DOKUMEN DOKUMEN PROYEK PERSYARATAN ADMIN

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK

PERSYARATAN ADMINISTRASI & UMUM
BAGIAN I SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
BAGIAN II SYARAT-SYARAT UMUM
PERSYARATAN TEKNIS
BAGIAN I PERSYARATAN TEKNIS UMUM
BAGIAN II PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS
A. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
B. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
C. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
Syarat-syarat administrasi
Spoiler for SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI:
Pasal 1. KETENTUAN UMUM
Peserta harus membaca dan mempelajari seluruh Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syaratsyarat ini untuk mengetahui dengan seksama petunjuk-petunjuk dan memahami benar-benar
maksud dan isi dari Dokumen tersebut secara keseluruhan maupun per bagian. Peserta harus juga
mengetahui perubahan-perubahan dan penjelasan-penjelasannya yang diberikan oleh Panitia
Pelelangan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor x x x, pada rapat pemberian penjelasan
lelang (aanwijzing). Tidak ada gugatan apapun yang dapat dipertimbangkan berdasarkan dalih
tidak membaca, tidak memahami dan atau adanya kesalahpahaman mengenai arti atau maksud
dari dokumen ini.

Pasal 2. JENIS PEKERJAAN
Jenis pekerjaan yang akan diselenggarakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor x x x
yang berlokasi di Jl. ……….. ……………………………….
Pasal 3. DOKUMEN PELELANGAN
1.Dokumen Pelelangan terdiri dari :
a.Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), lengkap dengan lampiran-lampirannya serta
keterangan (lampiran) lainnya.
RKS adalah pedoman dasar mengenai segala sesuatu yang akan dilaksanakan. Penawar wajib
memeriksa dan menyesuaikan dengan gambar kerja.
RKS terdiri dari :
-Bagian I :Syarat-syarat Administrasi dan Syarat-syarat Umum.
-Bagian II :Persyaratan Teknis Umum dan Persyaratan Teknis Khusus : Struktur, Arsitektur,
Mekanikal dan Elektrikal.
-Lampiran-lampiran dan addendum.

b.Gambar-gambar Kerja.
Gambar-gambar Kerja adalah gambar dasar mengenai segala sesuatu yang akan dilaksanakan.
Penawar wajib memeriksa dan menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
c.Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah risalah hasil penjelasan pekerjaan yang diadakan untuk

memberikan keterangan lebih lanjut mengenai Dokumen Pelelangan.
2.Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Gambar Kerja adalah merupakan bagian yang
saling melengkapi satu sama lainnya dan bersifat mengikat.
3.Dokumen Pelelangan ini akan menjadi Dokumen Lampiran Kontrak yang mengikat dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Pelaksanaan (Kontrak).
Pasal 4.PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
1.Pemberi Tugas.
Pemberi tugas adalah Pemimpin Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor x x x yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan………………………., No. ……………, Tanggal
……………………
2.Panitia Pelelangan.
Panitia Pelelangan adalah Panitia/Tim yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan………………………., No. ……………, Tanggal ………………… yang bertugas
untuk melaksanakan proses pelelangan untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor x x x.
3.Konsultan Perencana.
Konsultan Perencana adalah Perusahaan / Badan Hukum yang telah ditunjuk yaitu ……
………………………………
4.Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas adalah Perusahaan / Badan Hukum yang akan ditunjuk kemudian oleh
Pemberi Tugas untuk melaksanakan pengawasan pada pelaksanaan pekerjaan ini, agar sesuai

dengan syarat-syarat dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
5.Penawar / Peserta Lelang.
Penawar / Peserta lelang adalah rekanan yang telah lulus Pra Kualifikasi dan termasuk dalam
Daftar Rekanan Terseleksi dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a.Mendapatkan undangan tertulis dari Panitia untuk mengikuti pelaksanaan lelang dan
mengambil dokumen lelang.
b.Mengikuti rapat penjelasan lelang.
c.Memiliki Akte Pendirian perusahaan.
d.Memiliki Keterangan domisili perusahaan.
e.Memiliki TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
f.memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

g.Memiliki SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi).
h.Memiliki PKP (Pengukuhan Kena Pajak).
i.Memiliki Sertifikasi dari Gapensi dengan golongan besar.
j.Neraca perusahaan dan rugi/laba.
k.Pengalaman perusahaan 3 tahun terakhir, dan melampirkan bukti penyetoran PPN.
l.Rekening Koran 3 (tiga) bulan terakhir,
m.Memiliki surat anggota KADIN/AKI dan atau AKLI yang masih berlaku.
6.Pemborong.

Pemborong adalah peserta lelang yang dinyatakan sebagai pemenang lelang dan diserahi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yang diatur dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan.
Spoiler for DOKUMEN PENAWARAN:
Pasal 5. DOKUMEN PENAWARAN
1.Kelengkapan Dokumen.
Peserta Pelelangan harus memasukkan Dokumen Penawaran yang diketik rapi, tanpa coretancoretan / hapusan / Tip Ex, dalam bentuk lengkap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, sebanyak 3 (tiga) rangkap, yaitu 1 (satu) asli
dan 2 (dua) copy (tindasan).
a.Sampul
Sampul dokumen penawaran yang digunakan terbuat dari kertas samson berwarna coklat polos
(disediakan sendiri oleh penawar), berukuran kira - kira 30 x 45 cm, yang pada penyampaiannya
di lem kuat/rapat dan disebelah belakang di lak di lima tempat :
-Satu tempat di tengah-tengah.
-Empat tempat masing-masing di sudut amplop tepat pada lipatan/lem.
b.Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian dokumen penawaran adalah menggunakan sistem 2 (dua) sampul, yaitu
memasukkan dokumen penawaran administrasi/teknis, dengan dokumen penawaran harga
berikut perinciannya.
Cara penyampaian dengan sistem 2 (dua) sampul adalah sebagai berikut :
1)Sampul I berisi kelengkapan data administrasi dan teknis yang disyaratkan pada RKS dan di

sebelah kanan atas sampul ditulis Sampul I.
2)Sampul II berisi Surat Penawaran berikut perincian harga penawaran dan di sebelah kanan atas
sampul ditulis Sampul II.
3)Sampul I dan Sampul II dimasukkan ke dalam satu sampul (disebut Sampul Penutup).
Pada bagian depan Sampul Penutup (di sebelah kanan atas) agar dicantumkan alamat Panitia,
yakni dengan tempelan berupa sticker dengan tulisan :
Kepada Yth. :
PANITIA PELELANGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
GEDUNG xxx
D/A
…………………………………………………………………………
…………………………………….

4)Dokumen penawaran bersifat rahasia, oleh sebab itu dilarang dikirim kepada anggota Panitia
atau perseorangan. Dokumen penawaran harus disampaikan pada waktu yang telah ditentukan.
c.Syarat-Syarat Administrasi dan Teknis
Syarat-syarat administrasi harus masih berlaku, dibuat dalam 3 (tiga) rangkap yang terdiri dari 1
(satu) asli dan 2 (dua) copy. Masing-masing disusun rapi dan dijilid dan diberi tulisan ASLI dan
COPY sesuai dengan dokumen dimaksud.
Syarat-syarat administratif dan kelengkapan administrasi dan teknis yang harus dipenuhi dalam

sampul I terdiri dari :
1)Surat Pernyataan Tunduk atas keputusan Panitia/Pemberi Tugas dalam menentukan pemenang.
2)Copy Akta Pendirian Perusahaan.
3)Copy Surat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4)Copy Pengukuhan Sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
5)Copy Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang masih berlaku.
6)Copy Surat Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi kualifikasi B (dalam klasifikasi bidang
bangunan gedung) yang masih berlaku.
7)Copy Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku.
8)Neraca dan Laba/Rugi Perusahaan tahun terakhir.
9)Satu helai copy surat jaminan penawaran (tender bond)
10)Jadwal waktu (Time Schedule), dan urutan pelaksanaan pekerjaan serta methoda yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
11)Keterangan lengkap mengenai Struktur Organisasi dan Daftar personal yang akan ditugaskan
di lapangan.
12)Daftar peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini.
13)Referensi Bank.
14)Surat Anggota KADIN, AKI atau AKLI yang masih berlaku
15)Surat pernyataan sanggup mengasuransikan tenaga kerja untuk proyek ini (Astek).
16)Surat Kuasa Direktur (apabila dikuasakan)

17)Rekening Koran 3 (tiga) bulan terakhir.
18)Pengalaman perusahaan 3 tahun terakhir, dan melampirkan bukti penyetoran PPN.
Syarat-syarat surat penawaran yang harus dipenuhi dalam sampul II terdiri dari:
1)Surat Penawaran (asli bermeterai Rp.6.000,-, kop Perusahaan, cap dan ditandatangani ) .
2)Rekapitulasi Harga Penawaran
3)Daftar rincian volume dan harga satuan pekerjaan
4)Daftar Upah kerja dan satuan bahan
5)Daftar analisa harga satuan pekerjaan
6)Gambar Teknis Usulan Design
Catatan :
-Surat-surat asli SIUJK, Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi,TDP, NPWP dan PKP harus
diperlihatkan kepada Panitia Lelang atau copynya setelah dilegalisasi oleh instansi yang
berwenang.
-Semua copy surat-surat tersebut di atas harus diberi tanda/paraf dan distempel perusahaan.

2.Surat Penawaran.
a.Surat Penawaran Harga (SPH) harus dibuat sesuai dengan contoh form pada RKS ini, diketik
rapi di atas kertas dengan Kop Perusahaan.
b.Dalam Surat Penawaran Harga tidak boleh adanya perubahan, penambahan coretan yang tidak
diparaf oleh Pimpinan Perusahaan penawar dan tidak boleh terdapat adanya penghapusan dengan

karet penghapus atau cairan penghapus.
c.Surat Penawaran Harga berikut lampirannya dibuat dalam rangkap 3 (tiga), terdiri dari 1 (satu)
asli dan 2 (dua) copy. SPH Asli ditandatangani oleh Direksi/Pemimpin Perusahaan atau wakilnya
yang sah, diberi tanggal, nama jelas, cap perusahaan, semuanya melintas di atas meterai tempel
Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah). SPH Copy ditandatangani, diberi tanggal dan stempel/cap
perusahaan tetapi tanpa meterai.
d.SPH berlaku minimal sampai 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal pemasukkan Surat
Penawaran.
e.Harga Penawaran
Harga penawaran bersifat lumpsum fixed price dan diajukan dalam bentuk mata uang rupiah.
Peninjauan dan penyesuaian harga akibat perubahan dari kenaikan harga bahan, upah, biaya
produksi, biaya ekspedisi dan sebagainya, hanya dapat dipertimbangkan berdasarkan adanya
tindakan ekonomi dan diikuti dengan ketentuan Pemerintah yang mengatur pemberian
penyesuaian harga/biaya terhadap pekerjaan pemborongan/pembelian.
f.Harga penawaran yang dicantumkan dalam surat penawaran adalah harga keseluruhan barang
yang dimaksud dalam RKS ini dan sudah termasuk :
1)Pajak Pertambahan Nilai (PPN 10 %) dan pajak-pajak lainnya yang berkenaan dengan
pekerjaan ini.
2)Biaya Perencanaan, tenaga kerja, pengepakan dan pengiriman barang franco setempat/lokasi
penempatan/pemasangan, peralatan-peralatan dimaksud diatas dan keuntungan Pelaksana.

3.Daftar Perincian Volume dan Biaya (Bill of Quantity).
a.Lampiran surat penawaran adalah daftar perhitungan/rincian harga penawaran sesuai form pada
RKS ini, yang harus disusun secara lengkap dan jelas serta diparaf/ditandatangani dan distempel
perusahaan.
b.Perincian volume pekerjaan yang diberikan pada RKS ini merupakan perkiraan Perencanaan
yang akan diteliti bersama pada saat Penjelasan Pekerjaan dan Peninjauan Lapangan.
Peserta Pelelangan harus meneliti kembali kebenaran volume tersebut, agar pada saat
pelaksanaan tidak ada item/volume pekerjaan yang belum diperhitungkan, karena bila hal itu
terjadi akan menjadi tanggungan Peserta Pelelangan sepenuhnya tanpa ada hak untuk
mengajukan tuntutan (claim).
c.Biaya yang dicantumkan untuk setiap item pekerjaan dalam Daftar Perincian Volume dan
Biaya harus sudah mencakup segala hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut
sesuai dengan persyaratan dalam RKS ini.
Hal tersebut sudah meliputi seluruh keperluan pelaksanaan, termasuk biaya untuk sarana-sarana
sepenuhnya.
d.Setiap jenis pekerjaan yang biayanya tercantum dalam Daftar Perincian Volume dan Biaya,
apabila dalam pelaksanaan tidak dikerjakan, maka akan dihitung sebagai pekerjaan kurang.
e.Apabila suatu jenis pekerjaan tercantum dalam Daftar Perincian Volume dan Biaya, namun
Penawar tidak mencantumkan biaya pelaksanaannya, berarti Pelaksana yang bersangkutan harus
melaksanakan pekerjaan tersebut tanpa hak untuk mengajukan tambahan biaya.


4.Harga Bahan dan Upah.
a.Peserta Lelang harus melengkapi dan melampirkan Daftar Harga Bahan dan Upah pada
Dokumen penawarannya.
b.Harga Bahan dan Upah harus sama dengan harga-harga yang digunakan dalam Analisa Harga
Satuan Pekerjaan.
5.Analisa Harga Satuan Pekerjaan
a.Peserta Pelelangan harus menyusun dan melampirkan analisa harga satuan pekerjaan untuk
beberapa jenis pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Perincian Volume dan Biaya Pekerjaan.
b.Harga Satuan Pekerjaan Hasil Analisa harus sama dengan Harga Satuan Pekerjaan yang
digunakan pada Daftar Perincian Volume dan Biaya pekerjaan.
6.Gambar Teknis Usulan Design
a.Peserta lelang harus membuat usulan design beserta gambar teknis dan usulan penggunaan
bahan secara keseluruhan.
b.Biaya perencanaan dihitung dan dicantumkan pada item tersendiri di dalam Rekapitulasi Harga
Penawaran.
Pasal 6. JAMINAN PENAWARAN
1.Jaminan penawaran diperlukan untuk menjamin agar selama jangka waktu berlakunya surat
penawaran, penawar yang ditunjuk menjadi pemenang lelang menandatangani surat perjanjian
pekerjaan. Apabila penawar menolak melaksanakannya, jaminan penawarannya dapat dicairkan

dan menjadi pemilik Pemberi tugas, serta kepada yang bersangkutan tidak diperbolehkan
mengikuti kegiatan pemborongan di lingkungan kerja pemberi tugas selama 1 (satu) tahun.
2.Jaminan penawaran harus dibuat dalam bentuk surat jaminan bank (Tender Bond) yang
diterbitkan oleh Bank Umum atau Perusahaan Asuransi Kerugian yang telah disetujui
Pemerintah.
3.Jaminan Penawaran tersebut untuk keperluan pelelangan Pekerjaan Pembangunan Gedung
Kantor x x x, dan ditujukan kepada :
Bendaharawan Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor x x x
4.Bagi peserta yang tidak ditunjuk sebagai pemenang, Jaminan Penawarannya akan
dikembalikan segera setelah pemenang melaksanakan penanda-tanganan surat perjanjian
pemborongan.
5.Besarnya Jaminan Penawaran ditetapkan sebesar 1% s/d 3% dari Harga Penawaran, dengan
jangka waktu berlaku sekurang-kurangnya 30 (Tiga puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal
pemasukan surat penawaran.
6.Jaminan Penawaran milik peserta yang menjadi pemenang pelelangan akan ditahan sampai
diserahkannya Jaminan Pelaksanaan.

7.Apabila menurut penelitian Panitia Pelelangan ternyata Jaminan Penawaran tersebut salah atau
tidak sah, maka Panitia berhak dan Surat Penawaran Harga dinyatakan gugur.
Spoiler for PELELANGAN:
Pasal 7. KEGIATAN PELELANGAN
1.Pelelangan dilaksanakan dengan cara Pelelangan Terbatas sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun
2003.
2.Jadwal Pelelangan diatur oleh Panitia Pelelangan, dan meliputi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a.Pengambilan Dokumen Pelelangan.
1)Dokumen Pelelangan dapat diambil pada :
-Hari :
-Tanggal :
-Waktu :
-Tempat :
2)Peserta yang akan mengambil Dokumen Pelelangan harus menunjukkan Undangan kepada
petugas.
b.Penjelasan Pekerjaan
1)Penjelasan akan diberikan oleh Panitia Pelelangan dan dibantu oleh Konsultan Perencana, yang
akan menjelaskan mengenai persyaratan serta lingkup pekerjaan yang akan dilelang.
Rapat Penjelasan dilakukan pada :
-Hari :
-Tanggal :
-Waktu :
-Tempat :
2)Rekanan/Peserta yang tidak hadir atau tidak diwakili dalam rapat ini tidak diperkenakan
memasukkan surat penawaran.
3)Rekanan/Peserta diwajibkan untuk memperhatikan secara khusus kelengkapan Gambar Kerja
dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta keseluruhan rencana pada umumnya.
Peserta tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap kemungkinan adanya kenyataan kekurangan
dalam Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang akan berpengaruh tidak baik
pada hasil pekerjaan. Dalam hal ini peserta bisa dipersalahkan, bila pada Rapat Penjelasan
Pekerjaan ini tidak memberi peringatan.
4)Panitia Pelelangan menyusun Hasil Penjelasan Pekerjaan yang akan dimuat dalam “Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan” yang merupakan bagian dari Dokumen Pelelangan dan
ditandatangani oleh Panitia serta oleh 2 (dua) wakil dari Rekanan/Peserta lelang.
5)Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dapat diambil pada:
-Hari :
-Tanggal :
-Waktu :
-Tempat :
c.Penjelasan Lapangan dan Peninjauan Lapangan.
1)Penjelasan Lapangan diberikan oleh Panitia Pelelangan dengan dibantu oleh Konsultan
Perencana yang akan dilakukan pada :
-Hari :

-Tanggal :
-Waktu :
-Berangkat dari :
2)Peserta diwajibkan untuk melakukan pengamatan agar memperoleh segera informasi yang
diperlukan mengenai keadaan di lapangan, dan menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan guna mengajukan penawaran, sehingga pelaksanaan pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik.
3)Hal-hal yang dijelaskan dan diputuskan dalam acara Penjelasan dan Peninjauan Lapangan
dimuat dalam suatu Berita Acara Penjelasan dan Peninjauan Lapangan yang ditandatangani oleh
Panitia serta oleh 2 (dua) wakil dari Rekanan/Peserta lelang dengan disertai lampiran Daftar
Hadir Pelaku Penjelasan, anggota Panitia Pelelangan dan Para peserta, serta lampiran-lampiran
lain yang dibahas dalam rapat tersebut.
Pasal 8. PEMASUKAN PENAWARAN
1.Dokumen Penawaran beserta salinannya dimasukkan dalam 1 (satu) sampul, dalam keadaan
tertutup dan di lak di 5 (lima) tempat sesuai dengan petunjuk.
2.Dokumen Penawaran harus dimasukkan ke dalam Kotak Lelang yang telah disediakan
selambat-lambatnya :
-Hari :
-Tanggal :
-Tempat :
-Mulai pukul : ………….. s/d …………..
3.Hanya peserta yang telah mengikuti Rapat Penjelasan Pekerjaan dan Peninjauan Lapangan
yang berhak untuk memasukkan Dokumen Penawaran.
4.Kepada Penawar yang telah memasukkan Dokumennya akan diberikan tanda terima sebagai
bukti telah memasukkan Dokumen Penawaran. Bila ada peserta yang terlambat memasukkan,
maka keputusannya Dokumen Penawaran peserta tersebut di tolak dan dianggap batal.
5.Sejak ditutupnya waktu pemasukan Dokumen Penawaran maka tidak dapat diterima lagi Surat
Penawaran, Surat Keterangan atau Penjelasan dari para peserta berupa perubahan atau usulan
pemberian bahan.
Demikian pula penjelasan secara lisan atau tertulis terhadap Dokumen Penawaran yang telah
disampaikan, tidak dapat diterima.
Pasal 9. PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN
1.Pembukaan Sampul/Surat Penawaran akan diselenggarakan pada :
-Hari :
-Tanggal :
-Waktu :
-Tempat :

2.Pembukaan Sampul/Surat Penawaran akan dilakukan oleh Panitia Pelelangan di hadapan para
peserta, setelah waktu pemasukan dinyatakan ditutup.
Kelengkapan Dokumen Penawaran dibaca, sehingga terdengar oleh semua peserta dan kemudian
dilampirkan pada Berita Acara Pembukaan Penawaran.
3.Pembukaan Sampul/Surat Penawaran akan dilakukan oleh Panitia Pelelangan dengan
disaksikan oleh 2 (dua) wakil peserta. Sebelum Pembukaan Sampul/Surat Penawaran, para
Penawar/Peserta lelang terlebih dahulu harus menyerahkan kepada panitia :
a.Asli : Surat Sertifikasi, SIUJK, NPWP dan PKP.
b.Asli Surat Jaminan Penawaran (tender bond) yang diterbitkan oleh Bank Umum atau
perusahaan Asuransi Kerugian yang telah disetujui oleh Pemerintah.
4.Pembukaan Sampul/Surat Penawaran akan dilakukan oleh Panitia Pelelangan sebagai berikut :
a.Panitia Pelelangan akan membuka Sampul I yang berisi Berkas Persyaratan Administrasi dan
Teknis yaitu :
-Apabila Berkas Penawaran pada Sampul I sebagaimana pasal 5 ayat 1 telah lengkap/memenuhi
syarat dan oleh Panitia Pelelangan dinyatakan sah, maka Sampul II akan dibuka bersama-sama
dengan Penawar lainnya.
-Apabila Berkas Penawaran pada Sampul I tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak sah,
maka Sampul II tidak dibuka dan Surat Penawarannya dinyatakan gugur.
b.Panitia Pelelangan akan membuka Sampul II yang berisi Surat Penawaran dari
Penawar/Peserta lelang yang Sampul I – nya telah dinyatakan sah, dan hasilnya akan diumumkan
seketika kepada para Penawar/Peserta.
c.Semua Surat Penawaran yang masuk, termasuk pula Surat Penawaran yang dinyatakan tidak
sah/gugur, tidak dikembalikan dan menjadi milik Panitia Pelelangan.
d.Bagi Penawar terendah I, II dan III, Surat Jaminan Penawarannya ditahan oleh Panitia
Pelelangan dan diberikan tanda terima, sedang surat-surat lainnya dikembalikan kepada
Penawar/Peserta yang bersangkutan.
5.Hasil Pembukaan Penawaran disusun dalam suatu Berita Acara Pembukaan Penawaran yang
ditandatangani oleh Panitia Pelelangan yang hadir serta disahkan dan disaksikan oleh 2 (dua)
orang wakil peserta. Segala kesalahan atau kekurangan atau kelalaian yang dijumpai dalam Surat
Penawaran dinyatakan pula dalam Berita Acara tersebut.
6. Pengumuman pemenang akan diberitahukan secara tertulis oleh Panitia kepada seluruh Peserta
dan diberikan masa sanggah.
Pasal 10. PENETAPAN PEMENANG PELELANGAN
1.Penilaian dilakukan oleh Panitia Pelelangan terhadap Dokumen Penawaran yang dinyatakan
sah dalam pembukaan penawaran, dengan meninjau dari segi teknis dan harga penawaran.

2.Tata cara Penetapan Pemenang Pelelangan dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Keppres
No. 80 Tahun 2003 yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Penawaran secara Teknis dapat dipertanggungjawabkan.
b.Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c.Penawaran tersebut adalah yang terendah tetapi wajar di antara harga penawaran yang
memenuhi syarat-syarat tersebut dalam butir a dan b.
d.Dalam hal 2 (dua) peserta atau lebih, mengajukan harga yang sama, maka panitia berhak
memilih Penawar yang menurut pertimbangan mempunyai kecakapan dan kemampuan lebih
baik.
e.Usulan design memenuhi syarat secara teknis dan sesuai dengan kebutuhan diadakannya
pekerjaan ini.
3.Hasil Penilaian tersebut akan dilaporkan kepada Pejabat yang berwenang untuk menetapkan
pemenang pelelangan.
4. Pada proses penetapan pemenang, Pejabat yang berwenang dapat melakukan klarifikasi
pekerjaan kepada calon pemenang. Berita Acara Klarifikasi Pekerjaan akan merupakan lampiran
Kontrak dan mengikat.
5.Keputusan Pejabat yang berwenang untuk menentukan Pemenang Pelelangan akan diumumkan
oleh Panitia Pelelangan kepada para Peserta secara tertulis.
6.Jaminan Penawaran dari para peserta yang kalah dalam pelelangan akan dikembalikan setelah
pemberitahuan (pengumuman) Pemenang Pelelangan.
Pasal 11. SANGGAHAN PESERTA PELELANGAN
1.Kepada peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan, diberikan kesempatan
untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang. Masa sanggah
yang diberikan adalah 2 (dua) hari kerja terhitung sejak tanggal pengumuman pemenang lelang.
Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah
diterimanya sanggahan tersebut. Setelah masa sanggah berakhir keberatan yang disampaikan
oleh Peserta tidak akan ditanggapi oleh Panitia.
2.Sanggahan hanya dibenarkan sepanjang menyangkut prosedur pelelangan dan surat sanggahan
disampaikan kepada ………………… (selaku ……………………..……..), melalui Panitia
Pelelangan disertai bukti-bukti dan atau penjelasan terjadinya penyanggahan.
3.Bila sanggahan ternyata benar, maka harus diadakan Pelelangan Ulang, sedangkan bila
sanggahan ternyata tidak benar atau tidak dapat diterima, maka proses pelelangan dilanjutkan
sebagaimana mestinya dengan melaksanakan proses penunjukan pemenang dan proses

berikutnya.
Pasal 12. PENARIKAN DIRI
1.Penarikan diri sebagai peserta hanya dapat dilakukan sebelum pemasukan Surat Penawaran
atau selambat-lambatnya sebelum Pembukaan Surat Penawaran.
2.Penarikan diri pada saat atau setelah Pembukaan Surat Penawaran mengakibatkan Jaminan
Penawaran yang telah diserahkan disita dan menjadi milik Pemberi Tugas.
3.Kepada siapapun yang berhasil ditunjuk, wajib melaksanakan pekerjaan pembangunan ini.
4.Penarikan diri setelah peserta ditunjuk sebagai pemenang mengakibatkan hilangnya Jaminan
Penawaran yang telah diserahkan dan pemenang yang bersangkutan diharuskan membayar
sejumlah uang sebesar selisih harga antara harga penawarannya dengan harga penawaran di
atasnya yang ditunjuk sebagai pemenang berikutnya.
Spoiler for PENUNJUKAN PEMENANG:
Pasal 13. PENUNJUKAN PEMENANG
1.Pemberi Tugas menunjuk Pemenang Pelelangan sebagai Pemborong/Pelaksana Pekerjaan,
berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang. Penunjukan
Pemenang hanya dapat dilakukan setelah tidak ada sanggahan, atau ada sanggahan namun
ternyata tidak benar / tidak dapat diterima, dan jawaban atas sanggahan tersebut telah diterima
dari Pemberi Tugas.
2.Peserta yang telah ditunjuk sebagai pemenang wajib menerima penunjukan ini. Apabila peserta
yang menang mengundurkan diri, hal ini hanya dapat dilakukan dengan alasan yang dapat
diterima oleh Pimpro. Dalam hal ini Jaminan Penawaran yang bersangkutan menjadi milik
Pemberi Tugas dan diharuskan membayar sejumlah uang sebesar selisih harga antara harga
penawarannya dengan harga penawaran di atasnya yang ditunjuk sebagai pemenang berikutnya.
3.Dalam hal pemenang pertama mengundurkan diri karena sesuatu sebab, maka pemenang
urutan kedua ditunjuk untuk melaksanakan pemborongan. Apabila yang bersangkutan menerima
persyaratan (termasuk harga) sama dengan pemenang pertama, tidak perlu diadakan pelelangan
ulang.
4.Apabila pemenang urutan kedua tidak bersedia menerima persyaratan tersebut maka pemenang
urutan ketiga ditunjuk untuk melaksanakan pemborongan, apabila yang bersangkutan menerima
persyaratan (termasuk harga) sama dengan pemenang pertama, tidak perlu diadakan pelelangan
ulang.
5.Apabila pemenang urutan ketiga tidak bersedia menerima persyaratan tersebut, harus diadakan
pelelangan ulang.
6.Surat Keputusan Penunjukan akan dibuat paling cepat 6 (enam) hari dan selambat-lambatnya
10 (sepuluh) hari kerja setelah penetapan pemenang.
Pasal 14. JAMINAN PELAKSANAAN

1.Sebelum menandatangani Surat Perjanjian, Penawar yang ditunjuk sebagai pemenang wajib
mengganti Surat Jaminan Penawarannya dengan Surat Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan
(Performance Bond) yang dikeluarkan oleh Bank Umum atau perusahaan Asuransi Kerugian.
2.Besarnya Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan sebesar 5 % (lima persen) dari besarnya nilai
Kontrak Pekerjaan dengan jangka waktu 90-120 hari kalender terhitung sejak tanggal diterbitkan
Surat Perintah Kerja.
3.Surat Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan akan dikembalikan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan dengan sempurna dan diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas atau wakilnya yang
sah.
4.Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan diperlukan untuk menjamin agar selama jangka waktu
pelaksanaan, Pemborong yang ditunjuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal yang telah
ditentukan, dan apabila Pemborong yang ditunjuk tidak atau menolak melaksanakan pekerjaan,
maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan pada pasal 12 dan pasal 13 RKS ini.
Pasal 15. PEMBUATAN SURAT PERJANJIAN
1.Peserta yang ditunjuk sebagai Pemborong/Pelaksana harus bersedia membuat dan
menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak.
2.Dasar pembuatan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak adalah :
a.Keputusan Penunjukan Pemenang Pelelangan.
b.Keputusan Penetapan Pemenang Pelelangan.
c.Berita Acara Hasil Pelelangan/Pembukaan Penawaran.
d.Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/aanwijzing.
e.Dokumen-dokumen pelelangan lainnya.
3.Biaya-biaya yang terjadi akibat perjanjian ini menjadi tanggung jawab/beban pemborong.
4.Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak disampaikan kepada :
a.Pemberi Tugas.
b.Pelaksana yang bersangkutan (salinan otentik bermeterai).
c.Instalasi-instalasi lain yang bersangkutan dengan pelaksana perjanjian tersebut sesuai dengan
keperluannya.
d.Panitia sebagai arsip.
Pasal 16. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1.Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja, jika Pemborong melakukan kelalaian
mengenai satu atau beberapa hal dibawah ini seperti :
a.Jika Pemborong tanpa alasan yang dapat diterima menangguhkan atau menunda sama sekali
pelaksanaan pekerjaan yang belum selesai.

b.Jika Pemborong tidak melanjutkan pekerjaan dengan kesungguhan dan teratur.
c.Jika Pemborong mengabaikan peringatan tertulis dari Pemberi Tugas, sehingga dengan
penolakan dan kelalaian tersebut pekerjaan betul-betul terkena akibatnya.
d.Pemborong tanpa alasan yang dapat diterima oleh Pemberi Tugas lalai dan gagal untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan.
e.Pemborong dinyatakan pailit serta tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya.
2.Apabila pekerjaan ternyata tidak dapat juga diselesaikan walaupun Pemborong telah dikenakan
denda maksimum 5 % dari harga kontrak dan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/Kantor Pusat
menilai bahwa pekerjaan tidak mungkin dapat diselesaikan, maka Pemberi Tugas dapat
memutuskan secara sepihak dan berhak menunjuk Pemborong lain, guna menyelesaikan sisa
pekerjaan atas biaya Pemborong .
Pasal 17. TEMPAT PERADILAN
1.Jika terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka penyelesaian
selanjutnya diserahkan ke Pengadilan Negeri ……………………….
Spoiler for SYARAT-SYARAT UMUM:
Pasal 1. LINGKUP PEKERJAAN
1.Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan pada RKS ini adalah :
Pekerjaan …………………. …………………………… …………………… ………… yang
berlokasi di …………………………
2.Apabila dianggap perlu untuk penyesuaian dengan anggaran atas kebutuhan, Pemberi Tugas
dapat mengadakan pengurangan atau penambahan jumlah pekerjaan yang dimaksud dalam RKS
ini. Dalam hal diadakan pengurangan jumlah pekerjaan, kepada penawar yang melaksanakan
pekerjaan itu, tidak diberikan kompensasi atau ganti rugi dalam bentuk apapun.
Pasal 2. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu untuk pelaksanaan pekerjaan atau untuk penyerahan barang ini adalah selambatlambatnya …… (………………..) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah
Kerja oleh Pemberi Tugas.
Pasal 3. WAKTU MULAI DAN KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.Pemborong harus memulai pekerjaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya
Surat Perintah Kerja, serta melaksanakannya dengan baik dan tepat waktu.
2.Apabila terlihat pekerjaan mengalami hambatan dan kemungkinan pekerjaan tidak dapat

selesai tepat waktu, maka pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada
Pemberi Tugas dengan menyebutkan alasan dan penyebab hambatan tsb. serta perkiraan jumlah
hari keterlambatan.
3.Atas keterlambatan pekerjaan tersebut, Pemborong harus mengajukan permohonan tertulis
untuk perpanjangan waktu, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum jadwal penyelesaian
pekerjaan, disertai alasan yang dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
4.Permintaan perpanjangan waktu dapat dipertimbangkan oleh Pemberi Tugas, antara lain
disebabkan oleh :
4.1.Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan yang tidak dapat dielakkan lagi setelah atau
sebelum kontrak ditandatangani.
4.2.Adanya perintah tertulis dari Pemberi Tugas tentang pekerjaan tambahan atau tentang
penghentian pekerjaan untuk sementara waktu.
4.3.Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat waktu karena lokasi belum siap.
4.4.Adanya hal-hal yang terjadi di luar kekuasaan dan kemampuan pemborong (force majeure),
seperti :
-bencana alam
-kebakaran
-peperangan/pemberontakan
-kerusuhan/huru-hara
-pemogokan umum
-keputusan Pemerintah dibidang ekonomi/moneter yang harus ditegaskan dengan surat
keterangan dari Kepala Daerah setempat.
Pasal 4. PERLINDUNGAN TERHADAP KEPENTINGAN UMUM
1.Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan milik umum, milik Pemberi Tugas
atau milik orang lain, harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kepertingan umum. Dalam hal terjadi gangguan maka Pemborong harus
membebaskan Pemberi Tugas dari segala macam tuntutan atau klaim.
2.Pemborong harus bertanggung jawab dan mengganti kerugian yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan, kelalaian Pelaksana, agen atau sub pelaksana yang terkait.
Spoiler for BAHAN:
Pasal 5. MUTU BAHAN DAN HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.Semua bahan yang digunakan dan seluruh hasil pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan dalam Kontrak dan Dokumen Lampiran Kontrak.
2.Atas permintaan Pemberi Tugas, Pemborong harus bersedia mengirimkan contoh material yang
akan digunakan, untuk diuji mutunya. Setiap saat mutu pekerjaan harus siap diuji oleh Konsultan
Pengawas/Kantor Pusat atau Pemberi Tugas. Untuk memenuhi hal penyelenggaraan pengujian
tersebut, Pemborong tidak berhak mengajukan tuntutan (klaim) tambahan biaya.
Pasal 6. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1.Pemborong harus memberikan ijin kepada Pemberi Tugas atau Konsultan MK/Pengawas untuk
melakukan pemeriksaan dan perhitungan hasil pekerjaan yang telah atau sedang dilaksanakan.

2.Pemberi Tugas mempunyai wewenang memerintahkan Pemborong secara tertulis untuk :
a.Mengganti material yang tidak memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam
dokumen kontrak.
b.Membongkar dan melaksanakan kembali pekerjaan yang material, cara pelaksanaan dan atau
hasil pekerjaannya yang tidak memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen
Kontrak, sehingga diperoleh hasil pekerjaan dan material yang sesuai dengan syarat dan
ketentuan-ketentuan tersebut. Semua hal tsb. menjadi tanggungan Pemborong tanpa hak untuk
menuntut (klaim) tambahan biaya.
Pasal 7. PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1.Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku dan diperhitungkan apabila ada perintah dari Pemberi
Tugas.
2.Apabila terdapat pekerjaan tambah, maka harga satuan pekerjaan tambah ini diperhitungkan
menurut daftar harga satuan pekerjaan sesuai kontrak.
3.Untuk pekerjaan yang harga satuannya tidak tercantum dalam daftar harga satuan tersebut,
maka akan ditentukan lebih lanjut oleh Pemberi Tugas bersama Pemborong.
Pasal 8. SANKSI DAN DENDA
1.SANKSI
1.1.Calon peserta yang mengundurkan diri setelah mengambil dokumen lelang, tidak dapat
meminta kembali biaya pengganti dokumen dan tetap menjadi milik pemberi tugas.
1.2.Peserta yang tidak memasukkan surat penawaran atau mengundurkan diri setelah mengikuti
rapat penjelasan/aanwijzing akan dikenakan sanksi yaitu tidak akan diundang lagi mengikuti
pekerjaan di lingkungan xxx selama 1 (satu) tahun, kecuali alasan pengunduran diri yang dapat
diterima oleh Panitia.
1.3.Peserta yang mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai pemenang akan dikenakan sanksi,
yaitu jaminan penawaran atau jaminan pelaksanaan menjadi milik Pemberi Tugas, dan tidak akan
diundang lagi untuk mengikuti pekerjaan di lingkungan xxx selama 1 (satu) tahun.
2.DENDA KELAMBATAN
2.1.Apabila terjadi kelambatan waktu Pelaksanaan pekerjaan atau penyerahan barang yang
diakibatkan oleh kelalaian Pemborong, maka Pemborong dikenakan denda sebesar 2 ‰ (dua
permil) setiap harinya yang dihitung dari bagian yang terlambat dikerjakan atau diserahkan
dengan maksimum denda sebesar 5 % (lima persen) dari nilai pemborongan yang diperjanjikan.
2.2.Apabila terjadi kelambatan waktu penyerahan pekerjaan lebih dari 25 (dua puluh lima) hari,
maka berlaku ketentuan sbb. :
a.Pemberi Tugas berhak membatalkan surat Perjanjian secara sepihak dan Pemborong tidak
dapat menuntut dalam bentuk apapun baik melalui pengadilan maupun luar pengadilan.
b.Jaminan pelaksanaan dinyatakan menjadi milik Pemberi Tugas.
c.Pemborong tidak berhak menerima pembayaran untuk sisa pekerjaan/barang yang belum
diserahkan.
2.3.Ketentuan pada butir 2.2. di atas tidak berlaku apabila kelambatan itu terjadi secara langsung
di luar kekuasaan dan kemampuan pemborong (force majeure).
Apabila kontrak dihentikan karena keadaan force majeure maka Pemberi Tugas akan membayar

kepada Pemborong semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum tanggal penghentian
kontrak, menurut ukuran-ukuran dan harga yang tercantum dalam kontrak.
Pasal 9. CARA PEMBAYARAN
1.Pembayaran dilakukan secara berangsur menurut prosentase kemajuan nilai prestasi pekerjaan
yang dicapai berdasarkan hasil pemeriksaan penilaian yang dilakukan Konsultan MK/Pengawas
dan disahkan oleh Pemberi Tugas, kecuali pembayaran terakhir akan dibayarkan setelah masa
pemeliharaan selama 90 hari kalender berakhir, dikurangi retensi sebesar 5% (lima persen) dari
jumlah setiap pembayaran angsuran.
2.Dimungkinkan adanya uang muka paling banyak sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga
borongan dengan memberikan jaminan uang muka dari Bank Umum dan atau Perusahaan
Asuransi Kerugian.
Jaminan uang muka harus berlaku samapai uang muka yang diambil lunas dibayar kembali dan
nilai jaminan uang muka boleh secara berangsur-angsur dikurangi dengan pembayaran kembali
uang muka tersebut.
3.Jumlah pembayaran angsuran sampai dengan penyerahan pertama pekerjaan adalah sebesar :
a.95% (sembilan puluh lima persen) dari harga borongan
b.Dikurangi dengan angsuran pengembalian uang muka
c.Dikurangi dengan denda kelambatan
d.Dikurangi dengan biaya pembebanan akibat penggunaan pihak ketiga.
e.Dikurangi dengan biaya pengawasan akibat dilampauinya batas waktu pelaksanaan.
4.Besarnya pembayaran angsuran akan diatur dalam Kontrak Pemborongan setelah diadakan
kesepakatan lebih dahulu antara Pemberi Tugas dengan Pemborong.
5.Pembayaran dilakukan berdasarkan bukti Berita Acara penyelesaian Pekerjaan yang dibuat dan
ditandatangani oleh Pemborong dan Pihak Pemberi Tugas atau Konsultan MK/Pengawas yang
ditunjuk.
6.Semua pembayaran pekerjaan ini akan dilakukan melalui
…………………………………………….., dengan cara pemidahbukuan/transfer ke rekening
perusahaan pemborong yang ada di ……………………………………..
Spoiler for PEMBAYARAN:
Pasal 10. PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pembayaran angsuran akan ditangguhkan apabila:
1.Kesalahan pelaksanaan, hasil yang kurang memuaskan, kerusakan tidak/belum diperbaiki.
2.Keraguan Pemberi Tugas atas tidak seimbangnya antara pembayaran sisa dengan volume
pekerjaan yang masih harus dilaksanakan.
3.Kegagalan pemborong dalam menyelesaikan urusan-urusan dengan sub-kontraktor, suppliersupplier maupun buruh.
4.Belum memenuhi salah satu ketentuan administratif
5.Belum adanya penyesuaian dalam perhitungan prestasi pekerjaan untuk angsuran tersebut.
6.Belum menyerahkan gambar bagian pekerjaan yang sesuai dengan yang telah dilaksanakan
maupun adanya revisi ( perubahan/ as built drawing ).

Bilamana hal-hal tersebut di atas sudah tidak ada atau sudah dilaksanakan, maka angsuran dapat
dilakukan.
Pasal 11. PENYELESAIAN PEKERJAAN
1.Semua hasil pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam kontrak. Bilamana
terdapat bagian-bagian dari hasil pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau ketentuan
tersebut, maka Pemborong berkewajiban untuk segera memperbaikinya tanpa hak untuk
mengajukan ketentuan tambahan biaya.
2.Pemeriksaan hasil penyelesaian pekerjaan akan segera dilaksanakan bersama antara Konsultan
MK/Pengawas dengan Pemborong mengenai selesainya pekerjaan 100% (penyerahan pertama).
3.Hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang berisikan data
mengenai kondisi hasil pekerjaan yang telah diperiksa.
Pasal 12. MASA PEMELIHARAAN
1.Masa pemeliharaan ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak
tanggal Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Pertama.
2.Selama masa pemeliharaan, Pemborong harus melaksanakan pekerjaan perbaikan yang diminta
secara tertulis oleh Pemberi Tugas sesuai dengan hasil pemeriksaan.
3.Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan pemeliharaan, maka setiap termijn pembayaran
dikenakan retensi sebesar 5 % dari besarnya termijn pembayaran sesuai dengan pasal 9 ayat 1
4.Retensi sebesar 5 % sebagaimana dimaksud pada ayat 3 tersebut diatas akan dikembalikan
apabila pemborong telah menyelesaikan kewajiban pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dan ayat 2 tersebut diatas dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
Pemeliharaan yang ditandatangani oleh Pemberi Tugas dan Pemborong.
Pasal 13. ASURANSI
1.Semua resiko yang diakibatkan bukan karena force majeure ( seperti kebakaran, gempa bumi,
petir, banjir dan sebagainya ) tetapi mengakibatkan kerugian kepada pekerjaan atau bahan-bahan
yang berada ditempat pekerjaan yang masih dalam pelaksanaan maupun masih dalam pemesanan
adalah menjadi resiko pemborong.
2.Dalam lingkup pertanggungan asuransi tersebut hendaknya masuk baik kerugian yang
diakibatkan terhadap bagian-bagian pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pemborong tersebut
maupun kerugian yang diderita oleh bagian-bagian gedung yang sudah ada disekitar lokasi
proyek beserta peralatan yang ada didalamnya, yang diakibatkan oleh pemborong dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3.Oleh karena itu pemborong harus mengurangi resiko ini sampai sekecil mungkin dengan jalan
menutup pertanggungan / asuransi dalam bentuk EAR (Errection All Risks), Third Party
Liability (TPL), Asuransi Kecelakaan untuk wakil-wakil Pemberi Tugas (Personnel Accident on
Site) serta Asuransi tenaga kerja (Astek para pekerja pemborong) yang kesemuanya itu tidak
merupakan unsur biaya tambah dalam harga penawaran. Pemborong disarankan menutup
asuransi tersebut pada
……………………………………………………………………………………… atau

perusahaan asuransi lainnya yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas, yang besarnya akan
ditentukan kemudian dalam kontrak.
4.Surat Polis tersebut harus dibuat atas nama Pemberi Tugas dan bersama-sama dengan kwitansi
dan premi yang telah dibayar oleh Pemborong harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.
5.Kerusakan ataupun kerugian-kerugian akibat kejadian yang timbul harus segera diperbaiki dan
dikembalikan dengan perbaikan seperti semula. Sesuai dengan perbaikan ini uang asuransi yang
diterima oleh Pemberi Tugas akan dibayarkan kepada Pemborong hingga jumlah maksimal yang
telah dibayarkan oleh Perusahaan Asuransi kepada Pemberi Tugas.
Spoiler for PEMBORONG LAIN:
Pasal 14.PEKERJAAN PEMBORONG LAIN
Dalam hal dimana pekerjaan atau bagian pekerjaan dari satu pemborong secara fisik
berhubungan dengan pekerjaan/bagian pekerjaan dari pemborong yang lain, maka kecuali secara
khusus hal ini diatur lain oleh Konsultan MK/Pengawas atau dokumen kontrak yang lain maka
ketentuan-ketentuan berikut ini yang berlaku:
1.Pekerjaan merapikan, menyempurnakan finishing akhir pada bagian pekerjaan dimana secara
fisik lebih dari satu pemborong terlibat, merupakan tanggung jawab dari pemborong yang
mengerjakan pekerjaan ini dalam urutan sebagai berikut:
Untuk pekerjaan didalam bangunan:
a.Ornamen/Elemen Estetika
b.Furniture/Finishing
c.Interior/Finishing
d.Arsitektur/Finishing
e.Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
f.Struktur/Konstruksi
2.Dalam hal dimana ada lebih dari satu pemborong dengan tingkat prioritas yang sama,
mengerjakan pekerjaan yang secara fisik terlibat satu sama lain, maka ketentuan berikut ini
berlaku:
a.Apabila bagian pekerjaan tersebut bertemu secara berdampingan, maka masing-masing
pemborong wajib melakukan pekerjaan merapikan tersebut pada pekerjaan masing-masing dan
pemborong yang belakangan mengerjakan bagian pekerjaan yang bertemu tersebut, bertanggung
jawab untuk melindungi bagian pekerjaan dari pemborong yang lain sedemikian rupa sehingga
bagian tersebut tidak cacat akibat pelaksanaan bagian pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Pemborong ini bertanggung jawab bahwa pertemuan kedua pekerjaan tersebut
diselesaikan dengan baik.
b.Apabila bagian pekerjaan dari satu pemborong menembus bagian pekerjaan dari pemborong
yang lain, maka kedua pemborong bersama dengan Konsultan MK/Pengawas harus
membicarakan pelaksanaan penembusan tersebut, sehingga didapatkan hasil yang sebaikbaiknya. Pemborong yang melaksanakan bagian pekerjaan yang ditembus bertanggung jawab
untuk merapikan/ melakukan finishing akhir pada bagian yang ditembus tersebut.
c.Apabila bagian pekerjaan dari satu pemborong akan secara aksesibilitas visual ditutup oleh
bagian pekerjaan dari pemborong yang lain, maka pemborong yang melaksanakan bagian

pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan dari pemborong yang lain harus bertanggung jawab
untuk merapikan/melakukan finishing akhir pada bagian-bagian pekerjaan yang merupakan
akses untuk mencapai bagian yang ditutupi tersebut.
d.Apabila bagian pekerjaan dari satu pemborong bersambungan dengan bagian pekerjaan dari
pemborong yang lain, maka pemborong yang melaksanakan bagian pekerjaan yang
bersambungan tersebut bertanggung jawab untuk mengadakan dan memasang sementara pada
bagian pekerjaan tersebut sedemikian rupa sehingga bagian itu bisa diuji secara terpisah dan
diamankan terhadap segala kemungkinan pengotoran/kerusakan. Sebelum sambungan
dilaksanakan pemborong yang melakukan penyambungan bertanggung jawab untuk merapikan
dan melakukan finishing akhir pada sambungan tersebut.
e.Apabila bagian pekerjaan dari satu pemborong akan ditumpuk oleh bagian pekerjaan dari
pemborong yang lain, maka pemborong yang bagian pekerjaannya akan ditumpuk tersebut
bertanggung jawab untuk menghubungi pemborong yang bagian pekerjaannya akan menumpuk
bagian pekerjaan yang dilaksanakannya dan dengan disaksikan oleh Konsultan MK/Pengawas
untuk bersepakat mengenai ketepatan dan koordinasi dari bagian yang bertumpuk tersebut serta
memberi peluang yang wajar pada pemborong yang belakangan untuk melakukan pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan bagian pekerjaannya. Bilamana pemborong yang
belakangan ini tidak bias dihubungi, maka pemborong yang terdahulu harus meminta petunjuk
khusus dari Konsultan MK/Pengawas mengenai hal ini.
3.Dalam hal dimana pemborong yang bertanggung jawab untuk merapikan/ melakukan finishing
akhir ini tidak dapat melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan jadwal pekerjaannya karena
belum terlaksana bagian pekerjaan dari pemborong yang lain, maka pemborong tersebut dengan
persetujuan Konsultan MK/Pengawas dapat memilih salah satu dari alternatip berikut:
a.Meminta kerja kurang atas bagian pekerjaan yang tertunda serta melimpahkan bagian
pekerjaan yang tertunda tadi kepada pemborong lain yang belakangan dengan memperhitungkan
pengurangan waktu pelaksanaan.
b.Meminta dilakukannya pemeriksaan kemajuan dan penyerahan bagian per bagian atau partial
submission atas bagian pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
Pasal 15.PENYERAHAN PEKERJAAN
1.Penyerahan pertama dilakukan setelah Pemborong menyelesaikan semua pekerjaan selambatlambatnya pada tanggal yang telah ditetapkan dalam surat kontrak pemborongan, dengan
dibuatkan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (100 %) yang ditandatangani oleh Pemborong
dan Konsultan MK/Pengawas serta diketahui oleh Pemberi Tugas, Kemudian dibuatkan Berita
Acara Serah Terima Pertama yang ditandatangani oleh Pemberi Tugas dan Pemborong.
2.Setelah berakhirnya masa pemeliharaan yaitu 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak
penyerahan pekerjaan terakhir, maka Pemborong membuat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang menyatakan bahwa pekerjaan telah diselesaikan dan dipelihara dengan baik dan
ditandatangani oleh Pemberi Tugas dan Pemborong.
3.Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, dapat dilakukan penyerahan pekerjaan

kedua dari Pemborong kepada Pemberi Tugas dan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan Kedua yang ditandatangani oleh Pemborong dan Pemberi Tugas.
Spoiler for LINGKUP:
1.Lingkup
1.1.Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian Pekerjaan
dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
1.2.Persyaratan Teknis Umum ini membentuk suatu kesatuan dengan Persyaratan Teknis Khusus,
dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh Bagian Pekerjaan
sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-¬dokumen berikut ini :
Gambar-gambar Pelelangan/Pelaksanaan.
Persyaratan Teknis Umum/Khusus.
Perincian Volume Pekerjaan/Perincian Penawaran.
Dokumen-dokumen Pelelangan/Pelaksanaan yang lain.
1.3.Dalam hal dimana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat diterapkan
pada satu dokumen pun dari pasal 1.2 di atas maka bagian dari Persyaratan Teknis Umum
tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
2.Referensi
2.1.Atas seluruh Bagian Pekerjaan dalam Perjanjian Kerja ini, kecuali secara khusus
dipersyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen dari Dokumen Pelelangan/Pelaksanaan,
berlaku :
Undang-undang/Keputusan Presiden.
Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Instansi yang berwenang.
Peraturan Daerah.
Standard/Norma/Pedoman
yang berlaku di Indonesia untuk Bagian Pekerjaan yang bersangkutan, dalam mana termasuk,
tapi tidak terbatas pada yang tersebut berikut ini :
Subyek : Referensi
 Umum :Peraturan Bangunan Nasional Th. 1978
 Bahan-bahan Umum :NI-3 Th. 1956
 Kapur Bahan Bangunan :NI-7
 Semen Portland :NI-8
 Bata Merah :NI-10
 Umum :NI-18

 Tras dan Semen Merah :NI-20
 Semen Portland :SII.0013-81
 Bata Merah :SII.0021-78
 Kapur Bahan Bangunan :SII.0024-80
 Logam :SII.0085-75
 Semen Pozolan Kapur :SII.0131-75
 Semen Portland Pozolan :SII.0132-75
 Besi Tuang Kelabu :SII.0146-76
 Baja Karbon :SII.0147-76
 Logam : SII.0148-76
 Baja Siku : SII.0163-77
 Las Pipa : SII.0164-77
 Besi Tuang Kelabu : SII.0167-77
 Kawat Las :SII.0192-78
 Besi Strip : SII.0193-78
 Paku : SII.0194-81
 Pengantar Tembaga dan Allumunium : SII.0206-78
 Umum :SII.0242-80
 Umum :SII.0260-79
 Cat Dasar Meni : SII.0283-80
 Semen : SII.0287-80
 Logam : SII.0291-80
 Pipa Baja Karbon :SII.0295-80
 Pipa Union : SII.0296-80
 Baja Karbon Cor : SII.0297-80
 Besi Cor : SII.0298-80
 Paku Keling : SII.0299-80
 Baja Siku : SII.0300-80
 Baja : SII.0302-80
 Besi Cor :SII.0303-80
 Logam :SII.0318-80
 Logam :SII.0319-80
 Sekrup : SII.0320-80
 Baja Tulang :SII.0321-80
 Logam : SII.0392-80
 Logam :SII.0393-80
 Logam : SII.0394-80
 Logam : SII.0395-80
 Logam : SII.0396-80
 Logam : SII.0397-80
 Logam : SII.0398-80

 Logam : SII.0399-80
 Besi Tuang Kelabu:SII.0400-80
 Logam : SII.0401-80
 Logam :SII.0402-80
 Logam : SII.0403-80
 Alumunium Trusi :SII.0405-80
 Kunci : SII.0406-80
 Engsel :SII.0407-80
 Kunci : SII.0408-80
 Kunci : SII.0409-80
 Baja :SII.0410-80
 Cat : SII.0480-81
 Cat : SII.0481-81
 Cat : SII.0482-81
 Cat :SII.0483-81
 Cat :SII.0484-81
 Cat :SII.0485-81
 Cat :SII.0486-81
 Cat :SII.0487-81
 Cat :SII.0488-81
 Cat :SII.0489-81
 Cat :SII.0490-81
 Cat :SII.0491-81
 Cat :SII.0492-81
 Cat :SII.0493-81
 Logam :SII.0494-81
 Besi dan Baja :SII.0541-81

Dokumen yang terkait

ANALISIS METODE PERT UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL–PANDAAN OLEH PT. ADHI KARYA

0 35 18

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

5 158 1

PENGUKURAN KINERJA KONSULTAN PENGAWAS PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Hasil Pengawasan Konsultan “PT. HARMONI WIRYA SEMBADA“ Dalam Kuantitas Pembangunan RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang)

1 36 2

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA, WAKTU DAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN MS – PROJECT 2003

2 43 1

PENENTUAN ALTERNATIF PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WISATA TELAGA SARANGAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN ANALISA KELAYAKAN PROYEK DENGAN PENDEKATAN DISCOUNTED CASH FLOW

1 41 1

STUDI PERENCANAAN PILAR PORTAL DAN PONDASI BORE PILE PADA FLY OVER KEJAPANAN PROYEK RELOKASI TOL PORONG – GEMPOL

7 107 12

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PROYEK DALAM UPAYA PEMBUKUAN KANTOR CABANG JAKART PADA UD "BUDI JAYA" DI BANYUWANGI

0 8 116

KAJIAN PENGGUNAAN SCAFFOLDING UNTUK STRUKTUR PELAT KONVENSIONAL DAN METAL DECK DITINJAU DARI SISI TEKNIS DAN BIAYA PADA PROYEK GEDUNG SENTRA ELEKTRONIK STUDY OF THE USE OF SCAFFOLDING FOR CONVENTIONAL PLATE STRUCTURE AND METAL DECK CONSIDER FROM TECHNICAL

8 92 50