Pengaruh January Effect Terhadap Return Saham Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar
negeri oleh perusahaan. Melalui pasar modal, suatu perusahaan dapat memperoleh sejumlah

dana yang cukup besar dengan biaya yang lebih murah. Pasar modal adalah lembaga
keuangan yang diciptakan oleh sejumlah lembaga dan pengaturan yang mengijinkan pemasok
dan peminjam dana untuk melakukan transaksi (Sadalia, 2010:27).
Pasar modal juga merupakan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah,
perusahaan swasta maupun public authorities. Dalam hal ini instrumen-instrumen keuangan
yang diperjual-belikan di dalam pasar modal yaitu surat-surat berharga yang terdiri dari
saham, obligasi, waran, right, dan berbagai produk derivatif lainnya seperti opsi ( call option
atau put option).
Pasar modal dibangun dengan tujuan untuk menggerakkan perekonomian suatu
negara melalui kekuatan dunia usaha serta mengurangi beban negara. Negara memiliki
kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki
perusahaan sendiri. Negara tidak perlu membiayai pembangunan ekonominya dengan cara
meminjam dana dari pihak asing, sepanjang pasar modal dapat difungsikan dengan baik.

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek di antara mereka (Samsul, 2006:95).
Pada dasarnya Bursa Efek dapat dimiliki oleh negara, pemerintah propinsi,
pemerintah daerah, pemerintah kota maupun pihak swasta dimana organisasi ini merupakan
organisasi yang tidak berorientasi laba ( nonprofit oriented organization) , namun bukan

berarti lembaga-lembaga dimaksud dilarang memperoleh laba. Hal yang dilarang adalah
membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen tunai. Memperoleh laba merupakan
suatu keharusan agar organisasi dapat berkembang, karena tanpa adanya keuntungan, maka
organisasi tidak akan memiliki ketersediaan dana untuk mengembangkan diri.
Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu
untuk mendapatkan capital gain . Capital gain yaitu selisih positif antara harga jual dan harga
beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan mendapatkan
keuntungan (Samsul, 2006:160). Selain tujuan tersebut, investor juga memiliki tujuan
investasi yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan
jangka panjang. Tujuan investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi
pada pemilihan analisis yang berbeda. Tujuan investasi jangka pendek lebih tepat
menggunakan analisis teknikal sedangkan tujuan investasi jangka panjang sangat cocok
menggunakan analisis fundamental.

Dalam

pengambilan

keputusan

investasinya,

pelaku

pasar

juga

perlu

memperhitungkan return (pengembalian saham) dan meminimalisasi resiko, dimana kedua
hal ini sangat penting digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan untuk
menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return ) dan risiko di masa
mendatang.

Menurut teori pasar efisien, pola harga saham tidak dapat diprediksi (unpredictable )
karena bergerak secara acak (random walk). Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa
fluktuasi harga saham tergantung kepada informasi baru ( new information ) yang akan
diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima sehingga informasi
baru dan harga saham itu disebut unpredictable . Akan tetapi banyak penelitian-penelitian
yang bertolak belakang dengan konsep pasar efisien yaitu saat keadaan saham tidak sesuai
dengan keadaan yang ada dan berakibat menimbulkan dampak yang begitu besar yang

disebut dengan anomali pasar (market anomalies). Anomali atau gangguan adalah hasil
empiris yang tidak dapat dijelaskan dengan teori dimana anomali ini terjadi disaat pasar
saham bereaksi atas hal yang tidak termasuk ke dalam konsep pasar efisien.
Return yang merupakan salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi menjadi

hal yang penting untuk dianalisis sehingga terdapat gambaran strategi yang dilakukan
investor untuk meminimalisasi risiko yang harus ditanggung. Setiap investor menginginkan
terjadinya peningkatan return atau capital gain atas investasi yang dilakukannya, untuk itu
penelitian mengenai return cukup berkembang sebagai bahan referensi investor dalam
mengambil keputusan yang tepat.
Pada Bursa Efek Indonesia terdapat kelompok perusahaan yang termasuk dalam LQ
45. Kelompok perusahaan ini merupakan 45 saham yang memiliki tingkat likuiditas dan

kapitalisasi pasar yang tinggi dan disesuaikan setiap awal bulan Februari dan Agustus.
Perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 harus melalui proses seleksi dan memenuhi
beberapa kriteria. Oleh karena itu sering terjadi perubahan keanggotaan LQ 45.
Ada beberapa anomali yang sering terjadi yang mengganggu efektifitas pasar, antara
lain efek kalender. Anomali kalender yaitu kecenderungan terjadinya keadaan yang sama di
saat-saat tertentu, contoh anomali kalender yaitu Holiday Effect. Holiday Effect merupakan
bagian dari event effect. Holiday Effect merupakan suatu peristiwa kecenderungan
meningkatnya harga saham pada saat hari pertama perdagangan dimulai setelah hari libur
nasional. Berbagai penelitian telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya untuk melihat
seberapa besar pengaruh holiday effect terhadap elemen-elemen penting dalam kegiatan di
pasar modal. Starks, et al. (2006) yang meneliti di New York Stock Exchange (NYSE)
mengungkapkan bahwa ada kecenderungan perilaku menjual pajak kerugian ( tax-loss selling
behavior ) dari para investor pada pergantian tahun dan terjadi abnormal return bond dan
stock yang berkorelasi positif dengan peningkatan volume perdagangan.

Selain itu anomali lain yang sering terjadi adalah January effect. January-effect
ditandai dengan adanya fenomena kecenderungan perbedaan keadaan pasar modal pada bulan
Januari (post January) dengan bulan selain Januari, misalnya menjelang bulan Januari (preJanuary) dan sesudah bulan Januari (after January).

Sebagai contoh, pada tabel 1.1. berikut ini akan digambarkan keadaan return saham

kelompok perusahaan LQ 45 pada bulan Januari 2012.
Tabel 1.1.
Daftar return Saham LQ 45 Sebelum dan Sesudah 23 Januari 2012
No.

Nama
Emiten

1.

AALI

2.

Kode Emiten

20 Januari 2012

24 Januari 2012


PT. Astra Argo Lestari Tbk.

0,004545455

-0,018099548

ADRO

PT. Adaro Energy Tbk.

-0,005464481

0,005494505

3.

ANTM

PT. Aneka Tambang Tbk.


0,011560694

0,005714286

4.

ASII

PT. Astra International Tbk.

0,001903553

-0,003799873

5.

BBCA

PT. Bank Central Asia Tbk.


0

0,0125

6.

BBNI

PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

-0,006756757

0,006802721

7.

BBRI

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.


-0,013986014

-0,007092199

8.

BDMN

PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.

0

-0,010638298

9.

BMRI

PT. Bank Mandiri Tbk.


-0,007042254

0

10.

INCO

PT. International Nickel Indonesia
Tbk.

0,041958042

-0,006711409

11.

INDF

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.


-0,015463918

0,015706806

12.

INDY

PT. Indika Energy Tbk.

-0,019230769

-0,009803922

13.

INTP

PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.

-0,042553191

-0,016666667

14.

ISAT

PT. Indosat Tbk.

-0,026785714

0,009174312

15.

ITMG

PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.

-0,005134788

0,00516129

16.

JSMR

PT. Jasa Marga Tbk.

-0,011627907

-0,005882353

17.

KLBF

PT. Kalbe Farma Tbk.

0,014184397

0,020979021

18.

LPKR

PT. Lippo Karawaci Tbk.

0

0

19.

LSIP

PT. PP London Sumatera Indonesia
Tbk.

0

0,03125

20.

MEDC

PT. Medco Energi Internasional
Tbk.

0

0

Sumber : http://www.idx.co.id/ (Data Diolah)
Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan return pada hari perdagangan terakhir
sebelum tanggal 23 Januari 2012. Terdapat lima perusahaan yang mengalami capital gain
atau return positif, yaitu PT. Astra Argo Lestari Tbk., PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra
International Tbk., PT. International Nickel Indonesia Tbk., dan PT. Kalbe Farma Tbk. Selain
peningkatan return, terdapat sepuluh perusahaan yang mengalami captal loss atau return
negatif, yaitu PT. Adaro Energy Tbk., PT. Bank Negara Indonesia Tbk., PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk., PT. Bank Mandiri Tbk., PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Indika
Energy Tbk.,

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., PT. Indosat Tbk., PT. Indo

Tambangraya Megah Tbk., dan PT. Jasa Marga Tbk. Sedangkan perusahaan yang tidak
mengalami capital gain atau capital loss yaitu, PT. Bank Central Asia Tbk., PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., PT. PP London Sumatera Indonesia
Tbk., dan PT. Medco Energi Internasional Tbk. Perbedaan return juga terjadi hari pada hari
perdagangan pertama setelah tanggal 23 Januari 2012. Terdapat sembilan perusahaan yang
mengalami capital gain yaitu, PT. Adaro Energy Tbk., PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Bank
Central Asia Tbk., PT. Bank Negara Indonesia Tbk., PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT.
Indosat Tbk., PT. Indo Tambangraya Megah Tbk., PT. Kalbe Farma Tbk., dan PT. PP
London Sumatera Indonesia Tbk. Terdapat delapan perusahaan yang mengalami capital loss
yaitu, PT. Astra Argo Lestari Tbk., PT. Astra International Tbk., PT. Bank Rakyat Indonesia
Tbk., PT. Bank Danamon Indonesia Tbk., PT. International Nickel Indonesia Tbk., PT.
Indika Energy Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., dan PT. Jasa Marga Tbk.

Sedangkan perusahaan yang tidak mengalami perubahan return yaitu, PT. Bank Mandiri
Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., dan PT. Medco Energi Internasional Tbk.
Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peristiwa holiday effect berpengaruh terhadap
return pada sebagian saham perusahaan LQ 45. Dari fenomena di atas, maka perlu dilakukan

penelitian dengan menggunakan data yang lebih lengkap dan analisis data yang lebih
kompleks. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui apakah return saham dalam perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya ialah adanya
holiday effect yang terjadi dalam perdagangan saham tersebut yaitu tahun baru pada bulan

Januari yang dalam hal ini disebutkan sebagai January effect.
January effect

merupakan fenomena anomali pasar modal di mana harga-harga

saham cenderung mengalami kenaikan pada akhir pekan pertama di bulan Januari. Fenomena
melonjaknya harga-harga saham ini disebabkan pada akhir tahun para investor maupun para
fund manajer cenderung menjual saham-sahamnya untuk mengamankan dana atau

merealisasikan capital gain serta untuk mengurangi beban pajak mereka. Penelitian mengenai
keberadaan maupun penyebab terjadinya January effect beberapa kali sempat dilakukan
sebelumnya, diantaranya Aria dan Siti Rahmi (2012) yang menyebutkan bahwa January
effect terjadi pada sektor perbankan di pasar modal Indonesia. Hal ini kemudian berbanding

terbalik dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Nurul (2007) dan Luluk (2009) yang
menyebutkan

bahwa

January

effect

tidak

terjadi

di

pasar

modal

Indonesia.

Ketidakkonsistenan hasil ini menjadi salah satu alasan tentang perlunya penelitian ini
ditindaklanjuti lagi.
Model penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan terhadap harga
saham dan return saham kelompok perusahaan LQ 45 pada 10 (sepuluh) hari sebelum bulan
Januari, 10 (sepuluh) hari pertama dalam bulan Januari dan 10 (sepuluh) hari kedua dalam
bulan Januari selama 5 (lima) tahun terakhir. Kurun waktu tersebut dianggap cukup memadai

untuk melihat terjadi atau tidak terjadinya January Effect dengan melihat sejauhmana
pengaruh harga saham sebelum bulan Januari terhadap return saham yang dapat dihasilkan
pada 10 (sepuluh) hari pertama di bulan Januari, kemudian melihat sejauhmana pengaruh
harga saham pada 10 (sepuluh) hari pertama pada bulan Januari terhadap return saham yang
dapat dihasilkan pada 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari. Hal tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 1.1
Model Penelitian Untuk Mengetahui Pengaruh Harga Saham Terhadap Return
Saham Guna Melihat Pola January Effect

Berdasarkan uraian, gambaran dan penjelasan-penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh January Effect Terhadap
Return Saham Perusahaan LQ 45 Pada Bursa Efek Indonesia”

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan
diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1.

Sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari terhadap
return saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa

Efek Indonesia;
2.

Sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari terhadap
return saham 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa

Efek Indonesia;

3.

Apakah terdapat pengaruh January Effect terhadap return saham perusahaan LQ 45
pada Bursa Efek Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari sebelum bulan
Januari terhadap return saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari pada perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;

2.

Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan
Januari terhadap return saham 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari pada perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;

3.

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh January Effect terhadap return saham
perusahaan LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini perlu dilaksanakan dan diharapkan hasilnya akan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan
dalam melakukan keputusan investasi agar terhindar dari resiko menurunnya capital gain;
2. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan mengenai fenomena
January effect dalam pasar modal;

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi tambahan dalam melakukan penelitian
lanjutan yang memiliki ruang lingkup dan cakupan yang lebih luas.