Laporan Praktikum Farmasi Fisika id

Laporan Praktikum Farmasi Fisika
Percobaan I

Kelarutan

Ditulis Oleh:

Jajang Nurjaman

31113076

Lina Rosmiati

31113078

Najiah Rahmatun Nisa

31113086

Novianti Nurmalasari


31113090

Wawan Indrawan

31113106

Kelompok 10 – Farmasi 2B

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Prodi S-1 Farmasi
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Tanggal Praktikum
Senin, 16 Februari 2015
B. Tujuan Praktikum
Menjelaskan pengaruh temperature pada kelarutan zat
C. Prinsip Percobaan
Penentuan kelarutan dari zat padat yaitu Asam Benzoat (C7H6O2) dan

Asam Borat (H3BO3) pada suhu ruangan atau suhu kamar, suhu 45 oC dan 60oC
dengan cara melarutkan, menyaring, mengeringkan, dan menimbang residu
zat yang tidak larut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Secara Kualitatif kelarutan di definisikan sebagai interaksi spontan dari
dua atau lebih zat untuk membuk dipersi molekuler homogen. Secara
kuantitatif kelarutan dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut di dalam

larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Faktor yang dapat
mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain:
1. Pengaruh pH
Kelarutan asam-asam organik lemah dalam air akan bertambah dengan
naiknya pH karena terbentuknya garam yang mudah larut dalam air.
Sedangkan basa-basa organik lemah pada umumnya sukar larut dalam air.
Bila pH larutan diturunkan dengan penambahan asam kuat maka akan
terbentuk garam yang mudah larut dalam air.
2. Pengaturan temperature

3. Pengaruh Jenis Pelarut
Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas. Pelarut-pelarut polar
akan melarutkan zat-zat polar dan ionic, begitu pula sebaliknya.
4. Pengaruh Bentuk dan Ukuran Partikel
Partikel yang berbentuk tidak stabil , tidak simetris lebih mudah larut
dibandingkan dengan partikel yang berbentuk simetris.
5. PengaruhKonstantadielektrik
Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi yang dapat
melarutkan zat-zat polar sedangkan zat-zat nonpolar sukar larut
didalamnya. Begitu pula sebaliknya.
6. Pengaruh Penambahan Zat lain.

B. Uraian Bahan
1. Asam benzoat
Nama resmi

: Acidum benzoicum

Nama lain


: Asam benzoat

Rumus molekul

: C7H6O2 / 122

Pemerian

: Hablur halus dan ringan, tidak berwarna,
tidak berbau.

Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang 350 bagian air,
dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%)
P, dalam 8 bagian kloroform P dan
dalam 3 bagian eter.

Penyimpanan


: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat

: Antiseptikum ekstern, antijamur

Kegunaan

: Sebagai sampel

2. Asam borat
Nama resmi

: Acidum boricum

Nama lain

: Asam borat

RM / BM


: H3BO3 / 61,83

Pemerian

: Hablur, serbuk hablur putih atau sisik
mengkilap, tidak berwarna, kasar, tidak
berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian
manis.

Kelarutan

: Larutdalam 20 bagianair ,dalam 3bagian air
mendidih , dalam 16 bagianetanol (95 %) P
dan dalam 5 bagian gliserol P.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik


Khasiat

: Antiseptikum ekstern

Kegunaan

: Sebagaisampel

3. Aquades
Nama resmi

: Aqua destilata

Nama lain

: Air suling

RM / BM

: H2O / 18,02


Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Sebagai pelarut.

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur 100 ml
dan 50 ml, batang pengaduk, 1 buah gelas kimia 250 , 2 buah labu erlenmeyer
250 ml, oven, cawan porselin, corong kaca, spatula, thermometer, timbangan

analitik, penjepit kayu, spirtus, kaki tiga dan kawat kasa.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Asam benzoate,
Asam borat, Aquades, kertas saring dan kertas perkamen.
B. Prosedur Kerja
 Asam Benzoat
 Percobaan pada suhu Kamar
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Asam benzoat ditimbang sebanyak 0,5 gram sebanyak 3 kali.
3. Asam benzoat yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam gelas kimia
250 ml lalu ditambahkan aquades sebanyak 150 ml.
4. Kemudian diaduk selama 30 detik, pada suhu kamar.

5. Kemudian ketiga larutan Asam benzoat disaring dengan menggunankan
kertas saring.
6. Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan porselin yang telah
diberi etiket,lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 30
menit.
7. Setelah kering asam benzoat tersebut ditimbang.
8. Dihitung kelarutan asam benzoat.
 Percobaan pada suhu 45o C

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Asam benzoat ditimbang sebanyak 0,5 gram sebanyak 3 kali.
3. Kemudian panaskan 3 wadah berisi 150 ml aquades diatas penangas
sampai mencapai suhu 45o C, setelah itu diturunkan, kemudian masukan
Asam benzoate 0,5 gram kedalamnya diaduk selama 5 menit.
4. Kemudian ketiganya disaring dengan menggunankan kertas saring
berbeda.
5. Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan porselin yang telah
diberi etiket,lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 30
menit.
6. Setelah kering asam benzoat tersebut ditimbang.
7. Dihitung kelarutan asam benzoat.
 Percobaan pada suhu 60o C
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Asam benzoat ditimbang sebanyak 0,5 gram sebanyak 3 kali.
3. Kemudian panaskan 3 wadah berisi 150 ml aquades diatas penangas
sampai mencapai suhu 60o C, setelah itu diturunkan, kemudian masukan
Asam benzoate 0,5 gram kedalamnya diaduk selama 5 menit.
4. Kemudian ketiganya disaring dengan menggunankan kertas saring
berbeda.

5. Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan porselin yang telah
diberi etiket,lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 30
menit.
6. Setelah kering asam benzoat tersebut ditimbang.
7. Dihitung kelarutan asam benzoat.
 Asam Borat
 Percobaan pada suhu Kamar
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Asam borat ditimbang sebanyak 2 gram sebanyak 3 kali.

3. Asam borat yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam gelas kimia 100
ml lalu ditambahkan aquades sebanyak 50 ml.
4. Kemudian diaduk selama 30 detik, pada suhu kamar.
5. Kemudian ketiga larutan Asam borat disaring dengan menggunankan
kertas saring.
6. Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan porselin yang telah
diberi etiket,lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 30
menit.
7. Setelah kering asam borat tersebut ditimbang.
8. Dihitung kelarutan asam borat.
 Percobaan pada suhu45o C
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Asam borat ditimbang sebanyak 2 gram sebanyak 3 kali.
3. Kemudian panaskan3 wadah berisi50 ml aquades diatas penangas sampai
mencapai suhu 45o C, setelah itu diturunkan, kemudian masukan Asam
borat 2 gram kedalamnya diaduk selama 5 menit.
4. Kemudian ketiganya disaring dengan menggunankan kertas saring
berbeda.
5. Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan porselin yang telah
diberi etiket, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 30
menit.
6. Setelah kering asam borat tersebut ditimbang.
7. Dihitung kelarutan asam borat.
 Percobaan pada suhu 60o C
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Asam borat ditimbang sebanyak 2 gram sebanyak 3 kali.
3. Kemudian panaskan 3 wadah berisi 150 ml aquades diatas penangas
sampai mencapai suhu 60o C, setelah itu diturunkan, kemudian masukan
Asam borat 2 gram kedalamnya diaduk selama 5 menit.
4. Kemudian ketiganya disaring dengan menggunankan kertas saring
berbeda.
5. Setelah disaring, dilipat dan diletakkan diatas cawan porselin yang telah
diberi etiket,lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 30
menit.
6. Setelah kering asam benzoat tersebut ditimbang.
7. Dihitung kelarutan asam borat.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Data HasilPengamatan
No
1

2

Sampel
AsamBenzoa
t
(150 ml)
Asam Borat
(50ml)

Suhu (oC)

B. Sampel (g)

B. Residu (g)

suhuruangan

0.5 g

0.22; 0.18; 0.17

45 oC
60 oC
suhuruangan
45 oC
60 oC

0.5 g
0.5 g
2.0 g
2.0 g
2.0 g

0.08; 0.06; 0.06
0.02; 0.03; 0.01
0.07; 0.06; 0.05
-

Perhitungan
X = Berat Sampel – Berat Residu
AsamBenzoat
a. PadaSuhuKamar
- Gelas a
: 0.5 g – 0.22 g = 0.28 g = 280 mg
- Gelas b : 0.5 g – 0.18 g = 0.32 g = 320 mg
- Gelas c
: 0.5 g – 0.17 g = 0.33 g = 330 mg
0
b. PadaSuhu 45 C
- Gelas a
: 0.5 g – 0.08 g = 0.42 g = 420 mg
- Gelas b : 0.5 g – 0.06 g = 0.44 g = 440 mg
- Gelas c
: 0.5 g – 0.06 g = 0.44 g = 440 mg
0
c. PadaSuhu 60 C
- Gelas a
: 0.5 g – 0.02 g = 0.48 g = 480 mg
- Gelas b : 0.5 g – 0.03 g = 0.47 g = 470 mg
- Gelas c
: 0.5 g – 0.01 g = 0.49 g = 490 mg
Kelarutan Asam Benzoat
X=

Jumla h Zat yang Terlarut ( mg)
jumla h pelarut (ml)

a. Pada Suhu Kamar

280 mg
150 ml
320 mg
150 ml
330 mg
150 ml

Gelas a

:X=

Gelas b

:X=

Gelas c

:X=

X rata-rata =

1.86+ 2.13+2.2
3

b. Pada suhu 45oC

= 1.86 mg/ml
= 2.13 mg/ml
= 2.2 mg/ml
= 2.06mg/ml

Gelas a

:X=

420 mg
150 ml

= 2,8 mg/ml

Gelas b

:X=

440 mg
150 ml

= 2.93 mg/ml

Gelas c

:X=

440 mg
150 ml

= 2.93mg/ml

X rata-rata =

2,8+ 2.93+2.93
3

= 2.8mg/ml

c. Pada suhu 60oC
Gelas a

:X=

480 mg
150 ml

= 3,2 mg/ml

Gelas b

:X=

470 mg
150 ml

= 3,13 mg/ml

Gelas c

:X=

490 mg
150 ml

= 3,26mg/ml

X rata-rata =

3,2+3,13+3,26
3

= 3,19mg/ml

Asam Borat
a. PadaSuhuKamar
- Gelas a
: 2 g – 0,07 g = 1,93g = 1930 mg
- Gelas b : 2 g – 0,06 g = 1,94g = 1940 mg
- Gelas c
: 2 g – 0.05 g = 1,95g = 1950 mg
b. PadaSuhu 45 0C
- Gelas a
: 2g – 0g = 2g = 2000 mg
- Gelas b : 2g – 0g = 2g = 2000 mg
- Gelas c
: 2 g – 0 g = 2g = 2000 mg
0
c. PadaSuhu 60 C
- Gelas a
: 2 g – 0 g = 2 g = 2000mg
- Gelas b : 2 g – 0 g = 2 g = 2000 mg
- Gelas c
: 2 g – 0 g = 2 g = 2000mg

Kelarutan Asam Borat
a. Pada Suhu Kamar
1930 mg
Gelas a
:X=
50 ml

= 38,6 mg/ml

1940 mg
50 ml
1950 mg
50 ml

Gelas b

:X=

Gelas c

:X=

X rata-rata =

38,6+ 38,8+39
3

= 38,8 mg/ml
= 39 mg/ml
= 38,8mg/ml

b. Pada suhu 45oC
Gelas a

:X=

2000 mg
50 ml

= 40 mg/ml

Gelas b

:X=

2000 mg
50 ml

= 40 mg/ml

Gelas c

:X=

2000 mg
50 ml

= 40 mg/ml

X rata-rata =

40+40+ 40
3

= 40 mg/ml

c. Pada suhu 60oC
Gelas a

:X=

2000 mg
50 ml

= 40 mg/ml

Gelas b

:X=

2000 mg
50 ml

= 40 mg/ml

Gelas c

:X=

2000 mg
50 ml

= 40 mg/ml

X rata-rata =

40+40+ 40
3

= 40 mg/ml

BAB V
PEMBAHASAN
Kelarutan dalam besaran kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi zat
terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, sedangkan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk

dispersi molekuler homogen. Menurut U.S. Pharmacopeia dan National
Formulary definisi kelarutan obat adalah jumlah ml pelarut di mana akan larut 1
gram zat terlarut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH, temperatur, jenis
pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielekrik pelarut, dan surfaktan,
serta efek penambahan zat-zat lain. Semakin tinggi temperature maka akan
mempercepat kelarutan zat, semakin kecil ukuran partikel zat maka akan
mempercepat kelarutan zat, dan dengan adanya garam akan mengurangi kelarutan
zat.
Pada percobaan ini akan ditentukan kelarutan asam benzoat dan asam
borat dalam pelarut aquades pada suhu kamar, suhu kamar pada saat itu adalah
sebesar 25oC, 45C, 60C. Di mana asam borat ditimbang 2 g sebanyak 3 kali
yang dilarutkan dalam 50 ml aquades dan asam benzoat ditimbang 0,5 g sebanyak
3 kali pula kemudian dilarutkan dalam 150 ml aquades. Pada suhu kamar asam
borat dan asam benzoat langsung dilarutkan, pada suhu 45C masing-masing
sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan aquades
sesuai dengan suhu masing-masing,

begitu pula pada suhu 60 o. Setelah itu

kemudian diaduk selama 5 menit. Kemudian sampel disaring dengan corong dan
kertas saring, lalu dikeringkan dalam oven selama 30 menit pada suhu 105C,
kemudian didinginkan selama 3 menit lalu ditimbang residu zat tidak terlarut.
Dalam percobaan ini alasan zat dilarutkan yaitu untuk melihat tingkat
kelarutan asam borat dan asam benzoat dalam pelarut aquades sehingga dapat
diketahui kelarutannya. Kelarutan sampel dapat ditingkatkan dengan mengadukaduk larutan tersebut. Setelah itu, pada proses penyaringan bertujuan untuk
menyaring zat yang tidak terlarut dalam pelarut yang digunakan. Sedangkan
pengeringan dilakukan agar zat yang diperoleh lebih murni, bukan berat dari
pelarut yang melekat pada kertas saringnya.
Berdasarkan kelarutannya, asam borat merupakan senyawa yang larut
dalam 20 bagian air sedangkan asam benzoat larut dalam 350 bagian air. Sehingga
dapat diketahui bahwa asam borat lebih mudah larut dalam air dibandingkan
dengan asam benzoat. Hal inilah yang mendasari bahwa pada percobaan ini

meskipun asam borat yang digunakan adalah 2 gram dengan pelarut 50 ml mudah
larut, jika dibandingkan dengan asam benzoat 0,5 gram dengan pelarut yang lebih
banyak dari asam benzoat yaitu 150 ml.
Pada percobaan yang ini di dapatkan hasil kelarutan untuk Asam Benzoat
rata-ratanya sebesar 2.06 mg/ml untuk suhu kamar, 2,77 mg/ml untuk suhu 45 oC,
dan 3,19 mg/ml untuk suhu 60oC. Sedangkan untuk kelarutan Asam Borat
didapatkan hasil sebesar 3,89 mg/ml untuk sushu kamar, dan 4 mg/ml untuk suhu
45oC, dan 4 mg/ml untuk suhu 60oC.
Hasil tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suhu yang tidak
sesuai pada saat memasukan zat pada air suling, sehingga untuk kelarutan asam
borat pada suhu 45 dan 60 tidak ada residu yang tertinggal.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu
pelarutnya maka semakin tinggi pula kelarutan asam borat dan asam benzoate
dalam pelarut air. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi temperature
maka kelarutan suatu zat semakin besar.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
kelarutan dari sampel :
1. Asam benzoat

- pada suhu kamar 25oC : dengan rata-rata 2,06 mg/ml
- pada suhu 45oC
: dengan rata-rata 2,77 mg/ml
- pada suhu 60oC
: dengan rata-rata 3,19 mg/ml
2. Asam borat
- pada suhu kamar 25oC

: dengan rata-rata 3,89 mg/ml

- pada suhu 45oC

: dengan rata-rata 4 mg/ml

-pada suhu 60oC

: dengan rata-rata 4 mg/ml

Kelarutan asam borat lebih besar dibandingkan dengan kelarutan asam benzoat
hal ini sesuai dengan literatur. Semakin tinggi suhu maka kelarutan akan semakin
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Farmasi Fisika, Makassar : UMI.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta : Depkes.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta :Depkes.

Martin, Alfred, 1990, Farmasi Fisika Edisi I, Jakarta : Universitas Indonesia
Press.