Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

 

 

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Maloklusi merupakan suatu bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk
oklusi yang dianggap normal. Oklusi dikatakan normal jika susunan gigi geligi dalam
lengkung rahang teratur serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi atas dan
gigi bawah. Berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional
tahun 2013, sebanyak 14 provinsi mengalami masalah gigi dan mulut yaitu 25,9%.
Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi sekitar 80% dari jumlah
penduduk. Persentase tersebut menunjukan bahwa maloklusi merupakan salah satu
masalah yang cukup besar dalam bidang kedokteran gigi dan mulut di Indonesia.
Kondisi lain yang dapat meningkatkan prevalensi maloklusi adalah kebiasaan buruk
dan kurangnya kesadaran dalam perawatan gigi.1
Maloklusi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, karena maloklusi terjadi
selama pertumbuhan anak. Perkembangan dari oklusi itu sendiri rentan dipengaruhi
oleh banyak hal. Sejak abad ke 21, kebanyakan peneliti mengajukan dua teori yang

meluas untuk menjelaskan penyebab dari variasi oklusi yaitu berdasarkan genetik dan
pengaruh lingkungan. Banyak dari ortodontis percaya bahwa faktor genetik
merupakan etiologi terpenting.2
Maloklusi atau kelainan dento-fasial merupakan salah satu kondisi yang perlu
ditanggulangi, karena pengaruh dari maloklusi dapat mempengaruhi kesehatan dan
juga dapat menimbulkan gangguan terhadap keserasian dan estetika wajah.3
Maloklusi tidak dapat dihilangkan dan akan selalu ada di dalam masyarakat. Selain
faktor lingkungan, faktor genetik juga berpengaruh dan tidak dapat dihindari. Namun
maloklusi dapat dicegah agar tidak bertambah parah dengan perawatan ortodonti
cekat maupun lepasan.4
.

 

 
Universitas Sumatera Utara

 

 


Salah satu perawatan ortodonti yang sering digunakan yaitu fixed orthodontic
atau ortodonti cekat merupakan alat ortodonti yang dicekatkan langsung pada gigi.
Komponen ortodonti cekat terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o-ring,
power chain, dan lain-lain.5 Piranti ortodonti cekat memiliki bentuk yang rumit,
sehingga mempermudah melekatnya plak lebih lama dan dapat meningkatkan resiko
karies, gingivitis, dan kemungkinan terjadi penyakit periodontal. Perawatan ini dapat
menimbulkan berbagai masalah khususnya dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut. Adanya Piranti ortodonti cekat yang menempel pada gigi-gigi akan lebih
menyulitkan dalam membersihkan gigi sehingga cenderung terjadi penumpukan plak
pada gigi di sekitar braket dan sepertiga mahkota gigi pada tepi gingiva.5
Dalam penelitian Sukontapatipark dkk., di Norwegia (2001) dilakukan
pengamatan dengan menggunakan Scanning electron microscopic (SEM). Penelitian
ini bertujuan untuk melihat akumulasi plak pada braket, komposit yang berlebih, dan
enamel bukal. Hasil pengamatan menunjukan bahwa plak matang terdapat pada
komposit yang berlebih setelah dua dan tiga minggu bonding, sedangkan plak pada
daerah enamel gingiva masih dalam tahap perkembangan. Hal ini menunjukan bahwa
komposit berlebih di sekitar braket adalah daerah yang paling rentan terhadap
akumulasi plak, karena daerah ini memiliki permukaan yang kasar dan adanya celah
antara komposit dan enamel.6

Penumpukan plak yang terjadi dalam waktu lama tanpa perawatan yang baik
dan benar dapat menyebabkan terjadinya karies hingga periodontitis.7 Hasil dari
penilitian Karkhanechi dkk., di New York University School of Medicinie (2013)
menyatakan bahwa perawatan dengan menggunakan piranti ortodonti cekat
berhubungan dengan menurunnya status periodontal dan meningkatnya tingkat
bakteri penyebab periodontitis ketika dibandingkan dengan perawatan menggunakan
piranti ortodonti lepasan lebih dari dua belas bulan studi.8 Hasil dari penelitian
Tufekci dkk., di Virginia Commonwealth University (2011) menunjukan peningkatan
jumlah lesi white spot yang tajam dalam enam bulan pertama perawatan ortodonti
cekat dan terus meningkat dengan lambat hingga dua belas bulan.9 Oleh karena itu,
perlu dilakukan usaha untuk menjaga oral hygiene pada pengguna ortodonti cekat.

 

 
Universitas Sumatera Utara

 

 


Plak gigi yang melekat pada alat ortodonti cekat tidak dapat terbuang hanya dengan
proses berkumur, sehinga harus dibersihkan dengan cara mekanik, yaitu sikat gigi dan
alat bantu tambahan.10
Sikat gigi merupakan salah satu alat mekanik yang paling efektif untuk
membersihkan plak. Efektivitas menyikat gigi sangat dipengaruhi oleh bentuk sikat
gigi, metode, frekuensi, dan lamanya menyikat gigi. Banyak peneliti telah
membuktikan bahwa sebagian besar efektivitas menyikat gigi ternyata tergantung
pada bentuk sikat gigi. Sekarang sudah banyak diciptakan bentuk sikat gigi yang
memiliki tujuan khusus dan lebih efektif dalam membersihkan plak.11,12
Ada banyak jenis sikat gigi yang tersedia di pasaran, antara lain sikat gigi
manual, elektrik, dan sikat khusus untuk pengguna ortodonti cekat. Bulu sikat gigi
memiliki beberapa jenis diameter, yaitu dari 0,007 hingga 0,009 inchi dikatakan
sebagai soft dan dinomori 7, 8, atau 9. Untuk diameter 0,010 hingga 0,012 inchi. (10,
11, 12) dikategorikan medium hard, nomor 13 dan 14 dengan diameter 0,013 dan
0,014 dikategorikan hard, sedangkan untuk sikat gigi bernomor 15 ( 0,015 inchi )
adalah extra hard. Ada juga sikat gigi yang dirancang khusus untuk pengguna
ortodonti cekat, di mana bulu pada bagian tengah lebih pendek daripada bagian
pinggir sikat. 11,12
Pada tahun 2011, Sukmawaty dkk., melakukan penelitian mengenai

perbandingan antara sikat gigi konvensional bulu medium dan sikat gigi ortodonti.
Penelitian ini menggunakan analisis Uji-T berpasangan. Tes ini menunjukan ada
perbedaan penurunan plak yang signifikan dari 2,96 hingga 2,07 (p

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 12

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 4

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 1 23

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU Chapter III VI

0 0 17

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 3

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 18

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 12

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 1 23

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 3

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 16