Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Akuntansi telah menjadi bagian dari kehidupan bisnis maupun pemerintahan. Salah satu penyebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi adalah meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan operasi perusahaan dan pertanggungjawaban keuangan. Akuntansi sangat erat hubungannya dengan informasi keuangan. Informasi keuangan ini berguna untuk pengambilan keputusan. Akuntansi tidak hanya sekedar menjadi alat pelaporan, alat pengukuran kinerja atau alat pertanggungjawaban melainkan menjadi dasar pemilihan strategi sebuah entitas.

Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa data atau fakta yang diolah dan disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi yang berkepentingan atau membutuhkan informasi tersebut. Informasi akuntansi tersebut digunakan oleh pemakai agar dapat membantu dalam membuat prediksi kinerja di masa mendatang. Di Indonesia Standar akuntansi keuangan dalam penyajian laporan keuangan telah mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standards). Hal ini sesuai ketentuan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) yang telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. Adopsi penuh IFRS bukan berarti tidak memiliki standar sendiri dan menggunakan secara langsung IFRS.


(2)

bahasa Indonesia, DSAK juga melakukan analisis apakah IFRS dapat diterapkan di Indonesia dan sesuai dengan kondisi hukum dan bisnis yang ada. Jika diperlukan, DSAK akan membuat pengecualian penerapan IFRS atau sebaliknya menambahkan aturan dalam standar. Sedangkan di Malaysia standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Malaysian Accounting Standards Board (MASB) mulai tanggal 1 Januari 2005 mengubah nama dari Financial Reporting Foundation

(FRF) menjadi Financial Reporting Standard (FRS). Perubahan nama tersebut merupakan awal untuk menyejajarkan Standar Akuntansi Malaysia dengan IFRS yang selanjutnya MASB layaknya DSAK di Indonesia akan aktif dalam penyusunan Standar Akuntansi yang sesuai dengan kondisi hukum dan bisnis di Malaysia (Immanuela : 2013).

Keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan sangat bervariasi. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media untuk mengomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat. Agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai yang beragam tersebut maka laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif. Menurut IFRS, karakteristik kualitatif laporan keuangan dibagi kedalam dua bagian, yaitu kualitas Fundamental dan kualitas

Enhancing (kualitas yang meningkatkan), kualitas fundamental terdiri dari

Relevance (Relevansi) dan Faithful Representation (penyajian yang tulus dan jujur), sedangkan kualitas Enhancing terdiri dari comparability (dapat


(3)

dibandingkan), Verifiability (dapat diverifikasi), timeliness (tepat waktu), dan

understandability (dapat dipahami). Agar relevan informasi yang ada pada laporan keuangan harus memiliki nilai predikif sehingga dapat digunakan dalam melakukan prediksi keuangan. suatu informasi dapat dikatakan relevan apabila disajikan dengan memperhatikan prinsip materialitas.

Suatu informasi pada laporan keuangan dikatakan material apabila informasi tersebut mempengaruhi persepsi atau mempengaruhi sikap pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.Informasi yang ada pada laporan keuangan akan sangat bermanfaat apabila disajikan dengan andal atau dapat dipercaya. Suatu laporan keuangan dapat dipercaya apabila disajikan secara secara jujur. Disamping itu, laporan keuangan harus disajikan dengan prinsip subtance over form atau penyajian yang lebih mengutamakan hakikat ekonomi ketimbang hakikat formal. Laporan keuangan juga harus disajikan dengan prinsip kehati-hatian atau konservatif, dan lengkap. Informasi yang ada pada laporan keuangan harus memiliki sifat daya banding.

Selain karakteristik utama kualitas informasi diatas ada beberapa faktor yang mempengaruhi laporan keuangan. Faktor ini merupakan faktor yang dapat mendukung dan menguatkan laporan keuangan dalam hubungannya dengan kualitas laporan keuangan itu sendiri. Menurut Fanani (2009) faktor-faktor tersebut disebut sebagai faktor-faktor penentu (determining factors) kualitas laporan keuangan sedangkan Braam et al (2009) menyebut faktor yang mempengaruhi tersebut sebagai faktor pendukung kualitas laporan keuangan. Fanani (2009) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas


(4)

laporan keuangan tersebut kedalam dua pendekatan, sedangkan Braam et al

(2009) menyebutkan faktor pendukung tersebut dalam 5 bagian yang terdiri dari hukum negara, lingkungan institusional, pengaruh industri, ukuran perusahaan, dan leverage. Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada faktor-faktor penentu yang dikemukakan oleh Fanani (2009). Faktor-faktor penentu tersebut dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama berkaitan dengan kajian faktor-faktor penentu yang menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas. Fokus pendekatan ini berkaitan dengan faktor-faktor internal perusahaan yang terkait dengan faktor inheren atau faktor intrinsik yang melekat di perusahaan itu sendiri, yang di berbagai penelitian disebut sebagai faktor spesifik atau karakteristik perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor innate

dinamis (siklus operasi, volatilitas penjualan), statis (ukuran perusahaan, umur perusahaan), kinerja perusahaan (proporsi rugi), risiko institusi (likuiditas,

leverage), dan risiko lingkungan (klasifikasi industri).

Pendekatan kedua berkaitan dengan faktor eksternal yang merupakan respons pemakai informasi pelaporan keuangan yaitu sejauh mana informasi pelaporan keuangan direspons oleh para pemakai laporan keuangan. Salah satu pemakai utama laporan keuangan adalah investor yang baginya ketersediaan informasi yang ditawarkan diharapkan dapat mengurangi asimetrik informasi. Dari berbagai faktor penentu diatas, peneliti mengambil faktor innate yangditeliti oleh Fanani sebagai variabel independen, hanya saja ada beberapa variabel yang tidak disertakan. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari siklus


(5)

operasi perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas dan

leverage.

Siklus operasi yang makin lama dapat menimbulkan ketidakpastian dan kesalahan estimasi yang makin besar, sehingga dapat menimbulkan kualitas pelaporan yang semakin rendah (Dechow dan Dichev 2002). Misalnya hal ketidakpastian dan kesalahan estimasi yang makin besar dapat diakibatkan oleh munculnya piutang tak tertagih yang biasanya tidak dapat diprediksi. Semakin lama piutang tersebut tidak dibayar maka akan menimbulkan estimasi laba di masa yang akan datang, yang tentunya akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh pihak-pihak yang bersangkutan, terutama para investor. Penelitian terdahulu tentang siklus perusahaan dilakukan oleh (Fanani: 2009), (Dechow dan Dichev: 2002) dan juga Pagalung (2006). Ada perbedaan hasil penelitian mereka mengenai siklus operasi perusahaan. Fanani (2009) menyatakan bahwa siklus operasi perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, sedangkan menurut Dechow dan Dichev (2002) serta Pagalung (2006) menyatakan bahwa siklus operasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Volatilitas penjualan sangat erat kaitannya dengan laba perusahaan. Volatilitas penjualan juga dapat memberikan informasi tentang estimasi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga pemakai laporan keuangan terutama pemilik perusahaan dapat melihat kinerja perusahaan dan memberikan keputusan.


(6)

Hubungan ukuran perusahaan dan kualitas laporan keuangan juga terletak pada seberapa besar aset perusahaan dan faktor pendukung pengelolaannya, misalnya perusahaan kecil hanya memiliki faktor- faktor pendukung untuk memproduksi dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan untuk menarik perhatian investor maka perusahaan akan cenderung memberikan return yang tinggi. Padahal hal tersebut akan sulit dilakukan jika perusahaan hanya memproduksi dalam jumlah terbatas. Padahal ukuran perusahaan sangat ditentukan oleh seberapa besar total penjualan yang dihasilkan perusahaan.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu, untuk mengukur likuiditas dalam penelitian ini digunakan rasio lancar (current ratio). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fanani (2009) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, namun berbeda dengan Astuti (2015) menurutnya likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Untuk mengukur leverage ini digunakan debt ratio. Menurut penelitian sebelumnya tentang Leverage yang diteliti oleh Fanani menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, namun hal ini berbeda dengan penelitian menurut Astuti (2015) dan juga Nurwulandari


(7)

(2014) menurut mereka leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Alasan peneliti menggunakan perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia dan Malaysia sebagai objek penelitian karena kedua negara telah lama melakukan kerja sama dibidang agribisnis, dan salah satunya adalah kerja sama perkebunan kelapa sawit terbesar, hal ini dapat dilihat dari kedua negara menguasai pasar kelapa sawit sekitar 85% di ASEAN. Indonesia dan Malaysia juga melakukan kerja sama investasi di sektor tanaman pangan, peternakan, dan karantina. Pemerintah Indonesia menyatakan hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing saat digulirkannya pasar bebas ASEAN. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah faktor penentu kualitas laporan keuangan dapat mempengaruhi pemakai khususnya investor untuk melakukan investasi di Indonesia dan Malaysia.

Penelitian ini merupakan replikasi dengan modifikasi dari penelitian Fanani (2009) dan Braam et al (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menggunakan perusahaan perkebunan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia tahun 2012-2014. Dan penelitian ini menggunakan lima variabel independen dari penelitian terdahulu yaitu siklus operasi perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage. Perbedaan lainnya juga terdapat pada pengukuran kualitas laporan keuangannya. Jika Fanani (2009) menggunakan tiga atribut untuk mengukur kualitas laporan keuangan yaitu relevansi nilai, ketepatanwaktu dan konservatisme, peneliti memilih menggunakan indeks pengukuran kualitas


(8)

laporan yang dikembangkan oleh NiCE. NiCE merupakan singkatan dari

Nijmegen Center of Economic yang merupakan sebuah universitas di Netherlands yang melakukan penelitian terhadap kualitas laporan keuangan dengan menggunakan indeks pengukuran yang didalamnya mencakup semua karakteristik kualitas laporan keuangan, oleh karena alasan tersebut maka peneliti memilih pengukuran ini sebagai pengukuran kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah siklus perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas,

leverage berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan? 2. Apakah siklus perusahaan berpengaruh parsial terhadap kualitas laporan

keuangan?

3. Apakah volatilitas penjualan berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?


(9)

5. Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

6. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

1.3Tujuan Penelitan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh siklus perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas, leverage berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Untuk mengetahui pengaruh siklus perusahaan parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Untuk mengetahui pengaruh volatilitas penjualan secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan

4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

5. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

6. Untuk mengetahui pengaruh leverage secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan.


(10)

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai wadah mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang telah dipelajari selama kuliah serta menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan laporan keuangan.

2. Sebagai gambaran tentang pentingnya kualitas laporan keuangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi bagi para investor, analis laporan keuangan, dan juga kreditur,

3. Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian terutama tentang kualitas laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan dan faktor penentunya.


(1)

operasi perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas dan

leverage.

Siklus operasi yang makin lama dapat menimbulkan ketidakpastian dan kesalahan estimasi yang makin besar, sehingga dapat menimbulkan kualitas pelaporan yang semakin rendah (Dechow dan Dichev 2002). Misalnya hal ketidakpastian dan kesalahan estimasi yang makin besar dapat diakibatkan oleh munculnya piutang tak tertagih yang biasanya tidak dapat diprediksi. Semakin lama piutang tersebut tidak dibayar maka akan menimbulkan estimasi laba di masa yang akan datang, yang tentunya akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh pihak-pihak yang bersangkutan, terutama para investor. Penelitian terdahulu tentang siklus perusahaan dilakukan oleh (Fanani: 2009), (Dechow dan Dichev: 2002) dan juga Pagalung (2006). Ada perbedaan hasil penelitian mereka mengenai siklus operasi perusahaan. Fanani (2009) menyatakan bahwa siklus operasi perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, sedangkan menurut Dechow dan Dichev (2002) serta Pagalung (2006) menyatakan bahwa siklus operasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Volatilitas penjualan sangat erat kaitannya dengan laba perusahaan. Volatilitas penjualan juga dapat memberikan informasi tentang estimasi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga pemakai laporan keuangan terutama pemilik perusahaan dapat melihat kinerja perusahaan dan memberikan keputusan.


(2)

Hubungan ukuran perusahaan dan kualitas laporan keuangan juga terletak pada seberapa besar aset perusahaan dan faktor pendukung pengelolaannya, misalnya perusahaan kecil hanya memiliki faktor- faktor pendukung untuk memproduksi dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan untuk menarik perhatian investor maka perusahaan akan cenderung memberikan return yang tinggi. Padahal hal tersebut akan sulit dilakukan jika perusahaan hanya memproduksi dalam jumlah terbatas. Padahal ukuran perusahaan sangat ditentukan oleh seberapa besar total penjualan yang dihasilkan perusahaan.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu, untuk mengukur likuiditas dalam penelitian ini digunakan rasio lancar (current ratio). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fanani (2009) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, namun berbeda dengan Astuti (2015) menurutnya likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Untuk mengukur leverage ini digunakan debt ratio. Menurut penelitian sebelumnya tentang Leverage yang diteliti oleh Fanani menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, namun hal ini berbeda dengan penelitian menurut Astuti (2015) dan juga Nurwulandari


(3)

(2014) menurut mereka leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Alasan peneliti menggunakan perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia dan Malaysia sebagai objek penelitian karena kedua negara telah lama melakukan kerja sama dibidang agribisnis, dan salah satunya adalah kerja sama perkebunan kelapa sawit terbesar, hal ini dapat dilihat dari kedua negara menguasai pasar kelapa sawit sekitar 85% di ASEAN. Indonesia dan Malaysia juga melakukan kerja sama investasi di sektor tanaman pangan, peternakan, dan karantina. Pemerintah Indonesia menyatakan hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing saat digulirkannya pasar bebas ASEAN. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah faktor penentu kualitas laporan keuangan dapat mempengaruhi pemakai khususnya investor untuk melakukan investasi di Indonesia dan Malaysia.

Penelitian ini merupakan replikasi dengan modifikasi dari penelitian Fanani (2009) dan Braam et al (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menggunakan perusahaan perkebunan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia tahun 2012-2014. Dan penelitian ini menggunakan lima variabel independen dari penelitian terdahulu yaitu siklus operasi perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage. Perbedaan lainnya juga terdapat pada pengukuran kualitas laporan keuangannya. Jika Fanani (2009) menggunakan tiga atribut untuk mengukur kualitas laporan keuangan yaitu relevansi nilai, ketepatanwaktu dan


(4)

laporan yang dikembangkan oleh NiCE. NiCE merupakan singkatan dari

Nijmegen Center of Economic yang merupakan sebuah universitas di Netherlands yang melakukan penelitian terhadap kualitas laporan keuangan dengan menggunakan indeks pengukuran yang didalamnya mencakup semua karakteristik kualitas laporan keuangan, oleh karena alasan tersebut maka peneliti memilih pengukuran ini sebagai pengukuran kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Penentu

(Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan

Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah siklus perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas,

leverage berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan? 2. Apakah siklus perusahaan berpengaruh parsial terhadap kualitas laporan

keuangan?

3. Apakah volatilitas penjualan berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?


(5)

5. Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

6. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

1.3Tujuan Penelitan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh siklus perusahaan, volatilitas penjualan, ukuran perusahaan, likuiditas, leverage berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Untuk mengetahui pengaruh siklus perusahaan parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Untuk mengetahui pengaruh volatilitas penjualan secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan

4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

5. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

6. Untuk mengetahui pengaruh leverage secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan.


(6)

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai wadah mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang telah dipelajari selama kuliah serta menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan laporan keuangan.

2. Sebagai gambaran tentang pentingnya kualitas laporan keuangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi bagi para investor, analis laporan keuangan, dan juga kreditur,

3. Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian terutama tentang kualitas laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan dan faktor penentunya.


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

3 55 122

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe di Bursa Efek Indonesia

5 85 113

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 38 74

Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

0 10 93

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

0 0 26

Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor Penentu (Determining Factors) yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2014

0 0 14