Materi Seleksi Tertulis . doc
Materi Seleksi Tertulis
a. Dasar-Dasar Pembangunan Masyarakat Desa;
b. Undang-Undang No. 40. Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pemahaman Program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda;
d. Pengembangan Kewirausahaan dan Potensi Ekonomi Desa;
e. Makalah/Paper pada saat test tertulis.
5. Materi Wawancara
Motivasi dan Minat Terhadap Program PKKP;
Kepemimpinan dan Kerja Sama;
Kepeloporan dan Kesukarelawanan;
Potensi Kewirausahaan;
Kompetensi Akademik
KONSEP DASAR PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PEDESAAN (TINJAUAN RINGKAS)
OLEH: ANTON BUDHI NUGROHO, SE, MM, MES, CSA, CEA, CCAE, CEMB
(0822 849 42665)
Pin BBm: 54AD4157 & 7E78B6D5
Definisi Desa dan Perangkat Desa
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa, disebutkan
bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasbatas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Egon E. Bergel
(1995) desa adalah setiap pemukiman para petani. Ciri utama yang terlekat pada desa
adalah fungsinya sebagai tempat tinggal dari suatu kelompok masyarakat yang relatif
kecil. Dengan kata lain, suatu desa ditandai oleh keterikatan warganya terhadap suatu
wilayah tertentu (dalam Raharjo, 2004).
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten atau kota, dan desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya
lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya
menjadi kelurahan. Beberapa kewenangan desa adalah sebagai berikut: 1)
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asalusul
desa, 2) menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten
atau kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan
yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat, 3)
menyelenggarakan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi, dan
pemerintah kabupaten atau kota, 4) menyelenggarakan urusan pemerintahan lainnya
yang diserahkan kepada desa. Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan desa
terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Pentingnya Pembangunan Masyarakat Desa
Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam kegiatan kenegaraan.
Negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki kewajiban untuk mensejahterakan
rakyatnya, dan salah satunya adalah melalui pembangunan. Pembangunan secara
teoritis tidak hanya dilakukan di perkotaan saja, melainkan juga harus dilakukan di
pedesaan. Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan urbanisasi besarbesaran ke
perkotaan yang dapat menimbulkan permasalahan kompleks di perkotaan. Sedikitnya
ada dua alasan mengapa masalah pembangunan masyarakat desa masih relevan
dibahas (Usman, 2004), yaitu pertama, kendati dalam dua dasawarsa terakhir
perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum wilayah negara kita masih
didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan masih akan berlangsung relatif
lama. Benar bahwa di beberapa daerah ciri pedesaan itu susut perlahan bersamaan
dengan proses industrialisasi dan urbanisasi, akan tetapi itu tidak berarti hilang sama
sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan bertahan sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi arah dan sifat perkembangan kota.
Kedua, kendati sejak awal tahun 1970an pemerintah orde baru telah mencanangkan
berbagai macam kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan yang ditandai
dengan inovasi teknologi modern, secara umum kondisi sosial ekonomi desa masih
memprihatinkan. Betul bahwa pemerintah orde baru telah sukses mengantarkan
Indonesia dari salah satu negara impor beras nomor wahid di dunia menjadi negara
berswasembada beras, dan konflikkonflik sosial yang berakar dari kompetisi memenuhi
the basic needs di pedesaan kini hampir tidak lagi terdengar, sehingga seperti
dinyatakan sejumlah pakar strategi pembangunan pedesaan yang kita pilih sudah
menapak pada jalan yang benar. Namun demikian, persoalan kemiskinan dan
kesenjangan masih menjadi pemicu berbagai konflik politik atau gerakangerakan politik
yang berkepanjangan. Karena itu persoalan ini harus terus dicarikan alternatif
pemecahannya supaya tidak mengganggu stabilitas.
Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan
dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan
dalam perkembangannya tidak sematamata terbatas pada peningkatan produksi
pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya mencakup implementasi program
peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi
kebutuhan dasar. Lebih dari itu, pembangunan desa adalah sebuah upaya dengan
spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga
segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat
lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara. Karena itu ruang lingkup
pembangunan pedesaan sebenarnya sangat luas, implikasi sosial dan politiknya pun
juga tidak sederhana.
Strategi Pembangunan Pedesaan
Usman (2004), menyatakan ada 4 strategi pembangunan yang dapat dilaksanakan di
pedesaan, yaitu pembangunan pertanian, industrialisasi pedesaan, pembangunan
masyarakat desa terpadu melalui pemberdayaan, dan strategi pusat pertumbuhan.
Kesemua strategi pembangunan ini tidak dapat dilaksanakan secara parsial, melainkan
sebuah strategi menyeluruh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam rangka
mencapai kemajuan di wilayah pedesaan. Semakin maju wilayah pedesaan maka akan
mengurangi ketimpangan antara kota dan desa. Hal ini juga hanya akan dapat tercapai
apabila para pengambil keputusan di pedesaan baik kepala desa, lurah, dan camat
mampu memahami makna pembangunan pedesaan dan mampu menjalin hubungan
komunikasi dengan masyarakat desa serta jajaran pemerintahan di atasnya. Dengan
kata lain, pembangunan pedesaan harus melibatkan berbagai pihak agar tercapai
pembangunan yang maksimal.
Pembangunan pertanian di seleruh wilayah pedesaan di Indonesia sangat penting dari
keseluruhan pembangunan nasional. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya
pembangunan pertanian adalah sebagai berikut : 1) potensi sumber dayanya yang
besar dan beragam, 2) pangsa terhadap pendapatan nasional maupun pendapatan bagi
masyarakat desa besar, 3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada
sektor ini, khususnya penduduk desa, 4) peranannya yang besar dalam menyediakan
pangan bagi masyarakat nasional, khususnya bagi masyarakat desa sekitar, 5) dan
menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Semakin maju dan pesat pembangunan
pertanian di pedesaan maka ketergantungan bahan pangan dari luar negeri dapat
dihilangkan. Masyarakat desa yang mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya
sudah tentu akan mempunyai peningkatan pendapatan, sebab hasil pertanian dapat
dijual ke berbagai daerah (Hanani dkk, 2003). Dengan demikian kesejahteraan
masyarakat desa akan meningkat.
Pembangunan masyarakat desa melalui pemberdayaan juga tidak kalah pentingnya
dengan pembangunan pertanian. Makna pembangunan masyarakat desa melalui
pemberdayaan adalah bagaimana membangun kelembagaan sosial ekonomi yang
mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapat lapangan kerja dan
pendapatan yang layak, martabat dan eksistensi pribadi, kebebasan menyampaikan
pendapat, berkelompok dan berorganisasi, dan berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat empat
strategi yang diperlukan dalam pemberdayaan masyarakat, 1) membangun
kelembagaan sosial masyarakat yang dapat memfasilitasi masyarakat untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pemerintah dan dari
masyarakat sendiri untuk meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan sosial,
martabat dan keberadaan serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan pembangunan, 2) mengembangkan kapasitas organisasi ekonomi
masyarakat untuk dapat mengelola kegiatan usaha ekonomi secara kompetitif dan
menguntungkan yang dapat memberikan lapangan kerja dan pendapatan yang layak, 3)
Meningkatkan upaya perlindungan/pemihakan bagi masyarakat dengan menciptakan
iklim ekonomi yang pro rakyat, pengembangan sektor ekonomi riil, dan memberikan
jaminan sosial kepada masyarakat yang memerlukan, 4) menciptakan iklim politik yang
dapat membuka kesempatan yang luas kepada masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan organisasi politik, penyaluran aspirasi dan pendapat dan berorganisasi secara
bertanggung jawab (Hanani dkk, 2003).
Industrialisasi pedesaan. Tujuan utama program industrialisasi pedesaan adalah
mengembangkan industri kecil dan kerajinan. Industrialisasi pedesaan merupakan
alternatif yang sangat strategis bagi upaya menjawab persoalan semakin menyempitnya
ratarata pemilikan dan penguasaan lahan di pedesaan serta keterbatasan elastisitas
tenaga kerja (Usman, 2004).
Strategi pusat pertumbuhan. Strategi ini adalah sebuah cara alternatif yang diharapkan
dapat memecahkan masalah ketimpangan antara kota dan desa. Cara yang ditempuh
adalah membangun atau mengembangkan sebuah pasar di dekat desa. Pasar ini
difungsikan sebagai pusat pertumbuhan hasil produksi desa, sekaligus sebagai pusat
informasi tentang halhal yang berkaitan dengan kehendak konsumen dan kemampuan
produsen. Pusat pertumbuhan seperti ini perlu diupayakan agar secara sosial tetap
dekat dengan desa, tetapi secara ekonomi mempunyai fungsi dan sifat seperti kota.
Dengan demikian, pusat pertumbuhan ini di samping secara langsung dapat menjawab
berbagai persoalan pemasaran atau distribusi hasil produksi pertanian, juga dapat
dikelola sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masyarakat desa (Usman, 2004).
a. Dasar-Dasar Pembangunan Masyarakat Desa;
b. Undang-Undang No. 40. Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pemahaman Program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda;
d. Pengembangan Kewirausahaan dan Potensi Ekonomi Desa;
e. Makalah/Paper pada saat test tertulis.
5. Materi Wawancara
Motivasi dan Minat Terhadap Program PKKP;
Kepemimpinan dan Kerja Sama;
Kepeloporan dan Kesukarelawanan;
Potensi Kewirausahaan;
Kompetensi Akademik
KONSEP DASAR PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PEDESAAN (TINJAUAN RINGKAS)
OLEH: ANTON BUDHI NUGROHO, SE, MM, MES, CSA, CEA, CCAE, CEMB
(0822 849 42665)
Pin BBm: 54AD4157 & 7E78B6D5
Definisi Desa dan Perangkat Desa
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa, disebutkan
bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasbatas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Egon E. Bergel
(1995) desa adalah setiap pemukiman para petani. Ciri utama yang terlekat pada desa
adalah fungsinya sebagai tempat tinggal dari suatu kelompok masyarakat yang relatif
kecil. Dengan kata lain, suatu desa ditandai oleh keterikatan warganya terhadap suatu
wilayah tertentu (dalam Raharjo, 2004).
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten atau kota, dan desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya
lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya
menjadi kelurahan. Beberapa kewenangan desa adalah sebagai berikut: 1)
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asalusul
desa, 2) menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten
atau kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan
yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat, 3)
menyelenggarakan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi, dan
pemerintah kabupaten atau kota, 4) menyelenggarakan urusan pemerintahan lainnya
yang diserahkan kepada desa. Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan desa
terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Pentingnya Pembangunan Masyarakat Desa
Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam kegiatan kenegaraan.
Negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki kewajiban untuk mensejahterakan
rakyatnya, dan salah satunya adalah melalui pembangunan. Pembangunan secara
teoritis tidak hanya dilakukan di perkotaan saja, melainkan juga harus dilakukan di
pedesaan. Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan urbanisasi besarbesaran ke
perkotaan yang dapat menimbulkan permasalahan kompleks di perkotaan. Sedikitnya
ada dua alasan mengapa masalah pembangunan masyarakat desa masih relevan
dibahas (Usman, 2004), yaitu pertama, kendati dalam dua dasawarsa terakhir
perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum wilayah negara kita masih
didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan masih akan berlangsung relatif
lama. Benar bahwa di beberapa daerah ciri pedesaan itu susut perlahan bersamaan
dengan proses industrialisasi dan urbanisasi, akan tetapi itu tidak berarti hilang sama
sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan bertahan sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi arah dan sifat perkembangan kota.
Kedua, kendati sejak awal tahun 1970an pemerintah orde baru telah mencanangkan
berbagai macam kebijaksanaan dan program pembangunan pedesaan yang ditandai
dengan inovasi teknologi modern, secara umum kondisi sosial ekonomi desa masih
memprihatinkan. Betul bahwa pemerintah orde baru telah sukses mengantarkan
Indonesia dari salah satu negara impor beras nomor wahid di dunia menjadi negara
berswasembada beras, dan konflikkonflik sosial yang berakar dari kompetisi memenuhi
the basic needs di pedesaan kini hampir tidak lagi terdengar, sehingga seperti
dinyatakan sejumlah pakar strategi pembangunan pedesaan yang kita pilih sudah
menapak pada jalan yang benar. Namun demikian, persoalan kemiskinan dan
kesenjangan masih menjadi pemicu berbagai konflik politik atau gerakangerakan politik
yang berkepanjangan. Karena itu persoalan ini harus terus dicarikan alternatif
pemecahannya supaya tidak mengganggu stabilitas.
Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan
dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan
dalam perkembangannya tidak sematamata terbatas pada peningkatan produksi
pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya mencakup implementasi program
peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi
kebutuhan dasar. Lebih dari itu, pembangunan desa adalah sebuah upaya dengan
spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga
segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat
lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara. Karena itu ruang lingkup
pembangunan pedesaan sebenarnya sangat luas, implikasi sosial dan politiknya pun
juga tidak sederhana.
Strategi Pembangunan Pedesaan
Usman (2004), menyatakan ada 4 strategi pembangunan yang dapat dilaksanakan di
pedesaan, yaitu pembangunan pertanian, industrialisasi pedesaan, pembangunan
masyarakat desa terpadu melalui pemberdayaan, dan strategi pusat pertumbuhan.
Kesemua strategi pembangunan ini tidak dapat dilaksanakan secara parsial, melainkan
sebuah strategi menyeluruh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam rangka
mencapai kemajuan di wilayah pedesaan. Semakin maju wilayah pedesaan maka akan
mengurangi ketimpangan antara kota dan desa. Hal ini juga hanya akan dapat tercapai
apabila para pengambil keputusan di pedesaan baik kepala desa, lurah, dan camat
mampu memahami makna pembangunan pedesaan dan mampu menjalin hubungan
komunikasi dengan masyarakat desa serta jajaran pemerintahan di atasnya. Dengan
kata lain, pembangunan pedesaan harus melibatkan berbagai pihak agar tercapai
pembangunan yang maksimal.
Pembangunan pertanian di seleruh wilayah pedesaan di Indonesia sangat penting dari
keseluruhan pembangunan nasional. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya
pembangunan pertanian adalah sebagai berikut : 1) potensi sumber dayanya yang
besar dan beragam, 2) pangsa terhadap pendapatan nasional maupun pendapatan bagi
masyarakat desa besar, 3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada
sektor ini, khususnya penduduk desa, 4) peranannya yang besar dalam menyediakan
pangan bagi masyarakat nasional, khususnya bagi masyarakat desa sekitar, 5) dan
menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Semakin maju dan pesat pembangunan
pertanian di pedesaan maka ketergantungan bahan pangan dari luar negeri dapat
dihilangkan. Masyarakat desa yang mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya
sudah tentu akan mempunyai peningkatan pendapatan, sebab hasil pertanian dapat
dijual ke berbagai daerah (Hanani dkk, 2003). Dengan demikian kesejahteraan
masyarakat desa akan meningkat.
Pembangunan masyarakat desa melalui pemberdayaan juga tidak kalah pentingnya
dengan pembangunan pertanian. Makna pembangunan masyarakat desa melalui
pemberdayaan adalah bagaimana membangun kelembagaan sosial ekonomi yang
mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapat lapangan kerja dan
pendapatan yang layak, martabat dan eksistensi pribadi, kebebasan menyampaikan
pendapat, berkelompok dan berorganisasi, dan berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat empat
strategi yang diperlukan dalam pemberdayaan masyarakat, 1) membangun
kelembagaan sosial masyarakat yang dapat memfasilitasi masyarakat untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pemerintah dan dari
masyarakat sendiri untuk meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan sosial,
martabat dan keberadaan serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan pembangunan, 2) mengembangkan kapasitas organisasi ekonomi
masyarakat untuk dapat mengelola kegiatan usaha ekonomi secara kompetitif dan
menguntungkan yang dapat memberikan lapangan kerja dan pendapatan yang layak, 3)
Meningkatkan upaya perlindungan/pemihakan bagi masyarakat dengan menciptakan
iklim ekonomi yang pro rakyat, pengembangan sektor ekonomi riil, dan memberikan
jaminan sosial kepada masyarakat yang memerlukan, 4) menciptakan iklim politik yang
dapat membuka kesempatan yang luas kepada masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan organisasi politik, penyaluran aspirasi dan pendapat dan berorganisasi secara
bertanggung jawab (Hanani dkk, 2003).
Industrialisasi pedesaan. Tujuan utama program industrialisasi pedesaan adalah
mengembangkan industri kecil dan kerajinan. Industrialisasi pedesaan merupakan
alternatif yang sangat strategis bagi upaya menjawab persoalan semakin menyempitnya
ratarata pemilikan dan penguasaan lahan di pedesaan serta keterbatasan elastisitas
tenaga kerja (Usman, 2004).
Strategi pusat pertumbuhan. Strategi ini adalah sebuah cara alternatif yang diharapkan
dapat memecahkan masalah ketimpangan antara kota dan desa. Cara yang ditempuh
adalah membangun atau mengembangkan sebuah pasar di dekat desa. Pasar ini
difungsikan sebagai pusat pertumbuhan hasil produksi desa, sekaligus sebagai pusat
informasi tentang halhal yang berkaitan dengan kehendak konsumen dan kemampuan
produsen. Pusat pertumbuhan seperti ini perlu diupayakan agar secara sosial tetap
dekat dengan desa, tetapi secara ekonomi mempunyai fungsi dan sifat seperti kota.
Dengan demikian, pusat pertumbuhan ini di samping secara langsung dapat menjawab
berbagai persoalan pemasaran atau distribusi hasil produksi pertanian, juga dapat
dikelola sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masyarakat desa (Usman, 2004).