Keputusan Pemberian Kredit Mikro Pada Pegadaian Kantor Wilayah I Cabang Medan Utama ( Studi Eksploratif)

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1.Lembaga Keuangan
2.1.1. Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14/1967 yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di Indonesia bahwa
lembaga keuanganmerupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.
2.1.2. Pengertian Lembaga Keuangan Non- Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
KEP-38/MK/IV/1972, lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah semua
lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara
langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan
surat-surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama
untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan

2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin kredit berasal dari kata “credere” yang artinya
percaya. Artinya pihak yang memberikan kredit percaya kepada pihak yang

menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar. Dilain
pihak, penerima kredit mendapatkan kepercayaan dari pihak yang memberi

17
Universitas Sumatera Utara

pinjaman sehingga pihak pemimjam berkewajiban untuk mengembalikan
kredit yang telah diterimanya (dalam Ismail Drs, 2010:93)
Menurut Undang- undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setela
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (dalam Ismail Drs, 2010: 94).
Dari berbagai pengertian diatas maka penulis menyimpulkan kredit adalah
penyedia uang atau tagihan, berdasarkan perjanjian dan kesepakatan dan
proses pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah di tetapkan.

2.2.2. Unsur- unsur Kredit
Adapun unsur- unsur yang harus harus diperhatikan dalam pemberian kredit
adalah sebagai berikut (dalam Ismail, 2010) :

a) Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memberikan pinjaman (kredit) kepada
pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau
badan usaha.
b) Debitur
Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang
mendapat pinjaman dari pihak lain.
c) Kepercayaan
Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima
pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk
membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang

18
Universitas Sumatera Utara

diperjanjikan. Bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam,
bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.
d) Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

e) Resiko
Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya resiko
tidak kembalinya dana. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan
timbul atas penyaluran kredit bank
f) Jangka waktu
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur
untuk membayar pinjaman kepada debitur.
g) Balas Jasa
Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur
akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam
perbankan kovesional, imbalan tersebut berupa bunga, sementara di dalam
bank syariah terdapat beberapa macam imbalan tergantung pada akadnya.

2.2.3. Prinsip- prinsip Pemberian Kredit
Ada beberapa prinsip- prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu
dengan Analisis 5C, Analisis 7P, 3R, dan 7A.Bank dalam menerapkan pripsi
5C juga menerapkan prinsip 5P (Munir Fuady 1996:24-26) sebagai berikut.
Prinsip pemberian kredit dengan analisi 7P adalah sebagai berikut (menurut
Kasmir, 2012:103) :


19
Universitas Sumatera Utara

1. Party (Para Pihak)
Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya,
sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
2. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun di masa lalunya.Personality mencakup sikap, emasi, tingkah
laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
3. Purpose (Tujuan)
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk kredit
yang diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan kreditdapat bermacammacam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau perdagangan.
4. Payment (Pembayaran)
Mengetahui bagaimana cara nasabah untuk mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur,
akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan
ditutupi oleh sector yang lainnya.
5. Profitability (Perolehan Laba)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama
atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
di peroleh dari bank.

20
Universitas Sumatera Utara

6. Protection (Perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank,
tetapi melalui suatu perlindungan.Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau asuransi.
7. Prospect
Menilai

usaha

nasabah

di


masa

yang

akan

datang

apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal ini penting dikarenakan jika usaha tidak memiliki
prospek maka suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa prospek bukan
hanya merugikan bank, tetapi juga nasabah.
Prinsip pemberian kredit dengan analisi 5C adalah sebagai
berikut (menurut Kasmir, 2012:101) :
1. Character (Karakter)
Penilaian sifat atau watak calon debitur dalam meyakinkan pihak
bank bahwa debitur tersebut memiliki sifat dan watak yang

baik.Dimana hal ini dapat tercermin dari latar belakang si nasabah,
baik dalam latar belakang pekerjaan ataupun latar belakang
sifatnya.Karakter merupakan ukuran menilai “kemauan” nasabah
dalam membayar kreditnya.
2. Capacity (Penilaian Kemampuan)
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit
yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya

dalam

mencari

laba.Sehingga

dapat

terlihat

kemampuannya dalam mengembalikan kredit.

3. Capital (Penilaian terhadap Modal)

21
Universitas Sumatera Utara

Untuk mengetahui sumber- sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral (Penilaian terhadap Agunan)
Jaminan yang diberikan oleh nasabah baik yang bersifat fisik maupun
nonfisik.Fungsi jaminan sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition of econoy (Penilian terhadap Prospek usaha nasabah
debitur)
Peramalan yang dilakukan oleh pihak bank terhadap usaha calon
debitur dimana semakin lama masa jatuh tempo debitur maka
semakin besar risiko naik turunnya kondisi ekonomi usaha
tersebut.berdasarkan hal ini pihak bank haruslah mengetahui
perkembangan

usaha-


usaha

yang

mengajukanpermohonan

perkreditan.
Prinsip pemberian kredit dengan analisi 3R adalah sebagai berikut :
1. Returns (Hasil yang diperoleh)
Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur atau
nasabah setelah dibantu dengan kredit oleh bank.
2. Repayment (Pembayaran kembali)
Berapa lama nasabah peminjam kredit dapat membayar kembali
pinjamannya

sesuai

dengan

kemampuan


membayar

kembali

(repayment capacity), dan apakah kredit harus diansur/dicicil/atau
dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk Bearing Ability (Kemampuan menanggung resiko)

22
Universitas Sumatera Utara

Bank harus mengetahui sejauh mana pemohon kredit mampu
menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
Selain penerapan ketiga prinsip ini (5P, 5C dan 3R) diperlukan
juga uji kelayakan yang dapat dilakukan dengan melakukan prinsip
7A. Adapun penilian pembelian kredit berdasarkan uji kelayakan
adalah sebagai berikut :
1. Aspek Hukum

Aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen- dokumen
atau surat- surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akta
notaris, izin usaha atau sertifikat tanah dan dokumen surat
lainnya.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di
masa yang akan datang
3. Aspek Keuangan
Aspek untuk menilai kemampuan calon debitur dalam membiayai
dan

mengelola

usahanya.Penilaian

aspek

ini

dengan

menggunakan rasio- rasio keuangan.
4. Aspek Operasi/ Teknis
Aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha, dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan
prasarana yang dimilikinya.

23
Universitas Sumatera Utara

5. Aspek Manajemen
Aspek untu menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.
6. Aspek Ekonomi/ Sosial
Aspek untuk menilai dampak ekonomi dan social yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap
masyarakat, apakah lebih benefit atau cost atau sebaliknya.
7. Aspek AMDAL
Aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul
dengan adanya suatu usaha, kemudian cara- cara pencegahan
terhadap dampak tersebut.

2.2.4.

Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit di dunia
perbankan secara umum antarbank yang satu dengan yang lain tidak jauh
berbeda. Yang menjadi perbedaannya mngkin hanya terletak pada
persyaratan dan ukuran- ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank
dengan pertimbangan masing- masing.
Tujuan dari prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan
kelayakan suatu kredit., diterima atau ditolak. Dalam menentukan
kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahapan selalu dilakukan
penilaian yang mendalam.Apabila dalam penilaian mungkin terdapat
kekurangan, maka pihak bank dapat meminta kembali kepada nasabah atau
bahkan menolaknya.

24
Universitas Sumatera Utara

Secara umum Prosedur Pemberian Kredit oleh Badan Hukum
adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan Proposal
Tahap pertama dalam pengajuan kredit adalah mengajukan
permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal
kredit harus dilapirkan dokumen- dokumen

lain yang menjadi

persyaratan suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang :
a. Riwayat perusahaan/ usaha, jenis bidang usaha, nama pengurus
berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan usaha/
perusahaan, serta wilaya pemasaran produknya.
b. Tujuan pengambilan kredit haruslah jelas. Apakah untuk
memperbesar usaha, meningkatkan kapasitas produksi atau
mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.
Kemudian juga perlu diperhatikan kegunaan kredit apakah untuk
modal kerja atau investasi.
c. Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam proposal pemohon
menentukan besar jumlah kredit yang diinginkan dan jangka
waktunya.
d. Dalam pengembalian kredit pemohon harus menjelaskan secara
rinci cara pengembalian kredit apakah dari hasil penjualan atau
dengan cara lainnya.
e. Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuj surat atau sertifikat.
Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi
sengketa, palsu dan sebagainnya, biasanya setiap jaminan terikat
dengan suatu asuransi tertentu.

25
Universitas Sumatera Utara

2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuan dari tahapan ini adalah mengetahui apakah berkas yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika
menurut pihak perbankan masih ada yang belum lengkap atau belum
cukup maka nasabah diminta untuk melengkapi kekurangannya
sampai batas waktu yang telah ditentukan apabilah nasabah tidak
mampu untuk melengkapinya maka permohonan kredit akan ditolak.
Dalam penyelidikan berkas hal- hal yang perlu diperhatikan adalah
membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas- berkas yang
ada.Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba
mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan
dengan kemampuan nasabah untuk membayarnya.Semua ini dengan
menggunakan perhitungan terhadap angka- angka yang di laporan
keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang ada.
3. Wawancara pertama
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan
berhadapan langsung dengan calon pemimjam.Tujuannya adalah
untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas- berkas tersebut sesuai
dan lengkap seperti yang bank inginkan.Wawancara ini juga untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
4. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan berkas hasil dari
penyelidikan dan wawancara maka langkah selajutnya adalah
melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit.Kemudia
hasil on the spot dicocokkan kembali dengan hasil wawancara

26
Universitas Sumatera Utara

pertama. Tujuan dari peninjauan ke lapangan adalah untuk
memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar- benar ada dan
sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
5. Wawancara kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada
serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua.Wawancara
kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan- kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di
lapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat
wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah
ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak untuk
diberikan

atau

ditolak,

jika

layak,

maka

dipersiapkan

administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup :
a. Akad kredit yang akan ditandatangani
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka waktu kredit
d. Biaya- biaya yang harus dibayar
Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan
keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak, maka
hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya
masing- masing.

27
Universitas Sumatera Utara

7. Penandatangan Akad Kredit
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari diputuskannya kredit.
Sebelum

kredit

dicairkan,

maka

terlebih

dahulu

nasabah

menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit
dengan hipotek atau surat perjanjian yang dianggap perlu.
Penandatanganan dilaksanakan antara bank dan debitur secara
langsung atau melalui notaries.
8. Realisasi Kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatangan surat- surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank
yang bersangkutan. Dengan demikian, penarikan dana kredit dapat
dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau
pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian
kredit dapat diabil sesuai dengan ketentuan dan tujuan kredit.
Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak
dan dapat dilakukan secara langsung atau secara bertahap.

2.2.5. Analisis Pemberian Kredit
Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan
dan kesungguhan seseorang peminjam untuk membayar kembali
pinjaman sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian kredit. Dalam
pengertian yang lain, analisis kredit merupakan proses menilai resiko
pemberian pinjaman kepada perusahaan/ usaha atau perorangan. Pejabat
kredit bank berusaha untuk memproyeksi peminjam dan lingkungannya,
termasuk kemungkinan ancaman yang dapat mempengaruhi di masa

28
Universitas Sumatera Utara

depan, serta menentukan pinjaman akan dibayar kembali agar kegiatan
bisnis tetap berjalan dengan normal.
Dengan demikian, bank harus menentukan kadar resiko yang akan
dipikulnya dalam setiap kasus dan beberapa jumlah kredit yang dapat
disetujui dengan mempertimbangkan resiko. Resiko kredit mempunyai
dimensi kualitatif dan kuantitatif. Tetapi dimensi kualitatif itu pada
umumnya akan diberikan suatu pinjaman, perlu untuk menentukan syarat
pemberian kredit tersebut.
Langkah- langkah dalam penilaian resiko yang kualitatif meliputi :
a. Mengumpulkan informasi berkenaan dengan catatan tanggung jawab
keuangan calon peminjam
b. Menentukan tujuan si peminjam dalam meminjam dana
c. Mengidentifikasi resiko bisnis si peminjam dalam kondisi industry
dan ekonomi masa datang
d. Memperkirakan tingkat komitmen si peminjam untuk membayar
kembali pinjaman itu.
Dimensi kuantitatif dari penilaian kredit meliputi :
a. Menganalisis data financial historis
b. Memproyeksi hasil analisis keuangannya di masa datang, untuk
mengetahui kemampuannya peminjam dalam membayar kembali
pinjamannya pada waktu yang tepat
c. Kemampuannya bertahan jika terjadi kondisi ekonomi yang
memburuk.

29
Universitas Sumatera Utara

Banyak factor yang dipertimbangkan oleh petugas kredit bank
dalam menganalisis suatu permohonan pinjaman.Sebagai langkah awal
factor- faktortersebut dapat dituntut ke dalam empat pertanyaan dasar,
yang menentukan keyakinan pejabat kredit atas kemampuan dan
kesungguhan peminjam untuk membayar kewajibannya sesuai dengan
persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit. Ketiga factor tersebut
adalah :
1) Untuk dapat dana kredit itu akan di pergunakan oleh peminjam
2) Sumber dana yang primer untuk melunasi kredit itu
3) Sumber dana sekunder yang akan dipakai untuk membayar kembali
kredit
Dengan memahami tujuan penggunaan kredit itu, akan membantu
analisis kredit untuk memahami apakah permohonan itu wajar dan dapat
di terima. Di atas kertas memang si pemohon telah menyatakan tujuan
penggunaan dana itu, analisis perlu mengujinya, dengan memanfaatkan
pengetahuan akuntansi dan pembelajaran perusahaan. Analisis sumber
pembayaran primer harus dapat memastikan kemampuan si pemohon
untuk mencicil pembayaran kembali kredit itu dari dana yang berasal
dari aliran kas, baik berkenaan dengan timingnya, maupun kecukupan
dan resiko jika aliran kas memburuk. Tetapi kalau dalam permohonan
dinyatakan, bahwa untuk membayar kredit bukan berasal dari aliran kas,
maka harus dilakukan analisis tersendiri.Sedangkan sumber pembayaran
sekunder harus diketahui, untuk antisipasi, bila nanti sumber primer tidak
mencukupi atau gagal. Sumber sekunder bisa kolateral dan penjamin,

30
Universitas Sumatera Utara

dari penjualan asset, dari sumber keuangan pribadi, dari pihak ketiga
termasuk dari pengikatan hutang yang diperoleh dari pihak lain.
Langkah- langkah lanjutan analisis kredit :
1. Pengumpulan informasi yang mempunyai pengaruh atas evaluasi
kredit
2. Analisis informasi yang dikumpulkan
3. Rekomendasi keputusan kredit
Pada bank yang memiliki departemen kredit, maka departemen
kredit inilah yang memberikan rekomendasi tentang permohonankredit,
tetapi keputusan akhir tentang suatu pinjaman diserahkan kepada pejabat
kredit dan atau panitia kredit.Pada bank kecil pejabat kreditlah biasanya
melakukan analisis kredit.
Pengumpulan
Informasi

Analisis
informasi

Keputusan

Aspek Manajemen
5C

Aspek Produksi
Aspek Marketing
Aspek Keuangan

Charcter
Capacity
Capital
Colleteral
Condition

Aspek Kolateral
Kesimpulan/
Rekomendasi

Gambar 2.1. Proses mempertimbangkan permohonan kredit
Sumber gambar :Darmawin, Herman, Manajemen Perbankan 2011;111

31
Universitas Sumatera Utara

2.2.6. Metode Antisipasi Risiko
Ada dua metode yang biasa diterapkan untuk mengurangi risiko kredit, yaitu
premi risiko dan penyebaran risiko.
a. Premi Risiko
Yang dimaksud dengan premi risiko adalah suatu biaya tambahan yang
disebarkan kepada peminjam.
Pendekatan “ premi risiko” mencerminkan dua kecenderungan dalam
praktek bank :
a) Menekankan pada terjaminnya kredit
b) Penekanan

pada perolehan

tambahan

keuntungan

dengan

peningkatan volume kredit dan bunga
a. Dewasa ini bank mempunyai kemampuan teknis untuk
mengukur besarnya risiko. Komputer telah menambah
kemampuan bank untuk menangani informasi dalam jumlah
yang lebih besar. Analisis informasi itu dibantu lagi dengan
“operation research” dan “system research”. Dengan
informasi yang lebih lengkap dan analisis ilmiah diharapkan
akan diperoleh kesimpulan yang lebih akurat sehinggperanan
“judgement”(pertimbangkan

pribadi)

yang

selama

ini

diandalkan dapat dikurangi.
b. Dengan menerapkan premi risiko yang cukup tinggi bagi
kredit- kredit yang kurang layak dikabulkan, terbuka
kesempatan bagi bank untuk memperluas volume bisnisnya.

32
Universitas Sumatera Utara

Penambahan volume bisnis bisa meningkatkan laba dalam
waktu yang singkat.
c. Penyebaran Risiko
Salah satu teknik pengendalian risiko yang sering dipakai oleh
pihak bank ialah dengan menyebarkan risiko ke dalam suatu
portofolio kredit, sekuritas dan investasi.Tujuannya adalah
memperkecil risiko dan mempermudah pengendalian risiko.
d. Pengawasan Kualitas Kredit
Langkah pengamanan untuk mengurangi timbulnya kredit
bermasalah adalah system pengawasan yang efektif. Banyak
cara yang dilakukan oleh pihak bank dalam mengawasi kredit
yang beredar. Kebanyakan dari cara pengawasan tersebut dapat
dijalankan dengan akal sehat saja. Tiga konsep penting sebagai
dasar control adalah sebagai berikut (menurut Darmawi,
2012:126) :
1. Pertambahan risiko kredit bisa dibatasi dengan memperpendek
jangka waktu kredit.
2. Informasi dipersiapkan oleh perusahaan harus sedemikian rupa,
hingga pihak bank akan selalu dapat mengawasi munculnya
kesukaran- kesukaran uang sedini mungkin.
3. Dalam peristiwa kesukaran uang, bank- bank mengusahakan
dapat melaksanakan opsi untuk menarik kredit tersebut

33
Universitas Sumatera Utara

2.4 Penelitian Terdahulu
Adapun daftar peneliti yang juga ikut mengangkat tema yang sama
dalam penulisan skripsi bertema Analisis Keputusan Pemberian Kredit Mikro
adalah sebagai berikut :
1. Yusvendy Hardinata (2014)
Judul Skripsi :Analisis Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja terhadap
Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus Bank BRI KCP Sukun Malang)
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui dan mengkaji tentang factor- factor
(jumlah angguna, umur usaha, dan omzet usaha) terhadap keputusan pemberian
kredit modal kerja (KMK) di BRI KCP Sukun Malang.
Kesimpulan :
1. Faktor-faktor yang terdiri nilai agunan, umur usaha, omset usaha, dan
jumlah tanggungankeluarga calon nasabah secara bersama-sama menjadi
faktor yang mempengaruhi keputusanpemberian kredit oleh BRI Kanca
Sukun.
2. Nilai agunan dan omset usaha secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusanpemberian kredit oleh BRI Kanca Sukun. Omset usaha
memiliki prioritas tertinggi danberikutnya adalah nilai agunan. Hal ini
didasarkan pada analisis bahwa omset usaha merupakanbentuk pengukuran
kinerja

usaha

sebagai

indikator

yang

mengarah

langsung

pada

kemampuancalon nasabah dalam mengembalikan. Sementara nilai agunan
menjadi jaminan bagi pihakbank untuk mengurangi resiko kredit jika
mengarah pada NPL.
3. Umur usaha dan jumlah tanggungan keluarga tidak signifikan terhadap
keputusan pemberiankredit oleh BRI Kanca Sukun. Dengan demikian
kedua faktor tersebut bukan menjadi prioritasutama dalam analisis kredit

34
Universitas Sumatera Utara

yang mendasari pengambilan keputusan. Dengan kata lain, kedua faktor
tersebut menjadi faktor yang melengkapi omset usaha dan nilai agunan`

2. Saduldyn Pato (2013)
Judul Skripsi : Analisis Pemberian Kredit Mikro Pada Bank Syariah Mandiri
cabang Manado
Tujuan Penelitian : Tata cara pemberian kredit pada Bank Syariah Mandiri
cabang Manado dan Cara pencegahan kredit macet pada Bank Syariah Mandiri
cabang Manado.
Kesimpulan : Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan
bahwa : pihak Bank Mandiri Syariah telah melaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Menganalisis dalam rangka meminimalisir dan
mengantisipasi terjadinya kredit macet yang kemengkinan akan dialami oleh
calon debitur.

3. Noor M. Jihad (2014)
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga dan Pemberian Kredit terhadap
Unit, Tenaga Kerja, dan Omset UMKM.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui pengaruh suku bunga dan pemberian
kredit terhadap perkembangan unit, tenaga kerja dan omset UMKM.
Kesimpulan:
1. Adanya pengaruh suku bunga kredit terhadap perkembangan umkm
mempunyai pengaruh yang berbanding terbalik. Dengan suku bunga yang
naik akan mempunyai dampak umkm tidak akan mampu membayar
sehingga umkm akan menutup cabang usahanya ataupun pusat.
2. Adanya pengaruh suku bunga kredit terhadap perkembangan tenaga kerja
umkm mempunyai pengaruh yang berbanding terbalik dengan besarnya

35
Universitas Sumatera Utara

suku bunga, umkm mempengaruhi jumlah produktivitas yang ingin dicapai.
Sehingga penghasilan umkm akan menurun dan berdampak pada
pengurangan tenaga kerja.
3. Tidak adanya pengaruh suku bunga kredit terhadap perkembangan omset
umkm, mempunyai pengaruh yang berbanding terbalik. Selain itu ada
beberapa umkm yang meminjam dana di bank tanpa melihat tingkat suku
bunga,

dikarenakan

permintaan

pasar.

umkm
Adanyan

membutuhkan
pengaruh

dana

pemberian

untuk
kredit

memenuhi
terhadap

perkembangan unit, tenaga kerja dan omset umkm yang mempunyai
pengaruh yang berbanding lurus.

36
Universitas Sumatera Utara