Ekonomi Politik Internasional Pasar Beba
1416071031
Eris Ardeanto
Tesis : Apakah pasar bebas mampu untuk mengentaskan angka kemiskinan di suatu negara?
Pasar Bebas dan Kemiskinan
Pasar bebas belum tentu mampu mengentaskan kemiskinan suatu negara karena pasar
bebas hanyalah sebuah jebakan yang menjerat negara yang belum siap untuk melakukannya.
Hal ini sebab pasar bebas ibarat pisau bermata dua ia mempunyai sisi untuk mensejahterakan
liberalisasi pasar namun jika pelaku pasar bebas tidak mampu untuk bersaing maka ia tidak
dapat mensejahterakan.
Pasar bebas dewasa ini telah menjelma menjadi sebuah keharusan bagi regionalisme
di suatu kawasan. Belum lagi dalam demokrasi liberalisasi di segala lini kehidupan telah
menjadi standar bernegara secara tidak langsung. Pasar bebas dapat ditemui di berbagai
regionalisme di seluruh kawasan, misalnya saja NAFTA, dan yang masih terbaru dan masih
hangat untuk dibicarakan ialah liberalisasi pasar di kawasan regionalisme ASEAN atau yang
lebih dikenal dengan MEA. Sejatinya berdasar pada perkuliahan yang telah saya lakukan
pasar bebas hanyalah sebuah jebakan1 namun tak lantas membuat saya menelan bulat-bulat
klaim tersebut, dalam esai inilah secara perlahan namun pasti saya utarakan apakah ada
kaitannya kemiskinan dengan pasar bebas.
Seperti yang kita tahu liberalisasi pasar hanya diberlakukan pada negara yang
berdemokasi hal ini karena asumsi dasar dari demokrasi ialah liberalisasi pasar itu sendiri.
Sejatinya pasar bebas memiliki banyak manfaat sebab dengan begitu suatu negara dapat
memiliki pangsa pasar yang lebih besar, tentu saja hal ini turut bermanfaat juga bagi para
pelaku pasar itu sendiri. Pasar bebas hanya dilakukan oleh mereka negara-yang telah
memiliki ekonomi yang maju, jarang sekali ada pasar bebas yang isinya negara dengan
ekonomi lemah yang mendapat guncangan sedikit saja maka perekonomian negaranya akan
kolaps. Liberalisasi pasar yang dituangkan dengan penandatanganan perjanjian antar kepala
negara menjadikan unsur pasar bebas merasuk dalam setiap lini kehidupan bernegara, bahkan
1 Perkuliahan Ekonomi Politik Internasional tertanggal 12 April 2016
tak terkecuali masyarakat kelas bawah. Harapannya tentu saja pasar bebas akan membawa
kesejahteraan bagi segenap pelaku pasar dan diharapkan menjadi penyeleseai bagi peliknya
masalah kemiskini di suatu negara. Dalam pasar bebas itu sendiri negara membebaskannya
warga untuk berkompetisi di kawasan pasar. Sejatinya bagaimana kemampuan negara untuk
mengolah setiap sumber yang ada, maksudnya negara melakukan proteksi dengan terhadap
pasar domestik lalu membuka pasar untuk yang seluas-luasnya. Sebab jika tidak di proteksi
inilah yang dapat mengancam pasar domestik suatu negara, jika negara tersebut gagal di
pasar bebas maka akan berimbas dan berpengaruh pada dalam negeri. Misalnya saja jika
negara itu gagal untuk bersaing di pasar bebas hal ini malah akan membanjiri negara yang
gagal tersebut dengan produk negara yang ikut menandatangani perjanjian, alhasil dengan
begini akan menghancurkan sektor industri kecil yang dianggap tidak dapat bersaing dengan
produk luar. Dalam buku Ha-Joon Chang untuk melindungi kepentingan negara yang
tergabung dalam free-market terlebih dahulu negara tersebut untuk melindungi trade dalam
negerinya apa yang disebut dalam bukunya Ha-joon Chang yakni trade protectionism2.
Menurut saya tentu saja ini dapat berpengaruh besar pada insdustri di dalam negeri guna
menghadapi free-market, dalam upaya melidnungi kepentingan negara negara berhak untuk
memblok semua investasi asing masuk, lalu memberi subsidi dalam berbagai sektor dan juga
nasionalisasi seperti bank yang harus dimiliki negara. Denga begini akan meringkus semua
ancaman yang masuk yang mengancam industri dalam negeri suatu negara, ibarat kata jika
seorang anak berkompetisi maka sekolahkan setinggi-tingginya agar siap untuk
berkompetisi.3 Logika sederhananya adalah jika negara tersebut gagal dalam berkompetisi di
pasar bebas maka tindak mungkin perekonomian negara tersebut akan membaik apalagi maju
sebab produk-produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dan juga kalah bersaing terhadap
pr yang dianggap lebih bagus ketimbang produk di dalam negeri. Dan konsumenpun akan
berminat terhadap barang luar yang telah memiliki kualitas yang baik. Hal ini akan berimbas
pada matinya usaha yang dilakukan oleh pedagang kecil dengan begini mata pencaharian
merekapun lenyap dan tak memiliki usaha apapun yang dapat menyaingi ketatnya
perdagangan di pasar bebas. Disebabkan dengan matinya pencaharian penduduk tersebut
maka akan menimbulkan semakin menjamurnya masyarakat tersebut yang hidup di bawah
garis kemiskinan hal inilah yang dikhawatirkan dari digelarnya pasar bebas. Jika negara
tersebut memilih untuk memproteksi industri dalam negerinya terlebih dahulu baru
2 Chang. Ha-joon., 23 things they dont tell you about capitalism (2010) Penguin Book. P. 100
3 Perkuliahan Ekonomi politik internasional tertanggal 12 April 2016
mengekspansi keluar maka ini akan lebih diperhitungkan dan tentu saja manfaat yang diambil
dari digelarnya pasar bebas akan lebih banyak.4
Saya mengambil contoh yakni negara jepang, jepang yang dahulu kala menjadi negara
yang hanya memproduksi wol mengapa dewasa ini ia lebih memilih untuk membanting
haluan menjadi negara industri penghasil kendaraan. Jika diperhatikan menurut saya pribadi
jepang masih melihat bahwa pangsa pasar yang besar dan belum tersedianya kendaraan di
kawasan asia, pun untuk memiliki mobil maka negara-negara asia mau tidak mau harus
mengimpor langsung produsen mobil asal eropa. Yang tentu saja akan memakan biaya yang
tidak sedikit dengan demikian jika jepang berpikir untuk membuka peluang ia untuk menjadi
produsen kendaraan bermotor maka negara-negara di asia akan lebih memilih jepang. Hal ini
berdasar prinsip opportunity cost dimana negara-negara asian akan lebih memilih kendaraan
hasil produksi jepang karena jauh lebih murah dan pengirimannyapun lebih dekat karena
jepang di negara asia maka akan lebih murah ketimbang mengimpor langsung dari negara
eropa yang costnya lebih dari pada impor dari jepang. 5 Demikian jepang dapat melihat
potensi itu dan hal ini ternyata menghasilkan efek yang fantastis, setelah jepang kuat dengan
industri otomotifnya lalu jepang pun dengan siap menghadapi pasar bebas yang penuh
dengan rintangan, namun hal itu tidak menjadi halangan karena berbekal dengan indsutri
yang ditopangnya telah memiliki pengaruh yang cukup luas.
Andai kata negara telah melakukan apa yang dimaksud dengan proteksi seperti yang
di kemukakan oleh Ha-joon Chang bukan tidak mungkin peluang untuk mendapatkan
manfaat yang seluas-luasnya dari free-market akan dapat diambil.6 Dalam free market yang
terjadinya persaingan sengit antar pelaku pasar mau tidak mau harus menuntut para
pelakunya untuk bermain dengan sebaik-baiknya agar dapat menguasai pasar. Hal ini sudah
ssepatutnya untuk didorong serta di dukung oleh negara yang ikut menandatangani
pernjanjian free-market yakni dengan penguatan seperti pemberian subsidi, nasionalisasi
perusahaan perbankan7 dengan begini maka akan menciptakan industri dalam negeri yang
baik serta kuat jika negara tersebut tidak peduli atau bahkan cenderung tidak mengurusi lalu
tidak mempersiapkan guna menghadapi pasar bebas maka akan berimbas pada industri dalam
4 Chang. Ha-joon., 23 things they dont tell you about capitalism (2010) Penguin Book. P.270
5 Perkuliahan Teori Hubungan Internasional tertanggal 18 April 2016
6 Chang. Ha-joon., 23 things they dont tell you about capitalism (2010) Penguin Book. P. 100
7Ibid
negeri. Misalhnya adalah hancurnya industri dalam negeri yang tidak mampu bersiang
dengan produk luar yang buntutnya akan berimbas pada mata pencaharian bagi para pelaku
pasar hal ini akan menimbulkan kemiskinan yang makin naik untuk itu perlunya peran negara
guna mempersiapkan pasar bebas.8 Dan yang paling penting ialah memberi dukungan seperti
pelatihan, membantu menciptakan industri kreatif serta sebagainya 9. Karena pada akhirnya
hanya ada dua yang akan dapat diambil dari sebuah free-market yakni kemanfaatan atau
justru kesengsaraan yang berimbas buruk pada sektor dalam negeri, sebuah negara harus
memperhitungkannya jauh hari sebelum penandatanganan perjanjian free-market dibuat10.
8 Ibid
9 Posner. Richard A. A faillure of Capitalism (2009) Harvard University Press.
10 Ibid
Eris Ardeanto
Tesis : Apakah pasar bebas mampu untuk mengentaskan angka kemiskinan di suatu negara?
Pasar Bebas dan Kemiskinan
Pasar bebas belum tentu mampu mengentaskan kemiskinan suatu negara karena pasar
bebas hanyalah sebuah jebakan yang menjerat negara yang belum siap untuk melakukannya.
Hal ini sebab pasar bebas ibarat pisau bermata dua ia mempunyai sisi untuk mensejahterakan
liberalisasi pasar namun jika pelaku pasar bebas tidak mampu untuk bersaing maka ia tidak
dapat mensejahterakan.
Pasar bebas dewasa ini telah menjelma menjadi sebuah keharusan bagi regionalisme
di suatu kawasan. Belum lagi dalam demokrasi liberalisasi di segala lini kehidupan telah
menjadi standar bernegara secara tidak langsung. Pasar bebas dapat ditemui di berbagai
regionalisme di seluruh kawasan, misalnya saja NAFTA, dan yang masih terbaru dan masih
hangat untuk dibicarakan ialah liberalisasi pasar di kawasan regionalisme ASEAN atau yang
lebih dikenal dengan MEA. Sejatinya berdasar pada perkuliahan yang telah saya lakukan
pasar bebas hanyalah sebuah jebakan1 namun tak lantas membuat saya menelan bulat-bulat
klaim tersebut, dalam esai inilah secara perlahan namun pasti saya utarakan apakah ada
kaitannya kemiskinan dengan pasar bebas.
Seperti yang kita tahu liberalisasi pasar hanya diberlakukan pada negara yang
berdemokasi hal ini karena asumsi dasar dari demokrasi ialah liberalisasi pasar itu sendiri.
Sejatinya pasar bebas memiliki banyak manfaat sebab dengan begitu suatu negara dapat
memiliki pangsa pasar yang lebih besar, tentu saja hal ini turut bermanfaat juga bagi para
pelaku pasar itu sendiri. Pasar bebas hanya dilakukan oleh mereka negara-yang telah
memiliki ekonomi yang maju, jarang sekali ada pasar bebas yang isinya negara dengan
ekonomi lemah yang mendapat guncangan sedikit saja maka perekonomian negaranya akan
kolaps. Liberalisasi pasar yang dituangkan dengan penandatanganan perjanjian antar kepala
negara menjadikan unsur pasar bebas merasuk dalam setiap lini kehidupan bernegara, bahkan
1 Perkuliahan Ekonomi Politik Internasional tertanggal 12 April 2016
tak terkecuali masyarakat kelas bawah. Harapannya tentu saja pasar bebas akan membawa
kesejahteraan bagi segenap pelaku pasar dan diharapkan menjadi penyeleseai bagi peliknya
masalah kemiskini di suatu negara. Dalam pasar bebas itu sendiri negara membebaskannya
warga untuk berkompetisi di kawasan pasar. Sejatinya bagaimana kemampuan negara untuk
mengolah setiap sumber yang ada, maksudnya negara melakukan proteksi dengan terhadap
pasar domestik lalu membuka pasar untuk yang seluas-luasnya. Sebab jika tidak di proteksi
inilah yang dapat mengancam pasar domestik suatu negara, jika negara tersebut gagal di
pasar bebas maka akan berimbas dan berpengaruh pada dalam negeri. Misalnya saja jika
negara itu gagal untuk bersaing di pasar bebas hal ini malah akan membanjiri negara yang
gagal tersebut dengan produk negara yang ikut menandatangani perjanjian, alhasil dengan
begini akan menghancurkan sektor industri kecil yang dianggap tidak dapat bersaing dengan
produk luar. Dalam buku Ha-Joon Chang untuk melindungi kepentingan negara yang
tergabung dalam free-market terlebih dahulu negara tersebut untuk melindungi trade dalam
negerinya apa yang disebut dalam bukunya Ha-joon Chang yakni trade protectionism2.
Menurut saya tentu saja ini dapat berpengaruh besar pada insdustri di dalam negeri guna
menghadapi free-market, dalam upaya melidnungi kepentingan negara negara berhak untuk
memblok semua investasi asing masuk, lalu memberi subsidi dalam berbagai sektor dan juga
nasionalisasi seperti bank yang harus dimiliki negara. Denga begini akan meringkus semua
ancaman yang masuk yang mengancam industri dalam negeri suatu negara, ibarat kata jika
seorang anak berkompetisi maka sekolahkan setinggi-tingginya agar siap untuk
berkompetisi.3 Logika sederhananya adalah jika negara tersebut gagal dalam berkompetisi di
pasar bebas maka tindak mungkin perekonomian negara tersebut akan membaik apalagi maju
sebab produk-produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dan juga kalah bersaing terhadap
pr yang dianggap lebih bagus ketimbang produk di dalam negeri. Dan konsumenpun akan
berminat terhadap barang luar yang telah memiliki kualitas yang baik. Hal ini akan berimbas
pada matinya usaha yang dilakukan oleh pedagang kecil dengan begini mata pencaharian
merekapun lenyap dan tak memiliki usaha apapun yang dapat menyaingi ketatnya
perdagangan di pasar bebas. Disebabkan dengan matinya pencaharian penduduk tersebut
maka akan menimbulkan semakin menjamurnya masyarakat tersebut yang hidup di bawah
garis kemiskinan hal inilah yang dikhawatirkan dari digelarnya pasar bebas. Jika negara
tersebut memilih untuk memproteksi industri dalam negerinya terlebih dahulu baru
2 Chang. Ha-joon., 23 things they dont tell you about capitalism (2010) Penguin Book. P. 100
3 Perkuliahan Ekonomi politik internasional tertanggal 12 April 2016
mengekspansi keluar maka ini akan lebih diperhitungkan dan tentu saja manfaat yang diambil
dari digelarnya pasar bebas akan lebih banyak.4
Saya mengambil contoh yakni negara jepang, jepang yang dahulu kala menjadi negara
yang hanya memproduksi wol mengapa dewasa ini ia lebih memilih untuk membanting
haluan menjadi negara industri penghasil kendaraan. Jika diperhatikan menurut saya pribadi
jepang masih melihat bahwa pangsa pasar yang besar dan belum tersedianya kendaraan di
kawasan asia, pun untuk memiliki mobil maka negara-negara asia mau tidak mau harus
mengimpor langsung produsen mobil asal eropa. Yang tentu saja akan memakan biaya yang
tidak sedikit dengan demikian jika jepang berpikir untuk membuka peluang ia untuk menjadi
produsen kendaraan bermotor maka negara-negara di asia akan lebih memilih jepang. Hal ini
berdasar prinsip opportunity cost dimana negara-negara asian akan lebih memilih kendaraan
hasil produksi jepang karena jauh lebih murah dan pengirimannyapun lebih dekat karena
jepang di negara asia maka akan lebih murah ketimbang mengimpor langsung dari negara
eropa yang costnya lebih dari pada impor dari jepang. 5 Demikian jepang dapat melihat
potensi itu dan hal ini ternyata menghasilkan efek yang fantastis, setelah jepang kuat dengan
industri otomotifnya lalu jepang pun dengan siap menghadapi pasar bebas yang penuh
dengan rintangan, namun hal itu tidak menjadi halangan karena berbekal dengan indsutri
yang ditopangnya telah memiliki pengaruh yang cukup luas.
Andai kata negara telah melakukan apa yang dimaksud dengan proteksi seperti yang
di kemukakan oleh Ha-joon Chang bukan tidak mungkin peluang untuk mendapatkan
manfaat yang seluas-luasnya dari free-market akan dapat diambil.6 Dalam free market yang
terjadinya persaingan sengit antar pelaku pasar mau tidak mau harus menuntut para
pelakunya untuk bermain dengan sebaik-baiknya agar dapat menguasai pasar. Hal ini sudah
ssepatutnya untuk didorong serta di dukung oleh negara yang ikut menandatangani
pernjanjian free-market yakni dengan penguatan seperti pemberian subsidi, nasionalisasi
perusahaan perbankan7 dengan begini maka akan menciptakan industri dalam negeri yang
baik serta kuat jika negara tersebut tidak peduli atau bahkan cenderung tidak mengurusi lalu
tidak mempersiapkan guna menghadapi pasar bebas maka akan berimbas pada industri dalam
4 Chang. Ha-joon., 23 things they dont tell you about capitalism (2010) Penguin Book. P.270
5 Perkuliahan Teori Hubungan Internasional tertanggal 18 April 2016
6 Chang. Ha-joon., 23 things they dont tell you about capitalism (2010) Penguin Book. P. 100
7Ibid
negeri. Misalhnya adalah hancurnya industri dalam negeri yang tidak mampu bersiang
dengan produk luar yang buntutnya akan berimbas pada mata pencaharian bagi para pelaku
pasar hal ini akan menimbulkan kemiskinan yang makin naik untuk itu perlunya peran negara
guna mempersiapkan pasar bebas.8 Dan yang paling penting ialah memberi dukungan seperti
pelatihan, membantu menciptakan industri kreatif serta sebagainya 9. Karena pada akhirnya
hanya ada dua yang akan dapat diambil dari sebuah free-market yakni kemanfaatan atau
justru kesengsaraan yang berimbas buruk pada sektor dalam negeri, sebuah negara harus
memperhitungkannya jauh hari sebelum penandatanganan perjanjian free-market dibuat10.
8 Ibid
9 Posner. Richard A. A faillure of Capitalism (2009) Harvard University Press.
10 Ibid