Gamabaran Perilaku Terhadap Tingginya Angka Pernikahan Dini di Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015

ABSTRAK
Pernikahan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan tak pernah
terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina
keluarga bahagia. Pernikahan di usia dini dapat menyebabkan masalah pada
reproduksi dan psikologi. Menurut data Kementrian Agama Pematangsiantar
terjadi peningkatan angka pernikahan dini di Kota Pematangsiantar khususnya di
Kecamatan Siantar Martoba.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang
memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Kecamatan Siantar Mertoba
Kota Pematangsiantar pada tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara
mendalam (indepth interview ). Informan adalah remaja putri yang telah menikah
di usia muda yaitu sebanyak 7 orang dan bersuku jawa. Teknik pengumpulan data
berupa data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam (indepth interview),
dan data sekunder diperoleh dari Kantor Urusan Agama Pematangsiantar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor dominan
pernikahan dini di Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar dikarenakan
tingkat ekonomi yang rendah, kurangnya pengetahuan tentang pernikahan dini,
rendahnya pendidikan informan serta adanya peran orangtua/keluarga. Faktor lain
yang menyebabkan mereka menikah dini seperti faktor sosial budaya, sumber
informasi/media massa dan kehamilan sebelum menikah (married by accident).

Disarankan kepada orangtua agar anak diberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bagi Puskesmas dan Dinas
Kesehatan agar bekerjasama untuk meminimalisir terjadinya pernikahan usia dini
dengan melakukan penyuluhan tentang usia perkawinan yang ideal dan dampak
negatif terhadap pernikahan pada usia dini, bagi Pemerintah dan Kantor
Pemberdayaan Perempuan agar lebih menggalakkan program wajib belajar 12
tahun pada masyarakat terutama di Kecamatan Siantar Martoba dengan angka
pernikahan dini yang tinggi serta meningkatkan sosialisasi program Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) dan program PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan)
melalui kegiatan-kegiatan karang taruna dan pengajian remaja mesjid. Demikian
juga dengan program “Tanamkan 8 Fungsi Keluarga” terutama fungsi ke-5 yaitu
fungsi reproduksi yang diharapkan dapat menurunkan angka pernikahan dini.
Kata Kunci :Faktor pendidikan, pengetahuan, ekonomi, sosial budaya,
media massa/informasi, kehamilan sebelum menika (married by accident),
orang tua/ keluarga.

ii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Marriage is an event of great importance and has never forgotten in the
course of one's life in shape and build happy family. Marriage at an early age can
cause problems on reproduction and psychology. According to data of the
Ministry of religious affairs Pematangsiantar an increase in the number of early
marriage in the town of Pematangsiantar Siantar Martoba in particular.
The purpose of this research is to look at the factors that influenced the
high number of early marriage in Mertoba Siantar Pematangsiantar by 2015.
This research is qualitative research with an in-depth interview method
(indepth interview). The informant is a teenage daughter who had married at a
young age i.e. as many as 7 people and bersuku. Data collection techniques in the
form of primary data obtained from in-depth interviews (indepth interview), and
secondary data obtained from the Religious Affairs Office Pematangsiantar.
The results showed that the dominant factor which became an early
marriage in Siantar Martoba Pematangsiantar due to low economic level, lack of
knowledge about early marriage, low level of education of informants as well as
the existence of the role of parents/family. Another factor that led to their early
married life such as socio-cultural factors, sources of information/mass media and
pregnancy before marriage (married by accident).
It is recommended to parents so that children are given the opportunity to
continue their education to a higher level, for public health and health services in

order to work together to minimize the occurrence of early-age marriage by doing
outreach about an ideal marriage age and negative impact on marriage at an early
age, for the Government and the Office of women's empowerment to better
promote the 12-year compulsory education program in the community especially
in Siantar Martoba with numbers high and early marriage increases the
socialization program Teen reproductive health (KRR) and PUP program
(Pendewasaan the age of marriage) through activities reef midshipman and study
adolescents mosques. Likewise with the program "Instill 8 Function family" is
mainly the function of the reproductive function, namely the expected can lower
the number of early marriages.
Key words :Economic factors, education, willingness it self, parents / families,
mass media, pregnancy outside marriage, marriage young age.

iii
Universitas Sumatera Utara