T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran Murder Berbantu Media Prezi Dekstop untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa T1 Full text

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MURDER
BERBANTU MEDIA PREZI DEKSTOP UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:
Rian Kustito (702010141)
Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017

1


2

3

4

5

1. Pendahuluan

Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian kegiatan
pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas guna menghadapi tantangan jaman yang semakin
kompleks. Sebagaimana tujuan pembelajaran TIK, siswa bukan hanya
memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan TIK, tetapi diperlukan
juga pemahaman tentang konsep TIK. Guru diharapkan memiliki kemampuan
dalam mengelola kelas dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan tersebut.
Kemampuan dalam memilih model pembelajaran serta media atau sumber
belajar juga merupakan tugas utama guru. Guru hendaknya mengetahui secara

baik model pembelajaran dan mampu menerapkannya dengan tepat dalam
pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan
mereka.[1]
Metode pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tuntang
masih terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
Masalah yang pertama adalah dalam proses pembelajaran guru masih
menggunakan model pembelajaran konvensional yang semuanya masih
terpusat pada guru. pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa cepat bosan,
jenuh, dan kurang memperhatikan sehingga berdampak pada rendahnya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Masalah yang kedua adalah
prestasi belajar yang masih kurang. Banyak siswa yang belum tuntas nilainya.
Prestasi belajar siswa kelas XI IPA 3 pada mata pelajaran TIK, dengan
kompetensi dasar mengolah dokumen pengolah angka dengan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) 75 dari 36 siswa kelas XI IPA 3, terdapat 21 siswa yang
memenuhi KKM (58,33%), sedangkan 15 siswa belum memenuhi KKM
(41,67). Penyebab kurangnya prestasi belajar siswa dapat dikaitan dengan
metode pembelajaran yang kurang tepat yang diterapkan oleh guru. Dimana
saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa menjadi bosan dan jenuh
sehingga kurang dapat menerima dengan maksimal materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi pasif, tidak memperhatikan
penjelasan guru sehingga prestasi belajar pada mata pelajaran TIK menjadi
rendah. Oleh karena permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
penerapan metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop
untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
TIK kelas XI di SMA Negeri 1 Tuntang.
Batasan penelitian yang digunakan untuk tidak memperluas area
pembahasan adalah: (1) Siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri Tuntang, (2)
Materi TIK tentang Mengolah dokumen pengolah angka dengan teks, tabel,
grafik, gambar, dan diagram semester II tahun ajaran 2016/2017, (3) Standard

6

kompetensi Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk
menghasilkan informasi.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama dilakukan oleh Melta Vina (2015), dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe MURDER untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Kampar Timur”. Bentuk penelitian ini adalah

eksperimen dengan rancangan design randomized control group pretestpostest. Populasi penelitian tersebut adalah seluruh siswa XI IPA di SMA
Negeri 1 Kampar Timur. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Teknik
analisis
data menggunakan uji-t. hasil dari penelitian menunjukkan
thitung>ttabel (3,16>1,67) dan koefisinsi pengaruh sebesar 17,33%, sehingga
dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan koloid dikelas
XI IPA SMA Negeri 1 Kampar Timur.[2]
Penelitian kedua dilakukan oleh Putri Dzulhijjah (2015), dengan judul
“Penerapan Prezi Desktop Sebagai Media Presentasi Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon i Kelas X SMA
Negeri 9 Pekanbaru. Sampel dari penelitian adalah siswa kelas X4 sebagai
kelas eksperimen dan siswa pada kelas X2sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen adalah kelas yang diterapkan media Prezi Dekstop sedangkan
kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji t. Berdasarkan hasil uji analisis data diperoleh thitung> ttabel yaitu
5,84>1,66, artinya penerapan Prezi Dekstop sebagai media presentasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas
X SMA Negeri 9 Pekanbaru.[3]

Perbedaan dengan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang
dilakukan adalah pada penelitian pertama terdapat perbedaan jenis mata
pelajaran,, responden siswa yang digunakan, dan juga media yang digunakan.
Sedangkan persamaannya terletak pada penggunaan metode pembelajaran.
Perbedaan dengan penelitian yang kedua adalah jenis mata pelajaran,
responden siswa yang digunakan, dan metode pembelajaran yang digunakan.
Sedangkan persamaannya terletak pada media yang digunakan.
Metode Pembelajaran MURDER merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang dapat membangun motivasi belajar serta
peningkatan kedalaman dan luasnya pemikiran pada siswa. Kegiatan berpikir
dan berdiskusi secara berpasangan pada masing-masing dyad dapat
memberikan banyak keuntungan. Dyad dapat diartikan sebagai pertemuan

7

antara dua orang yang berkomunikasi secara lisan dan tertulis [4]. Metode
pembelajaran MURDER merupakan gabungan dari beberapa kata yang terdiri
dari, yaitu Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review.
Penerapan Pembelajaran MURDER menggunakan sepasang
anggota dyad dari suatu kelompok yang beranggotakan 4 orang, dengan

langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut [5]: 1) mood, mengatur
suasana hati yang cocok dengan cara berfokus pada tugas kelompok. Peran
guru adalah berusaha memfasilitasi siswa pada situasi belajar yang
memotivasi siswa untuk fokus pada kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara
memberikan informasi atau fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan
sehari-hari. 2) understand, siswa membaca bagian materi tertentu dari naskah
tanpa menghafalkan oleh masing-masing dyad dalam suatu kelompok. Peran
guru adalah membagi naskah menjadi beberapa bagian sehingga memudahkan
siswa dalam membagi tugasnya serta mengarahkan siswa untuk mencermati
aspek penting yang ada pada naskah tersebut. Pada fase ini guru dapat
menggunakan media ajar untuk menunjang proses pembelajaran. 3) recall,
salah satu anggota kelompok memberikan sajian lisan dengan mengulang
materi yang dibaca. Peran guru adalah memilih secara acak anggota dyad
sehingga mendorong kesiapan dari setiap anggota dyad untuk menyajikan
materi. 4) digest, dilakukan oleh anggota kelompok lain jika terdapat
ketidakcocokan dengan apa yang disampaikan oleh anggota dyad, sehingga
diperlukan koreksi terhadap kesalahan yang muncul. 5) expand, dilakukan
oleh sesama pasangan. Setiap pasangan dapat memberikan contoh atau
aplikasi materi yang telah dibaca dalam kehidupan sehari-hari,
mengemukakan opini mereka terhadap topik yang dibahas ataupun

mengemukakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan topik yang dibahas.
Langkah-langkah 2, 3, 4, 5 diulang untuk bagian materi selanjutnya. 6) review,
atau merangkum kembali hasil pekerjaan berdasarkan hasil diskusi yang
berlangsung dan menyimpulkan hasil diskusi.
Prezi Dekstop Settle et al (2011) menyatakan bahwa Prezi merupakan
sebuah perangkat lunak berbasis internet Software as a Service (Saas) yang
digunakan sebagai media presentasi dan juga alat untuk mengeksplorasi
berbagai ide di atas kanvas virtual [7]. Prezi menjadi unggul karena program
ini menggunakan en:Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan
pengguna Prezi untuk dapat memperbesar dan memperkecil tampilan media
presentasi yang telah dibuat.
Keunggulan prezi menurut Brian & Alyson (2010) program presentasi
Prezi memiliki banyak kelebihan, diantaranya: 1) Prezi memiliki kemampuan
mengintegrasikan teks, gambar, animsi, audio, dan video ke dalam satu

8

presentasi tunggal. 2) Prezi memiliki konsep yang hampir sama seperti mind
mapping sehingga pengguna dapat melihat semua elemen presentasi secara
keseluruhan. 3) Prezi dapat digunakan sebagai alatuntuk membuat presentasi

yang dinamis dan informatif, sebab tersedia banyak template. 4) Prezi dapat
diakses secara online maupun offline (Prezi Dekstop). 5) Penggunaan dapat
menyisipkan konten atau isi dalam ukuran yang besar. 6) Pengguna dapat
fokus pada konten berbeda dengan menggunakan fitur zooming dan planning.
Konten dapat diperbesar sesusai keinginan pengguna sehingga detail konten
dapat tersampaikan dengan baik. 7) Prezi merupakan program presentasi
berbasis internet sehingga pengguna dapat berbagi [8]. Di samping
mempunyai keunggulan, Prezi juga mempunyai kekurangan. Keurangannya
adalah: (1) Perbedaan fasilitas pada akun Prezi yang berlangganan dan akun
yang tidak berbayar (Prezi Dekstop). menyebabkan pengguna akun tak
berbayar menjadi terbatas pada penggunaan template, (2) Prezi merupakan
program presentasi berbasis internet yang memungkinkan pengguna
menyisipkan berbagai macam konten dalam berbagai macam ukuran,
mengharuskan pengguna memiliki akses internet yang cepat dan stabil, (3)
Prezi membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) komputer yang dapat mendukung program Prezi. Peengguna harus
memperbarui perangkat untuk dapat menggunakan Prezi [8].
Prestasi Belajar, menurut Muhibbin Syah (2008: 91) adalah “taraf
keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran tertentu”[9]. Pada penelitian ini pengambilan nilai dilakukan
dengan menggunakan tes praktik yang akan dilakukan di kelas pada setiap
akhir siklus. Hal tersebut bertujuan untuk melihat prestasi belajar siswa dan
sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi tertentu yang
telah dipelajari.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, Jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Sebelum
melakukan penelitian, berikut ini tahap penelitian:
Gambar 1. Tahap Penelitian.[10]
Observasi
Penyusunan Strategi
Pembelajaran
Penerapan
Pengolahan data
Penulisan hasil penelitian

9


Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang
terdiri dari observasi yaitu melakukan wawancara untuk mendapatkan
informasi dari narasumber untuk melakukan penelitian, penyusunan strategi
pembelajaran yang dilakuakan dengan membuat perangkat pembelajaran RPP
dan membuat media ajar animasi, penerapan yaitu melakukan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan siklus I dan II, pengolahan data dilakukan
untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil penelitian dilakukan untuk
menulis laporan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas akan dilakukan
dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart, model ini merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model
yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen,
yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen
yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus
dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama).[11]

Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart.[11]
Tahap tindakan penelitian, rancangan model yang sudah disusun
diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan persiklus dilakukan
dalam dua kali pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah

dibuat sebelumnya, setiap proses pembelajaran guru menggunakan media
Prezi Dekstop dalam mempresentasikan materi. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri Tuntang, dan sampel pada
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri Tuntang. Kegiatan
observasi dilakukan saat penelitian berlangsung, obsevasi dilakukan guna
mengetahui apakah ada perubahan setelah dilakukan tindakan. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang terjadi telah
sesuai dengan perencanaan. Data dalam penelitian ini adalah data keaktifan
siswa dan data hasil prestasi belajar siswa.
Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari hasil refleksi
dari siklus pertama, jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus

10

kedua dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan, maka penelitian sudah
bisa dihentikan dan jika hasil prestasi belajar belum memenuhi indikator
keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
keaktifan belajar dapat dilihat berdasarkan indikator keaktifan siswa.
Lembar observasi keaktifan disusun berdasarkan indikator keaktifan menurut
Asmani (2011) [12], Indikator-indikator tersebut dijabarkan ke dalam
beberapa item pernyataan, dan ditunjukan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Indikator Keaktifan Siswa
No

Indikator

1

Pengalaman

2

3

Pernyataan

1. Siswa menggunakan media/alat yang tersedia selama
proses pembelajaran berlangsung
2. Siswa membaca atau mencari literatur lain sebagai
sumber belajar yang menunjang jawaban dari pertanyaan
di LKS
Interaksi dan 1. Siswa mengajukan pertanyaan
komunikasi
2. Siswa mengemukakan pikiran atau pendapat
3. Siswa memberikan tanggapan dari pendapat ataupun
pertanyaan
Refleksi
1. Siswa mencatat apa yang telah dipelajari
Tabel 1. Merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengamati keaktifan siswa di kelas. Data observasi keaktifan siswa kemudian
dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut ini:
Skor 1 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
kurang.
Skor 2 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
cukup.
Skor 3 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.
Skor 4 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat
baik.
Untuk mengetahui keaktifan setiap siswa, dilakukan proses perhitungan
dengan menggunakan Persamaan 3.1 (Verosika, 2013).[13]
Nilai keaktifan siswa =





Setelah mendapatkan nilai keaktifan siswa, kategori keaktifan siswa
dimodifikasi berdasarkan langkah Usman dan Akbar (2006:71)

11

diolah dengan [14]:
R
= data tertinggi – data terendah
= 4.0 – 1.0
= 3.0
Banyak kelas = 3 kelas
P

=
=
= 1

Sehingga diperoleh:
Skor 1 – 1,9 = keaktifan kategori rendah
Skor 2 – 2,9 = keaktifan kategori sedang
Skor ≥ 3
= keaktifan kategori tinggi
Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes
praktik. Tes praktik dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes
ini dilakukan guna mengukur prestasi belajar siswa setelah dilakukan
tindakan. Data prestasi belajar siswa ini dianalisa dengan rata-rata nilai kelas,
nilai maksimal dan minimal serta jumlah siswa yang tuntas maupun tidak
tuntas. Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau
tolok ukur suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak, selain itu yang
menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah
meningkatnya prestasi belajar dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Apabila
nilai prestasi belajar siswa yang didapat sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu ≥ 75 mencapai 75% dari standar ketuntasan belajar
minimal, maka dapat dikatakan menggunakan metode pembelajaran
MURDER berbantu media Prezi Dekstop pada mata pelajaran TIK kelas XI
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran dilaksanakan di dalam laboratorium komputer.
Penelitian dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan pada dua siklus. Siklus satu berlangsung dua kali pertemuan
pada tanggal 8 Mei dan 15 Mei 2017. Pada pertemuan pertama, pada tahap
mood, guru memulai pembelajaran dengan memberikan contoh kegunaan
Microsoft Office Excel pada fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk
memperhatikan pelajaran dengan baik. Kemudian setelah tahap tersebut
terlewati, pada tahap understand, guru menyampaikan materi Setelah itu guru
menjelaskan materi tentang cara untuk memasukan formula dan kemudian

12

mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti
demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel
dengan media Prezi Dekstop sebagai alat presentasi. Setelah itu guru
menjelaskan materi tentang cara untuk memasukan formula dan kemudian
mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti
demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel.
Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk kelompok berjumlah empat
orang tiap kelompok yang terdiri atas 2 dyad. Kemudian guru memberikan
latihan soal yang akan dikerjakan secara kelompok, kemudian masing-masing
pasangan dyad mendiskusikannya, setelah salah satu anggota menemukan
jawabannya, anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika terjadi
kekeliruan. Setelah pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 selesai
mengerjakan tugas masing-masing, pasangan dyad-1 menjelaskan jawaban
yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-2, demikian pula
pasangan dyad-2. Setelah itu pada tahap recall, salah satu anggota dyad
kelompok akan ditunjuk secara acak oleh guru sehingga mendorong kesiapan
dari setiap anggota dyad untuk menyajikan materi. Kemudian pada tahap
digest, anggota kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapi, memberikan
pendapat, pertanyaan, atau koreksi apabila ditemukan ketidakcocokan dan
ketidaksesuaian terhadap penyampaian materi dari anggota kelompok penyaji.
Setelah itu pada tahap expand, setiap pasangan dapat memberikan contoh atau
aplikasi materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, mengemukakan opini
mereka terhadap topik cara memasukkan formula dan mengemukakan
pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kemudian pada
tahap pada tahap review Pada akhir pelajaran guru memberikan kesempatan
kepada siswa yang masih kurang mengerti tentang materi tertentu yang telah
disampaikan dan dipelajari bersama pada hari tersebut. Setelah itu guru dan
siswa bersama-sama merangkum hasil pembelajaran yang telah dipelajari.
Pertemuan kedua guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan
sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan materi lanjutan dari materi pada
pertemuan
sebelumnya.
Kemudian
guru
menyampaikan
materi
mengidentifikasi absolut dan sel relatif melalui contoh yang ada. Setelah itu
guru melakukan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
MURDER seperti yang telah diterapkan pada pertemuan yang pertama sampai
akhir pembelajaran. Namun pada pertemuan yang kedua merupakan akhir dari
siklus satu sehingga guru akan melakukan tes pengambilan nilai untuk melihat
prestasi belajar siswa pada siklus satu setelah diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop
dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Hasil yang didapat akan
dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus

13

dua. Berikut hasil observasi keaktifan siswa berdasarkan Indikator pada siklus
satu pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Indikator
No
1
2
3

Indikator
Pengalaman
Interaksi dan Komunikasi
Refleksi

Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
72,57%
75,35%
60,19%
65,51%
68,06%
81,25%

Persentase
Rata-rata
73,96%
62,85%
74,65%

Data hasil observasi keaktifan siswa siklus satu berdasarkan indikator
menunjukkan adanya peningkatan presentase dari masing-masing indikator
keaktifan belajar siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada
siklus satu, indikator interaksi dan komunikasi merupakan indikator dengan
persentase keaktifan paling rendah daripada dua indikator lainnya. Jadi dapat
diketahui bahwa selama ini siswa kurang aktif dalam bentuk interaksi dan
komunikasi. Data hasil observasi keaktifan siswa berdasarkan kategori pada
siklus satu ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Kategori
No
1
2
3

Interval
Skor ≥ 3
Skor 2 – 2,9
Skor 1 – 1,9
Jumlah

Kategori
Keaktifan
Tinggi
Sedang
Rendah

Siklus I
Pertemuan I
Pertemuan II
59,26%
70,37%
34,72%
29,63%
6,02%
0,00%
100%
100%

Persentase
Rata-rata
64,81%
32,18%
3,01%
100%

Dari hasil observasi siklus satu diketahui persentase keaktifan belajar
siswa pada pertemuan pertama dan kedua pada interval skor ≥ 3 (kategori
keaktifan tinggi) mengalami peningkatan. Sedangkan pada kategori keaktifan
sedang dan rendah mengalami penurunan. Kemudian hasil tes pada siklus
satu akan ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4. Persentase Nilai Tes Siswa Siklus I
No
1
2
3
4
5

Range nilai
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54

F
8
18
3
7
0

14

Presentase (%)
22,22%
50,00%
8,33%
19,44%
0,00%

Jumlah
Rata – rata Kelas
Jumlah Tuntas
Jumlah tidak Tuntas

36

100%
73,06
26
10

Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui bahwa jumlah siswa ada 36 anak,
rata-rata nilai siswa 73.06, jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran
sebanyak 26 siswa (72,22%) sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa
(27,78%). ketuntasan prestasi belajar siswa mencapai sebesar 72,22% dan
belum mencapai persentase ketuntasan yang ditetapkan yaitu 75%.
Berdasarkan hasil analisis data siklus satu belum mencapai indikator
keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus dua. Dari perolehan data tersebut,
selanjutnya menjadi refleksi siklus satu untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya. Kekurangan dan perbaikan pada siklus satu pada
tabel 5.
Tabel 5. Refleksi Siklus I
No

Kekurangan

Perbaikan

1

Guru menjelaskan materi menggunakan
metode pembelajaran MURDER
berbantu media Prezi Dekstop dan murid
mengikuti langkah - langkah seperti yang
dicontohkan dalam demonstrasi, akan
tetapi masih ada murid yang bingung
namun malu bertanya, dan akhirnya
kurang memperhatikan dengan baik.
Kemudian dalam diskusi pada masingmasing dyad dalam kelompok masih ada
beberapa siswa yang kurang menjalin
interaksi dan komunikasi dengan baik
antar dyad dalam tiap kelompok.

Guru menjelaskan materi
menggunakan metode
pembelajaran MURDER
berbantu media Prezi Dekstop
berulang - ulang lebih dari satu
kali. Dan membiasakan tiap
siswa untuk kerap berdiskusi,
berinteraksi dan menjalin
komunikasi yang baik dengan
masing-masing dyad dalam tiap
kerja kelompok.

Penelitian pada siklus dua berlangsung dua kali pertemuan yaitu
tanggal 22 Mei 2017 dan 29 Mei 2017. Pada pertemuan pertama, pada tahap
mood, guru memulai pembelajaran dengan memberikan contoh kegunaan
Microsoft Office Excel pada fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk
memperhatikan pelajaran dengan baik. Kemudian setelah tahap tersebut
terlewati, pada tahap understand, guru menyampaikan materi Setelah itu guru
menjelaskan materi tentang tentang membuat grafik sederhana dan kemudian
mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti

15

demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel
dengan media Prezi Dekstop sebagai alat presentasi. Setelah itu guru
menjelaskan materi tentang cara untuk memasukan formula dan kemudian
mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti
demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel.
Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk kelompok berjumlah empat
orang tiap kelompok yang terdiri atas 2 dyad. Kemudian guru memberikan
latihan soal yang akan dikerjakan secara kelompok, kemudian masing-masing
pasangan dyad mendiskusikannya, setelah salah satu anggota menemukan
jawabannya, anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika terjadi
kekeliruan. Setelah pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 selesai
mengerjakan tugas masing-masing, pasangan dyad-1 menjelaskan jawaban
yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-2, demikian pula
pasangan dyad-2. Setelah itu pada tahap recall, salah satu anggota dyad
kelompok akan ditunjuk secara acak oleh guru sehingga mendorong kesiapan
dari setiap anggota dyad untuk menyajikan materi. Kemudian pada tahap
digest, anggota kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapi, memberikan
pendapat, pertanyaan, atau koreksi apabila ditemukan ketidakcocokan dan
ketidaksesuaian terhadap penyampaian materi dari anggota kelompok penyaji.
Setelah itu pada tahap expand, setiap pasangan dapat memberikan contoh atau
aplikasi materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, mengemukakan opini
mereka terhadap topik tentang membuat grafik sederhana dan mengemukakan
pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kemudian pada
tahap pada tahap review Pada akhir pelajaran guru memberikan kesempatan
kepada siswa yang masih kurang mengerti tentang materi tertentu yang telah
disampaikan dan dipelajari bersama pada hari tersebut. Setelah itu guru dan
siswa bersama-sama merangkum hasil pembelajaran yang telah dipelajari.
Pertemuan kedua guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan
sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan materi lanjutan dari materi pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan materi cara membuat
grafik dan memodifikasinya menggunakan media Prezi Dekstop sebagai
media presentasi. Setelah itu guru melakukan proses pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran MURDER seperti yang telah diterapkan
pada pertemuan yang pertama sampai akhir pembelajaran. Namun pada
pertemuan yang kedua merupakan akhir dari siklus dua, sehingga guru akan
melakukan tes pengambilan nilai untuk melihat prestasi belajar siswa pada
siklus dua setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop dari pertemuan
pertama sampai pertemuan kedua. Dari hasil observasi siklus dua diketahui
persentase keaktifan belajar siswa sebagai berikut:

16

No
1
2
3

Tabel 6. Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
Berdasarkan Indikator
Siklus II
Persentase
Indikator
Rata-rata
Pertemuan I
Pertemuan II
Pengalaman
78,13%
84,38%
81,25%
Interaksi dan Komunikasi
70,83%
80,56%
75,69%
Refleksi
75,69%
81,25%
78,47%
Data pada tabel 6. Menunjukkan adanya peningkatan presentase dari
masing-masing indikator keaktifan belajar siswa pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua pada siklus dua. peningkatan pada siklus kedua sudah
memenuhi standar pesentase yang telah ditetapkan yaitu 75%. Data hasil
observasi keaktifan siswa berdasarkan kategori pada siklus dua ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Kategori

No
1
2
3

Interval
Skor ≥ 3
Skor 2 – 2,9
Skor 1 – 1,9
Jumlah

Kategori
Keaktifan
Tinggi
Sedang
Rendah

Siklus II
Pertemuan I
Pertemuan II
80,56%
95,37%
19,44%
3,24%
0,00%
1,39%
100%
100%

Persentase
Rata-rata
87,96%
11,34%
0,69%
100%

Pada tabel 7. Hasil observasi siklus dua diketahui persentase keaktifan
belajar siswa pada pertemuan pertama dan kedua pada interval skor ≥ 3
(kategori keaktifan tinggi) mengalami peningkatan. Sedangkan pada kategori
keaktifan sedang dan rendah mengalami penurunan. Kemudian hasil tes pada
siklus dua akan ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 8. Persentase Nilai Tes Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5

Range nilai
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
Jumlah
Rata – rata Kelas
Jumlah Tuntas

F
8
18
3
7
0
36

17

Presentase (%)
25,50%
58,33%
16,67%
0,00%
0,00%
100%
79,92
30

Jumlah tidak Tuntas

6

Diketahui jumlah siswa ada 36 anak dengan rata-rata nilai siswa 79.92
jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 30 siswa (83,33%)
sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa (16,67%). nilai persentase ratarata ketuntasan prestasi belajar siswa sudah memenuhi kriteria persentase
ketuntasan yang diharapkan yaitu 75%. sehingga penelitian ini dapat
dihentikan dan untuk siswa yang belum tuntas akan mendapatkan tugas untuk
perbaikan.
Berdasarkan uraian pembahasan, adanya peningkatan keaktifan belajar
dan prestasi belajar pada siklus dua sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditetapkan, maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya.
Peningkatan keaktifan belajar siswa pada siklus satu dan siklus dua dapat
dilihat dari persentase rata-rata. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 9. keaktifan belajar siswa siklus I dan II berdasarkan indikator
No
1
2
3

Indikator
Pengalaman
Interaksi dan Komunikasi
Refleksi

Siklus I
73,96%
62,85%
74,65%

Siklus II
81,25%
75,69%
78,47%

Data keaktifan belajar siswa digunakan untuk mengetahui seberapa
besar perubahan persentase keaktifan siswa yang terjadi pada tiap indikator
keaktifan selama diterapkan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
MURDER berbantu media Prezi Desktop pada siklus satu dan siklus dua. Data
keaktifan siswa berdasarkan indikator diketahui terjadi peningkatan pada
masing-masing indikator. Peningkatan tertinggi terdapat pada indikator
interaksi dan komunikasi yaitu sebesar 12,84%, sedangkan indikator
pengalaman dan refleksi masing-masing sebesar 7,29% dan 3,82 dengan
beberapa perbaikan sesuai hasil refleksi yang dilakukan. Kemudian untuk
melihat peningkatan keaktifan siswa berdasarkan kategori pada siklus satu dan
siklus dua, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 10. Keaktifan belajar siswa siklus I dan II berdasarkan kategori
No

Interval

Kategori Keaktifan

Siklus I

Siklus II

1

Skor ≥ 3

Tinggi

64,81%

87,96%

2

Skor 2 – 2,9

Sedang

32,18%

11,34%

3

Skor 1 – 1,9

Rendah

3,01%

0,69%

18

Jumlah

100%

100%

Berdasarkan data keaktifan belajar siswa berdasarkan kategori dapat
dilihat bahwa ada peningkatan persentase siswa yang memperoleh keaktifan
pada interval skor ≥ 3 (kategori keaktifan tinggi), dari siklus satu sampai
dengan siklus dua. Kemudian ada penurunan persentase siswa yang
memperoleh keaktifan interval skor < 3 (kategori keaktifan sedang dan
kategori keaktifan rendah) dari siklus satu sampai dengan siklus dua.
Tabel 11. Data persentase rata-rata nilai siswa pada siklus I dan II
No

Penilaian

1
2

Rata-rata kelas
Persentase ketuntasan

Siklus I
73,06
72%

Nilai Tes

Siklus II
79,53
83%

Berdasarkan data nilai prestasi belajar siswa yang diperoleh dari hasil
tes praktik siswa dari siklus satu dan siklus dua, rata-rata pada siklus satu
73,06 dengan persentase ketuntasan 72% dan rata-rata kelas pada siklus dua
79,53 dengan persentase ketuntasan 83%. hasil rata-rata kelas dari siklus satu
dan siklus dua terjadi peningkatan sebesar 6,4 sedangkan persentase
ketuntasan pada siklus satu dan siklus dua mengalami peningkatan sebesar
11%. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan berhasil karena
sudah memenuhi kriteria yang diharapkan.
5. Diskusi
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Tuntang pada bulan Mei 2017 dengan menggunaan
metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop dalam
pembelajaran TIK dengan kompetensi dasar mengolah dokumen pengolah
angka di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Tuntang dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
hasil observasi keaktifan siswa, pada siklus satu keaktifan siswa pada interval
skor ≥ 3 (kategori tinggi) sebesar 64,81%, kemudian pada siklus dua mencapai
87,96%. Sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa pada tes siklus satu,
nilai siswa yang mencapai ketuntasan adalah 26 siswa atau sekitar 72,22%,
kemudian pada siklus dua mencapai 30 siswa atau sekitar 83,33%. Dengan
demikian prestasi belajar siswa pada siklus dua telah melampaui kriteria
keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%. Dengan
menerapkan metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop
yang memiliki kelebihan salah satunya adalah peda tampilan yang menarik
dan pemanfaatannya yang mudah, secara berulang-ulang maka keaktifan siswa

19

dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK dengan kompetensi dasar
mengolah dokumen pengolah angka di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 dapat
meningkat, sehingga permasalahan tentang keaktifan dan prestasi belajar
siswa yang rendah pada mata pelajaran TIK kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang
pada pokok bahasan tersebut dapat teratasi.
Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya, diharapakan
dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian dan terus
mengembangkan atau menyempurnakan penelitian tentang penerapan metode
pembelajaran MURDER dengan mengkolaborasikannya dengan metode
pembelajaran yang lain dan atau mengembangkan pemanfaatan media yang
digunakan dalam membantu proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran MURDER.
6. Daftar Pustaka
[1] Ardana, I Made. 2007. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Makalah disajikan dalam Seminar Matematika Regional Bali, Jurusan
Pendidikan Matematika, FMIPA, Undiksha, Singaraja 26 Nopember
2007.
[2] Melta Fina. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Murder Untuk Meningkatkan Prestasi Belajara Siswa Pada Pokok
Bahasan Koloid Di Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Kampar Timur. (online)
[3]

http://jom.unri.ac.id/. [18 April 2017]

Putri Dzulhijjah. (2015). Penerapan Prezi Desktop Sebagai Media
Presentasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Hidrokarbon I Kelas X Sma Negeri 9 Pekanbaru.
(online).http://jom.unri.ac.id/.[20 April 2017]
[4] I Wayan Santyasa. 2006. Pembelajaran Inovatif : Model Kolaboratif,
Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Prosiding, Pelatihan bagi Guru SMA.
27 Desember 2006. FPMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.
Singaraja.
[5] Lestari, N. W. R. 2008. Pengaruh model penilaian dan seting
pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X
SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2007/2008. Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas
Pendidikan Ganesha
[6] Sadiman, Arief S dkk. 2006. Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo. Jakarta
[7] Brian, E. P, Alyson, G. S (2010) A Review of a Presentation
Technology: Prezi, Research on Social Work Practice 000(00) 1-2
[8] Rusman, 2010, Model-model Pembelajaran – mengembangkan
profesionalisme guru, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
[9] Syah,Muhibbin. Psikologi Belajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.2008
[10] Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
[11] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

20

[12] Asmani, J.M. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press
[13] Yolanda Verosika. (2013). Penerapan Numbered Heads Together Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas 5 Sd
Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. (online).
http://repository.uksw.edu/. [22 April 2017]

[14] Usman dan Akbar. 2008 Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara

21