Paradigma pembangunan ekonomi indonesia bab

1. 1. PARADIGMA PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN INDONESIA Paradigma
pembangunan perekonomian adalah kerangka keyakinan yang digunakan sebagai
pedoman untuk melihat suatu persoalan dan bagaimana melaksanakan pembangunan
perekonomian. Di awali pada 1997, terjadi peristiwa reformasi yang menyebabkan
perekonomian luluh lantak hingga mencapai titik terendah dalam sejarah perekonomian
bangsa. Luluh lantaknya perekonomian pada masa ini, hampir menyebabkan terpecah
Indonesia menjadi negara Balkan. Sejalan dengan reformasi Indonesia, perekonomian
Indonesia pun bereformasi dari sistem perekonomian otoriter menjadi demokrasi, dari
perekonomian sentralisasi menjadi desentralisasi. Sampai 2004, walaupun belum
menunjukkan kepulihan total, perekonomian Indonesia mulai merangkak perlahan
menuju kondisi yang lebih baik. Hampir seluruh pendapatan negara pada waktu itu
digunakan untuk membayar hutang. Tingkat kemiskinan dan penganguran meningkat
tajam. Visi 2025 sebagai paradigma baru perekonomian Indonesia, akan lebih
berkonsentrasi pada perekonomian yang berbasis nasional dan sumber daya alam.
Masalah Pokok dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia : A. Pengangguran 1.
Pengertian Pengangguran Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena

dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
2. 2. pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran
terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja
sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. 2. Jenis & Macam Pengangguran Ø
Berdasarkan Jam Kerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3
macam: · Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. · Setengah Menganggur
(Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. ·

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguhsungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. Ø
Berdasarkan Penyebab Terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran
dikelompokkan menjadi 7 macam:
3. 3. · Pengangguran Friksional (frictional unemployment), Pengangguran friksional adalah
pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. · Pengangguran Konjungtural (cycle

unemployment), Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. ·
Pengangguran Struktural (structural unemployment), Pengangguran struktural adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti: o Akibat permintaan berkurang o Akibat kemajuan dan
pengguanaan teknologi o Akibat kebijakan pemerintah · Pengangguran Musiman
(seasonal Unemployment), Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur

karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang
harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian
yang menanti musim durian. · Pengangguran Siklikal, Pengangguran siklikal adalah
pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. · Pengangguran
Teknologi, Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan
atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. · Pengangguran Siklus,
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerate demand).
4. 4. 3. Kebijakan Pemerintah Mengatasi Pengangguran 1. Mengatasi masalah
kependudukan dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk, 2. Mendukung
terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan membuka peluang dan
kesempatan kerja lebih banyak, 3. Memperbanyak pusat pelatihan kerja dan memberi
kemudahan pengelolahan sekolah kejuruan, 4. Membuka kesempatan dan lapangan
kerja di daerah yang kurang berkembang kegiatan ekonominya, 5. Menggalakkan ekspor
jasa berupa tenaga kerja ke luar negeri. B. Inflasi Inflasi 1. Pengertian Inflasi Dalam ilmu
ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat

adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terusmenerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
5. 5. Inflasi terjadi apabila : · Diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum. ·
Dapat diketahui dan dihitung jika telah berjalan dalam kurun waktu tertentu dan dalam
wilayah tertentu. Inflasi dapat dibagi dalam : · Inflasi ringan jika nilainya berkisar 0% s/d
10% · Inflasi sedang jika nilainya berkisar 10% s/d 30% · Inflasi berat jika nilainya
berkisar 30% s/d 100% · Hyperinflasi jika nilainya > 100% Jika dilihat dari sebab-sebab
kemuculannya dibagi dalam : 1. Inflasi karena naiknya permintaan, Inflasi karena naiknya
permintaan adalah inflasi yang terjadi karena adanya gejala naiknnya permintaan secara
umum. 2. Inflasi yang terjadi karena naiknnya biaya produksi, Inflasi ini terjadi jika
kecenderungan naiknya harga lebih diakibatkan karena naiknya biaya produksi. 3. Inflasi
yang berasal dari dalam negeri, Inflasi yang berasal dari dalam negeri adalah inflasi yang
terjadi dikarenakan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam negeri. 4. Inflasi yang berasal
dari luar negeri, Proses terjadinya diawali dengan masuknya komoditi impor yang telah
terkena inflasi (harga naik) dinegara asalnya. Inflasi memang akan membawa dampak

yang kurang baik bagi beberapa aspek kegiatan ekonomi masyarakat, diantaranya : 1.
inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki penghasilan

tetap. 2. inflasi menyebabkan turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berbentuk
kas.
6. 6. 3. inflasi akan menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun. 4. inflasi akan
menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terhambat. Beberapa sisi
positif dari adanya inflasi : · Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktivitas
ekonomi dalam suatu negara. · Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk terus
berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya. 2. Kebijakan Pemerintah
Mengatasi Inflasi · Kebijakan Moneter, yaitu kebijakan yang berasal dari bank sentral
dalam mengatur jumlah uang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang
dimiliki. Tiga kebijakan moneter yang bisa ditempuh bank sentral: 1. Kebijakan Diskonto
(discount policy), yaitu kebijakan untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan
menaikkan atau menurunkan tingkat bunga. 2. Operasi Pasar Terbuka (open market
operation), yaitu membeli dan menjual surat-surat berharga. 3. Kebijakan Persediaan
Kas (cash ratio policy), yaitu menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas
dari bank. · Kebijakan Fiskal, yaitu melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. Dua jenis kebijakan fiscal yaitu: 1. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah,
yaitu pemerintah harus menjaga penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan

perencanaan agar tidak terjadi pertambahan uang beredar.
7. 7. 2. Peningkatan Tarif Pajak, yaitu dengan dinaikkannya tarif pajak maka penghasilan
rumah tangga akan diberikan kepada pemerintah sehingga daya beli masyarakat atas
barang dan jasa akan berkurang. · Kebijakan lainnya yaitu: 1. Peningkatan Produksi,
yaitu bila produksi meningkat walaupun jumlah uang bertambah, inflasi tidak terjadi. 2.
Kebijakan Upah, yaitu menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable
income) masyarakat. Penurunan disposable income dilakukan dengan menaikkan pajak
penghasilan. 3. Pengawasan Harga, yaitu dengan menetapkan harga maksimal oleh
pemerintah untuk menghindari kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha.