya dapat berusaha, tetapi Tuhan Yang Maha Esa yang
menentukan segalanya. Oleh karena itu, setiap insan tanpa kecuali di alam
fana ini selalu menghadapi berbagai risiko yang merupakan sifat hakiki
manusia yang menunjukkan ketidakberdayaannya dibandingkan Sang
Maha Pencipta. Kemungkinan menderita kerugian yang dimaksud disebut
risiko.


1

A. Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, 2013, Jakarta : Sinar Grafika, hal. 1
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi,1992, Jakarta : Sinar
Grafika, hal. 31
2

1
Universitas Sumatera Utara

2

Timbulnya suatu risiko menjadi kenyataan merupakan sesuatu yang belum
pasti, sementara kemungkinan bagi seseorang akan mengalami kerugian
atau kehilangan yang dihadapi oleh setiap manusia merupakan suatu hal
yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kemungkinan timbulnya suatu
risiko menjadi kenyataan adalah suatu hal yang diusahakan untuk tidak
terjadi. Seseorang yang tidak menginginkan suatu risiko menjadi
kenyataan seharusnya kehilangan atau kerugian itu tidak terjadi.

Kebutuhan terhadap perlindungan atau jaminan asuransi bersumber
dari

keinginan

untuk

mengatasi

ketidakpastian

(uncertainty).

Ketidakpastian mengandung risiko yang dapat menimbulkan ancaman
bagi setiap pihak, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaku bisnis.
Ketidakpastian tersebut melahirkan kebutuhan untuk mengatasi risiko
kerugian yang mungkin timbul sebagai konsekuensi dari ketidakpastian
tersebut. Risiko yang timbul dapat bersumber dari bencana alam,
kecelakaan, penyakit, kelalaian, ketidakmampuan, kesalahan, kegagalan,
ataupun dari berbagai sebab sebab lain yang tidak dapat diduga

sebelumnya termasuk tindakan kerusuhan, sabotase, dan terorisme.
Masing-masing risiko mungkin memerlukan bentuk

penanganan yang

berbeda. 3
Oleh sebab itu asuransi adalah hal yang penting untuk melindungi
diri dan cara tetap melanjutkan hidup meski dalam keadaan tidak
menyenangkan sebab risiko dipindahkan ke asuransi.

3

A. Junaedy Ganie, Op.Cit, hal.1 dan 2

Universitas Sumatera Utara

3

Asuransi merupakan salah satu bentuk pengalihan risiko.
Pertimbangan yang timbul dalam pengambilan keputusan terhadap bentuk

penanganan risiko didasarkan pada apakah risiko yang berhasil
diidentifikasi karena ketidakpastian tersebut dapat dicegah, dihindari,
ditanggung sendiri atau harus dialihkan kepada pihak lain. 4
Risiko yang dimaksud tidak hanya dihadapi oleh manusia pada
masa sekarang saja, tetapi jauh sebelumnya, yaitu sejak manusia itu pada
hakikatnya selalu menghadapi risiko, tetapi dengan permulaan kegiatan
manusia mulai ada di muka bumi ini. Meskipun manusia itu pada
hakikatnya selalu menghadapi risiko, tetapi dengan akal budinya ia juga
berusaha mengatasi, bagaimana caranya menanggulangi semua macam
risiko yang dihadapinya itu. Oleh karena itu manusia mencari jalan dan
upaya bagaimana caranya agar risiko yang seharusnya ia tanggung sendiri
itu dapat dikurangi dan dibagi kepada pihak lain yang bersedia ikut
menanggung risiko tersebut.
Salah satu upaya manusia untuk mengalihkan risikonya sendiri,
ialah dengan jalan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko dengan pihak
lain. Perjanjian semacam itu disebut sebagai perjanjian asuransi atau
pertanggungan. Pokok pikiran termaksud di atas dikutip banyak sarjana
dengan satu pendapat yang senada sebagai berikut:
“pertanggungan itu yang mempunyai tujuan pertama-tama adalah
mengalihkan risiko yang ditimbulkan peristiwa peristiwa yang tidak dapat


4

Ibid, hal. 2

Universitas Sumatera Utara

4

diharapkan terjadinya itu kepada orang lain yang mengambil risiko untuk
mengganti kerugian”. 5 Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang
mungkin melahirkan kerugian (loss) 6
Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya selalu mengandung
suatu konsep beberapa arti; tergantung pada pemakaian dan hubungan,
serta disiplin kata itu dipergunakan. Dalam asuransi, pengertian risiko
diartikan sebagai ketidakpastian mengenai kerugian. Jadi pengertian risiko
di sini mengandung dua konsep, yaitu ketidakpastian dan kerugian.
Titik berat pengertian risiko pada asuransi ialah pada ketidakpastian dan
bukan pada kerugian.
Ketidakpastian di sini yang dimaksud adalah ketidakpastian akan

terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang menciptakan kerugian.
Hal ini adalah sesuai dengan fungsi dasar asuransi.
Fungsi dasar asuransi ialah merupakan suatu upaya untuk
menanggulangi ketidakpastian terhadap kerugian khusus untuk kerugian
kerugian murni dan bukan kerugian yang bersifat spekulatif.
Jadi untuk selanjutnya, pengertian risiko dapat diberikan sebagai
suatu ketidakpastian tentang terjadinya atau tidak terjadinya suatu
peristiwa yang menciptakan kerugian.
Dalam praktek hal ini secara tegas diakui bahwa sesungguhnya
hubungan antara asuransi dan risiko itu erat satu sama lain, sebagai
pernyataan berikut ini:
5

Sri Rejeki Hartono, Op.Cit, hal 14-15
A. Abbas Salim, Dasar-Dasar Asuransi (Principles of Insurance), ed. 2, cet. 4, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 3
6

Universitas Sumatera Utara


5

“asuransi atau pertanggungan (verzekering), di dalamnya tersirat
pengertian adanya suatu risiko, yang terjadinya sebelum dapat dipastikan,
dan adanya pelimpahan tanggung jawab memikul beban risiko dari pihak
lain yang mempunyai risiko tersebut, kepada pihak lain yang sanggup
mengambil alih tanggung jawab. Sebagai kontra prestasi dari pihak lain
yang melimpahkan tanggung jawab ini, yang diwajibkan membayar
sejumlah uang kepada pihak yang menerima tanggung jawab”. 7
Asuransi yang merupakan buah peradaban manusia, diciptakan
guna mengatasi kesulitan manusia. Hal tersebut dimulai sebagai suatu
untuk

memperoleh

proteksi

terhadap

rasa


tidak

aman

karena

ketidakpastian yang selalu mengikutinya. Apabila kepastian sudah
diperoleh maka manusia sudah merasa terlindung artinya ia sudah
mendapatkan apa yang ia butuhkan ialah adanya proteksi.
Kesehatan yang merupakan bagian dalam hidup manusia juga
harus diutamakan perlindungannya. Kesehatan adalah elemen terpenting
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Masyarakat yang sehat
akan lebih mudah mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Tidak ada
satupun di dunia yang ingin sakit. Tapi setiap manusia tak terhindar dari
penyakit maupun segala risiko dari penyakit.
Kesehatan adalah hak asasi setiap orang. Setiap orang berhak atas
kesehatan. Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

7


Sri Rejeki Hartono, Op.Cit, hal 16 dan 31

Universitas Sumatera Utara

6

akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. 8
Kesehatan adalah salah satu ukuran bahwa masyarakat itu sejahtera
Rakyat yang sehat adalah wujud rakyat yang sejahtera. Dalam
rangka mensejahterakan rakyat Indonesia maka pemerintah mewujudkan
dalam bentuk jaminan sosial. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Hal ini juga menjadi salah satu
tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) yakni
mensejahterakan rakyat. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 34 ayat 2 tersebut yang mengemukakan: “Negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Kemudian sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 34 ayat 3 yang mengemukakan “Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak”,
oleh sebab itu pemerintah membuat program Jaminan Kesehatan Nasional
berupa jaminan perlindungan kesehatan untuk menjamin perlindungan atas
seluruh rakyat Indonesia dalam program Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional. 9
Setiap manusia sangat berpotensi mengalami risiko antara lain
dapat terjadi sakit, menjadi tua dan pensiun, tidak berpendapatan, dsb.
8

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 4
Sentosa Sembiring,. Himpunan Undang-Undang Lengkap Tentang Asuransi Jaminan
Sosial, Nuansa Aulia, Bandung, 2006, hal.20

9

Universitas Sumatera Utara

7


Pada umumnya masyarakat indonesia masih berpikir jangka pendek
sehingga belum ada budaya menabung untuk dapat menanggulangi apabila
ada musibah. Masyarakat belum insurance minded terutama dalam
asuransi kesehatan. Dengan demikian untuk menjamin agar semua risiko
tersebut tanpa adanya hambatan financial maka jaminan kesehatan
nasional yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan
sosial yang bersifat nasional, wajib, nirlaba, gotong royong merupakan
jalan untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita 10
Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia merupakan bagian
dari Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah
dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan nasional yang
bersifat wajib berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional menjelaskan bahwa pilar jaminan sosial terdiri dari
bantuan sosial, tabungan wajib dan asuransi sosial. Bantuan sosial adalah
suatu sistem untuk reduksi kemiskinan yang didanai dari pajak (yang
dimasukkan dalam APBN dan dikeluarkan sebagai penerima bantuan
iuran), sedangkan tabungan wajib merupakan skema tabungan untuk

10

Ebook Bahan Paparan JKN dalam SJSN

Universitas Sumatera Utara

8

dirinya sendiri seperti wajib yang didanai dengan iuran peserta atau pihak
lain dan atau oleh pemerintah bagi penduduk miskin. Model asuransi
sosial ini dinilai paling baik untuk membiayai jaminan sosial 11
Selanjutnya pemerintah membentuk Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial sebagai badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diselenggarakan oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, dimana PT Askes (Persero) beralih
menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan PT
Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan. 12
Hadirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dengan
premi murah dan manfaat luas merupakan badan penyelenggara jaminan
sosial milik pemerintah yang bertujuan memproteksi seluruh masyarakat
dengan premi terjangkau. Badan hukum publik yang menyelenggarakan
program jaminan kesehatan nasional ini sesuai amanat undang-undang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Sebelumnya pemerintah berusaha memenuhi amanat UndangUndang Dasar 1945 tentang jaminan sosial dengan membuat Sistem
11

Chazali H. Situmorang,. Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia Transfrormasi BPJS :
“Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan”, Cinta Indonesia, Depok, 2013, hal.7
12
www.bpjs-kesehatan.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2016

Universitas Sumatera Utara

9

Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diselenggarakan oleh PT JAMSOSTEK
(Persero), Sistem Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang
diselenggarakan oleh PT TASPEN (Persero), Sistem Jaminan Sosial
anggota TNI dan Kepolisian yang diselenggarakan oleh PT ASABRI
(Persero) dan Sistem Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT
ASKES (Persero).
Namun demikian keseluruhan sistem jaminan sosial di atas belum
tersusun dalam suatu sistem jaminan sosial yang terintegrasi, terpadu dan
sinerjik secara nasional. 13 Program jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat di Indonesia yang juga diselenggarakan berdasarkan prinsip
asuransi kesehatan sosial adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh PT Askes (Persero) masih terbatas baik manfaat dan
kepesertaannya. Untuk itu pemerintah membentuk program jaminan
kesehatan yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan sosial
yang berupa badan hukum publik dan dirumuskan secara legal dengan
terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional dibentuk untuk
mensinkronisasikan penyelenggaraan program program jaminan sosial
yang diselenggarakan oleh beberapa badan penyelenggara agar mampu
memberikan yang lebih baik kepada seluruh peserta. Substansi undang13

Hadi Setia Tunggal., Memahami Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Indonesia, 2015, Harvarindo, hal iii

Universitas Sumatera Utara

10

undang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengatur kepesertaan, besaran
iuran dan manfaat, mekanisme penyelenggaraan dan kelembagaan jaminan
sosial yang berlaku sama di seluruh wilayah Indonesia.
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional disusun dan
diundangkan dalam rangka memenuhi hak warga negara akan jaminan
sosial, sebagaimana diamanatkan dalam Undan-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 3 yakni: Setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat serta sebagaimana dalam
deklarasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang Hak Asasi Manusia
Tahun 1948 dan Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952.
Pengembangan jaminan sosial juga selaras dengan tujuan
pembentukan

negara

indonesia

yang

menganut

paham

negara

kesejahteraan (welfare state). Alinea keempat pembukaan UndangUndang Dasar 1945 antara lain menyatakan bahwa salah satu tujuan
negara Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum..”
Agar hak setiap orang atas jaminan sosial sebagaimana amanat
konstitusi dapat terwujud, maka dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dinyatakan bahwa program
jaminan sosial bersifat wajib yang memungkinkan mencakup seluruh
penduduk yang pencapaiannya dilakukan secara bertahap. Seluruh rakyat

Universitas Sumatera Utara

11

wajib menjadi peserta tanpa kecuali. Program jaminan sosial yang
diprioritaskan untuk mencakup seluruh penduduk terlebih dahulu adalah
program jaminan kesehatan. 14
Manfaat program Badan Program Jaminan Sosial tersebut cukup
komprehensif yaitu meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama,
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan dimana peserta program ini
akan mencakup seluruh warga negara Indonesia termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia yang telah
membayaran iuran meliputi penerima bantuan iuran jaminan kesehatan
atau PBI dan bukan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan 15
Membahas mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
merupakan hal yang penting untuk diketahui. Mulai dari kepesertaan
sampai bagaimana tahap mengklaim asuransi pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas dan
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Tinjauan
Yuridis Tentang Klaim Asuransi Pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (Studi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)”

B. Permasalahan

14

Ibid , hal 18-19
www.bpjs-kesehatan.go.id diakses pada tanggal 17 Januari 2016

15

Universitas Sumatera Utara

12

Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana tata cara klaim non kapitasi di fasilitas kesehatan tingkat
pertama pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan?
2. Bagaimana prosedur pembayaran klaim di fasilitas kesehatan tingkat
pertama pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan?
3. Apa

saja

hambatan

dalam

pelaksanaan

klaim

pada

Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tata cara klaim non kapitasi di fasilitas kesehatan
tingkat pertama pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
2. Untuk mengetahui prosedur pembayaran klaim di fasilitas kesehatan
tingkat pertama pada Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan
3. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan klaim non kapitasi
pada Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan

D. Manfaat Penulisan
Setiap penulisan mempunyai manfaat yang dapat diberikan. Adapun
penulisan ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat teoretis

Universitas Sumatera Utara

13

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
hukum perdata khususnya di bidang asuransi
b. Menambah informasi mengenai Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis sebagai sarana yang dapat mengembangkan wawasan
dan menambah pengetahuan dalam ilmu asuransi
b.

Bagi masyarakat umum agar memahami mengenai program
pemerintah untuk

mensejahterakan

rakyat

yakni

dengan

menyelenggarakan badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan
dan tata cara klaim asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan

E. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah
pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Penulisan ini
dilakukan dengan menggunakan metode yuridis normatif yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti
dengan cara mengadakan penelurusan terhadap peraturan-peraturan

Universitas Sumatera Utara

14

dan literatur-literatur serta mengacu pada norma norma hukum
yang terdapat dengan permasalahan yang diteliti 16.
Penelitian yuridis empiris adalah penelitian terhadap
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang topik yang
diangkat, kemudian melihat kesesuaian antara hal yang ditentukan
dalam peraturan hukum tersebut dengan pelaksanaannya di
lapangan berlakunya serta untuk memperoleh data maupun
keterangan. 17 Metode yuridis empiris dalam penulisan skripsi ini
dalam penulisan skripsi ini yaitu dari hasil pengumpulan dan
penemuan data maupun informasi melalui studi pada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial cabang lubuk pakam. Metode
penelitian yuridis empiris dilakukan dengan wawancara kepada
pihak yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
2. Sumber Data
a. Bahan hukum primer : bahan hukum yang mengikat berupa
peraturan perundang undangan yang ada di Indonesia.
Yakni : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHDagang), Undang-Undang
Asuransi Nomor 40 Tahun 2014, Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang SJSN, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

16

Soerjono soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal. 13-14
17
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hal. 9

Universitas Sumatera Utara

15

tentang BPJS, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Bahan hukum sekunder
Dalam penulisan ini bahan hukum sekunder merupakan bahan
yang menjelaskan tentang bahan hukum primer yakni buku buku,
perundang-undangan yang relevan dengan skripsi ini, data hasil
penelitian dari BPJS Kesehatan Cabang Lubuk Pakam
c. Bahan hukum tersier
Dalam penulisan ini digunakan bahan hukum tersier yakni bahan
pendukung seperti kamus dan internet
3. Metode pengumpulan data
a) Library Research (Penelitian Pustaka)
Penelitian ini dilakukan dengan mencari bahan atau data untuk
keperluan penulisan ini melalui kepustakaan yaitu buku, peraturan
perundangan-undangan, situs internet yang sesuai dengan judul
skripsi ini
b) Field Research (Penelitian Lapangan)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian
langsung ke lapangan. Dalam penulisan skripsi ini penulis
melakukan penelitian lapangan pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Cabang Lubuk Pakam dengan melalui wawancara

4. Analisis data

Universitas Sumatera Utara

16

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis
kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara
sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk
mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya
tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi

F. Keaslian penulisan
Skripsi ini berjudul “ Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Pada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (studi pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam). Skripsi ini merupakan
suatu hasil karya sendiri. Penulis telah melakukan uji bersih terhadap judul ini
di seluruh daftar skripsi di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara dan arsip yang ada di Departemen Hukum Perdata, hasilnya
belum pernah dilakukan pembahasan skripsi sesuai judul diatas dan ini adalah
murni hasil penelitian dan pemikiran dalam rangka melengkapi tugas
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum

G. Sistematika penulisan
Pada bab ini terdiri dari 5 (lima) bab yakni :
Bab I

: Pendahuluan
Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai latar
belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat

Universitas Sumatera Utara

17

penulisan, metode penulisan, keaslian penulisan dan
sistematika penulisan
Bab II

: Pengaturan asuransi di indonesia
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai asuransi
secara teoritis seperti pengertian dan dasar hukum
asuransi, asuransi sebagai perjanjian, tujuan asuransi,
prinsip-prinsip asuransi dan jenis-jenis asuransi

Bab III

: Tinjauan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan
Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai sejarah dan
dasar hukum BPJS Kesehatan, tugas dan wewenang BPJS
Kesehatan, hak dan kewajiban BPJS Kesehatan, Struktur
BPJS Kesehatan

Bab IV

: Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi Pada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai tata cara
klaim non kapitasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama
pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
prosedur pembayaran klaim di fasilitas kesehatan tingkat
pertama pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan, hambatan dalam pelaksanaan dalam asuransi
pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Bab V

: Kesimpulan dan Saran

Universitas Sumatera Utara

18

Pada

bab

ini

penulis

memberi

kesimpulan

atas

pembahasan skripsi dan saran sebagai sumbangan
pemikiran yang semoga bermanfaat

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Respon Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Mandiri Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Lukas Hilisimaetano Kabupaten Nias Selatan

5 95 150

Reformasi Sitem Jaminan Sosial Sebagai Upaya Mewujudkan Negara Kesejahteraan (Studi Kasus: Implementasi Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional)

4 61 133

KAJIAN YURIDIS PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DI KABUPATEN JEMBER

2 42 16

Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

0 7 106

Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

0 0 23

Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

0 0 3

Tinjauan Yuridis Tentang Klaim Asuransi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Studi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Lubuk Pakam)

0 0 9

INSURANCE FRAUD BADAN PENYELENGGARA JAMI

0 0 9