Materi Kuliah Ekonomi Makro 1

Materi Kuliah Ekonomi Makro
“UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM”
OLEH:
AHMAD HANAFI
Abstrak
Sejak peradaban kuno mata uang logam telah menjadi alat pembayaran dalam melakukan transaksi perdagangan,
jasa dan mengukur nilai walaupun belum sempurna seperti saat ini. Kebutuhan menghendaki adanya alat
pembayaran yang praktis, efisien, mudah dibawa, disimpan yang memudahkan pertukaran barang atau jasa agar
dalam melakukan kegiatan perdagangan dapat lebih mudah. Maka terciptalah alat pembayaran tersebut yaitu Uang,
uang dalam Islam berfungsi sebagai 1. Alat Tukar 2.Alat hitung 3.Alat penyimpan kekayaan.
A. PENDAHULUAN
Mengawali pembicaraan masalah ekonomi maka tidak terlepas dari bahasan tentang “uang”. Apalagi, jika
pembahasan ekonomi terfokus pada masalah yang berkaitan dengan moneter dan fiskal. Uang adalah alat untuk
memenuhi kebutuhan hajat hidup manusia.
Sejak peradaban kuno mata uang logam telah menjadi alat pembayaran dalam melakukan transaksi perdagangan,
jasa dan mengukur nilai walaupun belum sempurna seperti saat ini. Kebutuhan menghendaki adanya alat
pembayaran yang praktis, efisien, mudah dibawa, disimpan yang memudahkan pertukaran barang atau jasa agar
dalam melakukan kegiatan perdagangan dapat lebih mudah .
Oleh karena itu, uang bagi sebagian besar penduduk bumi dipandang sebagai sesuatu yang amat penting. Sebab
uang dapat dijadikan alat untuk memenuhi kebutuhan manusia, alat untuk mempermudah aktivitas ekonomi. Dengan
adanya uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran akan mempermudah pertukaran barang dan jasa, sehingga

pekerjaan dapat dijalankan lebih mudah. Kebutuhan uang muncul karena adanya sistem barter yang ternyata bayak
menimbulkan masalah. Orang tidak bebas memperjual belikan barang-barang yang mereka butuhkan antara
keduannya .
B. KONSEP UANG
Kegiatan perekonomian tidak dapat terlepas dari uang. Uang telah lama digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan kebutuhan utama dalam menggerakkan perekonomian. Pada mulanya dalam sistem perdagangan dunia
orang melakukannya melalui sistem barter. Sistem barter merupakan sistem pertukaran antara barang dengan barang
atau barang dengan jasa atau sebaliknya. Namun sistem ini menimbulkan banyak kendala, oleh karenanya untuk
mengatasi kendala itu dipikirkanlah menggunakan alat tukar yang lebih efisien dan efektif. Alat tukar tersebut
kemudian dikenal dengan uang. Belakangan, uang bukan lagi sekadar berfungsi sebagai alat tukar, namun juga
memiliki fungsi-fungsi lainnya yang lebih luas.
Sebelum lebih jauh membahas uang perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan “uang” dalam kamus umum
bahasa Indonesia uang adalah alat penukar atau standar pengukur nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu
negara berupa kertas, emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.
Menurut Veithzal menyebutkan bahwa uang adalah suatu benda yang dapat ditukarkan dengan benda lain; dapat
digunakan untuk menilai benda lain atau sebagai alat hitung; dapat digunakan sebagai alat penyimpan kekayaan, dan
uang dapat juga digunakan untuk membayar utang di waktu yang akan datang .
Sedangkan Ahmad Hasan menjelaskan bahwa kata Nuqud (uang) tidak terdapat dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi
SAW, karena bangsa Arab umumnya tidak menggunakan kata nuqud untuk menunjukan harga. Mereka menggunkan
kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas, kata dirham untuk menunjukkan mata uang yang

tebuat dari perak. Mereka juga menggunakan kata Wariq untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘Ain untuk
menunjukkan dirham emas. Sedang kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk
membeli barang-barang murah .
Menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun, devinisi uang adalah apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran
nilai harga, media transaksi pertukaran dan media simpanan sebagai berikut:
1. Uang Sebagai alat ukur:
2. Uang Sebagai Media Transaksi
3. Uang Media Penyimpan Nilai

Dari ketiga fungsi tersebut jelaslah bahwa yang terpenting adalah stabilitas uang, bukan bentuk uang itu sendiri,
uang dinar yang terbuat dari emas dan diterbitkan oleh raja denarius dari kerajaan Romawi memenuhi kriteria uang
yang nialainya stabil. Begitu pula uang dirham yang terbuat dari perak dan diterbitkan oleh ratu dari kerajaan
Sasanid Persia juga memenuhi criteria uang yang nilainya stabil. Sehingga, meskipun dinar dan dirham diterbitkan
oleh bukan Negara Islam, keduannya dipergunakan di zaman Rasulullah SAW.
C. PERUBAHAN FUNSI UANG
Uang dapat dilihat dan dua sisi yaitu sisi hukum dan sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang
dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi, segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau
hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Sementara secara fungsi, yang
dapat dikatakan uang adalah segala Sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai:
alat tukar-menukar, penyimpan nilai, satuan hitung, dan alat pembayaran tertunda. Sistem berbasis emas mi menurut

para ekonom Islam dianggap lebih adil dan mampu menjadi kontrol bagi pemerintah untuk mencetak uang sesuai
dengan nilai emas yang tersedia.
Pada abad kedua puluh, Amerika Serikat melalui bank sentralnya mulai mengambil alih membuat uang kertas
(ditambah dengan uang logam untuk pecahan yang lebih kecil) tanpa didasarkan pada standar nilai emas dan
mengakhiri Bretton Woods System. Sedangkan untuk mempertahankan nilai kertas yang sudah menjadi harta mi
hanya diserahkan kepada pemerintah melalui kebijakan pengaturan sistem ekonomi moneter (managed money
standard). Otoritas moneter mempertahankan nilai kertas melalui kebijakan menjaga keseimbangan jumlah uang
yang beredar yaitu dengan menggunakan tingkat bunga. Sistem moneter dengan uang kertas yang ditetapkan
pemerintah sebagai legal tender dan tidak didukung oleh komoditas apapun ini disebut dengan fiat money .
Berlakunya managed money standard berdampak pada tingginya tingkat inflasi dan tidak stabilnya nilai tukar.
Padahal uang merupakan alat ukur yang penting dalam kehidupan karena penurunan nilai uang akan memiliki efek
buruk bagi kehidupan sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
D. STABILITAS DALAM NILAI UANG
Stabilitas dalam nilai uang tidak dapat dilepaskan dari tujuan dalam kerangka referensi yang Islami, karena hal ini
ditekankan Islam secara jelas mengenai ketulusan dan keterbukaan dalam bungan dengan senmua manusia. AlQur’an dengan tegas menekankan perlunya ketulusan dan keadilan dalam nilai ukuran.

Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil” (QS. Al-An’am 152)
••
Artinya: “Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barangbarang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (QS. AlA’raf. 85).

Ukuran-ukuran ini tidak hanya berlaku bagi individu tetapi juga bagi masyarakat dan Negara dan tidak boleh
dikorbankan semata-mata karena kelaziman tolak ukur konvensional. Ini mencakup semua ukuran. Uang juga
merupakan ukuran dari nilai, setiap penggerogotan yang sifatnya terus-menerus dan sangat berarti menurut ajaran
Islam ini dapat ditafsirkan sama dengan membuat kerusakan di bumi kerena hal ini dapt mengakibatkan pada
keadilan social dan sejahteraan umum.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wajib bagi masyarakat Islam untuk mewujudkan keuangan, fiscal dan
kebijakansanaan-kebijaksanaan pendapatan yang sehat dan melakukan pengendalian langsung bila mana diperlukan,
termasuk pengendalian harga untuk meminimalisir penggerogotan nilai riil uang guna mencegah satu kelompok
masyarakat secara sadar ataupun tidak memperdaya pihak lain dan menjarah norma-norma Islam akan kejujuran dan
keadilan dalam ukuran.
E. KESIMPULAN
Konsep uang dalam Islam sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, di mana uang bukanlah capital.
Sedangkan dalam ekonomi konvensional, istilah uang sering diartikan secara bolak-balik, yaitu uang sebagai uang
dan uang sebagai capital. Dalam ekonomi Islam uang memiliki tiga fungsi utama,yaitu:
1. Alat tukar, yaitu uang dapat digunakan untuk membeli semua barang dan jasa yang ditawarkan.
2. Satuan hitung, yaitu uang berfungsi sebagai satuan hitung yang menunjukkan nilai dan barang dan Jasa yang

perjualbelikan.
3. Alat penyimpan kekayaan, yaitu menyimpan sejumlah kekayaan senilai uang yang disimpan. Uang yang disimpan
dapat berupa uang tunai atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk rekening. Namun uang adalah penyimpan

nilai yang tidak sempuma. Jika harga meningkat, jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli denganjumlah uang
tertentu akan turun. Memegang uang biasanya memiliki beberapa motif, antara lain:
a. Kemudahan bertransaksi yang ditentukan oleh tingkat pendapatan seseorang.
b. Berjaga-jaga yang juga ditentukan oleh tingkat pendapatan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami, Jakarta. PT RajaGrafindo
Persada, 2005.
Muhammad Abu Saud, Garis-garis Besar Ekonomi Islam,Terjemah Achmad Rois. Jakarta. Gema Insani Press, 1996.
Muhammad, Kebijkan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, Jakarta. Salemba Empat,2002.
Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: Ghalia Indonesia, Edisi kedua, 2003.
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, Conventional and Shariah System, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007.

Fungsi uang
Fungsi uang terbagi menjadi dua, yaitu :
a.
b.

Fungsi Primer atau fungsi asli.
Fungsi sekunder atau fungsi turunan.


1.

Fungsi Primer atau fungsi asli uang adalah :
Sebagai alat penukar (Medium of exchange)
Maksudnya ialah uang berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange) yaitu: uang dapat mempermudah
pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup
menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan
pertukaran uang.

2.

Sebagai alat satuan hitung (A measure of relative value)
Maksudnya ialah uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk
menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.

3.

Sebagai alat penyimpan nilai (Valuta)

Maksudnya ialah uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan
daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli
barang dan jasa di masa mendatang.

1.

Fungsi sekunder atau fungsi turunan uang
Sebagai alat pembayaran.

b Maksudnya ialah uang berfugsi sebagai alat pembayaran, karena memudahkan kita untuk bertransaksi sewaktu
membeli barang,makanan ataupun membayar jasa sesorang. Contohnya : Ibu pergi ke pasar tradisional, maka dia
wajib membayar dengan uang, atas apa yang dibelinya.
2.

Sebagai alat bentuk penimbun kekayaan ( store of value).

b Maksudnya ialah uang berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan, karena dengan uang,kita bisa menginvestasi-kan
uang kita ke bank, maka lambat-laun uang yang kita miliki semakin tertimbun untuk masa depan kita. Contoh :
Sebuah perusahaan menginvestasi-kan keuntungan dari perusahaan tersebut kepada bank, maka semakin banyak

uang yang telah diinvestasiakan, semakin bertambah peluang untuk memajukan perusahaan tersebut(kekayaan
bertambah).
3. Sebagai alat untuk menabung.
b Maksudya ialah uang berfungsi sebagai alat untuk menabung, karena secara pasti harta yang berbentuk uang, lebih
memudahkan kita dalam menyisihkan sebagian harta yang kita miliki tersebut. Contoh : Murid menabung untuk
biaya perpisahan, otomatis dia menabung dengan uang agar lebih mudah.
4. Sebagai setandar pembayaran hutang (standard for differed payment).
b Maksudnya ialah uang berfungsi sebagai standar pembayaran hutang, karena jika kita membayar hutang dengan
sebuah jasa, tentu hutang itu tidak terlunaskan, karena kita menghutang juga untuk mendapatkan uang. Contoh :
Bapak Edi berhutang kepada renternir,renternir memberinya sejumlah uang yang ia butuhkan. Dan pastinya, pak Edi
melunaskan hutang tersebut dengan uang.
5. Sebagai alat penunjuk harga
b Setiap barang memiliki nilai atau harga serta kualitas sendiri-sendiri.Dalam hal ini, uang berfungsi sebagai penujuk
harga maksudnya ialah uang sebai tombak pengukur kualitas dan harga atau nilai dari suatu barang
6. Sebagai alat pembentuk modal dan pencipta lapangan kerja.
b Maksudnya ialah uang berfungsi sebagai pembentuk modal, karena uang adalah awalnya pemicu sesoarang untuk
berwira-usaha. Uang berfungsi sebagai pencipta lapangan kerja, karena untuk mendapatkan uang, seseorang harus

mempunyai pekerjaan (uang sebagai penggairah masyarakat). Contoh : Michel bekerja di sebuah perusahaan swasta
dengan tujuan untuk mendapatkan uang.

7. Sebagai pendorong kegiatan ekonomi.
b Maksudnya ialah,kegiatan ekonomi tentu terdapat jual beli dengan menggunakan uang. Disinilah, peran uang sebagai
pendorong kegiatan ekonomi.
8.
Sebagai barang dagang atau komoditas
b Maksudnya ialah, dengan mata uang yang berbeda, kita bisa menukarkannya ke bank, namun pasti bank mengambil
keuntungan dari uang ditukar tersebut. Jadi, keuntungan tersebut merupakan cara berdagang dari bank.

Nilai uang
a.
b.

Nilai uang terbagi menjadi menjadi dua, yaitu :
Nilai uang yang dilihat dari bahan pembuatannya
Nilai uang yang dilihat penggunaanya

a) Nilai uang yang dilihat dari bahan pembuatannya, sebagai berikut :
1.

Nilai uang nominal

Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera pada setiap mata uang yang bersangkutan. Contohnya, pada uang
Rp100.000,00 tertera angka seratus ribu rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah seratus ribu rupiah.
Jadi, Nilai uang nominal adalah nilai uang yang tertera pada uang.
Dari dua nilai uang di atas menimbulkan dua istilah fiducier money dan full bodied money.
1) Fiducier money, yaitu uang yang memiliki nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsiknya. Contohnya ialah
semua uang kertas.
2) Full bodied money, yaitu uang yang memiliki nilai nominal sama dengan nilai intrinsiknya. Contohnya ialah
semua jenis mata uang logam sehingga uang logam disebut juga full bodied money.

2.

Nilai intrinstik
Nilai intrinsik uang adalah nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang. Contohnya, untuk membuat uang
logam Rp100,00 diperlukan logam perak seberat 1 gram. Dengan demikian, uang sebesar Rp100,00 sama dengan
harga yang senilai dengan 1 gram perak. Inilah yang disebut nilai intrinsik uang.
Jadi, Nilai intrinstik adalah bahan pembuatan uang.

b)
1.


2.

Nilai uang yang dilihat dari penggunaanya,sebagai berikut :
Nilai internal
Nilai internal adalah kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. Dengan kata lain, nilai
internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh uang sebesar Rp200.000,00 dapat ditukarkan
dengan 1 gram emas. Ini berarti nilai internal uang Rp200.000,00 adalah sebesar 1 gram emas.
Jadi, nilai internal adalah nilai yang besarnya berdasarkan kemampuan uang itu apabila uang tersebut ditukar oleh
barang atau jasa
Nilai eksternal

Nilai eksternal adalah kemampuan uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang asing (valuta asing).
Dengan kata lain yang dimaksud nilai ekster nal uang adalah daya beli uang dalam negeri terhadap mata uang
asing atau lebih dikenal dengan istilah kurs. Contohnya, uang Rp100.000,00 mampu ditukarkan dengan 10
Dollar Amerika Serikat (US$ 10 = Rp100.000,00). Ini berarti uang Rp100.000,00 mempunyai nilai ekster nal
sama dengan 10 Dollar Amerika Serikat.
Jadi, Nilai eksternal adalah nilai yang besarnya berdasarkan kemampuan uang itu bila ditkar oleh mata uang asing.
UANG DAN BANK
1.Apa itu uang ?
Uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai / diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa
maupun utang. Dalam sejarah uang, beberapa jenis barang pernah dipakai sebagai uang ( misalnya, kerang, emas,
perak, gigi binatang). Dengan demikian uang dapat juga didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui sebagai
alat perantara untuk mengadakan tukar menukar.perdagangan.
Agar masyarakat menyetujui penggunaan seseuatu benda sebagai uang, haruslah benda memenuhi syarat-syarat
berikut :
a.Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
b.Mudah dibawa-bawa
c.Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
d.Tahan lama
e.Jumlah terbatas (tidak berlebih-lebihan)
f.Bendanya mempunyai mutu yang sama.
g.Pada masa ini uang kertas dan uang bank atau uang giral yaitu yang diciptakan oleh bank-bank umum / bank
perdagangan, adalah tukar menukar yang terutama di semua negara didunia ini.
2.Peranan dan Fungsi uang
a.Uang Sebagai Satuan Pengukur Nilai
Dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Misalnya, di Indonesia rupiah adalah
dasar pengukur nilai dari barang-barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar. Seseorang dapat mengukur nilai
sebuah mobil atau sebuah rumah dengan rupiah, bahkan dengan diketahuinya nilai rupiah dari mobil dan rumah,
maka dapat diketahui pula perbandingan nilai antara mobil dan rumah. Bayangkan kalau suatu perekonomian tanpa
uang, mungkin sepeda dinilai 1/20 mobil. Nilai dari uang diukur dengan kemampuannya untuk membeli ( atau
ditukarkan dengan ) barang dan jasa ( internal value ) serta valuta asing ( eksternal value ). Dengan demikian
besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Apabila harga barang NAIK ( TURUN) maka nilai uang
akan TURUN ( NAIK ).
b.Uang Sebagai Alat Tukar Menukar
Fungsi ini memisahkan antara keputusan membeli dengan keputusan menjual. Kesamaan keinginan harus ada lebih
dahulu untuk terjadinya tukur menukar barang dengan barang ( barter ). Dengan adanya uang keharusan adanya
kesamaan keinginan itu tidak perlu ada untuk terjadinya pertukaran. Prosesnya ialah barang ditukar dengan uang,
dan dengan uang ini dapat membeli/menukarkan dengan barang lain.
c.Uang Sebagai Alat penyimpan nilai / Penyimpan Kekayaan
Kekayaan seseorang dapat berupa barang atau uang. Dalam bentuk barang misalnya; mobil, rumah, perhiasan,
sedang dalam bentuk uangnya misalnya; uang kas dan surat-surat berharga.
•Dalam perekonomian yang sudah maju jenis uang yang terutama adalah uang bank atau uang giral, uang jenis ini
tidak memerlukan biaya untuk menyimpannya dan mudah mengurusnya, karena penyimpanan dan pengurusannya
dilakukan oleh bank umum ang menyimpan uang tersebut.
•Jenis kedua adalah uang keras, merupakan alat penyimpanan nilai yang lebih baik dari pada menyimpan dalam
bentuk barang. Apabila harga-harga selalu mengalami kenaikan yang pesat nilai uang akan terus menerus

mengalami kemerosotan. Maka kekayaan yang berupa uang akan mengalami penurunan nilai kalau dibandingkan
dengan kekayaan yang berbentuk barang. Dalam keadaan demikian uang bukanlah alat penyimpanan nilai yang
baik.
d.Uang Sebagai Ukuran Bayaran Tertunda
Para pembeli memperoleh barangnya lebih dahulu dan membayarnya pada masa yang akan dating oleh karena itu
uang harus stabil.
3.Definisi Uang
Ada bebarapa definisi uang, masing-masing berbeda sesuai tingkat likuditasnya. Biasanya didefinisikan sebagai
berikut :
a.M1 : adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening Koran
b.M2 : M1+tabungan+deposito berjangka ( time deposit) pada bank-bank umum
c.M3 : M1+M2+tabungan+deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non bank
M1 adalah yang paling likuid, sebab proses untuk menjadikan sebagai uang kas sangat cepat dan tanpa kerugian
nilai ( artinya satu rupiah menjadi juga satu rupiah ). Sedang M2 karena mencakup deposito berjangka maka
likuditasnya lebih rendah, untuk menjadikannya uang kas, deposito berjangka perlu waktu (1,3,6,atau 12 bulan).
Dan apabila dijadikan uang kas sebelum jatuh tempo tersebut kena penalty/denda ( jadi tidak stu rupiah menjadi satu
rupiah, tetapi lebih kecil karena denda tersebut ).
4.Sejarah Uang
Uang dapat diklasifikasikan atas dasar yang berbeda-beda, seperti misalnya;
-Sifat fisik dan bahan yg dipakai untuk membuat uang;
-Yang mengeluarkan/mengedarkan uang, yakni pemerintah, bank centra ( BI ) atau bank komersial;
-Hubungan nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang.
Mari kita lanjut pembahasan ini dengan melihat kasifikasi uang berikut ini, kita akan tahu sejarah uang.
a.Full Bodied Money
Adalah uang dimana nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Dalam sejarah uang, kita kenal
pada permulaannya uang itu berupa barang seperti misalnya ternak, beras, atau kain. Jenis uang ini nilainya sebagai
barang sama dengan nilainya sebagai uang. Dalam dunia modern, jenis uang full bodied money ini berupa emas dan
perak ( keduanya merupakan standar logam ). Biasanya full bodied money ini dikeluarkan oleh pemerintah.
PENGGUNAAN EMAS DAN PERAK SEBAGAI UANG
Sifat-sifat yang menyebabkan kedua jenis logam tersebut sangat sesuai untuk digunakan sebagai uang adalah :
-Banyak orang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan sebagai perhiasan
-Emas maupun perak mempunyai mutu yang sama.
-Keduanya tidak mudah rusak, tetapi dapat dengan mudah dibagi-bagikan apabila diperlukan.
-Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan usaha.
-Keduanya sangat stabil nilainya karena mereka tidak berubah mutunya dalam jangka panjang dan tidak mengalami
kerusakan.
Kesulitan / kelemahan menggunakan uang dan perak sebagai uang :
-Emas dan perak memerlukan tempat yang agak besar untuk menyimpan.
-Emas dan perak merupakan benda yang berat.
-Emas dan perak sukar untuk ditambah jumlahnya.
Untuk mengatasi kesulitan mulailah diperkenalkan jenis uang baru yaitu uang kertas.
b.Respresentative Full Bodied Money
Biasanya uang jenis ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada. Sebenarnya uang
jenis ini hanyalah mewakili ( represent) dari sejumlah barang/logam dimana nilai logam sebagai barang sama
dengan nilainya sebagai uang. Contoh surat emas ( Gold certificate ) yg beredar di Amerika Serikat sebelum tahun
1933, yang mewakili ( dengan nilai yang sama) sejumlah emas tertentu.yang dipegang /disimpan bendahara sebagai

jaminan sertifikat tersebut.
c.Credit Money ( Uang yang berlaku saat ini )
Adalah jenis uang yang mana nilainya sebagai uang lebih besar dari pada nilai sebagai barang
Credit Money ini dapat berbentuk :
-Token Coins ( uang tanda )
Jenis uang ini berbentuk logam dengan nilai nominal ( sebagai uang ) lebih tinggi nilainya dari pada nilai sebagai
barang ( sering disebut nilai intrinsic). Nilai nominalnya biasanya kecil, sebab uang jenis ini sering digunakan untuk
perhitungan uang “kembali” yang biasanya merupakan pecahan kecil. Uang perak, merupakan salah satu contoh
token coin. Sebelum tahun 1960-an harga perak relative rendah sehingga sebagai token coin nilainya masih terjamin
karena nilai nominalnya lebih tinggi dari pada nilai intrinsic. Namun semenjak tahun 1960-an penggunaan perak
menjadi lebih banyak sehingga harga perak naik, akibatnya banyak uang perak dilebur menjadi batangan perak.
-Representative Token Money
Bedanya dengan full bodied money adalah bahwa representative token money dijamin dengan logam atau coin yang
nilainya sebagai barang ( intrinsic) lebih rendah dari nilai nominalnya. Salah satu contohnya adalah sertifikat perak
yg dikeluarkan di Amerika Serikat tahun 1978-1967.
-Uang kertas yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Biasanya berbentuk uang kertas dan sering disebut fiat money. Kepercayaan masyarakat merupakan dasar
penerimaan uang kertas tersebut sebagai uang. Namun masyarakat sering mengemukakan keberatannya lantaran
pemerintah dapat mencatak uang ini guna membiayai deficit anggaran terutama pada masa perang.
-Uang kertas yang dikeluarkan oleh Bank Sentral
Kebanyakan uang kertas yang beredar di masyarakat dewasa ini berupa uang kertas yang dikeluarkan oleh bank
sentral. Di Indonesia, kita lihat setiap uang kertas selalu ada tulisannya Bank Indonesia.
-Demand deposit ( Uang Giral )
Bagian terbesar dari jumlah uang yang beredar merupakan uang giral. Makin maju suatu perekonomian biasanya
uang giral makin besar. Uang giral ini merupakan simpanan di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat
dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Uang giral ini lebih praktis sebagai alat pembayaran
karena :
•Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga yang menemukan tidak dapat menguangkannya
•Dapat dipindahtangankan tanpa ongkos/biaya yang tinggi dan dapat dilakukan dengan cepat
•Tidak diperlukan adanya uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai nilai transaksi.