Pengantar Pajak 1 05022018 Materi Perpajakan 1 | Dwi Martani

Perpajakan
Indonesia

Agenda

Konsep Pajak

Regulasi Pajak

Diskusi

2

Mengapa Belajar Pajak ??
Kewajiban
Individu

Pertumbuhan
ekonomi
(Makro)


Pajak

Kewajiban
Perusahaan
(AK)

Penerimaan
Negara
(ASP)

3

Karir di Bidang Pajak
Tax
manajemen

Lainnya

Karir


Tax officer
(DJP)

Tax
Consultant

4

Pajak - Perusahaan
Transaksi

Keputusan
Manajemen

Pajak
dalam
Perusahaan

Kewajiban
Perusahaan


Laporan
Keuangan

5

PERTANYAAN MENDASAR
 Bagaimana Anda membayar pajak ??
 Bagaimana mencatat ?





Penjualan
Pembayaran gaji
Pembayaran sewa
Penerimaan pendapatan jasa?

 Dari mana pos-pos pajak dalam Laporan

Keuangan diperoleh ?
– Beban pajak penghasilan
– Utang pajak penghasilan / pajak dibayar dimuka
– Aset dan liabilitas pajak tangguhan

 Bagaimana pengungkapan dalam laporan
keuangan?
– Catatan atas laporan keuangan  koreksi fiskal

6

Pajak dalam Laporan Keuangan
 Laporan posisi keuangan

 Laporan laba rugi

 Arus kas
7

Pajak dalam Laporan Keuangan


 Catatan atas Laporan keuangan

8

Ilustrasi Pajak Perusahaan
LABA RUGI
Laba sebelum pajak xxx
Pajak kini (current tax) (xxx)
Pajak tangguhan (deferred tax) xxx
Laba tahun bjln dari operasi dilanjutkan
xxx
Kerugian/pendapan operasi dihentikan
xxx
Laba tahun berjalan xxx
Penghasilan komprehensif lain xxx
Pajak penghasilan terkait (xxx)
Total laba komprehensif
xxx
Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk xxx
Kepentingan non pengendali xxx
NERACA
Aset Pajak Tangguhan xxx
atau
Liabilitas Pajak Tangguhan xxx
9

Pajak Perusahaan
Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa

Badan

Penghasilan
Beban yang dapat dikurangkan

Memotong
PPh 21

atas gaji
PPN atas
penyerahan
barang/jasa

PBB
Meterai
BPHTB
Pajak Daerah

Penghasilan kena pajak
X tarif pajak

Lapor
KPP

Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23)

• Pajak luar negeri (24)
Pajak kurang/lebih bayar (29/28

Setor
Kas negara
10

PAJAK dalam Perusahaan
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
– Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)

– Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
– Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang pajak
/ pajak dibayar dimuka

 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
– Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
– PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak

– Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak
dibayar dimuka

 Pajak Lainnya
– PBB, pajak daerah, PPnBM  beban

– Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
– Pajak Daerah
– Bea Materai

11

PAJAK untuk Individu
 Individu  SPTnya berbeda
– Bekerja dari satu pemberi kerja
– Bekerja lebih dari satu pemberi kerja
– Pemilik usaha

 Pajak atas Individu
– Dibayar langsung oleh individu:

• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)

– Dipotong oleh pihak lain (PPh21, PPh23, PPh22, PPh24, tidak final, final, )

 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)  Pph 21, PPh
final
– Orang pribadi yang mempekerjakan pihak lain
– PPN untuk individu yang menjalankan usaha

 Pajak Lainnya





PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
Pajak Daerah
Bea Materai


12

Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK

UndangUndang

AKUNTANSI

PAJAK
PERBEDAAN

Permanen
Penelitian:
Book tax Gap
Eff Tax Rate

Temporer
Pajak Tangguhan:
 Aktiva/utang
 Beban/Pendapatan

13

Pengertian Pajak
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
(Dasar-dasar hukum pajak dan
pajak pendapatan 1990:5)

14

PENGERTIAN PAJAK
Prof.Dr.P.J.A.Adriani
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat
prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan
Mr. DR. N. J. Feldmann
Pajak adalah prestasi yang dilaksanakan oleh dan terutang
kepada Pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata2
digunakan untuk menutup pengeluaran2 umum.
Prof. Edwin R. A. Seligman
“Tax is compulsory contribution from the person to the
government to defray the expenses incurred in the common
interest of all, without reference to special benefit conferred.”
15

Definisi Pajak
• Dipungut berdasarkan undang-undang
• Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi
• Dipungut negara baik pemerintah pusat dan daerah
• Diperuntukkan pengeluaran pemerintah  public
investment
• Mempunyai tujuan lain  reguler

16

PERBEDAAN PAJAK
• RETRIBUSI
Mendapat
kontraprestasi
langsung
Unsur yang melekat pada pengertian retibusi adalah:
1. Pemungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang.
2. Sifat pemungutannya dapat dipaksakan
3. Pemungutannya dilakukan oleh negara
4. Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum
5. Kontraprestasi langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi
17

PERBEDAAN PAJAK
 SUMBANGAN
Yang mendapat manfaat
penerima sumbangan
• Sumbangan tidak diartikan untuk kepentingan
pengeluaran2 yang dikelola oleh pemerintah,tetapi
dilaulan oleh dan untuk kepentingan sekelompok
masyarakat tertentu dan tidak memerlukan dasar hukum
pungutannyaberdasarkan UU serta unsur
pelaksanaannya pun tidak ada
• Sumbangan pungutannya tidak berdasarkan UU tetapi
lebih bersifat gotong royong

18

Fungsi Pajak
• Budgetair  sumber
penerimaan utama
• Reguler  PPnBM
Minimun keras, PPh
pengusahan kecil
lebih rendah,

 Redistribus
i
 Demokrasi

19

Pajak dalam APBN 2018

20

Pertumbuhan Penerimaan Pajak

Penerimaan Pajak
Dalam Triliun Rp
Pertumbuhan per tahun

Tax Ratio
Arti sempit: hanya pajak saja
Arti luas: termasuk SDA Migas dan minerba

21

Komposisi Penerimaan Pajak APBN 2017

22

Komposisi Pajak dan Tax Amnesty

23

Azas pajak
• EQUALITY 
Pajak
adil dan merata
– Adil secara vertikal
– Adik horisontal

 CONVINIENCE  tidak
menyulitkan, Pay as
you earn,
ex:withholding system

 ECONOMY 
efisien ex:self
assesment
 CERTAINTY  tidak
sewenang-wenang,
berdasarkan undangundang yang dilaksanakan

Adam Smith dalam
An Inquiri into the
nature and cause of
the wealth of
nations
24

Azas Pemungutan
Azas Menurut Falsafah Hukum

Teori Asuransi (melindungi)

Teori Kepentingan

Teori daya pikul

Teori Bakti

Teori azas daya beli

Azas ekonomi
Negara  perekonomian meningkat.
Pajak tidak menghambat
ekonomi

Azas yuridis
Hukum pajak harus
memberikan jaminan
hukum  UU

Azas untuk memungut

Azas tempat tinggal

Azas kebangsaan

Azas sumber

25

TEORI ASURANSI
Benarkah ?
• Pembayaran pajak
disamakan dengan
pembayaran premi.
• Masyarakat seakan
mempertanggungjawabkan
keselamatan dan
keamanan jiwanya kepada
negara.

26

TEORI KEPENTINGAN
• Negara melindungi
kepentingan harta dan
jiwa warga negara
dengan
memperhatikan beban
yang harus dipungut
dari masyarakat

27

TEORI GAYA PIKUL

• Tiap orang dikenakan pajak
dengan bobot yang sama (adil)
sesuai dengan daya pikul:
– Unsur Obyektif (besarnya
penghasilan)
– Unsur Subyektif (besarnya
pengeluaran)
28

TEORI GAYA BELI
• Pajak untuk memelihara
kepentingan masyarakat
• Pajak ditekankan untuk
fungsi mengatur

29

TEORI BAKTI
• Pajak dianggap sebagai
bentuk bakti rakyat kepada
negara
• Teori kewajiban pajak mutlak.
• Pada jaman kerajaan,
pajak=ulubekti sebagai bentuk
kesetiaan rakyat pada raja.
Raja=wakil Dewa

30

HUKUM PAJAK

Kumpulan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak

31

PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK MATERIAL
mengatur tentang obyek pajak, subyek
pajak, besar pajak yang dikenakan timbul
dan hapusnya utang pajak dan hubungan
hukum antara pemerintah dan WP
HUKUM PAJAK FORMAL

• UU Pajak Penghasilan
• UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
• UU Bea Meterai
• UU Pajak dan Retribusi Daerah
• UU Pajak Bumi dan Bangunan

tata cara untuk mewujudkan hukum
material menjadi kenyataan
• UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan,
• UU Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa,
• UU Pengadilan Pajak

32

UU PAJAK PENGHASILAN (UU 36/2008)
Perubahan keempat dari UU 7/1983

Subyek Pajak
Obyek Pajak
• Obyek; bukan obyek; pengurang dan bukan pengurang

Cara Menghitung Pajak
• Tarif, struktur modal, harga transaksi, revaluasi

Pelunasan pajak dalam Tahun Berjalan
• PPh 21; 22; 23; 24; 25

Perhitungan pajak akhir tahun
• PPh 28; PPh 29
33

Subjek Pajak
Pasal 2 Ayat (1 dan 1a)

Orang Pribadi (OP)
Warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan, bersifat
menggantikan yang berhak.
Badan
Bentuk usaha tetap (BUT),
merupakan subyek pajak yang
perlakuan pajaknya dipersamakan
dengan subyek pajak badan.

34

Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)

Merupakan setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang:
- Diterima atau diperoleh wajib pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib
pajak.
Dengan nama dan dalam bentuk
apapun
35

Lima Pilar Standar Akuntansi Indonesia
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
- PSAK
Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan SAK-ETAP
Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil
Menengah - SAK EMKM
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan – SAP PP
71 tahun 2010
 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012. Tahun 2013 dilakukan revisi standar dan
ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang efektif pada 2015.
 Pada 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur dan revisi beberapa standar.
 Pada tahun 2016 dikeluarkan PSAK 70 dan PSAK 71 & PSAK 72. Tahun 2017
PSAK 73 efektif berlaku pada 2020
 SAK ETAP dikeluarkan tahun 2010, dan 2016 dikeluarkan SAK EMKM
 Pada 26 Mei 2016: Revisi PSAK 108 Akuntansi Transasi Asuransi Syariah dan
PSAK 101 LK Syariah

36

UU PPN & PPnBM (UU 42/2009)
Perubahan keempat dari UU 8/1983
Pengukuhan pengusaha kena pajak
Kewajiban melaporkan usaha, memungut dan
menyetor dan melaporkan pajak terutang
Obyek Pajak
Tarif dan Cara Menghitung Pajak
Saat dan tempat terutang
Laporan Perhitungan pajak
Ketentuan Khusus - pemungut
37

PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
FISKUS

WAJIB PAJAK
c

Pemeriksaa
n

c

Penetapan
(SKP)

Pendaftaran
(NPWP-NPPKP)

Pembukuan/
Pencatatan

Keberatan
Pembayaran
(SSP)
Banding
Pelaporan
(SPT)

BPP

MA
Kasasi

38

Ilustrasi Hukum Formal:
Surat Administratif
Keterangan

SPT

SKP

STP

Definisi

Surat untuk
pelaporan,
perhitungan, dan
pembayaran pajak
terutang.

Surat keterangan
berupa SKPKB,
SKPKBT, SKPLB,
SKPN.

Surat untuk
menagih pajak dan
sanksi administrasi.

Fungsi

Pelaporan dan
pertanggungjawab
an penghitungan
jumlah pajak
terutang,
pembayaran
sendiri,
pemotongan.

Alat koreksi, sarana
mengenakan sanksi,
dan alat menagih
pajak.

Alat koreksi pajak
terutang, sarana
mengenakan
sanksi, dan alat
menagih pajak.

39

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
• Hukum Perdata
Mencari dasar
kemungkinan pemungutan
atas kejadian,keadaan dan
perbuatan hukum yang
bergerak dalam
lingkungan perdata

• Hukum Pidana
Adanya sanksi atas
kealpaan dan
kesengajaan terhadap
WP yang melanggar
peraturan

40

Kedudukan Hukum Pajak

• Hukum Pidana
Mengenakan sanksi atas kealpaan dan kesengajaan
terhadap WP yang melanggar peraturan.
• Hukum Perdata
Mencari dasar kemungkinan pemungutan atas
kejadian,keadaan dan perbuatan hukum yang
bergerak dalam lingkungan perdata.

41

Ilustrasi Ketentuan Pidana:
(Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2000)
• Karena kealpaan
– Tidak menyampaikan SPT; atau
– Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara .

• Dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/
atau denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.

42

Ilustrasi Ketentuan Pidana:
(Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2000)
• Kesalahan Disengaja
– Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan NPWP; atau
– Tidak menyampaikan SPT; atau
– Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar
atau tidak lengkap; atau
– Menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau
– Menolak memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen
lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; atau
– Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau
dokumen lainnya; atau
– Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
• Dipidana paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling tinggi
4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
43

Hutang pajak
• Saat timbul hutang pajak
– Materiil : saat diberlakukannya UU
– Formal : saat ditagih / ditetapkan oleh
fiskus

• Berakhirnya utang pajak
– Pembayaran
– Kompensasi
– Daluwarsa
– Pembebasan / penghapusan
44

Jenis Pajak
Pajak

Golongan

Sifat

Pajak
Subyektif
Pajak
Langsung

pajak tdk
langsung

Lemb.
Pemungutnya
Pajak
Obyektif
Pajak
Pusat

Pajak
Daerah

45

Perlawanan Pajak
• PASIF
• Struktur Ekonomi
• Sistem Pemungutan
• Moral dan Intelektual
penduduk

• AKTIF
• Tax Avoidance
• Tax Evasion
46

CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN PAJAK
 Stelsel
 Fiktif  PPh ps 25
 Riil  PPh ps 21, 23
 Campuran  PPh ps 29

Pembayaran Angsuran PPh 25 (fiktif)
Pemotongan pajak oleh pihak lain (PPh 21, 22, 23, 24)

Penghitungan
kembali
PPh ps 29

47

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
 Sistem pemungutan
 Official assessment  SKP, PBB
 Self assessment  PPh tahunan
 Withholding system  PPh 21, 23,

48

YURISDIKSI PEMUNGUTAN
PAJAK
 Azas pemungutan pajak
 Domisili / tempat tinggal
 Sumber
 Kebangsaan

49

TARIF PAJAK
PRESENTASE TARIF STRUKTUR TARIF
1. MARGINAL
2. EFEKTIF

1. PROPORSIONAL (PPN)
2. PROGRESIF :
progresif progresif
Progresif degresif
3. DEGRESIF
4. TETAP (materai)

50

Penelitian Bidang Pajak
• Perusahaan:
– Ketaatan perusahaan memenuhi kewajiban pajak
– Pajak dalam laporan keuangan  book tax
difference; earning management; pajak
tangguhan.
– Tax management, tax avoidance, tax evasion
– Pajak internasional  transfer pricing, heaven
countries, thin capitalization

• Kebijakan pajak – menguji efektivitas
kebijakan yang telah dilakukan
• Penelitian individu – ketaatan / tax
compliance
51

TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau d
wimartani@yahoo.com

52