Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Seksual Pada Remaja di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan

11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bentuk pola asuh orang tua terhadap anak merupakan interaksi antara anak
dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan mendidik, membimbing,
dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai
norma-norma yang berlaku di masyarakat (Shochib, 2010).
Pola asuh sangat mempengaruhi peran dan fungsi keluarga. Pengaruh keluarga
dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak sangat besar karena
keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak dapat
berinteraksi, tempat anak belajar, dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial.
Keluarga juga dapat memberikan dasar pembentukan tingkah laku watak moral
dan pendidikan anak (Kartono, 2011).
Menurut David (1992) dalam Shochib tahun 2010 suatu keluarga ditandai
dengan adanya orang tua, baik ayah maupun ibu. Orang tua sebagai koordinator
keluarga harus berprilaku positif. Jika anak menentang otoritas, segera ditertipkan
karena di dalam keluarga terdapat aturan-aturan yang telah disepakati bersama.
Orang tua memiliki tanggung jawab dalam prilaku seksual anaknya. Sehingga
orang tua dituntut untuk bisa menjelaskan prilaku seksual anaknya, jika anak –

anak mengajukan pertanyaan tentang masalah seks, pertanyaan itu harus dijawab
dengan sebenarnya dan diberi informasi tulisan yang benar, termasuk dengan
gambar, artinya orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak sebagai

Universitas Sumatera Utara

12

landasan dan harus selalu menekankan bahwa berprilaku seks mengandung
tanggung jawab kepada orang lain (Soelaeman, 2010).
Salah satu yang yang mungkin bisa mengontrol perilaku remaja adalah
monitoring orang tua. Jadi orang tua memiliki peran penting, karena pertama kali
remaja tumbuh di keluarganya sendiri. Dalam pengembangan prilaku moral anak
di bantu oleh orang tua. Artinya orang tua harus mempunyai waktu yang ekstra
untuk memperhatikan anak remajanya terutama dalam prilaku seksual (Dianawati,
2003).
Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja sangat
merugikan bagi remaja itu sendiri, termasuk keluarganya. Berdasarkan hasil
penelitian di 33 provinsi pada tahun 2008 menunjukan bahwa 63% remaja SMP
dan SMA sudah melakukan hubungan seks. Angka ini naik di bandingkan dengan

tahun – tahun sebelumnya yaitu penelitian tahun 2005 – 2006 di kota – kota besar
mulai dari Jabotabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makasar ditemukan 47%
hingga 54% telah melakukan hubungan seks (Boyke, 2009).
Penelitian yang dilakukan di PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia) Sumatera Utara, Medan 2004 - 2006 dikutip dari laporan CMR
(Centra Nitral Remaja) tahun 2007 , bahwa jumlah remaja yang konseling 126
dengan umur 16 – 24 ada 60 orang sudah melakukan hubungan seksual.
Penelitian di Medan 27 % laki – lak dan 9% perempuan sudah pernah
berhubungan seksual (BKKBN. 2006). Menurut WHO (World Health
Organitation) tahun 2005 bahwa 52% remaja sudah melakukan hubungan seksual.

Universitas Sumatera Utara

13

Survey pendahuluan peneliti dilakukan pada bulan Oktober 2011 terhadap 10
orang remaja yang memiliki pengalaman perilaku-perilaku seksual diwilayah
kelurahan Mangga kecamatan Medan Tuntungan, peneliti mencari data dan
menemukan fenomena mengenai perilaku-perilaku seksual remaja yang
menyimpang dan kaitannya dengan pola asuh yang salah. Delapan orang remaja

sudah pernah berciuman pipi, bibir dan melakukan tindakan – tindakan yang
berlebihan yang melanggar nilai moral , dan ada juga lima remaja mengaku sudah
pernah melakukan hubungan samapai tahap hubungan seksual pranikah,
sedangkan dua orang mengaku tidak pernah melakukan perilaku-perilaku seksual.
Lima remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka
sehingga membuat remaja itu sendiri dihadapkan pada pola asuh yang berbeda –
beda. Pengasuhan Pola asuh men jadi dasar pembentukan prilaku remaja, seperti
pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif yang sangat
berperan dalam meletakan dasar – dasar perilaku dan membuat remaja merasa
bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun
di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai moral, tetapi remaja akan
merasa bingung ketika menghadapi kenyataan, ternyata nilai-nilai tersebut sangat
berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di
lingkungan yang berbeda.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa perilaku yang
menyimpang yang terjadi pada remaja salah satunya disebabkan karena kondisi
pengasuhan dari keluarga khususnya orang tua dalam pengasuhan. Kesalahan
pengasuhan ini dapat berupa pola asuh yang tidak tepat sehingga berdampak

Universitas Sumatera Utara


14

terhadap perilaku seksual remaja. Variabel perilaku seksual meliputi kurangnya
pemahaman yang di sebabkan berbagai macam Sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti dengan judul Hubungan Antara Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku
Seksual Pada Remaja di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan tahun
2011.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan hal – hal tersebut maka yang menjadi perumusan masalah adalah
“Bagaimana Hubungan Pola Asuh Terhadap Prilaku Seksual Remaja di Kelurahan
Mangga Medan Tuntungan ”.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Hasil Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua
dengan perilaku seksual pada remaja.
1.3.2 Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui pola asuh orangtua di Kelurahan Mangga Kecamatan
Medan Tuntungan.

b) Untuk mengetahui perilaku seksual remaja di Kelurahan Mangga
Kecamatan Medan Tuntungan.
c) Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku
seksual pada remaja di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan.

Universitas Sumatera Utara

15

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Memberikan informasi mengenai pola asu orantua di kelurahan mangga serta
informasi perilaku dan perkembangan remaja di kelurahan tersebut . Dan
melatih berfikir logis dan sistematis serta mampu melakukan penelitian
dengan metode yang baik dan benar.
2. Bagi Penelitian Keperawatan
Mengembangkan penelitian dan melanjutkan penelitian terkait sehingga dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan praktik keperawatan. Dan
diharapkan penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk penelitian
selanjutnya terkait dengan pola asuh orangtua dan perilaku remaja

3. Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini menyediakan informasi tambahan untuk persiapan materi
penyuluhan yang berguna mengenai Hubungan Antara Pola Asuh Orang tua
dengan Perilaku Seksual Pada Remaja untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bagi perawat khususnya praktik keperawatan dalam menjalankan
perannya sebagai pendidik serta membuka wawasan di bidang praktik
keperawatan komunitas.

Universitas Sumatera Utara