Organisasi Politik Angkatan muda dan Fun

PAPER 1
ORGANISASI POLITIK
Organisasi Politik Mahsasiswa
Sosialisasi Politik Angkatan Muda Elit Politik dan Non- Elit Politik

1
PENDAHULUAN
A.1. Latar belakang
Angkatan muda juga bisa berperan di dalam dunia politik. Seperti yang di kemukakan
dengan gamblang di dalam sumpah pemuda tahun 1928 bahwasanya angkatan muda adalah
komponen masyarakat yang mengambil bagian di dalam kehidupan politik di Indonesia . Dengan
keyakinan bahwa perjuangan yang dilakukan bersama akan lebih mudah untuk mencapai tujuan
kemerdekaan Indonesia, Maka pada tanggal 17-18 Desember 1927 dibentuk suatu Pemufakatan
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), yang dipelopori oleh Ir. Sukarno dari
Partai Nasional Indonesia. Perhimpunan ini terdiri dari beberapa organisasi pergerakan nasional
seperti Partai Syarikat Islam Indonesia, Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Pasundan, Jong
Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan kelompok Studi Indonesia1.
Setelah kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1965, organisasi- organisasi mahasiswa
berafiliasi di dalam partai- partai seperti GMNI, CGMI, PMII, SEMMI, MMI, selalu aktif di
dalam kegiatan- kegiatan partai politik tersebut. Apalagi sejalan dengan perkembangan dunia
perguruan tinggi, maka status sebagai mahasiswa semkin dipandang di dalam masyarakat.

Dari penjelasan di atas, karakteristik mahasiswa merupakakn faktor penting di dalam
perkembangan politik bagi masing- masing partai politik yang menaungi organisasi- organisasi
mahsiswa tersebut, dan mahasiswa sebagai faktor pendorong di dalam kehidupan politik
angkatan muda. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa
memiliki garis datar (horizon) yang luas di dalam pelapisan masyarakat, memungkinkan mereka
dapat dengan leluasa menyampaikan tujuan politik tertentu kepada masyarakat.
Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, mahasiswa
pastinya telah mengalamai sosialisasi politik yang panjang diantara angkatan muda lainya, yang
tidak menduduki bangku perguruan tinggi, dimana mereka bisa di sebut angkatan muda yang di
kategorikan sebagai masyarakat tradisional di dalam dunia politik yang bisa dikatakan minim
pengetahuan tentang politik. Masuknya pengaruh politik di dalam kehidupan mahasiswa
1 Wahyu barata. 2009. Kabar Indonesia. Momentum hari sumpah pemuda 28 oktober 1928.
kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20091025163148. diakses pada hari sabtu, 03 oktober 2015 pada
pukul 09: 27 wib

khususnya melalui organisasi mahasiswa, tidak secara keseluruhan mengurangi akulurasi sosial
dan budaya di kalangan angkatan muda. Mahasiswa sebagai elit dikalangan muda, memiliki
latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan yang baik di antara keseluruhan angkatan muda.
Faktor- faktor pendorong mahsiswa terjun ke dunia politik tidak terlepas dari unsurunsur penyebab politik angkatan muda. Perbedaan nilai di antara generasi muda dengan generasi
yang lebih tua adalah sebagi pendorong terbentuknya generasi muda sebagai kekuatan politik di

Indonesia.
Pada umumnya, mahasiswa yang aktif di dalam politik adalah mahasiswa yang
berpandangan pesimis mengenai kemungkinan mereka di terima di dalam masyarakat. Hal ini di
alami oleh sebagian mahasiswa yang berasal dari lapisan sedang dan rendah. Mereka berpikir,
aktif di dalam dunia politik akan memungkinkan mereka dikenal banyak masyarakat yang
menyaksikan aksi mereka, dan berharap hasil yang baik dari aksi- aksi yang mereka tampilkan
tersebut. Sehingga, mereka dikenal banyak orang dan mudah diterima di dalam lapisan
masyarakat nantinya, setelah mereka keluar dari ligkungan universitas mereka masing- masing.
Mahasiswa, sebagai angkatan muda yang berpendidikan, tentunya bisa mengamati
keadaan negara ini. Baik itu dari sektor ekonomi, sosial dan politik. Mengingat negara Republik
Indonesia menganut sistem pemerintahan demokratis, mahsiswa dan angkatan muda yang berada
di bawah mereka di dalam al pendidikan, juga berhak bertindak sebagai pengendali negara di
dalam hal pemerintahan. Di dalam hal ini, bukan berarti mahsiswa dan angkatan muda ini
bergerak tanpa melihat dampak dari pemerintahan yang di pimpin oleh pemimpinya, akan tetapi
harus melihat apa yang dirasakan masyarakat banyak dari pemerintahan yang dipegang oleh
penguasa memegang pemerintahan. Apabila penguasa pemerintahan itu di nilai meresahkan
rakyat dan bertindak bertentangan dengan rakyat, maka mahasiswa dan angkatan muda beserta
lapisan masyarakat lainya berhak untuk bertindak demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia secara keseluruhan.
Hal ini dapat di gambarkan pda tragedi Trisakti pada 12 mei 1998. Pada masa itu,

soeharto menjalankan sistem pemerintahan yang Otoriter, yang sangat bertentangan dengan
Mahsiswa sebagai elit angkatan muda yang menilai pemerintahan yang di jalankan Presiden
Soeharto pada masa itu. Soeharto amat sangat mengekang kebebasan berpendapat hingga
melarang adanya bentuk protes apapun yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini membuat panas
Mahasiswa dan angkatan muda lainya. Sehingga dengan massa lebih dari 6000 orang, para
mahasiswa bersatu menurunkan Soeharto dari jabatanya sebagai Presiden Idonesia pada masa
itu. Tepatnya pada 21 Mei 1998, Soeharto berhasil dijatuhkan dari kursi kepemimpinan 2. Catatan
sejarah barusan menunjukan bahwa, mahasiswa dan angkatan muda sangat berpengaruh besar di
dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Mengingat mahasiswa sebagai kaum elit politik dai
kalangan muda, tentunya bisa membawa perubahan yang baik bagi dunia perpolitikan di
2 Kumpulan sejarah. 2014. Sejarah Kelam Tragedi Trisakti 12 Mei 1998. portalsejarah.com/sejarah-kelamtragedi-trisakti-12-mei-1998.html. Diakses pada hari sabtu, 03 Oktober 2015 pada pukul 11:25 wib

Indonesia untuk masa ini, dan berjuang sebagai insan yang membawa perubahan di dalam
kehidupan masyarakat.

B. 1. Rumusan Masalah
1. Apa yang harus dilakukan mahasiswa jika ingin bergabung di dalam organisasi politik
mahsiswa?
2. Apa yang dimaksud dengan Angkatan Muda politik elit- politik dan Angkatan Muda nonelit politik?
3. Apa solusi yang harus di ambil mengenai peran Mahasiswa dan Angkatan Muda di dalam

politik?
C.1. Tujuan dan Manfaat
Tujuan:
1. Memahami proses politik yang melibatkan Mahasiswa dan Angkatan Muda Indonesia
2. Mencari titik terang kedudukan Mahasiswa dan Angkatan Muda di dalam dunia
perpolitikan
Manfaat:
1. Pembaca dapat memahami kedudukan Mahasiswa dan Angkatan Muda di dalam dunia
politik Indonesia.

2
PEMBAHASAN
A.2.1. Mahasiswa dan Politik
Faktanya, mahasiswa adalah elit politik di kalangan generasi muda yang tidak
mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan pengalaman mereka yang
sering mendapatkan Sosialisasi Politik di lingkungan Universitas dan tidak menutup
kemungkinan di luar lingkungan Universitas karena mengingat jangkauan bersosialisasi
mahasiswa lebih luas ketimbang angkatan muda.
Mahasiswa sebagai kaum berpendidikan dituntut harus berpikir kritis di dalam hal
mengamati perkembangan politik di Indonesia, apalagi mahasiswa sosial khususnya jurusan Ilmu

Politik. Hal ini sangat lah penting bagi perkembangan perpolitikan di Indonesia.
Di dalam pergerakanya untuk terjun di dalam dunia perpolitikan, mahasiswa lebih
cenderung masuk ke dalam Organisasi Mahasiswa yang di naungi oleh partai politik tertentu. Di
dalam hal ini tentunya ada kepentingan pribadi dari kelompok Mahasiswa tersebut sehingga
memilih masuk ke dalam sebuah Organisasi Mahasiswa yang berbau politik tersebut.
Akan tetapi, dengan melihat fakta yang ada, mahasiswa sebagai elit politik yang
berpendidikan di kalangan muda, tentunya akan menjunjung tinggi dasar-dasar negara republik
Indonesia dan tidaklah akan mengurangi rasa nasionalisme serta tetap berakulturasi dengan baik.
B. 2. 2. Organisasi Politik Mahasiswa
Mengingat mahasiswa yang aktif di dalam politik adalah mahasiswa yang pesimis akan
masa depanya dalam hal kemungkinan mereka diterima di dalam masyarakat nantinya dalam hal
mencari kedudukan di dalam masyarakat, maka bergelut di dalam organisasi politik adalah
pilihan yang di pilih oleh mahasiswa tersebut. Akan tetapi mereka harus bisa bertindak sesuai
dengan ketentuan yang benar di dalam dunia perpolitikan di Indonesia3.
Sepak terjang mahasiswa di dalam dunia perpolitikan di awali dengan organisasiorganisasi mahasiswa yang berada di bawah naungan parai politik. Organisasi seperti ini aktif di
dalam setiap kegiatan partai politik yang menaungi mereka, misalnya peringatan ulang tahun
partai, kampanye, pawai, rapat umum dan kegiatan- kegiatan lainya. Misalnya Persatuan
Mahasiswa Islam Indonesia misalnya. Mereka mempunyai pertalian dan hubungan (berafiliasi)
dengan NU (Nahdlatul Ulama) organisasi Islam 4. Oleh karena itu, mahasiswa adalah bagian
terpenting di dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Mengingat sistem pemerintahan kita yang

3 Moeflich hasbullah, 2015, Gerakan Politik Mahasiswa Sebagai Moral Force.
academia.edu/3637719/Gerakan_Politik_Mahasiswa_sebagai_Moral_Force. diakses pada hari
jum’at, 02 oktober 2015 pada pukul 23:32 wib
4 Sanit Arbi. 1981. Sistem Politik Indonesia; Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan
Pembangunan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, hlm 85- 88

menganut sistem pemerintahan yang demokratis dengan menjunjung tinggi ideologi- ideologi
yang tercantum di dalam Pancasila, maka seharusnya organisasi mahasiswa yang terjuju di dalam
kepentingan politik haruslah seimbang dengan keadaan yang ada di lapangan (masyarakat).
Artinya organisasi mahasiswa ini haruslah berjalan sesuai dengan apa yang telah tercantum di
dalam Pancasila. Tidak hanya itu, organisasi mahasiswa yang berbau politik harus bisa
memahami sistem politik dengan benar, agar mereka tidak tersesat di dalam dunia perpolitikan.
Seperti yang dikatakan oleh Gabriel Almond yang menyatakan bahwa sistem politik
sebagai sistem interaksi yang ada di dalam masyarakat merdeka yang menjalankan sangsi
integrasi dan adaptasi5. Maka organisasi mahasiswa tersebut haruslah memberikan sosialisasi
mengenai sistem politik yang baik dan benar kepada setiap anggotanya sebelum terjun kedalam
dunia perpolitikan yang sangat memperhatikan hak dan kewajiban masyarakat yang berada di
luar organisasi mereka. Artinya , mereka harus lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat
guna mengetahui kebutuhan yang di perlukan masyarakat banyak di dalam kepentingan yang
berbau politik. Serta anggota maupun pengurus organisasi mahasiswa yang berbau politik

tersebut harus memahami tujuan yang di maksud dengan integrasi politik yang berarti mereka
harus lebih bisa memahami makna dari penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial yang
ada pada lingkungan keseluruhan masyarakat sehingga menjadi suatu identitas nasional serta
berdaptasi dengan hasil dari integrasi tersebut. Maka, sebenarnya pilihan seorang mahasiswa
untuk bergelut di dalam dunia politik melalui organisasi politik mahsiswa sebenar nya sah- sah
saja, asalkan mengerti akan tujuan dan ketentuan yang berlaku di dalam dunia politik secara
keseluruhan.
C. 2. 3. Angkatan Muda dan Politik
a)

Angkatan muda

Adalah generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa. Sangat di
khawatirkan apabila generasi muda ini tidak dapat memahami situasi bangsa. Sebelumnya, sudah
di bahas tentang Mahasiswa dan Organisasi Politik, yang dimana sebenarnya mahasiswa adalah
angkatan muda yang intelek, sehingga bisa di katakana kaum elit di kalangan Angkatan Muda.
Disamping Mahasiswa sebgai kaum elit di kalangan muda khususnya di soal politik, ada juga
Angkatan Muda yang di kategorikan sebagai Angkatan Muda non- elit politik. Pastinya ini
menjadi pertanyaan kita bersama, mengapa ada pembagian di dalam kaum muda ini. Lengkapnya
akan kita bahas melalui penjelasan di bawah ini.


b)

Angkatan muda non-elit politik

5 Yadha malmsteen. 2015 Pengertian Sistem Politik menurut Beberapa Ahli.
https//:academia.edu/11697259/B._Pengertian_Sistem_Politik_menurut_Beberapa_Ahli. Diakses pada hari sabtu,
03 0ktober 2015 pada pukul 13:03 wib

Dari sekian banyak angkatan muda di Indonesia, tidak lah sedikit angkatan muda yang
tidak dapat melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Otomatis pengetahuan mereka
tentang politik tidak sebanding dengan angkatan muda yang mengenyam pendidikan sampai
dengan tingkat bangku kuliah (mahasiswa). Tetapi, kedudukan mereka sebagai rakyat Indonesia
jika di pandang dari hak dan kewajiban adalah sama.
c)

Solusi peningkatan mutu kelompok muda non-elit politik

Mengingat kurangnya pengetahuan mereka tentang politik, mereka bisa dikatakan
sebagai masyarakat tradisional di dalam dunia politik, artinya mereka sangat minim dengan

pengetahuan politik. Untuk itu, kaum muda yang berpendidikan sangat lah berperan penting di
sini. Angkatan muda yang minim pengetahuan politik ini, harus mendapatkan Sosialisai Politik
secara intensif agar mereka dapat mengamati perkembangan politik yang terjadi di negara ini.
Kaum muda yang tidak mengenyam pendidikan ini sangat rentan sekali terhadap rayuan
kelompok politik yang menghallalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Bisa saja kaum muda
ini di manfaatkan untuk kepentingan kelompok mereka. Misalnya di dalam rangka Pemilihan
Umum
( Pemilu). Tidak langka terjadi, politik uang selalu ada di setiap Pemilihan Umum ,
baik itu di daerah maupun di tingkat pemilihan pusat. Kelompok angkatan muda yang minim
pengetahuan inilah yang nantinya akan menjadi sasaran empuk bagi oknum yang menghallalkan
cara ini, dengan membeli suara dari kelompok angkatan muda ini dengan rupiah dan sebagainya.
tentunya mereka tidak sadar, betapa pentingnya suara mereka bagi perubahan negra ini. Terbukti,
sosialisasi politik sangat lah penting bagi angkatan muda yang tergolong di dalam masyarakat
tradisional politik ini, demi menekan praktek yang tidak lazim di dalam dunia perpolitikan di
Indonesia dan demi menambah pengetahuan mereka tentang dunia perpolitikan beserta
sistemnya.
Selain peran mahasiswa sebagai kaum intelek yang lebih peka terhadapap perkembangan
politik diatas angkatan muda yang tidak mengenyam pendidikan, peran pemeritah disini sangat
lah penting. Bisa saja dengan cara meningkatkan peluang bagi mereka untuk mengenyam
pendidikan yang lebih baik. Iya memang di Indonesia saat ini sudah banyak sekali kebijakan

pemerintah yang memperhatikan kelompok angkatan muda non- elit pendidikan ini. Tetapi, yang
menjadi modal utama peningkatan kualitas intelektual kaum non- elit politik di kalangan muda
ini adalah keinginan untuk belajar dari diri masing- masing. Hingga saat ini, masih banyak kaum
muda yang tergiur untuk bekerja di bandingkan melanjutkan pendidikan. Ini juga harus menjadi
pertanyaan yang harus di jawab pemerintah. Bagaimana caranya meningkatkan keinginan belajar
pada kaum muda ini. Bisa saja dengan memberi jaminan lapangan kerja tersedia apabila mereka
telah selesai menempuh pendidikan nantinya.

3

PENUTUP
A. 3. 1. Kesimpulan
Organisasi politik mahasiswa serta peran Angkatan Muda elit- politik maupun non- elit
politik, sangat lah vital keberadaanya bagi kelangsungan politik yang besrsih, adil dan
memandang aspek- aspek yang mendukung perkembangan negara untuk menjadi lebih maju.
Oleh karena itu, perlu di lestarikan keberadaanya. Mengenai Angkatan Muda yang non- elit
politik, perlu kita sadari lebih dalam lagi, bahwa mereka merupakan warga negara Indonesia
yang perlu bimbingan baik itu secara pendidikan dan pendekatan yang mengajak mereka untuk
lebih giat lagi dalam hal meningkatkan pengetahuan mereka. Hal itu dapat dilaksanakan dengan
mengadakan sosialisasi politik atau pun dengan memperbesar peluang mereka untuk

menngenyam pendidikan sampai dengan tingkat perguruan tinggi.
Khusus Angkatan Muda yang dikategorikan sebagai elit- politik, dapat digunakan sebagai
mata tombak dalam hal memberi bimbingan kepada Angkatan Muda yang non- elit politik atas
tata- cara menyaring informasi politik dan meningkatkan intelektual mereka demi memerangi
poliynag tidak sehat.
Jadi, diantara Organisasi Politik Mahasiswa, Angkatan Muda non- elit politik dan Angkatan
Muda elit politik, memiliki hubungan yang harus kita jaga, yaitu lancarnya proses sosialisi antara
dua golongan ini, demi terwujudnya keseimbangan politik di dalam negara yang kita cintai ini.
B. 3.2. Saran
Pemerintah harus berperan aktif dalam rangka memperbesar peluang Angkatan Muda
untuk mendapat pendidikan yang memadai. Upaya ini sebagai antisispasi meningkatnya
Masyarakat Tradisipnal politik yang akan membawa dampak buruk bagi dunia perpolitikan di
Indonesia.
Pemerintah harus lebih jeli melihat apa yang dibutuhkan Angkatan Muda sebagai cara
memenuhi kebutuhan yang mereka perlukan baik itu di bidang pendidikan maupun dalam hal
mengembangkan bakat serta minat mereka di bidang tertentu. Upaya ini juga berperan sebagai
usaha meningkatkan kwalitas sumber daya manusia Angkatan Muda Indonesia. Yang nantinya
akan menjadi generasi penerus bangsa yang berkwalitas, baik itu di bidang politik, ekonomi dan
pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyu barata. 2009. Kabar Indonesia. Momentum hari sumpah pemuda 28 oktober
1928. kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20091025163148. diakses pada hari
sabtu, 03 oktober 2015 pada pukul 09: 27 wib
2. Kumpulan sejarah. 2014. Sejarah Kelam Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.
portalsejarah.com/sejarah-kelam-tragedi-trisakti-12-mei-1998.html. Diakses pada hari
sabtu, 03 Oktober 2015 pada pukul 11:25 wib
3. Moeflich hasbullah, 2015, Gerakan Politik Mahasiswa Sebagai Moral Force.
academia.edu/3637719/Gerakan_Politik_Mahasiswa_sebagai_Moral_Force. diakses
pada hari jum’at, 02 oktober 2015 pada pukul 23:32 wib
4. Sanit Arbi. 1981. Sistem Politik Indonesia; Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan
Pembangunan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, hlm 85- 88
5. Yadha malmsteen. 2015 Pengertian Sistem Politik menurut Beberapa Ahli.
academia.edu/11697259/B._Pengertian_Sistem_Politik_menurut_Beberapa_Ahli.
Diakses pada hari sabtu, 03 0ktober 2015 pada pukul 13:03 wib

PAPER 2
PARTAI POLITIK
‘Menjalankan Fungsi Partai Politik ’
1
PENDAHULUAN
A. 1. 1. Latar Belakang
Partai politik pertama lahir di negara Eropa Barat. Dengan melugasnya pemikiran bahwa
rakyat merupakan faktor yang perlu di perhitungkan serta di perhitungkan serta di ikutsertakan di
dalam proses politik. Maka, berkembang menjadi penghubung di antara rakyat di suatu pihak
dan pemerintah lain.
Partai politik berangkat dari anggapan bahwa dengan membentuk wadh organisasi
mereka bisa menyatukan orang- orang yang mempunyai pemikiran serupa sehingga pikiran dan
orientasi mereka bisa di konsolidasikan. Dengan begitu pengaruh mereka bisa lebih besar dalam
pembuatan dan pelaksanaan putusan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok organisasi
terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai- nilai dan cita- cita yang sama
dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan kedudukan politik dengan cara konstitusional
untuk menjalankan programnya.
Berdasarkan pandangan yang berbeda mengenai pandangan partai politik di dalam negara
yang satu dengan yang lainya berdasarkan sistem pemerintahan yang di terapkan ke dalam
negara itu masing- masing, membuat pandangan tehadap fungsi partai politik itu berbeda pula.
Fungsi partai politik di negara demokrasi dengan sistem politik di negara otoriter memiliki
perbandingan di dalam sistem politik. Di negara yang demokratis, sistem politik lebih mengarah
ke kedaulatan rakyat, bergerak dengan memperhatikan kesejahteraan rakyat yang berada di
negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi.
Berbicara tentan fungsi partai politik di negara demokrasi, sedikitnya terdapat empat
fungsi partai politik di negara demokrasi. Pertama, sebagai Sarana Komunikasi Politik, kedua,
Sebagai Sarana Sosialisasi Politik, ketiga, sebagai sarana Rekrutmen Politik, keempat, sebagai
sarana Pengatur Konflik.
Partai politik sangat berperan penting di dalam kehidupan bernegara, dimana mereka
menghasilkan pemimpin- pemimpin yang hebat dari partai mereka untuk menguasai
pemerintahan, tentunya menguasai dengan cara yang lazim, tidak terdapat kecurangan di
dalamnya. Dalam hal meninjau fungsi partai politik di negara demokrasi, tentunya di harapkan
dampak yang baik dari fungsi partai politik ini. Dampak yang dimaksud adalah mengenai

perilaku masyarakat di dalam kehidupan bermasyarakat yang terpengaruhi faktor fungsi partai
politik.

B. 1. 2. Rumusan Masalah
1. Apakah Fungsi partai politik di negara demokrasi?
2. Bagaimanakah menjalankan fungsi partai politik dengan baik?
C. 1. 3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan:
1. Memberikan pemahaman akan fungsi partai politik di dalam negara demokrasi
2. Menciptakan masyarakat yang mengerti akan dunia perpolitikan di Indonesia
Manfaat:
1. Masyarakat yang membaca akan lebih peka terhadap perkembangan politik yang di
sebabkan oleh fungsi partai politik

2
PEMBAHASAN
A. 2. 1. Fungsi Partai Politik
Seperti yang tergambar di dalam pendahuluan di atas, partai politik membentuk wadah
organisasi dan mereka bisa menyatukan orang- orang yang memiliki pemikiran serupa sehingga
pemikiran dan orientasi mereka dapat di konsolidasikan.
Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok mausia yang terorganisir
secara stabil dengan tujuan atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi
pimpinan partainya dan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat- idiil serta materiil6. Partai politik dengan penjelasan diatas memiliki tujuan untuk
mendapatkan kekuasaan dan mempertahankanya.
Berdasarkan fungsi dan kedudukannya di negara demokrasi, partai politik memiliki empat
fungsi, diantaranya:
a. Sebagai sarana komunikasi politik
Sarana komunikasi politik disini, merupakan penggabungan pendapat dan aspirasi
masyarakat yang selanjutnya di rumuskan ke dalam rumuskan ke dalam bentuk yang
lebih teratur (interest articulation).
b. Sebagai sarana sosialisasi politik
Sosialisasi politik sebagai upaya peningkatan pengetahuan politik di kalangan masyarakat
non elit plitik atau masyarakat tradisional politik sangatlah berperan penting dalam upaya
menekan tingkat ‘ masyarakat yang buta akan sistem politik’ di negara demokrasi.
c. Sebagai sarana rekrutmen politik
Fungsi ini berkaitan dengan seleksi kepemimpinan baik itu kepemimpinan internal dan
nasional. Untuk kepentigan internal partai, dibutuhkan kader- kader yang berkwalitas.
Diharapkan di dalam seleksi ini tidak terjadi praktek yang tidak wajar, misalnya praktek
nepotisme.
d. Sebagai sarana pengatur konflik
Fungsi partai politik di bagian ini berperan untuk mengatr konflik yang terjadi di dalam
masyarakat. Fungsi ini bisa dijadikan mata tombak dalam mengatur konflik yang terjadi
yang di landasi perbedaan suku, ras dan agama. Dalam hal ini, cara pertama yang dapat di
tempuh adalah, misalnya di dalam hal pencalonan pemimpin yang akan mewakili partai
di pilih calon yang berbeda latar belakang. Latar belakang disini bukan berarti di dalam
hal visi, misi, pengalaman dan pengetahuan akademik, akan tetapi latar belakang yang
mengarah dalam perbedaan agama dan suku misalnya, sebagai rangsangan terwujudnya
fungsi partai politik yang ke empat ini7

6 Budiarjo. Miriam. 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 405-410
7 Budiarjo. Miriam. 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 405-410

Dari fungsi partai politik di negara demokrasi diatas tersebut, kita mendapat gambaran
bagai mana cara menjalankan keempat fungsi itu dengan baik.
B. 2. 2. Menjalankan Fungsi Partai Politik Dengan Baik
Dari penjelasan di atas, penulis melihat hubungan timbal balik di antara keempat fungsi
partai politik ini. Dalam menjalakan fungsi partai politik di negara demokrasi dengan baik harus
lah bertumpu pada ke empat fungsi parpol diatas. Akan tetapi, disini akan di bahas bagaimana
caranya menjalankan fungsi tersebut dengan baik.
Dilihat dari fungsi yang pertama, dimana partai politik sebagai sarana komunikasi
politik, para oknum yang menjalankan fungsi pertama ini harus bisa meningkatkan partisipasi
masyarakat dengan cara pendekatan yang benar, baik itu dari segi pendekatan emosional di
lapangan maupun hubunganya dengan fungsi partai politik yang kedua yaitu sebagai sarana
sosialisasi politik.
Kedua, sosialisasi politik juga berperan penting di dalam kehidupan politik di negara
demokrasi. Sosialisasi ini sebenarnya wajib untuk di lakukan oleh partai- partai politik sebagai
sarana memberantas masyarakat yang buta akan pengetahuan politik. Mengapa bisa dikatakan
wajib, karena lewat sosialisasi politik kita bisa menyelamatkan kaum yang awam pengetahuan
politiknya, dimana kaum ini selalu menjadi sasaran empuk bagi oknum yang melakukan segala
cara didalam usaha memperoleh kekuasaan yang berbau politik.
Ketiga, fungsi parpol sebagai rekrutmen politik ini haruslah di laskanakan dengan ketat
dan tanpa ada unsur Nepotisme demi terwujudnya squad politik yang berkwalitas. Di dalam hal
ini, yang menjadi pertimbngan selain pengalaman dan kemampuaan akdemik, yang harus di
jadikan bahan pertimbangan selanjutnya adalah pngaruh positif dari para calon dalam hal
mengambil perhatian publik.
Keempat, sebagai sarana pengatur konflik, dimana partai politik disini berperan sebagai
superhero yang bertugas menyelesaikan konflik tersebut. Konflik di sini biasanya terjadi di
kalangan masyarakat yang berbeda latar belakang, misalnya agama, suku dan ras. Hal ini sangat
berbahaya apabila tidak diselesaikan dengan cepat. Mengingat negara kita adalah negara yang
memiliki masyarakat yang berbeda latar belakang dari sabang sampai merauke tentunya kita
harus bisa mejaga kestabilan negara ini dengan baik demi terwujudnya perdamaian dan
demokrasi yang sebenarnya.

3
PENUTUP
A. 3. 1. Kesimpulan
Fungsi partai politik menjadi faktor penting bagi kestabilan masyarakat di suatu negara
dimana fungsi partai politik ini mengarah ke perilaku masyarakat yang berbeda latar belakang
yang sering berkonflik. Sosialisasi tentang fungsi partai politik harus sering dilaksanakan di
dalam kehidupan bermasyaraka sebagai upaya masyarakat dapat memahami tujuan dari fungsi
partai politik tersebut yang sebenarnya mengarah pada kesejahteraan rakyat yang diwakili.
B. 3. 2. Saran
Penulis melihat bahwa fungsi partai politik di negara demokrasi sangat berperan didalam
keseimbangan politik dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Fungsi partai politik harus
dilestarikan dan di tingkatkan kwalitasnya di lapangan demi terwujudnya suatu hubungan yang
stabil antara fungsi partai politik dan keadaan wilayah yang di naungi oleh hasil dari proses yang
terjadi di dalam fungsi partai politik tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
6. Budiarjo. Miriam. 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 405-410
7. Budiarjo. Miriam. 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 405-410

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24