Makalah Administrasi Pendidikan Kebija

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep- konsep Dasar Kurikulum
a. Pengertian kurikulum
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut:
1. Ralph

Tyler

(1049):

Semua

pelajaran-pelajaran

murid

yang

direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuantujuan pendidikannya.

2. J. Wiles & J. Bondi (1989): Kurikulum ialah suatu cita-cita atau
seperangkat nilai-nilai, yang digerakkan melalui suatu pengembangan
proses kulminasi dalam pengalaman-pengalaman dikelas untuk muridmurid.1
3. J. Galen Saylor dan William M. Alexander menjelaskan bahwa segala
usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah termasuk kurikulum.2
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah semua kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah
untuk membimbing mereka disekolah sebagai pengalaman murid untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
a. Karakteristik kurikulum
Karakteristik-karakteristik kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Curriculum as Subject Matter (Kurikulum merupakan kebenaran yang
telah terjadi)
1 Abdullah Idi.1999.Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta: Gaya
Media Pratama, h. 4-5.
2 Rakhmat Hidayah. 2011.Pengantar Sosiologi Kurikulum.Jakarta:RajaGrafindo
Persada, h. 4-5.

b. Curriculum as Experience (dalam karakteristik kurikulum ini, guru

bertindak sebagai fasilitator untuk mempertinggi pertumbuhan
kepribadian anak didik.)
c. Curriculum as Intention (suatu perencanaan kurikulum yang
komprehensif terhadap pengalaman-pengalaman belajar anak didik
telah ditentukan lebih awal sebelum mereka memulai kurukulum itu.)
d. Curriculum as Cultural Reproduction (suatu alat konsensus sejauh
mana pengetahuan dan nilai-nilai yang sungguh bernilai untuk
disampaikan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.)
e. Curriculum as Currere (karakteristik ini menekankan pada perspektif
pengalaman dan akibat terhadap kurikulum adalah interpretasi
terhadap pengalaman hidup.)3
b. Komponen-komponen kurikulum
Berikut ini diuraikan masing-masing komponen dari kurikulum, antara
lain:
1. Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan berkaitan dengan perwujudan domain-domain anak
didik melalui suatu proses pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a. Tujan pendidikan nasional, yaitu suatu cita-cita yang untuk
menciptakan insan yang beriman dan bertakwa disamping
mempunyai pengetahuan dan keterampilan.

b. Tujuan institusional merupakan tindak lanjut dari tujuan
pendidikan nasional. Macam-macam tujuan institusional, antara
lain: SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA, Universitas, dan sebagainya.
c. Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang perlu dicapai oleh anak didik
setelah ia menyelesaikan pendidikannya.
d. Tujuan Instruksional, merupakan tujuan bersifat operasional yakni
diharapkan dapat tercapai pada saat proses belajar mengajar yang
bersifat langsung dan terjadi setiap hari dibahas.

3 Ibid, hal.7-9.

2. Komponen Isi dan Struktur Program atau Materi merupakan materi
yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
3. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk
memudahkan dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah
dimengerti oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.
4. Komponen Strategi Belajar Mengajar
5. Komponen Proses Belajar Mengajar

6. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi adalah alat untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam
pelaksanaan kurikulum. Penilaian atau evaluasi akan menentukan
tujuan kurikulum, materi atau bahan, dan proses belajar mengajar.4
c. Proses pengembangan kurikulum
1. Pedoman kurikulum meliputi :
a. Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi
atau matakuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
b. Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan yakni ruang lingkup dan urutan pengajiannya.
c. Disain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan kurikulum.
2. Pedoman instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan
berdasarkan silabus.5
B. Model-model Pengembangan Kurikulum
Istilah model mempunyai banyak pengertian beberapa diantaranya ialah
yang dikemukakan oleh William A.Shcrode, D Voich (1974) mengemukakan
bahwa “ models are a representative of reality intended to explain the behavior
of some aspects of it”. Dari defenisi ini jelas bahwa model dapat dijadikan


4 Ibid, hal.12-16.
5 S.Nasution.1989. Kurikulum dan Pengajaran.Jakarta: Bina Aksara, h.8

sebagai resprentasi dari suatu realitas untuk menerangkan perilaku dari apa
yang digambarkan tersebut. 6
Menurut Good (1972) dan Travers (1973) model adalah abstraksi dunia
nyata atau respresentasi peristiwa kompleks atau system, dalam bentuk naratif,
matematis, grafis serta lambing-lambang lainnya. Model bukanlah realitas akan
tetapi merupakan respresntasi realitas yang dikembangkan dari keadaan.
Dengan demikian model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang
didapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu kedalam realitas , yang
sifatnya lebih praktis.7
Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan istilah komprehensif
di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan penilaian. sehingga yang
dimaksud dengan model pengembangan kurikulum adalah rancangan,
penerapan dan penialaian yang didapat digunakan untuk mengembangkan suatu
kurikulum , dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki
atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik
dari pemerintah pusat, daerah maupun sekolah.
Nadler (1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang

dapat menolong sipengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara
mendasar dan menyeluruh.8 Model- model pengembangan kurikulum
diantaranya adalah:
1. Ralph Tayler
Dalam bukunya yang berjudul yang berjudul Basic Principles of
curriculum and instruction, Tyler mengatakan bahwa curriculum development
needed to be treated logically and systematically. Ia berupaya menjelaskan

6 Engkoswara.2012.Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, h. 79
7 Wina Sanjaya.2010.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Kencana,h.82
8 Ibid, h. 82

tentang pentingnya pendapat secara rasional, menganalisis, menginterprestasi
kurikulum dan program pengajaran dari suatu lembaga pendidikan.9
Adapun maksud kata logically diatas adalah bahwa pengembangan
kurikulum tersebut harus sesuai dengan logika yaitu bersifat

rasional,

sedangkan yang dimaksud dengan systematically adalah bagaimana merancang

sesuatu kuikulum sesuai dengan tujuan , misi , suatu pendidikan.Proses
pengembangan kurikulum model tyler adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Tujuan pendidikan
Dalam penyusunan suatu kurikulum , merumuskan tujuan merupakan
langkah utama yang harus dikerjakan, sebab Tujuan pendidikan merupakan arah
atau sasaran akhir yang harus dicapai dalam program pendidikan dan
pembelajaran.Tayler menjelaskan bahwa sumber perumusan tujuan dapat
berasal dari siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilmu, filosofis, dan
psikologi belajar.
b. Menentukan Pengalaman Belajar
Langkah kedua dalam proses pengembangan kurikulum adalah
menentukan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
9 Abdullah Idi. 2014.Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada,h.125

Tayler mengemukakan : The term “ learning experience” is not the same as the
content with which a course deals nor activities performed by the teacher. The
term “Learning Experience” refers to interection between the learner and the
external condition in the enviropment to which he can react. Learning takes

place through the acive behavior of the student, it is what he does that he learns
not what the teacher does.10
Pengalaman belajar mennjuk kepada aktivitas siswa didalam proses
pembelajaran. Dengan demikian yang harus dipertanyakan dalam pengalaman
ini adalah “ apa yang telah atau akan dikerjakan siswa “ bukan “apa yang akan
atau telah diperbuat guru. Untuk itulah guru sebagai pengembang kurikulum
mestinya memahami apa minta siswa, serta bagaimana latarbelakangnya.
Dengan pemahaman tersebut akan memudahkan bagi guru dalam mendesain
lingkungan yang dapat mengaktifkan sisiwa memperoleh pengelaman belajar.
c. Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Langkah

ketiga

dalam

merancang

suatu


kurikulum

adalah

mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit mata
pelajaran, maupun dalm bentuk program. Ada 2 jenis pengorganisasian
pengalaman belajar yaitu pengorganisasian secara vertical dan horizontal.
Pengorganisasian secara vertical apabila menghubungkan pengalaman
belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda.
Sedangkan pengorganisasian secara horizontal jika kita menghubungkan
pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang
sama.
d. Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk
mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Evalasi memegang peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi
10 Wina Sanjaya.2010.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Kencana,h.84

dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum.Terdapat 2 fungsi

evaluasi yaitu pertama digunakan untuk memperoleh data tentang
ketercapaian tujuan oleh peserta didik (tingkat pencapain tujuan,
penguasaan isi kurikulum setiap siswa). Kedua melihat efektivitas proses
pembelajaran.
2. Model Taba
Ada 7 langkah pengembangan kurikulum model taba yaitu sebagai
berikut:

1) Diagnosis Kebutuhan : pengembangan kurikulum dimulai dengan
menentukan kebutuhan-kebutuhan siswa melalui diagnosis tentang “
gaps”, berbagai kekurangan( defeciences) dan perbedaan latar belakang
siswa.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran : setelah diagnosis lalu merumuskan
tujuan.
3) Seleksi materi yaitu pemilihan isi kurikulum , pemilihan isi tidak hanya
didasarkan pada tujuan yang harus dicapai akan tetapi harus
mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
4) Organisasi materi yaitu setelah diseleksi selanjutnya isi kuriklum yang
telah ditentukan tersebut disusun urutannya sehingga tampak pada
tingkat berpa sebaiknya kurikulum itu diberikan


5) Seleksi pengalaman belajar yaitu menentukan pengalaman-pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum
6) Organisasi pengalaman belajar yaitu menentukan bagaimana mengemas
pengalaman belajar siswa kedalam bentuk kegiatan
7) Menentukan cara dan alat untuk mengetahui hasil kegiatan yaitu
menseleksi berbagai teknik yang dilakukan untuk menilai prestasi siswa.
3. Model Beauchamp
Beauchamp mengungkapkan ada 5 langkah proses pengembangan
kurikulum yaitu:
1. Menetapkan wilayah ,arena atau ruang lingkup yang akan
dicakup oleh kurikulum tersebut.
2. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses
pengembangan

kurikulum. Ada 4

kategori

orang yang

berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum yaitu: Para ahli
pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan
kurikulum dan para ahli bidang ilmu luar , para ahli pendidikan
dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih, para
professional dalam system pendidikan, professional lain dan
tokoh- tokoh masyarakat.11
3. Menetapkan Prosedur yang akan ditempuh yaitu hal dalam
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus , memilih isi dna
pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi.
4. Implementasi kurikulum
5. Melaksanakan Evaluasi Kurikulum
4. Model Wheeler

11 Nana Syaodih Sukamdinata.2010.Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,h.164

Menurut wheeler pengembangan kurikulum merupakan sesuatu proses
yang memebentuk lingkaran. Proses pengembngan kurikum terjadi secara terusmenerus. Wheeler berpendapat bahwa pengembangan kurikulum terdiri atas
tahap. Dimana setiap tahap berlangsung secara sistematis, artinya tidak
mungkin menyelesikan tahap kedua , apabila tahap pertama belum
terselesaikan. Namun apabila setiap tahap sudah selesai dikerjakan , kita akan
kembali pada tahap awal.
5. Model Nicholls

Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut nicholls yaitu:
1) Analisi situasi
2) Menentukan tujuan khusus

3) Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
4) Menentukan dan mengorganisasi metode
5) Evaluasi
6. Model Skilbeck

Skilbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru yang ingin
mengembangkan kurikulum yang sesuai engan kebutuhan sekolah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun Kesimplan dari Makalah ini adalah:
 Objek atau sasaran administrasi pendidikan ialah segala sesuatu
yang bertalian dengan kegiatan/ proses administrasi pendidikan,
yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan dengan tujuan
meningkatkan kualitas lulusan melalui system pembelajaran
yang lebih sempurna untuk menguasai IPTEK.Untuk mecapai


tujuan tersebut diperlukan adanya kurikulum.
Model Konsep Kurikulum berupa pengertian kurikulum,
karakteristik krikulum, komponen kurikulum dan pedoman
penegmbangan krikulum.



Model pengembangan kurikulum adalah rancangan, penerapan
dan penialaian yang didapat digunakan untuk mengembangkan
suatu kurikulum , dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang
dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat,
daerah maupun sekolah. Adapun Model- model Pengembangan
kurikulum diantaranya ialah Model Ralph tayler, Taba, wheeler,
Beauchamp,Nicholls, dan Skillbeck.