SNTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA

SNTRUMEN PENILAIAN HASIL
BELAJAR SISWA
ISNTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
Oleh: A. Risal Al-Farisy[1]
Abstrak:
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses
pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan tersebut. Salah satu usaha guru untuk dapat mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran adalah dengan melakukan penilaian. Akan tetapi pada sisi
praksisnya peran penilaian yang begitu vital tersebut seringkali diabaikan oleh seorang pendidik
(guru). Hal itu disebabkan berbagai alasan, dari ketiadaan sarana sebagai penunjang penilaian
atau bahkan ketidakpahaman seorang pendidik dalam menyusun penilaian itu sendiri. Oleh
karenanya, artikel ini akan membahas tentang instrumen-instrumen penilaian, serta macammacam penilaian. Dengan harapan artikel ini mampu menambah wawasan dan pengetahuan kita
dalam proses pembelajaran pada umumnya dan penilaian pada khususnya.
Kata kunci: instrumen, penilaian.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang
bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah
program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai

suatu tujuan[2].

Oleh karenya, untuk dapat mengetahui apakah penyelenggaraan program sudah mencapai
tujuannya, maka perlu melakukan pengukuran, penilaian atau evaluasi. Pada artikel ini akan
dibahas tentang penilaian, karena penilaian merupakan salah satu bagian penting dari
pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat diabaikan[3]. Meskipun pada sisi praksisnya banyak
sekali pendidik (guru) yang mengabaikan penilaian ini.
Bagian-bagian penting dalam penilaian pembelajaran, khususnya bagi peserta didik ini
adalah bagaimana seorang pendidik mampu melakukan penilaian dengan baik. Hal itu dapat
dilaksanakan apabila seorang pendidik mengetahui cara melakukan penilaian yang baik,
bagaimana prosedurnya, pengolahan data, penetapan skor, hingga pada tahap pelaporannya.
Sehingga gambaran pencapaian tujuan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru, dapat
diketahui bukan saja oleh guru sendiri, tapi juga siswa dan semua pihak yang berkaitan, termasuk
orang tua dan sekolah.
Oleh karena itu, dalam artikel ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan instrumen
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dengan harapan mampu memberikan pemahaman baru
dalam hal penilaian.
Pengertian Penilaian
Menurut Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran baik buruk[4]. Sedangkan menurut Buna’i penilaian adalah proses sistematis yang

meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk
mengambil keputusan[5].

1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.

Fungsi, Tujuan dan Prinsip Penilaian
Penilaian pada dasarnya adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk dapat
menentukan capaian hasil belajar yang telah dilalui oleh peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran, yang mana dari penilaian ini seorang pendidik (guru) dapat memperoleh potret
atau profil kemampuan peserta didik yang dicapai sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dirumuskan pada masing-masing sekolah.
Penilaian mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran, sesuai dengan

fungsi, tujuan dan prinsip penilaian.
Fungsi penilaian
Mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa
Memberikan umpan balik
Melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran
Memotivasi guru untuk mengajar lebih baik
Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat
Tujuan penilaian
Keeping track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)
Cheking up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)

c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.
i.

1.

A.

1)
a)

Finding out (menemukan kelemahan dan kesalahan dalam pembelajaran)
Summing up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)
Prinsip Penilaian
Sahih, penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur
Objektif, penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai
Adil, penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, karena kebutuhan dan latar
belakang mereka berbeda-beda
Terpadu, penilaian adalah salah satu komponen yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran

Terbuka, prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan
Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian dilakukan dengan mencakup seluruh aspek
kompetensi dengan menggunakan tekhnik penilaian yang sesuai
Sistematis, penilaian dilakukan dengan terencana dan bertahap serta mengikuti langkah-langkah
baku
Beracuan kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan (tekhnik, prosedur dan hasil)[6].
Tekhnik Penilaian
Penilaian Tes
Secara harfiah kata tes berasal dari bahasa perancis kuno testum yang berarti piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang berarti ujian
atau percobaan, sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah imtihan. Secara istilah tes
adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
Dari definisi di atas dapat dipahami dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan tes
adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
dapat berupa tugas atau pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dikerjakan oleh objek
yang dinilai (siswa). Sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi atau tingkah
laku[7].
Jenis Tes

Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari segi
mana atau alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.
Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik.
Tes seleksi (al-imtihan al-intikhabiy)
Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan siswa baru. Materi tes seleksi adalah materi pra
syarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon. Tes seleksi dapat
dilaksanakan secara lisan, tertulis atau perbuatan dan dapat pula dilaksanakan dengan
mengkombinasikan ketiganya.

b) Tes awal (al-imtihan al-mabda’iy)
Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh manakah materi atau bahan
pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik[8].
Isi atau materi pada tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang
seharusnya sudah diketahui oleh peserta didik sebelum melaksanakan pelajaran. Sebagai contoh
sebelum mereka diberikan materi pendidikan agama islam terlebih dahulu dites tentang
pengetahuan rukun islam, rukun iman, nama-nama rasul, nama-nama kitab suci,nama-nama
malaikat.
c) Tes akhir (al-imtihan al-niha’iy)
Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang

tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Materi tes ini adalah
bahan-bahan yang tergolong penting dan yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya
naskah tes akhir ini dibuat sama dengan tes awal[9].
d) Tes diagnostik (al-imtihan al-fahshiy)
Diagnostik tes adalah tes yang berfungsi untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang
dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu, yang kemudian pendidik dapat
mencarikan upaya berupa pengobatan yang tepat.
Materi yang digunakan umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang menurut
pengalaman dirasa sulit untuk dipahami oleh siswa. Tes yang dapat digunakan dapat dilaksanakn
secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi ketiganya[10].
e) Tes formatif (al-imtihan al-yaumiy)
Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah program pengajaran, yaitu dilaksanakan
setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir dapat diselesaikan. Di sekolah, tes
ini biasa dikenal dengan istilah ulangan harian.
Hal itu dikarenakan tes jenis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah
terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mengikuti proses
pembelajaran dalam waktu tertentu.
Materi dari tes formatif umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan,
baik terdiri dari butir-butir soal yang mudah ataupun yang sukar[11].
f) Tes sumatif (imtihan al-nisf al-sanawiy)

Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum atau evaluasi belajar tahap akhir
(EBTA), yang mana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah.
Tes ini dilaksanakan secara tertulis dan biasanya butir-butir soal yang digunakan lebih sulit
daripada tes formatif.
Tujuan utama tes formatif adalah untuk:
1) Menentukan kedudukan dari masing-masing peserta didik
2) Menentukan peserta didik untuk dapat atau tidaknya mengikuti program pengajaran selanjutnya
3) menentukan kemajuan peserta didik untuk diinformasikan kepada pihak-pihak yang
memerlukan[12].

2) Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap.
Dilihat dari aspek kejiwaan tes setidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan:
a) Tes intelegensi (intellegency test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b) Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkap kemampuan
dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
c) Tes sikap (attitude test), yakni tes yang digunakan mengungkap predisposisi atau kecenderungan
seseorang melakukan suatu respon terhadap dunia sekitar.
d) Tes kepribadian (personality test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciriciri khas seseorang dari sifat lahiriyah. Seperti: gaya berbicara, gaya berpakaian, nada suara, dll.
e) Tes pencapaian (acchievement test), tes yang digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian

atau prestasi belajar[13].
3) Penggolongan-penggolongan lain
a) Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti
1. Tes individu
2. Tes kelompok
b) Dilihat dari segi waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tes
1. Power test (waktu tidak dibatasi)
2. Speed test (waktu dibatasi)
c) Dilihat dari bentuk responnya
1. Verbal test: menghendaki respon jawaban yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau
kalimat baik secara lisan atau tertulis.
2. Non verbal test: menghendaki jawaban yang tertuan dalam tindakan atau sikap.
d) Dilihat dari cara mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban
1. Tes tertulis
2. Tes lisan[14]
B. Bentuk-Bentuk Tes
1) Objektif
a) Tes Benar-Salah (True-False)
Tes benar salah adalah tes yang memuat pernyataan-pernyataan (statement). Pernyataan
tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Biasanya simbol yang digunakan dalam tes ini

adalah B (benar) dan S (salah).
Contoh:
B-S 1 Jakarta adalah ibu kota negara indonesia
B-S 2 Semua binatang tidak berdaun telinga berkembang biak
dengan bertelur
b) Tes Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda adalah tes yang memuat serangkaian informasi yang belum lengkap,
dan untuk melengkapinya adalah dengan jalan memilih dari berbagai alternatif pilihan yang
sudah digunakan. Adapun variasi dari tes pilihan ganda tersebut sebagai berikut:

1. Tes Pilihan Ganda Biasa
Contoh soal:
Di antara bangun-bangun berikut sebutkan bagian mana yang merupakan
geometri yang berdimensi tiga ?

2.

3.

4.


1.
2.
3.
4.

Lingkaran
Segitiga
Kubus
Trapesium
Persegi panjang
Tes Hubungan Antar Hal
Tes hubungan antar hal adalah soal yang memuat pernyataan dan alasan, dengan pola
pernyataan-sebab-pernyataan.
Contoh soal:
Adanya taufan di kepulauan filipina selalu diikuti oleh curah hujan besar di
pulau jawa.
SEBAB
Angin pasat tenggara tertarik ke utara khatulistiwa melalui pulau jawa, yang
menambah banyaknya hujan.
Menjodohkan
Dalam bentuk tradisional item tes menjodeohkan terdiri dari dua kolom pararel. Tiap kata,
bilangan, atau simbol dijodohkan dengan kalimat, frase, atau kata dalam kolom lain. Item pada
kolom penjodohan yang dicarai disebut premis, sedangkan kolom pilihan yang dicari disebut
dengan respon.
Contoh:
Premis
Respon
1. Ibukota Indonesia
a. Athena
2. Tempat penyelenggara olimpiade
b. Jakarta
pertama
c. Newyork
3. Kota terbesar di dunia
d. Paris
4. Disebut kota mode dunia
e. New Delhi
f. Manila
Asosiasi
Bentuk asosiasi merupakan modifikasi dari tes pilhan ganda biasa. Untuk asosiasi terdiri dari:
pernyataan dan beberapa alternatif jawaban, hanya saja terdapat lebih dari satu jawaban yang
benar. Salah satu bentuknya adalah dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut
Pilihlah a bila jawaban 1, 2 dan tiga benar
Pilihlah b jika jawaban 1 dan 3 benar
Pilihlah c bila jawaban 2 dan 4 benar
Pilihlah d bila jawaban 4 saja yang benar[15].
Contoh soal:

Pada kalimat manakah
predikatnya tidak setuju
1.
2.
3.
4.

dari

kalimat-kalimat

berikut subjek

dan

Bila menang maka ia suka
Politik tidak bisa diprediksi
Mayoritas selalu menang
Penyebab krisis ekonomi sulit dipahami

2) Essay
Tes essay adalah salah satu bentuk tes yang digunakan untuk melihat berbagai kemampuan
peserta didik dalam bentuk tertulis. Ada beberapa model tes essay yang bisa digunakan, antara
lain:
a) Bentuk Uraian Bebas
Disini siswa diberikan kebebasan untuk memberikan opini serta alasan yang diperlukan
dalam jawabannya.

b)

c)

d)

3)

Contoh:
Jelaskan menurut pendapat anda tentang apa yang harus dilakukan oleh bank Indonesia untuk
dapat menjaga stabilitas nilai rupiah! Berikan program dan kebijakan yang tepat menurut anda,
dan sertakan alasan untuk usulan anda!
Bentuk Uraian Terstruktur atau Terbatas
Bentuk uraian pada model ini meminta peserta didik untuk memberikan jawaban
terhadap soal dengan persyaratan tertentu.
Contoh:
Sebutkan dua manfaat internet bagi pendidikan.
Bentuk Jawaban Singkat
Pada model ini item tes yang dapat dijawab dapat menggunakan kata, frase, bilangan atau
simbol.
Contoh:
Siapakah yang menemukan mesin uap?
Melengkapi (Isian)
Model essay melengkapi hampir sama dengan model jawaban singkat. Akan tetapi, item tes
melengkapi merupakan pernyataan yang tidak lengkap dan siswa diminta untuk melengkapi
pernyataan tersebut.
Contoh: mesin uap ditemukan oleh....................
Item tes melengkapi merupakan yang paling mudah dalam penyusunan karena mengukur hasil
belajar yang relatif sederhana, kecuali pada pemecahan masalah matematika dan IPA. Item tes
melengkapi hampir selalu mengukur ingatan[16].
Lisan

a)
b)
c)
d)
e)
4)

Tes lisan adalah jenis tes yang menginginkan peserta didik untuk mampu menjawab
pertanyaan dalam bentuk lisan. Untuk melaksanakan tes lisan, ada beberapa petunjuk teknis yang
harus diperhatikan.
Tidak boleh terpengaruh oleh faktor-faktor subjektifitas. Misalnya: kecantikan, kaya, anak
pejabat atau hubungan keluarga.
Memberikan skor pada setiap peserta didik menjawab satu pertanyaan.
Mencatat hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawabannya.
Menciptakan suasana ujian yang menyenangkan.
Jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau ngobrol santai[17].
Perbuatan (Performance Test)
Kebalikan dari tes lisan yang mengharapkan peserta didik mampu menjawab dalam bentuk
lisan, tes perbuatan disini mengharapkan peserta didik untuk mampu menjawab tes dalam netuk
perilaku atau perbuatan.
Menurut Stigins, tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk
melakukan
kegiatan
khusus
dibawah
pengawasan
penguji
yang
akan
mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang
didemonstrasikan.
Contoh format penilaian tindakan dalam praktek komputer.
Nama sekolah
:
Mata Pelajaran
:
Nama Peserta Didik
:
Kelas
:
Semester
:
Hari dan Tanggal
:
Tujuan
:
No
Aspek Yang Diamati
SB B
C
K SK
1 Tahapan menghidupkan komputer
2 Cara menggunakan mouse
3 Cara membuka objek pada dekstop
4 Cara memindahkan letak objek
5 Cara mengetik dengan 10 jari
6 Posisi duduk di depan komputer
7 Cara mencetak data
8 Tahapan mematikan komputer
Guru ybs
................................
Catatan:
Berilah tanda cek pada kolom nilai.

SB = sangat baik, B = Baik, C = cukup, K = kurang, SK = sangat kurang[18].
2. Penilaian Non Test
a. Observasi
Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena yang terjadi yang sedang dijadikan objek pengamatan.
Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya
suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun dalam situasi
buatan. Observasi dapat dilakukan baik secara partisifatif maupun nonpartisipatif, observasi juga
dapat berbetuk observasi eksperimental (observasi yang dilakukan dalam situasi buatan) ataupun
non eksperimental (situasi wajar/sebenarnya)[19].
Contoh Instrumen Observasi Sistematis
Mata Pelajaran
: Keterampilan
Topik
: Membuat Kaligrafi dari Kertas
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Jam pelajaran
:
No
Kegiatan/Aspek yang Dinilai
Skor/Nilai Keterangan
1 Persiapan alat-alat
2 Kombinasi bahan
3 Kombinasi warna
4 Cara mengerjakan
5 Sikap waktu mengerjakan
6 Ketepatan waktu mengerjakan
7 Kecekatan
8 Hasil pekerjaan
Jumlah Nilai
Hasil dari penilaian di atas bersifat individu, jadi setelah selesai nilai individual yang di atas lalu
dimasukkan pada daftar nilai kolektif.
Mata Pelajaran
: Keterampilan
Topik
: Membuat Kaligrafi dari Kertas
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Jam pelajaran
:
Skor/Nilai
Nama
Untuk Tiap-Tiap Kegiatan/Aspek
No
Jumlah Rata2
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
Selain itu, observasi juga dapat dilakukan dengan format dibawah ini.

b.

c.

1.
2.
d.

Contoh Instrumen Observasi (Lembar Pengamatan)
Lari 100 meter
Skor
Nomo
Aspek Keterampilan
r Butir
5
4
3
2
1
Starting Position
Waktu jongkok lutut kaki belakang
01
ada di depan ujung kaki lainnya
Kedua tangan di tanah, siku lurus,
02
empat jari agak rapat mengarah ke
samping luar
Waktu jongkok posisi punggung
03
segaris dengan kepala
Pandangan kira-kira 1 meter di
04
depan garis start
Waktu aba-aba siap, posisi tungkai
05
depan ± 900 dan tungkai belakang
1000-12000
Keterangan skor:
5: sangat tepat, 4: tepat, 3: agak tepat, 2: tidak tepat, 1: sangat tidak tepat
Pengolahan
Skor yang dicapai peserta didik dapat diolah menjadi nilai sebagai berikut.
N = (Skor pencapaian : Skor maksimal)x 100[20].
Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun
kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek,
dan/atau produk[21].
Wawancara
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian, yaitu:
Wawancara terpimpin (wawancara terstruktur/wawancara sistematis)
Wawancara tidak terpimpin (wawancara sederhana, wawancara tidak sistematis atau wawancara
bebas)[22].
Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil
pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap baik oleh peserta didik, hasil tes (bukan
nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu
dalam satu mata pelajaran. Dengan informasi perkembangan tersebut pendidik atau peserta didik

1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
2)

a)
b)
c)
d)
e)
f)
3)

a)
b)
c)
d)
e)
4)

a)

dapat menilai dan melakukan perbaikan, dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan belajar peserta didik melalui karya peserta didik, seperti: karangan, puisi, surat,
komposisi, dan musik[23].
Tujuan Portofolio
Sebagai alat penilaian, portofolio dapat digunakan untuk beberapa tujuan, antara lain:
Menghargai perkembangan yang dialami siswa
Mendokumentasikan proses pembelajaran
Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
Bertukar informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa
Meningkatkan kemampuan merefleksikan diri, dan membantu siswa dalam merumuskan
tujuan[24].
Prinsip Portofolio
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam menggunakan
portofolio, antara lain:
Saling percaya (mutual trust)
Kerahasiaan bersama (confidentiality)
Milik bersama (join ownership)
Kepuasan (satisfaction)
Kesesuaian (relevance)
Penilaian proses dan hasil[25].
Metode Portofolio
Pengorganisasian dalam penilaian portofolio bersifat sangat penting, hal itu berfungsi agar
seorang pendidik dapat menentukan metode mana yang akan digunakan dalam penilaian
portofolio tersebut. Pengorganisasian tersebut terdiri dari: pengumpulan (storing), pemilihan
(sorting), penetapan (dating) dari suatu tugas.
Sedangkan metode-metode dalam penilaian portofolio antara lain:
Protofolio ideal
Portofolio penampilan
Portofolio dokumentasi
Portofolio evaluasi
Portofolio kelas[26]
Tekhnik Penilaian Portofolio
Dalam melaksanakan penilaian portofolio diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkahlangkah tersebut sebagai berikut:
Menjelaskan maksud penggunaan portofolio kepada peserta didik, yaitu tidak semata-mata
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tapi

b)
c)
d)
e)

f)
g)
h)

1
2
3
4
5
e.

juga digunakan oleh peserta didik untuk dapat mengetahui kemampuan, keterampilan dan
minatnya.
Menentukan bersama sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Misalnya: menulis,
menggambar, dll.
Menyimpan hasil karya peserta didik dalam satu map atau folder.
Memberi informasi tanggal, untuk mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu.
Menentukan kriteria penilaian bersama peserta didik terhadap sampel-sampel beserta
pembobotannya agar mencapai kesepakatan. Contoh, untuk kemampuan menulis karangan,
kriteria yang akan ditentukan seperti: struktur tata bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan
gagasan dan sistematika penulisan.
Meminta peserta didik untuk menilai karyanya sendiri secara berkesinambungan dan obyektif.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperbaiki nilai yang dirasa kurang
memuaskan.
Menjadwal pertemuan untuk membahas portofolio (jika diperlukan)[27].
Contoh Format Penilaian Portofolio
Karya Portofolio
Nama
Nilai
No
Ket.
Rumus
Laporan
Siswa
Puisi
Peta Rerata
Matematika Eksperimen
1
2
3
Catatan:
Kolom karya portofolio disi dengan angka yang sesuai:
= sangat kurang
= kurang
= sedang
= baik
= amat baik[28].
Proyek
Penilaian proyek adalah tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengmpulan, pengorganisasian hingga
penyajian data. Penilaian proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai
kemampuan umum peserta didik dalam semua bidang, proyek juga akan memberikan informasi
tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada pembelajaran tertentu, kemampuan
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan
informasi.
Di kelas, guru mungkin menekankan penilaian poyek pada prosesnya dan
menggunakannya sebagai sarana untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan siswa
dalam merencanakan, menyelidiki, dan menganalisis proyek. Dalam konteks ini, peserta didik
dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan pada suatu topik, memformulasikan pertanyaan

a)
1)
2)
3)
b)

dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan dan wawancara. Sehingga dalam kegiatan tersebut
pendidik dapat menilai kemampuan peserta didik dalam bekerja individu ataupun kelompok[29].
Formatif/Diagnostik
Tujuan
Sumatif
Penekanan
Pada
Penekanan Pada
Proses
Produk
Perencanaan Penilaian Proyek
Dalam penilaian proyek ada setidaknya tiga hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
Kemampuan pengelolaan, kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi
serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran
Keaslian
Proyek yang dilakukan adalah benar-benar hasil karya peserta didik[30].
Tekhnik Penilaian Proyek
Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Nilai
No
Aspek Yang Dinilai
1
2
3
4
1 Alasan pemilihan proyek
2 Pengetahuan yang mendukung
3 Rancangan kegiatan
4 Proses Kegiatan
5 Penulisan Hasil Kegiatan
6 Komunikasi hasil kegitan
Jumlah
Skor Maksimum
26
Catatan:
1 = kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = amat baik[31].
Pedoman penskoran Penilaian Proyek[32].
No Aspek Yang Dinilai
Skor
Persiapan
3
1
Rumusan masalah (tepat = 3, kuran tepat = 2 tidak tepat
1-3
= 1)
Pelaksanaan
14
a. Pengumpulan Informasi (tepat = 3, kuran tepat = 2
1-3
tidak tepat = 1)
b. Keakuratan data/informasi (akurat = 3, kurang = 2,
1-3
2
tidak akurat = 1)
c. Kelengkapan data (lengkap = 3, kurang = 2, tidak
1-3
lengkap = 1)
d. Analisis data (baik = 3, cukup = 2, kurang = 1)
1-3
e. Kesipulan (tepat = 2, kurang tepat = 1)
1-2
3
Pelaporan hasil
9

a. Sistematika laporan (baik = 2, tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (komunikatif = 2, kurang
komunikatif = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak
tepat/banyak kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik = 2, kurang menarik = 1)
Skor Maksimal
f.

12
12
13
12
26

Produk (Hasil Karya)
Penilaian hasil kerja peserta merupakan penilaian terhadap keterampilan peserta didik
dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas prosuk tersebut. Terdapat dua tahapan
penilaian dalam produk, yakni: penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta
prosedur kerja siswa, penilaian kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa[33].
Penilaian hasil kerja peserta didik dalam mengelola hasil kerja dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya:
1) Anekdotal, digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa,
seperti: kemampuan untuk bekerjasama, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan yang
aman. Dan biasanya anekdotal digunakan oleh pendidik sebagai catatan pengamatan pada proses
belajar mengajar.
Ada beberapa model yang bisa digunakan dalam penilaian anekdotal, diantaranya: model kartu,
model catatan pada komputer, lembar catatan hasil observasi, catatan tentang siswa dikelas.
2) Skala penilaian analitis, penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja
peserta didik dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria. Skala ini digunakan untuk menilai
kemampuan pada tahap perencanaan dan tahap akhir.
3) Skala penilaian holistik, skala yang digunakan untuk menilai pada tahap akhir. Seperti penilaian
terhadap kualitas hasil kerja siswa dan kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya
sendiri[34].
Contoh instrumen penilaian produk[35]
No
Aspek Yang Dinilai
Skor Bobot
1 Tahap persiapan
7
a. Memilih jenis bahan (tepat = 2, tidak tepat = 1) 1-2
b. Kualitas bahan (baik = 3, cukup = 2, kurang =
1)
1-3
20 %
c. Kelengkapan alat (lengkap = 2, tidak lengkap
= 1)
1-2
2 Tahap pelaksanaan
8
40%
a. Menentukan penulisan kalimat yang menarik 1-3
(menarik = 3, cukup = 2, kurang = 1)
b. Keterampilan
menggunakan
alat/bahan
(terampil = 3, cukup = 2, kurang = 1)
1-3
c. Memperhatikan keselamatan kerja (ya = 2,
tidak = 1)
1-2
3 Tahap hasil
8
40%

a. Selesai tepat waktu ( tepat = 2, tidak tepat = 1)
b. Kesesuaian dengan tugas (sesuai = 3, kurang =
2, tidak = 1)
c. Kerapian (rapi = 3, kurang = 2, tidak = 1)

1 –2
1 –3
1 –3

g. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian hampir serupa dengan tes kepirbadian, bedanya pada inventori
jawaban peserta didik tidak memakai kriteria salah-benar. Semua jawaban peserta didik adalah
benar, selama dia menjawab dengan sesungguhnya. Akan tetapi terkadang dipergunakan pula
skala-skala tertentu untuk kuantifikasi jawaban sehingga dapat dibandingkan dengan
kelompoknya[36].
Jika disimpulkan, Inventori merupakan penilaian melalui skala psikologis peserta didik
untuk mengungkapkan tingkah laku (sikap), minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek
psikologis[37].
Contoh instrumen inventori menggunakan skala beda (berdiferensi) Semantik[38].
Petunjuk:
Berilah tanda V pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap pembelajaran ekonomi.
Kolom a, b, dan c cenderung mendekati pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom e, f, dan g
cenderung mendekati pernyataan di sebelah kanan.
Kiri
a b c d e f g
Kanan
Membosankan
Menarik
Bermanfaat
Tidak bermanfaat
Menyenangkan
Merepotkan
Menantang
Tidak menantang
Tidak memberatkan
Memberatkan
Membuang-buang waktu
menguntungkan
Contoh instrumen inventori menggunakan skala Likert, misalnya untuk kegiatan yang
berhubungan dengan mata pelajaran Sejarah[39].
Petunjuk:
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan
pendapatmu!
SS
= sangat setuju
TS
= tidak setuju
S
= setuju
STS = sangat tidak setuju
ST
No
Pernyataan
SS
S
TS
S
1 Saya senang melakukan penelitian sejarah
2 Pelajaran sejarah membosankan
Saya senang mengikuti acara televisi yang
3 berhubungan
dengan sejarah
4 Saya tidak menyukai karir di bidang

5

6

7
8

h.

i.

1.
2.
3.
4.

kepurbakalaan
Saya suka berkunjung ke museum untuk
menambah
pengetahuan di bidang sejarah
Saya senang jika ada kesempatan untuk
bekerja di
bidang yang ada hubungannya dengan
sejarah
Saya benci jika ada tugas untuk membuat
ringkasan
dari artikel yang berkaitan dengan sejarah
dari koran
Saya suka membaca rubrik tentang sejarah

Catatan
Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1, 3, 5, 6, 8) dan ada yang
bersifat negatif (No 2, 4, 7).
Pemberian skor:
Pernyataan yang bersifat positif: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1.
Pernyataan yang bersifat negatif: 4 = STS, 3 = TS, 2 = S, dan 1 = SS.
Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi
hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja
ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif[40].
Penilaian Sikap
Manusia mempunyai sifat bawaan, seperti kecerdasan, tempramen, dan sebagainya.
Selain itu manusia juga memiliki sikap warisan, yang terbentuk dengan kuat dalam keluarga.
Misalnya, sentimen golongan, keagamaan, dan sebagainya. Namun secara umum, para pakar
psikologi sosial berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan
pengalaman[41].
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni komponen afektif, komponen kognitif, dan
komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai objek. Sedangkan komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap[42].
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut:
Sikap terhadap materi pelajaran
Sikap terhadap pendidik
Sikap terhadap proses pembelajaran
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran

5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata
pelajaran
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau tekhnik, antara lain:
1. Observasi Perilaku
Dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian
berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
Contoh isi buku catatan harian.
Nama Peserta
No Hari/Tanggal
Kejadian (Positif atau Negatif)
Didik
1
2
3
Selain itu, dalam observasi juga dapat menggunakan daftar cek (checklist) yang memuat
perilaku tertentu dari peserta didik.
Contoh format Checklist penilaian sikap.
No

Nama

Bekerjasama

Perilaku/Sikap
Penuh
Berinisiatif
Perhatian

Bekerja
Sistematis

Nilai

Keteranga
n

1
2

Catatan:
Kolom perilaku/sikap diisi dengan angka yang sesuai
1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = amat baik[43].
2. Pertanyaan Langsung
Dalam penilaian sikap seorang guru juga dapat melakukan penilaian dengan cara bertanya
langsung kepada peserta didik.
3. Laporan Pribadi
Dalam penggunaan tekhnik ini, peserta didik diminta untuk memberikan atau membuat alasan
atau ulasan yang berisi pandangan atau tanggapan terhadap suatu masalah[44].
Selain yang telah dijabarkan diatas, untuk mengukur sikap kita juga dapat menggunakan
skala sikap yang dikembangkan oleh Likert[45]. Seperti dibawah ini:
No
Pernyataan
SS
S TT TS STS
Saya mempersiapkan diri untuk
1 menerima pelajaran bahas Indonesia
di kelas
Saya berperan aktif dalam kegiatan
2
pembelajaran Bahasa Indonesia
Saya suka menggunakan bahasa
3
Indonesia yang baik dan benar
Saya
tertari
artikel
yang
4 berhubungan
dengan
budaya
Indonesia

5
6

Saya memperkaya materi dari guru
bahasa Indonesia dan membaca
buku-buku
sumber
sebagai
penunjang
Saya senang mengerjakan tugas
pelajaran bahasa Indonesia di rumah
Dst.

7
j. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa[46].
Alternatif
No
Pernyataan
Ya
Tidak
1 Saya sulit mengikuti pelajaran PAI
Saya sulit menghafal dalil-dalil al-Qur’an
2
dan Hadits dalam PAI
Saya sulit mengikuti PAI yang berhubungan
3
dengan hafalan
Saya sulit mengartikan kandungan ayat-ayat
4
al-Qur’an
Saya belum bisa melaksanakan semua tugas
5
dalam PAI
Saya suka mendalami PAI di luar jam
6
pelajaran sekolah
Saya selalu mengucapkan salam ketika
7
bertemu
Saya membutuhkan waktu lama untuk
8
belajar PAI
Atau juga bisa menggunakan seperti di bawah ini.
Contoh instrumen penilaian diri (kuesioner), misalnya untuk kegiatan yang berhubungan dengan
mata pelajaran biologi[47].
Petunjuk:
Isilah semua pernyataan dengan jujur.
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan kenyataan.
TP = Tidak pernah melakukan
SR = sering melakukan
JR = Jarang melakukan
SL = selalu melakukan
KD = Kadang-kadang melakukan
No
Pernyataan
TP JR KD SR SL
Saya menginformasikan hal-hal yang
1 berkaitan dengan
biologi
kepada
teman-teman
2 Saya bertanya kepada guru hal-hal

3
4
5
6
7
8
9

k.

a.
b.
c.

yang berhubungan
dengan
mata
pelajaran biologi
Saya menyempatkan diri membaca
artikel yang berkaitan dengan biologi
di majalah/koran
Saya mendengarkan informasi yang
berhubungan dengan biologi dari radio
Saya menonton tayangan di televisi
yang
berkaitan dengan
biologi,
misalnya fauna dan flora
Saya hadir setiap ada jam pelajaran
biologi di Sekolah
Saya membuat catatan yang rapi untuk
mata pelajaran biologi
Saya menyerahkan tugas biologi tepat
waktu
Saya menerapkan pengetahuan biologi
dalam kehidupan sehari-hari

Pengolahan
Pada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1 - 5.
1 = TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, 5 = SL.
Dengan 9 butir pernyataan rentang skor adalah 9 –45.
Kualifikasi
Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata pelajaranbiologi dikelompokkan
sebagai berikut
Amat Baik
: Skor 37 –45
Baik
: Skor 28 –36
Cukup
: Skor 19 –27
Kurang
: Skor < 19
Penilaian Antar Teman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur[48].
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman untuk kegiatan diskusi kelompok
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Petunjuk:
Pada waktu melakukan diskusi kelompok, amatilah perilaku temanmu dengan cemat!
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu!
Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!
Daftar periksa pengamatan sikap dalam diskusi kelompok
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Nama siswa yang diamati : ………………, kelas ……
Muncul/Dilakukan
No
Perilaku/Sikap

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Memberi
kesempatan
teman
untukmenyampaikan pendapat
Memotong pembicaraan teman lain
Menyampaikan pendapat dengan jelas
Mau menerima pendapat teman
Mau menerima kritik dari teman
Memaksa
teman
untuk
menerima
pendapatnya
Menyanggah pendapat teman dengan sopan
Mau mengakui kalau pendapatnya salah
Menerima kesepakatan hasil diskusi
Nama pengamat
……………………..

l.

Angket
Angket dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Angket
dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para orang tua
mereka.
Tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran untuk mengetahui dan
memperoleh data latar belakang peserta didik sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku
dan proses belajar mereka.
Data yang dapat dihimpun melalui angket, misalnya data yang berkenaan dengan
kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pelajaran, cara belajar mereka,
fasilitias belajar, bimbingan belajar, motivasi dan minat belajar, sikap belajar, sikap terhadap
mata pelajaran tertentu, pandangan siswa terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka
terhadap guru[49].
Contoh kuesioner bentuk skala likert dalam rangka mengungkap hasil belajar pendidikan agama
islam ranah afektif.
1. Membayar infaq atau shadaqah itu memang baik untuk dikerjakan, akan tetapi
sebenarnya bagi orang yang telah membayarkan zakatnya tidak perlu lagi
membayar infaq atau shadaqah. Terhadap pernyataan tersebut, saya:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Membayar infaq atau shadaqah tanpa sepengetahuan orang lain itu tidak ada
gunanya, sebab orang lain itu diperlukan sekali sebagai saksi untuk membuktikan
bahwa pembayar infaq dan shadaqah itu bukanlah orang yang bakhil. Terhadap
pernyataan tersebut, saya:
a. Sangat setuju

b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.

1.

a)

b)

c)
d)

Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Hidup manusia di dunia ini selalu diwarnai oelah silih bergantinya suasana sedih
dan gembira. Suasana sedih dan gembira itu sebenarnya merupaka ujian dari allah
bagi ummatnya. Terhadap pernyataan tersebut, saya:
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju

Taksonomi Penilaian
Dalam rangka menilai peserta didik haruslah dilihat secara bulat, artinya penilai dalam
hal ini dilaksanakan oleh pendidik. Dituntut untuk memberikan penilaian yang menyeluruh
kepada setiap aspek peserta didik[50].
Menurut Benjamin S. Bloom taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan haruslah
mengarah pada tiga ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah proses berfikir
(cognitive domain), ranah sikap (affectife domain), dan ranah keterampilan (psychomotor
domain). Maka dalam konteks evaluasi belajar ketiga ranah tersebutlah yang menjadi sasaran
dalam setiap penilaian hasil belajar, yaitu: apakah peserta didik sudah dapat memahami semua
materi pelajaran yang diberikan?, apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?, apakah
meteri belajar yang sudah diberikan dapat diamalkan secara kongkrit dalam kehidupan seharihari?[51]
Ranah Kognitif
Menurut Bloom ranah kognitif adalah segala upaya yang menyangkut aktivitas mental
(otak)[52], dalam bahasa lain dijelaskan bahwa perilaku kognitif berarti segala perilaku siswa
dalam upaya mengenal dan memahami materi pelajaran[53]. Dalam ranah kognitif terdapat enam
tahap kecakapan, yaitu:
Pengetahuan (Knowledge), adalah tahap dimana seorang anak mampu mengingat kembali
tentang fakta, nama, istilah, proses, prinsip, teori dll. Tahap ini merupakan tahap terendah dalam
ranah kognitif[54].
Pemahaman (Comprehension), adalah tahap dimana seorang anak mampu mengerti dan
memahami setelah pelajaran itu diketahui dan diingat[55]. Dalam hal ini siswa dapat
mengorganisasikan pelajaran yang diterima dengan bahasa sendiri[56].
Penerapan (Application), adalah kesanggupan siswa dalam menerapkan ide-ide umum, teori,
rumus, prisnsip atau segala meteri ajar dalam situasi yang baru dan kongkrit.
Menguraikan (Analysis), adalah kemampuan seorang siswa dalam menguraikan dan merinci ke
dalam bagian-bagian terkecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian satu dengan
bagian lainnya[57].

e) Sintesis (Synthesis), adalah tahap dimana siswa mampu memadukan atau menyatukan bagianbagian secara logis menjadi struktur yang menunjukkan keseluruhan[58].
f) Evaluasi (Evaluation), adalah kemampuan siswa untuk mempertimbangkan suatu ide, situasi,
nilai-nilai, dan metode berdasarkan suatu aturan dan kriteria tertentu[59].
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai[60].Dengan arti lain
bahwa siswa dapat menghayati nilai-nilai yang terkadung dalam sebuah pelajaran sehingga
menyatu dengan dirinya. Atau siswa mampu menginternalisasikan sesuatu yang
dikomunikasikan dengannya. Aspek prilaku ini biasanya berkenaan dengan materi pelajaran
yang berbasis nilai, norma, moral, dan aturan prilaku lainnya[61]. Ciri-ciri dari tahap ini behasil
bila siswa kedisiplinanya meningkat setelah diberikan materi agama tentang kewajiban sholat
lima waktu. Adapun tahap-tahap dalam ranah kognitif ini mencakup lima aspek. Menurut
Krathwohl, pengembang ranah kognitif, yaitu:
a) Penerimaan (Receiving), adalah tahap dimana kepekaan siswa dalam menerima atau menyadari
akan suatu fenomena yang datang dari luar dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.
b) Respon (Responding), mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menaggapi
adalah kemampuan berpartisipasi aktif terhadap sesuatu yang menjadi stimulus baginya[62].
c) Penghargaan (Valuing), pada tahap ini siswa sudah memberikan nilai teretentu pada sesuatu yang
diterimanya. Bila suatu materi telah mampu dinilai dan mampu untuk mengatakan itu adalah
baik, maka peserta didik telah menjalani proses penilaian[63].
d) Pengorganisasian (Organization), setelah peserta didik mampu memberi nilai dan makna tertentu
terhadap sesuatu yang dia terima, kemudian peserta didik menyelarasakannya ke dalam sistem
dan struktur yang sudah ia miliki[64].
e) Karekterisasi (Characterization), pada tahap ini peserta didik menetapkan suatu nilai menjadi
bagian terpadu dalam dirinya (mengintegrasikan). Hal itu tercermin pada pola perilakunya[65].
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemapuan
bertindak setelah seseorang menerima materi pelajaran. Prilaku ini lebih kepada keterampilan
secara fisik. Aspek-aspek ini mencakup tahapan[66]:
a) Tahap menirukan, adalah siswa berupaya untuk menirukan suatu tindakan seperti yang diajarkan.
b) Tahap memanipulasi, dalam tahap ini siswa sudah dapat meragakan suatu keterampilan seperti
yang diajarkan.
c) Tahap artikulasi, merupakan tahap dimana siswa mampu mengkoordinasikan tindakannya secara
teratur dengan menempuh langkah-langkah secara tepat.
d) Tahap naturalisasi, dimana siswa sudah mempu melakukan tindakan secara alami dengan
menggunakan energi yang minimum, sepeti seorang sopir yang sudah mahir mengendarai, atau
pemain bola professional.
Instrumen Penilaian Pada Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Kata kerja oprasional atau instrumen yang dapat mengukur kemampuan dalam ketiga
ranah ini adalah sebagai berikut[67]:
1. Ranah Kognitif
Tahapan
Instrumen
Menyebutkan, mendefinisikan, melukiskan,
mencocokkan, mengidentifikasikan, memberi
Tahap Pengetahuan
nama, membuat garis besar, dan menyatakan
kembali.
Menjelaskan, merumuskan dengan kata-kata
sendiri, mengubah, menyatakan secara luas,
Tahap Pemahaman
memberi contoh, memperkirakan, membedakan,
dan mengubah dan menarik kesimpulan.
Menghitung, menggunkan, mengapresiasikan,
mendemonstrasikan, memodifikasi,
Tahap Penerapan
menghubungkan, memecahkan, dan
menghasilkan.
Menguraikan, mengkategorikan, merinci,
Tahap Analisis
memilih, memisah-misahkan, membuat diagram,
membuat skema, dan membeda-bedakan.
Menggabungkan, menghimpun, menyusun,
mengorganisasikan, merancang, menyusun
Tahap Sintesis
kembali, merevisi, menceritakan dan membuat
modifikasi.
Membandingkan, menilai, mempertentangkan,
Tahap Evaluasi
mengkritik, mengintrepretasikan, menyimpulkan
2. Ranah Afektif
Tahapan
Tahap Penerimaan

Tahap Merespon

Tahap Penghargaan

Tahap
Mengorganisasikan
Tahap Karakteristik

Instrumen
Mengikuri, meperhatikan, bertanya, menunjuk,
melokalisir, melukiskan, mengidentifikasi, dan
memberi nama
Menyambut, memperbincangkan, menyesuaikan,
menyetujui, memberitahukan, melukiskan,
menjawab, mempraktekkan, menghimpun.
Mengusulkan, memprakarsai, mengidentifikasi
diri, melengkapi, menjelaskan,
mempertimbangkan kebenaran, melaporkan,
bertukar pengalaman, bekerja sama, dan
mengikuti.
Mengintegrasikan, mempertahankan,
menyelaraskan, mengkombinasikan, menarik
kesimpulan umum, mengorganisir, membuat
organisasi dan sintesa.
Teguh dalam pendiriannya, konsisten dalam

bertindak, mempunyai keyakinan diri, dan
memperbaiki diri.
3. Ranah Psikomotorik
Tahapan
Tahap Menirukan
Tahap Memanipulasi
Tahap Artikulasi
Tahap Naturalisasi

1.
2.
4.
5.
6.

Instrumen
Mengikuti, mengulangi, dan meniru.
Mengikuti petunjuk dan mencoba sendiri.
Melakukan dengan harmonis dan meragakan
secara teratur.
Bertindak secara alamiah, dan mahir.

Penutup
Dari seluruh pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen
penilaian hasil belajar terdiri dari dua jenis, yakni:
Penilaian menggunakan tes
Penilaian non tes
Dan penilaian hasil belajar terhadap siswa harus mencakup terhadap tiga aspek, yakni:
Aspek Kognitif
Aspek Afektif
Aspek Psikomotorik