Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Tanduk Kopi Mekanis

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan alat dan mesin pertanian di Indonesia sudah mulai sebelum
Perang Dunia II. Pada masa itu alat dan mesin pertanian yang digunakan sebagian
besar berupa mesin pengolahan hasil pertanian komoditi tanaman pangan
perkebunan. Perkembangan ini diikuti dengan munculnya bengkel-bengkel yang
pada

awalnya

ditujukan

untuk

memperbaiki

mesin

tersebut.

Dalam


perkembangannya lebih lanjut, bengkel tersebut tidak hanya berperan untuk
memperbaiki mesin saja, tetapi diarahkan juga untuk membuat suku cadang dan
peralatan yang diperlukan, dan pada tahap berikutnya mencoba untuk dapat
membuat mesin pengolah hasil pertanian yang sederhana. Pada saat dimulai pelita
I, perkembangan mekanisme pertanian terlihat semakin baik, karena pada masa itu
telah mulai adanya masukan teknologi yang lebih nyata. Disamping itu, aspek
sosial juga mulai diperhatikan, sehingga muncul konsep mekanisasi pertanian
selektif (MB-IPB, 2007).
Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan
dunia yang melibatkan beberapa negara produsen dan banyak negara konsumen.
Menurut Ditjen Perkebunan (2011), areal perkebunan kopi di Indonesia pada
tahun 2010 mencapai lebih dari 1,21 juta hektar dengan total produksi sebesar
686.921 ton dimana 96% diantaranya adalah areal perkebunan kopi rakyat,
dengan jumlah petani yang terlibat sebanyak 1.881.694 KK. Laju perkembangan
areal kopi di Indonesia rata-rata mencapai sebesar 2,11% per tahun.
Perkembangan yang cukup pesat tersebut perlu didukung dengan kesiapan
teknologi dan sarana pascapanen yang cocok untuk kondisi petani agar mereka
1
Universitas Sumatera Utara


2

mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang disyaratkan oleh
Standard Nasional Indonesia. Adanya jaminan mutu yang pasti, ketersediaan
dalam jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu serta keberlanjutan
merupakan beberapa persyaratan yang dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat
dipasarkan

pada

tingkat

harga

yang

lebih

menguntungkan


(Ditjen Perkebunan, 2012).
Penelitian tentang alat pasca panen kopi di Prodi Keteknikan Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara telah banyak dilakukan
diantaranya yaitu rancang bangun alat penyangrai kopi mekanis tipe rotari oleh
Wawan Ginting pada tahun 2013, rancang bangun alat pengupas kulit kopi
mekanis oleh Johannes Mikael Simanullang pada tahun 2013 dan modifikasi alat
penggiling kopi tipe flat burr mill oleh Arta Naomi Christiana Simanjuntak pada
tahun 2015.
Penelitian sebelumnya tentang pengupasan kulit tanduk kopi yaitu
dilakukan secara manual yaitu dengan menumbuk biji kopi gabah dan
menampinya. Selain itu pengupasan kulit tanduk kopi telah banyak dilakukan
dengan alat yang terdiri atas silinder yang dilengkapi rusuk pengupas yang
dikenal dengan Engelberg Huller . Namun kelemahannya yaitu membutuhkan
daya yang tinggi dengan kapasitas rendah.
Uraian di atas menjadi alasan penelitian ini dilakukan, yaitu untuk
merancang alat pengupas kulit tanduk kopi yang bisa mengolah kopi gabah
menjadi kopi beras yang dapat bekerja secara mekanis dengan silinder berulir
yang memperluas bidang pengupasan sehingga dapat mengurangi penumpukan
dan pecahnya biji kopi pada proses pengupasan.


Universitas Sumatera Utara

3

Pada penelitian ini, setelah dilakukan perancangan alat pengupas kulit
tanduk kopi mekanis, selanjutnya dilakukan pembuatan alat dimulai dari
pemilihan bahan, selanjutnya pengukuran, pemotongan, perangkaian, pengelasan
dan finishing. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan pada alat dan dilakukan
pengukuran parameter yang digunakan pada penelitian.
Tujuan Penelitian
Merancang, membuat, menguji serta menganalisis nilai ekonomis alat
pengupas kulit tanduk kopi mekanis.
Kegunaan Penelitian
1.

Bagi penulis, yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang
merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


2.

Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai alat penpengupas kulit tanduk kopi
mekanis.

3.

Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan
terutama petani kopi.

Universitas Sumatera Utara