Pengaruh Remunerasi terhadap Kinerja Anggota Polri (Studi pada Spripim Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara)

(1)

34

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1Jenis Penelitian

Metode merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu penelitian tentang bagaimana penelitian dilakukan. Menurut Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2003: 11). Dalam penelitian ini metode asosiatif digunakan untuk mengetahui pengaruh remunerasi terhadap kinerja anggota Polri.

2.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Staf Pribadi Pimpinan Kepolisian Negara Republik Negara Indonesia Daerah Sumatera Utara.

2.3Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Dito, 2010). Dalam penelitan ini


(2)

35 yang menjadi populasi adalah seluruh anggota Polri Spripim Kepolisian Negara Republik Negara Indonesia Daerah Sumatera Utara.

Sampel (Sugiyono, 2003: 73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto (2003: 5) apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil dari keseluruhannya, namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil sebesar 10%-15%-20%-25%, atau lebih. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dimana cara pengambilan sampel bukan berdasarkan atas strata, pedoman atau wilayah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu (Sugiyono, 2005: 96). Untuk mendapatkan sampel yang diinginkan maka peneliti menggunakan kriteria sample sebagai berikut :

1. Anggota Spripim Polda Sumut yang merupakan anggota personel Polri. 2. Anggota personel Polri Spripim Polda Sumut yang telah bekerja

sekurang-kurangnya 2 tahun semenjak berlakunya remunerasi di lingkungan Polda Sumut.

3. Anggota Spripim Polda Sumut yang merupakan PNS Polri.

4. PNS Polri Spripim Polda Sumut yang telah bekerja sekurang-kurangnya 2 tahun semenjak berlakunya remunerasi di lingkungan Polda Sumut.

Dengan demikian yang menjadi sampel di Spripim Kepolisian Negara Republik Negara Indonesia Daerah Sumatera Utara, yaitu seluruh anggota Spripim Polda Sumatera Utara baik yang berjumlah 33 orang.


(3)

36

2.4Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode:

2.4.1 Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2003).

2. Observasi

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2003).

2.4.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder ialah data dan/atau informasi yang tidak dapat secara langsung dari sumber pertama (responden) dengan melalui baik yang didapat melalui wawancara ataupun dengan menggunakan kuesioner secara tertulis (Sarwono, 2006). Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan yaitu mengumpulkan data sekunder atau


(4)

37 teori-teori dan undang-undang yang akan digunakan sebagai bahan pembanding. Penulis mengadakan penelitian melalui buku-buku literatur serta sumber-sumber lainya yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

2.5Metode Pengukuran Data

Dalam penelitian ini, metode pengukuran data yang digunakan adalah Skala Likert dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Package For Social Science) Versi 17.0. Menurut Sugiono (2003), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Biasanya sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral sampai ke yang paling positif dalam bentuk sebagai berikut: sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, dan sangat setuju. Untuk melakukan kuantifikasi maka skala tersebut kemudian diberi angka-angka sebagai symbol agar dapat dilakukan perhitungan. Umumnya pemberian kodenya angka sebagai berikut: ”sangat tidak setuju” diberi angka 1, “tidak setuju” diberi angka 2, “tidak tahu (netral)” diberi angka 3, “setuju” diberi angka 4, dan “sangat setuju” diberi angka 5. Tentunya nilai dari angka tersebut relatif karena angka-angka tersebut hanya merupakan simbol dan bukan angka-angka sebenarnya (Sarwono, 2006).


(5)

38 Prosedur penskalaan dengan metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu: 1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk

pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable.

2. Untuk pernyatatan positif, jawaban yang diberikan oleh individu yang memiliki sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Demikian sebaliknya untuk pernyatataan negatif, jawaban yang diberikan oleh individu yang memiliki sikap negatif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari jawaban yangdiberikan oleh responden yang mempunyai sikap positif. Biasanya dalam skala Likert terbagi dalam lima kategori yangdigunakan, tetapi banyak pakar psikometri menggunakan tujuh sampai sembilan kategori.

Lima kategori tersebut adalah:

Tabel 2

Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)

1. Sangat tidak setuju 1. Sangat setuju

2. Tidak setuju 2. Setuju

3. Ragu-ragu 3. Ragu-ragu

4. Setuju 4. Tidak setuju

5. Sangat setuju 5. Sangat tidak setuju

Sumber: Risnita (2012)

Lima kategori respon dipresentasikan kembali dalam bentuk sebuah tingkatan pengukuran ordinal. Kategori tersebut dipresentasikan lagi dalam bentuk inheren (dari tinggi ke rendah, yang kuat ke lemah, yang besar ke kecil) tetapi angka–angka yang tertera pada kategori tersebut tidak dapat mengidentifikasikan perbedaan besaran antara skala interval atau skala rasio (Risnita, 2012).


(6)

39

2.6Teknik Analisis Data

Pengujian empiris dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan teori, melakukan observasi, kemudian merumuskan kesimpulan atas jawaban pertanyaan yang muncul dari hasil penelitian tersebut. Pengujian empiris dalam penelitian ini adalah regresi linear, uji asumsi klasik, uji signifikan dan uji determinan dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Package For Social Science) Versi 17.0 .

2.6.1 Analisis Regresi Linear

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas diketahui, maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Y = a+bX+e

Keterangan :

Y = Kinerja anggota Polri

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Remunerasi

e = Standar error

2.6.2 Uji Asumsi Klasik

2.6.2.1Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)


(7)

40 pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2005):

• Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2.6.3 Uji Signifikan

Tujuan dari pengujian signifikan ini adalah untuk menguji apakah koefiesien regresi yang didapatkan signifikan (berbeda nyata) atau tidak. Maksud dari signifikan adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien regresi tidak sama dengan nol, maka dapat dikatakan bahwa terdapat cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan jika koefisien regresi sama dengan nol, maka dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Uji signifikan yang digunakan yaitu:

2.6.3.1Uji F

Uji F (Ghozali, 2005) digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Dito, 2010). Uji f digunakan untuk menguji koefisien regresi bersamaan, jika:


(8)

41 1. Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan HA diterima,variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.6.3.2Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Dengan melakukan uji t dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, jika:

1. -ttabel< -thitung dan thitung< ttabel, variabel independen secara individu tak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. thitung> ttabel dan -thitung< -ttabel, variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.7Koefisien Determinasi (R2)

Uji determinasi merupakan pengujian kecocokan antara hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoretis). Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


(9)

42

D = (rxy)² x 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinan


(1)

37 teori-teori dan undang-undang yang akan digunakan sebagai bahan pembanding. Penulis mengadakan penelitian melalui buku-buku literatur serta sumber-sumber lainya yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

2.5Metode Pengukuran Data

Dalam penelitian ini, metode pengukuran data yang digunakan adalah Skala Likert dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Package For Social Science) Versi 17.0. Menurut Sugiono (2003), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Biasanya sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral sampai ke yang paling positif dalam bentuk sebagai berikut: sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, dan sangat setuju. Untuk melakukan kuantifikasi maka skala tersebut kemudian diberi angka-angka sebagai symbol agar dapat dilakukan perhitungan. Umumnya pemberian kodenya angka sebagai berikut: ”sangat tidak setuju” diberi angka 1, “tidak setuju” diberi angka 2, “tidak tahu (netral)” diberi angka 3, “setuju” diberi angka 4, dan “sangat setuju” diberi angka 5. Tentunya nilai dari angka tersebut relatif karena angka-angka tersebut hanya merupakan simbol dan bukan angka-angka sebenarnya (Sarwono, 2006).


(2)

38 Prosedur penskalaan dengan metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu: 1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk

pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable.

2. Untuk pernyatatan positif, jawaban yang diberikan oleh individu yang memiliki sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Demikian sebaliknya untuk pernyatataan negatif, jawaban yang diberikan oleh individu yang memiliki sikap negatif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari jawaban yangdiberikan oleh responden yang mempunyai sikap positif. Biasanya dalam skala Likert terbagi dalam lima kategori yangdigunakan, tetapi banyak pakar psikometri menggunakan tujuh sampai sembilan kategori.

Lima kategori tersebut adalah:

Tabel 2

Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)

1. Sangat tidak setuju 1. Sangat setuju

2. Tidak setuju 2. Setuju

3. Ragu-ragu 3. Ragu-ragu

4. Setuju 4. Tidak setuju

5. Sangat setuju 5. Sangat tidak setuju

Sumber: Risnita (2012)

Lima kategori respon dipresentasikan kembali dalam bentuk sebuah tingkatan pengukuran ordinal. Kategori tersebut dipresentasikan lagi dalam bentuk inheren (dari tinggi ke rendah, yang kuat ke lemah, yang besar ke kecil) tetapi angka–angka yang tertera pada kategori tersebut tidak dapat mengidentifikasikan perbedaan besaran antara skala interval atau skala rasio (Risnita, 2012).


(3)

39

2.6Teknik Analisis Data

Pengujian empiris dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan teori, melakukan observasi, kemudian merumuskan kesimpulan atas jawaban pertanyaan yang muncul dari hasil penelitian tersebut. Pengujian empiris dalam penelitian ini adalah regresi linear, uji asumsi klasik, uji signifikan dan uji determinan dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Package For Social Science) Versi 17.0 .

2.6.1 Analisis Regresi Linear

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas diketahui, maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Y = a+bX+e Keterangan :

Y = Kinerja anggota Polri

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Remunerasi

e = Standar error

2.6.2 Uji Asumsi Klasik 2.6.2.1Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)


(4)

40 pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2005):

• Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2.6.3 Uji Signifikan

Tujuan dari pengujian signifikan ini adalah untuk menguji apakah koefiesien regresi yang didapatkan signifikan (berbeda nyata) atau tidak. Maksud dari signifikan adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien regresi tidak sama dengan nol, maka dapat dikatakan bahwa terdapat cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan jika koefisien regresi sama dengan nol, maka dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Uji signifikan yang digunakan yaitu:

2.6.3.1Uji F

Uji F (Ghozali, 2005) digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Dito, 2010). Uji f digunakan untuk menguji koefisien regresi bersamaan, jika:


(5)

41

1. Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan HA diterima,variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.6.3.2Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Dengan melakukan uji t dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, jika:

1. -ttabel< -thitung dan thitung< ttabel, variabel independen secara individu tak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. thitung> ttabel dan -thitung< -ttabel, variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.7Koefisien Determinasi (R2)

Uji determinasi merupakan pengujian kecocokan antara hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoretis). Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


(6)

42

D = (rxy)² x 100% Keterangan :

D = Koefisien Determinan