Analisis Tindak Tutur Direktif Meminta dan Memerintah dalam Anime Ore Monogatari Episode 1 Karya Kazune Kawahara dan Aruko

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pragmatik ialah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa
mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi
kalimat-kalimat itu (Nababan, 1987:2). Pragmatik memiliki kajian atau
bidang telaah tertentu yaitu dieksis, praanggapan (presupposition), tindak
tutur

(speech

acts),

dan

implikatur

percakapan

(conversational


implicature) (Kaswanti Puwo, 1990:17).
Salah satu kajian pragmatik adalah tindak tutur. Istilah dan teori
mengenai tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J.L Austin, seorang
guru besar di Universitas Harvard, pada tahun 1956. Teori yang berasal
dari materi kuliah itu kemudian dibukukan oleh J.O Urmson dengan judul
How to do Thing with Word? pada tahun 1965. Tetapi teori tersebut baru
menjadi terkenal dalam studi linguistik setelah Searle menerbitkan buku
berjudul Speech Act and Essay in The Philosophy of Language pada tahun
1969. Ia berpendapat bahwa komunikasi bukan sekadar lambang, kata atau
kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil dari
lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur (teh
performance of speech acts).

1
Universitas Sumatera Utara

Dalam bahasa Jepang tindak tutur disebut dengan gengokoudou (言
語行動). Tindak tutur merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.
Salah satu jenis tindak tutur adalah tindak tutur ilokusi.
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk

mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk
melakukan sesuatu, Rohmadi (2004:31).
Contoh tindak tutur ilokusi dalam bahasa Indonesia :
(1). Udara panas. (contoh ini adalah contoh yang dibuat penulis)
(2). Suseno sedang sakit. (contoh ini adalah contoh yang dibuat penulis)
Tuturan pada kalimat (1) mengandung maksud bahwa si penutur ingin
agar pintu atau jendela segera dibuka, atau ingin agar mitra tutur
melakukan suatu tindakan untuknya, seperti menghidupkan kipas angin,
dan sebagainya. Pada kalimat (2) dituturkan kepada mitra tutur yang
sedang menyalakan televisi dengan volume yang sangat tinggi, berarti
tuturan ini tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi, tetapi
juga ingin agar mitra tutur mengecilkan volume atau bahkan mematikan
televisi.
Dalam bahasa Jepang tindak tutur ilokusi disebut hatsuwanaikoui
(発話内行

).

Contoh tindak tutur dalam bahasa Jepang yaitu:
Situasi : Pada saat perpisahan SMP, adik-adik kelas Takeo mengucapkan

perpisahan dan memberikan cendra mata kepada Takeo.

2
Universitas Sumatera Utara

た け お

達: 猛男
(Takeo)
高校







(sayang sekali kita tak akan bersama di SMA nanti!)
た け お


猛男:
(Benar)
達:





高校行

(Padahal aku maunya satu SMA dengan mu!)
た け お

猛男 :
(Benar)


達 : 電話








(Sering-sering kontak ya. Kami pasti mampir)
た け お

猛男 :
(Baik!)
Pada kalimat yang digarisbawahi dituturkan oleh adik kelas kepada kakak
kelas yang bernama Takeo pada saat perpisahan sekolah. Tuturan tersebut
tidak hanya berupa informasi tetapi juga menyuruh kakak kelas agar
menerima kenang-kenangan yang diberikan oleh adik kelas.
Beberapa penjelasan yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi sulit untuk diidentifikasi karena

3
Universitas Sumatera Utara


terlebih dahulu harus mengetahui siapa penutur dan lawan tutur,
bagaimana, kapan, dimana, dan, dalam situasi apa tuturan tersebut
dituturkan.. Hal ini menjadi salah satu penyebab pembelajar bahasa Jepang
mengalami kesulitan dalam memahami maksud orang Jepang saat
berkomunikasi langsung.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan kajian pragmatik mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat
dalam anime dengan judul Analisis Tindak Tutur Direktif Meminta dan
Memerintah dalam Anime Ore Monogatari Episode 1 Karya Kazune
Kawahara dan Aruko

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk tindak tutur meminta yang terdapat
dalam anime Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan
Aruko?
2. Bagaimanakah bentuk tindak tutur memerintah yang terdapat
dalam anime Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan
Aruko?


4
Universitas Sumatera Utara

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini hanya meneliti bentuk-bentuk tindak tutur direktif
meminta dan tindak tutur direktif memerintah yang ada di dalam anime
Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan Aruko pada episode 1.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang tindak tutur ilokusi sudah dilakukan oleh
Rahmad Aguslan dalam skripsi Analisis Tindak Tutur Direktif Memohon
dalam Percakapan pada Buku Minna No Nihongo Shokyu II. Memaparkan
bahwa tindak tutur direktif memohon terdapat tiga puluh lima bentuk,
yaitu ada dua belas tindak tutur bentuk ~
bentuk ~

, satu tindak tutur bentuk ~


, satu tindak tutur bentuk ~
,
bentuk

dan

, lima tindak tutur

satu

tindak

bentuk

tutur

, dua bentuk




,

yang menggunakan

tindak tutur memohon bentuk ~



dan

tiga

belas

supportive move. Contoh



写真


(Tolong buatkan seperti yang di foto ini.)
Pada kesempatan ini penulis akan fokus meneliti tentang bentuk
tindak tutur direktif meminta dan bentuk tindak tutur direktif memerintah

5
Universitas Sumatera Utara

yang ada di dalam anime Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan
Aruko pada episode 1.
1.4.2. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan alat untuk membedah penelitian.
Kerangka yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur
direktif dan bentuk-bentuk dari bentuk meminta (memohon) dan
memerintah berikut penjelasannya.
1.4.2.1 Tindak Tutur Direktif
Tindak tutur direktif merupakan salah satu kategori tindak ilokusi menurut
JR. Searle. Gunawan (Rohmadi, 2004: 32) mendefinisikan tindak tutur
direktif sebagai tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan
maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam
ujaran itu. Menurut Tarigan (1986: 47) tindak tutur direktif dimaksudkan

untuk menimbulkan efek melalui tindakan penyimakan. Ibrahim (1993: 27)
mendefinisikan

tindak

tutur

direktif

adalah

tindak

tutur

yang

mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan
oleh mitra tutur. Ibrahim membagi tindak tutur direktif menjadi enam jenis,
yang terdiri dari: requstives, questions, requirements, prohibitive,
permissives, dan advisories.
1. Permintaan (Requstives)
Tindak requstives menunjukkan dalam mengucapkan sesuatu
tuturan, penutur memohon kepada mitra tutur untuk melakukan suatu
perbuatan. Penutur mengekspresikan keinginan dan maksud agar mitra
tutur melakukan tindakan atas keinginan penutur. Dengan kata lain tindak

6
Universitas Sumatera Utara

tutur ini mengekspresikan keinginan penutur, sehingga mitra tutur
melakukan sesuatu. Apabila penutur tidak mengharapkan kepatuhan,
tindakan ini mengekspresikan keinginan atau harapan agar mitra tutur
menyikapi keinginan yang tersampaikan ini sebagai alasan untuk bertindak.
Fungsi tindakan requstives antra lain meliputi: meminta, memohon,
mendoa, dan mengajak.
2. Perintah (Requirements)
Tindakan requirements mengindikasikan bahwa ketika mengucapkan
suatu tuturan, penutur menghendaki mitra tutur untuk melakukan
perbuatan. Penutur mengekspresikan keinginan bahwa ujarannya dalam
hubungan dengan poisisi di atas mitra tutur, merupakan alasan yang cukup
bagi mitra tutur melakukan tindakan (paling tidak sebagian dari) keinginan
penutur. Apa yang diekspresikan oleh penutur adalah kepercayaan bahwa
ujarannya mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur untuk
melakukan tindakan. Penutur memberi anggapan bahwa dia memiliki
kewengan dyan glebih tinggi daripada mitra tutur, misalnya, fisik,
psikologis atau institusional yang memberikan bobot pada ujaran. Fungsi
tindakan yang termasuk dalam requirements adalah menghendaki,
mengomando, menuntut, mendikte, mengarahkan, menginstruksikan,
mengatur dan mensyaratkan.
1.4.2.2 Bentuk Meminta
Dalam bahasa Jepang, kalimat permintaan disebut dengan 依頼文
(iraibun). Menurut Yoshio Ogawa (2003:56), yang dimaksud dengan Irai
依頼

adalah:

7
Universitas Sumatera Utara


相手



動作



依頼





依頼

命令



結果的

利益

依頼
依頼

普通



Hito ni nanika wo suru koto wo tanomu koto wo “irai” to iu. “Irai”
wa aite ga dousa wo okonau ten wa “meirei” to onaji daga, “irai” dewa
futsuu, hanashite (irai suru hito) ga kekkateki ni rieki wo eru.

Meminta seseorang untuk melakukan sesuatu disebut dengan Irai
(permintaan). Irai sama dengan meirei (perintah), yaitu menitikberatkan
pada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan atau aksi, tetapi pada irai,
biasanya penutur mendapatkan keuntungan dari hasil yang diminta.
Menurut Kaneko Shiro dalam Nihongo Journal (2004 Juni), ragam
memohon dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu onegaio suru,
pada bagian ini terdapat tingkatan memohon dari yang terendah hikui
sampai yang tertinggi„takai’; kyoka o onegai suru; dan sono hoka no
onegai no hyogen. Berikut ini, keterangan teori Shiro tersebut.
a.



onegai suru (Membuat Permohonan)

Ungkapan memohon pertama onegai suru dalam penggunaannya
mengandung sifat mulai dari yang rendah „hikui’ sampai kepada
permohonan yang bersifat tinggi „takai’, permohonan itu dikelompokkan
dalam beberapa bagian sebagai berikut.

8
Universitas Sumatera Utara

1. ~


(1)

„ke sini sebentar‟

(Nihongo Journal:35)
2. ~

(2)

? „tolong ke sini?



(Nihongo Journal:35)
3. ~
Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.
4. ~
Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ~te moraenai
5. ~
? „pinjam kamusnya?

(3) 辞 書
(Nihongo Journal:35)
6. ~
(4) 明 日

朝9 時

„besok tolong kumpul pukul 9



pagi.‟
(Nihongo Journal:35)

9
Universitas Sumatera Utara

7. ~
(5) ペ ン チ

„boleh pinjam tang?‟



(Nihongo Journal:35)

8. ~
Shiro tidak memberikan contoh untuk ini
9. ~
Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.
10. ~
(6) ペ ン チ

„boleh tidak pinjam tang?‟



(Nihongo Journal:35)
11. ~
Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.
12. ~
Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.
13. ~

10
Universitas Sumatera Utara

(7) 推 薦 状

„bisa tolong tuliskan surat



rekomondasi?‟
(Nihongo Journal:35)
14. ~
(8) 推 薦状

„bisa tolong tuliskan surat



rekomondasi?‟
(Nihongo Journal:35)
b. 許可



kyoka o onegai suru (Memohon/Meminta Izin)

Kelompok kedua itu digunakan pada waktu memohon izin sesuatu.
Menggunakan bentuk verba



(

). Shiro memberikan beberapa

contoh seperti berikut.
1. ~
(9) 写真



(



) „fotokan‟

(Nihongo Journal:35)
2. ~ (
(10) 電話

)


/



? (



) „Boleh pinjam

telepon?‟
(Nihongo Journal:33)

11
Universitas Sumatera Utara

3. ~

(

)

(11) 留学

?(親

) „izinkan saya belajar di luar

negeri? (kepada orang tua)
(Nihongo Journal:35)
4. ~

(

)
„tolong izinkan saya belajar di luar

(12) 留学
negeri.‟
(Nihongo Journal:35)
5. ~ (

)

(13) 意 見

言わ



„izinkan saya

mengeluarkan pendapat saya?
(Nihongo Journal:35)
6. ~ (

)

(14) 明日

/


/

„Besok, bolehkah saya menggunakannya?‟
(Nihongo Journal:33)
c.





表現 (Ungkapan Memohon/Meminta yang

Lainnya)

12
Universitas Sumatera Utara

Kelompok ketiga menunjukkan ungkapan yang digunakan untuk
memaparkan keadaan sekarang, seperti perasaan, keadaan, dan keinginan.
Hal tersebut dilakukan agar penutur memahami hal yang diinginkan.
Kalimat yang di dalam kurung adalah kalimat yang sebenarnya ingin
diucapkan.
Seperti contoh berikut ini.
(15)



….







„Kerongkongan saya kering‟…. (izinkan saya minum)
(Nihongo Journal:33)
….



(16)

„Anak saya sedang tidur‟……...(mohon tenang)
(Nihongo Journal:33)

1.4.2.3 Bentuk Memerintah
Menurut Hamzon dan Rospita (2010:78-79) dalam bahasa Jepang,
kalimat perintah dibentuk dengan cara pembentukan pola kalimat:
1. V renyoukei + te kudasai
Contoh :



(Silahkan banyak makan)

2. V renyoukei + nasai
Contoh : 次

問題



(Jawablah pertanyaan berikut)

13
Universitas Sumatera Utara

3. V meireikei
Contoh : 学校



(Pergi ke sekolah)

4. V jishoukei + na
Contoh : 車



!(Jangan sentuh mobil!)

Berdasarkan teori-teori yang ada di ataslah masalah yang ada di
penelitian ini akan dianalisis.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas,
adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur meminta apa saja yang
terdapat dalam Ore Monogatari.
2. Untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur memerintah apa saja yang
terdapat dalam Ore Monogatari.

1.5 2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai tindak tutur
direktif meminta dan memohon pada anime.
2. Menjadi tambahan refrensi untuk penelitian lain yang berhubungan
dengan tindak tutur.

14
Universitas Sumatera Utara

1.6. Metode Penelitian
Rosady (2008:24) dalam bukunya menyatakan pengertian metode,
berasal dari kata methods (Yunani) yang dapat diartikan dengan cara atau
menuju suatu jalan, jadi metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau
objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode simak, merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data
dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa. Dalam
ilmu sosial, metode ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau
observasi (Mahsun, 2005: 218) Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teknik catat.
Untuk menganalisis data digunakan metode deskripstif kualitatif.
Karena data yang dihasillkan dalam penelitian ini merupakan data
deskriptif. Maka fokus analisanya adalah pada penunjukan makna,
deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masingmasing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada
dalam angka-angka (Mahsun, 2005:233).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data-data dari referensi yang berkaitan dengan judul
penulisan .
15
Universitas Sumatera Utara

2. Menonton anime “Ore Monogatari” episode 1.
3. Mengumpulkan cuplikan-cuplikan kalimat yang mengandung tindak
tutur direktif dalam anime “Ore Monogatari” episode 1.
4. Menerjemahkan cuplikan-cuplikan kalimat yang telah terkumpul
tersebut.
5.

Mengklasifikasi jenis-jenis tindak tutur direktif yang ada dalam anime
“Ore Monogatari” episode 1

6. Menganalisis jenis-jenis tindak tutur direktif dan fungsi tindak tutur
ilokusi.
7. Mengambil kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan dan
menuliskannya ke dalam masing-masing sub bab.

16
Universitas Sumatera Utara