T PD 1201332 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam kehidupannya, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia
beraktivitas, tetapi lingkungan juga berperan dalam mendukung berbagai aktivitas
manusia. Soemarwoto (2001:55) menyatakan bahwa hubungan manusia dengan
lingkungan hidup bersifat sirkuler. Hal ini bermakna bahwa apapun yang
dilakukan manusia terhadap lingkungannya, dampaknya akan kembali lagi kepada
manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian.
Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu
lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia

memperlakukan lingkungan

dampaknya akan bepengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia itu sendiri
(Hamzah, 2013:1).
Berawal dari sikap manusialah sebenarnya


munculnya permasalahan

lingkungan yang kita sebut krisis lingkungan. Permasalahan lingkungan ini secara
perlahan terus merambah dan mengancam kehidupan manusia. Banyaknya
penduduk, makin majunya teknologi, keterbelakangan dan kemiskinan, kurangnya
pendidikan, pemberian informasi yang kurang, penegakan hukum yang lemah,
menjadikan permasalahan lingkungan makin kompleks (Hamzah, 2013:8-17)
Kenyataan yang kita hadapi, pengelolaan lingkungan hidup secara
bertanggung jawab sampai dengan saat ini masih memprihatinkan. Ada banyak
yang tidak mau menyadari bahwa terjadinya berbagai bencana lingkungan adalah
akibat perilaku manusia yang mengeksploitasi lingkungan tanpa memperhatikan
unsur-unsur keterbatasan daya dukung, daya tampung, dan ketahanan lingkungan
(Hamzah 2013:3). Sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an surat Ar Rum:41
yang artinya:
”Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat
perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.
Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Berbagai permasalahan lingkungan dari mulai pencemaran, hutan gundul,
banjir, merupakan masalah rutin yang dihadapi. Makin bertambahnya kebutuhan
hidup manusia mengakibatkan makin maju teknologi, efek sampingnya juga pada
makin rusaknya lingkungan sekitar. Misalnya banyaknya alih fungsi lahan hutan
menjadi pemukiman atau ladang sehingga hutan menjadi gundul dan rusak. Makin
padatnya pemukiman dan industri tingkat pencemaran makin tinggi. Hal ini makin
diperparah dengan perilaku kita yang tidak sadar lingkungan. Membuang sampah
adalah hal kecil, namun berdampak besar terhadap kerusakan lingkungan.
Kesadaran membuang sampah yang benar masih sangat rendah, perilaku ini
ternyata banyak ditiru oleh para generasi muda usia sekolah.
Manusia merupakan mahluk yang dibekali akal diharapkan mampu
menjaga keberlangsungan kehidupan dan menyelamatkan lingkungan dari
kerusakan. Melalui pendidikan diharapkan mampu menanamkan kesadaran
menjaga lingkungan kepada generasi muda, karena generasi muda adalah pewaris
penghuni bumi di masa yang akan datang. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

Pasal 65 poin 100 keempat tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, disebutkan bahwa setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Hal ini berarti setiap individu harus memiliki rasa tanggung
jawab terhadap lingkungannya. Sekolah diharapkan turut serta mengambil peran
dalam pengelolaan lingkungan terutama sekolah dasar, melalui sekolah dasar di
harapkan mampu menanamkan kesadaran terhadap lingkungan kepada generasi
muda sejak dini. “Penanaman pondasi lingkungan sejak dini menjadi solusi utama
yang harus dilakukan, agar generasi muda memiliki pemahaman tentang
lingkungan hidup dengan baik dan benar (Sumarmi, 2008: 19).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003). Pendidikan
merupakan wahana yang paling tepat dalam memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tentang kepedulian lingkungan kepada manusia. Menurut
Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


3

Barlia (2008:3) “pendidikan lingkungan hidup harus dapat mendidik individuindividu yang responsif terhadap laju perkembangan teknologi, memahami
masalah-masalah di biosfer, dan berketerampilan siap guna yang produktif untuk
menjaga dan mempertahankan kelestarian alam”. Hal ini, melalui proses
pendidikan di harapkan dapat membantu setiap siswa sebagai anggota masyarakat
akan kesadaran dan kepekaan terhadap permasalahan lingkungan hidup.
Pendidikan berperan serta dalam menjaga lingkungan, pendidikan lingkungan
hidup melalui pendidikan ditunjukkan dengan adanya kerjasama antara
Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada Menteri Pendidikan Nasional pada
tahun 2006 dengan mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari
nota kesepahaman (memorandum of understanding) pada tanggal 3 Juni 2005.
Pendidikan lingkungan terhadap anak sangatlah penting. Semuanya
dilakukan agar lingkungan yang kita tinggali saat ini harus terpelihara sehingga
kita dapat mewariskan lingkungan hidup yang sehat kepada anak-anak sebagai
generasi penerus bangsa. Anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan
proses imitasi melihat perilaku orang dewasa di sekitarnya dan mencontohnya.
Termasuk dalam hal membuang sampah sembarangan. Mencontohkan membuang
sampah pada tempatnya oleh orang dewasa kepada anak-anak usia 6-12 tahun

merupakan salah satu upaya mengurangi kebiasaan buruk yang dapat
menyelamatkan lingkungan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Hutchinson
(2003) bahwa dalam tahap perkembangannya, anak usia 6-12 tahun adalah anak
yang sedang mengalami proses imitasi dan bahwa ia sedang memiliki kesadaran
moral untuk mengkritisi dan mencontoh perbuatan yang dilakukan oleh orang
dewasa di sekitarnya.
Membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya akan
mengurangi efek dari degradasi lingkungan terhadap segala segi kehidupan
manusia. Kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya menjadi
salah satu faktor penting dalam pembelajaran kesehatan lingkungan, sebagaimana
yang diungkapkan oleh hasil penelitian Charter (1992) dalam Carolyn (1998)
mengungkapkan bahwa environmental awareness is increasing in schools
throughout Europe, with the introduction of environmental topics in a range of
Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


school syllabuses, together with wide recognition of the importance of
environmental issues as a cross-curricular subject.
Di kota kota besar anak anak tumbuh dalam lingkungan yang sangat
akrab dengan pencemaran. Mulai dari pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah dan juga pencemaran suara akibat kebisingan kendaraan yang
makin padat. Kondisi lingkungan yang sudah banyak tercemar menjadi suatu hal
yang biasa anak-anak lihat. Seperti dari hasil observasi yang peneliti lakukan,
terhadap lingkungan siswa SD yang menjadi tempat penelitian. didapatkan bahwa
kondisi lingkungan tempat tinggal siswa sangatlah buruk. Dengan kondisi jalan
gang perkampungan sempit dan becek. Saluran air dipinggir jalan mampet karena
penuh sampah dengan warna air hitam, dinding gang penuh dengan coretan,
sampah menumpuk di pinggir jalan raya menunggu mobil petugas sampah kota
mengambil. Ini adalah kondisi yang hampir sama terlihat di tempat lain disekitar
tempat tinggal siswa. kondisi seperti ini sangatlah buruk sekali bagi kesehatan
akan tetapi anak-anak seolah terbiasa hidup dengan lingkungan seperti itu.
Dengan melihat fakta kondisi lingkungan tempat tinggal anak. Anak–anak,
khususnya di jenjang SD harus sudah mengetahui isu–isu lingkungan yang ada di
sekitar mereka. Namun sayangnya, pendidikan lingkungan hidup yang diajarkan
di sekolah belum secara optimal dilaksanakan. Pendidikan lingkungan hidup juga
baru diajarkan di beberapa sekolah saja di pulau Jawa. Hal ini terkesan pendidikan

lingkungan hidup tidak dianggap penting oleh pemerintah dengan tidak
memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Apalagi ketika
pendidikan lingkungan hanya sebatas materi tentang lingkungan. Padahal
pendidikan lingkungan tidak hanya memberikan pengetahuan tentang lingkungan
tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan dan kepeduliannya
terhadap kondisi lingkungan (Hamzah, 2013:35). Hal ini sejalan dengan rumusan
pendidikan lingkungan yang pertamakali dicetuskan oleh IUCN/UNESCO (1970)
bahwa,”pendidikan lingkungan adalah suatu proses untuk mengenali nilai-nilai
dan menjelaskan konsep dalam rangka mengembangkan ketrampilan, sikap yang
diperlukan untuk memahami serta menghargai hubungan timbal balik antara
manusia, budaya, dan lingkungan biofisiknya”.
Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Pengertian pendidikan lingkungan di atas memberikan pemahaman
kepada kita bahwa dalam pendidikan lingkungan terdapat upaya untuk

menggiring peserta didik ke arah perubahan gaya hidup dan perilaku ramah
lingkungan.

Pendidikan

lingkungan

diarahkan

untuk

mengembangkan

pemahaman, motivasi dan ketrampilan yang diwarnai dengan kepedulian terhadap
penggunaan dan konservasi sumber daya alam. Namun kenyataannya hampir di
semua sekolah, pendidikan lingkungan hidup diajarkan dengan metode ceramah
yaitu berupa pemahaman konsep. Proses ini sering kali membuat para siswa
bosan dan tidak memahami materi yang diajarkan. Terutama di tingkat Sekolah
Dasar, pendidikan lingkungan hidup masih diajarkan sebatas materi dan soal-soal
saja. Namun untuk tingkat SMP dan SMA, pendidikan lingkungan hidup sudah

mulai diajarkan dalam bentuk praktek seperti praktek daur ulang dan lain-lain.
Pendidikan lingkungan hidup yang diajarkan di sekolah dirasa kurang
efektif bagi siswa untuk memahami materinya apalagi menumbuhkan tingkat
kepedulian terhadap lingkungan. Pembelajaran untuk siswa SD harus dilakukan
dalam suasana yang menyenangkan. Metode yang cukup menarik perhatian
adalah dengan cara bermain. Karena keinginan untuk bermain masih sangat terasa
pada siswa SD kelas 1 sampai 3. Pendidikan lingkungan hidup yang diajarkan
dengan metode ceramah atau tanya jawab tentunya akan sangat membosankan
bagi mereka. Apalagi pendidikan lingkungan hidup yang notabene adalah muatan
lokal, sehingga masih menganggap mata pelajaran ini tidak terlalu penting.
Kurangnya pemahaman konsep mengenai lingkungan pada siswa ini selain
diakibatkan oleh lemahnya pemahaman tentang pendidikan lingkungan, juga
proses pembelajaran yang kurang efektif. Guru kekurangan materi bahan ajar
untuk mengenalkan konsep-konsep lingkungan kepada siswa. Jika kita mengacu
pada kurikulum 2013 maka ada empat aspek yang harus dikembangkan dalam
pembelajaran siswa, yaitu : (1) spiritual, (2) sosial, (3) kognitif, (4) keterampilan.
Untuk mengembangkan ke empat aspek tersebut pada siswa maka dibutuhkan
suatu proses pembelajaran yang memadai. Salah satunya melalui penggunaan
pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Melihat fenomena tersebut, dibuatlah sebuah permainan edukatif tentang
lingkungan hidup. Diharapkan permainan ini dapat menjadi salah satu media

untuk pembelajaran yang baru bagi guru untuk menyampaikan materi tentang
lingkungan hidup dan digunakan berbarengan dengan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajarannya. Permainan ini juga dapat menjadi alternatif permainan
di saat jam istirahat di sekolah. “ Belajar sambil bermain “, merupakan moto yang
sering diucapkan oleh Ibu Kasur, konsep inilah yang akan diterapkan dalam
penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman siswa SD tentang pendidikan
lingkungan hidup. Dengan tetap menyadari eksistensi kurikulum pemerintah pada
keterbatasan

dan

kelebihannya,

untuk

dinamika

belajar,

metode

ini

mengembangkan pendidikan tanpa meninggalkan sifat bermain yang ada pada
setiap anak dan remaja (Sumardi, 2005:96). Melalui bermain, kita mengajak anakanak untuk lebih mengenal alam, mengetahui isu-isu lingkungan, mencegah
kerusakan dan menjaga alam.
Permainan edukatif ini merupakan pengembangan dari permainan ular
tangga. Dengan merubah sistem permainan dan menambahkan konten baru
tentang lingkungan hidup, diharapkan anak-anak mampu menangkap materi
tentang lingkungan dengan lebih baik dan cepat. Berdasarkan hal tersebut di atas,
maka isu-isu seputar lingkungan hidup menarik untuk dipelajari dan diteliti. Salah
satunya adalah aspek kepedulian lingkungan dan pemahaman konsep lingkungan
Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

siswa SD yang akan coba diamati.Seperti apa kepedulian siswa Sekolah Dasar
terhadap lingkungan hidup serta sejauh mana pemahaman konsep lingkungannya.
Maka untuk mengetahuinya peneliti akan mencoba dengan pendekatan Saintifik
yang di bantu dengan permainan edukatif ular tangga bernama Eco Green Hero.
Sehingga dengan melihat hal tersebut dibuatlah sebuah penelitian yang berjudul
“Tingkat Kepedulian dan Pemahaman Konsep Lingkungan pada Siswa SD
Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Ular Tangga Eco Green
Hero”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian yang akan dilakukan maka dapat di
rumuskan kedalam beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana Rencana Pelaksanaan pembelajaran guru yang belum
menggunakan

pendekatan

saintifik

dengan

Rencana

pelaksanaan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik?
2. Bagaimana observasi awal terhadap Nilai Raport IPA dan PLH siswa,
Untuk mengetahui pemahaman awal konsep lingkungan siswa SD?
3. Bagaimana Rancangan Pembuatan Media ular tangga eco green hero yang
digunakan untuk membantu pelaksanaan pendekataan saintifik pada siswa
SD?
4. Bagaimana pelaksanaan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media
ular tangga Eco Green Hero, untuk mengetahui tingkat kepedulian dan
pemahaman konsep lingkungan pada siswa SD?
5. Bagaimana tingkat kepedulian lingkungan siswa SD dengan menggunakan
pendekatan saintifik berbantuan media ular tangga Eco Green Hero?
6. Bagaimana tingkat pemahaman konsep lingkungan siswa SD dengan
mengunakan pendekatan saintifik berbantuan media ular tangga Eco
Green Hero?
C. Batasan Masalah
Agar lebih terfokus dan terarah, penelitian ini membatasi pada:
1. Kepedulian terhadap lingkungan dalam penelitian ini adalah sikap respon
siswa terhadap angket tentang pemikiran, perasaan dan tindakan dalam (1)
Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Respect for Natur (hormat terhadap alam), (2) Moral Responsibility for
Nature (tanggung jawab terhadap alam), (3) cosmic solidarity (Solidaritas
terhadap alam), (4) Caring for Natur (peduli terhadap alam), (5) No Harm
(tidak Meusak), (6) sederhana dan selaras dengan alam.
2. Pemahaman konsep lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
siswa dapat menyatakan ulang, mengklasifikasikan, memberi contoh, menarik
kesimpulan, dan menunjukan, pertanyaan yang diberikan pada siswa
mengenai materi-materi pelajaran siswa SD yang berkaitan dengan
lingkungan hidup diantaranya yaitu: (1) ekosistem, (2) sumber daya alam, (3)
hewan dan tumbuhan langka, (4) hemat energi, (5) lingkungan hidup, (6)
kerusakan alam, (7) bencana alam, dalam bentuk kartu soal.
3.

Pendekatan saintifik dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik yang
digunakan dalam memahami konsep-konsep lingkungan dan kepedulian
lingkungan pada Permainan Ular Tangga Eco Green Hero.

4. Media ular tangga Eco Green Hero dalam penelitian ini adalah media
permainan ular tangga yang bertemakan lingkungan hidup yang cara
bermainnya telah mengalami modifikasi dari permaianan ular tangga pada
umumnya.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat pemahaman dan
kepedulian konsep lingkungan siswa sekolah dasar, melalui pendekatan saintifik
berbantuan media ular tangga eco green hero.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan
sumbangan

pengetahuan

bagi

semua

praktisi

pendidikan

baik

guru,

pengelola/penyelenggara pendidikan dasar serta pemegang kebijakan yang
menentukan masalah lingkungan hidup. Secara khusus diharapkan dapat memberi
manfaat:
1. Bagi siswa, penelitian ini untuk meningkatkan kesadaran mereka agar
memiliki etika lingkungan yang baik terhadap lingkungan hidup

Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

2. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenaicara apa saja
yang harus dilakukan agar siswa mampu mengaplikasikan etika lingkungan
dalam kehidupan sehari hari mereka
3. Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik,
pendidik, lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
melalui kepedulian siswa terhadap lingkungan.
E. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini akan ditulis sesuai dengan sistematika pada
pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan Universitas Pendidikan
Indonesia pada tahun 2015 berikut ini :
1.

Bab I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan
masalah penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi penelitian/sistematika penulisan.

2.

Bab II : Kajian pustaka yang berfungsi sebagai landasan teoritis yang
berisikan kajian teoritik akan perilaku yang menunjukan kepedulian terhadap
lingkungan, konsep-konsep mengenai lingkungan, pendekatan saintifik serta
permainan media ular tangga Eco Green Hero.

3.

Bab III : Metodologi penelitian yang berisikan metode penelitian, definisi
operasional, objek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian yang
terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian,
teknik pengumpulan data dan analisis pengolahan data dan alur penelitian.

4.

Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan.

5.

Bab V : Simpulan,Implikasi dan rekomendasi.

Kamiludin, 2016
TINGKAT KEPEDULIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA SD MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA ULAR TANGGA ECO GREEN HERO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu