Bunga Seruni Bagi Kekaisaran Jepang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung
barat samudra pasifik, di sebelah timur laut jepang, dan

bertetangga

dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara
berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau
kecil di Laut Tiongkok Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang
bertetangga

dengan Taiwan.Jepang

adalah negara monarki

konstitusional di

bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Kaisar Jepang adalah pemimpin keluarga kekaisaran dan kepala seremonial

negara dari sistem monarki konstitusional Jepang. Berdasarkan konstitusi tahun
1947, kaisar adalah "lambang Negara dan kesatuan bangsa." Menurut sejarah,
kaisar juga merupakan penjaga kewenangan tertinggi agama Shinto karena dia dan
keluarganya dipandang sebagai keturunan dari dewi matahari amaterasu, dan
kepentingannya juga menangani urusan keagamaan, termasuk ritual Shinto dan
ritual seluruh bangsa.
Walaupun kaisar merupakan perlambang kesinambungan antara masa lalu,
kewenangan kaisar berbeda-beda dalam sepanjang sejarahnya. Pada abad ketujuh
masehi, kaisar mulai dipanggil dengan sebutan "Putra Langit" (天子 tenshi atau
天 子 様 tenshi-sama). Kaisar paling awal yang tercatat pada Kojiki dan Nihon
Shoki adalah Kaisar Jimmu, yang dikatakan merupakan keturunan dari Ninigi,

Universitas Sumatera Utara

cucu dari Dewi Amaterasu. Berdasae Nihon Shiki, kaisar memiliki silsilah dari
jalur laki-laki yang tak terpatahkan hingga 2.600 tahun. Gelar tennō diambil dari
Tiongkok, diturunkan dari huruf Tiongkok. Terdapat enam keluarga besar yang
mengendalikan para kaisar, yakni: Soga (sekitar 530-645), Fujiwara (sekitar 8501070), Taira (1159-sekitar

1180), Minamoto(dan Kamakura


bakufu)

(1192–

1333), Ashikaga (1336–1565), dan Tokugawa (1603–1867). Walaupun begitu,
tiap shogun dari keluarga Minamoto, Ashikafa, dan Tokugawa diakui secara resmi
oleh

kaisar

yang

masih

merupakan

sumber

kewenangan.Tumbuhnya


kelas samurai pada abad kesepuluh masehi secara bertahap mengurangi kekuatan
keluarga kekaisaran, menimbulkan masa kekacauan. Para kaisar juga diketahui
berselisih dengan beberapa shogun penguasa dari masa ke masa.
Dari tahun 1192 sampai 1867, shogun bertindak sebagai de facto penguasa
Jepang, walaupun mereka dinobatkan oleh kaisar dalam upacara formalitas.
Shogun sendiri adalah jenderal kemiliteran yang kedudukannya diwariskan turun
temurun. Wilayah kewenangan shogun disebut keshogunan yang dalam bahasa
Jepangnya disebut bakufu (幕府) yang awalnya digunakan untuk merujuk rumah
jenderal.
Pada tahun 1868, kekuasaan kembali ke tangan kaisar dan keshogunan
dibubarkan. Salah satu penyebab restorasi ini adalah kenyataan bahwa Jepang
sudah tertinggal jauh dengan negara-negara Barat, terlihat saat kedatangan
Komodor Amerika Serikat, Matthew C. Perry, yang memaksa Jepang membuka
perdagangan dengan dunia Barat. Pada masa ini pula, wanita dilarang secara resmi
naik tahta sebagai Maharani. Peran kaisar sebagai negara Shinto digunakan pada
masa Perang Dunia II, menciptakan pengkultusan kaisar, yang mendorong

Universitas Sumatera Utara


tindakan kamikaze pada pasukan Jepang. Pasca kekalahan Jepang pada Perang
Dunia II, pasukan sekutu menekan pemisahan agama dan negara di Jepang.
Selanjutnya, dibentuk undang-undang baru yang menjabarkan peran baru kaisar
dan pemerintahan. Undang-undang baru menyatakan pemerintahan yang baru
dengan sistem parlementer. Kaisar Jepang dimaknai sebagai "lambang Negara dan
pemersatu masyarakat" tanpa kewenangan politik yang nyata.
Kaisar

saat

ini

adalah Akihito,

yang

telah

berada


di Takhta

Krisantemum sejak dirinya dinobatkan sebagai kaisar setelah ayahnya, Kaisar
Shōwa (Hirohito), meninggal pada tahun 1989. Dilihat dari sejarahnya, peran
Kaisar Jepang berganti-ganti antara peran simbolis seremonial dan peran seorang
penguasa kekaisaran sebenarnya. Sejak berdirinya keshogunan pada tahun 1192,
Kaisar Jepang sudah jarang sekali mengambil peran sebagai panglima tertinggi
dalam medan pertempuran, tidak seperti kekaisaran di Barat. Kaisar Jepang telah
hampir selalu dikendalikan oleh kekuatan politik eksternal, hingga berbagai
tingkatan.

Faktanya,

dari

tahun

1192

sampai


1867, shogun,

atau

bupati shikken di Kamakura (1203–1333), merupakan penguasa de factoJepang,
meskipun status jabatan mereka ditunjuk oleh Kaisar. Setelah Restorasi
Meiji pada tahun 1867, Kaisar adalah perwujudan dari semua kekuasaan yang
berdaulat di dunia, sebagaimana tercantum dalam Konstitusi Meiji tahun 1889.
Status Kaisar Jepang saat ini hanya sebatas simbol negara sejak Konstitusi tahun
1947, tanpa memiliki kewenangan politik.
Sejak abad pertengahan kesembilan belas, Istana Kekaisaran disebut Kyūjō (宮
城 ), yang kemudian dinamai sebagaiKōkyo ( 皇 居 ), dan berlokasi di situs

Universitas Sumatera Utara

bekas Istana Edo di pusat Tokyo. Sebelumnya, Kaisar tinggal di Kyoto selama
hampir sebelas abad.
Bunga seruni diintroduksi dari daratan Cina ke Jepang pada zaman Nara.
Di daratan Cina, seruni sudah dibudidayakan sejak 3.000 tahun yang lalu. Sejak

zaman kuno di Cina, ume, anggrek, bambu, dan seruni disebut empat tanaman raja
( 四 君 子 ). Ume adalah lambang kebangsawanan; anggrek lambang kesucian,
bambu lambang kesetiaan, dan seruni adalah lambang kelembutan. Aksara kanji
君 子 (kunshi) berarti orang sangat baik, sangat bertata krama, dan sangat
terpelajar.

Bunga seruni tidak disebut-sebut dalam antologi puisi tertua

Jepang, Manyōshū, tetapi terdapat di dalam Kokin Wakashūdan Hikayat Genji.
Sejak awal zaman Heian, bulan 9 (September) di kalender Jepang disebut
bulan seruni (kikuzuki), tanggal 9 bulan 9 disebutchōyō no sekku atau kiku no
sekku. Bulan 9 kalender lama adalah musim mekarnya bunga seruni. Pada awal
zaman Heian, seruni adalah bunga langka yang baru saja didatangkan dari daratan
Cina. Di istana, kalangan bangsawan mengadakan acara apresiasi bunga seruni.
Mereka meminum sake rendaman bunga seruni sambil membaca puisi, sekaligus
mendoakan agar panjang umur. Seruni adalah bunga mahal lambang bangsawan
terhormat sehingga minum sake bunga seruni dipercaya membuat peminumnya
panjang umur dan dijauhi kedengkian. Motif bunga seruni disukai orang Jepang
karena dianggap sebagai motif pembawa keberuntungan, dan dipakai sebagai
ornamen kimono zaman Heian.

Pada zaman Kamakura, Kaisar Go-Toba dikenal sangat menyukai bunga
seruni dan menggunakan gambar bunga seruni sebagai stempel kekaisaran.

Universitas Sumatera Utara

Tradisi menggunakan gambar bunga seruni sebagai stempel diteruskan
oleh Kaisar Go-Fukakusa, Kaisar Kameyama, dan Kaisar Go-Uda. Lambang
bunga seruni lalu melekat sebagai lambang istana kekaisaran, khususnya tampak
depan bunga seruni bersusun 16 daun mahkota.
Pada zaman Edo, Keshogunan Tokugawa dengan lambangnya yang
disebut mitsuba aoi sangat berpengaruh dan ditakuti rakyat. Lambang mitsuba
aoi hanya boleh dipakai oleh Keshogunan Tokugawa. Sebaliknya, lambang bunga
seruni

sudah

benar-benar

kehilangan


pengaruhnya,https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_bunga_seruni

-

cite_note-

Harimaya-5 dan penggunaan lambang bunga seruni meluas ke kalangan rakyat

biasa. Motif bunga seruni lalu banyak dipakai sebagai lambang keluarga
aktor kabuki, merek dagang toko, motif wagashi dan ornamen perlengkapan
sembahyang.
Lambang bunga seruni kembali dihormati rakyat Jepang pada zaman
Meiji setelah kekuasaan pemerintahan berada kembali di tangan kaisar.
Kekuasaan Kaisar Meiji menjadi absolut, dan lambang bunga seruni sebagai
simbol istana kekaisaran kembali menjadi lambang yang sangat dihormati.
Lambang bunga seruni 16 daun mahkota lambang khusus istana kekaisaran yang
dilarang digunakan di luar rumah tangga kekaisaran. Larangan pemakaian
lambang bunga seruni 16 daun mahkota berlaku hingga berakhir Perang Dunia II.
Mengikuti pemakaian lambang bunga seruni oleh istana kekaisaran, kuil
Shinto banyak memakai bunga seruni sebagai lambang kuil. Lambang bunga

seruni misalnya dipakai oleh Kuil Takachiho di Prefektur Miyazaki yang konon
berada di tempat Kaisar Jimmu memberangkatkan tentara ekspedisi ke timur.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperkenalkan kepada pembaca tentang Bunga Seruni bagi
Kekaisaran Jepang.
2. Untuk mengetahui sejarah bunga seruni sebagai Lambang Kekaisaran
Jepang.
3. Untuk mengetahui makna bunga seruni bagi Kekaisaran Jepang.
4. Sebagai syarat kelulusan program D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan kertas karya ini perlu diberikan batasan masalah yang
jelas agar tujuan pembahasan dapat tercapai. Adapun masalah yang dibahas dalam
penulisan ini adalah gambaran umum tentang Bunga Seruni Bagi Kekaisaran
Jepang, Sejarah Bunga Seruni Sebagai Lambang Kekaisaran Jepang, Makna

Bunga Seruni Bagi Kekaisaran Jepang.
1.4 Metode Penelitian
Dalam penyusunan kertas karya ini, penulis menggunakan metode
penelitian kepustakaan ( library research) yakni dengan cara memanfaatkan
sumber-sumber bacaan yang ada yakni sebagai referensi yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dideskripsikan
kedalam kertas karya ini. Selain itu, penulisan juga memanfaatkan informasi
teknologi internet sebagai referensi tambahan supaya lebih jelas.

Universitas Sumatera Utara