Pengaruh January Effect Terhadap Return Saham Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH

JANUARY EFFECT

TERHADAP

RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45

DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2010-2014

OLEH:

YANETA RINI MANURUNG 120522124

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH JANUARY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh January Effect Terhadap Return Saham Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Data penelitian ini menggunakan data harga saham harian di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh January effect terhadap return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah January effect sebagai variabel bebas serta return saham sebagai variabel terikat. Variabel yang digunakan adalah hubungan pengaruh antara harga saham 10 hari sebelum Januari (pre January 1) terhadap return saham post January 1 (10 hari pertama di bulan Januari), harga saham post January 1 (10 hari pertama di bulan Januari) terhadap return saham post January 2 (10 hari kedua dibulan Januari) kemudian setelah melakukan perbandingan tersebut dilanjutkan dengan menganalisis January effect. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Linier Sederhana.

Pada uji regresi linear sederhana, menunjukkan nilai koefisien determinasi pada hipotesis pertama sebesar 0,035 dimana kemampuan variabel January effect terhadap return saham adalah sebesar 3,5% sedangkan sisanya sebesar 96,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pada hipotesis kedua koefisien determinasi sebesar 0,152% dimana kemampuan variabel January effect terhadap return saham adalah sebesar 15,2% sedangkan sisanya sebesar 84,8% dijelaskan oleh variabel lain. Pada uji t, untuk hipotesis 1 dan 2 diketahui bahwa variabel January effect secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.


(3)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF JANUARY EFFECT ON SHARE RETURN IN ORGANIZATION LQ 45 INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The title of research is “The Analyis of January Effect on Share Return in Organization LQ 45 Indonesian Stock Exchange”. This research used data of daily share price in Indonesian Stock Exchange of 2010 – 2014. The objective of research would be to know and analyze of January effect on share return in Organization LQ 45 of Indonesian Stock Exchange.

The variables used in this research were January effect as independent variable and share return as dependent variable. The variables used were relation between daily share price 10 days before January (pre January 1) with share return first 10 days in January (post January), daily share price 10 days first in January (post January 1) with share return second 10 days in January (post January 2) and then after compare that variables the next step is analyze the January effect. The method of analysis used was descriptive and simple linear regression analysis.

In simple linear regression test, coefficient of determination in the first hypothesis 0,035 in which the ability of January effect variable on share return was 3,5%, and the rest, 96,5% was explained by another variables outside of this research. The second hypothesis, coefficient of determination 0,152 in which the ability of January effect variable on share return was 15,2% and the rest 84,8% was explained by another variables outside of this research. In T-test, the first and the second hypothesis partially has no significant effect on share return.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat, kasih setia dan karunia-Nya yang tiada henti untuk membimbing penulis dalam penyelesaikan skripsi ini sehingga selesai dengan baik.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan Strata 1 pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak., selaku Dosen Pembanding dan Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa penulisan skripsi ini.

5. Kepada kedua orangtua penulis yang tercinta Ayah (Alm.) Laransius T. Manurung dan Ibu Rut M. Ompusunggu, saudara penulis, Novita Manurung dan Sepriyo Manurung serta seluruh anggota keluarga besar Manurung dan Ompusunggu yang telah memberikan doa, dukungan dan bantuan baik materi maupun non materi.


(5)

6. Seluruh teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang selalu memberikan bantuan, semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna mengingat keterbatasan penulis. Dengan demikian, penulisan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Oktober 2015 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Uraian Teoritis ... 11

2.1.1 Pasar Modal ... 11

2.1.2 Asumsi Pasar Efisien ... 11

2.1.3 Saham ... 13

2.1.4 Harga Saham ... 14

2.1.5 Return Saham ... 15

2.1.6 Saham LQ 45 ... 16

2.1.7 January Effect ... 18

2.1.8 Pre Holiday ... 20

2.1.9 Post Holiday ... 21

2.1.10 Analisis Teknikal ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

2.4 Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.5 Populasi dan Sampel ... 32

3.6 Jenis Data ... 34

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8 Teknik Analisis Data ... 35

3.8.1 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.8.1.1 Uji Normalitas ... 35

3.8.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... 36

3.8.1.3 Uji Autokorelasi ... 36

3.8.2 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 37

3.8.3 Uji Hipotesis ... 37


(7)

3.8.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum ... 39

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 39

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan LQ 45 ... 41

4.1.3 Harga Saham dan Return Saham Perusahaan LQ 45 Pada Bursa Efek Indonesia Pada Pre January ... 72

4.2 Hasil Penelitian ... 77

4.2.1 Analisis Data Variabel Harga Saham Pre January Terhadap Post January 1 ... 78

4.2.1.1 Uji Normalitas Pre January Terhadap Post January 1... 79

4.2.1.2 Uji Heteroskedastisitas Pre January Terhadap Post January 1 ... 80

4.2.1.3 Uji Autokorelasi Pre January Terhadap Post January 1... 80

4.2.1.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Pre January Terhadap Return Saham Post January 1 Dengan Koefisien Determinan (R2) ... 81

4.2.1.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Harga Saham Pre January Terhadap Return Saham Post January 1 Dengan Uji-t ... 82

4.2.2 Analisis Data Variabel Harga Saham Post January 1 Terhadap Return Saham Post January 2 ... 82

4.2.2.1 Uji Normalitas Harga Saham Post January 1 Terhadap Return Saham Post January 2 ... 83

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas Post January 1 Terhadap Post January 2 ... 85

4.2.2.3 Uji Autokorelasi Post January 1 Terhadap Post January 2 ... 85

4.2.2.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Harga Saham Post January 1 Terhadap Return Saham Post January 2 Dengan Koefisian Determinan (R2) ... 86

4.2.2.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Harga Saham Pre January 1 Terhadap Return Saham Post January 2 Dengan Uji-t 86 4.3 Pembahasan ... 87

4.3.1 Analisis Perkembangan Harga Saham Dan Return Saham .. 88

4.3.2 Pembahasan Hasil Analisis Statistik ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar Return Saham LQ 45 Sebelum dan Sesudah

23 Januari 2012 ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Sampel ... 33

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Termasuk Sampel Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Rata-rata Harga Saham Pre January dan Return Saham Post January 1... 74

Tabel 4.2 Rata-rata Harga Saham Post January 1 dan Return Saham Post January 2... 76

Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Variabel Harga Saham Pre January Terhadap Post January 1 ... 78

Tabel 4.4 Data Variabel Harga Saham Post January 1 Terhadap Return Saham Post January 2... 83


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1.1 Model Penelitian ... 8

Gambar 2.1 Faktor Internal dan Eksternal Harga Saham ... 23

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 28

Gambar 4.1 Kurva Distribusi Normal Uji Kolmogorov Smirnov (I) ... 80

Gambar 4.2 Hasil Analisis Autokorelasi Durbin Watson (I) ... 81

Gambar 4.3 Kurva Distribusi Normal Uji Kolmogorov Smirnov (II) ... 84


(10)

ABSTRAK

PENGARUH JANUARY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh January Effect Terhadap Return Saham Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Data penelitian ini menggunakan data harga saham harian di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh January effect terhadap return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah January effect sebagai variabel bebas serta return saham sebagai variabel terikat. Variabel yang digunakan adalah hubungan pengaruh antara harga saham 10 hari sebelum Januari (pre January 1) terhadap return saham post January 1 (10 hari pertama di bulan Januari), harga saham post January 1 (10 hari pertama di bulan Januari) terhadap return saham post January 2 (10 hari kedua dibulan Januari) kemudian setelah melakukan perbandingan tersebut dilanjutkan dengan menganalisis January effect. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Linier Sederhana.

Pada uji regresi linear sederhana, menunjukkan nilai koefisien determinasi pada hipotesis pertama sebesar 0,035 dimana kemampuan variabel January effect terhadap return saham adalah sebesar 3,5% sedangkan sisanya sebesar 96,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pada hipotesis kedua koefisien determinasi sebesar 0,152% dimana kemampuan variabel January effect terhadap return saham adalah sebesar 15,2% sedangkan sisanya sebesar 84,8% dijelaskan oleh variabel lain. Pada uji t, untuk hipotesis 1 dan 2 diketahui bahwa variabel January effect secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.


(11)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF JANUARY EFFECT ON SHARE RETURN IN ORGANIZATION LQ 45 INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The title of research is “The Analyis of January Effect on Share Return in Organization LQ 45 Indonesian Stock Exchange”. This research used data of daily share price in Indonesian Stock Exchange of 2010 – 2014. The objective of research would be to know and analyze of January effect on share return in Organization LQ 45 of Indonesian Stock Exchange.

The variables used in this research were January effect as independent variable and share return as dependent variable. The variables used were relation between daily share price 10 days before January (pre January 1) with share return first 10 days in January (post January), daily share price 10 days first in January (post January 1) with share return second 10 days in January (post January 2) and then after compare that variables the next step is analyze the January effect. The method of analysis used was descriptive and simple linear regression analysis.

In simple linear regression test, coefficient of determination in the first hypothesis 0,035 in which the ability of January effect variable on share return was 3,5%, and the rest, 96,5% was explained by another variables outside of this research. The second hypothesis, coefficient of determination 0,152 in which the ability of January effect variable on share return was 15,2% and the rest 84,8% was explained by another variables outside of this research. In T-test, the first and the second hypothesis partially has no significant effect on share return.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri oleh perusahaan. Melalui pasar modal, suatu perusahaan dapat memperoleh sejumlah dana yang cukup besar dengan biaya yang lebih murah. Pasar modal adalah lembaga keuangan yang diciptakan oleh sejumlah lembaga dan pengaturan yang mengijinkan pemasok dan peminjam dana untuk melakukan transaksi (Sadalia, 2010:27).

Pasar modal juga merupakan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, perusahaan swasta maupun public authorities. Dalam hal ini instrumen-instrumen keuangan yang diperjual-belikan di dalam pasar modal yaitu surat-surat berharga yang terdiri dari saham, obligasi, waran, right, dan berbagai produk derivatif lainnya seperti opsi (call option atau put option).

Pasar modal dibangun dengan tujuan untuk menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan dunia usaha serta mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Negara tidak perlu membiayai pembangunan ekonominya dengan cara meminjam dana dari pihak asing, sepanjang pasar modal dapat difungsikan dengan baik.

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka (Samsul, 2006:95).

Pada dasarnya Bursa Efek dapat dimiliki oleh negara, pemerintah propinsi, pemerintah daerah, pemerintah kota maupun pihak swasta dimana organisasi ini merupakan organisasi yang tidak berorientasi laba (nonprofit oriented organization), namun bukan


(13)

berarti lembaga-lembaga dimaksud dilarang memperoleh laba. Hal yang dilarang adalah membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen tunai. Memperoleh laba merupakan suatu keharusan agar organisasi dapat berkembang, karena tanpa adanya keuntungan, maka organisasi tidak akan memiliki ketersediaan dana untuk mengembangkan diri.

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendapatkan capital gain. Capital gain yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan mendapatkan keuntungan (Samsul, 2006:160). Selain tujuan tersebut, investor juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang. Tujuan investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi pada pemilihan analisis yang berbeda. Tujuan investasi jangka pendek lebih tepat menggunakan analisis teknikal sedangkan tujuan investasi jangka panjang sangat cocok menggunakan analisis fundamental.

Dalam pengambilan keputusan investasinya, pelaku pasar juga perlu memperhitungkan return (pengembalian saham) dan meminimalisasi resiko, dimana kedua hal ini sangat penting digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan untuk menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan risiko di masa mendatang.

Menurut teori pasar efisien, pola harga saham tidak dapat diprediksi (unpredictable) karena bergerak secara acak (random walk). Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung kepada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable. Akan tetapi banyak penelitian-penelitian yang bertolak belakang dengan konsep pasar efisien yaitu saat keadaan saham tidak sesuai dengan keadaan yang ada dan berakibat menimbulkan dampak yang begitu besar yang


(14)

disebut dengan anomali pasar (market anomalies). Anomali atau gangguan adalah hasil empiris yang tidak dapat dijelaskan dengan teori dimana anomali ini terjadi disaat pasar saham bereaksi atas hal yang tidak termasuk ke dalam konsep pasar efisien.

Return yang merupakan salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi menjadi hal yang penting untuk dianalisis sehingga terdapat gambaran strategi yang dilakukan investor untuk meminimalisasi risiko yang harus ditanggung. Setiap investor menginginkan terjadinya peningkatan return atau capital gain atas investasi yang dilakukannya, untuk itu penelitian mengenai return cukup berkembang sebagai bahan referensi investor dalam mengambil keputusan yang tepat.

Pada Bursa Efek Indonesia terdapat kelompok perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Kelompok perusahaan ini merupakan 45 saham yang memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi dan disesuaikan setiap awal bulan Februari dan Agustus. Perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 harus melalui proses seleksi dan memenuhi beberapa kriteria. Oleh karena itu sering terjadi perubahan keanggotaan LQ 45.

Ada beberapa anomali yang sering terjadi yang mengganggu efektifitas pasar, antara lain efek kalender. Anomali kalender yaitu kecenderungan terjadinya keadaan yang sama di saat-saat tertentu, contoh anomali kalender yaitu Holiday Effect. Holiday Effect merupakan bagian dari event effect. Holiday Effect merupakan suatu peristiwa kecenderungan meningkatnya harga saham pada saat hari pertama perdagangan dimulai setelah hari libur nasional. Berbagai penelitian telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya untuk melihat seberapa besar pengaruh holiday effect terhadap elemen-elemen penting dalam kegiatan di pasar modal. Starks, et al. (2006) yang meneliti di New York Stock Exchange (NYSE) mengungkapkan bahwa ada kecenderungan perilaku menjual pajak kerugian (tax-loss selling behavior) dari para investor pada pergantian tahun dan terjadi abnormal return bond dan stock yang berkorelasi positif dengan peningkatan volume perdagangan.


(15)

Selain itu anomali lain yang sering terjadi adalah January effect. January-effect ditandai dengan adanya fenomena kecenderungan perbedaan keadaan pasar modal pada bulan Januari (post January) dengan bulan selain Januari, misalnya menjelang bulan Januari (pre-January) dan sesudah bulan Januari (after (pre-January).

Sebagai contoh, pada tabel 1.1. berikut ini akan digambarkan keadaan return saham kelompok perusahaan LQ 45 pada bulan Januari 2012.

Tabel 1.1.

Daftar return Saham LQ 45 Sebelum dan Sesudah 23 Januari 2012

No. Nama

Emiten Kode Emiten 20 Januari 2012 24 Januari 2012

1. AALI PT. Astra Argo Lestari Tbk. 0,004545455 -0,018099548 2. ADRO PT. Adaro Energy Tbk. -0,005464481 0,005494505 3. ANTM PT. Aneka Tambang Tbk. 0,011560694 0,005714286 4. ASII PT. Astra International Tbk. 0,001903553 -0,003799873 5. BBCA PT. Bank Central Asia Tbk. 0 0,0125 6. BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk. -0,006756757 0,006802721 7. BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. -0,013986014 -0,007092199 8. BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. 0 -0,010638298 9. BMRI PT. Bank Mandiri Tbk. -0,007042254 0

10. INCO PT. International Nickel Indonesia

Tbk. 0,041958042 -0,006711409

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. -0,015463918 0,015706806 12. INDY PT. Indika Energy Tbk. -0,019230769 -0,009803922 13. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk. -0,042553191 -0,016666667

14. ISAT PT. Indosat Tbk. -0,026785714 0,009174312 15. ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. -0,005134788 0,00516129 16. JSMR PT. Jasa Marga Tbk. -0,011627907 -0,005882353 17. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0,014184397 0,020979021


(16)

18. LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk. 0 0 19. LSIP PT. PP London Sumatera Indonesia

Tbk. 0 0,03125

20. MEDC PT. Medco Energi Internasional

Tbk. 0 0

Sumber : http://www.idx.co.id/ (Data Diolah)

Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan return pada hari perdagangan terakhir sebelum tanggal 23 Januari 2012. Terdapat lima perusahaan yang mengalami capital gain atau return positif, yaitu PT. Astra Argo Lestari Tbk., PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Astra International Tbk., PT. International Nickel Indonesia Tbk., dan PT. Kalbe Farma Tbk. Selain peningkatan return, terdapat sepuluh perusahaan yang mengalami captal loss atau return negatif, yaitu PT. Adaro Energy Tbk., PT. Bank Negara Indonesia Tbk., PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT. Bank Mandiri Tbk., PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Indika Energy Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., PT. Indosat Tbk., PT. Indo Tambangraya Megah Tbk., dan PT. Jasa Marga Tbk. Sedangkan perusahaan yang tidak mengalami capital gain atau capital loss yaitu, PT. Bank Central Asia Tbk., PT. Bank Danamon Indonesia Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk., dan PT. Medco Energi Internasional Tbk. Perbedaan return juga terjadi hari pada hari perdagangan pertama setelah tanggal 23 Januari 2012. Terdapat sembilan perusahaan yang mengalami capital gain yaitu, PT. Adaro Energy Tbk., PT. Aneka Tambang Tbk., PT. Bank Central Asia Tbk., PT. Bank Negara Indonesia Tbk., PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Indosat Tbk., PT. Indo Tambangraya Megah Tbk., PT. Kalbe Farma Tbk., dan PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Terdapat delapan perusahaan yang mengalami capital loss yaitu, PT. Astra Argo Lestari Tbk., PT. Astra International Tbk., PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT. Bank Danamon Indonesia Tbk., PT. International Nickel Indonesia Tbk., PT. Indika Energy Tbk., PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., dan PT. Jasa Marga Tbk.


(17)

Sedangkan perusahaan yang tidak mengalami perubahan return yaitu, PT. Bank Mandiri Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., dan PT. Medco Energi Internasional Tbk.

Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peristiwa holiday effect berpengaruh terhadap return pada sebagian saham perusahaan LQ 45. Dari fenomena di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan data yang lebih lengkap dan analisis data yang lebih kompleks. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui apakah return saham dalam perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya ialah adanya holiday effect yang terjadi dalam perdagangan saham tersebut yaitu tahun baru pada bulan Januari yang dalam hal ini disebutkan sebagai January effect.

January effect merupakan fenomena anomali pasar modal di mana harga-harga saham cenderung mengalami kenaikan pada akhir pekan pertama di bulan Januari. Fenomena melonjaknya harga-harga saham ini disebabkan pada akhir tahun para investor maupun para fund manajer cenderung menjual saham-sahamnya untuk mengamankan dana atau merealisasikan capital gain serta untuk mengurangi beban pajak mereka. Penelitian mengenai keberadaan maupun penyebab terjadinya January effect beberapa kali sempat dilakukan sebelumnya, diantaranya Aria dan Siti Rahmi (2012) yang menyebutkan bahwa January effect terjadi pada sektor perbankan di pasar modal Indonesia. Hal ini kemudian berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Nurul (2007) dan Luluk (2009) yang menyebutkan bahwa January effect tidak terjadi di pasar modal Indonesia. Ketidakkonsistenan hasil ini menjadi salah satu alasan tentang perlunya penelitian ini ditindaklanjuti lagi.

Model penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan terhadap harga saham dan return saham kelompok perusahaan LQ 45 pada 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari, 10 (sepuluh) hari pertama dalam bulan Januari dan 10 (sepuluh) hari kedua dalam bulan Januari selama 5 (lima) tahun terakhir. Kurun waktu tersebut dianggap cukup memadai


(18)

untuk melihat terjadi atau tidak terjadinya January Effect dengan melihat sejauhmana pengaruh harga saham sebelum bulan Januari terhadap return saham yang dapat dihasilkan pada 10 (sepuluh) hari pertama di bulan Januari, kemudian melihat sejauhmana pengaruh harga saham pada 10 (sepuluh) hari pertama pada bulan Januari terhadap return saham yang dapat dihasilkan pada 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1

Model Penelitian Untuk Mengetahui Pengaruh Harga Saham Terhadap Return

Saham Guna Melihat Pola January Effect

Berdasarkan uraian, gambaran dan penjelasan-penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh January Effect Terhadap

Return Saham Perusahaan LQ 45 Pada Bursa Efek Indonesia”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari terhadap return saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;

2. Sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari terhadap return saham 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;


(19)

3. Apakah terdapat pengaruh January Effect terhadap return saham perusahaan LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari terhadap return saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;

2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh harga saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari terhadap return saham 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh January Effect terhadap return saham perusahaan LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini perlu dilaksanakan dan diharapkan hasilnya akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi agar terhindar dari resiko menurunnya capital gain; 2. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan mengenai fenomena

January effect dalam pasar modal;

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi tambahan dalam melakukan penelitian lanjutan yang memiliki ruang lingkup dan cakupan yang lebih luas.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pasar Modal

Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh lembaga–lembaga antara lain pusat perdagangan sekuritas atau nama resminya disebut bursa efek. Pasar modal adalah lembaga keuangan yang diciptakan oleh sejumlah lembaga dan pengaturan yang mengijinkan pemasok dan peminjam dana untuk melakukan transaksi (Sadalia, 2010:27)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Samsul, 2006:43).

Berbicara tentang kegiatan transaksi pada bursa efek, tentunya tidak terlepas dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi tersebut tentunya diharapkan dapat menghasilkan return saham, yaitu berupa hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi dan return ekspektasi.

2.1.2. Asumsi Pasar Efisien

Asumsi penting dalam teori keuangan adalah asumsi pasar modal yang efisien. Menurut Martono (2001:8) sebuah teori yang disebut hipotesis pasar yang efisien (Efficient Markets Hypothesis – EMH) bukan efisiensi dalam arti administrasi keuangannya, tetapi efisien yang dimaksud adalah efisien secara informasional. Artinya bahwa harga-harga sekuritas yang ada di pasar modal mencerminkan informasi relevan yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut.

Efisiensi pasar modal dapat dibagi menjadi 3 bentuk efisiensi, yaitu: 1. Efisiensi bentuk lemah (weak-form efficiency).


(21)

Efisiensi bentuk lemah menunjukkan bahwa harga saham di masa datang tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data harga saham yang lalu. Pergerakan harga saham bersifat random (acak), sehingga tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data harga historis. Apabila harga saham yang akan datang dapat diprediksi hanya menggunakan data harga saham masa lalu, maka pasar modal tersebut belum efisien dalam bentuk lemah. 2. Efisiensi bentuk setengah kuat (semi strong-form efficiency)

Efisiensi bentuk setengah kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan atas informasi yang dipublikasikan.

3. Efisiensi bentuk kuat (strong-form efficiency)

Efisiensi bentuk kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan informasi yang dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan.

Buddi dan Junius (2005:17) mengemukakan beberapa asumsi yang digunakan dalam pasar modal yang efisien adalah:

1. Ada banyak orang yang melakukan analisis dan penilaian terhadap sekuritas guna memperoleh profit yang maksmimum, dimana mereka tidak bergantung antara yang satu dan yang lainnya – independen;

2. Informasi baru mengenai sekuritas masuk ke pasar secara acak dan waktu pengumuman suatu informasi independen terhadap informasi lainnya;

3. Investor yang bertujuan untuk memperoleh profit yang maksimum menyesuaikan harga sekuritas secara cepat untuk merefleksikan pengaruh dari informasi yang baru.

2.1.3. Saham

Saham merupakan bukti penyertaan kepemilikan pada suatu perusahaan, apakah itu perseroan terbatas atau perusahaan publik. Secara umum, investasi dalam saham


(22)

memungkinkan untuk diperolehnya return yang cukup tinggi walaupun untuk itu resiko yang dikandung juga lebih tinggi.

Menurut Darmadji (2006:6), saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder) (Martono, 2001:367).

Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Berdasarkan defenisi tersebut dapat diartikan bahwa saham juga merupakan salah satu instrumen dari pasar modal yang paling terkenal dan paling sering digunakan untuk berinvestasi oleh para pelaku ekonomi aktif. Laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham disebut dividen. Dividen yang diberikan kepada pemegang saham didasarkan atas dasar per lembar saham yang dimiliki dan besarnya dividen payout ratio. Selain demi beroleh dividen yang maksimal, para pemegang saham juga biasanya berekspektasi untuk meningkatkan jumlah lembar sahamnya pada kondisi tertentu dengan melaksanakan stock split. Menghindari resiko atas perdagangan saham pun seperti capital-lost dapat dilakukan dengan melakukan stock split dan menjualnya kembali ke pasar.

2.1.4 Harga Saham

Harga saham dapat diartikan sebagai nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana saham tersebut telah beredar. Oleh sebab itu saham (stock atau share) berfungsi sebagai


(23)

tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Menurut Belkoui (2002) harga saham adalah nilai dari pernyataan dan kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Harga saham yang terjadi pada pasar modal efisien merupakan refleksi dari semua informasi yang telah dipublikasikan dan terjadi pada keseimbangan yang berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa harga saham tersebut adalah sama dengan nilai intrinsik dari saham tersebut di setiap waktu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham tersebut di pasar modal. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan pada suatu bursa efek menggambarkan tingkat kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Berdasarkan pendapat dan penjelasan di atas maka peneliti menjadikan harga saham sebagai variabel independen dalam penelitian ini sebagai variabel yang sangat mempengaruhi tingkat return saham ketika saham tersebut dijual kembali ke pasar modal.

2.1.5 Return Saham

Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan dapat pula berupa return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan tersealisasi dalam masa mendatang. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk mencari keuntungan dengan

memaksimalkan return tanpa melupakan untuk meminimalisirkan resiko yang akan terjadi. Tandelilin (2001:47) mengemukakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.


(24)

Berdasarkan pendapat di atas, maka secara singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi yang merupakan capital gain/capital loss, yaitu selisih harga saham individu harian saat ini dengan harga saham individu pada hari sebelumnya. Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut:

Dimana:

IHSIt = harga saham harian pada hari ke-t

IHSIt-1 = harga saham harian pada hari ke t-1

2.1.6 Saham LQ 45

LQ 45 merupakan saham yang mempunyai likuiditas tinggi dan juga dipertimbangkan sebagai kapitalisasi pasar saham (Lubis, 2006:159). LQ 45 menggunakan 45 saham terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap 6 bulan (setiap awal Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

Setiap tiga bulan diadakan review kembali terhadap ranking pergerakan saham. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan indeks LQ 45. Pergantian saham

Rt =

�� − ��−1 ��−1


(25)

akan dilakukan setiap enam bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan bulan Agustus. Sebuah saham bila tidak lagi memenuhi kriteria, maka saham tersebut akan di drop out dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang telah dapat memenuhi kriteria. Saham yang memenuhi kriteria dengan rangking 1-35 dengan cepat akan dimasukkan ke dalam perhitungan, tetapi saham yang masuk dalam rangking 36-45 tidak pasti akan dimasukkan ke dalam perhitungan indeks.

Menurut Lubis (2006:159), kriteria seleksi dari saham LQ 45 adalah sebagai berikut: 1. Termasuk dalam rangking top ke enam puluh dalam transaksi saham di pasar regular.

(digunakan rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir);

2. Rangking didasarkan atas kapitalisasi pasar (rata-rata 12 bulan terakhir); 3. Telah terdaftar pada pasar modal sedikitnya 3 bulan; dan

4. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan, frekuensi, dan jumlah transaksi di pasar regular per hari.

Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks saham LQ 45, adalah :

1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia.

2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko.

3. Saham-saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah: 1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia. 2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zona positif.


(26)

2.1.7 January Effect

Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Peristiwa corporate action, seperti split, right, issue, waran, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai pengaruh terhadap harga saham tetapi lamban. Peristiwa insidentil, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Investor yang banyak memperlajari dampak suatu peristiwa terhadap harga saham akan bertindak cepat dalam mengambil keputusan jual atau beli saham begitu peristiwa terjadi (Samsul, 2006:274).

Sebagai salah satu bagian dari event effect, yaitu holiday effect merupakan kondisi dimana terdapat kinerja saham yang biasanya bersifat positif yang mengakibatkan terjadinya abnormal return. Pasar Australia mengalami peningkatan return sebesar lima sampai sepuluh kali lipat dari perdagangan di hari biasa. Hal ini pun berpengaruh terhadap para investor individual yang skalanya lebih kecil (Marrett dan Worthington, 2006:1). Anomali hari libur atau holiday effect menjelaskan bahwa tingkat pengembalian atau return menjelang hari libur (pre holiday) lebih rendah daripada setelah hari libur. Hal ini disebabkan bahwa pada umumnya pergerakan pasar saham akan semakin aktif pada hari setelah hari libur nasional.

Dalam penelitian ini, anomali kalender January Effect adalah merupakan bagian dari Holiday Effect, dimana January effect merupakan salah satu bentuk anomali kalender dalam tahun yang biasa disebut sebagai Month of The Year Effect (Andreas dan Ria Daswan, 2011). January Effect adalah kecenderungan naiknya harga saham antara tanggal 31 Desember sampai dengan akhir minggu pertama pada Bulan Januari. Chatterjee (2000) menemukan adanya January Effect yang signifikan dari return perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan besar yang terjadi pada beberapa hari pertama di Bulan Januari. Munculnya January Effect antara lain dikarenakan adanya hipotesis taxloss selling, windowdressing, dan


(27)

small Stock’s Beta (Sharpe, 1995). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa fenomena January effect sangat berpengaruh terhadap return saham terutama di negara Amerika, Jepang dan Hongkong. Hal ini dikarenakan negara-negara maju tersebut pada akhir tahun tepatnya pada bulan Desember terdapat beberapa perayaan yaitu natal dan tahun baru. Pada bulan tersebut mayoritas penduduk dunia merayakan hari tersebut secara besar-besaran sehingga dibutuhkan dana yang banyak. Investor cenderung menahan investasinya guna mencukupi kebutuhan tersebut atau bahkan menjual saham yang dimilikinya. Oleh karena itu pada bulan Januari menunjukkan pengembalian saham yang tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sedangkan di Indonesia, January effect berpengaruh secara signifikan dikarenakan perbedaan return yang terjadi pada tahun tersebut. Menurut Rendra (2004) dan Aria dan Siti Rahmi (2012) January effect memang terjadi di pasar modal Indonesia, melihat dari perbedaan return bulan Januari dengan return di bulan Desember tahun sebelumnya.

2.1.8 Dampak Sebelum Hari Libur (Pre Holiday)

Pengaruh hari perdagangan saham terhadap return saham yaitu bahwa return saham dalam setiap harinya mengalami perubahan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan hasrat para investor individual dalam menjual atau membeli saham di hari-hari tertentu atau aktivitas perdagangan berubah dari hari ke hari sehingga tingkat penjualan dan pembelian juga akan mengalami perubahan di tiap-tiap harinya. Dengan adanya perubahan tingkat penjualan dan pembelian inilah harga saham akan mengalami kenaikan dan penurunan sekaligus akan mempengaruhi return saham.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil bahwa aktivitas transaksi yang terjadi pada saat menjelang hari libur dan sesudah hari libur mengalami return yang tidak normal sehingga memunculkan istilah holiday effect. Menurut Ariel (1990) dalam


(28)

Tangjiprom (2010) menjelaskan bahwa perdagangan saham sebelum hari libur terjadi return tidak normal sebagaimana mestinya pada perdagangan hari biasa.

Perolehan return sebelum hari libur menunjukkan perbedaan yang signifikan tinggi dibandingkan dengan perolehan return pada hari perdagangan lainnya. Lakonishok dan Smidt (1988) dalam Chomariah (2004) menemukan bahwa rata-rata return saham sebelum hari libur lebih tinggi dari pada rate return harian normal. Fields (1934) juga menemukan bahwa terdapat proporsi tertinggi pada pemilihan hari perdagangan saham sebelum hari libur. Meril (1966) juga menemukan bahwa frekuensi yang tidak proporsional pada keunggulan Dow Jones Industrial Average pada hari sebelum hari libur selama periode 1897 sampai dengan 1965. Lakonishok dan Smidt (1984) menemukan bahwa kenaikan harga berlaku pada semua perusahaan (dari besar sampai kecil) pada hari perdagangan terakhir sebelum natal. Coursey dan Dyl (1986) yang dalam penelitiannya menggunakan metode laborat eksperimen pasar, menyisipkan hari libur dan pola hasil harga. Hasilnya konsisten dengan fakta bahwa harga saham pada hari sebelum hari libur perdagangan adalah signifikan lebih tinggi daripada hari lainnya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan menjadikan kurun waktu 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari sebagai pre-holiday yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai pre January.

2.1.9 Dampak Sesudah Hari Libur (Post Holiday)

Hamid (2003) dalam Latifah (2012) menjelaskan bahwa efek pasca hari libur (post holiday effect) terjadi pada hari perdagangan setelah libur. Pada hari perdagangan setelah libur return saham dipeoleh negatif dan rendah dibandingkan dengan perolehan return pada hari pedagangan lainnya. Perolehan return saham yang negatif pada hari perdagangan setelah hari libur dan signifikan berbeda dibandingkan dengan hari lain disebabkan oleh faktor informasi (buruk) yang sudah masuk dan diserap oleh pasar apabila pengumumannya


(29)

dilakukan pada saat libur (Hamid, 2003). Peningkatan aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh individual pada hari Senin dan terdapat kecenderungan bahwa individual investor cenderung untuk melakukan penjualan dibandingkan pembelian, hal ini merupakan salah satu faktor yang bisa menjelaskan terjadinya Weekend Effect (Christanto, 2009). Akibat dari penjualan yang lebih besar daripada pembelian menyebabkan harga saham cenderung turun/rendah sehingga perolehan return pun akan menjadi rendah atau negatif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini Dampak Sesudah Hari Libur (Post Holiday) dibagi menjadi dua kurun waktu, yaitu 10 (sepuluh) hari pertama dan 10 (sepuluh) hari kedua dalam bulan Januari yang disebut sebagai pre January.

2.1.10 Analisis Teknikal

Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham (Med Press Team Work, 1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi Faktor-faktor internal dan Faktor-faktor eksternal sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Sumber : Birgham dan Houston (2006:32)

Gambar 2.1

Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Harga Saham

Keputusan kebijaka n strategis yang dikendali kan oleh manajem en : 1. Jenis produk dan jasa yang

dihasilakan

2. Metode produksi yang digunakan Batasan

Ekstern al: 1. Undang-undang Antitrust 2. Peraturan Lingkungan

3. Peraturan keamanan produk dan tempat kerja

4. Peraturan praktik ketenagakerjaan 5. Kebijakan federal reserve

6. Peraturan internasional 7. Dan seterusnya


(30)

Gambar 2.1 menunjukkan faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan deviden, struktur permodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain.

Dalam pendekatan teknikal ini dinyatakan bahwa, investor adalah makhluk irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan perilaku sekelompok masa (mass behaviour). Seorang individu yang tergabung ke dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya tetapi sering kali melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada masa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang.

Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan informasi tersebut untuk meraih keuntungan dari investasi mereka. Pada titik ekstrim seorang teknikalis tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan. Sepanjang dia membeli pada saat harga rendah dan menjual pada saat harga tinggi maka akan memperoleh keuntungan, tidak peduli apakah saham yang dibeli dari perusahaan yang untung atau perusahaan yang menderita kerugian.

Keputusan analisis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data-data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola perilaku saham di masa akan datang.


(31)

Dengan mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang maka para analis teknikal berpendapat kalau segala sesuatu yang terjadi di pasar baik itu kondisi ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain-lain itu sudah tercermin pada harga yang terbentuk dari transaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), selain itu harga juga selalu bergerak di dalam trend (naik, turun atau sideways) dan selalu berulang dari waktu ke waktu. Pada intinya analisa teknikal adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama. Levy (1966) dalam Tandelilin (2001:248), mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut :

1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran.

2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor tidak rasional. Faktor-faktor tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental serta faktor-faktor seperti opini yang beredar, mood investor dan ramalan-ramalan investor.

3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu relatif panjang. Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar.

2.2 Peneliti Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi peneliti yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah:


(32)

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Jan Luhan, Veronica Novotna dan Vladena Obrova (2011) January Effect at the Czech Capital Market Variabel bebas adalah hari libur kalender. variabel terikat adalah

return saham

Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return

antara bulan Januari dengan bulan-bulan lainnya terutama pada tahun 2007 pada saat hari libur musim panas.

Tabel 2.1

Peneliti Terdahulu (lanjutan)

No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

2 Fitri Aprilia dan Eka Ardhani (2013)

Analisis

January Effect di Pasar Modal Indonesia Tahun 2012 Variabel bebasnya adalah hari libur kalender di bulan Januari. Variabel terikatnya adalah return

saham.

tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return saham pada bulan Januari dengan bulan selain Januari di pasar modal Indonesia.

3 Indah Fitriyani dan Maria M (2012)

Analisis

January effect pada kelompok saham indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (2009-2011) Variabel bebasnya adalah abnormal return

dan trading volume activity. Variabel terikatnya adalah return

saham.

terdapat perbedaan

signifikan antara abnormal return bulan Januari dengan bulan selain Januari yang berarti January effect terjadi di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada trading volume activity tidak terdapat

perbedaan signifikan antara trading volume activity antara bulan Januari dengan bulan selain Januari sehingga January effect tidak terjadi di Bursa Efek Indonesia.

4 Aulia Rahma Yani (2012)

Pengaruh

January Effect dan

Size Effect Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel bebasnya average abnormal return

dan average cumulative abnormal return. Variabel terikatnya adalah return

saham.

tidak terdapat perbedaan antara nilai AAR sebelum dan sesudah tanggal 1 Januari, sehingga dapat disimpulkan bahwa anomali January Effect tidak terjadi. tidak terdapat perbedaan nilai ACAR antara saham kapitalisasi kecil dengan saham kapitaliasi besar pada


(33)

Periode 2007-2012 (sektor Perbankan, Properti dan Infrastruktu r).

Bulan Januari, sehingga dapat disimpulkan bahwa anomali Size Effect tidak terjadi.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut As’adah (2009) salah satu anomali yang bertentangan dengan teori pasar efisien adalah January effect. January effect adalah suatu kondisi yang terjadi di pasar modal dimana pada bulan Januari cenderung rata-rata pengembalian return bulanannya lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Perolehan return saham pada hari perdagangan sebelum libur (pre holiday effect) yang tinggi dan positif signifikan berbeda jika dibandingkan dengan perolehan rata-rata return saham hari perdagangan lainnya dikarenakan investor melakukan aksi profit taking untuk menghadapi liburan. Selain itu ada faktor psikologi investor yang mendorong untuk melakukan bid ask price atau pembelian harga saham yang ditawarkan penjual sehingga kegiatan transaksi saham meningkat. Di sisi lain, return saham yang rendah dan negatif terjadi pada transaksi perdagangan hari pertama sesudah hari libur dibandingkan dengan rata-rata return saham hari perdagangan lainnya. Hal ini lebih disebabkan karena kurang bergairahnya pasar modal maupun para investor dalam menanamkan modalnya pada hari perdagangan sesudah libur sehingga berdampak pada kinerja bursa yang rendah (Manurung, 2001). Penelitian lain yang dilakukan oleh Prasetyo (2006) mengungkapkan bahwa investor yang cenderung menjual saham daripada membeli saham mengakibatkan penawaran saham meningkat sehingga harga saham dan return saham mengalami penurunan.

Penelitian ini memiliki konsep untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari January Effect terhadap retun saham untuk perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 dengan melihat preferensi perubahan return saham dengan waktu sebelum January effect. Pada penelitian ini, penulis menggunakan pre january dan post january sebagai referensi


(34)

dalam analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan variabel dummy, yang akan menganalisis secara kuantitatif sejauhmana pengaruh harga jual saham periode sebelum bulan Januari (pre January) terhadap return saham pada 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari, serta menganalisis secara kuantitatif sejauhmana pengaruh harga jual saham periode 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari (post January) terhadap return saham pada 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari (post January), yang selanjutnya berdasarkan analisis tersebut, akan menganalisis secara deskriptif apakah terjadi pola terhadap January Effect dan adanya perbedaan rata-rata abnormal return pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian (Sekaran, 2006).

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:


(35)

4. Harga saham 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari berpengaruh signifikan terhadap return saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia;

5. Harga saham 10 (sepuluh) hari pertama bulan Januari berpengaruh signifikan terhadap return saham 10 (sepuluh) hari kedua bulan Januari perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada hari-hari bulan Januari;

6. January effect berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk hasil uji signifikan parsial (uji t) daripada hipotesis 1 menunjukkan bahwa H0

diterima, H1 ditolak yang berarti harga saham secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

Untuk hasil uji signifikan parsial (uji t) daripada hipotesis 2 hasil menunjukkan bahwa H0 diterima, H1 ditolak yang berarti harga saham secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Besarnya koefisien determinasi (R2) pada hipotesis 1 adalah sebesar 0,035, sehingga dapat dikatakan bahwa hanya 3,5% variasi variabel bebas Return Saham Post January 1 pada model diterangkan oleh harga saham Pre January. Sedangkan sisanya sebesar 96,5% justru lebih dominan dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Besarnya koefisien determinasi (R2) pada hipotesis 2 adalah sebesar 0,152, sehingga dapat dikatakan bahwa 15,2% variasi Return Saham Post January 2 pada model diterangkan oleh harga saham Post January 1. Sedangkan sisanya sebesar 84,48% masih lebih dominan dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

5.2 Saran

Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran : 1. Berdasarkan penelitian ini, peristiwa January effect tidak berpengaruh signifikan


(37)

peneliti menyarankan agar preferensi terhadap January Effect tidak menjadi faktor utama investor dalam menganalisis atau memprediksi return perusahaan.

2. Periode penelitian ini selama 5 tahun, sehingga diperlukan rentang waktu yang lebih lama untuk hasil yang lebih baik ke depannya.

3. Diperlukan variabel tambahan selain January effect seperti efek akhir pekan dan efek pergantian bulan sebagai referensi dalam menganalisis return perusahaan.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri Dwi. 2007. “Pengujian Week-Four, Monday, Friday, dan Earnings Management Effect Terhadap Return Saham”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13, No.1, Hal. 1-14.

Andreas, dkk. 2011. “January Effect pada Perusahaan LQ-45 Bursa Efek Indonesia 2003-2008”. Jurnal Ekonomi. 19 (3).

Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management, Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.

Fitriyani, Indah dan Maria Ratna Sari. 2012. “Analisis January Effect Pada Kelompok Saham Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 4. No. 2. Hal 421-438.

Jogiyanto, HM. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Kodrat, David Sukardi dan Kuniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Surabaya: Graha Ilmu.

Kumar, Vieshesh. 2011. The 'January Effect' Is More Market Myth Than Sound Analysis…http://www.dailyfinance.com

Latifah, Uli. 2012. Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Hari Libur Keagamaan serta Hari Libur Nasional pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.

Lubis, Ade Fatma. 2006. Pasar Modal. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Luhan, dkk. 2011. “January Effect At The Czech Capital Market 2007-2010”. Intellectual Economics. Vol. 5, No 4(12), Page 602-612.

Marrett, G. J. and Worthington, A. C. 2007. “An Empirical Note On The Holiday Effect In The Australian Stock Market 1996-2006”. Accounting & Finance Working Paper 07/11. Vol. 1, No. 07/11, Page 1-10.

Rendra, Tomy, 2004. “Analisis Fenomena Efek Januari di Bursa Efek Jakarta Periode 1997 -2001”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 4. No. 1


(39)

Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Shuja. 2007. Moving Holiday Effects Adjustment for Malaysian Economic Time Series. Department of Statistics Malaysia… http://www.statistics.gov.my

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2011. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Wibowo, Buddi dan Junius Wahyudi. 2005. “Pengujian Anomali Pergantian Bulan, Anomali Bulanan dan Anomali Hari Libur pada IHSG BEJ 1996-2004”. Usahawan. Vol. 34, No. 11, Hal. 16-25.

www.duniainvestasi.com/bei

www.idx.co.id


(40)

Lampiran 1

Harga Saham Pre-January dan Return Saham Post January 1

No

HargaSaham Pre-January Return Saham Post January 1

Hari Kerja/Tahun

Rata-rata harga saham harian 10 hari sebelum

Januari (Rp)

Hari Kerja/Tahun

Rata-rata return saham harian 10 hari pertama di

bulan Januari

1 H-10/2010 10.720,87 H+1/2011 -0,0216

2 H-9/2010 10.576,58 H+2/2011 -0,0185

3 H-8/2010 10.703,90 H+3/2011 0,0024

4 H-7/2010 10.864,52 H+4/2011 0,0101

5 H-6/2010 10.975,98 H+5/2011 0,0122

6 H-5/2010 10.877,29 H+6/2011 -0,0074

7 H-4/2010 10.824,59 H+7/2011 -0,0032

8 H-3/2010 10.940,67 H+8/2011 0,0021

9 H-2/2010 11.007,95 H+9/2011 0,0112

10 H-1/2010 11.108,62 H+10/2011 0,0132

11 H-10/2011 10.279,82 H+1/2012 0,0178

12 H-9/2011 10.419,29 H+2/2012 0,0238

13 H-8/2011 10.279,64 H+3/2012 -0,0056

14 H-7/2011 10.453,57 H+4/2012 0,0153

15 H-6/2011 10.536,43 H+5/2012 0,0030

16 H-5/2011 10.656,61 H+6/2012 0,0262

17 H-4/2011 10,584,46 H+7/2012 -0,0120

18 H-3/2011 10.464,82 H+8/2012 -0,0036

19 H-2/2011 10.559,82 H+9/2012 -0,0048

20 H-1/2011 10.639,46 H+10/2012 0,0071

21 H-10/2012 8.775,00 H+1/2013 0,0238

22 H-9/2012 8.630,14 H+2/2013 -0,0049

23 H-8/2012 8.582,21 H+3/2013 -0,0047

24 H-7/2012 8.501,32 H+4/2013 -0,0051

25 H-6/2012 8.682,00 H+5/2013 0,0184

26 H-5/2012 8.551,00 H+6/2013 0,0118

27 H-4/2012 8.665,25 H+7/2013 0,0155

28 H-3/2012 8.607,92 H+8/2013 0,0094

29 H-2/2012 8.642,96 H+9/2013 0,0043

30 H-1/2012 8.654,92 H+10/2013 -0,0013

31 H-10/2013 7.519,64 H+1/2014 0,0129

32 H-9/2013 6.791,60 H+2/2014 -0,0249

33 H-8/2013 7.682,32 H+3/2014 -0,0210

34 H-7/2013 7.646,96 H+4/2014 -0,0133

35 H-6/2013 7.731,86 H+5/2014 0,0213

36 H-5/2013 7.754,29 H+6/2014 -0,0023

37 H-4/2013 7.710,71 H+7/2014 0,0042

38 H-3/2013 7.683,92 H+8/2014 0,0033

39 H-2/2013 7.693,57 H+9/2014 0,0073


(41)

Lampiran 2

Rata-rata Harga Saham Post January 1 dan Return

Saham Post January 2

No

Harga Saham Post Januari1 Return saham Post Januari 2 Hari

Kerja/Tahun

Rata-rata harga saham harian 10 hari pertama setelah Januari (Rp)

Hari Kerja/Tahun

Rata-ratareturn saham harian 10 hari kedua

di bulan Januari

1 H+1/2011 11.377,88 H+11/2011 -0,0154

2 H+2/2011 11.482,19 H+22/2011 0,0023

3 H+3/2011 11.504,95 H+13/2011 -0,0053

4 H+4/2011 11.270,58 H+14/2011 -0,0315

5 H+5/2011 10.904,90 H+15/2011 -0,0258

6 H+6/2011 10.481,20 H+16/2011 -0,0110

7 H+7/2011 10.298,53 H+17/2011 0,0277

8 H+8/2011 10.639,14 H+18/2011 0,0256

9 H+9/2011 10.671,91 H+19/2011 0,0024

10 H+10/2011 10.604,50 H+20/2011 -0,0082

11 H+1/2012 10.585,00 H+11/2012 0,0022

12 H+2/2012 10.765,89 H+12/2012 0,0095

13 H+3/2012 11.002,32 H+13/2012 0,0095

14 H+4/2012 11.009,11 H+14/2012 0,0057

15 H+5/2012 10.868,57 H+15/2012 -0,0070

16 H+6/2012 10.901,25 H+16/2012 -0,0007

17 H+7/2012 11.072,68 H+17/2012 -0,0026

18 H+8/2012 10.980,71 H+18/2012 -0,0035

19 H+9/2012 10.942,14 H+19/2012 0,0029

20 H+10/2012 10.942,14 H+20/2012 -0,0284

21 H+1/2013 8.622,429 H+11/2013 0,0024

22 H+2/2013 8.622,429 H+12/2013 -0,0119

23 H+3/2013 8.827,893 H+13/2013 0,0429

24 H+4/2013 8.957,25 H+14/2013 -0,0284

25 H+5/2013 8.976,07 H+15/2013 0,0015

26 H+6/2013 8.917,61 H+16/2013 -0,0077

27 H+7/2013 8.942,36 H+17/2013 -0,0043

28 H+8/2013 8.800,25 H+18/2013 0,0076

29 H+9/2013 8.671,86 H+19/2013 -0,0053

30 H+10/2013 8.620,04 H+20/2013 0,0119

31 H+1/2014 7.787,86 H+11/2014 -0,0070

32 H+2/2014 7.740,71 H+12/2014 0,0036

33 H+3/2014 7.606,61 H+13/2014 0,0115

34 H+4/2014 7.477,32 H+14/2014 0,0097

35 H+5/2014 7.471,25 H+15/2014 0,0115


(42)

37 H+7/2014 7.524,64 H+17/2014 -0,0135

38 H+8/2014 7.591,61 H+18/2014 -0,0361

39 H+9/2014 7.720,18 H+19/2014 0,0030


(43)

Lampiran 3

Hasil Analisis Data Variabel Harga Saham Pre January Terhadap Post January 1 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .01245552

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .065

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .448

Asymp. Sig. (2-tailed) .988

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

return_saham .004255 .0124632 40

harga_saham 9.4167E3 1329.55049 40

Correlations

return_saham harga_saham

Pearson Correlation return_saham 1.000 -.035

harga_saham -.035 1.000

Sig. (1-tailed) return_saham . .415

harga_saham .415 .

N return_saham 40 40

harga_saham 40 40

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method


(44)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .01245552

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .065

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .448

Asymp. Sig. (2-tailed) .988

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: return_saham

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

D R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .035a .001 -.025 .0126183 .001 .047 1 38 .830

a. Predictors: (Constant), harga_saham

b. Dependent Variable: return_saham

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .000 1 .000 .047 .830a

Residual .006 38 .000

Total .006 39

a. Predictors: (Constant), harga_saham

b. Dependent Variable: return_saham

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval for B Correlat

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order

1 (Constant) .007 .014 .509 .614 -.022 .037

harga_saham -3.289E-7 .000 -.035 -.216 .830 .000 .000 -.035

a. Dependent Variable: return_saham

Coefficient Correlationsa


(45)

1 Correlations harga_saham 1.000

Covariances harga_saham 2.310E-12

a. Dependent Variable: return_saham

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) harga_saham

1 1 1.990 1.000 .00 .00

2 .010 14.415 1.00 1.00

a. Dependent Variable: return_saham

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual return_saham Predicted Value Residual

1 -2.015 -.0216 .003826 -2.5426078E-2

2 -1.773 -.0185 .003874 -2.2373537E-2

3 -.113 .0024 .003832 -1.4316629E-3

4 .501 .0101 .003779 6.3211668E-3

5 .678 .0123 .003742 8.5578217E-3

6 -.886 -.0074 .003775 -1.1174637E-2

7 -.562 -.0033 .003792 -7.0919691E-3

8 -.131 .0021 .003754 -1.6537914E-3

9 .592 .0112 .003732 7.4683363E-3

10 .753 .0132 .003699 9.5014458E-3

11 1.096 .0178 .003971 1.3828861E-2

12 1.575 .0238 .003925 1.9874732E-2

13 -.759 -.0056 .003971 -9.5711981E-3

14 .902 .0153 .003914 1.1386006E-2

15 -.062 .0031 .003887 -7.8674221E-4

16 1.771 .0262 .003847 2.2352784E-2

17 -1.258 -.0120 .003871 -1.5870946E-2

18 -.603 -.0037 .003910 -7.6102941E-3

19 -.688 -.0048 .003879 -8.6790495E-3

20 .257 .0071 .003853 3.2471434E-3

21 1.532 .0238 .004466 1.9333940E-2


(46)

23 -.731 -.0047 .004529 -9.2294637E-3

24 -.765 -.0051 .004556 -9.6560710E-3

25 1.102 .0184 .004497 1.3903353E-2

26 .578 .0118 .004512 7.2878721E-3

27 .872 .0155 .004502 1.0997844E-2

28 .379 .0093 .004521 4.7789920E-3

29 -.017 .0043 .004509 -2.0948693E-4

30 -.460 -.0013 .004506 -5.8055501E-3

31 .636 .0129 .004879 8.0210635E-3

32 1.353 .0219 .004831 1.7068578E-2

33 -2.047 -.0210 .004825 -2.5825433E-2

34 -1.437 -.0133 .004837 -1.8137062E-2

35 1.307 .0213 .004809 1.6490861E-2

36 -.563 -.0023 .004802 -7.1017622E-3

37 -.057 .0041 .004816 -7.1609530E-4

38 -.121 .0033 .004825 -1.5249030E-3

39 .196 .0073 .004822 2.4782675E-3

40 -.286 .0012 .004810 -3.6096326E-3

a. Dependent Variable: return_saham

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .003699 .004879 .004255 .0004373 40

Residual

-2.5825433E-2 .0223528

- 2.1684043E-19

.0124555 40

Std. Predicted Value -1.273 1.427 .000 1.000 40

Std. Residual -2.047 1.771 .000 .987 40

a. Dependent Variable: return_saham


(47)

(48)

Lampiran 4

Hasil Analisis Data Variabel Post January 1 Terhadap Post January 2 Uji Normalitas

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

return_shm -.000815 .0160189 40

harga_shm 9.5628E3 1453.28971 40

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .01583340

Most Extreme Differences Absolute .111

Positive .111

Negative -.094

Kolmogorov-Smirnov Z .701

Asymp. Sig. (2-tailed) .710

a. Test distribution is Normal.

Correlations

return_shm harga_shm

Pearson Correlation return_shm 1.000 -.152

harga_shm -.152 1.000

Sig. (1-tailed) return_shm . .175

harga_shm .175 .

N return_shm 40 40


(49)

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 harga_shma . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: return_shm

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2 Sig. F Change

1 .152a .023 -.003 .0160404 .023 .896 1 38 .350 1.913

a. Predictors: (Constant), harga_shm

b. Dependent Variable: return_shm

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .000 1 .000 .896 .350a

Residual .010 38 .000

Total .010 39

a. Predictors: (Constant), harga_shm

b. Dependent Variable: return_shm

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval for B Correlations

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial

1 (Constant) .015 .017 .888 .380 -.019 .050

harga_shm -1.673E-6 .000 -.152 -.946 .350 .000 .000 -.152 -.152

a. Dependent Variable: return_shm

Coefficient Correlationsa

Model harga_shm


(50)

Covariances harga_shm 3.124E-12

a. Dependent Variable: return_shm

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) harga_shm

1 1 1.989 1.000 .01 .01

2 .011 13.402 .99 .99

a. Dependent Variable: return_shm

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual return_shm Predicted Value Residual

1 -.720 -.0154 -.003851 -1.1549107E-2

2 .394 .0023 -.004025 6.3253593E-3

3 -.077 -.0053 -.004063 -1.2365729E-3

4 -1.735 -.0315 -.003671 -2.7828574E-2

5 -1.418 -.0258 -.003060 -2.2740201E-2

6 -.539 -.0110 -.002351 -8.6488705E-3

7 1.854 .0277 -.002046 2.9745600E-2

8 1.759 .0256 -.002615 2.8215296E-2

9 .316 .0024 -.002670 5.0701061E-3

10 -.352 -.0082 -.002557 -5.6426421E-3

11 .295 .0022 -.002525 4.7247427E-3

12 .775 .0096 -.002827 1.2427295E-2

13 .793 .0095 -.003223 1.2722741E-2

14 .557 .0057 -.003234 8.9340981E-3

15 -.249 -.0070 -.002999 -4.0009655E-3

16 .147 -.0007 -.003054 2.3536942E-3

17 .040 -.0027 -.003340 6.4042358E-4

18 -.020 -.0035 -.003187 -3.1340305E-4

19 .375 .0029 -.003122 6.0220858E-3

20 -1.576 -.0284 -.003122 -2.5277914E-2

21 .102 .0024 .000758 1.6421993E-3

22 -.733 -.0110 .000758 -1.1757801E-2


(51)

24 -1.783 -.0284 .000198 -2.8597790E-2

25 .083 .0015 .000166 1.3336883E-3

26 -.497 -.0077 .000264 -7.9640903E-3

27 -.282 -.0043 .000223 -4.5226941E-3

28 .451 .0077 .000460 7.2396164E-3

29 -.373 -.0053 .000675 -5.9751254E-3

30 .694 .0119 .000762 1.1138202E-2

31 -.564 -.0069 .002154 -9.0536808E-3

32 .085 .0036 .002233 1.3674574E-3

33 .564 .0115 .002457 9.0431652E-3

34 .438 .0097 .002673 7.0269181E-3

35 .550 .0115 .002683 8.8167656E-3

36 .393 .0089 .002598 6.3015818E-3

37 -1.003 -.0135 .002594 -1.6093936E-2

38 -2.405 -.0361 .002482 -3.8581923E-2

39 .046 .0030 .002267 7.3311943E-4

40 .965 .0176 .002125 1.5475288E-2

a. Dependent Variable: return_shm

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.004063 .002683 -.000815 .0024307 40

Residual

-3.8581923E-2 .0424858

- 3.4694470E-19

.0158334 40

Std. Predicted Value -1.336 1.439 .000 1.000 40

Std. Residual -2.405 2.649 .000 .987 40

a. Dependent Variable: return_shm


(52)

(1)

(2)

Lampiran 4

Hasil Analisis Data Variabel

Post January

1 Terhadap

Post January

2

Uji Normalitas

Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N

return_shm -.000815 .0160189 40

harga_shm 9.5628E3 1453.28971 40

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .01583340

Most Extreme Differences Absolute .111

Positive .111

Negative -.094

Kolmogorov-Smirnov Z .701

Asymp. Sig. (2-tailed) .710

a. Test distribution is Normal.

Correlations

return_shm harga_shm

Pearson Correlation return_shm 1.000 -.152

harga_shm -.152 1.000

Sig. (1-tailed) return_shm . .175

harga_shm .175 .

N return_shm 40 40


(3)

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 harga_shma . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: return_shm

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2 Sig. F Change

1 .152a .023 -.003 .0160404 .023 .896 1 38 .350 1.913

a. Predictors: (Constant), harga_shm

b. Dependent Variable: return_shm

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .000 1 .000 .896 .350a

Residual .010 38 .000

Total .010 39

a. Predictors: (Constant), harga_shm

b. Dependent Variable: return_shm

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval for B Correlations

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial

1 (Constant) .015 .017 .888 .380 -.019 .050

harga_shm -1.673E-6 .000 -.152 -.946 .350 .000 .000 -.152 -.152

a. Dependent Variable: return_shm

Coefficient Correlationsa

Model harga_shm


(4)

Covariances harga_shm 3.124E-12

a. Dependent Variable: return_shm

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) harga_shm

1 1 1.989 1.000 .01 .01

2 .011 13.402 .99 .99

a. Dependent Variable: return_shm

Casewise Diagnosticsa Case

Number Std. Residual return_shm Predicted Value Residual

1 -.720 -.0154 -.003851 -1.1549107E-2

2 .394 .0023 -.004025 6.3253593E-3

3 -.077 -.0053 -.004063 -1.2365729E-3

4 -1.735 -.0315 -.003671 -2.7828574E-2

5 -1.418 -.0258 -.003060 -2.2740201E-2

6 -.539 -.0110 -.002351 -8.6488705E-3

7 1.854 .0277 -.002046 2.9745600E-2

8 1.759 .0256 -.002615 2.8215296E-2

9 .316 .0024 -.002670 5.0701061E-3

10 -.352 -.0082 -.002557 -5.6426421E-3

11 .295 .0022 -.002525 4.7247427E-3

12 .775 .0096 -.002827 1.2427295E-2

13 .793 .0095 -.003223 1.2722741E-2

14 .557 .0057 -.003234 8.9340981E-3

15 -.249 -.0070 -.002999 -4.0009655E-3

16 .147 -.0007 -.003054 2.3536942E-3

17 .040 -.0027 -.003340 6.4042358E-4

18 -.020 -.0035 -.003187 -3.1340305E-4

19 .375 .0029 -.003122 6.0220858E-3

20 -1.576 -.0284 -.003122 -2.5277914E-2

21 .102 .0024 .000758 1.6421993E-3

22 -.733 -.0110 .000758 -1.1757801E-2


(5)

24 -1.783 -.0284 .000198 -2.8597790E-2

25 .083 .0015 .000166 1.3336883E-3

26 -.497 -.0077 .000264 -7.9640903E-3

27 -.282 -.0043 .000223 -4.5226941E-3

28 .451 .0077 .000460 7.2396164E-3

29 -.373 -.0053 .000675 -5.9751254E-3

30 .694 .0119 .000762 1.1138202E-2

31 -.564 -.0069 .002154 -9.0536808E-3

32 .085 .0036 .002233 1.3674574E-3

33 .564 .0115 .002457 9.0431652E-3

34 .438 .0097 .002673 7.0269181E-3

35 .550 .0115 .002683 8.8167656E-3

36 .393 .0089 .002598 6.3015818E-3

37 -1.003 -.0135 .002594 -1.6093936E-2

38 -2.405 -.0361 .002482 -3.8581923E-2

39 .046 .0030 .002267 7.3311943E-4

40 .965 .0176 .002125 1.5475288E-2

a. Dependent Variable: return_shm

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.004063 .002683 -.000815 .0024307 40

Residual

-3.8581923E-2 .0424858

- 3.4694470E-19

.0158334 40

Std. Predicted Value -1.336 1.439 .000 1.000 40

Std. Residual -2.405 2.649 .000 .987 40

a. Dependent Variable: return_shm


(6)