PAPARAN SOSIALISASI PMK REVISI 2012 1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI
TATA CARA REVISI ANGGARAN
(PMK No. 49 /PMK.02/2012,
tanggal 28 Maret
TA2012)
2012
Direktorat Jenderal Anggaran, Jakarta, 12 April 2012

Pokok Pengaturan
1. Pendahuluan;
2. Ruang Lingkup Revisi Angaran;
3. Batasan Revisi Anggaran;
4. Kewenangan Penyelesaian Revisi
Anggaran;
5. Batas Akhir Pengajuan Revisi Anggaran;
6. Hal-hal Khusus;
7. Lampiran PMK.

2


Pokok Pengaturan …..(1/7)

1

Pendahuluan, meliputi hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam pengaturan revisi anggaran :
a. Dasar Hukum Revisi Anggaran;
b. Tujuan Revisi Anggaran;
c. Struktur Penganggaran.

3

1. a. Dasar Hukum Revisi Anggaran

1) UU No. 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012 :


Pasal 23 : Perubahan/pergeseran rincian anggaran
belanja

Ditetapkan oleh Pemerintah.



Pasal 24 : Penggunaan Hasil Optimalisasi
Diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

2) Keppres No. 32 Tahun 2011 tentang Rincian
Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP) TA
2012:


Pasal 2 : Perubahan/pergeseran rincian anggaran
belanja
Ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

4

1.b. Tujuan Revisi Anggaran


1) Antisipasi terhadap perubahan kondisi dalam
pelaksanaan dan perubahan prioritas kebutuhan;
2) Mempercepat pencapaian kinerja K/L;
3) Meningkatkan efektivitas, kualitas belanja dan
optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas.

5

1.c. Struktur Penganggaran

APBN

K/L











Setjen/Settam
a;
Ditjen;
Itjen;
Badan.








Pusat;
Vertikal;
SNVT;
SKPD;

Sementara;
Khusus.



Eselon I

Satker

Kementerian;
LPNK;
Lembga
Negara;
LNS.

PA

KPA




BA 001 s.d. BA
118.



Progrm
Generik;
Program
Teknis.

BA

Program







KPA/PPK

Kegiatan




Keg. Generik;
Kegiatan
Teknis;
Output;
Jenis belanja
(2 digit).

6

Pokok Pengaturan …..(2/7)

2


Ruang Lingkup Revisi Anggaran, meliputi :
a. Ruang Lingkup Revisi dan Dampak Perubahannya;
b. Matriks Perbandingan Jenis Revisi dan Pembagian
Kewenangan Penyelesaiannya;
c. Revisi Anggaran terkait penambahan atau
pengurangan pagu anggaran belanja termasuk
pergeseran rincian anggaran belanjanya; (9 jenis
revisi)
d. Revisi Anggaran dalam hal pagu anggaran tetap;
(42 jenis revisi)
e. Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi.
(12 jenis revisi)
7

a. Ruang Lingkup Revisi dan Dampak Perubahannya

Ruang Lingkup
a. perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan
atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk
pergeseran rincian anggaran belanjanya;

b. perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu
anggaran tetap; dan/atau
c. perubahan/ralat karena kesalahan administrasi.
AKIBAT
Perubahan alokasi anggaran dan/atau
volume
Keluaran dan/atau Jenis Belanja
a. Kegiatan;
pada :
b. Satker;
c. Program;
d. K/L; dan/atau
e. APBN.
8

b. Matriks Perbandingan Jenis Revisi dan Pembagian
Kewenangan

No
.


Kelompok
Revisi

PMK Tata Cara Revisi TA
2012

PMK Tata Cara Revisi TA 2011
Jeni
s

DPR

MK

DJ
A

DJPB
N


KPA

Jeni
s

DPR

DJA

DJPB
N

KPA

1.

Pagu
Anggaran
Berubah

10

1

-

7

2

-

9

-

7

2

-

2.

Pagu
Anggaran
Tetap

24

6

2

6

6

4

42

-

14

28

-

3.

Ralat
Administrasi

13

-

-

5

8

-

12

-

2

10

-

4.

Revisi di KPA
(2012)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3

5.

Persetujuan
DPR (2012)

-

-

-

-

-

-

-

8

-

-

-

47

7

2

18

16

4

63

8

23

40

3

JUMLAH

9

c. Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Berubah
PENYEBAB:
1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam
APBN;
2. Lanjutan pelaks. Kegiatan yg dananya bersumber dari PHLN
dan/atau PHDN;
3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN;
4. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN T.A 2012 ditetapkan yang
diterima oleh pemerintah c.q. Kementerian keuangan dan
dilaksanakan oleh K/L;
5. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN T.A 2012 ditetapkan yang
diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung
oleh K/L;
6. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas
pagu APBN untuk satker BLU;
7. Pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN;
8. Perubahan parameter dalam penghitungan subsidi energi ;
dan/atau
9. Perubahan parameter dalam pembayaran bunga utang.
AKIBAT:

10

d. Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

PENYEBAB :
1. Hasil optimalisasi;
2. Kekurangan biaya operasional;
3. Perubahan prioritas penggunaan anggaran;
4. Perubahan kebijakan pemerintah; dan/atau
5. Keadaan kahar.

11

d. Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap
AKIBAT :
1. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran
dalam satu Kegiatan dan satu Satker; (8 Rincian)
2. Pergeseran dalam Keluaran yang sama dan antar Satker atau
antar Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama; (9
Rincian)
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker;
(9 Rincian)
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antarSatker dalam satu Program;
(7 Rincian)
5. Pergeseran antar Program dalam satu Eselon I dalam rangka
memenuhi kebutuhan biaya operasional;
6. Pergeseran antar Program dan antar Eselon I dalam satu Bagian
Anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional;
7. Realokasi anggaran antar Kegiatan/antar Satker dalam satu
Program dalam rangka tanggap darurat bencana;
8. Pergeseran antar Program dan antar Bagian Anggaran yaitu
pergeseran anggaran dari BA BUN Pengelola Belanja Lainnya (BA
999.08) ke Bagian Anggaran K/L;

12

d.1. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran
Tetap
Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran
dalam satu Kegiatan dan satu Satker, terdiri atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran
termasuk dalam rangka adendum kontrak sampai dengan 10%
dari nilai kontrak;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran antarjenis belanja;
5. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya
operasional;
6. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih
kurs;
7. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang sumber
dananya berasal dari PNBP;
8. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan
yang belum selesai pada tahun anggaran sebelumnya.
13

d.2. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran
Tetap
Pergeseran dalam Keluaran yang sama dan antar Satker
atau antar Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang
sama, terdiri atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran antarjenis belanja;
5. Pergeseran antarprovinsi/kabupaten/kota untuk memenuhi Biaya
Operasional yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat
pusat maupun oleh instansi vertikalnya di daerah;
6. Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan
dalam rangka Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama, atau
dalam satu provinsi untuk Kegiatan dalam rangka
Dekonsentrasi;
7. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan
tahun yang lalu;
8. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatankegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan

14

d.3. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran
Tetap
Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu
Satker, terdiri atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya
operasional;
5. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan
tahun yang lalu;
6. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatankegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan
rekonstruksi bencana alam tahun 2011;
7. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih
kurs;
8. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang sumber
dananya berasal dari PNBP;
9. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan

15

d.4. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran
Tetap

Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu
Program, terdiri atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan
biaya operasional dan pembukaan kantor baru;
5. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan
tahun yang lalu;
6. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatankegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan
rekonstruksi bencana alam tahun 2011; dan/atau
7. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan
selisih kurs.

16

d.5. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran
Tetap

Perubahan karena pencairan blokir/tanda bintang (*),
terdiri atas:
1. Pencairan blokir/tanda bintang (*) karena kurang lengkap
syarat administratif; (20 rincian)
2. Pencairan blokir/tanda bintang (*) terhadap kegiatan yang
sudah jelas peruntukannya namun masih terpusat;
3. Pencairan blokir/tanda bintang (*) dana Output Cadangan.
Perubahan/penambahan rumusan kinerja, terdiri atas :
4. Perubahan/penambahan rumusan Keluaran;
5. Perubahan/penambahan rumusan selain Keluaran.

17

d.6. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran
Tetap
Pencairan blokir/tanda bintang (*) karena kurang lengkap syarat
administratif, terdiri atas:
1. Kerangka acuan kerja (KAK)/term of reference (TOR) dan rincian anggaran biaya
(RAB);
2. Loan agreement dan/atau grant agreement dan nomor register;
3. Annual work plan (AWP) PHLN;
4. Dokumen studi kelayakan dan detailed engineering design (DED);
5. Dokumen rincian alokasi anggaran dlm rangka dekonsentrasi dan tugas
pembantuan mnrt SKPD;
6. Rencana Bisnis Anggaran (RBA) BLU;
7. Peraturan perundangan sebagai dasar pengalokasian;
8. Peraturan atas pembentukan organisasi termasuk reorganisasi;
9. SK pembentukan tim;
10. SK pemberian tunjangan;
11. Persetujuan DPR RI;
12. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM);
13. Risalah lelang;
14. Dokumen clearance;
15. Hasil audit BPKP dalam rangka pembayaran eskalasi;
16. Hasil audit BPKP dalam rangka pembayaran tunggakan;
17. Referensi harga untuk input yang tidak tercantum dalam standar biaya masukan;
18. Ijin prinsip dari Kementerian PAN dan RB untuk pakaian dinas/seragam;
19. Ijin penggunaan PNBP/penerimaan BLU;
20. Penggunaan belanja pegawai transito;
18

e. Perubahan/ralat karena Kesalahan Administrasi

1. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam
peruntukan dan sasaran yang sama dan sudah direalisasikan;
2. Ralat kode kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN);
3. Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau satker
sepanjang kode tetap;
4. Ralat kode nomor register PHLN/PHDN;
5. Ralat kode kewenangan;
6. Ralat kode lokasi;
7. Ralat cara penarikan PHLN/PHDN;
8. Ralat sumber dana terkait perubahan komposisi pendanaan
dan/atau kesalahan pencantuman;
9. Ralat pencantuman volume keluaran yang berbeda dengan
penjumlahan volume sub keluaran;
10. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran yang
berbeda antara RKA-K/L dan DIPA; dan/atau
11. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran yang
berbeda antara RKA-K/L dan RKP atau hasil kesepakatan DPR-

19

Pokok Pengaturan …..(3/7)

3

Batasan Revisi Anggaran, merupakan rambu-rambu
yang harus diperhatikan dalam melakukan revisi
anggaran meliputi :
a. Tidak Mengurangi Alokasi Anggaran;
b. Tidak Mengubah Target Kinerja;
c. Penggunaan Hasil Optimalisasi.

20

a. Tidak Mengurangi Alokasi Anggaran

Revisi anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi
alokasi anggaran untuk :
1. Kebutuhan biaya operasional Satker kecuali untuk
memenuhi biaya operasional pada Satker lain sepanjang masih
dalam peruntukan yang sama dan kebutuhan biaya
operasional masih mencukupi;
2. Alokasi tunjangan profesi guru/dosen dan tunjangan
kehormatan profesor kecuali untuk memenuhi tunjangan
profesi guru/dosen dan tunjangan kehormatan profesor pada
Satker lain;
3. Kebutuhan pengadaan bahan makanan dan/atau
perawatan tahanan untuk tahanan/narapidana kecuali untuk
memenuhi kebutuhan pengadaan bahan makanan dan/atau
perawatan tahanan untuk tahanan/narapidana pada Satker
lain;
4. Pembayaran berbagai tunggakan;
5. Paket pekerjaan yang bersifat multiyears;
6. Rupiah murni pendamping (RMP) sepanjang paket pekerjaan

21

b. Tidak Mengubah Target Kinerja

Revisi Anggaran dapat dilakukan setelah volume Keluaran
yang tercantum dalam DIPA tercapai dan/atau dijamin
tercapai dan tidak mengakibatkan pengurangan volume
Keluaran terhadap:
1. Kegiatan Prioritas Nasional; dan/atau
2. Kebijakan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan.

22

c. Penggunaan Hasil Optimalisasi

Penggunaan Hasil Optimalisasi diatur dengan ketentuan sbb :
a. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu
Satker dan/atau pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker
dalam satu Program serta digunakan untuk hal-hal yang
bersifat prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang tidak
dapat ditunda;
b. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar
Keluaran dalam satu Kegiatan dan satu Satker berupa:
1) pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran
termasuk dalam rangka adendum kontrak sampai
dengan 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak;
dan/atau
2) penyediaan anggaran untuk persiapan pengadaan
barang dan jasa untuk tahun anggaran berikutnya.

23

Pokok Pengaturan …..(4/7)

4

Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran,
meliputi :
a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh
DJA;
b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh
DJPBN;
c. Kewenangan Revisi Anggaran oleh KPA;
d. Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan
DPR.

24

a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA
…(1/3)
Pagu Anggaran Berubah : (7 dari
9)
1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan
dalam APBN;
2. Lanjutan pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber
dari PHLN dan/atau PHDN;
3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN;
4. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN TA 2012 ditetapkan
yang diterima oleh pemerintah c.q. Kementerian keuangan
dan dilaksanakan oleh K/L;
5. Pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN;
6. Perubahan parameter dalam penghitungan subsidi energi;
dan/atau
7. Perubahan parameter dalam pembayaran bunga utang.

25

a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA
…(2/3)
Pagu Anggaran Tetap : (14 dari 42)
1. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran
dalam satu Kegiatan dan satu Satker. (1 dari 8)
2. Pergeseran dalam keluaran yang sama dan antar Satker atau
antar Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama.
(2 dari 9)
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu
Satker. (2 dari 9)
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu
Program. (2 dari 7)
5. Realokasi anggaran antar Kegiatan/antar Satker dlm satu
Program dalam rangka tanggap darurat bencana;
6. Pergeseran anggaran belanja dari BA BUN Pengelola Belanja
Lainnya (BA 999.08) ke BA K/L;
7. Pencairan blokir/tanda bintang (*), (3 dari 3) kecuali terkait
loan/grant agreement dan nomor register serta hasil audit
BPKP terkait pembayaran tunggakan; dan/atau
8. Perubahan/penambahan rumusan kinerja. (2 dari 2)

26

a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA
…(3/3)
Ralat/kesalahan Administratif : (2 dari
12)
1. Ralat sumber dana terkait perubahan komposisi pendanaan;
dan
2. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan Keluaran yang
berbeda antara RKA-K/L dan RKP atau hasil kesepakatan
DPR-RI.

27

b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh
DJPBN …(1/3)
Pagu Anggaran Berubah : (2 dari
9)
1. Penerimaan hibah luar negeri/hibah dalam negeri setelah
UU APBN TA 2012 ditetapkan yang diterima dalam bentuk
uang dan dilaksanakan secara langsung oleh K/L; dan
2. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di
atas pagu APBN untuk Satker BLU.

28

b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh
DJPBN …(2/3)
Pagu Anggaran Tetap : (28 dari
42)
1. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran
dalam satu Kegiatan dan satu Satker. (7 dari 8)
2. Pergeseran dalam keluaran yang sama dan antar Satker atau
antar Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama. (7
dari 9)
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker.
(7 dari 9)
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu
Program. (5 dari 7)
5. Pergeseran antar Program dalam satu Eselon I yaitu pergeseran
anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya
operasional.
6. Pergeseran antar Program dan antar Eselon I dalam satu Bagian
Anggaran yaitu pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi
kebutuhan biaya operasional; dan/atau
7. Pencairan blokir, terkait loan/grant agreement dan nomor
register serta hasil audit BPKP terkait pembayaran tunggakan;

29

b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh
DJPBN …(3/3)
Ralat/kesalahan Administratif : (10 dari
12)
1.

Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang
dalam peruntukan dan sasaran yang sama dan sudah
direalisasikan;

2.

Ralat kode kantor pelayanan perbendaharaan negara
(KPPN);

3.

Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau
satker sepanjang kode tetap;

4.

Ralat kode nomor register PHLN/PHDN;

5.

Ralat kode kewenangan;

6.

Ralat kode lokasi;

7.

Ralat cara penarikan PHLN/PHDN;

8.

Ralat sumber dana terkait kesalahan pencantuman;

9.

Ralat pencantuman volume keluaran yang berbeda
dengan penjumlahan volume sub keluaran;

10. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran
yang berbeda antara RKA-K/L dan DIPA.

30

c. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh KPA
…(1/2)
Seluruh revisi anggaran yg tidak mengakibatkan perubahan
DIPA, meliputi :
1. Pergeseran antar akun/antar subkomponen dalam komponen
yang sama dan/atau antar komponen untuk memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional sepanjang dalam jenis belanja yang
sama;
2. Antar akun/antar subkomponen dalam komponen yang sama
dan/atau pergeseran antar komponen dalam satu Keluaran
sepanjang dalam jenis belanja yang sama;
1. Penambahan volume keluaran dalam satu Keluaran dan/atau antar

dalam
satu Kegiatan dan
satuketentuan
Satker;
3. Keluaran
Penambahan/pengurangan
akun/subkomponen/komponen
dalam
Penyempurnaan
dari
satu Keluaran.
sblmnya
2. Pergeseran
antar Komponen
untuk :memenuhi kebutuhan Biaya
Operasional;
3. Pergeseran antar Komponen dalam satu Keluaran (Output) sepanjang
tidak menambah jenis honorarium baru dan besaran honorarium yang
sudah ada;
4. Pergeseran antar Komponen dan antar Keluaran (Output) dalam satu
Kegiatan.
31

c. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh KPA
….(2/2)
0
DIPA
PROGRAM

KEGIATAN

OUTPUT

 Targe
t;
 Rp;

0
0

Komponen1

Komponen2

Komponen3

Sub
Komponen1

Sub
Komponen2

Sub
Komponen3

Akun

Akun

Akun

51xxxx
52xxxx
53xxxx
57xxxx

51xxxx
52xxxx
53xxxx
57xxxx

51xxxx
52xxxx
53xxxx
57xxxx
32

d. Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan DPR

1. Tambahan Pinjaman Proyek Luar Negeri/Pinjaman Dalam Negeri
baru setelah Undang-Undang mengenai APBN Tahun Anggaran
2012 ditetapkan;
2. Pergeseran anggaran antar Program selain untuk memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional;
3. Pergeseran anggaran antar Kegiatan yang tidak berasal dari
Hasil Optimalisasi;
4. Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan
perubahan Hasil Program;
5. Penggunaan anggaran yang harus mendapat persetujuan DPRRI terlebih dahulu;
6. Pencairan blokir/tanda bintang (*) yang dicantumkan oleh
DPR-RI termasuk pencairan blokir yang tidak sesuai dengan
rencana peruntukan/penggunaannya;
7. Pergeseran rincian anggaran belanja yang digunakan untuk
Program/Kegiatan yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan
antara Pemerintah dengan DPR-RI (kesimpulan rapat kerja
dalam rangka APBN); dan/atau

33

Pokok Pengaturan …..(5/7)

5

Batas Akhir Pengajuan Revisi Anggaran, meliputi :
a. Batas Akhir Pengajuan Revisi Reguler;
b. Beberapa Pengecualian.

34

a. Batas Akhir Pengajuan Revisi Reguler

Batas akhir pengajuan revisi:
1. Tanggal 12 Oktober 2012, untuk Revisi Anggaran pada
Direktorat Jenderal Anggaran; dan
2. Tanggal 29 Oktober 2012, untuk Revisi Anggaran pada
Kantor Pusat/ Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan baik berdasarkan perubahan SP RKA-K/L
maupun tanpa perubahan SP RKA-K/L .

35

b. Beberapa Pengecualian

1. Kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP, PLN berupa
Kredit Ekspor, Hibah Luar Negeri, dan Hibah Dalam
Negeri serta Pinjaman Dalam Negeri;
2. Kegiatan dalam lingkup BA BUN; dan/atau
3. Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan data/dokumen yang
harus mendapat persetujuan dari unit eksternal K/L
seperti persetujuan DPR, persetujuan Menteri Keuangan, hasil
audit eksternal, dan sejenisnya.
Direktorat Jenderal Anggaran tetap dapat memproses usulan
revisi anggaran sampai dengan batas akhir pengajuan pencairan
anggaran sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
langkah-langkah akhir tahun anggaran 2012.
Dalam hal ketentuan mengenai langkah-langkah akhir tahun
anggaran 2012 belum terbit, maka mengacu pada ketentuan
langkah-langkah akhir tahun anggaran 2011.

36

Pokok Pengaturan …..(6/7)

6

Hal-hal Khusus, meliputi :
a. Batas Akhir Pencairan Blokir karena Kurang
TOR/RAB;
b. Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai;
c. Perlakuan Yang Sama untuk Revisi Non Reguler.

37

a. Batas Akhir Pencairan Blokir Karena Kurang TOR/RAB

Dalam hal terdapat paket pekerjaan yang
alokasi anggarannya diblokir/dibintang
sebagai akibat belum dilengkapi TOR/RAB dan
sampai dengan akhir bulan April 2012 KPA
tidak melengkapi dokumen yang
dipersyaratkan, alokasi anggaran yang diblokir
tersebut tidak dapat digunakan sampai
dengan akhir tahun anggaran 2012.

38

b. Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai …(1/2)

1. Dalam hal terdapat pagu minus terkait pembayaran gaji dan
tunjangan yang melekat pada gaji untuk TA 2012, pagu minus
tersebut harus diselesaikan melalui mekanisme revisi DIPA.
2. Penyelesaian pagu minus melalui mekanisme revisi DIPA TA
2012 sbgmn dimaksud pada ayat (1) merupakan penyesuaian
administratif.
3. Penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan ketentuan:
a. Selisih minus dipenuhi melalui pergeseran anggaran dari sisa
anggaran pada Satker yang bersangkutan.
b. Dalam hal sisa anggaran pada Satker yang bersangkutan
tidak mencukupi, selisih minus dipenuhi melalui pergeseran
anggaran antar Satker dalam satu Program.
c. Dalam hal selisih minus tidak dapat dipenuhi melalui
pergeseran anggaran antar Satker dalam satu Program,
selisih minus dipenuhi melalui pergeseran anggaran antar
Program dalam satu Bagian Anggaran.
d. Dalam hal selisih minus tidak dapat dipenuhi melalui

39

b. Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai …(2/2)

4. Mekanisme Penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud
pada ayat (3) huruf a dan huruf b diajukan kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kanwil DJPBN.
5. Mekanisme Penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud
pada ayat (3) huruf c dan huruf d diajukan kepada
Direktur Jenderal Anggaran
6. Batas akhir penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud
pada ayat (1) paling lambat tanggal 28 Desember 2012.

40

c. Perlakuan Yang Sama Untuk Revisi Non Reguler

Ketentuan mengenai Revisi Anggaran sebagaimana diatur dalam
PMK ini juga dijadikan acuan dalam hal terjadi:
1)

Perubahan atas APBN Tahun Anggaran 2012 (APBN-P TA
2012);

2)

Penerapan pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi
TA 2012 (Reward and Punishment);

3)

Instruksi Presiden tentang penghematan Anggaran; dan/atau

4)

Kebijakan pemerintah lainnya.

41

Pokok Pengaturan …..(7/7)

7

Lampiran PMK, meliputi :
a. Lampiran I : Format Surat Pernyataan Penggunaan
Hasil Optimalisasi;
b. Lampiran II : Alur Proses Revisi Anggaran pada Ditjen
Anggaran;
c.

Lampiran III : Alur Proses Revisi Anggaran pada
Ditjen Perbendaharaan;

d. Lampiran IV: Daftar Rincian Ruang Lingkup Revisi
Anggaran, Kewenangan Penyelesaian, dan
Persyaratan;
e. Lampiran V : Format Surat Usulan Revisi Anggaran
dan Matriks Perubahan (Semula-Menjadi);
f.

Lampiran VI : Alur Perubahan Database RKA-K/LDIPA.
42

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Terima Kasih

43

Lampiran I : Format Surat Pernyataan Penggunaan Hasil Optimalisasi
FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU
TIDAK DAPAT DITUNDA
LOGO (1)

KEMENTERIAN/LEMBAGA
UNIT ESELON I
Alamat

(2)
(3)
(4)

KOP Kementerian/lembaga

SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK
DAPAT DITUNDA
 
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: ……….….. (5)
NIP
: ……….….. (6)
Jabatan
: ……….….. (7) 

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa penggunaan Hasil Optimalisasi sebagaimana diusulkan melalui surat
Nomor: S- / /2012 tanggal
2012 telah mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
/PMK.02/2012 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2012 sebagai
berikut:
a. ……… (8)
 
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak
benar dan menimbulkan kerugian negara saya bertanggung jawab penuh dan bersedia menyetorkan kerugian
negara tersebut ke Kas Negara.
Jakarta,
2012
Yang Membuat Pernyataan
(Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/
Sekretaris/Pejabat Eselon I K/L selaku
KPA)
 
44
 

Lampiran II : Alur Proses Revisi Anggaran pada DJA ...
(1/3)

K/L
(Eselon
I sbg
KPA)

1

Usul Revisi
Anggaran

2

DJA

3

Dokumen
pendukun
g

7
5

Cetak
Konsep
DIPA
Revisi

Penetapan
Surat
Pemberitahuan
Penolakan
Revisi
Anggaran

ADK
RKAKL

6a

8

Proses penelaahan unt
menilai :
 Substansi revisi, alasan atau
dasar kebijakan;
 Kepatuhan thd penerapan
standar biaya dan kewajaran
unit cost;
 Relevansi dgn pencapaian
4
sasaran kinerja.

No

Setuj
u?

5
hari
kerja

Ye
s

Penetapan
Revisi
Anggaran
(SP RKA-K/L
Revisi)
6b

DJPBN

45

Proses Penyusunan Usulan Revisi Anggaran ...(2/3)

Satker A
Usul
revisi

1

K/L
(Eselon I
sbg KPA)

2

ADK RKAK/L Satker
ybs
3

Satker B
Usul
revisi

Revisi
RKA-K/L

Matriks
Perubahan
(SemulaMenjadi)

Dokumen
pendukung

4

DJA
(Pusat
Layanan)

5

Surat
Usulan
Revisi

46

Alur data revisi di DJA
Download ADK

RKA-K/L-DIPA OnLine

Monitoring revisi

Referensi

Status SPRKAKL
eMail

Upload

Download

1

2

3

4

5

DbRKAKL

semula menjadi

Satker

semula menjadi

Unit Eselon I

6

DbRKAKL-DIPA DbDIPA

semula menjadi

DJA

D J Pb

Proses Bisnis Pada Pusat Layanan DJA ...(3/3)

Penyerahan Usulan Revisi

K/L

No.
Atrian

1

Usulan
revisi

Cetak
tanda
terima dan
tiket

Ya

2

Penyerahan Dokumen

Front
desk

Pengeceka
n
3
kelengkapa
n
persyarata
n revisi
Lengka
4
p?

Direktorat
Teknis DJA

1

Surat
Penolakan atau
SP RKL-K/L
Revisi

4

5

Tiket
Pengecekan
status revisi
melalui:
1. Online (e-mail)
2. Telephone
3. SMS

2

Pemberitahuan
melalui
email

Tanda
Penyerahan

Td
k
Arahan
melengkapi
persyaratan
revisi

Pusat
Layanan
DJA

K/L

3

Surat
Penolakan
atau SP RKLK/L Revisi

5

En
d

48

Lampiran III : Alur Proses Revisi pada DJPBN

49

Lampiran IV : Daftar Rincian Revisi, Kewenangan Penyelesaian,
dan Persyaratan Revisi Anggaran ....(1/3)
Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi
anggaran (1/5)
KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan Pasal 4

dalam APBN. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi) termasuk
matriks perubahan target PNBP.
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
7) SSBP dan NTPN.
2. Lanjutan pelaksanaan Kegiatan yang dananya bersumber dari Pasal 4

PHLN dan/atau PHDN. Persyaratan yang harus dilampirkan ayat (1)
yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Sisa PHLN dan/atau PHDN yang ditanda tangani kepala
KPPN.

No.

URAIAN REVISI

50

Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi
anggaran (2/5)
KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN. Persyaratan Pasal 4

yang harus dilampirkan yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) AWP yang disetujui Lender
4. Penerimaan HLN/HDN setelah Undang-Undang mengenai Pasal 4

APBN Tahun Anggaran 2012 ditetapkan yang diterima ayat (1)
oleh Pemerintah c.q. Kementerian Keuangan dan
dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga. Persyaratan
yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
7) Copy Grant Agreement
8) Nomor register.

No.

URAIAN REVISI

Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi
anggaran (3/5)

No.

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
PASAL

DJA

DJPBN

5. Penerimaan HLN/HDN setelah Undang-Undang Pasal 4
mengenai APBN Tahun Anggaran 2012 ditetapkan ayat (1)
yang diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan
secara
langsung
oleh
Kementerian/Lembaga.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
3) ADK RKA-K/L DIPA.
4) Nomor register.



6. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari Pasal 4
PNBP di atas pagu APBN untuk Satker BLU. ayat (1)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
3) ADK RKA-K/L DIPA.



Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi
anggaran (4/5)

No.

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
PASAL
adanya Pasal 4
PHDN. ayat (1)

7. Perubahan anggaran belanja karena
pengurangan
alokasi
PHLN
dan/atau
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L
5) ADK RKA-K/L DIPA.
8. Perubahan parameter dalam penghitungan Subsidi Pasal 4
Energi. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan SP RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Surat persetujuan Menteri Keuangan.

DJA




DJPBN

Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi
anggaran (5/5)

No.

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
PASAL

9. Perubahan parameter dalam perhitungan bunga Pasal 4
utang. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Dokumen nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
sesuai kurs tengah Bank Indonesia.
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan SP RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.

DJA


DJPBN

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (1/22)
No.

URAIAN REVISI

1. Pergeseran dalam keluaran yang sama atau antar
Keluaran dalam satu Kegiatan dan satu Satker
terdiri atas:
a. Pergeseran
anggaran
dan
penambahan
volume Keluaran termasuk dalam rangka
addendum kontrak sampai dengan 10%
(sepuluh
persen)
dari
nilai
kontrak.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Adendum kontrak.
b. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran
tetap. Persyaratan yang harus dilampirkan
yaitu:
1)
2)
3)
4)

Surat usulan Revisi Anggaran.
Usulan revisi DIPA.
Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
ADK RKA-K/L DIPA.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 5
ayat (2)
huruf a
Pasal 19

ayat (1)
huruf a

Pasal 19
ayat (1)
huruf b



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (2/22)
No.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pergeseran anggaran dan pengurangan Pasal 19

volume
Keluaran
Kegiatan
Prioritas ayat (1)
Kementerian/Lembaga.
Persyaratan
yang huruf c
harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semulamenjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
Pergeseran antar jenis belanja. Persyaratan Pasal 19

yang harus dilampirkan yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
huruf d
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
URAIAN REVISI

c.

d.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (3/22)
No.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
e Pergeseran
anggaran
dalam
rangka Pasal 19

.
memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional. ayat (1)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
huruf e
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
f. Pergeseran
anggaran
dalam
rangka Pasal 19

memenuhi
kebutuhan
selisih
kurs. ayat (1)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
huruf f
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Surat pernyataan mengenai kurs yang
dipakai dan dasar penetapan kurs.
URAIAN REVISI

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (4/22)

No.

URAIAN REVISI
g.

h.

Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU
yang sumber dananya berasal dari PNBP.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi)
termasuk perubahan target PNBP.
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Pergeseran
anggaran
dalam
rangka
penyelesaian pekerjaan yang belum selesai
pada
tahun
anggaran
sebelumnya.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.

KEWENANGAN
PASAL

DJA

DJPBN

Pasal 19
ayat (1)
huruf g



Pasal 19
ayat (1)
huruf h



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (5/22)
No.
2.

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 5
ayat (2)
huruf b
Pasal 20

ayat (1)
huruf a

Pergeseran dalam keluaran yang sama dan antar
Satker atau antar Keluaran dan antar Satker
dalam Kegiatan yang sama terdiri atas:
a. Pergeseran anggaran dan penambahan
volume Keluaran. Persyaratan yang harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks
perubahan
DIPA
(semulamenjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
b. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran Pasal 20
tetap. Persyaratan yang harus dilampirkan ayat (1)
yaitu:
huruf b
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks
perubahan
DIPA
(semulamenjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (6/22)
No.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pergeseran anggaran dan pengurangan Pasal

volume
Keluaran
Kegiatan
Prioritas
20
Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang ayat (1)
harus dilampirkan yaitu:
huruf c
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semulamenjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
Pergeseran antar jenis belanja.
Pasal

Persyaratan yang harus dilampirkan
20
yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
huruf d
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semulamenjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
URAIAN REVISI

c.

d.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (7/22)
No.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pergeseran
antar
provinsi/kabupaten/kota Pasal 20

untuk memenuhi Biaya Operasional yang ayat (1)
dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat huruf e
pusat maupun oleh instansi vertikalnya di
daerah. Persyaratan yang harus dilampirkan
yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/ Pasal 20

kota untuk Kegiatan dalam rangka Tugas ayat (1)
Pembantuan dan Urusan Bersama, atau dalam huruf f
satu provinsi untuk Kegiatan dalam rangka
Dekonsentrasi.
Persyaratan
yang
harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
URAIAN REVISI

e.

f.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (8/22)
No.

URAIAN REVISI
g.

h.

Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian
tunggakan tahun yang lalu. Persyaratan yang harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan SP RKA-K/L (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Hasil audit BPKP untuk di atas Rp500juta per
masing-masing Satker.
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian
kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur serta
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam tahun
2011. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.

KEWENANGAN
PASAL
DJA DJPBN
Pasal 20

ayat (1)
huruf g

Pasal 20
ayat (1)
huruf h



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (9/22)
No.

3.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
i.
Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 20

kebutuhan selisih kurs. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu:
huruf i
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
3) ADK RKA-K/L DIPA.
4) Surat pernyataan mengenai kurs yang
dipakai dan dasar penetapan kurs.
Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan Pasal 5
satu Satker terdiri atas:
ayat (2)
huruf c
a. Pergeseran
anggaran
dan
penambahan Pasal 21

volume Keluaran. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu:
huruf a
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
URAIAN REVISI

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (10/22)
No.

URAIAN REVISI
b.

c.

Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
Pergeseran anggaran dan pengurangan volume
Keluaran
Kegiatan
Prioritas
Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat perny
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB.
8) Pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 21

ayat (1)
huruf b

Pasal 21
ayat (1)
huruf c



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (11/22)
No.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 21

kebutuhan Biaya Operasional. Persyaratan ayat (1)
yang harus dilampirkan yaitu:
huruf d
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
Pergeseran
anggaran
dalam
rangka Pasal 21

penyelesaian tunggakan tahun yang lalu. ayat (1)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
huruf e
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Hasil verifikasi BPKP untuk di atas
Rp500juta per masing Satker.
URAIAN REVISI

d.

e.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (12/22)
No.

URAIAN REVISI
f.

g.

Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian
kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur serta
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam tahun
2011. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB.
Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi
kebutuhan selisih kurs. Persyaratan yang harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi)
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Surat pernyataan mengenai kurs yang dipakai
dan dasar penetapan kurs.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 21

ayat (1)
huruf f

Pasal 21
ayat (1)
huruf g



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (13/22)
No.

URAIAN REVISI
h.

i.

Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU
yang sumber dananya berasal dari PNBP.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi)
termasuk perubahan target PNBP.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) SSBP dan NTPN.
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian
pekerjaan yang belum selesai sampai dengan
akhir tahun anggaran sebelumnya. Persyaratan
yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 21

ayat (1)
huruf h

Pasal 21
ayat (1)
huruf i



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (14/22)
No.

URAIAN REVISI

4.

Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam
satu Program terdiri atas:
a.

b.

Pergeseran anggaran dan penambahan volume
Keluaran. Persyaratan yang harus dilampirkan
yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan Revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 5
ayat (2)
huruf d
Pasal 22

ayat (1)
huruf a

Pasal 22
ayat (1)
huruf b



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (15/22)
No.

URAIAN REVISI
c.

d.

Pergeseran anggaran dan pengurangan volume
Keluaran
Kegiatan
Prioritas
Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB
Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional. Persyaratan yang
harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat
pernyataan
penggunaan
Hasil
Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.

KEWENANGAN
PASAL
DJA
DJPBN
Pasal 22

ayat (1)
huruf c

Pasal 22
ayat (1)
huruf d



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (16/22)
No.

KEWENANGAN
PASAL
DJA DJPBN
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian Pasal

tunggakan tahun yang lalu. Persyaratan yang harus
22
dilampirkan yaitu:
ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
huruf e
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Hasil verifikasi BPKP untuk di atas Rp500juta per
masing Satker.
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian Pasal

kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur serta
22
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam tahun ayat (1)
2011. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
huruf f
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB.
URAIAN REVISI

e.

f.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (17/22)
No.
g.

5.

KEWENANGAN
PASAL
DJA DJPBN
Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 22

kebutuhan selisih kurs. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu:
huruf g
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
URAIAN REVISI

5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Surat pernyataan mengenai kurs yang dipakai dan
dasar penetapan kurs.
Realokasi anggaran antar Kegiatan/antar Satker/antar
Program dalam rangka tanggap darurat bencana.
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Copy DIPA terakhir.
c. Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
d. Revisi RKA-K/L.
e. ADK RKA-K/L DIPA.
f. TOR dan RAB.
g. Surat pernyataan Pengguna Anggaran tentang keadaan
darurat bencana.

Pasal 5
ayat (2)
huruf e



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (18/22)
No.
6.

7.

KEWENANGAN
PASAL
DJA DJPBN
Pergeseran antar Program dalam satu
Pasal 5

unit Eselon I dalam rangka memenuhi kebutuhan ayat (2)
Biaya Operasional. Persyaratan yang harus dilampirkan huruf f
yaitu:
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Usulan
c. Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
d. ADK RKA-K/L DIPA.
e. revisi DIPA.
Pergeseran antar Program dan antar unit Eselon I Pasal 5

dalam satu bagian anggaran dalam rangka memenuhi ayat (2)
kebutuhan Biaya Operasional. Persyaratan yang harus huruf g
dilampirkan yaitu:
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Usulan revisi DIPA.
c. Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
d. ADK RKA-K/L DIPA.
URAIAN REVISI

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (19/22)
No.

URAIAN REVISI

8.

Pergeseran antar Program dan antar bagian Anggaran yaitu
pergeseran anggaran dari BA 999.08 ke bagian anggaran
Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Copy DIPA terakhir.
c. Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
d. Revisi RKA-K/L.
e. ADK RKA-K/L DIPA.
f.
TOR dan RAB.
Pencairan blokir/tanda bintang (*) terdiri atas:

9.

a.

Pencairan blokir/tanda bintang (*) karena telah dilengkapinya syarat
administratif. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan revisi, Revisi RKA-K/L.
2) ADK RKA-K/L DIPA.
3) Dokumen penyebab blokir meliputi (sesuai keperluan):
Term of Reference (TOR)/Rincian Anggaran Biaya (RAB), Annual Work Plan
(AWP) PHLN, Dokumen rincian alokasi anggaran dalam rangka Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan menurut SKPD, Dokumen studi kelayakan dan
Detailed Engineering Design (DED), RBA BLU, Peraturan perundangan
sebagai dasar pengalokasian, Peraturan atas pembentukan organisasi
termasuk reorganisasi, SK pembentukan Tim, SK pemberian tunjangan,
Persetujuan DPR RI, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM),
Risalah lelang,Dokumen clearance, Hasil audit Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) untuk ekskalasi, Referensi harga untuk input yang
tidak tercantum dalam standar biaya, Ijin prinsip dari Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) untuk
pakaian dinas/seragam, Ijin penggunaan PNBP

KEWENANGAN
DJPB
PASAL
DJA
N
Pasal 5
ayat (2)
huruf h



Pasal 5
ayat (2)
huruf i

Pasal 26
ayat (1)
huruf a



Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (20/22)
No.

b.

KEWENANGAN
DJPB
URAIAN REVISI
PASAL DJA
N
Pencairan blokir karena telah dilengkapinya syarat Pasal

administratif. Persyaratan yang harus dilampirkan
26
yaitu:
ayat
1) Surat usulan revisi.
(1)
2) ADK RKA-K/L DIPA.
huruf a
3) Dokumen penyebab blokir meliputi (sesuai
keperluan):
a) Loan agreement dan/atau grant agreement
dan Nomor Register.
b) Hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) untuk pembayaran
tunggakan untuk Rp500juta masing-masing
Satker.
Pencairan blokir terhadap kegiatan yang sudah jelas Pasal

peruntukannya namun masih terpusat. Persyaratan
26
yang harus dilampirkan yaitu:
ayat
(1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
huruf b
2) Daftar distribusi alokasi anggaran.
3) Revisi RKA-K/L.
4) ADK RKA-K/L DIPA.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (21/22)
KEWENANGAN
DJPB
No.
URAIAN REVISI
PASAL DJA
N
c. Pencairan blokir dana output cadangan. Persyaratan Pasal

yang harus dilampirkan yaitu:
26
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
ayat
2) Matriks perubahan RKA-K/L
(1)
3) TOR dan RAB.
huruf c
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Copy DIPA terakhir.
10. Perubahan/penambahan rumusan kinerja terdiri atas:
Pasal 5
ayat
(2)
huruf j
a. Perubahan/penambahan
rumusan
Keluaran. Pasal
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
27

1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Revisi RKA-K/L.
3) Matriks
perubahan/penambahan
rumusan
Keluaran.
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Copy DIPA terakhir.

Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran
Tetap (22/22)
No.

URAIAN REVISI
b.

Perubahan/penambahan rumusan selain rumusan
Keluaran. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Revisi RKA-K/L.
3) Matriks perubahan/penambahan rumusan selain
Keluaran.
4) Berita
acara
pembahasan
perubahan/
penambahan selain rumusan Keluaran (oleh
Bappenas, Kementerian/Lembaga dan DJA).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Copy DIPA terakhir.

KEWENANGAN
DJPB
PASAL DJA
N
Pasal
27


Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (1/6)
KEWENANGAN
DJPB
No.
URAIAN REVISI
PASAL DJA
N
1. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang Pasal 6

dalam peruntukan dan sasaran yang sama termasuk huruf a
yang mengakibatkan perubahan jenis belanja dan sudah
direalisasikan. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
2. Ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pasal 6

(KPPN). Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
huruf b
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks
perubahan
Kode
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.

Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (2/6)
KEWENANGAN
DJPB
No.
URAIAN REVISI
PASAL DJA
N
3. Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau Pasal 6

Satker sepanjang kode tetap. Persyaratan yang harus huruf c
dilampirkan yaitu: