Proses Alih Media Naskah Kuno Dalam Bentuk Di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia terdiri atas berbagai daerah dengan beragam bahasa dan
memiliki catatan panjang mengenai kehidupan masyarakat yang dituliskan ke
dalam bentuk naskah. Naskah-naskah tersebut milik pemerintah dan swasta.
Selain itu, beberapa penduduk atau perorangan juga memiliki naskah yang mereka
simpan di rumah sendiri. Naskah yang mereka miliki biasanya merupakan warisan
orang-orang tua mereka terdahulu. Naskah terdiri dari kumpulan helaian lembaran
kertas. Naskah merupakan hasil tulisan tangan sebelum ditemukan mesin ketik.
Biasanya naskah menceritakan tentang tata kehidupan dan cara berpikir
masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebelum mengenal mesin
ketik masyarakat sering membuat atau menciptakan naskah.
Kertas merupakan salah satu bahan pustaka yang mudah terbakar, sobek,
rusak oleh makhluk hidup serta timbul noda oleh jamur dan debu. Kekuatan kertas
makin lama akan semakin menurun karena reaksi kimia pada kertas atau bahan
lain yang berasal dari luar. Akibatnya, kertas akan berubah warna menjadi kuning
kecoklatan dan akhirnya menjadi rapuh dan hancur. Oleh karena itu, koleksi perlu
dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung
didalamnya dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Usaha dalam perawatan dokumen tertulis masih kurang mendapat
perhatian, seharusnya usaha ini dilaksanakan lebih cermat lagi agar tidak
terjadinya kerusakan fisik bahan pustaka. Hal ini dapat menyentuh aspek lain

1

dalam konteks ilmu perpustakaan yaitu berupa aspek perawatan,
pengawetan (konservasi) dan pelestarian (preservasi) koleksi terhadap bahan
pustaka apabila terjadi kerusakan. Aspek ini ditujukan bagi bahan pustaka yang
tergolong rentan terhadap kerusakan. Biasanya koleksi berupa koleksi lama dan
tergolong cukup lama (cetakan lama) seperti naskah kuno memerlukan perawatan
dalam pelestariannya. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 271) “preservasi
(pelestarian) adalah satu aspek yang dapat mencakup semua usaha pelestarian
bahan pustaka, didalamnya meliputi kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber
daya manusia, metode dan teknik penyimpanan.”
Naskah kuno adalah hasil tulisan yang berisi informasi mengenai budaya
bangsa yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan bangsa, sejarah dan ilmu
pengetahuan. Naskah kuno merupakan salah satu koleksi langka yang dimiliki
oleh perpustakaan. Naskah kuno juga merupakan darah kehidupan sejarah, naskah
tulisan yang dapat dianggap sebagai salah satu representatif dari berbagai sumber

lokal yang paling otoritatif dan paling otentik dalam memberikan berbagai
informasi sejarah pada masa tertentu.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan pada pasal 1 ayat 4, bahwa:
Naskah kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak
diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun
luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan
mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu
pengetahuan.
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah
instansi Pembina Perpustakaan dan Kearsipan yang dibentuk berdasarkan

2

Peraturan Daerah (PERDA) No.3 tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat.
Keberadaan lembaga ini tidak lepas dari lembaga perpustakaan dan kearsipan
Provinsi Sumatera Barat. Awalnya lembaga ini merupakan dua lembaga yang
disatukan menurut PERDA yaitu Peraturan Pemerintah No.38 tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten atau Kota dan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah yang bernama Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat yang dikepalai oleh Drs. Alwis.
Pada perpustakaan ini memiliki sekitar 47.005 jumlah buku yang terdiri
dari 191.391 eksemplar. Tidak hanya buku saja, ada juga naskah kuno yang
disimpan pada perpustakaani. Secara garis besar jenis naskah yang tersimpan
yaitu al-qur’an, tafsir, sastra, fikih, tasauf, kumpulan doa, pegadaian, pengobatan
tradisional, terekat naqsabandiyah, tambo isra’ mi’raj Nabi Muhammad, catatan
khutbah, azimat, syair dan ada juga naskah yang tidak memiliki judul. Koleksi
naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kerasipan Provinsi Sumatera Barat berisi
informasi tentang kehidupan masyarakat Minangkabau. Naskah kuno yang
disimpan menggunakan bahasa Melayu (Jawi), Arab maupun Latin. Sebelum
disimpan pada perpustakaan, naskah kuno yang berada disekitar Provinsi
Sumatera Barat umumnya tersimpan dikalangan masyarakat sebagai milik pribadi.
Berdasarkan wawancara awal dengan kepala perpustakaan dan pustakawan bahwa
pemilik naskah kuno hanya mengandalkan pengetahuan tradisional dalam

3


merawat naskah kuno yang mereka miliki. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya
kesadaran akan informasi penting yang terkandung dalam naskah tersebut. Selain
itu, tempat penyimpanan naskah kuno hanya ditumpuk dalam lemari dan di atas
loteng serta dimasukkan kedalam karung, sehingga kertasnya menjadi lapuk,
robek dan akhirnya informasi yang terkandung didalamnya juga hilang. Pada
naskah kuno terdapat informasi mengenai masa lampau yang tercipta dari latar
belakang sosial budaya yang tidak sama dengan latar belakang sosial budaya
masyarakat sekarang. Selain itu, naskah kuno mengandung informasi yang
berlimpah, tidak hanya sebatas pada kesusasteraan tapi mencakup berbagai bidang
seperti agama, sejarah, hukum, adat-istiadat dan sebagainya.
Untuk menyelamatkan nilai informasi yang terkandung didalamnya dan
bukti fisik naskah kuno pihak Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sumatera Barat melakukan kegiatan alih media bahan tercetak ke dalam bentuk
digital. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengurangi intensitas penggunaan
naskah asli secara langsung. Kegiatan alih media naskah kuno dilakukan oleh tim
dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB UNAND) sedangkan pihak
pustakawan dari BPAD Provinsi Sumatera Barat melakukan konservasi apabila
ada naskah yang rusak sebelum dilakukan kegiatan alih media. Sumber daya
manusia (SDM) yang melakukan kegiatan alih media berjumlah 5 orang staf dari
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dan 2 orang staf dari

tim FIB Unand. Naskah kuno yang telah dilakukan alih media dilayankan pada
Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Barat dalam layanan koleksi deposit.
Jumlah naskah kuno yang tersimpan di perpustakaan 143 judul naskah yang

4

terdiri dari 363 eksemplar naskah kuno yang telah dialih mediakan. Ada dua
kategori dari naskah kuno pada perpustakaan ini yaitu kategori naskah asli dan
naskah kopian. Dari 143 judul naskah kuno, ada 28 eksemplar naskah kuno yang
termasuk kategori asli telah dialih mediakan dan 7 eksemplar belum dilakukan
alih media serta 326 termasuk kategori kopian. Kegiatan alih media ini mulai
dilakukan pada tahun 2008 sampai tahun 2014. Naskah kuno yang didapatkan
pada tahun 2015 belum dilakukan kegiatan alih media karena anggaran dana pada
tahun tersebut ditiadakan oleh pihak perpustakaan.
Pihak perpustakaan kesulitan untuk mendapatkan naskah kuno karena
pemilik atau pewaris naskah tidak mudah memberikan naskah asli kepada tim
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat untuk disimpan pada
lembaga ini. Sebelumnya, pemilik atau pewaris berdiskusi terlebih dahulu dengan
tim, apabila tidak diperbolehkan mengambil naskah yang asli maka tim hanya bisa
mengambil salinannya dengan cara difoto menggunakan kamera DSLR yang

beresolusi tinggi. Hal ini disebabkan oleh pemilik atau pewaris naskah kuno takut
memberikan naskah yang asli karena itu adalah warisan dari leluhurnya yang
tidak dapat diwarisi lagi oleh keturunan mereka dan pemilik naskah juga takut
disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Naskah kuno yang telah dialih mediakan pada perpustakaan ini belum di
layankan secara online melalui website perpustakaan. Alih media naskah kuno
tersebut hanya disimpan dalam bentuk cakram padat seperti CD-ROM (Compact
Disc Read-Only Memory) dan DVD (Digital Video Disc atau Digital Versatile
Disc) serta disimpan pada koleksi deposit Badan Perpustakaan Daerah Provinsi

5

Sumatera Barat. Selain itu, perangkat keras untuk mengoperasikannya belum
disediakan oleh perpustakaan. Hal ini, mengakibatkan pengguna sulit dan tidak
dapat menggunakan naskah kuno yang telah dialih mediakan secara langsung.
Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat keras untuk mengoperasikan naskah kuno
digital sebagai acuan pengguna. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
tertarik membahas mengenai “Proses Alih Media Naskah Kuno dalam Bentuk
Digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.”
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a.

Bagaimana proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital di Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

b.

Perangkat keras apa saja yang digunakan untuk mengoperasikan naskah kuno
digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

c.

Kendala apa saja yang dihadapi dalam melakukan alih media naskah kuno
dalam bentuk digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:

a.

Untuk menggambarkan proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital
di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.

6

b.

Untuk mengetahui perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan
naskah kuno digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat.

c.

Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melakukan alih media
naskah kuno dalam bentuk digital naskah kuno di Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, antara lain bagi:
a.

Bagi lembaga, dapat dijadikan masukan dalam melakukan proses alih media
naskah kuno dalam bentuk digital pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sumatera Barat.

b.

Bagi peneliti lanjutan, dapat dijadikan referensi untuk membahas penelitian
dengan topik yang sama.

c.

Bagi penulis, penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan
dalam proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini, maka
penulis membatasi ruang lingkup pada penelitian ini yaitu proses alih media

naskah kuno dalam bentuk digital yang terdiri dari pedoman yang digunakan, alur
kerja alih media dan sumber daya manusia yang melakukannya serta perangkat
keras untuk mengoperasikan naskah kuno digital oleh Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.

7