Pengaruh Motivasi Wirausahawan Dan Karakteristik Wirausahawan Terhadap Produktivitas Usaha Pemuda Di Kota Medan

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas suatu bangsa sangat tergantung pada bagaimana kemampuan dan
kemauan serta semangat sumber daya manusianya sebagai aset utama dan terbesar
dalam mengembangkan potensi bangsa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
akan menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan kreatif. Dengan demikian
akan memberikan dampak pada penciptaan usaha-usaha baru yang dapat menyerap
tenaga kerja. Semakin maju suatu negara menyebabkan semakin banyak pula orang
yang terdidik. Namun, kemajuan ini apabila tidak didukung oleh perluasan lapangan
kerja dan peningkatan keahlian sumber daya manusia menyebabkan banyak ditemui
para lulusan akademik yang memperpanjang daftar pengangguran (Nauli, 2010: 1).
Sebagian besar penduduk Indonesia memiliki motivasi relatif rendah untuk
berwirausaha. Memiliki profesi menjadi seorang wirausahawan pada umumnya
merupakan satu pilihan akhir, yang sifatnya hanya sementara, karena sebelum
mengambil keputusan untuk berwirausaha menemukan berbagai kesulitan pada
pilihannya. Dikatakan sementara karena akan meninggalkan aktivitas usahanya pada
saat mendapatkan pekerjaan lain yang dianggapnya layak (Suparyanto, 2013: 1).
Lemahnya kualitas produk lokal dalam peta persaingan pasar tidak bisa

terlepas dari rendah atau minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Sehingga, berimplikasi pula pada rendahnya produk-produk yang dihasilkan.
Peningkatan SDM menjadi hal yang harus diperhatikan. SDM yang berkualitas sangat
diperlukan untuk menghadapi persaingan pasar bebas, untuk mendapatkan semua itu
perlu adanya penciptaan bibit-bibit masyarakat yang unggul.
1

Universitas Sumatera Utara

2

Menciptakan bibit-bibit tersebut dapat dilakukan dengan menggerakkan
seluruh kalangan masyarakat, terutama pemuda. Pemuda sebagai kelompok usia yang
energik dan produktif. Keberhasilan menanamkan kualitas yang tinggi dan moral yang
baik kepada pemuda akan menjadikan pemuda sebagai wirausaha yang berkualitas dan
produktif. Generasi muda harus dioptimalkan sebaik mungkin, agar pemuda mampu
dan bisa menjadi pengusaha handal, dari kalangan pemuda diharapkan mampu
memunculkan lapangan pekerjaan baru. Bahkan, jika itu berhasil besar kemungkinan
mengurangi kuantitas jumlah pengangguran (Faisal, 12 April 2015).
Pengertian Pemuda dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No 40 tahun 2009

tentang Kepemudaan adalah “Seseorang yang berusia produktif dan mempunyai
karakter khas yang kuat yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, dan memiliki
semangat yang tinggi”. Ketentuan umum pemuda adalah Warga Negara Indonesia
yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia enam
belas tahun sampai dengan tiga puluh tahun.
Pemuda sebagai pelaku utama pembangunan Negara Indonesia, karena pemuda
memiliki ide-ide yang segar untuk digunakan di dalam perubahan. Pemuda juga
merupakan masa depan bangsa, karena dengan adanya pemuda yang berkualitas, maka
ada harapan yang lebih baik kedepannya bagi sebuah negara, sedangkan pemerintah
punya andil besar dalam hal untuk dapat mengarahkan, membimbing, dan
menciptakan fasilitas penunjang. Pemuda didorong untuk tetap kreatif dan inovatif,
dengan terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada sedangkan tuntutan hidup
semakin meningkat, pemuda dituntut untuk dapat terus menghasilkan sesuatu.
Namun perlu diketahui juga yang paling penting bagi seorang pengusaha
adalah jiwa kompetisi yang tinggi, dengan tetap memegang norma yang patut dan

Universitas Sumatera Utara

3


sesuai. Sehingga, dengan semakin banyaknya pengusaha muda kompetitif di Indonesia
mampu membawa negara ke arah lebih baik. Pemuda diharapkan mampu menjadi
tulang punggung menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi yang berkepanjangan,
untuk menciptakannya menjadi tanggung jawab semua elemen negara untuk berperan
aktif menumbuhkan semangat muda yang berani bekerja untuk kemajuan bangsa.
Pemerintah harus mulai secara serius memberikan perhatian terhadap masalah
kewirausahaan di Indonesia, diperlukan peran konkret pemerintah melalui penciptaan
program pendidikan kewirausahaan bagi pemuda guna memotivasi dan memberikan
kesempatan belajar kepada pemuda agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan. Namun, perlu disadari pula bahwa
pemerintah tidak mampu melakukan hal itu sendiri mengingat keterbatasan pendanaan
yang dimiliki oleh pemerintah. Karena itu, dibutuhkan kontribusi dan peran pihakpihak lain untuk mewujudkan hal itu (Kumoro, 03 Mei 2015).
Data Kementerian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menyebutkan, jumlah
wirausahawan di Indonesia melonjak tajam dari 0,24% pada tahun 2010 menjadi
1,56% pada tahun 2014 dari jumlah penduduk. Berbagai usaha kecil yang didirikan
perseorangan atau kelompok mulai banyak dibentuk, dan sebagian besar peminatnya
adalah pemuda. Fenomena tersebut dapat dilihat secara langsung, saat membuka sosial
media terdapat toko-toko yang menawarkan barang/jasa secara online atau lebih trend
dikenal dengan sebutan online-shop. Kemudian menjamurnya kafe atau tempat makan
yang menjajakan makanan dan minuman yang dikemas dengan inovatif dan kreatif

yang sebagian besar diprakarsai oleh kalangan pemuda. Hal ini membuktikan bahwa
minat masyarakat terhadap wirausaha meningkat terutama minat para pemuda.

Universitas Sumatera Utara

4

Data hasil survei oleh Badan Statistik Pusat (BPS) pada tahun 2014
menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia mencapai 44,20 juta orang
dari 118,17 juta penduduk Indonesia yang bekerja, dibandingkan data pada Februari
2013 yang hanya mencapai 44,01 juta penduduk. Dari data tersebut tergambarkan
bahwa jumlah wirausahawan meningkat, namun sebagian besar hanya bermodalkan
nekat dan uang sebagai modal tanpa didasari adanya pengetahuan tentang
berwirausaha. Sehingga banyak para kalangan muda yang awalnya bermotivasi
membangun usaha, namun setelah mendapat masalah dalam menjalankan usahanya,
mereka cenderung putus semangat dan berhenti.
Selain permasalahan modal yang sering dielu-elukan oleh masyarakat dalam
membangun wirausaha, kurangnya pengetahuan wirausahawan muda tentang
pemahaman usaha, tempat usaha, strategi pemasaran, bahkan kurangnya kehandalan
dalam mengelola administrasi keuangan serta pengendalian modal dan kredit sering

menjadi faktor kegagalan sesorang dalam berwirausaha. Semangat untuk menjadi
pemuda mandiri namun tidak disertai pemahaman yang baik tentang dunia usaha
menjadi kelemahan pemuda Indonesia dalam menciptakan negeri yang mandiri dan
kreatif.
Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan wirausahawan muda berusaha
untuk meningkatkan kapasitas dan potensi pemuda, hal ini sesuai dengan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan kaitannya Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan, yaitu :
1. Penyadaran dalan aspek ekonomi;
2. Pemberdayaan dalam meningkatkan keterampilan diri menuju kemandirian, dan;
3. Pengembangan kewirausahaan, sesuai minat, bakat, dan potensi pemuda.

Universitas Sumatera Utara

5

Sebagai upaya dalam meningkatkan potensi kewirausahaan pemuda, adapun
dilakukannya program di tahun 2014, yaitu :
1. Memfasilitasi 4.000 orang pemuda sebagai kader kewirausahaan, dan
2. Memfasilitasi akses pendanaan sentra-sentra kewirausahaan pemuda sebanyak 66
lembaga (Kemenpora: 2014).

Pengembangan SDM di Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan dana APBD
hingga 1 Miliyar di tahun 2014 yang mengalokasikan khususnya bagi wirausahawan
pemuda dengan dana hibah (Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan
UKM). Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hanya 0,5% pemuda
yang yang bisa menggerakan perekonomian, sedangkan target Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara adalah 3% - 5% pemuda harus mempunyai usaha sendiri (Gerakan
Kewirausahaan Nasional, 2013)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah pemuda di Kota Medan
mencapai 663.077 jiwa dari jumlah penduduk Kota Medan 2.121.653 jiwa. Agar Kota
Medan dapat berkembang dan maju di bidang perekonomian, para pemuda harus
didorong bergerak di bidang wirausaha, karena jumlah wirausaha Kota Medan saat ini
baru mencapai 2200 orang, jumlah ini seharusnya belum memadai untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Medan (Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan 2015).
Jumlah wirausaha yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, belum
sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan kualitas usaha (produk, jasa, dan lainnya)
yang memadai, khususnya skala usaha mikro. Masalah yang masih dihadapi adalah
rendahnya kualitas sumber daya manusia, yang memberikan dampak negatif terhadap
hasil usaha, sehingga menimbulkan kesenjangan yang sangat lebar antar pelaku usaha


Universitas Sumatera Utara

6

kecil, menengah, dan besar. Masalah utama yang timbul dari usaha kecil dan
menengah yang dikelola oleh pemuda secara umum berkaitan dengan rendahnya
motivasi dan karakteristik wirausahawan. Pelaku usaha kecil dan menengah di Kota
Medan pada umumnya memiliki kualitas sumber daya manusia yang terbatas tingkat
pendidikannya. Tenaga kerja di usaha kecil dan menengah didominasi oleh tenaga
kerja yang berpendidikan rendah dalam bidang manajemen keuangan, tenaga kerja
pada usaha kecil dan menengah yang telah memiliki laporan keuangan hanya sebagian
kecil, serta rendahnya pemanfaatan teknologi. Umumnya usaha kecil dan menengah
masih menggunakan peralatan manual ataupun teknologi yang masih sederhana,
akhirnya menyebabkan produk yang dihasilkan kurang berkualitas.
Pemerintah dan beberapa instansi terkait mulai menggalakkan kesadaran
pemuda berwirausaha. Kota Medan saat ini banyak melahirkan wirausahawan yang
bergerak dibidang usaha, baik wirausaha yang bergerak sendiri-sendiri maupun di
bawah lembaga tertentu, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di bawah
pembinaan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Medan, pelatihan wirausaha yang di
bawah pembinaan Dinas Pemuda dan Olah Raga, Usaha Kecil Menengah (UKM)

dibawah pembinaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota
Medan khususnya saat ini banyak membina wirausahawan yang bergerak dibidang
produksi, jasa, dan kuliner, bahwa UKM produksi sebanyak 455 (empat ratus lima
puluh lima) UKM, kuliner 202 (dua ratus dua) UKM, dan jasa 88 (delapan puluh
delapan) UKM (Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan
2015).
Dinas Koperasi Kota Medan merupakan institusi yang paling banyak dalam
membina wirausahawan, baik dibagian pemuda maupun kelompok lainnya. Dinas

Universitas Sumatera Utara

7

Koperasi Kota Medan membina wirausaha yang bergerak diberbagai bidang sebanyak
745 (tujuh ratus empat puluh lima) UKM, dalam hal ini penulis meneliti lebih jauh
wirausahawan pemuda yang bergerak dibidang Produksi UKM. Penetapan wirausaha
pemuda dibidang produksi juga ditentukan karena kuantitas wirausahawan dibidang
ini cukup berkembang pesat di Kota Medan jika dilihat dari jumlah UKM pada data
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan.
Pemuda mempunyai banyak ruang dan tempat yang strategis dalam

mengembangkan usahanya, baik yang disediakan oleh pemerintah Kota Medan
maupun ditempat tertentu, baik yang dikelola secara pribadi maupun kelompok. Para
pemuda mempunyai banyak kesempatan dalam pembinaan wirausahawan dan
pemberian modal usaha melalui dinas-dinas terkait, sehingga membuat pemuda Kota
Medan mempunyai pengembangan diri dalam berusaha dengan berbagai jenis dan
bentuk usaha, namum kenyataannya wirausahawan pemuda belum mampu
mengembangkan usahanya dengan peluang yang ada.
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam
terhadap pengaruh motivasi dan karakteristik terhadap suatu produktivitas usaha yang
dikelola oleh pemuda dengan memilih judul “Pengaruh Motivasi Wirausahawan
dan Karakteristik Wirausahawan Terhadap Produktivitas Usaha Pemuda di
Kota Medan”.

Dengan judul

tersebut

penulis

ingin


menyampaikan atau

menggambarkan tentang motivasi pemuda di dalam dunia wirausaha. Dalam penelitian
ini, dijelaskan tentang bagaimana para pemuda tersebut memulai usahanya sampai
mereka dapat mengembangkan usahanya dan apa yang menjadi paling berpengaruh di
dalam pemuda melakukan usaha tersebut.

Universitas Sumatera Utara

8

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh motivasi wirausahawan terhadap produktivitas usaha
pemuda di Kota Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas
usaha pemuda di Kota Medan?
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan
terhadap produktivitas usaha pemuda di Kota Medan?
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi wirausahawan terhadap produktivitas usaha
pemuda di Kota Medan.
2. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas
usaha pemuda di Kota Medan.
3. Untuk

menganalisis

pengaruh

motivasi

wirausahawan

dan

karakteristik

wirausahawan terhadap produktivitas usaha pemuda di Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapan penelitian ini dapat memberikan kontribusi baik teoritis kepada
disiplin ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan yang ditekuni oleh
penulis maupun para praktisi.
Penelitian ini diharapkan mempunyai 2 manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai pengaruh motivasi
wirausahawan dan karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas usaha
yang dikelola oleh pemuda.
Universitas Sumatera Utara

9

b. Memberikan sumbangan pemikiran berupa bahan referensi bacaan sebagai
bahan acuan dalam penelitian yang sama, sehingga hasil penelitian tersebut
akan menjadi lebih sempurna.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran kepada para
aparatur pemerintah yang mempunyai tugas atau wewenang membina serta
mengembangkan wirausahawan di Kota Medan, khususnya yang berkaitan
dengan kosep kewirausahaan pemuda, sehingga dalam menetapkan kebijakan
pembangunan memperhatikan aspek temuan dalam penelitian ini.
b. Para pihak di luar lembaga pemerintah yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam pengembangan konsep kewirausahaan pemuda
dalam konteks meningkatkan produktivitas usaha, diharapkan dengan hasil
penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil
keputusan serta kebijakan secara tepat.

Universitas Sumatera Utara