Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

(1)

(2)

ABSTRAK

Permintaan kredit yang terus meningkat merupakan salah satu bukti bahwa kredit sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi dan konsumsi.Peningkatan permintaan kredit tersebut juga terjadi pada kredit pensiun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor apa yang memengaruhi permintaan kredit pensiun pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan. Faktor faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor utama, yaitu kondisi internal Pensiunan yang menyebabkan Pensiunan tersebut mengambil kredit pensiun dan faktor pendukung, yaitu kondisi ekternal Pensiunan.Metode penulisan menggunakan metode deskripsi dan analisis tabel.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor utama yang menyebabkan Pensiunan mengambil kredit pensiun lebih didominasi oleh penggunaan konsumtif, yaitu membangun rumah dan anak dan penggunaan untuk modal kerja dan investasi.

Kata kunci : kredit pensiun, faktor utama, faktor pendukung, kredit konsumtif, modal usaha, investasi.


(3)

ABSTRACT

Increase in credit demand is one the proof that credit has important roles in economy activities. Such as production, distribution and consumption. Increase in demand is also happen in demand of pension credit.

This study aims to know the factors of demand of pension credit in Medan Main Branch of SUMUT Bank. Those factors are divided in two, the main factors and supporting factors which cause the pensions to take the pension credit. The analysis metode used is description method and table analysis.

According to the research result is known that the main factors are dominated by consumptive purpose, such as building or renovate house, and then children. Even though some of the pensions used the credit as capital or for investment.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur dan Terima Kasih bagi Allah Bapa Yang Maha Baik atas Segala Berkat dan Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang

Utama Medan”. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari tidak dapat berjalan sendiri tanpa bantuan dan dukungan baik materil maupun spiritual dari berbagai

pihak.Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua penulis Alm. Bapak J. Naibaho yang dalam kepergiannya pun tetap menjadi motivasi bagi saya untuk melanjutkan hidup dan pendidikan dan Ibunda Tercinta M. Turnip atas segala cinta, doa, motivasi, ketegaran, dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis dengan tulus dan penuh kasih sayang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan, untuk itu penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik yang

membangun.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof Dr Azhar SE MSc Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, Bapak Syahrir Hakim Nasution, SE, MSi, Bapak Irsad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi, dan Bapak Paidi Hidayat, SE, MSi Sekretaris Program Studi. 4.Bapak Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

senantiasa memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi saya ini. 5.Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya HSB, M.Si dan Ibu Dr. Murni Daulay, SE,

M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.


(5)

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara

7. Seluruh pegawai administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah membantu pengurusan setiap administrasi yang dibutuhkan oleh Penulis. 8. Seluruh pihak Bank SUMUT Cabang Utama Medan yang telah terlibat,

teristimewa Bapak T.M. Donny yang telah banyak membantu selama masa penelitian.

9. Seluruh Pensiunan yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian Penulis sehingga data yang dibutuhkan dapat terkumpul.

10. Seluruh Teman–teman ekstensi Ekonomi Pembangunan yang telah banyak membantu dan memberi motivasi.

11. Keluarga besarku Kesebelasan Naibaho atas doa, dukungan moral dan materil yang telah diberikan.

12. Bapak Pimpinan, Kepala Bidang Marketing, Supervisor dan rekan–rekan kerja di KSP Nasari KC Medan yang telah memberi izin dan permakluman serta dukungan selama Penulis menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga semua dukungan dan bantuan yang diberikan kepada Penulis menjadi motivasi bagi Penulis untuk terus belajar lebih baik dan memperbaiki diri. Oleh karena itu Penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun bagi Penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Betti Betharia Sonata Naibaho NIM :120523018


(6)

DAFTAR ISI

ABTRAK ………. i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 5

1.3 Tujuan Penulisan ………. 5

1.4 Manfaat Penulisan……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ………. 6

2.1.1 Teori Permintaan ……… 6

2.1.2 Lembaga Keuangan ……… 7

2.1.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Lembaga Keuangan ……….. 7

2.1.3 Bank ……….. 10

2.1.4 Kredit ……… 14

2.1.4.1 Jenis Kredit Atas Dasar Tujuan Penggunaann… 15 2.1.4.2 Kredit Menurut Cara Pemakaian ……… 17

2.1.4.3 Kredit Menurut Jaminan ……… 18

2.1.4.4 Jangka Waktu Kredit ………. 19

2.1.4.5 Fungsi Kredit ……… 19

2.1.4.6 Prinsip Kredit ……….... 22

2.2Penelitian Terdahulu ……… 24

2.3 Kerangka Konseptual ……….. 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 28

3.2 Jenis dan Sumber Data ………. 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. 29

3.4 Populasi dan Sampel ……… 30 3.5 Metode Analisis ………... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Bank SUMUT ……… 32

4.2 Visi dan Misi Bank SUMUT ……….. 33

4.3Struktur Organisasi Bank SUMUT Cabang Utama Medan …... 34

4.4Produk dan Layanan Bank SUMUT ……….. 35


(7)

4.4.2 Unit Usaha Syariah ………. 35

4.5Kredit Pensiun ……….. 36

4.5.1 Ketentuan Kredit Pensiun ……… 37

4.5.2 Prosedur Pencairan Kredit Pensiun ………. 37

4.5.3 Keuntungan Kredit Pensiun BankSUMUT ……… 38

4.6 Hasil Analisis ……… 39

4.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Kredit Pensiun yang Diambil ………. 39

4.6.2 Analisis Permintaan Kredit Pensiun Berdasarkan Faktor-Faktor Utama yang Mendorong Pensiunan Mengambil Kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan ……… 41

4.6.3 Analisis Permintaan Kredit Pensiun Berdasarkan Faktor -faktor Penduku……….43

4.6.4 Analisis Permintaan Kredit Pensiun Berdasarkan Tujuan Penggunaan Kredit ………. 46

4.6.5 Analisis Perbandingan Antara Besarnya Kredit Tujuan Penggunaannya ………. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 51

5.2 Saran ……… 53 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul

Halaman

1.1 Posisi Pinjaman Rupiah Berdasarkan Penggunaannya

Di wilayah Sumatera Utara Tahun 2010

– 2013…………

2

2.2 Perbandingan Bank Dengan Lembaga Keuangan

Non Bank ………..

9

4.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya

Kredit yang Diambil ………

39

4.6.2 Analisisi Faktor

faktor Utama yang Mendorong

Pensiunan Mengambil Kredit Pensiun ………

42

4.6.3 Perbandingan Pengaruh Faktor-faktor Pendukung

Dalam Pengambilan Kredit Pensiun ………..

45

4.6.4 Analisis Permintaan Kredit Pensiun Bank SUMUT

Cabang Utama Medan ……….

.

48

4.6.5 Analisis Perbandingan Besarnya Kredit Pensiun


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1

Kurva Permintaan

………

7

2.3

Kerangka Konseptual ………...

27

4.3

Struktur Organisasi Bank SUMUT Cabang Utama

Medan ………..

34

4.6.1 Grafik Batang Karateristik Responden Berdasarkan

Besarnya PLafon Kredit Pensiun yang Diambil …..

40

4.6.2 Grafik Analisis Faktor-faktor Utama yang

Mendor-O

ngPensiunan Mengambil Kredit Pensiun ………

43

4.6.3 Grafik Perbandingan Pengaruh Faktor-faktor

Pendu-KungDalam Pengambilan Kredit

Pensiun …………

46

4.6.4 Grafik Analisis Permintaan Kredit Pensiun Bank

SUMUT Cabang Utama Medan ……….

48

4.6.5 Grafik Perbandingan Besarnya Kredit yang Diambil


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran

Judul

1. Kuesioner Penelitian

2. Form Pengajuan Permohonan Kredit Pensiun 3. Hasil Tabulasi Data


(11)

(12)

ABSTRAK

Permintaan kredit yang terus meningkat merupakan salah satu bukti bahwa kredit sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi dan konsumsi.Peningkatan permintaan kredit tersebut juga terjadi pada kredit pensiun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor apa yang memengaruhi permintaan kredit pensiun pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan. Faktor faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor utama, yaitu kondisi internal Pensiunan yang menyebabkan Pensiunan tersebut mengambil kredit pensiun dan faktor pendukung, yaitu kondisi ekternal Pensiunan.Metode penulisan menggunakan metode deskripsi dan analisis tabel.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor utama yang menyebabkan Pensiunan mengambil kredit pensiun lebih didominasi oleh penggunaan konsumtif, yaitu membangun rumah dan anak dan penggunaan untuk modal kerja dan investasi.

Kata kunci : kredit pensiun, faktor utama, faktor pendukung, kredit konsumtif, modal usaha, investasi.


(13)

ABSTRACT

Increase in credit demand is one the proof that credit has important roles in economy activities. Such as production, distribution and consumption. Increase in demand is also happen in demand of pension credit.

This study aims to know the factors of demand of pension credit in Medan Main Branch of SUMUT Bank. Those factors are divided in two, the main factors and supporting factors which cause the pensions to take the pension credit. The analysis metode used is description method and table analysis.

According to the research result is known that the main factors are dominated by consumptive purpose, such as building or renovate house, and then children. Even though some of the pensions used the credit as capital or for investment.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas lembaga keuangan bank maupun non-bank sebagai penghimpun maupun penyalur dana dari dan kepada masyarakat merupakan salah satu aktivitas yang sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Salah satu peran lembaga keuangan bank dan non-bank yang sangat banyak dinikmati oleh masyarakat ialah memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhkan, baik itu kredit produktif maupun kredit konsumtif.Dari data yang diperoleh, permintaan kredit tersebut semakin meningkat setiap tahunnya.

Tabel 1.1 Posisi Pinjaman Rupiah Berdasarkan Penggunaannya di wilayah Sumatera Utara Tahun 2010–2013 (Juta Rp)

No Jenis Penggunaan

2010 2011 2012 2013

1 Modal Kerja 76.003.480 94.212.726 115.852.215 133.715.619 2 Investasi 36.184.069 44.185.777 54.911.241 61.476.954 3 Konsumsi 24.499.876 30.102.232 33.706.552 36.723.194

Sumber : BPS Sumatera Utara

Salah satu jenis kredit yang terus mengalami peningkatan permintaan dari tahun ke tahun ialah kredit pensiun.Kredit pensiun merupakan salah satu kredit


(15)

yang memiliki pangsa pasar yang sangat jelas dan lebih terjamin keamanannya dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Hal ini dikarenakan angsuran kredit dipotong langsung dari gaji pensiun di mana pensiunan yang bersangkutan mengambil gaji dan merupakan bagian dari anggaran Pemerintah yang dimasukkan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan gaji pensiun tersebut berlaku selama pensiun tersebut masih hidup.Adapun pensiunan yang dimaksud di sini ialah pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang gaji pensiunnya dikelola oleh PT TASPEN (Tabungan dan Asuransi Pensiun) dan pensiunan TNI AD, AL, AU dan Polisi yang gaji pensiunnya dikelola oleh PT ASABRI(Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

PT TASPEN dan PT ASABRI akan menyalurkan pembagian gaji pensiun melalui lembaga-lembaga yang telah melakukan kerjasama dengan PT TASPEN ataupun PT ASABRI, seperti PT POS, BRI, Bank Mandiri, BTPN, BYB, Bank SUMUT dan lembaga lain setelah melakukan kerjasama. Dengan demikian, angsuran kredit pensiun tersebut akan dipotong langsung oleh lembaga yang melakukan pembayaran gaji pensiun sehingga menekan angka kredit macet. Jadi, tidak heran jika saat ini banyak lembaga keuangan bank maupun non-bank yang sangat tertarik untuk menggarap sektor kredit pensiun ini, mulai Koperasi, BPR bahkan bank-bank umum berskala kecil maupun besar. Di wilayah Medan, lembaga-lembaga bank dan non-bank yang aktif dan banyak diketahui oleh masyarakat dalam pelayanan kredit pensiun ini di antaranya ialah KSP Nasari, Kopnus, Koperasi Wamit, Bank SUMUT (BPDSU), BRI, Bank Mandiri, BYB, Bank Bumi Arta, dan BTPN. Hal ini merupakan salah satu bukti yang menunjukkan betapa banyak pihak-pihak yang tertarik untuk menggarap sektor kredit pensiun ini.

Bank SUMUT (BPDSU) sebagai bank milik Pemerintah Daerah Sumatera Utarayang memiliki banyak cabang bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerah merupakan salah satu bank yang telah dikenal dan diketahui oleh masyarakat


(16)

Medan khususnya, dalam hal pelayanan kredit pensiun.Hal ini didukung oleh adanya kerjasama Bank SUMUT (BPDSU) dengan TASPEN (Tabungan Asuransi Pegawai Negeri Sipil). Kerjasama tersebut menjadikan Bank SUMUT menjadi salah yang satu bank yang berperan sebagai kantor bayar gaji pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini merupakan posisi yang sangat strategis dalam memasarkan kredit pensiun kepada pensiunan yang membutuhkan kredit dan hal ini juga menjamin angsuran kredit terpotong setiap bulannya sehingga angka kredit macet (Non Performing Loan/NPL) dapat ditekan seminimal mungkin.

Dalam hal kredit pensiun ini, tentu saja ada banyak hal yang mempengaruhi permintaan pensiunan terhadap kredit pensiun yang diberikan oleh Bank SUMUT dan hal inilah yang perlu menjadi bahan perhatian dan pertimbanganbagi bank SUMUT dalam mengambil kebijakan mengenai produk kredit pensiun, sebab persaingan di pasar pensiun ini sudah semakin ketat dan tentu saja lembaga-lembaga lain yang juga menggarap pasar yang sama akan terus melakukan inovasi-inovasi, bahkan cukup agresif untuk memenangkan persaingan di pasar pensiunan ini. Sebab walaupun lembaga tersebut berperan sebagai kantor bayar gaji pensiun, bukan hal yang mustahil bagi seorang pensiunan untuk meminjam di lembaga lain yang juga memberikan kredit pensiun, bahkan melakukan pemindahan gaji ke lembaga lain yang juga berperan sebagai kantor bayar yang sanggup memenuhi kebutuhan Pensiunan. Hal-hal tersebut tentu saja memengaruhi permintaan pensiunanakan kredit pensiun di suatu lembaga tertentu. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dan menulis skripsi dengan judul “ Analisis Permintaan Kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan”


(17)

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan ialah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi permintaan kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi permintaan kredit pensiun di bank SUMUT

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai tambahan wawasan mengenai

permintaan kredit pensiun di bank SUMUT dan untuk menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam hal penelitian bagi penulis, serta mengaplikasikan teori dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang sama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pendukung penelitian.

3. Bagi Bank SUMUT hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam melakukan pelayanan kredit pensiun sehingga ke depannya mampu mengimbangi pesaing-pesaingnya di pasar kredit pensiun.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Teori Permintaan

Permintaan ialah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam suatu periode tertentu. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi permintaan dari masyarakat terhadap suatu barang di antaranya ialah sebagai berikut :

1. Harga barang yang dimaksud

2. Tingkat pendapatan atau pendapatan rata-rata 3. Jumlah penduduk

4. Selera atau gengsi

5. Ramalan atau estimasi di masa yang akan datang 6. Harga barang lain atau barang substitusi

7. Distribusi dan lain-lain

Apabila faktor-faktor pada point 2 dan seterusnya dianggap tetap (ceteris paribus), maka permintaan hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan permintaan dideterminasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga.Oleh sebab itu, dalam teori permintaan, yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut.Tetapi bukan berarti asumsi ini mengabaikan faktor-faktor lain yang telah disebutkan di atas.Setelah menganalisis hubungan antara jumlah permintaan dengan tingkat harga, maka selanjutnya boleh diasumsikan bahwa harga adalah


(19)

tetap dan kemudian m oleh berbagai faktor permintaan terhadap pendapatan atau harga

Sebagaimana perbandingan terbalik permintaan yang men sebaliknya jika harga

2.1.2 Lembaga Keu

2.1.2.1 Pengertian dan

Menurut Surat Keput

1990 tentang “Lemba

ialah semua badan penghimpunan dan pe investasi perusahaan. diutamakan untuk m

Q

P1

Q1

n menganalisis bagaimana permintaan suatu bar or lainnya. Dengan demikian, dapatlah diketa

p suatu barang akan berubah apabila, misalny rga berubah pula.

na konsep asli dari penemunya, Alfred Ma lik antara harga terhadap permintaan disebut enyatakan bahwa jika harga turun, maka perm ga naik maka permintaan turun.

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

euangan

dan Ruang Lingkup Lembaga Keuangan

putusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

baga Keuangan” yang dimaksud dengan lem

an yang kegiatannya di bidang keuanga n penyaluran dana kepada masyarakat terutama g an. Meskipun dalam peraturan tersebut lem uk membiayai investasi perusahaan, namun per

Q2

Q

barang dipengaruhi ketahui bagaimana lnya, citarasa atau

Marshall, maka but sebagai Hukum rmintaan naik dan

sia No.792 Tahun

embaga keuangan

ngan, melakukan a guna membiayai embaga keuangan peraturan tersebut


(20)

tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan (Sigit dan Totok,2008).Pada dasarnyalembaga keuangan merupakan lembaga yang menghubungkan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang mengalami surplus atau sering disebut lembaga intermediasi. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Dalam masyarakat sederhana, tidak adanya peran Bank dan lembaga keuangan, mungkin tidak terlalu menjadi masalah.Namun dalam masyarakat yang semakin berkembang saat ini, peran Bank dan lembaga keuangan lainnya sangatlah penting.

Secara umum, lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank (non-bank). Mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan ialah menghimpun dan menyalurkan dana, perbedaan antara bank dan lembaga keuangan non-bank dapat dilihat melalui kegiatan utama mereka tersebut. Perbedaan kedua bentuk lembaga keuangan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut.


(21)

Kegiatan

Lembaga Keuangan

Bank Non-bank

Penghimpunan Dana

• Secara langsung berupa simpanan dana masyarakat (tabungan; giro; deposito)

• Secara tidak langsung dari masyarakat (kertas berharga;

penyertaan; pinjaman/kredit dari lembaga lain)

• Hanya secara tidak langsung dari masyarakat

(terutama melalui kertas berharga; dan bisa juga dari penyertaan,

pinjaman/kredit dari lembaga lain)

Penyaluran Dana

• Untuk tujuan modal kerja, investasi, konsumsi

• Kepada badan usaha dan individu

• Untuk jangka pendek, menengah dan panjang

• Terutama untuk tujuan investasi

• Terutama kepada badan usaha

• Terutama untuk jangka menengah dan panjang


(22)

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002: 68), definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Karena demikian eratnya kaitan antara bank dan uang, maka bank disebut juga sebagai suatu lembaga yang berniaga uang.Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (to receive deposits) dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit (to make loans) (Sinungan, 2000).Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini dikenal dengan istilah spread based (Kasmir, 2008).

Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent ofdevelopment, dan agent of services(Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006).

1.Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur


(23)

atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

3.Agent of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa - jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa - jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa - jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian,


(24)

sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. Menurut Undang - Undang No. 10 tahun 1998 Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau

financial intermediary.

Fungsi - fungsi bank umum dalam perekonomian modern adalah sebagaiberikut (Manurung, Rahardja, 2004) :

1. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter, dimana bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

2. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran

Salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa - jasa yang berkaitandengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah : kliring, transfer uang, penerimaan setoran - setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas - fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.


(25)

3. Penghimpunan dana simpanan masyarakat dan penyaluran kredit

Dana yang paling banyak dihimpun bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikatdeposito, tabungan dan atau bentuk bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga - lembaga keuangan lainnya. Dana - dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak - pihak yang membutuhkan utamanya melalui penyaluran kredit.

4. Mendukung kelancaran transaksi internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan ataumemperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupuntransaksi modal.Kesulitan - kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya, dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasidalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi - transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak - pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

5. Penyimpanan barang - barang berharga

Penyimpanan barang - barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum.Masyarakat dapat menyimpan barang - barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak - kotak yang sengaja disediakan oleh bank umum untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang


(26)

semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat - surat berharga.

6. Pemberian jasa - jasa lainnya

Di Indonesia pemberian jasa - jasa lainnya oleh bank umum juga semakinbanyak dan luas.Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon, membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa - jasa bank.Jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.

2.1.4 Kredit

Menurut Kasmir (2008) kata kredit berasal dari kata Yunani “Credere” yangberarti kepercayaan, atau berasal dari Bahasa Latin “Creditum” yang berarti

kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut kemudian dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Perbankan No. 14 tahun 1967 bab 1 pasal 1, 2 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut :

“Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”. Selanjutnya pengertian kredit tersebut disempurnakan lagi dalam Undang Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang

mendefinisikan pengertian kredit adalah“Kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga”. Proses perkreditan dilakukan secara hati - hati oleh bank dengan maksuduntuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit.


(27)

Ketika bank menetapkan keputusan pemberian kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat menerima kembali nilai ekonomi yang telah diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti pemberian kredit tersebut harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank, perusahaan debitur, dan masyarakat umumnya (Taswan, 2006). Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, risiko dan pertukaran ekonomi di masa mendatang ( Simorangkir, 2000)

2.1.4.1 Jenis Kredit Atas Dasar Tujuan Penggunaan

Atas dasar tujuan penggunaannya dananya oleh debitor, kredit dapat dibedakan :

a) Kredit Modal Kerja (KMK)

KMK adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah.Sebagai contoh, apabila nasabah bergerak dalam bidang perdagangan bahan bangunan (panglong), KMK dapat digunakan untuk pembelian bahan bangunan, biaya operasional, gaji karyawan dan lain-lain.KMK biasanya berjangka pendek dan disesuikan dengan jangka waktu perputaran modal kerja nasabah. Ditinjau dari jangka waktunya, KMK terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu:

1. KMK revolving

Apabila kegiatan usaha debitur dapat diharapkan berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan pihak bank cukup memercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka fasilitas KMK nasabah dapat diperpanjang setiap periodenya tanpa harus mengajukan permohonan kredit baru.KMK semacam ini disebut


(28)

KMK-Revolving.Bank hanya perlu secara berkala meninjau kinerja nasabah berdasarkan laporan kegiatan usaha yang wajib diserahkan nasabah secara rutin.Hanya apabila pihak bank mulai meragukan kinerja nasabah, maka bank dapat saja meninjau kembali pemberian fasilitas KMK-Revolving.

2. KMK-Einmaleg

Apabila volume kegiatan usaha debitur sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu dan atau pihak bank kurang memercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka pihak bank merasa lebih aman kalau memberikan

KMK-Einmaleg. Fasilitas KMK ini hanya diberikan sebatas satu kali putaran usaha nasabah, dan apabila pada periode selanjutnya nasabah menghendaki KMK lagi, maka nasabah harus mengajukan permohonan kredit baru.KMK ini juga dapat diberikan kepada debitur yang kegiatan usahanya sangat tergantung pada proyek yang diperoleh.

b) Kredit Investasi ( KI)

Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah.Apabila nasabah bergerak di bidang panglong misalnya, KI dapat digunakan untuk membeli tanah, tempat usaha, truk untuk distribusi barang dan lain-lain. KI biasanya berjangka menengah atau panjang karena nilainya relative besar dan cara pelunasan oleh nasabah melalui angsuran. c) Kredit Konsumsi


(29)

Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Penggunaan kredit ini misalnya untuk pembelian mobil, rumah, dan barang-barang konsumsi yang lain. Kredit ini seringkali diberi nama kredit multiguna yang berarti bisa digunakan untuk berbagai tujuan oleh nasabah.

2.1.4.2 Kredit Menurut Cara Pemakaian

1) Kredit rekening Koran bebas

Debitur menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening koran kepadanya diberikan blangkochequedan rekening koran pinjamannya diisi menurut besarnya kredit yang diberikan, debitur bebas melakukan penarikan selama kredit berjalan.

2) Kredit rekening Koran terbatas

Sistem ini adanya perbatasan tertentu bagi nasabah dalam melakukan penarikan uang rekeningya, seperti pemberian kredit dengan uang giral dan perubahannya menjadi uang chartal dilakukan berangsur–angsur.


(30)

Penarikan kredit dilakukan dalam arti maksimum kredit pada waktu penarikan pertamalah sepeuhnya dipergunakan oleh nasabah.

4) Revolving credit

Sistem penarikan kredit sama dengan cara rekening Koran bebas dengan masa penggunaan satu tahun, akan tetapi cara pemakaiannya berbeda.

5) Term Loans

Dalam sistem ini penggunaan dan pemakaian kredit sangat fleksibel artinya nasabah bebas menggunakan uang kredit untuk keperluan apa saja dan bank tidak mau tentang hal itu.

2.1.4.3 Kredit Menurut Jaminan

Kredit ini pada umumnya ada dua yaitu :

1. Unsecured Loans ( kredit tanpa jaminan ) sering juga disebut Kreditblangko.

2. Secured Loans

Jenis inilah yang digunakan oleh kebanyakan bank di Indonesia yaitu memberikan kredit jaminan. Jaminan kredit dapat berupa tanah, rumah, pabrik dan atau mesin–mesin pabrik, perusahaan serta surat berharga.


(31)

Perbedaan jangka waktu kredit menurut peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama–lamanya satu tahun. Jadi pemakaiannya tidak melebihi satu tahun.

2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun.

3. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun.

2.1.4.5 Fungsi Kredit

Menurut Simorangkir (2000) fungsi kredit adalah:

1. Kredit akan meningkatkan daya guna (equity) uang. Kredit dapat dijadikan modal usaha atau tambahan modal usaha yang bermanfaat bagi kelancaran produksi suatu usaha, baik yang diberikan secara langsung oleh pemilik modal maupun melalui pihak perbankan.

2. Kredit mampu meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Sesuai fungsinya, jika kredit yang diberikan melalui rekening giro, maka akan meningkatkan peredaran uang giral, sebaliknya jika kredit yang diberikan secara tunai maka akan meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang.


(32)

3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang. Kredit dapat digunakan sebagai tambahan modal usaha bagi suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan berproduksi atau mengolah suatu bahan baku dari bahan mentah menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut meningkat.

4. Kredit merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi. Menurut Suyatnoet al (1991), pada tahun 1996, kebijakan pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi melalui kredit telah berhasil dengan baik. Pemerintah melakukan kebijakan uang ketat melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah. Arus kredit diarahkan untuk sektor yang produktif dengan pembatasan kualitatif dan produktif. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor.

5. Kredit mampu meningkatkan semangat dalam berusaha. Kredit adalah salah satu insentif yang diharapkan mampu meningkatkan volume usaha. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan berguna bagi perusahaan untuk mengatasi kekurangan modal, sehingga volume usaha dapat ditingkatkan.

6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan. Bantuan kredit dapat dijadikan sarana bagi perusahaan untuk memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Pendirian dan peningkatan proyek baru memerlukan tenaga kerja sehingga mereka memperoleh pendapatan, dalam hal ini, adanya kredit membuat aliran kredit ke tenaga kerja menjadi merata.

7. Kredit merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasional. Bank-bank asing di luar negeri dapat memberikan kredit kepada sektor usaha di Indonesia baik secara langsung


(33)

maupun tidak langsung. Begitu pula dengan negara-negara maju, mereka dapat juga memberikan bantuan kredit kepada sektor dunia usaha di Indonesia. Dengan demikian, berarti terjalin hubungan ekonomi dan internasional antar negara.

Sedangkan menurut Bank Indonesia dalam Ismail Hadikusumah, fungsi kredit adalah:

1. Bagi dunia usaha kredit berfungsi sebagai permodalan untuk menjagakelangsungan atau meningkatkan usahanyan dan sebagai pengembalian kredit wajib dilakukan tepat waktu, diharapkan dapat diperoleh dari keuntungan usahanya.

2. Bagi lembaga keuangan kredit berfungsi untuk menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit pada dunia usaha.

2.1.4.6 Prinsip Kredit

Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh bank / lembaga keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan sehat dan layak, dikenal dengan 6 C yaitu :

a. Character ( kepribadian / Watak )

Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan. Yang diteliti adalah sifat–sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya hidup dan keadaan


(34)

keluarga.

b. Capacity ( kemampuan )

Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk melunasi

kewajiban dari kegiatan usaha yang dilakukan atau kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Jadi maksud dari penilaian kredit terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang diperolehnya akan mampu untuk melunasinya pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati.

c. Capital ( modal )

Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur pada saat mereka mengajukan permohonan kredit pada bank.

d. Collateral ( jaminan )

Collateral adalah barang–barang yang diserahkan pada bank oleh peminjan atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diberikan.Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak mengandung resiko.

e. Condition of Economic ( kondisi ekonomi )

Condition of Economic adalah situasi dan kondisi, sosial, ekonomi, budaya dan lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk satu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.


(35)

f. Constrain ( batasan atau hambatan )

Dalam penilaian debitur dipengaruhi oleh hambatan yang tidak memungkinkan sesorang melakukan usaha di suatu tempat.

Disamping formula 6 C di atas, masih ada prinsip kredit yang disebut 4 P, yaitu :

a. Personality

Personality yaitu penilaian bank tentang kepribadian

peminjam seperti riwayat hidup, hobinya, keadaan keluarga ( istri / anak ), social standing ( pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana masyarakat tentang diri si peminjam dan sebagainya ).

b. Purpose

Bank dalam menilai si peminjam mencari dara tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit, dan apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit bak bersangkutan.

c. Payment

Untuk mengetahui kemampuan debitur dalam

mengembalikan pinjaman.Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentan prospek kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu jumlahnya.


(36)

d. Prospect

Prospect yaitu harapan usaha di masa yang akan datang dari calon debitur. Ini dapat diketahui dari perkembangan usaha si peminjam selama beberapa bulan atau tahun,

perkembangan–perkembangan keadaan ekonomi atau usaha perdagangan sektor usaha debitor, kekuatan keuangan perusahaan yang dilihat dari earning power ( kekuatan pendapatan / keuntungan ) di masalalu dan perkiraan masa akan datang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sejauh penelusuran penulis, belum ada ditemukan tulisan baik jurnal maupun skripsi yang benar-benar fokus membahas permintaan kredit pensiun. Oleh sebab itu, penulis menggunakan tulisan lain yang juga membahas tentang permintaan kredit. Beberapa tulisan yang digunakan penulis sebagai referensi ialah penelitian Daryanti Ningsih dan Idah Zuhroh (2010) dalam jurnal mereka yang berjudul “Analisis Permintaan Kredit Investasi pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur”Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga kredit dan inflasi pada bank swasta nasional di Jawa Timur periode Juli 2006- Agustus 2009. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh beberapakesimpulan , yaitu inflasi tidak berpengaruh pada permintaan kredit investasi sebab kenaikan inflasi relative sangat kecil. Akan tetapi, kenaikan satu poin inflasi akan menurunkan atau mengurangi permintaan kredit investasi di Jawa TImur.


(37)

Berikutnya ialah penelitian Yustiana Ratna Nuraini (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Perum Pegadaian”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit yang dilakukan oleh Perum Pegadaian. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan metode Regresi Berganda untuk mengolah datanya. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa variabel jumlah kantor cabangPerum Pegadaian, suku bunga SBI, dan standar taksiran logam emas berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan kredit Perum Pegadaian. Variabel inflasi, pendapatan nasional (PDB) dan jumlah uang beredar tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan kredit Perum Pegadaian. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit Perum Pegadaian oleh masyarakat adalah jumlah kantor cabang Perum Pegadaian, suku bunga SBI, dan standar taksiran logam emas. Dimana, faktor-faktor tersebut berpengaruh secara positif terhadap permintaan kredit Perum Pegadaian. Artinya, setiap terjadi kenaikan pada faktor-faktor tersebut, akan meningkatkan permintaan kredit Perum Pegadaian.

Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu baik penelitian pertama maupun kedua ialah sama-sama menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kredit, tapi dengan menggunakan metode yang berbeda, peneliti pertama dan kedua menggunakan metode Regresi Berganda, sedangkan Penulis menggunakan metode deskriptif dan merupakan analisis data kualitatif.Perbedaan berikutnyanya ialah pada jenis data yang digunakan, dimana penulis menggunakan data primer, sementara penelitian terdahulu menggunakan data sekunder.


(38)

2.3 Kerangka Konseptual

Umumnya, masa pensiun merupakan masa yang seharusnya digunakan untuk beristirahat dan menikmati waktu tenang dan gaji pensiun setelah menyelesaikan masa pengabdian bagi Negara.Namun, kebutuhan hidup terus berjalan dan faktor-faktor ekonomi serta beberapa hal menjadi pendorong bagi pensiun untuk mengambil kredit pensiun.Secara garis besar faktor-faktor pendorong tersebut ialah adanya keinginan untuk membuka usaha, biaya pendidikan anak, biaya pernikahan anak, biaya membangun/memperbaiki rumah, biaya membeli suatu barang, bahkan biaya perobatan keluarga yang sakit. Faktor pendorong ataupun motivasi meminjam tersebut tentu saja dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti suku bunga, usia dan pendapatan ataupun besarnya gaji pensiun, serta faktor-faktor sampingan lainnya, seperti semakin banyaknya lembaga keuangan bank maupun non-bank yang sangat agresif dalam penyaluran kredit pensiun.

Bank, khusunya Bank SUMUT sebagai lembaga intermediasi, pengumpul dan penyalur dana dari dan kepada masyarakat, yang memberikan pelayanan kredit pensiun tentu saja memiliki persyaratan tersendiri dan juga yang tidak terlalu jauh berbeda dengan lembaga lain yang juga memberikan pelayanan kredit pensiun. Secara umum, kredit pensiun merupakan kredit yang terbilang baku, dalam artian bahwa yang digunakan sebagai jaminan adalah Surat Keputusan Pensiun (SK) dan angsuran langsung dipotong dari gaji pensiun. Setiap lembaga yang memberikan pelayanan kredit pensiun pada umumnya menggunakan dua hal tersebut sebagai syarat utama dalam pemberian kredit pensiun.

Melalui penelitian ini akan dianalisis beberapa faktor yang dapatmempengaruhi permintaan kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan. Analisis faktor-faktor tersebut akan dilakukan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang


(39)

mempengaruhi permintaan kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan dengan mengetahui alasan– alasan apa yang mendorong Pensiunan untuk mengambil kredit pensiunan, apakah untuk keperluan produktif, misalnya membuka usaha, atau untuk keperluan konsumtif, misalnya untuk keperluan merenovasi rumah. Faktor – faktor ini juga akan dikelompokkanmenjadi dua, yaitu faktor utama dan faktor pendukung. Setelah dianalisis menggunakan metode deskriptif, kemudian akan disimpulkan faktor-faktor apa yang paling dominan mempengaruhi permintaan kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan. Untuk lebih jelasnya uraian yang telah dipaparkan akan dijelaskan pada Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Bank SUMUT sebagai lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada masyarakat

Permintaan kredit pensiun dari para pensiunan

Analisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kredit pensiun

Faktor Utama: • Tanggungan • Modal Usaha • Membangun Rumah • Investasi

• Biaya Berobat • Membantu Keluarga

*

Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kredit pensiun di bank SUMUT Cabang Utama Medan

Faktor Pendukung : • Penghasilan Tambahan • Pengaruh pihak ketiga • Promosi dari Bank


(40)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bank SUMUT Cabang Utama Medan, khususnya di bagian pelayanan kredit pensiun dan pengambilan gaji pensiun, dimana Pensiunan akan datang dan yang merupakan objek penelitian selama kurang lebih enam minggu, mulai minggu kedua bulan Desember 2014 sampai minggu keempat Januari 2015. Ruang lingkup penelitiannya ialah para pensiunan yang mengambil gaji pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan yang sudah mengambil kredit pensiun.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data dan informasi mengenai permintaan kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan tersebut diperoleh melalui riset di Bank SUMUT Cabang Utama Medan.Jenis data adalah berupa data primer dan data sekunder.Data primeradalah data yang di peroleh langsung dari tempat risetdengan mengumpulkannya dari berbagai narasumber, termasuk masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat langsungdan mengolah sendiri data tersebut, sementara data sekunder yang digunakan ialah data pendukung yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan maupun publikasi resmi yang dikeluarkan oleh berbagai instansi.


(41)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Angket atau Kuesioner

Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan beberapa pertanyaan pilihan berganda (multiple choice) dan pertanyaan terbuka dimana Pensiunan bebas menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialaminya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang faktor–faktor yang mendorong Pensiunan yang mengambil gaji pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama untuk mengambil kredit Pensiun dengan cara membagi kuesioner kepada Pensiun secara langsung dan memberikan kuesioner kepada petugas pelayanan kredit pensiun untuk diberikan kepada Pensiunan

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni catatan atau dokumen resmi tertulis dan dikeluarkan oleh Bank SUMUT Cabang Utama Medan dan lembaga lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.


(42)

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang mengambil gaji pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan sebanyak 774 orang.Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Pensiunan yang mengambil gaji pensiun dan sudah mengambil kredit pensiun di di Bank SUMUT Cabang Utama Medan.Hal ini disebabkan karena Pensiunan yang mengambil gaji pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan dan juga mengambil kredit pensiun hanya berjumlah 93 orang selama produk tersebut ada.

Adapun karakteristik sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: a. Responden merupakan pensiunan yang mengambil gaji pensiun di Bank

SUMUT

b. Responden yang sudah pernah dan yang sedang mengangsur kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan

c. Responden mampu memahami pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dengan baik


(43)

3.5 Metode Analisis

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit Pensiun ataupun faktor-faktor yang mendorong Pensiunan untuk mengambil Kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang UtamaMedan.Dengan menggunakan metode deskriptif datakualitatif, yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data kualitatif secara sistematis, menganalisis dan mengeinterpretasikan data kualitatif tersebut melalui gambaran – gambaran sehingga mendapat kesimpulan.


(44)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Sejarah dan Perkembangan Bank SUMUT (BPDSU)

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan sebutan BPSU. Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.

Pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, JL. Imam Bonjol No. 18 Medan. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp. 400 Milyar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp. 500 Milyar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut kian menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan diliat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75 Trilyun pada taun 2009 dan menjadi 12,76 Trilyun pada tahun 2010. Didukung semangat menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkanya programto


(45)

be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lai seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1 Trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp. 2 Trilyun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95 Trilyun.

4.2 Visi dan Misi Bank SUMUT

a.Visi:Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat

b.Misi:Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsipcompliance.


(46)

(47)

4.4 Produk dan Layanan Bank SUMUT

Bank SUMUT membagi unit usahanya menjadi tiga bagian yaitu, unit usaha konvensional, unit usaha syariah dan sentra UMK.

4.4.1 Unit Usaha Konvensional

Unit usaha konvensional merupakan unit usaha yang dikelola berdasarkan bunga yang terdiri dari Dana, Kredit dan Jasa.

1. Unit Dana terdiri dari pelayanan Tabungan (Tabungan Martabe, Tabungan Haji Makbul, Tabungan Simpeda, Tabunganku), Giro dan Deposito.

2. Unit Kredit terdiri dari Kredit Usaha Makro, Kredit Rekening Koran, Kredit Angsuran Lainnya, Kredit SPK, Kredit Multiguna, Kredit Pensiun, Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Usaha Kecil, dan Kredit Program.

3. Unit Jasa terdiri dari ATM, Western Union, Kiriman uang online, BPDnet online, Safe Deposit Box, SMS Banking, Cash Management, Surat Keterangan Bank, Siskohat Haji, Layanan Pajak Online, ATM Bersama, Samsat Drive Thru.


(48)

4.4.2 Unit Usaha Syariah

Unit usaha Syariah merupakan unit usaha yang dikelola berdasarkan bagi hasil. Sama seperti unit usaha konvensional, unit usaha Syariah juga dibagi menjadi tiga unit, yaitu unit dana, kredit dan jasa.

1. Unit Dana terdiri dari layanan Tabungan iB Martabe Bagi Hasil, Tabungan iB Martabe Wadiah, Deposito iB Ibadah, Giro iB Utama.

2. Unit Kredit/Pembiayaan terdiri dari Pembiayaan iB Produktif, Pembiayaan iB Modal Kerja, Pembiayaan Gadai Emas iB Sumut.

3. Jasa Syariah Sumut.

4.5 Kredit Pensiun

Kredit Pensiun adalah kredit yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun dan/atau pegawai yang akan memasuki masa pensiun yang telah memiliki SK Pensiun dimana masa kerja paling lama 6 bulan lagi. Adapun produk Kredit Pensiun ini dikeluarkan oleh Bank SUMUT berdasarkan Surat Keputusan Direksi pada tanggal 19 Februari 2001.Produk Kredit Pensiun ini dilatarbelakangi oleh tujuan Bank SUMUT untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para pensiunan, khususnya para pensiunan yang pembayaran manfaat pensiunannya melalui PT Bank SUMUT.


(49)

4.5.1 Ketentuan Kredit Pensiun

1. Pensiun merupakan pensiun sendiri, pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT. Tabungan Asuransi

Pegawai Negeri (PT. Taspen).

2. Usia pensiunan ditambah jangka waktu kredit maksimum 70 tahun. 3. Penerima uang pensiun setiap bulannya melalui Bank Sumut 4. Angsuran dipotong langsung setiap bulan dari uang pensiun yang diterima

5. Menyerahkan Asli Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP) danAsli Surat Keputusan Pensiun (SKEP) sebagai jaminan kredit pensiun.

4.5.2 Prosedur Pencairan Kredit Pensiun

Untuk memperoleh Kredit Pensiun, Pensiunan yang bersangkutan harus memenuhi prosedur sebagai berikut :

1. Datang secara langsung untuk mengajukan permohonan dan mengisi Surat Permohonan Kredit

2. Melengkapi persyaratan utama yaitu, fotocopy Identitas diri Permohonan dan Istri/Suami (KTP/SIM/Paspor/Identitas lainnya), Asli dan fotocopy Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP), Asli dan fotokopy SuratKeputusan Pensiun (SKEP) dan persyaratan


(50)

tambahan, yaitu Surat Kesehatan, fotocopy Kartu Keluarga dan pas photo berwarna ukuran 4x6 cm.

3. Menunggu dua sampai tiga hari karena melakukan verifikasi data dan analisis Kredit Pensiun.

4. Setelah permohonan disetujui, Pensiunan akan melakukan penandatangan berkas–berkas dan Kredit Pensiun yang telah disetujui akan dipindah bukukan ke rekening tabungan Bank SUMUT Pensiunan dan dicairkan sendiri melalui teller bank.

4.5.3 Keuntungan Kredit Pensiun Bank SUMUT

1.Kredit Pensiun Bank SUMUT dilengkapi dengan asuransi Kredit, sehinggaPensiunan tidak perlu khawatir akan meninggalkan utang saat meninggal sebab kredit tersebut akan dianggap lunas.

2. Jaminan hanya menggunakan SK Pensiun

3. Angsuran kredit didebet langsung dari rekening gaji pensiun sehingga yang bersangkutan tidak harus datang setiap bulan

4. Plafon atau besar kredit ditentukan berdasarkan rumus 40% dariGaji Pensiun dan dikalikan dengan Jangka Waktu, dimana jangkawaktu ditentukan berdasarkan umur maksimum, yaitu 70 tahun ( 40 % X Gaji X Jangka Waktu)dikurangi umur Pensiun saat mengajukan permohonan kredit.


(51)

5. Jangka waktu maksimum 120 bulan dan sewaktu–waktu dapat dilunasi tanpa dikenakan denda.

4.6 Hasil Analisis

4.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Kredit Pensiun yang diambil

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, responden dalam penelitian ini adalah para pensiunan pegawai negeri sipil yang mengambil gaji pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan dan yang telah mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT tersebut, yaitu 93 orang dari total pensiun sebanyak 774 orang. Berikut adalah tabel dan grafik karakteristik pensiunan yang mengambil kredit pensiun di bank SUMUT yang disajikan berdasarkan besarnya kredit pensiun yang diambil.

Tabel 4.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Kredit Pensiun yang Diambil

RANGE PLAFON KREDIT

Jumlah Pensiun

0-20,000,000 10

21,000,000 - 40,000,000 13 41,000,000 - 60,000,000 22 61,000,000 - 80,000,000 14 81,000,000 - 100,000,000 27 101,000,000 - 120,000,000 0 121,000,000 - 140,000,000 5 141,000,000 - 160,000,000 0 161,000,000 - 180,000,000 2 181,000,000 - 200,000,000 0


(52)

0 5 10 15 20 25 30

Plafon kredit Pensiun


(53)

4.6.2 Analisis Permintaan Kredit Pensiuan Berdasarkan Faktor faktor Utama yang Mendorong Pensiunan Mengambil Kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan

Dari hasil penelitian, terdapat beberapa faktor utama yang merupakan kondisi yang terdapat pada Pensiunan itu sendiri yang mendorong ataupun mengharuskan sang Pensiunan memutuskan untuk mengambil Kredit pensiun. Faktor – faktor tersebut ialah sebagai berikut:

a. Masih adanya tanggungan ataupun anak dari Pensiunan yang masih harus dibiayai, baik untuk biaya pendidikan, biaya mencari ataupun melamar pekerjaan, bahkan biaya menikah. Faktor ini mencapai 15,05 % dari faktor–faktor yang lain.

b. Membangun rumah, banyak di antara pensiun yang memanfaatk masa pensiun untuk membangun rumah, hal ini didorong dengan adanya tunjangan pensiun yang diperoleh saat memasuki masa pensiun. Faktor ini merupakan faktor yang paling mendominasi di antara faktor– faktor yang ada, yaitu mencapai 34,41 %.

c. Berobat, faktor ini merupakan salah satu faktor yang mendorong para Pensiunan untuk mengambil kredit, walaupun salah satu syarat untuk mengambil kredit ialah melengkapi Surat Kesehatan, jika sakit yang dialami Pensiunan tidak terlalu berbahaya ataupun kritis, Pensiunan masih dapat mengambil Kredit Pensiun. Faktor ini mencapai 11,83 %. d. Membantu keluarga, yang dimaksud dengan membantu keluarga di sini

biasanya lebih kepada membantu anak atau menantu dalam hal modal, faktor ini paling sedikit di antara faktor – faktor yang ada, yaitu hanya mencapai 5,38 %.


(54)

e. Modal usaha, sebagian di antara Pensiunan masih berminat untuk membuka usaha, selain untuk menambah penghasilan, juga untuk mencari kesibukan di masa pensiun. Faktor ini mencapai 18,28 %. f. Membeli tanah, faktor ini merupakan faktor yang cukup jarang menjadi

alasan para Pensiunan untuk mengambil kredit sama seperti alasan untuk membantu keluarga, yaitu hanya mencapai 5,38%.

Berikut ini adalah tabel dan grafik batang faktor – faktor utama Pensiunan mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama.

Tabel 4.6.2 Analisis Faktor–faktor Utama yang Mendorong Pensiunan Mengambil Kredit Pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan

Faktor utama

meminjam Frekuensi Persentase

Tanggungan 14 15.05

Membangun rumah 32 34.41

Berobat 11 11.83

Membantu keluarga 5 5.38

Modal usaha 17 18.28

Membeli tanah 14 15.05


(55)

0 5 10 15 20 25 30 35

Analisis Faktor Utama yang Mendorong Pensiun Mengambil Kredit Pensiun Bank SUMUT Cabang Utama Medan

FREKUENSI

Faktor utama Pensiun


(56)

bahkan melalui brosur – brosur yang dibagikan kepada Pensiunan.Selain dari pihak Bank SUMUT, informasi ini juga bisa diperoleh dari sesama Pensiunan yang tahu mengenai kredit pensiun Bank SUMUT atau bahkan sudah mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT.Peran pihak ketiga ini dirasa Penulis cukup perlu untuk meyakinkan Pensiunan dalam mengambil kredit pensiuna sehingga dimasukkan ke dalam objek penelitian.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran informasi ini, baik dari pihak Bank SUMUT sendiri atau dari pihak ketiga, cukup berperan dalam hal pengambilan keputusan untuk mengambil kredit pensiun tersebut.Selain kedua faktor pendukung tersebut, masih terdapat faktro pendukung ketiga yang juga berpeangurh dalam hal pengambilan kredit ini, yaitu adanya penghasilan tambahan. Faktor ini juga cukup berpengaruh, sebab jika Pensiunan mengambil kredit, maka gaji pensiunan akan dipotong setiap bulannya, sementara keperluan setiap bulan terus berjalan, maka kemungkinan biaya untuk keperluan sehari –

hari akan berkurang dan hal ini sering memberatkan Pensiunan untuk mengambil kredit. Namun, jika Pensiunan memiliki penghasilan tambahan, maka biaya untuk keperluan sehari – hari tidak akan terganggu walaupun gaji pensiunan nantinya akan dipotong setiap bulannya. Berikut ini adalah tabel perbandingan peran promosi dari Bank SUMUT dan pihak ketiga, serta panghasilan tambahan dalam hal pengambilan kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan.


(57)

Tabel 4.6.3 Perbandingan Pengaruh Faktor–faktor Pendukung Dalam Pengambilan Kredit Pensiun Bank SUMUT Cabang Utama Medan

Faktor Pendukung Mengambil Kredit

Pensiun

Frekuensi

Total

Ya Tidak

Penghasilan tambahan 47 46 93

Saran pihak ketiga 49 44 93

Promosi dari bank

sumut 44 49 93

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perbandingan pengaruh faktor-faktor pendukung tersebut hampir berimbang, lebih setengah dari Pensiunan, yaitu empat puluh tujuh orang dari Sembilan puluh tiga orang mengatakan bahwa penghasilan tambahan sangat perlu dalam memutuskan untuk mengambil kredit, sisanya mengatakan karena memang perlu, ada atau tidak ada penghasilan tambahan, akan tetap mengambil kredit pensiun. Sedangkan dari faktor kedua, empat puluh Sembilan orang mengatakan bahwa mereka mengambil kredit pensiun karena adanya informasi dari pihak Bank SUMUT, sedangkan empat puluh empat orang mengatakan mereka mendapat informasi dari pihak ketiga, baik dari saudara, sesama pensiunan bahkan kenalan.Berikut ini adalah tampilan grafik batangperbandingan peran faktor pendukung tersebut.


(58)

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

PENGHASILAN TAMBAHAN

SARAN PIHAK KETIGA

PROMOSI DARI BANK SUMUT

FREKUENSI YA FREKUENSI TIDAK

Faktor pendukung Pensiunan


(59)

Tabel 4.6.4 Analisis Permintaan Kredit Pensiun Bank SUMUT Cabang Utama Medan Berdasarkan Tujuan Penggunaannya

Penggunaan Frekuensi Persentase

Konsumtif 62 66.7 %

Produktif 17 18.3 %

Investasi 14 15.1 %

Total 93

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kredit pensiun yang diambil lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumtif, yaitu mencapai 66,7 %. Sedangkan penggunaan untuk keperluan produktif hanya 18,3 % dan disusul untuk keperluan invesatasi yang merupakan penggunaan paling sedikit, yaitu hanya 15,1 %. Hal ini cukup wajar melihat dari segi usia Pensiunan yang sudah lanjut yang seharusnya memang lebih banyak digunakan untuk beristirahat dan menikmati masa pensiun setelah menjalani masa pengabdian yang terbilang cukup lama.


(60)

0 10 20 30 40 50 60 70

KONSUMTIF PRODUKTIF INVESTASI

PERBANDINGAN PENGGUNAAN KREDIT PENSIUN BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN

FREKUENSI

Penggunaan Pensiun


(61)

Tabel 4.6.5 Analisis Perbandingan Besarnya Kredit Pensiun yang Diambil Dengan Tujuan Penggunaannya

Range plafon kredit Konsumtif Produktif Investasi Total

0-20,000,000 10 0 0 10

21,000,000 - 40,000,000 7 6 0 13

41,000,000 - 60,000,000 14 8 0 22

61,000,000 - 80,000,000 13 0 1 14

81,000,000 - 100,000,000 13 3 11 27

101,000,000 - 120,000,000 0 0 0 0

121,000,000 - 140,000,000 3 1 1 5

141,000,000 - 160,000,000 0 0 0 0

161,000,000 - 180,000,000 1 0 1 2

181,000,000 - 200,000,000 0 0 0 0

TOTAL 61 18 14 93

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa, besarnya plafon kredit pensiun yang diambil untuk tujuan konsumtif cukup bervariatif.Hal ini disebabkan tujuan konsumtif yang ditemukan juga bervariatif, mulai dari biaya pendidikan, biaya pernikahan, biaya berobat dan membangun rumah. Tentu saja hal-hal tersebut membutuhkan dana yang bervariasi pula. Sedangkan untuk penggunaan produktif atau modal usaha hanya terdapat di empat range saja, artinya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Besarnya plafon kredit untuk penggunaan investasi juga tidak terlalu bervariasi, hanya terdapat pada beberaparangesaja.Berikut ini adalah persebaran besaranya plafon kredit yang diambil yang ditampilkan pada grafik batang.


(62)

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Grafik perbandingan besarnya kredit pensiun dengan tujuan pemakaian


(63)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian sebagai berikut :

1. Faktor - faktor utama atau kondisi internal Pensiunan yang banyak memengaruhi permintaan kredit pensiun, yang akhirnya mendorong Pensiunan untuk mengambil kredit pensiundi Bank SUMUT Cabang Utama Medan lebih didominasi oleh alasan untuk membangun rumah, modal usaha, masih ada anak yang menjadi tanggungan, investasi, berobat dan membantu keluarga.

2. Faktor – faktor pendukung atau eksternal yang juga memengaruhi permintaan kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan ialah adanya penghasilan tambahan para Pensiunan, peran pihak ketiga yang merekomendasikan untuk mengambil kredit di Bank SUMUT Cabang Utama Medan dan adanya promosi dari pihak Bank SUMUT sendiri.


(64)

3. Dari segi tujuan penggunaannya, kredit pensiun pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan masih didominasi untuk penggunaan konsumtif, kemudian modal usaha dan investasi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, Penulis merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Masih sedikitnya Pensiunan yang sudah mengambil kredit dibandingkan denganpopulasi Pensiunan yang terdapat di Bank SUMUT Cabang Utama Medan merupakan kesempatan yang cukup besar untuk memasarkan ataupun menawarkan kredit pensiun. Bank SUMUT Cabang Utama Medan dapat melakukan pendekatan persuasive kepada Pensiunan yang tidak menyinggung perasaan Pensiunan sendiri dengan mengirimkan surat penawaran kepada para Pensiunan yang menjelaskan kemudahan syarat dan keuntungan mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT, khususnya Bank SUMUT Cabang Utama Medan.

2. Berdasarkan faktor–faktor utama yang mendorong Pensiunan untuk mengambilkredit, salah satu faktor yang cukup berpengaruh ialah alasan modal usaha. Untuk membuka suatu usaha tentu dibutuhkan modal yang cukup besar, sementara ketentuan besarnya plafon kredit berdasarkan rumus (40% X gaji X jangka waktu)sehingga plafon yang bisa diambil akan terbatas pada besarnya gaji pensiun yang diperoleh. Hal ini dianggap oleh Pensiunan masih terlalu kecil, sebab ada Perbankan lain yang sanggup memberikan kredit pensiun sebesar ( 70 % X gaji X jangka waktu). Hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi


(65)

Bank SUMUT dalam hal penentuan besaran plafon kredit yang bisa diambil.

3. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa peran pihak ketiga,

khususnya Pensiunan yang sudah mengambil kredit pensiun, dalam hal merekomendasikan dan meyakinkan seorang Pensiun untuk mengambil kredit pensiun sangat penting, sehingga ada baiknya jika pihak Bank SUMUT memberikan pelayanan yang terbaik saat Pensiunan mengambil kredit, sehingga Pensiunan tersebut merasa puas dan merekomendasikannya pada rekan-rekan sesama Pensiunan dan memberikan penghargaan kepada Pensiunan yang berhasil meyakinkan rekannya untuk mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT. Hal ini merupakan salah satu strategi yang cukup baik dalam hal pemasaran .


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Matthew, B. Miles dan Huberman, A.Michael, Terj. Rohendi Rohidi, Tjeptjep, 1992. Analisis Data Kualitatif, UI Press. Jakarta.

Moleong M.A, Prof.DR. Lexy J, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3, Erlangga, Jakarta.

Irianto, Prof.DR.H. Agus, 2004.Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media, Jakarta.

Triandaru, Sigit dan Budisantoso, Totok, 2008. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta

Tjoekam, Muhammad,1999.Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wijaya, Faried,1999.Perkreditan, Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan,BPFE, Yogyakrta


(1)

Tabel 4.6.5 Analisis Perbandingan Besarnya Kredit Pensiun yang Diambil Dengan Tujuan Penggunaannya

Range plafon kredit Konsumtif Produktif Investasi Total

0-20,000,000 10 0 0 10

21,000,000 - 40,000,000 7 6 0 13

41,000,000 - 60,000,000 14 8 0 22

61,000,000 - 80,000,000 13 0 1 14

81,000,000 - 100,000,000 13 3 11 27

101,000,000 - 120,000,000 0 0 0 0

121,000,000 - 140,000,000 3 1 1 5

141,000,000 - 160,000,000 0 0 0 0

161,000,000 - 180,000,000 1 0 1 2

181,000,000 - 200,000,000 0 0 0 0

TOTAL 61 18 14 93

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa, besarnya plafon kredit pensiun yang diambil untuk tujuan konsumtif cukup bervariatif.Hal ini disebabkan tujuan konsumtif yang ditemukan juga bervariatif, mulai dari biaya pendidikan, biaya pernikahan, biaya berobat dan membangun rumah. Tentu saja hal-hal tersebut membutuhkan dana yang bervariasi pula. Sedangkan untuk penggunaan produktif atau modal usaha hanya terdapat di empat range saja, artinya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Besarnya plafon kredit untuk penggunaan investasi juga tidak terlalu bervariasi, hanya terdapat pada beberaparangesaja.Berikut ini adalah persebaran besaranya plafon kredit yang diambil yang ditampilkan pada grafik batang.


(2)

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Grafik perbandingan besarnya kredit pensiun dengan tujuan pemakaian


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian sebagai berikut :

1. Faktor - faktor utama atau kondisi internal Pensiunan yang banyak memengaruhi permintaan kredit pensiun, yang akhirnya mendorong Pensiunan untuk mengambil kredit pensiundi Bank SUMUT Cabang Utama Medan lebih didominasi oleh alasan untuk membangun rumah, modal usaha, masih ada anak yang menjadi tanggungan, investasi, berobat dan membantu keluarga.

2. Faktor – faktor pendukung atau eksternal yang juga memengaruhi permintaan kredit pensiun di Bank SUMUT Cabang Utama Medan ialah adanya penghasilan tambahan para Pensiunan, peran pihak ketiga yang merekomendasikan untuk mengambil kredit di Bank SUMUT Cabang Utama Medan dan adanya promosi dari pihak Bank SUMUT sendiri.


(4)

3. Dari segi tujuan penggunaannya, kredit pensiun pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan masih didominasi untuk penggunaan konsumtif, kemudian modal usaha dan investasi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, Penulis merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Masih sedikitnya Pensiunan yang sudah mengambil kredit dibandingkan denganpopulasi Pensiunan yang terdapat di Bank SUMUT Cabang Utama Medan merupakan kesempatan yang cukup besar untuk memasarkan ataupun menawarkan kredit pensiun. Bank SUMUT Cabang Utama Medan dapat melakukan pendekatan persuasive kepada Pensiunan yang tidak menyinggung perasaan Pensiunan sendiri dengan mengirimkan surat penawaran kepada para Pensiunan yang menjelaskan kemudahan syarat dan keuntungan mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT, khususnya Bank SUMUT Cabang Utama Medan.

2. Berdasarkan faktor–faktor utama yang mendorong Pensiunan untuk mengambilkredit, salah satu faktor yang cukup berpengaruh ialah alasan modal usaha. Untuk membuka suatu usaha tentu dibutuhkan modal yang cukup besar, sementara ketentuan besarnya plafon kredit berdasarkan rumus (40% X gaji X jangka waktu)sehingga plafon yang bisa diambil akan terbatas pada besarnya gaji pensiun yang diperoleh. Hal ini dianggap oleh Pensiunan masih terlalu kecil, sebab ada Perbankan lain yang sanggup memberikan kredit pensiun sebesar ( 70


(5)

Bank SUMUT dalam hal penentuan besaran plafon kredit yang bisa diambil.

3. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa peran pihak ketiga,

khususnya Pensiunan yang sudah mengambil kredit pensiun, dalam hal merekomendasikan dan meyakinkan seorang Pensiun untuk mengambil kredit pensiun sangat penting, sehingga ada baiknya jika pihak Bank SUMUT memberikan pelayanan yang terbaik saat Pensiunan mengambil kredit, sehingga Pensiunan tersebut merasa puas dan merekomendasikannya pada rekan-rekan sesama Pensiunan dan memberikan penghargaan kepada Pensiunan yang berhasil meyakinkan rekannya untuk mengambil kredit pensiun di Bank SUMUT. Hal ini merupakan salah satu strategi yang cukup baik dalam hal pemasaran .


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Matthew, B. Miles dan Huberman, A.Michael, Terj. Rohendi Rohidi, Tjeptjep, 1992. Analisis Data Kualitatif, UI Press. Jakarta.

Moleong M.A, Prof.DR. Lexy J, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3, Erlangga, Jakarta.

Irianto, Prof.DR.H. Agus, 2004.Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media, Jakarta.

Triandaru, Sigit dan Budisantoso, Totok, 2008. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta

Tjoekam, Muhammad,1999.Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wijaya, Faried,1999.Perkreditan, Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan,BPFE, Yogyakrta