61170 Kelompok 1 Makalah Theodolite

MAKALAH THEODOLITE
MK. REKAYASA TAPAK (ARL 214)

Oleh :
1. Puji Pangesti
2. Khairul Umam
3. Sucia Dewi Lestari
4. Kannia Reffrizal P.
5. M. Reyhan Andrian

A44140001
A44140008
A44140019
A44140039
A44140048

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan tapak adalah seni dan pengetahuan tentang bagaimana
mengatur dan memanfaatkan bagian-bagian dari suatu tapak (Timoticin
2002). Rencana tapak adalah pedoman untuk membangun. Adanya elemenelemen tapak yang menjadi faktor dari penentuan lokasi tapak, antara
lain tata guna lahan, pedestrian, sirkulasi dan parkir, penandaan, ruang
terbuka hijau, preservasi, activity support, kriteria tidak terukur dan kriteria
terukur. Perencanaan tapak diperlukan agar sebuah kawasan mampu
memberi manfaat maksimal bagi penggunanya terutama dalam mengatasi
kebutuhan di kawasan tersebut, meminimalkan kerugian dan tercapainya
kenyamanan. Rencana yang bagus belum tentu efisien, karena tapak
mempunyai masalah dan potensi yang belum tentu tepat untuk semua
kebutuhan.
Sebelum merencanakan tapak, kita terlebih dahulu harus mengetahui
kedataran tapak. Kedataran tapak ini bisa diketahui dengan menggunakan alat
theodolite. Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak, theodolite
juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus
dan sifat datar orde rendah. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki

sudut mendatar saja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui bagian-bagian theodolite dan fungsinya
2. Mengetahui langkah-langkah penggunaan theodolite
3. Mengetahui pengambilan dan pengolahan data hasil theodolite.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
mengoperasikan theodolite di lapangan dengan baik.

BAB II
PEMBAHASAN

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan
yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkanpada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputarputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal
untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi (Farrington 1997).

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien (Farrington 1997).
Alat survei theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen
1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang
terkenal, yangdia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain
sendiri. Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,
theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,
maupun pengamatan matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi
seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut vertikalnya dibuat 90º. Dengan adanya
teropong pada theodolite, maka theodolite dapat dibidikkan ke segala arah. Di
dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolite sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolite
juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

a. Bagian theodolite dan fungsinya

BADAN THEODOLITE


N
O
1
2

3
4
5

6
7

8
9
10
11
12

NAMA BAGIAN


FUNGSI

Tombol Mikrometer
Mengatur menit dan detik
Sekrup penggerak halus Menggerakkan teropong arah vertikal
vertical
secara perlahan pada saat klem teropong
dikunci
Sekrup
pengunci Klem pembuka dan pengunci lingkaran
penggerak vertical
vertikal
Sekrup
pengunci Klem pembuka dan pengunci lingkaran
penggerak horizontal
horizontal
Sekrup penggerak halus Menggerakkan teropong arah horizontal
horizontal
secara perlahan pada saat klem teropong

dikunci
Sekrup pendatar nivo
Menyeimbangkan nivo Alhidade
Plat dasar
Mempersatukan alat dengan statip, di
bagian tengah diberi lubang drap untuk
baut instrumen
Pengunci limbus
Menggerakkan limbus dengan perlahan
pada saat klem limbus dikunci
Sekrup pengunci nonius
Klem pembuka dan pengunci nonius
Sekrup penggerak halus Menggerakkan nonius secara perlahan
nonius
Ring pengatur posisi Mengatur posisi horizontal alat
horizontal
Nivo tabung
Cek tingkat kedataran pada sumbu II
horizontal


13
14

Sekrup koreksi
tabung
Reflektor cahaya

15
16
17
18

Tanda ketinggian alat
Slot penjepit
Nivo teropong
Nivo teropong

19
20
21


Segitiga bidik
Segitiga bidik
Lensa Sudut

22
23
24

Lensa bidik
Fokus teleskop
Fokus teleskop

nivo Mengatur kedudukan alat
Menangkap cahaya dan memantulkannya
ke mikroskop pembacaan lingkaran
horizontal, sehingga bisa terbaca
Mengetahui posisi ketinggian alat
Penyangga cermin
Menyeimbangkan nivo

Menyeimbangkan nivo (memperlihatkan
kedataran theodolite)
Untuk mempermudah membidik penggaris
Untuk mempermudah membidik penggaris
Untuk pembacaan sudut horizontal,
vertikal, menit, dan detik
Untuk membidik penggaris
Mengatur fokus teleskop
Memfokuskan lensa bidik
TRIPOD

N
O
1
2
3
4
5

NAMA


FUNGSI

Bidang level
Sekrup pengunci
Tali pembawa
Sekrup penyetel
Kaki statif

Tempat untuk menyimpan alat ukur
Sekrup mengunci alata agar alat tidak jatuh
Untuk membawa alat kemana saja
Untuk mengatur ketinggian alat
Untuk menancapkan alat pada tanah
MISTAR UKUR

N
O
1
2

3

NAMA

FUNGSI

Skala pengukuran
Batang penyangga
Sekrup penyetel

Acuan dalam membaca skala
Tempat membaca
Pengatur ketinggian alat

2. Prinsip Kerja Theodolit
Cara mengambil data dengan menggunkan theodolite hal yang harus di
perhatikan adalah
 Ketersediaan alat theodolite
 Lokasi basemap yang akan dipergunakan
 Memperhatikan sudut rambu depan,sudut rambu belakang dan sudud β
(Beta).
Cara pengambilan datanya adalah seperti berikut ini:
1. Theodolite
Theodolite digunakan untuk menentukan titik as bangunan,
ketegaklurusan bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat
sudut-sudut bangunan. Theodolite digunakan pada awal pelaksanaan
proyek untuk menentukan peil dasar bangunan dan menentukan as-as
bangunan. Setelah itu digunakan untuk penentuan as kolom, balok, core
wall/shear wall, plat lantai dan lain-lain. Cara kerja alat ini adalah:
a. Dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolite.
Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan.
b. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal
yang ditetapkan tadi. Theodolite dapat mengecek kondisi dalam arah
vertikal, juga untuk menentukan ketinggian suatu titik.

c. Obyek theodolite dalam hal ini antara lain as-as bangunan, titik
penggalian, dan elevasi-elevasi/ peil-peilbangunan.
d. Untuk keperluan pekerjaan struktur diperlukan keakuratan dibawah 1
mm pada jarak tidak melebihi 30 meter. Dalam penggunaannya,
theodolite didirikan pada tripod (kaki tiga).
2. Waterpass
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass sebenarnya sederhana
yaitu dengan membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang
membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk
tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. Detail cara
kerjawaterpass adalah sebagai berikut:
a. Mengatur nivo (gelembung nivo) agar berada di tengah-tengah dengan
sekrup pengontrol yang terdapat di dasar alat. Seandainya gelembung
nivo sudah berada di tengah-tengah, kemudian sekrup pengunci
(pengontrol) pada kaki tiga dikuatkan.
b. Mengarahkan teropong kesasaran yang akan dibidik, memfokuskan
diafragma agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar objek
yang dibidik terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang diafragma
tegak dan diafragma mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan.
Selanjutnya berikut dijelaskan pengukuran jarak dan beda tinggi.
c. Pengukuran jarak
1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap (Banch Mark)
yang digunakan.
2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan paku
dan cat sebagai titik P1.
3. Menentukan titik A yang berjarak 25 meter didepan titik P1, dan
titik P2 yang berjarak 25 meter didepan titik A dan seterusnya
dengan memberi tanda dengan cat hingga titik terakhir, yaitu titik
P11 sejauh 500 m dari titik awal. 4.
4. Mendirikan tripod tepat diatas titik P1 dan meletakkan alat ukur
waterpass diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian
bawahnya.
5. Memasang Unting-unting dan mengusahakan agar unting-unting
tersebut tepat menunjuk ke titik P1.
6. Mengatur sekrup pengungkit agar gelembung nivo terletak di
tengah-tengah tabung.
7. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM
kemudian ditembak dari titik P1 tersebut (usahakan letak bak
vertikal).
8. Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya
dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus
waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB. Jika

hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu
ukur diulang kembali.
9. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian
titik P1 dan P2 ditembak/diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik
B untuk penembakan/pengukuran ke titik P2 dan P3,dan seterusnya
hingga titik terakhir yaitu titik J dan melakukan penembakan
kembali ketitik awal untuk bacaan pulang hingga titik
10. Melakukan penghitungan dan kesalahan yang diperbolehkan. Jika
selisih beda tinggi antara pengukuran pergi dengan pengukuran
pulang melampaui kesalahan ynagdiijinkan, maka Pengukuran
harus diulang kembali.
d. Pengukuran beda tinggi
1. Pesawat didirikan tepat diatasdititik P1 yang telah ditandai dengan
cat.
2. Setelah unting-unting menunjuk tepat ke titik P1, sekrup pengukit
diatur sedemikian rupa hingga gelembung nivo tepat ditengahtengah.
3. Menentukan titik-titik yang akan ditentukan ketinggiannya, lalu
mengukur jarak titik-titik tesebut dari pesawat. Titik-titik tersebut
adalah titik 1, 2, 3, dst.
4. Menyipat titik-titik yang telah ditentukan tersebut serta titik BM,
sementara pemegang rambu membetulkan posisi rambu ukur
(baak) spaya tegak betul.
5. Setelah letak rambu ukur vertikal, benang horisontal dibaca oleh
pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar
memenuhi dua rumus waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan 2 x
BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas,
pembacaan rambu ukur diulang kembali.
6. Setelah titik-titik tersebut disipat, maka pesawat dipindahkan ke
titik P2 yang telah diberi tanda cat, kemudian mengulang langkahlangkah no.2 s/d no.5. prosedur ini diulang untuk posisi pesawat di
P3, P4, dan seterusnya hingga titik terakhir, yaitu titik P11. 7.
7. Melakukan penghitungan beda tinggi terhadap titik-titik tersebut.
3. Perhitungan data
Vertikal
V = a +

b
60

Horizontal
e
H = d +
60

+

Sudut ukur

Jarak
BA−BB
Lo

α = 90° - V

jika V < 90° Ketinggian

l=

α = V - 90°

jika V > 90°Δ H = l sin α

d = l cos α

H = H0 - Δ H
V > 90°

jika

H0 + Δ H

jika

H=

+

Contoh Perhitungan.
Jarak Baca
BA
1810

BT
1500

1. Vertikal
V=a+

BB
1190
b
60

2. Horizontal
H=d+

e
60

Sudut Baca
V
°

89
50
c

H
°
295


0
50


21


20

l0
(m)

62

0

+ 3600 = 89 + 60 + 3600 = 89.83°
f

21

20

+ 3600 = 295 + 60 + 3600 = 295.36°

3. Sudut Ukur
V < 90° maka α = 90° - V = 90° - 89.83° = 0.17°
4. Jarak
l=

BA−BB
Lo

=

1810−1190
62

= 10 meter

d = l cos α = 10 cos 0.17 = 9.86 meter
5. Ketinggian
Δ H = l sin α = 10 sin 0.17 = 1.69
Karena V < 90° maka H = H 0 + Δ H = 200 +1.69 =201.69 meter

BAB III
SIMPULAN
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan
yangdigunakan dalam survei. Theodolite digunakan untuk mengetahui kedataran
titik as bangunan, ketegaklurusan bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan

membuat sudut-sudut bangunan. Survei dengan menggunakan theodolite
dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur,
dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang
besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan
dapat dipetakan dengan cepat dan efisien

DAFTAR PUSTAKA

Farrington. 1997. Metode Pengukuran. Pengukuran Tanah [internet]. [Diunduh
pada 2016 Jun 15]. Tersedia pada http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm.
Mansur M. 2004. Theodolite. Surabaya (ID): ITS Press.